You are on page 1of 52

KLAIM KONSTRUKSI PENGENALAN, TEKNIK & KIAT MEMANFAATKAN PELUANG KLAIM

oleh : Ir. H. Nazarkhan Yasin

1.

PENGANTAR Di negara-negara Barat dimana industri jasa konstruksi sudah berkembang dengan pesat dan menggunakan teknologi yang serba canggih, masalah klaim sudah lama dikenal dan sudah merupakan suatu masalah biasa yang terjadi antara pengguna jasa dan penyedia jasa. Para penyedia jasa di negara-negara tersebut bersaing sangat ketat satu sama lain dalam usaha memenangkan tender untuk mendapatkan suatu pekerjaan. Hampir semua penyedia jasa menguasai teknologi dan seluk beluk jasa konstruksi sehingga perbedaan harga penawaran pada waktu tender tidak lagi karena perbedaan harga suatu pekerjaan tetapi karena persaingan dalam efisiensi mengerjakan pekerjaan tersebut. Dengan kata lain, perusahaan jasa konstruksi yang paling efisienlah yang dapat menekan harga suatu pekerjaan sehingga menjadi murah yang memungkinkannya memenangkan tender, bukan karena perbedaan mutu pekerjaan itu sendiri. Akhir-akhir ini persaingan harga karena efisiensi inipun sudah semakin ketat sehingga harga penawaran yang masuk hampir-hampir sama nilainya. Oleh karena itu beberapa perusahaan jasa konstruksi mencari keuntungan bukan dari efisiensi tapi dari kejeliannya melihat peluang klaim yang besar pada waktu tender. Setelah dia yakin bahwa peluang klaim tersebut cukup besar memberikan keuntungan maka harga penawarannya pada waktu tender ditekan sehingga jauh dibawah penawaran lain, sehingga dia menang. Setelah menang tender dia menyusun struktur klaim yang memang sudah direncanakan. Di Perancis ada 2 perusahaan besar yang demikian jelinya menyusun klaim, sampaisampai dijuliki Claim Artist. Salah satu perusahaan tersebut memenangkan tender pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air di Indonesia dengan harga yang jauh di bawah perusahaan lain.
1 Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

Kabarnya klaim yang diajukan dan diterima nilainya setelah ditambah dengan nilai kontraknya lebih tinggi dari nilai Penawar lain yang kalah. Bagaimana masalah klaim di Indonesia ? Orang Indonesia terlanjur banyak yang mengartikan klaim sebagai suatu tuntutan. Oleh karena itu klaim menjadi sesuatu yang tabu. Banyak pengguna jasa (Pemerintah) yang kurang senang apabila penyedia jasa mengajukan klaim. Tidak jarang terjadi penyedia jasa tersebut pada kesempatan berikut tidak disertakan lagi dalam tender karena sering mengajukan klaim. Inilah sebabnya di Indonesia sampai ditahun-tahun delapan puluhan sampai awal tahun sembilan puluhan penyedia jasa takut mengajukan klaim. Padahal sebagaimana akan kita lihat dalam uraian selanjutnya arti sesungguhnya dari klaim tak lebih dari suatu permintaan. Dalam uraian selanjutnya akan kita bahas pertama-tama mengenai perkembangan klaim di tanah air kita, kemudian dilanjutkan dengan cara pengelolaan klaim, pengertian klaim, kategori klaim dan sebab-sebab timbulnya klaim. Juga akan diuraikan cara-cara menyelesaikan sengketa konstruksi melalui arbitrase.
2.

PERKEMBANGAN KLAIM DI INDONESIA Berbicara mengenai perkembangan klaim di Indonesia, kita perlu menengok secara singkat perkembangan industri jasa konstruksi itu sendiri . Sejak kita merdeka, perkembangan jasa konstruksi dapat kita bagi dalam 5 periode, yaitu : 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 Periode 1945 - 1950 Periode 1951 - 1959 Periode 1960 - 1966 Periode 1967 - 1996 Periode 1997 - 2002

Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

2.1 Periode 1945 - 1950 Dalam periode ini yang merupakan periode awal kemerdekaan, industri jasa konstruksi belum lahir. Indonesia di sibukkan dengan pergolakan fisik melawan Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia. Pelbagai hasil perundingan yang dicapai seperti Linggarjati, Renville, Rum-Royen tidak membuahkan hasil yang diharapkan. Barulah setelah Konferensi Meja Bundar (KMB) Indonesia bebas dari gangguan pihak Belanda. Praktis pada periode ini Indonesia belum ada pembangunan. 2.2 Periode 1951 - 1959 Dalam periode inipun Indonesia praktis belum mulai membangun karena sistim ketatanegaraan yang dipakai menyebabkan pemerintahan tidak pernah stabil (Kabinet berganti-ganti dalam hitungan bulan) disamping adanya gangguan dari golongan separatis seperti DI, TII, PRRI, Permesta. Pemerintah belum mempunyai rencana pembangunan yang definitif. 2.3 Periode 1960 - 1966 Dalam periode ini sistim ketatanegaraan Indonesia melalui Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959 kembali ke UUD 1945. Presiden Soekarno mulai melakukan pembangunan yang dikomandoi sendiri. Dicatat beberapa pembangunan Hotel megah (Indonesia, Samudera Beach, Ambarukmo, Bali Beach), Jembatan Semanggi, Wisma Nusantara, Gelora Bung Karno, Proyek Ganefo (sekarang Komplek MPR/DPR). Sayangnya proyek-proyek tersebut tidak banyak bermanfaat untuk rakyat banyak kecuali Bendungan Jatiluhur, Karangkates, Asahan. Industri Jasa Konstruksi mulai bangkit namun terbatas pada perusahaan-perusahaan Belanda yang di nasionalisasikan. Persaingan belum ada karena Proyek langsung ditunjuk Presiden. Klaim konstruksi tidak pernah ada. Sektor swasta baru mulai satu dua perusahaan.

Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

2.4 Periode 1967 - 1996 Dalam periode ini Indonesia untuk pertama kali Pemerintah mempunyai program pembangunan yang terarah dan berkesinambungan yang dikenal dengan istilah Repelita (Rencana Pembangunan Lima Tahun) dimulai tahun 1969. REPELITA I REPELITA II REPELITA IV REPELITA V : 1969 - 1974 : 1974 - 1979 : 1984 - 1989 : 1989 - 1994

REPELITA IIII : 1979 - 1984

Dapat dikatakan dalam periode inilah mulai tumbuh industri jasa konstruksi secara definitif. Perusahan-perusahan Belanda yang diambil alih pada tahun 1959 dan berstatus Perusahaan Negara (PN) diubah statusnya menjadi Persero. Pekerjaan tidak lagi dibagi tapi ditenderkan. Mulailah persaingan antar BUMN. Kemudian swastapun mulai bangkit, termasuk swasta asing. Proyek-proyek banyak yang menggunakan dana dari luar negeri. Teknologi sudah semakin maju. Jenis kontrak beragam namun klaim konstruksi masih jarang terjadi, baru dari pihak swasta asing. 2.5 Periode 1997 2002. Dalam periode ini industri jasa konstruksi benar-benar lumpuh. Akibat krisis moneter pertengahan 1997 banyak proyek terbengkalai. Pengguna jasa tak mampu membayar penyedia jasa. Klaim-klaim konstruksi mendadak banyak bermunculan terutama karena penyedia jasa tidak dibayar. Industri jasa konstruksi yang telah tumbuh dan berkembang demikian pesatnya selama kurun waktu 32 tahun berhenti secara mendadak. Banyak penyedia jasa yang ambruk/bangkrut. PHK terjadi dimana-mana.

Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

Ditengah-tengah kelumpuhan industri jasa konstruksi, Pemerintah membuat Undang-Undang No. 18/1999 tentang jasa konstruksi beserta 3 peraturan pelaksanaannya ; PP No. 28/ 2000, PP No. 29/ 2000 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa. Ini suatu ironi. Dahulu selama 32 tahun industri jasa konstruksi berkembang tanpa ada peraturan-peraturan yang baku. Sekarang pada saat industri jasa konstruksi berhenti justru dibuat peraturan perundangan sebagai rujukan. Dari uraian tersebut diatas dapatlah disimpulkan bahwa walaupun industri jasa konstruksi di Indonesia telah berkembang selama + 32 tahun klaim konstruksi baru mulai muncul beberapa tahun terakhir (awal tahun 1997).
3.

PEMBAHASAN KLAIM KONSTRUKSI


3.1

Umum. 3.1.1 Klaim konstruksi dapat terjadi antar para pihak yang berkontrak. Tegasnya klaim mungkin saja datang dari pihak penyedia jasa kepada pengguna jasa atau sebaliknya. Jadi tidak benar bila klaim hanya datang dari pihak pengguna jasa atau sebaliknya hanya pengguna jasa yang boleh mengajukan klaim. 3.1.2 Disamping itu klaim dapat juga terjadi dari pihak lain diluar kontrak seperti konsultan pengawas/perencana, para sub penyedia jasa terhadap pengguna jasa atau penyedia jasa. 3.1.3 Arti klaim sesungguhnya adalah permintaan/permohonan mengenai biaya, waktu dan atau kompensasi pelaksanaan diluar ketentuan tercantum dalam kontrak konstruksi. Jadi adalah suatu kekeliruan/salah pengertian yang menganggap klaim adalah suatu tuntutan. Memang benar klaim adakalanya berakhir dengan suatu tuntutan baik melalui

Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

suatu badan peradilan atau lembaga arbitrase apabila permintaan tersebut tidak dikabulkan atau tidak dilayani. 3.1.4 Pengajuan klaim dapat dilakukan dengan berbagai cara dan yang paling sederhana berupa permintaan lisan sampai dengan permintaan yang disusun secara tertulis lengkap dengan data pendukungnya. 3.1.5 Para pihak didalam suatu kontrak konstruksi lebih menyukai pemecahan secara damai tanpa melalui badan peradilan. Mereka menginginkan terdapat keputusan yang cepat, karena penyelesaian melalui pengadilan disamping memakan waktu dan biaya, permasalahannya semakin terbuka untuk umum. Penyelesaian melalui arbitrase lebih disukai karena disamping waktu lebih pendek, para arbiter dapat dipilih yang profesional dan keputusannya adalah final dan mengikat para pihak. Upaya hukum dalam bentuk apapun bila telah keluar keputusan arbitrase tidak diperkenankan (berbeda dengan pengadilan yang memungkinkan banding, kasasi atau peninjauan kembali). 3.1.6 KLAIM-KLAIM Dalam konteks suatu kontrak konstruksi, kedua belah pihak dapat mengajukan klaim satu sama lain. 1. Penyedia jasa boleh mengajukan tambahan waktu

pelaksanaan atau tambahan kompensasi dari pengguna jasa, atau beberapa konsesi seperti pengurangan dari persyaratan teknis atau spesifikasi bahan. 2. Pengguna jasa boleh klaim pembebasan dalam pengertian pengurangan nilai kontrak dan atau percepatan atau penundaan dari pelaksanaan penyedia jasa.

Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

Tentu saja, banyak pihak lain baik secara terikat kontrak atau lainnya boleh mengajukan klaim satu sama lain baik kepada pengguna jasa atau penyedia jasa, termasuk para sub-penyedia jasa konstruksi perencana atau konsultan hukum. Pembicaraan kita dititik beratkan pada klaim-klaim yang paling biasa selama masa pelaksanaan - dari penyedia jasa kepada pengguna jasa atau sebaliknya. Prinsip-prinsip yang sama dari pembelaan atau pengajuan klaim yang disajikan disini juga digunakan pada mayoritas dari keadaan klaim-klaim lainnya. Klaim tidak lebih dari suatu permintaan atau pemohonan mengenai biaya, waktu atau kompensasi pelaksanaan atas sesuatu yang telah diberikan atau dimaksud dari salah satu pihak dalam kontrak kepada pihak lain. Klaim-klaim dapat disajikan dalam setiap macam bentuk, mulai dari yang tidak resmi atau bahkan permintaan lisan sampai kepada paket dokumen klaim yang disusun secara rapi. Kesalahan konsep yang biasa terjadi adalah klaim itu secara alamiah adalah berupa tuntutan hukum dengan pengertian salah satu pihak menggugat pihak lain atas suatu kerusakan dalam rasa hukum. Sebetulnya bukan ini kasusnya. Walaupun beberapa klaim memburuk sampai suatu titik dimana permintaan membutuhkan tindakan hukum atau arbitrase, kebanyakan diselesaikan jauh sebelum hal ini terjadi. Kebanyakan mayoritas klaim yang diprakarsai oleh pengguna/ penyedia jJasa diselesaikan melalui perundingan mematuhi ketentuan-ketentuan atau pendekatan yang disetujui bersama mengenai waktu dan biaya pelaksanaan antara pengguna jasa dan penyedia jasa. Dalam wilayah hukum dan ancaman hukum, kebanyakan pengguna jasa dan penyedia jasa menyadari penyelesaian tanpa melalui jalur hukum

Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

sangat lebih dikehendaki. Kedua belah pihak biasanya menderita jika klaim berlangsung atau dialihkan kedalam tuntutan hukum. Tujuan setiap orang yang bersangkutan haruslah mengerti situasi klaim secepatnya dan menyelesaikannya selekas mungkin. Bagi para pengguna jasa tuntutannya mungkin lebih sederhana : Apakah anda lebih suka mendapatkan penyelesaian proyek atau memaksakan klaim lewat pengadilan ?. Kebanyakan para pengguna jasa yang baik akan memilih yang tersebut pertama. (Gilbreath, 1992) 3.2. Kategori Klaim.

Sebagaimana telah disinggung dalam butir 3.1, klaim dapat terjadi dari pengguna jasa terhadap penyedia jasa atau sebaliknya. Berdasarkan hal ini klaim dapat dikategorikan dalam 2 hal yaitu : 3.2.1 Dari pengguna jasa terhadap penyedia jasa berupa : a. Pengurangan nilai kontrak b. Percepatan waktu penyelesaian pekerjaan c. Kompensasi atas kelalaian penyedia jasa 3.2.2 Dari penyedia jasa terhadap pengguna jasa berupa : a. Tambahan waktu pelaksanaan pekerjaan b. Tambahan kompensasi c. Tambahan konsesi atas pengurangan spesifikasi teknis atau bahan. 3.3 Sebab-sebab timbulnya Klaim. Sesungguhnya dalam industri jasa konstruksi, klaim adalah suatu hal yang sangat wajar terjadi. Di negara Barat yang industri jasa konstruksinya sudah berkembang dan para pelaku industri jasa

Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

konstruksi menyadari betul arti sebuah klaim, maka hal ini menjadi biasa. Sebagai ilustrasi, sewaktu bertugas di Saudi Arabia terasa asing dikuping sewaktu pengguna jasa menanyakan : Do you have any claim to us ? Di Indonesia hampir tak pernah ada pengguna jasa yang bertanya seperti kejadian di Saudi Arabia tersebut. Hal ini tak lain karena salah pengertian mengenai arti sesungguhnya dari klaim sehingga dianggap sesuatu yang tabu. Jadi sebagaimana dengan perubahan pekerjaan, klaim dapat berasal dari mana saja. Walaupun ada beberapa sebab timbulnya klaim, tetapi hampir semuanya memiliki dasar dalam tindakan atau pengurangan dari salah satu pihak dalam kontrak namun dapat juga yang kurang sering terjadi seperti sebab-sebab dari pihak ketiga, tindakan/keinginan Tuhan atau hal lain yang menyebabkan pihak yang mengajukan klaim pihak yang mengajukan klaim menderita rugi. Dalam pelatihan ini kita batasi sebab-sebab timbulnya klaim antara para pihak dalam suatu kontrak konstruksi yaitu antara pengguna jasa dan penyedia jasa. 3.3.1 Dari pihak pengguna jasa a. Pekerjaan yang dilaksanakan penyedia jasa cacat atau kurang sempurna. b. Penyedia jasa terlambat menyelesaikan pekerjaan sesuai kontrak c. Pemutusan kontrak 3.3.2 Dari pihak penyedia jasa a. Kelambatan atau cacat informasi yang harus diserahkan pengguna jasa seperti gambar-gambar atau spesifikasi.

Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

b. Kelambatan atau cacat dari bahan atau peralatan yang harus disediakan pengguna jasa. c. Perubahan ketentuan-ketentuan, gambar-gambar atau spesifikasi teknis. d. Perubahan atau diketahui e. Reaksi dari pengaruh pekerjaan yang berturutan. f. Larangan proyek. g. Kontrak yang kurang jelas/perbedaan penafsiran. SEBAB-SEBAB TERJADI KLAIM Sebagaimana halnya dengan perubahan-perubahan pekerjaan, klaimklaim berasal dari mana saja. Ada banyak sebab-sebab klaim, tetapi hampir seluruhnya mempunyai dasar dengan dugaan bahwa tindakantindakan, pengurangan-pengurangan, oleh salah satu pihak dalam kontrak atau yang kurang sering terjadi oleh pihak ketiga, tindakantindakan Tuhan atau lainnya menyebabkan pihak yang mengajukan klaim menderita kerugian. Dalam suatu lingkungan proyek konstruksi yang sangat kompleks memberikan tekanan waktu dan biaya pada semua pihak dan menyadari banyak sekali hubungan, tanggung jawab, kewajiban dan saling ketergantungan sehingga mudah terlihat mengapa klaim-klaim adalah sama biasanya dengan menggambarkan suatu pemandangan konstruksi seperti beton dan penulangannya. Pertama-tama mari kita bahas kasus di mana pengguna jasa melakukan klaim kepada penyedia jasa, karena hal ini sangat kurang biasa dibandingkan situasi klaim yang di bicarakan sebelumnya. Biasanya pengguna jasa mengajukan klaim-klaim terhadap para penyedia jasanya (dan dalam hal tersebut biro teknik atau konsultan lain) salah satu atau lebih sebab-sebab berikut : metode kerja tertentu termasuk kelambatan atau percepatan dari pelaksanaan keadaan lapangan yang tidak

10

Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

1. Pekerjaan yang cacat. Para pengguna jasa yang tidak puas dengan apa yang dihasilkan penyedia jasa dapat mengajukan klaim atas kerugian termasuk biaya perubahan, penggantian atau pembongkaran pekerjaan yang cacat. Dalam banyak kejadian pekerjaan tidak sesuai spesifikasi tersebut dalam kontrak atau hal lain yang tidak cocok dengan maksud yang di tetapkan. Kadang-kadang barang-barang atau jasa yang diminta tidak sesuai garansi/jaminan dari penyedia jasa atau pemasoknya.
2.

Kelambatan yang disebabkan penyedia jasa. Jika penyedia jasa telah berjanji untuk melaksanakan pekerjaan tersebut dalam kontrak secara keselurqhan atau sebagian, dalam waktu yang telah di tetapk!n, pengguna jasa dapat mengajukan klaim atas kerugian bila kelambatan tersebut di sebabkan penyedia jasa atau dalam kejadia. lain, bahkan jika kelambatan tersebut di luar kendAli dari penyedia jasa. Jenis-jenis klaim kerugian dalam hal ini adalah kehilangan penggunaan dari fasilitas tersebut, pengaruh reaksi pada penyedia jasa lain dan kenaikan biaya dari pekerjaan lain yang terlambat.

3. Sebagai pembelaan klaim. Para pengguna jasa yang menghadapi klaim-klaim para penyedia jasa dapat membalas dengan klaim tandingan. Klaim tandingan ini biasanya menyerang atau berusaha memojokkan/mendiskreditkan unsur-unsur asli dari klaim penyedia jasa dengan membuka halhal yang tumpang tindih atau perangkapan kerugian biaya, atau menyebutkan perubahan-perubahan atau pasal-pasal klaim dalam

11

Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

kontrak yang melarang atau modifikasi dari tindakan-tindakan penyedia jasa dalam hal terjadi sengketa umpamanya. Klaim jenis lain, walaupun jarang terjadi, timbul karena pemutusan kontrak. Hal ini biasanya terjadi bila penyedia jasa gagal menyelesaikan pekerjaan atau karena suatu sebab meninggalkan lapangan pekerjaan. Dalam hal ini biasanya pengguna jasa meminta konpensasi untuk kenaikan biaya di luar yang telah di bayarkan kepada penyedia jasa untuk menyelesaikan pekerjaan dengan cara lain. Para penyedia jasa juga mengajukan klaim kerugian bila merasa mereka secara tidak sah di keluarkan dari proyek atau hal lain yang menghalangi mereka untuk menyelesaikan pekerjaan. Kedua situasi ini muncul bila kontrak secara nyata telah di putuskan salah satu pihak. Titik berat pembicaraan tidak akan sampai pada contoh yang ekstrim ini karena perhatian dipusatkan pada situasisituasi klaim yang lebih biasa terjadi yaitu yang muncul selama masa pelaksanaan pekerjaan dan bila kelanjutan pelaksanaan kewajiban-kewajiban kontrak oleh kedua belah pihak di pikirkan. Dalam hal ini, kebanyakan klaim yang di temukan dalam proyek konstruksi datang dari penyedia jasa terhadap pengguna jasa karena satu dan lain sebab kasus-kasusnya serupa bila tidak sama, seperti perubahan-perubahan tidak resmi yang dapat di ringkas sebagai berikut :
1.

Kelambatan atau cacat informasi dari pengguna jasa, biasanya dalam bentuk gambar-gambar atau spesifikasi teknis. Kelambatan atau cacat dari bahan-bahan atau peralatan yang di serahkan pengguna jasa

2.

12

Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

3. Perubahan-perubahan spesifikasi.

permintaan,

gambar-gambar

atau

4. Perubahan kondisi lapangan atau kondisi lapangan yang tidak di ketahui 5. Pengaruh reaksi dari pekerjaan yang bersamaan
6.

Larangan-larangan metoda kerja tertentu termasuk kelambatan atau percepatan pelaksanaan pekerjaan penyedia jasa.

