You are on page 1of 15

KURS MATA UANG ASING

Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pajak

Internasional Disusun oleh: Agastya Swastika Adi (02) Daniel Manurung (09) Mardame P P Sormin (21) Muhammad Zaky M (23) Rika Mudya Wulandari (30) Yusuf Nur Febrianto (37)

DIPLOMA III PAJAK

Kurs Mata Uang Asing |2

SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA


KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Kurs Mata Uang Asing. Makalah ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pajak Internasional di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. Melalui pengantar makalah ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Richard Eddy Tampubolon karena telah membimbing dan memotivasi kami dalam mempelajari materi Pajak Internasional. Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan keterbatasan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pengerjaan makalah ini, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Pada akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, juga bagi kami sehingga tujuan yang telah diharapkan dapat tercapai. Tangerang, 6 Maret 2013 Penyusunj

Kurs Mata Uang Asing |3

Kurs Mata Uang Asing Transaksi dengan Mata Uang Asing


1. NILAI TUKAR Nilai tukar atau dikenal pula sebagai kurs dalam keuangan adalah sebuah perjanjian yang dikenal sebagai nilai tukar mata uang terhadap pembayaran saat kini atau di kemudian hari, antara dua mata uang masing-masing negara atau wilayah. Dalam sistem pertukaran dinyatakan oleh yang pernyataan besaran jumlah unit yaitu "mata uang" (atau "harga mata uang" atau "sarian mata uang") yang dapat dibeli dari 1 penggalan "unit mata uang" (disebut pula sebagai "dasar mata uang"). sebagai contoh, dalam penggalan disebutkan bahwa kurs EUR-USD adalah 1,4320 (1,4320 USD per EUR) yang berarti bahwa penggalan mata uang adalah dalam USD dengan penggunaan penggalan nilai dasar tukar mata uang adalah EUR Penentuan kurs valuta asing 1. Kurs tetap Menurut nilai tukar mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lainnya ditetapkan resmi oleh pemerintah. Sistem di mana nilai tukar mata uang domestic ditetapkan pada tingkat tertentu terhadap nilai mata uang asing, yang dibiarkan tetap konstan dan hanya berfluktuasi pada batasan yang lebih sempit. Jika kurs berubah terlalu tajam, maka pemerintah melakukan intervensi untuk mengendalikannya. 2. Kurs bebas Sistem di mana nilai tukar mata uang domestic diambangkan terhadap nilai mata uang asing atau sesuai dengan pergerakan pasar dimana terjadinya kurs valuta berdasarkan pada permintaan dan penawaran mata uang asing. Sistem kurs mengambang secara murni atau clean float atau freely floating system yaitu penentuan kurs valas di bursa valas terjadi

Kurs Mata Uang Asing |4

tanpa campur tangan pemerintah. Kurs yang ditentukan oleh pasar tanpa campur tangan pemerintah. 3. Kurs mengambang terkendali Sistem kurs yang ditentukan oleh mekanisme permintaan dan penawaran namun pemerintah dapat juga mempengaruhi nilai tukar melalui intervensi pasar. kurs penentuan kurs valas yang terjadi karna adanya campur tangan pemerintah yang mempengaruhi permintaan dan penawaran valas melalui berbagai kebijakannya di bidang moneter, fiskal, dan perdagangan luar negeri. 2. Kurs Mata Uang Asing Dalam suatu transaksi internasional tidak dapat dihindari adanya kemungkinan penggunaan mata uang yang berbeda dengan mata uang dasar (base curency) yang dipakai sebagai pengukur transaksi wajib pajak dalam pembukuan. Sesuai dengan pasal 28 ayat (4) UU KUP pengukuran transaksi dalam pembukuan harus dengan menggunakan satuan mata uang Rupiah. Padahal dalam transaksi internasional nilai yang disepakati para pihak bisa jadi menggunakan mata uang asing, misalnya Dollar Amerika Serikat, Euro, Yen dan lain sebagainya. Ketika wajib pajak mengonversi transaksi dengan mata uang asing ini ke mata uang Rupiah, nilai kurs konversi yang digunakan akan mempengaruhi kewajiban pajak yang harus dibayar. Untuk kepentingan pemajakan dikenal beberapa jenis kurs konversi, di antaranya : a. Kurs Bank Indonesia. Bank Indonesia sebagai otoritas moneter mengeluarkan nilai kurs konversi. Kurs konversi yang dikeluarkan oleh BI ada dua yaitu kurs jual dan kurs beli. Dalam praktek dikenal istilah kurs tengah. Kurs tengah adalah rata-rata kurs jual dan kurs beli yang dihitung kurs jual ditambah dengan kurs beli kemudian dibagi dua. Contoh : Kurs Transaksi Bank Indonesia tanggal 29 Juni 2010 adalah sebagai berikut: Kurs beli Rp 8988,00 untuk dolar Amerika Serikat (USD) 1.00 Kurs jual Rp 9078,00 untuk dolar Amerika Serikat (USD) 1.00 Maka kurs tengah bank Indonesia adalah Rp9.033,00 atau (8.988 + 9.078):2
b.