7. Kontrak yang memiliki arti mendua atau perbedaan penafsiran. Dalam setiap situasi ini, penyedia jasa akan klaim bahwa sesuatu telah terjadi (atau gagal terjadi), yang menyebabkan tambahan biaya atau penambahan waktu di luar yang tersebut dalam kontrak, atau yang dapat secara wajar di harapkan pada waktu penawaran atau penanda tanganan kontrak (Gilbreath, 1992): 3.4. Unsur-Unsur Klaim Konstruksi. Klaim-klaim konstruksi yang biasa muncul dan paling sering terjadi adalah mengenai waktu dan biaya sebagai akibat perubahan pekerjaan. Bila pekerjaan di ubah ketakanlah volume pekerjaan bertambah atau sifat dan jenisnya berubah maka tidak terlalu sulit untuk menghitung berapa tambahan biaya yang di minta penyedia jasa beserta tambahan waktu. Namun terkadang penyedia jasa, di samping klaim yang di sebutkan tadi juga klaim sebagai dampak terhadap pekerjaan yang tidak berubah. Menghitung klaim biaya untuk hal ini tidaklah mudah. Hal ini dapat di terangkan sebagai berikut : suatu pekerjaan yang tidak di rubah terpaksa (karena alasan teknis pelaksanaannya) di tunda pelaksanaannya karena ada pekerjaan lain yang berubah. Pekerjaan yang tidak berubah tadi seharusnya di kerjakan pada musim kemarau. Oleh karena terjadi penundaan maka pekerjaan ini terpaksa di laksanakan dalam musin hujan yang mengakibatkan menurunnya produktivitas dan

13

Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

perlu tambahan biaya untuk melindungi pekerjaan tersebut dari pengaruh cuaca (hujan). Belum lagi kemungkinan terjadi kenaikan upah buruh karena musim hujan tambahan tenaga pengamanan, biaya administrasi dan overhead.

UNSUR-UNSUR KLAIM KONSTRUKSI. Jika suatu keadaan rangsangan klaim yang telah di terangkan sebelumnya terjadi, penyedia jasa segera memberitahukan pengguna jasa mengenai hal itu dan pengaruh dari masing-masing. Bila pemberitahuan ini di lakukan dengan menekankan klaim, kebanyakan para penyedia jasa meminta tambahan waktu dan/atau konpensasi untuk (1) kenaikan biaya untuk melaksanakan perubahan pekerjaan dan (2) dampak biaya pada pekerjaan yang tidak berubah. Dalam banyak kasus di mana situasi klaim yang bonafide telah terjadi, penyedia jasa telah menderita beberapa kenaikan biaya-biaya (dalam arti waktu, biaya atau keduanya dalam masing-masing kategori). Pengguna jasa boleh menerima atau menolak biaya-biaya langsung untuk melaksanakan pekerjaan yang di rubah. Akan tetapi, dampak biaya biaya pada pekerjaan yang tidak di rubah tidak mudah untuk di tentukan atau di hitung biayanya. Mari kita bicarakan dulu biayabiaya untuk melaksanakan perubahan pekerjaan. Beberapa biaya yang paling biasa terjadi adalah : kenaikan upah tenaga kerja/tambahan atau upah lebih tinggi tambahan material dan peralatan yang di perlukan tambahan pengawasan, administrasi dan overhead kenaikan waktu yang perlu untuk pelaksanaan membuka/mengerjakan kembali pekerjaan penurunan produktivitas atau efisiensi pengaruh cuaca catatan mengenai hambatan-hambatan dan kelambatan-kelambatan demobilisasi dan remobilisasi penanganan material yang berlebihan biaya-biaya lembur dan waktu kerja

14

Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

lembur yang berlebihan, produktivitas salah penempatan peralatan

yang

mengarah pada penurunan

kehilangan nilai ekonomi dari material penumpukan pada tempat kerja de-efisiensi dari jenis pekerjaan.

Untuk dampak biaya-biaya, seluruh hal tersebut di atas dapat diklaim. Bedanya adalah lebih sulit menetapkan dasar dari dampak dan menghitung kenaikan biaya. Pertanyaan mengenai apakah dampak biaya dapat dikurangi dengan mudah dapat dikatakan, tapi sulit dijawab: Berapa kenaikan biaya untuk melaksanakan pekerjaan B dan C setelah pekerjaan A dirubah. Untuk menjawab pertanyaan ini baik penyedia jasa maupun pengguna jasa harus menetapkan apa yang seharusnya menjadi biaya untuk pekerjaan B dan C dan A tidak berubah. Hal ini membutuhkan analisis kualitatif yang lebih dan seringkali merupakan masalah yang paling sulit sehubungan dengan dampak biaya. Cara terbaik untuk melukiskan dampak biaya adalah melalui sebuah contoh. Misalkan pengguna jasa karena satu dan lain hal memperlambat pekerjaan penyedia jasa dan menyebabkan penundaan pekerjaan tersebut yang telah direncanakan untuk dilaksanakan dalam musim panas menjadi musim dingin. Pekerjaan itu sendiri adalah sama, tetap, toh penyedia jasa harus menanggung biaya sehubungan dengan pekerjaan musim dingin yang seharusnya dilakukan pada musim panas. Dampak-dampak biaya dapat termasuk hal-hal berikut: Biaya untuk melindungi pekerjaan terhadap cuaca dingin. Inefisiensi dalam produksi disebabkan karena para pekerja bekerja dalam cuaca dingin, dengan perlindungan peralatan yang tidak praktis, dipermukaan yang licin, dan selama waktu siang yang lebih pendek. Biaya-biaya alat pemanas dan bahan bakar untuk melindungi orang dan untuk pelaksanaan pekerjaan seperti pemanasan untuk beton.
15 Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

Kenaikan biaya perawatan peralatan. Kerusakan material dan peralatan karena cuaca. Ketidakmampuan untuk menjaga angkatan kerja. Kehilangan waktu karena suhu yang ekstrim atau kondisi iklim. Kenaikan biaya pemondokan dan transpor. Kelambatan karena libur Natal. Perpanjangan premi asuransi atau pembayaran garansi. Kenaikan upah buruh, harga material, peralatan dan biaya overhead karena inflasi dan eskalasi harga. (Gilbreath, 1992)

3.5.

Bentuk/Format Pengajuan Klaim. Klaim konstruksi dapat beragam dalam bentuk dan isinya. Walaupun klaim dan perubahan pekerjaan sasarannya sama yaitu meminta kompensasi atas biaya dan waktu namun sesungguhnya berbeda sifatnya. Kompensasi atas perubahan pekerjaan diajukan sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan. Bila tidak/belum disetujui pekerjaan tersebut belum dilaksanakan. Sedangkan klaim, diajukan pada saat pekerjaan sudah atau sedang dikerjakan. Biasanya cara pengajuan klaim dimulai dengan penyampaian fakta mengenai suatu pekerjaan yang ditanyakan, diantaranya mengenai lokasi pekerjaan, dan analisis biaya. Kemudian dilengkapi dengan keterangan yang mendukung klaim tersebut dan disusun berurutan biasanya berdasarkan surat-menyurat antara pengguna jasa dan penyedia jasa. STRUKTUR KLAIM PENYEDIA JASA. Sebagaimana telah disebut sebelumnya, klaim-klaim penyedia jasa dapat bervariasi dalam bentuk dan isinya. Akan tetapi jenis klaim biasanya mengikuti struktur sebagai berikut :

16

Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

1. Keterangan mengenai ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat kontrak seperti lingkup pekerjaan, struktur pembiayaan yang meliputi bagian pekerjaan yang ditanyakan. 2. Keterangan mengenai fakta peristiwa yang telah terjadi (atau tidak terjadi) biasanya disajikan secara kronologis dan merupakan surat-menyurat, perintah-perintah perubahan, rapat-rapat, dan sebagainya.
3.

Akibat dari keadaan rangsangan klaim, biasanya disajikan

sebagai cerita mengenai kenaikan/tambahan usaha yang diperlukan penyedia jasa. 4. Analisa biaya, yang mungkin termasuk rincian daftar kenaikan biaya yang disebabkan perubahan atau suatu perbandingan antara biaya sesungguhnya dan biaya yang diperkirakan perbedaan antara keduanya menunjukkan jumlah klaim. Perlu diingat bahwa klaim berbeda dengan perhitungan penyedia jasa akibat pemberitahuan perubahan pekerjaan. Dalam arti yang sangat kaku mungkin sama, dengan pertimbangan bahwa dalam kedua hal tersebut penyedia jasa menyajikan informasi mengenai tambahan biaya kepada pengguna jasa. Akan tetapi, pengajuan biaya terjadi sebelum pekerjaan dilaksanakan, dan sebuah klaim biasanya diajukan setelah atau selama pelaksanaan pekerjaan bersangkutan. Begitu kenaikan kompensasi atau tambahan waktu disetujui maka klaim harus berubah menjadi perubahan pekerjaan. (Gilbreath, 1992) Prosedur Klaim

17

Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

Penyedia jasa harus menyiapkan klaimnya secara tertulis untuk kompensasi tambahan bagi perubahan yang harganya tidak ditetapkan dalam rincian yang mencukupi untuk mengajukan secara jelas fakta-fakta yang diperlukan untuk menunjukkan biaya dan posisinya dimana dia berhak mendapatkan kenaikan harga kontrak karena perubahan pekerjaan. Tak ada format tertentu yang diperlukan untuk pengajuan klaim. Akan tetapi klaim tersebut haruslah ditata/diatur secara logis dan berisi fakta pernyataan klaim dalam sebanyak mungkin rincian yang diperlukan untuk menyajikan pandangan penyedia jasa, juga harus berisi atau merujuk pada dokumen-dokumen pokok dan pasal-pasal kontrak, laporan-laporan dari saksi ahli dan foto-foto dan juga harus berisi dasar hukum dan kontrak dari klaim tersebut untuk menunjukkan bahwa penyedia jasa berhak mendapatkan kenaikan nilai kontrak. Banyak penyedia jasa dan sub-penyedia jasa mengatakan keprihatinannya pada pemberitahuan tentang klaim mengakibatkan hubungan jelek dengan pengguna jasa. Sesungguhnya klaim tak perlu menyebabkan perselisihan jika ditangani dengan benar dan taktis dan jika pihak lain dapat dibuat mengerti bahwa pemberitahuan tersebut diperlukan sesuai kontrak. Sebagai tambahan untuk memperkuat klaim mengenai kompensasi tambahan penyedia jasa atau sub penyedia jasa harus mengajukan klaim tambahan waktu yang diperlukan untuk perubahan pekerjaan dalam batas penyelesaian tersebut dalam kontrak. Jika penyedia jasa atau subpenyedia jasa melampaui batas ini, kemungkinan dia akan dikenakan ganti rugi kelambatan. Penyedia jasa atau sub penyedia jasa mudah dikenakan ganti rugi kelambatan karena uangnya dapat dipotong dari pembayaran termijn atau uang retensi. Kebanyakan penyedia jasa dan sub-penyedia jasa diminta berdasarkan kontrak untuk mengajukan klaim perpanjangan waktu jika proyek terlambat karena suatu sebab untuk menghindari ganti rugi kelambatan.

18

Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

Sebagai contoh, jika pengguna jasa secara lisan memberitahukan kerja tambah kepada penyedia jasa yang akan menyebabkan penyelesaian pekerjaan perintah. Penyedia jasa dapat melindungi dirinya mengenai hal ini dengan mengirim satu surat kepada pengguna jasa yang berisi dua pernyataan :
1.

terlambat,

penyedia

jasa

harus

mengajukan

klaim

perpanjangan waktu dalam batas waktu tertentu setelah menerima

Penyedia jasa telah diperintahkan untuk melaksanakan pekerjaan

tambah (jelaskan disini pekerjaan apa) yang menyebabkan dia menanggung biaya tambahan. Klaim untuk tambahan biaya akan diajukan kemudian (atau diajukan sekarang bila dketahui).
2.