Kurs Menteri Keuangan. Menteri Keuangan sebagai otoritas di bidang keuangan termasuk pajak tiap hari Senin mengeluarkan Kurs Menteri Keuangan yang berlaku selama seminggu. nilai kurs ini sebagai dasar pelunasan bea masuk, pajak pertambahan nilai barang dan jasa dan pajak penjualan atas barang mewah, pajak ekspor, dan pajak penghasilan yang terdiri dari PPh pasal 21, PPh

Kurs Mata Uang Asing |5

pasal 22, PPh pasal 23 , PPh pasal 26 dan PPh Final pasal 4 ayat (2). Contoh: Kurs Pajak yang Berlaku dari 27 Februari 2013 - 5 Maret 2013 berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor Keputusan Menteri Keuangan No. 12/KM.11/2013 tanggal 26 Februari 2013.

Dollar Amerika Serikat ( USD ) , 1 Dolar Australia ( AUD ) , 1 Dolar Canada ( CAD ) , 1 Kroner Denmark ( DKK ) , 1 Dolar Hongkong ( HKD ) , 1 Ringgit Malaysia ( MYR ) , 1 Dolar Selandia Baru ( NZD ) , 1 Kroner Norwegia ( NOK ) , 1 Poundsterling Inggris ( GBP ) , 1 Dolar Singapura ( SGD ) , 1 Kroner Swedia ( SEK ) , 1 Franc Swiss ( CHF ) , 1 Yen Jepang ( JPY ) , 100 Kyat Myanmar ( MMK ) , 1 Rupee India ( INR ) , 1 Dinar Kuwait ( KWD ) , 1 Rupee Pakistan ( PKR ) , 1 Peso Philipina ( PHP ) , 1 Riyad Saudi Arabia ( SAR ) , 1 Rupee Srilanka ( LKR ) , 1 Baht Thailand ( THB ) , 1 Dolar Brunei D. ( BND ) , 1 EURO ( EUR ) , 1 Yuan China ( CNY ) , 1 Won Korea ( KRW ) , 1

9.707,00 9.999,37 9.533,49 1.725,32 1.251,59 3.129,07 8.134,08 1.726,60 14.815,21 7.837,07 1.521,86 10.464,87 10.380,71 11,26 178,95 34.346,47 98,92 238,56 2.588,34 76,28 325,11 7.837,71 12.871,48 1.555,88 8,96

c.

Kurs Realisasi, adalah kurs yang sebenarnya terjadi saat merupiahkan atau membeli mata uang asing. Nilai kurs konversi ini ditentukan dari kesepakatanpara pihak yang bertransaksi ataupun nilai kurs konversi ketika menukarkanmata uang asing di tempattempat penukaran uang (money changer). Contoh : Tn. Amir membeli sebuah komputer di sebuah pusat perbelanjaan. Harga komputer ditentukan penjual yang tercantum adalah dalam mata uang dollar Amerika Serikat, yaitu USD 500.00 dengan keterangan USD 1.00 sama dengan Rp 9.121.