Pekerjaan tambah tersebut akan memperlambat penyelesaian

pekerjaan, dan penyedia jasa mengajukan klaim perpanjangan waktu untuk melaksanakna pekerjaan tambah. Jadi, bila proyek terlambat, diperlukan 2 macam klaim - perpanjangan waktu dan tambahan biaya. Kesalahan yang biasa terjadi dari penyedia jasa yang melaksanakan pekerjaan tambah hanya mengajukan klaim tambahan biaya dan melalaikan klaim perpanjangan waktu. Jika perubahan pekerjaan menyebabkan penyedia jasa terlambat dan dia lupa minta perpanjangan waktu maka dia terpaksa mempercepat pekerjaan dengan biayanya sendiri untuk menghindari ganti rugi atas keterlambatan. Para penyedia jasa pemerintah harus mematuhi dengan sejujur-jujurnya ketentuan-ketentuan perundingan yang diatur dalam Armed Services Procurement Act bila mereka mengajukan klaim-klaim. Menurut peraturan ini, penyedia jasa harus mengajukan biaya atau data harga, menyatakan bahwa data tersebut akurat/benar, lengkap dan up to date

19

Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

(mutakhir) dan setuju untuk penyesuaian bila data yang disampaikan tidak akurat. Beberapa instansi pemerintah memiliki format rinci untuk menghimpun keterangan-keterangan klaim yang diperlukan dalam perudingan. Pengajuan Untuk perubahan-perubahan sesuai waktu yang dapat mencegah dalam kelebihan biaya, kelambatan dan sakit hati pada proyek. menghindari perubahan-perubahan terlambat perencanaan konstruksi, para pengguna jasa dapat tertolong dengan secara terus menerus meninjau kembali perencanaan dan spesifikasi. Perencana dan penyedia jasa dapat juga secara terus menerus meninjau pekerjaan sebelum dilaksanakan untuk mengurangi sengketa dan perubahan-perubahan pada saat-saat terakhir. Makin cepat perubahan dilakukan, makin berkurang biaya. (Stokes, 1977) Sebagai suatu ilustrasi, dalam pelatihan ini disajikan cara perusahaan Perancis yang memenangkan tender proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang telah disinggung sebelumnya. Salah satu klaim perusahaan tersebut, menyangkut pekerjaan pemboran untuk membuat terowongan pengelak yang panjangnya beberapa ribu meter. Pada waktu tender, rupanya perusahaan ini telah mengetahui jenis batuan di lokasi yang akan dibuat terowongan tersebut jauh lebih keras dari yang tersebut dalam dokumen tender. Hal ini tidak ditanyakan dalam rapat sebelum pemasukan penawaran (prebid meeting) karena perusahaan tersebut melihat hal ini suatu peluang besar untuk mengajukan klaim. Oleh karena itu dia mengajukan penawaran yang harganya di bawah penawaran lain sehingga dia memenangkan tender tersebut. Pada waktu melaksanakan pekerjaan terowongan tersebut terbukti dugaan perusahaan tersebut tidak salah. Mata bor yang dipakai ternyata tidak mampu menembus batu-batuan dan patah. Pekerjaan segera dihentikan, mata bor yang patah dan contoh batu-batuan setelah difoto, dikirim

20

Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

kelaboratorium independen di Perancis. Hasil Laboratorium menyebutkan dengan pasti kekerasan batuan tersebut menurut Skala Mohs yang ternyata lebih keras dari kekerasan batu yang tercantum dalam dokumen tender. Hal inilah yang ditunggu perusahaan tersebut. Selain itu laporan laboratorium juga merekomendasikan agar dipakai mesin bor khusus dengan menggunakan mata bor dengan memakai intan. Hasil penelitian sebab-sebab mata bor itu patah juga membuktikan bahwa jenis mata bor tersebut patah karena dipakai untuk jenis batuan yang lebih keras. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas perusahaan itu menyusun klaim tambahan waktu dan tambahan biaya sebagai berikut : 1. Klaim perpanjangan waktu a) b) c) Waktu demobilisasi mesin bor yang lama Waktu mobilisasi mesin bor yang baru (didatangkan dari Tambahan waktu untuk pekerjaan lain akibat tertundanya

Brasilia) pekerjaan terowongan.


2.

Klaim biaya a) b) c)
d)

Biaya mobilisasi mesin bor yang baru Tambahan biaya untuk pengeboran batuan yang lebih keras Biaya tambahan untuk ahli mesin bor yang baru Tambahan biaya overhead karena waktu pelaksanaan Sewa tambahan untuk sewa peralatan yang idle karena

bertambah e) menunggu mesin bor yang baru Oleh karena klaim-klaim tersebut didukung data yang akurat, hampir seluruhnya diterima dan dibayar oleh pengguna jasa.

21

Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

Ditambah dengan klaim-klaim lain maka seluruh klaim (menurut keterangan) sudah hampir sama dengan nilai kontrak asli Dari uraian tersebut di atas terlihat bahwa klaim yang berdasarkan data yang akurat (bukan karangan atau mengada-ada) seharusnya diterima. Terlihat pula disini bahwa sesungguhnya pengguna jasa ikut memberikan sumbangan pada klaim ini yaitu kekurang telitian menyampaikan data lapangan sewaktu tender dan ini memang hal yang sering terjadi. Berdasarkan hal tersebut diatas perusahaan tersebut dijuluki Claim Artist.

3.6.

Analisis Klaim. Bila suatu klaim muncul, misalkan dari penyedia jasa kepada pengguna jasa (ini yang sering terjadi) maka klaim tersebut harus dianalisis dengan cermat. Pertama-tama pengguna jasa harus meneliti apakah klaim tersebut berdasarkan fakta yang dapat dibuktikan. Kemudian dianalisis dasar hukumnya seperti kesesuaian dengan kontrak atau peraturan perundangundangan dan akhirnya tentu saja meng-analisis biaya yang diminta. Membuktikan apakah klaim tersebut berdasarkan fakta serta sesuai kontrak tidaklah terlalu sukar karena rujukannya jelas. Akan tetapi analisis biaya tidaklah mudah dan dapat bervariasi sesuai kecerdikan penyedia jasa seperti memasukkan tambahan biaya untuk pekerjaan yang sesungguhnya tidak berubah tapi terpengaruh pelaksanaannya karena ada pekerjaan yang berubah. Kemudian penyedia jasa juga klaim biaya sewa alat yang menganggur/idle, biaya overhead, tambahan biaya uang karena ada perpanjangan waktu dan lain sebagainya. Analisis klaim-klaim.

22

Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

Untuk mempertimbangkan manfaat-manfaat dari klaim dan menentukan tambahan kompensasi apa yang diizinkan (bilamana ada), pengguna jasa harus menganalisis secara seksama klaim tersebut dalam 3 tahapan yaitu: (1) analisis secara faktual (apa sesungguhnya yang terjadi)
(2)

analisis secara hukum atau berdasarkan kontrak (apakah benar analisis biaya (berupa biaya tambahan uang atau waktu harus

penyedia jasa berhak mengajukan klaim)


(3)

diberikan kepada penyedia jasa). Analisis klaim secara faktual dan hukum lebih mudah jika anda mempunyai bentuk pengawasan yang cocok, rincian data, pengawasan perubahan yang tersusun, penetapan kemajuan pekerjaan dan pembayaran yang obyektif dan sebagainya. Akan tetapi, sungguh mengejutkan berapa luas analisa biaya dapat bervariasi dari keadaan fakta dan hukum yang sama. Inilah daerah pembelaan klaim analisa biaya yang mengandung resiko tertinggi dan menuntut perhatian terbesar dari pengguna jasa. Ada dua metoda yang nyata untuk menghitung biaya-biaya klaim : 1. metoda biaya total 2. metoda kenaikan biaya. Dengan metoda biaya total, penyedia jasa secara sederhana

membandingkan biaya sebenarnya dari pelaksanaan suatu pekerjaan atau bagian pekerjaan dengan biaya yang diharapkan (atau biaya pada waktu penawaran atau harga kontrak). Perkiraan atau asumsinya adalah bahwa semua kenaikan biaya yang diderita penyedia jasa merupakan klaim. Tidak perlu disebut, kebanyakan pengguna jasa menanggapi secara negatif pendekatan metoda biaya total ini. Masalah utama adalah penyedia jasa harus membuktikan bahwa pekerjaan yang di rubah di laksanakan seefisien mungkin. Ini sukar dilaksanakan.

23

Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

Walaupun pendekatan ini dapat menyakinkan batas atas dari biaya klaim yang diperlukan, hal ini biasanya tidak berdaya guna dalam mencari penyelesaian. Metoda kenaikan biaya lebih dianjurkan dibandingkan dengan metode biaya total karena beberapa alasan. Pertama-tama, metode ini mensahkan kenaikan-kenaikan biaya yang timbul dari kondisi-kondisi lain dari yang terhutang pada fakta-fakta klaim (in-efisiensi penyedia jasa, nasib buruh, faktor-faktor yang tidak berkaitan dengan klaim itu sendiri). Kedua, pendekatan ini memungkinkan biaya-biaya diperkirakan untuk unsur-unsur pekerjaan yang berlainan dibawah penetapan parameter biaya yang adil. Seringkali dengan filosofi biaya total, suatu unsur kenaikan biaya yang tidak pada tempatnya, bila dimasukkan kedalam klaim, mengaburkan atau menodai unsur-unsur yang bermanfaat, sehingga mengurangi efektifitas klaim. Selain itu metode kenaikan biaya menitik beratkan pada penyebab dan pengaruh dalam satu nada. Dengan metode kenaikan biaya, para penyedia jasa mengaitkan setiap tambahan biaya dengan setiap fakta penyebab, misalnya : Pengarahan anda adalah pemadatan tanah dilakukan dengan alat pemadat tangan yang seharusnya menggunakan mesin giling menyebabkan kami menanggung kenaikan biaya. Yang paling penting, metode kenaikan biaya memungkinkan peningkatan pemecahan dengan mudah, unsur-unsur pemecahan dapat dipisahkan dan ditangani dengan cepat, sementara lebih banyak sengketa tertunda. (Gilbreath, 1992) 3.7. Jenis-Jenis Klaim. Di antara beberapa jenis klaim, akan ditinjau 2 (dua) jenis klaim yang paling sering terjadi yaitu klaim yang timbul akibat keterlambatan penyelesaian pekerjaan. Klaim jenis ini biasanya mengenai permintaan tambahan biaya dan tambahan waktu.

24

Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

Selain itu terdapat pula jenis klaim lain sebagai akibat kelambatan tadi yaitu klaim atas biaya tak langsung (overhead). Penyedia jasa yang terlambat menyelesaikan suatu pekerjaan karena sebab-sebab dari pengguna jasa, meminta penggantian tambahan biaya overhead dengan alasan biaya ini bertambah karena pekerjaan belum selesai. Walaupun klaim kelambatan kelihatannya sederhana saja, namun dalam kenyataannya tidak demikian. Misalnya penyedia jasa hanya diberikan tambahan waktu pelaksanaan tanpa tambahan biaya karena alasan-alasan tertentu. Di lain kejadian penyedia jasa selain mendapat tambahan waktu mendapatkan pula konpensi lain. Kemungkinan lain, penyedia jasa tidak mendapatkan seluruh klaim kelambatan yang diminta karena tidak seluruh kelambatan tersebut kesalahan pengguna jasa. Penyedia jasa juga mempunyai andil dalam kelambatan tersebut yang terjadi secara tumpang tindih. Klaim-klaim kelambatan. Salah satu jenis klaim yang paling sering terjadi adalah pengguna jasa, penyedia jasa lain atas kondisi-kondisi lapangan menyebabkan penyedia jasa terlambat. Dalam banyak kasus klaim tersebut berupa tambahan waktu dan biaya. Kebanyakan Pengadilan menjumpai tiga macam klaim yang jelas, dan cara penyelesaian tergantung pada macam yang terkait. Ketiga macam klaim tersebut adalah : 1. Kelambatan yang dapat diterima (execusable delay). Untuk hal ini, penyedia jasa hanya diberikan perpanjangan waktu, tapi tidak tambahan biaya atau pembebasan lainnya. 2. Kelambatan-kelambatan dengan konpensasi (ganti kerugian).

25

Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

Disini penyedia jasa tidak saja diberikan perpanjangan waktu (jika hal itu dapat ditunjukkan bahwa perpanjangan waktu tersebut perlu) tapi juga tambahan ganti rugi/konpensasi. 3. Kelambatan-kelambatan yang berbenturan. Disini maksudnya adalah kelambatan tersebut sebagian karena kesalahan pengguna jasa dan sebagian lagi karena kesalahan penyedia jasa dan periode kelambatannya tumpang tindih atau berbenturan. Sebagai contoh : pengguna jasa mungkin terlambat menyerahkan peralatan kepada penyedia jasa untuk dipasang atau terlambat mendapatkan izin bangunan (IMB) atau otorisasi daerah sehingga penyedia jasa tidak dapat mulai kerja. Misalkan kelambatan ini menunda mulainya pekerjaan dari 1 Januari sampai 1 Juli (6 bulan keterlambatan pengguna jasa). Disamping itu penyedia jasa tidak dapat menyelesaikan gambar-gambar kerja atau jaminan pelaksanaan (atau beberapa kewajiban lain) dalam periode 1 April sampai dengan 1 Juli (3 bulan keterlambatan penyedia jasa). Dengan kata lain, penyedia jasa terlambat 3 bulan karena masalah mereka sendiri, terlepas apakah pengguna jasa terlambat atau tidak. Masa dari 1 April sampai 1 Juli adalah masa tumpang tindih berbenturan. Jika semua dapat dibuktikan, penyedia jasa hanya diberikan perpanjangan waktu selama 3 bulan yaitu periode Januari April 3 bulan kelambatan semata-mata masalah pengguna jasa. Bila kedua pihak bersalah, kelambatan diistilahkan sebagai berbenturan, dan tidak ada satu pihak pun mendapat pembebasan. Kelambatankelambatan yang tumpang tindih ini sungguh menjadi rumit bila kelambatan dari satu penyedia jasa menyebabkan kelambatan penyedia jasa lain, sub penyedia jasa dan seterusnya. Menguraikannya adalah suatu tantangan besar dan biasanya memerlukan analisis dari ahli secara sungguh-sungguh seperti menyusun program jadual cpm dan sebagainya. Klaim-klaim kelambatan hampir selalu mengarah pada permintaan waktu dan

26

Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

uang. Beberapa unsur biaya yang biasa yang meningkat sebagai akibat dari waktu (biaya-biaya waktu peka) adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. bunga bank (interst) asuransi overhead kantor pusat biaya umum penyewaan pemeliharaan alat pemasokan materal dukungan teknik administrasi kontrak mutu program administrasi pengamanan pengawasan perpanjangan atau kehilangan masa jaminan ganti rugi penyimpanan dan perlindungan material.

Berhutang kepada semua hal tersebut diatas dan lebih lagi mudah dilihat mengapa kelambatan yang diizinkan sangat jarang jika waktu diberikan, uang biasanya diberikan juga (klaim ganti rugi). Penggunaan paling biasa dari keterlambatan yang diizinkan adalah bila diberikan dimuka pengguna jasa dan penyedia jasa setuju mengenai penundaan untuk kebaikan salah satu pihak atau keduanya. (Gilbreath, 1992) Biaya-biaya umum dalam klaim. Dapatkah penyedia jasa menagih biaya-biaya umum kepada pengguna jasa, hanya karena kelambatan ?. Dengan kata lain, jika pengguna jasa memperlambat penyedia jasa selama dua bulan, dan disamping biaya-biaya langsung dan terkait

27

Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

seperti tersebut diatas penyedia jasa managih overhead kantor pusat apakah harus dibayar ?. Kebanyakan orang menolak dugaan ini segera, tetapi hal ini mempunyai manfaat dan telah dibenarkan dalam kasus per kasus. Apa yang menyebabkan biaya overhead naik ?. Sebagai contoh pertimbangkan gaji seorang direktur utama penyedia jasa, pengeluaran-pengeluaran perusahaan staf perusahaan, tagihantagihan umum pada kantor pusat, pengeluaran gedung, pajak real estate, biaya iklan dan seterusnya. Biaya-biaya ini tidak khusus dibebankan pada salah satu kontrak, tapi diperhitungkan dengan menyebarkannya kepada semua kontrak dan termasuk secara tidak langsung dalam harga penawaran penyedia jasa. Jika kontrak yang terlambat dari satu tahun menjadi dua tahun pelaksanaan, biaya-biaya ini berjalan terus tidak pandang apakah ia proporsional terhadap jumlah pekerjaan sesungguhnya ada atau tagihan yang terjadi. Pengadilan telah mengizinkan biaya overhead dalam situasi kelambatan. Rationya beraneka, tetapi biasanya berkisar : 1. dokumen kontrak (apa yang disebutkan tentang unsur biaya ini) 2. apakah biaya-biaya klaim ini diizinkan (apakah sudah dimasukkan dalam biaya kontrak lain) 3. unsur-unsur apa saja yang dimasukkan (keanggotaan golf direktur utama). 4. Bagaimana biaya-biaya perusahaan ini dialokasikan keseluruh kontrak. Isu final ini menjadi prinsip pembukuan yang hanya diketahui beberapa orang saja sehubungan dengan pengumpulan biaya, metoda pengalokasian beban yang dipakai dan disebar.

28

Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

Mencukupi untuk menyatakan bahwa biaya-biaya kelambatan sering lebih tinggi dari yang disadari pengguna jasa dan harus dipertimbangkan dengan sangat hati-hati sebelum kelambatan dibuktikan atau diizinkan terjadi. Sebuah butir penting lain muncul disini. Tidak ada maaf untuk kekurangan pelatihan atau kesadaran pada isu ini untuk klaim-klaim yang tidak peka. Jika anda terlibat dalam konstruksi, dalam hal apa saja, anda harus tahu bagaimana keputusan anda mengenai kepekaan waktu dan biaya dan harus siap untuk menikmati atau menanggung konsekwensi sebelum hal tersebut diambil. Hal ini berarti bahwa semua orang harus mengetahui dasar-dasar pengajuan dan pembelaan klaim, macam-macam biaya yang dapat terlibat dan pengelolaan kontrak yang kritis. Bahwa sistim biaya dan jadual adalah penting bukan saja untuk pengawasan kontrak tapi juga untuk perlindungan klaim. Hal yang sama juga benar untuk dokumentasi, pelaporan kontrak, catatan pembukuan yang sangat teliti. Klaim yang berkembang menjadi tuntutan hukum sering terjadi beberapa tahun-tahun sesudah semua orang yang bertanggung jawab telah pindah atau melupakan apa yang terjadi. Hal itu mengenai seseorang dari mereka untuk membuat anda seorang yang percaya pada sistim pengelolaan kontrak dan pengawasan kontrak. (Gilbreath, 1992)

4.

Perkembangan Kejadian Suatu Klaim. Dalam paragrap ini akan diuraikan bagaimana proses klaim yang terjadi sebagai akibat perubahan yang diperintahkan atau diminta.

29

Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

Hal ini dijelaskan oleh Robert D. Gilbreath dalam bukunya : MANAGING CONSTRUCTION CONTRACTS halaman 213 secara grafis sebagaimana tertera dalam halaman 33. Penjelasan dari diagram tersebut adalah sebagai berikut : 4.1. Perubahan Pekerjaan. Klaim berawal dari terjadinya suatu perubahan pekerjaan. Perubahan pekerjaan ini terdiri dari 2 (dua) kemungkinan : Diketahui sebelumnya Tidak diketahui sebelumnya.

4.2. Pemberitahuan. Bila perubahan pekerjaan diketahui sebelumnya, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pemberitahuan kepada pengguna jasa. 4.3. Permintaan Perubahan. Bila perubahan pekerjaan tidak diketahui sebelumnya maka perubahan pekerjaan tersebut dinamakan perubahan tidak resmi. Untuk ini penyedia jasa mengajukan permintaan perubahan kepada pengguna jasa. 4.4. Penerbitan Perintah Perubahan. Apabila pemberitahuan dan atau permintaan perubahan disetujui maka pengguna jasa wajib menerbitkan perintah perubahan pekerjaan. 4.5. Klaim. Apabila pemberitahuan dan atau permintaan perubahan tidak disetujui pengguna jasa maka penyedia jasa mengajukan klaim. Bila klaim disetujui diterbitkan perintah perubahan pekerjaan. 4.6. Arbitrase/Pengadilan.

30

Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

Apabila klaim tidak disetujui, penyedia jasa dapat mengajukan penyelesaian sengketa lewat arbitrase atau pengadilan (sesuai kesepakatan dalam kontrak). 4.7. Amandemen Kontrak. Setelah terbit perintah perubahan harus diikuti dengan penerbitan amandemen kontrak.

PERKEMBANGAN KEJADIAN SUATU KLAIM.

31

Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

5.

PROSEDUR PENANGANAN KLAIM.


5.1.

Administrasi Kontrak. Dalam menangani klaim, administrasi kontrak memegang peranan yang sangat penting, bahkan dapat dikatakan bahwa berhasil tidaknya penyelesaian suatu klaim sangat tergantung dari kerapihan dan kecermatan memelihara dan mengelola Administrasi kontrak sejak saat kontrak ditanda tangani. Kelalaian, kecerobohan serta kurang terpeliharanya arsip-arsip dan data-data kontrak lainnya termasuk surat menyurat antara pengguna jasa dan penyedia jasa akan sangat melemahkan perjuangan dalam penanganan masalah klaim. Sebagai kesimpulan dapat dikatakan bahwa sasaran pertama dari pengelolaan kontrak adalah menghilangkan atau setidaknya mengurangi kemungkinan terjadinya suatu klaim.

5.2.

Manajer Kontrak/Administrator Kontrak.

32

Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

Seperti proses dalam perubahan pekerjaan, manajer kontrak/administrator kontrak biasanya bertugas menangani klaim, mulai sejak klaim muncul sampai dengan penyelesaiannya. Tentu saja dengan otoritas dari pengguna jasa/penyedia jasa jika suatu klaim terjadi, manajer kontrak/administrator kontrak melakukan hal-hal berikut : a. Harus yakin hal tersebut secara manajerial benar b. Menganalisis klaim dengan teliti c. Mencatat dan mengarsipkan dengan cermat d. Menyelesaikannya sesegera mungkin. Semua diskusi, surat-menyurat dokumen-dokumen pendukung dan sebangsanya yang berhubungan dengan klaim harus diperoleh dan dihimpun untuk dievaluasi apakah klaim tersebut dapat diterima atau ditolak.
5.3.