Kurs Mata Uang Asing |6

Karena Tn. Amir tidak membawa mata uang dollar Amerika Serikat, tetapi membawa mata uang rupiah maka Tn. Amir menyepakati nilai kurs konversi yang ditentukan oleh penjual yaitu USD 1.00 sama dengan Rp 9.121. Dalam kasus ini kurs realisasi adalah USD 1.00 sama dengan Rp 9.121, sehingga Tn. Amir harus membayar dengan mata uang Rupiah senilai Rp 4.560.500 atau 500 x 9.121 Contoh : Tn. Amir mempunyai uang tunai dalam mata uang dollar Amerika Serikat sebesar USD 100.00. Pada suatu waktu Tn Amir menukarkan uang tersebut ke dalam mata uang Rupiah di tempat penukaran uang (money changer). Kurs yang ditentukan money changer pada hari itu adalah sebagai berikut : Kurs beli USD 1.00 sama dengan Rp 9.121 Kurs jual USD 1.00 sama dengan Rp 9.213 Dari contoh tersebut maka kurs realisasi ketika Tn Amir menukarkan uang tersebut adalah USD 1.00 sama dengan Rp 9.121, sehingga uang yang diterima Tn Amir adalah Rp 912.100 atau 100 x 9.121

3. Pembukuan Dengan Mata Uang Asing Wajib Pajak tertentu yang tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 196/PMK.03/2007 jo. PER-11/ PI/2010 diizinkan untuk menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata uang Dollar Amerika Serikat. Para Wajib Pajak tertentu tersebut adalah : a. Wajib Pajak dalam rangka Penanaman Modal Asing yang beroperasi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan Penanaman Modal Asing b. Wajib Pajak dalam rangka Kontrak Karya yang beroperasi berdasarkan kontrak dengan Pemerintah Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan perundangundangan pertambangan selain pertambangan minyak dan gas bumi c. Wajib Pajak Kontraktor Kontrak Kerja Sama yang beroperasi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan pertambangan minyak dan gas bumi d. Bentuk Usaha Tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (5) Undang- Undang PPh atau sebagaimana diatur dalam Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) terkait e. Wajib Pajak yang mendaftarkan emisi sahamnya baik sebagian maupun seluruhnya di bursa efek luar negeri f. Kontrak Investasi Kolektif (KIK) yang menerbitkan reksadana dalam denominasi satuan mata uang Dollar Amerika Serikat dan telah memperoleh Surat Pemberitahuan Efektif Pernyataan Pendaftaran dari

Kurs Mata Uang Asing |7

Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga Keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan pasar modal g. Wajib Pajak yang berafiliasi langsung dengan perusahaan induk di luar negeri, yaitu perusahaan anak (subsidiary company) yang dimiliki dan/atau dikuasai oleh perusahaan induk (parent company) di luar negeri yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (4) huruf a dan huruf b Undang-Undang PPh. Sebelum diterbitkannya PMK Nomor: 196/PMK.03/2007, pembayaran PPh Pasal 25 dan Pasal 29 serta PPh Final yang dibayarkan sendiri oleh Wajib Pajak yang telah mendapatkan izin menyelenggarakan pembukuan dalam bahasa Inggris dan mata uang Dollar AS wajib dilakukan dalam perhitungan mata uang Dollar AS. Ketentuan ini disebutkan dalam Keputusan Dirjen Pajak dan Dirjen Anggaran Nomor KEP-306/PJ./1999. Setelah diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 196/PMK.03/2007 tepatnya dalam Pasal 7 ayat (2) Peraturan Menteri Keuangan ini, ditegaskan bahwa pembayaran PPh Pasal 25 dan Pasal 29 serta PPh Final yang dibayar sendiri oleh Wajib Pajak yang memperoleh izin untuk menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan mata uang Dollar AS dapat dilakukan dalam satuan mata uang Rupiah. Pembayaran PPh dalam mata uang Dollar AS ini dilakukan dengan cara mentransfer sejumlah PPh terutang dari bank Wajib Pajak di luar negeri atau bank devisa ke rekening giro kas negara di Bank Indonesia Nomor: 600.500411. Bukti transfer tersebut kemudian disatukan dengan SSP lembar ke-1 untuk arsip Wajib Pajak, sedangkan fotokopi bukti transfer disatukan dengan Surat Setoran Pajak (SSP) lembar ke-3 untuk dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) sesuai dengan ketentuan pelaporan. Penyelenggaraan pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata uang Dollar Amerika Serikat oleh Wajib Pajak harus terlebih dahulu mendapat izin tertulis dari Menteri Keuangan, kecuali bagi Wajib Pajak dalam rangka Kontrak Karya atau Wajib Pajak dalam rangka Kontraktor Kontrak Kerja Sama. Izin tertulis tersebut dapat diperoleh Wajib Pajak dengan mengajukan surat permohonan kepada Kepala Kantor Wilayah, paling lambat 3 (tiga) bulan : a. sebelum tahun buku yang diselenggarakan dengan menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata uang Dollar Amerika Serikat tersebut dimulai b. sejak tanggal pendirian bagi Wajib Pajak baru untuk Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak pertama. Bagi Wajib Pajak yang diizinkan untuk menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata uang Dollar Amerika Serikat, berlaku ketentuan konversi ke satuan mata uang Dollar Amerika Serikat sebagai berikut :