Evaluasi. Manajer kontrak/administrator kontrak kemudian memimpin suatu usaha penelitian secara mendetail termasuk didalamnya :
a.

Mewawancarai orang-orang yang bersangkutan dari pihak pengguna jasa.

b. Mempelajari dokumen kontrak, arsip proyek, laporan-laporan yang mungkin diperlukan untuk menganalisis klaim.
5.4.

Bahan-Bahan Evaluasi. Untuk melaksanakan evaluasi dengan baik diperlukan dokumen-dokumen yang mencakup hal-hal berikut :
a.

Dokumen kontrak

b. Perubahan-perubahan pekerjaan c. Ringkasan pekerjaan tambah/kurang yang telah disetujui. d. Risalah rapat
e.

Korespondensi dengan penyedia jasa

f. Jadual pelaksanaan

33

Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

g. Photo-photo dokumentasi proyek h. Laporan harian dan sebagainya.


5.5.

Analisis. Apabila seluruh arsip-arsip klaim sudah lengkap maka manajer kontrak/administrator kontrak meminta bantuan orang-orang proyek lainnya untuk menganalisis dan menyiapkan tanggapan atas klaim tersebut.

5.6.

Perintah Perubahan. Sekali klaim tersebut telah diselesaikan maka perintah perubahan pekerjaan harus diterbitkan. Dalam hal ini semua perubahan terhadap kontrak harus diawasi dan didokumentasikan dengan baik.

5.7.

Penyelesaian Klaim. Apabila cara penanganan klaim seperti diatas tidak mencapai persetujuan, maka dapat ditempuh melalui pengadilan atau arbitrasi.

Catatan : Seluruh prosedur tersebut diatas yaitu butir 5.1 hingga butir 5.7 dapat pula dilakukan oleh penyedia jasa apabila inisiatip klaim datang dari pihak penyedia jasa. Seperti proses perubahan pekerjaan, manajer kontrak biasanya bertugas menangani klaim sejak permohonan sampai penyelesaian. Dan seperti beberapa proses lain yang diuraikan disini, dia bertindak lebih sebagai koordinator daripada sebagai kuasa pengguna jasa. Sasaran pertama dari pengelolaan kontrak adalah menghilangkan atau mengurangi timbulnya kondisi rangsangan klaim dan klaim itu sendiri. Akan tetapi bila sebuah klaim disajikan, administrator kontrak harus meyakini bahwa

34

Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

hal tersebut memberikan pandangan pengelolaan yang tepat, dengan hati-hati dianalisis dan didokumentasikan, dan secara wajar diperbaiki selekas mungkin. Beberapa hal adalah seperti perusakan moral pegawai pengguna jasa dan penyedia jasa sebagai hal yang pahit seperti klaim yang tidak terselesaikan. Semua percakapan, korespondensi, dokumen pendukung dan sebangsanya, mengenai klaim harus diperoleh dan dihimpun. Arsip terpisah harus dipelihara untuk setiap klaim dan harus termasuk rekaman dari bagian kontrak yang menyangkut klaim, hasil dari analisis faktual, hukum dan biaya dan dokumendokumen lain yang mungkin dapat membantu penolakan atau penyelesaian klaim. Setiap klaim yang diterima pengguna jasa harus diteruskan ke manajer kontrak. Dia harus membuat arsip klaim dan mencatat klaim tersebut dalam suatu usulan atau buku daftar klaim untuk maksud penelusuran. Jika tambahan informasi diperlukan dari penyedia jasa, hal ini harus dicatat dalam buku daftar klaim dan penyedia jasa diminta untuk menyediakannya. Kemudian manajer kontrak menyelenggarakan usaha penelitian rinci termasuk diantara tugas-tugas lain, wawancara dengan personalia pengguna jasa yang terkait, manajer kontrak, arsip proyek dan laporan-laporan dan himpunan dokumentasi yang akan diperlukan untuk menganalisis klaim. Dokumentasi termasuk kontrak itu sendiri, perubahan-perubahan pekerjaan, ikhtisar pekerjaan tambah dan persetujuan-persetujuan, risalah-risalah rapat, korespondensi dengan penyedia jasa, jadual yang dibuat penyedia jasa, foto-foto proyek, aktivitas harian atau laporan kemajuan pekerjaan, catatan waktu, perkiraan progres dan penagihan dan catatan telepon. Sekali arsip klaim telah lengkap, manajer kontrak menyusun daftar bantuan dari personal proyek dalam menganalisis klaim dan menyiapkan tanggapan kepada penyedia jasa. Orang-orang yang dilibatkan termasuk manajer konstruksi, insinyur-insinyur perencana, insinyur biaya, pembuat jadual proyek dan sebagainya. Usaha mereka seharusnya menyusun dan mengkoordinasikan tugas dari analisis yang objektif dan tanggapan yang wajar.

35

Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

Manajer kontrak tidak pernah harus menyetujui kenaikan biaya dengan penyedia jasa atau pembebasan lain tanpa otoritas yang tepat dan dianjurkan bahwa proyek manajer atau kepala perwakilan pengguna jasa memimpin semua perundingan dengan penyedia jasa. Sekali lagi, peranan manajer kontrak adalah penasehat mengenai otoritas kontrak pengguna jasa, tidak perlu sebagai penyelenggara kontrak, walaupun hal ini diizinkan jika pengguna jasa menginginkannya. Sekali klaim telah terselesaikan, perubahan pekerjaan harus diterbitkan untuk mendukung keputusan klaim. Dalam hal ini semua perubahan kontrak apakah atas inisiatip pengguna jasa (pembentukan dan mengakibatkan perubahan pekerjaan) atas dasar inisiatip penyedia jasa (pengajuan klaim dan berakibat perubahan pekerjaan) diawasi dan didokumentasikan dengan cara yang sama. Jika keputusan mengenai klaim tidak mungkin tanpa melibatkan manajemen pengguna jasa yang lebih tinggi, manajer kontrak menyiapkan dan mengajukan unsur-unsur klaim dan analisnya dan membantu proses sesuai kebutuhan. Walaupun kecenderungan adalah kuat, manajer kontrak tidak harus secara emosional terlibat dalam sengketa, tetapi ketimbang menerima tantangan untuk menangani setiap klaim berdasarkan usahanya sendiri lebih lama, melibatkan dan meng-koordinasikan usahanya dengan personel proyek yang berkaitan, bertanggung jawab, menyusun dan merekomendasikan proses. (Gilbreath, 1992)
6.

CONTOH-CONTOH KASUS KLAIM YANG BAIK.


6.1

Kasus 1. Pengguna jasa dari suatu komplek industri yang sedang dibangun, baru-baru ini mengirimkan seorang insinyur mesin mengikuti seminar 3 hari mengenai teknik pemeriksaan pengelasan. Ketika pulang, dengan penuh antusias mengenai inspeksi radiografi untuk mengetahui cacat pengelasan, dia merubah spesifikasi

36

Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

untuk proses penanaman pipa uap tepat setelah penyedia jasa melaksanakan pekerjaan tersebut. Karena pemeriksaan dilakukan oleh perusahaan lain yang disewa pengguna jasa tidak ada perubahan pekerjaan. Setelah beberapa bulan bekerja, penyedia jasa yang memasang pipa mengajukan klaim sebesar Rp.2.000.000.000,- sebagai tambahan kompensasi karena inefisiensi dan campur tangan disebabkan kenaikan proses pengawasan. Singkatnya klaim tersebut sebagai berikut : Spek asli hanya minta pemeriksaan pengelasan secara visual namun inspeksi periodik dengan X-Ray menyebabkan pengelasan pipa terhenti pada saluran terbuka karena tukang las takut kena radiasi. Banyak pengelasan ditolak dan harus diulang dan jadual bertambah hingga musim dingin yang mengakibatkan inefisiensi dalam pengelasan. Tambahan pengelasan karena ditolak membutuhkan tambahan empat tukang las. Karena tukang las yang berkualitas sangat sulit di lokasi pekerjaan, perlu biaya tambahan untuk mendatangkan dari luar, melatih atau mengganti tukang las lainnya. (Gilbreath, 1992)
6.2

Kasus 2. Sebuah kontrak unit price dimenangkan oleh penyedia jasa listrik untuk pembangunan pusat listrik. Gambar berubah mengenai saluran kabel bawah tanah dan rute/jalannya kabel yang ditetapkan secara tiba-tiba ketika tarikan kabel dimulai dalam pabrik. Perubahan berdampak pada penambahan panjang kabel yang ditanam hanya sebanyak 10% dari perkiraan asli dan penyedia jasa dibayar berdasarkan unit price untuk penambahan ini. Akan tetapi penyedia jasa tetap mengajukan klaim sebagai kompensasi diatas jumlah tersebut diatas untuk memperhitungkan :

37

Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

in-efisiensi dalam operasi. Jika kabel diukur, dipotong, ditarik dan kemudian dikeluarkan lagi dan dibuang karena revisi gambar perubahan ukuran kabel dan rute.

In-efisiensi dalam pembelian dan pemotongan kabel, karena penyedia jasa tidak dapat merencanakan penggunaan kabel sampai kepada panjang potongan kabel maksimum dari standar gulungan kabel yang dibeli.

Demobilisasi, waktu tunggu, dan remobilisasi dan angkatan kerja dari satu tempat ketempat lain dari pabrik karena perubahan gambar kenyataan.

(Gilbreath, 1992)
6.3

Kasus 3. Kontrak lump sum untuk memasang genarator turbin untuk pusat listrik nuklir diberikan kepada Penyedia Jasa A Mekanikal. Peralatan akan dipasok oleh kapal tongkang 2 minggu setelah Penyedia Jasa A melakukan mobilisasi lapangan. Cuaca yang membeku menyebabkan es memblokir sungai yang bersebelahan dengan pusat listrik, dengan keterlambatan 2 bulan dalam penerimaan turbine generator milik pengguna jasa. Untuk mengejar kehilangan waktu, proyek manajer memerintahkan Penyedia Jasa B untuk memulai instalasi sirkulasi pipa air dari bangunan turbine ke menara pendingin. Pada waktu generator turbine akhirnya tiba, Penyedia Jasa-A tidak dapat memindahkan komponen-komponen berat dari dermaga tongkang ketujuan penempatannya dibangunan turbin karena lubang galian pipa sedalam 7 meter terisi sebagian pipa air sirkulasi yang menghalangi jalan masuk. Penyedia Jasa -A mengajukan klaim sebagai tambahan kompensasi karena : Tenaga kerja dan peralatan menunggu 2 bulan karena es dan tambahan 2 bulan untuk kelambatan lubang pipa. Gudang sementara untuk generator turbin di lapangan

38

Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

Percepatan kerja segera lubang pipa ditutup untuk mengatasi kehilangan waktu Kehilangan keuntungan karena tidak dapat menggunakan tenaga kerja dan peralatan untuk pekerjaan lain.