Kurs Mata Uang Asing |8

Pada awal tahun buku : Penyelenggaraan pembukuan dengan menggunakan satuan mata uang dollar Amerika Serikat untuk pertama kali dilakukan dengan bertitik tolak dari Neraca akhir tahun buku sebelumnya (dalam satuan mata uang Rupiah) yang dikonversikan ke satuan mata uang dollar Amerika Serikat dengan menggunakan kurs : a) untuk harga perolehan harta berwujud dan/atau harta tidak berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun menggunakan kurs yang sebenarnya berlaku pada saat perolehan harta tersebut b) untuk akumulasi penyusutan dan/atau amortisasi harta sebagaimana dimaksud pada huruf a) menggunakan kurs yang sebenarnya berlaku pada saat perolehan harta tersebut. c) untuk harta lainnya dan kewajiban menggunakan kurs yang sebenarnya berlaku pada akhir tahun buku sebelumnya, berdasarkan sistem pembukuan yang dianut yang dilakukan secara taat asas d) apabila terjadi revaluasi aktiva tetap, di samping menggunakan nilai historis, atas nilai selisih lebih dikonversi ke dalam satuan mata uang dollar Amerika Serikat dengan menggunakan kurs yang sebenarnya berlaku pada saat dilakukannya revaluasi e) untuk laba ditahan atau sisa kerugian dalam satuan mata uang Rupiah dari tahun-tahun sebelumnya, dikonversi ke dalam satuan mata uang dollar Amerika Serikat dengan menggunakan kurs yang sebenarnya berlaku pada akhir tahun buku sebelumnya, yakni kurs tengah Bank Indonesia, berdasarkan sistem pembukuan yang dianut yang dilakukan secara taat asas f) untuk modal saham dan ekuitas lainnya menggunakan kurs yang sebenarnya berlaku pada saat terjadinya transaksi g) dalam hal terdapat selisih laba atau rugi sebagai akibat konversi dari satuan mata uang Rupiah ke satuan mata uang dollar Amerika Serikat sebagaimana dimaksud pada huruf a), huruf b), huruf c), huruf d), dan huruf e) maka selisih laba atau rugi tersebut dibebankan pada rekening laba ditahan.

Dalam tahun berjalan : a. Untuk transaksi yang dilakukan dengan satuan mata uang dollar Amerika Serikat, pembukuannya dicatat sesuai dengan dokumen transaksi yang bersangkutan b. Untuk transaksi, baik dalam negeri maupun luar negeri, yang menggunakan satuan mata uang selain dollar Amerika Serikat, dikonversikan ke satuan mata uang dollar Amerika Serikat dengan

Kurs Mata Uang Asing |9

menggunakan kurs yang sebenarnya berlaku pada saat terjadinya transaksi, yaitu sebagai berikut : apabila dari dokumen transaksi diketahui kurs yang berlaku, maka kurs yang dipakai adalah kurs yang diketahui dari transaksi tersebut apabila dari dokumen transaksi tidak diketahui kurs yang berlaku, maka kurs yang dipakai adalah kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku, berdasarkan sistem pembukuan yang dianut yang dilakukan secara taat asas. Wajib Pajak yang diizinkan untuk menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata uang dollar Amerika Serikat, wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan beserta lampirannya dalam bahasa Indonesia kecuali lampiran berupa laporan keuangan, dan menggunakan satuan mata uang dollar Amerika Serikat. Dalam hal terdapat bukti pembayaran atau pemotongan/pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 dan Pasal 23 dengan menggunakan satuan mata uang Rupiah yang akan dikreditkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan PPh Wajib Pajak Badan, harus dikonversi ke dalam satuan mata uang dollar Amerika Serikat dengan menggunakan kurs yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan yang berlaku pada tanggal pembayaran atau pemotongan/pemungutan pajak tersebut. 4. Keuntungan atau Kerugian Selisih Kurs Mata Uang Asing Dasar Hukum : 1. UU PPh nomor 7 tahun 1983 sebagaimana beberapa kali diubah terakhir dengan UU nomor 36 tahun 2008 2. PP 94 2010 3. SE-08/PJ.42/2000 4. SE - 11/PJ.42/2000 Wajib Pajak yang pembukuannya menggunakan mata uang rupiah tetapi terdapat transaksi dalam mata uang asing, maka dari transaksi tersebut dapat timbul keuntungan atau kerugian selisih kurs karena terdapat perbedaan kurs antara tanggal pengakuan penghasilan/biaya dengan tanggal diterima/dibayarnya penghasilan atau biaya tersebut. Keuntungan atau kerugian selisih kurs juga dapat timbul dari transaksi utang-piutang. Selisih kurs ini timbul akibat perbedaan kurs antara tanggal pencatatan hutang atau piutang dengan kurs tanggal neraca atau tanggal akhir periode akuntansi. Perbedaan juga timbul akibat selisih kurs mata uang asing pada tanggal neraca dengan tanggal pelunasan.

Kurs Mata Uang Asing |10

Dalam perhitungan pajak selisih kurs terjadi karena perbedaan pengakuan nilai kurs, yaitu : 1. Pada saat terjadi transaksi penjualan barang atau penyerahan jasa, digunakan Nilai Kurs berdasarkan Nilai Kurs yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan yang ditetapkan secara berkala. 2. Pada saat Mata Uang Asing hasil transaksi penjualan barang atau penyerahan jasa ditukar dengan Mata Uang Rupiah digunakan Nilai Kurs Realiasi. 3. Selisih kurs terjadi karena Nilai Kurs saat terjadi transaksi pada penjualan barang atau penyerahan jasa berbeda dengan Nilai Kurs saat penukaran mata Uang Asing menjadi Rupiah. Selisih Kurs Dalam Undang-undang PPh Berdasarkan pasal 4 ayat 1 huruf l UU PPh keuntungan selisih kurs mata uang asing merupakan objek PPh. Keuntungan yang diperoleh karena fluktuasi kurs mata uang asing diakui berdasarkan sistem pembukuan yang dianut dan dilakukan secara taat asas sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 10 tentang Transaksi Dalam Mata Uang Asing menyatakan selisih kurs timbul apabila terdapat perubahan kurs antara tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian (settlement date) pos moneter yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing. Di sisi lain, kerugian selisih kurs yang dialami oleh Wajib Pajak dapat dikurangkan dalam menghitung penghasilan kena pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri .Hal ini ditegaskan dalam Pasal 6 ayat (1) huruf e Undangundang PPh. Pada memori penjelasannya ditegaskan bahwa Kerugian karena fluktuasi kurs mata uang asing diakui berdasarkan sistem pembukuan yang dianut dan dilakukan secara taat asas sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia. Dari Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 6 ayat (1) Undang-undang PPh dapat disimpulkan bahwa sebenarnya keuntungan atau kerugian selisih kurs pada dasarnya merupakan objek pajak dan dapat dikurangkan dengan pengakuannya berdasarkan pembukuan yang dianut oleh Wajib Pajak dan dilakukan secara taat asas sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. Apabila Wajib Pajak menggunakan sistem pembukuan berdasarkan :