(Gilbreath, 1992)

TEKNIK DAN KIAT MEMANFAATKAN PELUANG KLAIM


1. PENGANTAR Didunia Barat dimana industri jasa konstruksi sudah sangat maju, persaingan dalam efisiensi untuk memenangkan tender sudah sedemikian ketatnya, sehingga orang mulai mencari peluang lain dalam bersaing untuk memenangkan tender atau memperoleh pekerjaan. Peluang yang dimaksud adalah kejelian atau kepiawaian dalam melihat dan memanfaatkan klaim, kemudian kecerdikan dan kemahiran dalam menyusun dan menyajikan klaim tersebut sehingga dapat diterima dan disetujui. Tidak semua orang/perusahaan dapat memanfaatkan peluang klaim ini karena perlu menguasai teknik dan kiat tertentu. Untuk mencapai hal tersebut perlu dipelajari.

39

Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

Pemanfaatan peluang klaim bukanlah suatu manipulasi, tipu muslihat atau hasil dari suatu kolusi antara pengguna jasa dan penyedia jasa Baik penyedia jasa maupun pengguna jasa sama-sama memiliki peluang klaim. Peluang ini baru dapat dimanfaatkan jika administrasi proyek konstruksi dikelola dengan baik, tertib dan akurat. Tanpa melakukan hal ini maka peluang klaim tinggallah suatu peluang yang sia-sia karena tidak dimanfaatkan 2. PAKAR KLAIM (CLAIM ARTIST) Seperti telah disinggung dalam pelatihan sebelumnya di Perancis ada 2 perusahaan yang konon diberi gelar Claim Artist atau pakar hukum klaim. Sesungguhnya untuk menjadi pakar klaim dapat dipelajari dengan cara-cara sebagai berikut: 2.1 Pelajari dengan teliti dan seksama seluruh dokumen tender baik yang menyangkut masalah hukum, keuangan, perbankan, manajemen, maupun teknis dan lain-lain. 2.2 2.3
2.4

Bilamana perlu (karena sifat proyek sangat kompleks) menyewa jasa konsultan hukum konstruksi yang profesional Pelihara administrasi kontrak sejak waktu tender sampai kontrak berakhir. Lakukan apa yang lazim disebut Bussines Intelligence

3. PELUANG KLAIM PENYEDIA JASA 3.1 Daya dukung tanah Segera setelah penyedia jasa yang bertekad mencari peluang klaim menebus dokumen tender proyek pembangunan sebuah superblock, dia segera membentuk tim khusus untuk mempelajari dokumen tersebut dari segala segi (teknik, hukum, manajemen, keuangan, dsb)

40

Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

Oleh karena pekerjaan cukup kompleks dan menggunakan teknologi tinggi, dia menyewa konsultan hukum yang bukan saja terkenal reputasinya dalam bidang hukum, tapi juga sangat profesional dan berpengalaman dibidang teknik. Setelah dokumen kontrak diteliti ternyata jumlah tiang pancang beton yang akan dipancang berjumlah 800 buah dengan panjang masing-masing 15.00 m. Penyedia jasa tersebut mengetahui bahwa panjang tiang pancang yang direncanakan tersebut, kurang panjang karena dia sudah tahu persis, tanah keras didaerah tersebut terdapat pada kedalaman yang cukup dalam karena dia sudah berpengalaman bekerja didaerah tersebut dan telah melakukan penyelidikan tanah. Setelah dilakukan beberapa kali pemancangan percobaan (test pile) dibeberapa titik yang berbeda ternyata tiang pancang belum mencapai lapisan tanah keras (kalendering tidak tercapai). Apabila hal ini diteruskan maka dapat di pastikan bangunan superblock tersebut akan mengalami penurunan (settlement). Oleh karena itu pemancangan distop dan mohon izin kepada pengguna jasa untuk melakukan penyelidikan tanah ulang. Hasil penyelidikan tanah menunjukkan bahwa lapisan tanah keras berada pada kedalaman 18.00 m dan merekomendasikan tiang pancang yang panjangnya 5,00 m lebih panjang dari tiang pancang yang direncanakan semula. Berdasarkan hasil penyelidikan tanah ulang ini, pengguna jasa menyetujui pekerjaan tambah untuk tambahan panjang tiang pancang beton dari semula 15.00 m menjadi 20.00 m dan biaya tambahan untuk upah pemancangan dari semula 15.00 m menjadi 20.000 m. Namun demikian penyedia jasa mengajukan klaim berupa : a. demobilisasi alat pancang lama (kapasitasnya tidak cukup untuk memancang tiang pancang 20 m) b. remobilisasi alat pancang baru (kapasitas lebih besar) c. ganti rugi sewa alat pancang lama

41

Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

d. tambahan sewa alat pancang baru e. ganti rugi peralatan lain yang idle menunggu penyelidikan tanah ulang f. biaya overhead lapangan 3.2 Kekerasan Batuan Setempat Suatu mega proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) membutuhkan suatu terowongan pengelak. Sebuah perusahaan Perancis yang memenangkan tender proyek ini dengan harga sangat rendah Oleh karena sudah mempunyai pengalaman dilokasi yang berdekatan, peserta tender tersebut mengetahui bahwa kekerasan batuan yang tercantum dalam dokumen tender, lebih lunak dari kekerasan batuan yang sesungguhnya. Untuk meyakini dirinya dia mohon izin meyelidiki kekerasan batuan dilokasi proyek tersebut atas biaya sendiri. Ternyata dugaannya tepat karena hasil penelitian kekerasan batuan menyebutkan batuan dilokasi tersebut lebih keras dari yang tercantum dalam dokumen tender. Informasi ini dia simpan untuk dirinya sendiri sehingga dia memenangkan tender dengan cara menekan harga penawaran. Dia yakin nantinya akan mendapat perintah perubahan pekerjaan pengeboran yang cukup besar setelah memenangkan tender tanpa ada pesaing dari penyedia jasa lain. Mulai dari membongkar mesin bor yang lama (yang kapasitasnya tidak mampu untuk mem-bor batuan yang lebih keras), mendatangkan dan menyetel mesin bor jenis lain yang lebih besar dan lebih kuat dari tempat yang jauh diluar Negeri. Selain biaya untuk mengganti mesin bor yang harus didatangkan dari tempat lain, penyedia jasa tadi juga mengajukan biaya-biaya lain untuk pekerjaan yang tertunda atau terhalang termasuk sewa alat, biaya lain, dan lain-lain. Secara garis besar klaim yang diajukan adalah sebagai berikut : 3.2.1 Klaim perpanjangan waktu: ahli klaim,

42

Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

a. b. c. 3.2.2 Klaim biaya:

Waktu demobilisasi mesin bor lama Waktu remobilisasi mesin bor baru Waktu pekerjaan lain yang tertunda

a. remobilisasi mesin bor baru b. ahli mesin bor baru c. sewa peralatan yang idle d. tambahan biaya mesin bir baru 3.3 Re-optimasi dana Salah satu peluang klaim adalah kemungkinan terjadinya pekerjaan kurang, karena kekurangan dana. Pada waktu tender sebuah penyedia jasa mencari informasi sebanyak mungkin mengenai suatu rencana mega proyek pembangunan Pusat Listrik Tenaga Uap. Penyedia jasa tersebut mendapat informasi bahwa dana untuk membangun proyek tersebut kurang. Oleh karena tender sudah dilaksanakan sesuai rencana alokasi dana yang direncanakan tak mungkin dibatalkan. Setelah penyedia jasa tersebut memenangkan tender ternyata lingkup pekerjaan memang dikurangi karena kekurangan dana, diantaranya mengakibatkan jumlah tiang pancang yang semula sebanyak 800 buah turun menjadi 500 buah (pengurangan sebanyak 300 buah) dan tentunya pengurangan bagian bangunan diatasnya. Dalam bentuk nilai rupiah terjadi pengurangan biaya sebesar Rp. 3 milyar termasuk 10 % keuntungan penyedia jasa sebesar Rp. 300 Juta yang akan ikut dipotong pengguna jasa dari nilai kontrak. Tentu saja hal ini merisaukan penyedia jasa tersebut karena dengan pengurangan pekerjaan ini dia akan kehilangan laba yang cukup besar dan sudah diproyeksikan sebelumnya.

43

Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

Oleh karena itu dia mencari peluang klaim sebagai kompensasi kehilangan keuntungan tersebut antara lain dengan cara menginventarisasi pekerjaanpekerjaan lain yang mungkin terhalang atau tertunda pelaksanaannya karena pengurangan pekerjaan tadi, antara lain pembatalan pembuatan tiang pancang, pengurangan masa sewa alat pancang, peralatan lain yang terpaksa, idle, pembatasan jalan masuk, pengamanan-pengamanan khusus, dsb. Selain itu dia mempelajari lagi ketentuan yang tercantum dalam kontrak dengan menyewa konsultan hukum konstruksi yang profesional. Ternyata setelah kontrak dipelajari dengan seksama ada ketentuan menyatakan bahwa: Sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan yang tercantum dalam kontrak ini, berlaku ketentuan AV 41 kata demi kata. yang

Nah inilah peluang klaim yang sangat ideal karena hal berikut: AV 41 pasal 51 menyatakan bahwa apabila terjadi pekerjaan kurang, (setelah diperhitungkan dengan pekerjaan tambah) maka nilai kontrak dipotong sebesar pekerjaan yang dikurangi tadi, tetapi keuntungan penyedia jasa sebesar 10% tidak boleh dipotong. Ternyata setelah pekerjaan tambah/kurang dihitung, maka terjadi pengurangan pekerjaan senilai Rp. 3,5 milyar, termasuk keuntungan penyedia jasa sebesar 10% atau sebesar Rp. 350 Juta yang menurut AV 41 tadi, tidak boleh dipotong. Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, penyedia jasa tadi mengajukan klaim sebagai berikut: a.Keuntungan dari pekerjaan yang dikurangkan b. Ganti rugi pekerjaan lain yang tertunda c.Pembatalan sewa alat pancang

44

Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

d.

Ganti rugi tiang pancang yang terlanjur dibuat, namun tidak jadi di pancang.

3.4

Perubahan kondisi lapangan / Site Klaim terjadi karena perubahan jalan masuk (access road) kesuatu lokasi rencana pembangunan suatu mega mall yang cukup besar. Pada waktu proses tender pengguna jasa menunjukkan jalan masuk kelokasi proyek dari tepi jalan raya yang terdapat didepan rencana mall tersebut. Penyerahan lahan diberikan tepat pada waktunya. Penyedia jasa yang memenangkan tender membuat rencana kerja sesuai jalan masuk yang telah ditetapkan dan telah pula mendapatkan persetujuan pengguna jasa. Ternyata pada waktu penyedia jasa memulai pekerjaan mobilisasi baik peralatan, bahan bangunan maupun tenaga kerja, Pemerintah Daerah setempat melarang penggunaan jalan raya untuk keperluan tersebut karena mengganggu kelancaran lalu lintas yang memang merupakan jalan utama. Pengguna jasa lalu memerintahkan penyedia jasa merubah jalan masuk melalui jalan lain dari arah belakang lokasi proyek. Dengan terjadinya perubahan jalan masuk ini, penyedia jasa yang piawai akan segera melihat suatu peluang klaim yang cukup besar antara lain : a. Daya dukung jalan yang kelasnya lebih rendah sangat membatasi kapasitas kendaraan yang mengangkut peralatan dan bahan sehingga ongkos angkut naik dan waktu bertambah. b. Ternyata jalan tersebut harus melintasi jalan kereta api yang setiap hari dipakai untuk langsir tak kurang dari 6 kali sehingga menghambat arus barang dan alat. c. Akibat pelintasan jalan kereta api tadi terjadi penumpukan barangbarang/alat sebelum menyeberang jalan kereta api sehingga perlu

45

Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

tambahan biaya perlindungan dan keselamatan serta tambahan biaya angkut dan tempat penampungan darurat. d. Rencana kerja yang tadinya sudah dibuat harus dirubah total yang mengakibatkan beberapa pekerjaan lain terpaksa tertunda pelaksanaannya termasuk beberapa peralatan yang telah disewa terpaksa menganggur. Apabila penyedia jasanya cukup cerdik dan memelihara administrasi kontrak dengan baik dia akan mendapatkan klaim yang cukup besar baik dari segi tambahan waktu, biaya, dan mungkin pula biaya umum sehingga dia terhindar dari ancaman ganti rugi kelambatan dan kerugian biaya secara keseluruhan. Memang kelihatannya secara sepintas perubahan jalan masuk ini merupakan hal yang sepele bila kurang jeli melihatnya. 3.5 Perubahan bahan Peluang klaim dapat pula muncul dari perubahan spesifikasi bahan. Andaikan penyedia jasa mempunyai sisa bahan misalnya granit yang sesungguhnya harganya lebih tinggi dari marmer yang sesuai spesifikasi teknis harus dipasang. Dia lalu mengusulkan kepada pengguna jasa mengganti bahan tersebut dengan granit tanpa minta kenaikan harga. Rasanya tidak sulit dipahami bahwa penawaran ini akan diterima pengguna jasa karena akan mendapatkan bahan yang lebih baik mutunya tanpa harus menambah biaya. Bagi penyedia jasa hal ini juga menguntungkan karena pertama tak perlu lagi membeli barang baru. Selain itu barang (granit) tersebut barang kali nilai sisanya sudah sama dengan harga marmer atau bahkan lebih murah. 3.6 Kondisi Lingkungan Pada waktu tender, penyedia jasa tersebut melihat bahwa proyek yang akan dibangun akan terdiri dari 6 lantai bawah tanah (basement floor).

46

Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

Bersebelahan dengan proyek ini ada bangunan bertingkat pula dengan lantai bawah tanah hanya 1 lantai. Setelah mempelajari gambar-gambar struktur lantai bawah tanah , dia berkeyakinan bahwa rencana struktur dinding beton penahan yang bersebelahan dengan bangunan samping tidak cukup kuat untuk menahan tekanan tanah samping sehingga bagian ini harus diperkuat strukturnya untuk menjaga kestabilan bangunan yang disebelah. Setelah dia yakin hal ini harga penawaran diturunkan agar dia menang tender; Setelah menang dia mengajukan klaim untuk pekerjaan ini ditambah dampak atas pekerjaan lain yang terpengaruh / tertunda sebagian. Mungkin sekali seluruh urut-urutan pekerjaan lantai bawah tanah harus dirubah untuk mengamankan konstruksi bangunan disebelah yang telah ada. 3.7 Kondisi budaya / keagamaan Pada waktu bertugas di Saudi Arabia mengerjakan proyek Pemerintah Saudi diperoleh suatu pengalaman menarik sebagai berikut : Salah satu bagian yang akan dibangun adalah asrama tentara dimana antara lain akan dibuat 50 buah WC/Toilet. Secara kebetulan posisi toilet ini bila orang sedang menggunakannya tepat menghadap kiblat di Mekah dan hal ini menurut hukum di Saudi Arabia menodai kesucian dan simbol keagungan Islam (Kabah), sehingga letaknya harus diubah. Hal ini baru diketahui setelah pekerjaan hampir selesai karena pemberitahuan dari seseorang staf yang sudah lama bekerja di Saudi Arabia. Setelah pekerjaan selesai klaim diajukan. Selain itu hal tersebut menambah pengetahuan tentang bagaimana Pemerintah Saudi Arabia sangat menghormati, menjaga dan menghargai tempat suci umat Islam (Kabah) yang terletak didalam negaranya, walaupun kejadian tersebut terletak ribuan kilometer jauhnya dari Mekah (Kabah).

47

Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

Bagi kita di Indonesia, kemungkinan ada bagian bangunan yang dibangun akan melanggar ketentuan salah satu kegiatan umat beragama disekitar itu (Masjid/Pesanteren, Gereja, Klenteng, Pura, dan sebagainya) Selain itu ternyata bahwa peluang klaim ini sebagian besar disebabkan oleh kekurang- siapan atau kelalaian pengguna jasa sendiri dalam membuat perencanaan. Mungkin hal ini disebabkan faktor waktu yang harus disesuaikan dengan kesediaan dana atau hambatan iklim. Namun demikian peluang ini hanya tinggal peluang apabila penyedia jasa tidak jeli melihatnya dan tidak memelihara dokumentasi administrasi kontrak yang sangat diperlukan untuk mendukung klaim tersebut sehingga dapat dimanfaatkan.

4. KIAT-KIAT BILA PELUANG KLAIM TAK ADA Bagaimana bila peluang klaim tersebut tidak ada ? Bagi penyedia jasa yang pandai dia dapat memilih kiat-kiat sebagai berikut: 4.1 Pertama, berusaha menghitung biaya seefisien mungkin diantaranya dengan menggunakan metode kerja yang tepat dan penggunaan bahan sehemat mungkin tanpa mengorbankan mutu. 4.2 Kedua, melaksanakan apa yang biasa dikenal dengan istilah bussines intelligence. Dia pelajari dengan seksama para pesaing dalam tender, kebiasaan dan perilaku pengguna jasa termasuk bonafiditas pendanaannya. Selain itu dia mencari informasi mengenai rencana kemungkinan ada bagian pekerjaan yang nilainya cukup signifikan misalnya pembuatan kolam renang yang nantinya akan dibatalkan. Setelah dia tahu informasi ini maka khusus untuk kolam renang ini diberi harga sangat rendah supaya secara keseluruhan harga penawaran menjadi rendah. Tentu saja informasi ini hanya untuk dirinya sendiri.

48

Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

4.3 Ketiga, bila dia yakin peluang klaim hampir tak ada, para pesaing kebanyakan sama bonafide dan jelinya dengan dia sendiri, maka harga penawaran dia tinggikan agar tidak menang. Kalau toh dia menang, resiko rugi telah diantisipasinya. 4.4 Keempat, apabila dokumen tender mengizinkan usulan lain/usulan alternatif tanpa mengurangi manfaat fasilitas yang direncanakan, dia akan mengusulkan penawaran alternatif tersebut dengan harga lebih rendah namun dia sangat menguasai dan berpengalaman melaksanakan pekerjaan tersebut. 4.5 Sebagai contoh suatu perusahaan Jepang memenangkan tender

Penjernihan Air Minum dari Air Laut (Deselanitation Water Treatment Plant) di Saudi Arabia dengan harga sangat rendah dibandingkan penawar lain dengan menggunakan usulan alternatif inovasi mereka sendiri. Setelah proyek berjalan baik dalam waktu 3 bulan, turbinnya harus diganti baru dan ini merupakan hak paten perusahaan tersebut. Demikianlah turbin tersebut selanjutnya harus diganti setiap 3 (tiga) bulan. Nilai tender yang sangat murah akhirnya menjadi mahal dan terikat seumur hidup pada perusahaan Jepang tersebut. 5. PELUANG PENGGUNA JASA MENGAJUKAN KLAIM Disamping hal-hal tersebut diatas yang menguraikan peluang-peluang klaim yang dapat dilakukan oleh penyedia jasa, kiranya perlu pula di tinjau peluang klaim dari pihak pengguna jasa dalam rangka menghemat waktu dan atau biaya tanpa harus mengorbankan mutu. Peluang-peluang tersebut sebagai berikut : 5.1 Pada waktu tender Pengguna jasa sudah menyiapkan beberapa kemungkinan perubahan spesifikasi teknis dan bahan tanpa mengurangi mutu dan tanpa memberi tahu peserta tender.

49

Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

Dengan demikian pengguna jasa dapat mengunakan klaim perpendekan waktu penyelesaian dan atau pengurangan nilai kontrak karena perubahan bahan. Hal ini tentunya dilakukan setelah penetapan pemenang tender.

5.2 Pada waktu pelaksanaan 5.2.1 Pengguna jasa dapat saja meminta penggunaan rencana / metode kerja yang mereka miliki, sehingga lebih efisien dan dapat klaim perpendekan waktu. Pekerjaan yang kurang penting dibatalkan atau ditunda dulu untuk mengurangi biaya. 5.2.2 Usaha lain adalah pengguna jasa menyewakan peralatan yang dimilikinya dengan sewa yang lebih murah dari harga pasaran sehingga dapat klaim pengurangan biaya kontrak dan menghemat waktu pula.
5.2.3

Dapat

juga

dengan meminta penyedia jasa melakukan Value

Engineering untuk menekan biaya. Tentunya hal ini sudah direncanakan semasa tender. Dalam pengertian value engineering ini termasuk orientasi untuk menentukan dan menghilangkan biaya tak perlu, orientasi fungsi suatu bagian pekerjaan yang dikaitkan antara nilai yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan. Penelitian atas biaya untuk mendapatkan dan mengoperasikan fasilitas yang diperlukan. Tujuannya adalah penghematan biaya dan waktu.

KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN

50

Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

6.1 Kesimpulan 6.1.1 Peluang klaim kebanyakan terjadi karena kelalaian, kekurang siapan pengguna jasa sebelum melakukan tender. Data lapangan kurang akurat, banyak berupa asumsi atau perkiraan. 6.1.2 Peluang klaim tidak selalu ada. Andaipun peluang itu ada tidak selalu ada yang dapat memanfaatkannya. 6.1.3 Pemanfaatan peluang klaim dapat dipelajari dan peluang klaim bukanlah sesuatu manipulasi atau tipu muslihat. 6.1.4 Peluang memanfaatkan klaim harus ditunjang oleh pengelolaan administrasi proyek konstruksi yang baik.

6.2 Saran-Saran
6.2.1

Pengguna jasa harus waspada terhadap peserta tender yang terkenal pandai mencari peluang klaim (Claim Artist).

6.2.2 6.2.3

Pengguna jasa harus benar-benar siap dengan data proyek. Pengguna jasa harus hati-hati terhadap usulan alternatif, jangan terpesona dengan harga yang murah pada waktu pembangunan tapi biaya perawatan seterusnya akan menjadi sangat mahal dan terikat pada perusahaan tertentu

51

Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

6.2.4

Penyedia jasa harus mulai meningkatkan kemampuan memanfaatkan peluang klaim terutama bagi para penyedia jasa di Indonesia

Daftar Pustaka : 1. UU RI No. 30/1999 Tentang Arbitrase & Alternatif Penyelesaian Sengketa 2. Buku Managing Construction Contracts, 1992 Edisi kedua oleh Robert. D. Gilbreath 3. Buku Mengenal Klaim Konstruksi & Penyelesaian Sengketa Konstruksi oleh H. Nazarkhan Yasin, Ir.

52

Copyright NY-SS/ KK-PTKMPK/IV/10

You might also like