Kurs Mata Uang Asing |11

1)Kurs tetap, pembebanan selisih kurs dilakukan pada saat terjadinya realisasi perkiraan mata uang asing tersebut. 2)Kurs tengah Bank Indonesia atau kurs yang sebenarnya berlaku pada akhir tahun, pembebanannya dilakukan pada setiap akhir tahun berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia atau kurs yang sebenarnya berlaku pada akhir tahun. Kerugian yang terjadi karena selisih kurs, dapat diakui sebagai pengurang penghasilan sepanjang Wajib Pajak tersebut mempunyai sistem pembukuan yang diselenggarakan secara taat asas, sesuai dengan bukti dan keadaan yang sebenarnya, dan dalam rangka kegiatan usahanya atau berkaitan dengan usahanya. Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2010 memperjelas perlakuan PPh atas keuntungan atau kerugian selisih kurs ini, terutama dalam hal selisih kurs yang terkait dengan penghasilan yang dikenakan PPh Final dan penghasilan yang bukan objek pajak. Pasal 9 ayat (1) menegaskan kembali prinsip umum sebagaimana sudah dinyatakan dalam Undang-undang PPh, yaitu bahwa keuntungan atau kerugian selisih kurs mata uang asing diakui sebagai penghasilan atau biaya berdasarkan sistem pembukuan yang dianut dan dilakukan secara taat asas sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia. Pasal 9 ayat (2) menegaskan bahwa keuntungan atau kerugian selisih kurs yang terkait langsung dengan kegiatan usaha Wajib Pajak yang dikenakan PPh final atau yang bukan objek pajak, tidak diakui sebagai penghasilan atau biaya. Contoh: PT A bergerak di bidang penyewaan apartemen. Sesuai dengan kontrak, sewa apartemen tiap bulan adalah sebesar US$1,000 dan diterbitkan invoice setiap tanggal 1. Pada tanggal 1 September 2010 PT A menerbitkan invoice sebesar US$ 1,000 kepada penyewa. Pada tanggal tersebut, kurs yang berlaku adalah Rp9.000,00 per 1 US$. Pada tanggal 1 September 2010 tersebut PT A mengakui penghasilan atas sewa apartemen sebesar Rp9.000.000,00 (US$ 1,000 x Rp9.000,00). Pada tanggal 15 September 2010 penyewa membayar sewa apartemen. Pada tanggal tersebut, kurs yang berlaku adalah Rp8.700,00 per 1 US$, sehingga nilai sewa yang dibayar adalah sebesar Rp8.700.000,00 (US$ 1,000 x Rp8.700,00).

Kurs Mata Uang Asing |12

Atas perbedaan waktu antara tanggal penerbitan invoice dan tanggal pembayaran timbul kerugian selisih kurs bagi PT A sebesar Rp300.000,00 ((Rp9.000,00 Rp8.700,00) x US$ 1,000)). Atas kerugian selisih kurs tersebut tidak diakui sebagai biaya bagi PT A karena berasal dari penyewaan apartemen yang telah dikenai Pajak Penghasilan bersifat final. Sementara itu, keuntungan atau kerugian selisih kurs yang tidak berkaitan langsung dengan usaha Wajib Pajak yang dikenakan PPh final atau yang bukan objek pajak, diakui sebagai penghasilan atau biaya sepanjang biaya tersebut dipergunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan.

Contoh: PT A yang bergerak di bidang penyewaan apartemen, pada bulan September 2010 mendapatkan pinjaman sebesar US$ 10,000,000 yang digunakan masing-masing sebesar US$ 9,000,000 untuk membangun apartemen, dan sebesar US$ 1,000,000 untuk membeli alat transportasi yang akan dipergunakan untuk usaha jasa angkutan. Atas keuntungan atau kerugian selisih kurs mata uang asing yang berasal dari pinjaman sebesar US$ 1,000,000 tersebut dapat diakui sebagai penghasilan atau biaya karena: * tidak berkaitan langsung dengan usaha PT A di bidang penyewaan apartemen yang atas penghasilannya dikenai PPh final; dan * merupakan pengeluaran untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan lainnya berupa usaha jasa angkutan yang dikenai tarif umum Pasal 17 UU PPh. Contoh PT ABC sebuah melakukan ekspor sejumlah garmen ke XYZ Inc sebuah perusahaan yang berkedudukan di Amerika senilai USD 100,000.00 tanggal 11 Mei 2010 saat nilai kurs transaksi USD1.00 sama dengan Rp 9.073. Pelunasan pembayaran baru diterima PT ABC tanggal 3 Juni 2010 saat nilai kurs transaksi USD1.00 sama dengan Rp 9.190. Penghitungan keuntungan (kerugian) selisih kurs sebagai berikut :

Kurs Mata Uang Asing |13

3 Juni 2010 (tanggal penyelesaian) 919.000.000 11 Mei 2010 (tanggal transaksi) 907.300.000 Keuntungan selisih kurs

100,000 100,000

x x

9.190 9.073

= =

Rp Rp

= Rp 11.700.000

PSAK juga menyatakan bahwa pada setiap tanggal neraca pos aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dilaporkan ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tanggal neraca. Apabila terdapat kesulitan dalam menentukan kurs tanggal neraca, maka dapat digunakan kurs tengah Bank Indonesia sebagai indikator yang obyektif. Dalam prakteknya akuntan publik akan menggunakan kurs tengah BI karena lebih objektif dan dapat memberikan nilai komparabilitas dalam laporan keuangan.

Contoh: PT ABC sebuah melakukan ekspor sejumlah garmen ke XYZ Inc sebuah perusahaan yang berkedudukan di Amerika senilai USD 100,000.00 tanggal 23 Desember 2009 saat nilai kurs transaksi USD1.00 sama dengan Rp 9.505,00. Pelunasan pembayaran baru diterima PT ABC tanggal 5 Januari 2010 saat nilai kurs transaksi USD1.00 sama dengan Rp 9.308,00. Diketahui Kurs Bank Indonesia pada tanggal 31 Desember 2009 sebagai berikut: Kurs beli Rp 9.447,00 untuk dolar Amerika Serikat (USD) 1.00 Kurs jual Rp 9.353,00 untuk dolar Amerika Serikat (USD) 1.00

Dalam kasus ini pada tanggal neraca yaitu 31 Desember 2009 nilai piutang PT ABC atas penjualan ekspor dalam mata uang asing dilaporkan ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tengah bank Indonesia. Kurs tengah BI pada tanggal 31 Desember 2009 sebesar 9.400,00 yaitu (9.447,00 + 9.353,00) : 2. Dengan demikian pada tanggal 31 Desember 2009 akan diakui keuntungan (kerugian) selisih kurs mata uang asing dengan penghitungan sebagai berikut : 31 Desember 2009 (tanggal neraca) 100,000 x 9.400 = Rp 940.000.000

Kurs Mata Uang Asing |14

23 Desember 2009 (tanggal transaksi) 100,000 x 9.505 = Rp 950.500.000 Kerugian selisih kurs = (Rp 10.500.000) Kerugian ini menjadi beban/pengurang penghasilan dalam penghitungan PPh tahun 2009. Pada tanggal 5 Januari 2010 saat pelunasan akan diakui keuntungan (kerugian) selisih kurs mata uang asing dengan penghitungan sebagai berikut: 5 Januari 2010 (tanggal penyelesaian) 100,000 x 9.308 = Rp 930.800.000 31 Desember 2009 (tanggal neraca) 100,000 x 9.400 = Rp 940.000.000 Kerugian selisih kurs = (Rp 9.200.000) Kerugian ini menjadi beban/pengurang penghasilan dalam penghitungan PPh tahun 2010. 5. Perlakuan Pajak Penghasilan atas Laba/Rugi Selisih Kurs atas Perkiraan Hutang kepada Kantor Pusat bagi BUT Berdasarkan SE 08/PJ.42/2000 ditegaskan bahwa keuntungan/kerugian selisih kurs mata uang asing yang terjadi akibat fluktuasi nilai Rupiah pada perkiraan hutang kepada kantor pusat suatu Bentuk Usaha Tetap tidak diperbolehkan untuk dibebankan sebagai biaya/diakui sebagai penghasilan bagi Bentuk Usaha Tetap yang bersangkutan. Dan ditegaskan lebih lanjut bahwa atas keuntungan/kerugian selisih kurs mata uang asing yang terjadi akibat fluktuasi nilai Rupiah pada perkiraan utang kepada kantor pusat suatu Bentuk Usaha Tetap yang bergerak di bidang usaha perbankan tetap berlaku ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat (1) huruf l dan Pasal 6 ayat (1) huruf e Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 10

Kurs Mata Uang Asing |15

Tahun 1994. Perlakuan Pajak Penghasilan tersebut berlaku baik atas bunga maupun pokok pinjaman. Kemudian berdasarkan SE - 11/PJ.42/2000 ditegaskan lebih lanjut bahwa atas keuntungan/kerugian selisih kurs mata uang asing yang terjadi akibat fluktuasi nilai Rupiah pada perkiraan utang kepada kantor pusat suatu Bentuk Usaha Tetap yang bergerak di bidang usaha perbankan tetap berlaku ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat (1) huruf l dan Pasal 6 ayat (1) huruf e Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 199 yaitu bahwa hal tersebut tetap dianggap sebagai objek pajak. Perlakuan Pajak Penghasilan tersebut berlaku baik atas bunga maupun pokok pinjaman.

You might also like