You are on page 1of 20

Selektif dan Diferensial Media

Media Perbenihan yang dapat digunakan untuk memisahkan koloni satu jenis bakteri dari koloni-koloni lain serta dapat memberi ciri yang khas untuk bakteri golongan tertentu. Dibawah ini adalah contoh dari selektif dan differensial media: Blood Agar Plate (BAP)

Kegunaan : Untuk isolasi dan pertumbuhan berbagai macam mikroorganisme,terutama yang phatogen dan menetapkan bentuk hemolisa dari bakteri-bakteri tersebut. Prinsip kerja : Media kultur ini kaya nutrient yang menyediakan kondisi pertumbuhan yang optimal untuk semua mikroorganisme yang relefan.Ph 6,8 menstabilkan sel darah merah dan menyokong bentuk zona hemolisa yang jelas. Darah kambing yang di defibrinasi yang segar adalah yang paling cocok untuk menentukan bentuk hemolisis. Kandungan : Nutrien substrat (ekstrak hati dan pepton), NaCl, Agar-agar, Darah kambing Cara Kerja :

1.

Suspensi bakteri ditanam dengan cara goresan sejajar pada empat kudaran media. Inkubasi 24 jam suhu 370C Lihat ciri-ciri koloni. Koloni (ingin diperiksa) yang terpisah dapat digunakan untuk pemeriksaan lanjut.

2.
3. 4. Cara pembuatan

Larutkan 40 g/L, autoclave (min15 pada suhu 1210C) didinginkan sampai suhunya 45-500C tambah darah yang di defibrinasi campurkan. PH 6,8 0,2 pada suhu 250C Sebelum penambahan darah, media berwarna bersih coklat kekuning-kuingan, darah berwarna merah dan tidak hemolisis. Bakteri hemolisa B : S.aureus, S.pyogenes, B.cereus,Cl. Perfringen Bakteri hemolisa a : K. penumonia Media selektif bersifat umum untuk bakteri gram positif dan gram negative.

Gambar : BAP yang ditumbuhi bakteri. Mac Conkey "M"

Kegunaan : Media selektif dan differensial untuk bakteri gram negative batang Prinsip kerja : Garam empedu dan Kristal violet menghambat pertumbuhan bakteri gram positif. Laktosa dan PH indicator merah netral digunakan untuk mendeteksi penurunan laktosa (bakteri yang dapat memfermentasikan Laktosa atau tidak) Kandungan : Pepton dari kasein, pepton dari daging, NaCl, campuran garam empedu, merah netral, Kristal violet, agar-agar. 1. Suspensi bakteri ditanam dengan cara goresan sejajar pada empat kudaran media. Inkubasi 24 jam suhu 370C Lihat ciri-ciri koloni. Koloni (ingin diperiksa) yang terpisah dapat digunakan untuk pemeriksaan lanjut.

2.
3. 4. Cara pembuatan:

Larutkan 50g/L, autoclave 15 menit 1210C, tuangkan pada plate, PH 7.1 0.2 pada suhu 25 0C

Gambar : Mac Conkey agar plate yang ditumbuhi bakteri. Manitol Salt Agar (MSA)

Kegunaan : Madia selektif dan differensial media bersifat yang bersifat khusus (bakteri tertentu),untuk mendeteksi bakteri Staphylococcus petogen ( S. aureus) Prinsip kerja : Hanya mikroorganisme yang tahan terhadap garam yang dapat tumbuh pada media ini, karena konsentrasi garamnya yang tinggi.Penurunan dari manitol, warna berubah dari merah menjadi kuning penanda Staphylococcus yang phatogenic s. aureus( koloni kecil ) Kandungan : Pepton, ekstrak daging, manitol, sodium klorida, manitol, phenol red,agar2. Hasil Positif (tersangka) : koloni kecil warna media di sekotar koloni berubah dari merah menjadi kuning. Cara Kerja : 1. Suspensi bakteri ditanam dengan cara goresan sejajar pada empat kudaran media. Inkubasi 24 jam suhu 370C Lihat ciri-ciri koloni. Koloni (ingin diperiksa) yang terpisah dapat digunakan untuk pemeriksaan lanjut.

2.
3. 4. Cara pembuatan

Larutkan 108 g/L autoclave (15 menit pada suhu 121 0C),tuang pada plate PH 7.4 0.2 pada suhu 25 0C. Staphylococcus aureus mampu memfermentasikan media ini(merah menjadi kuning).

Gambar : MSA agar yang ditumbuhi bakteri yang dapat mefermentasikan manitol, TBX

Kegunaan : Media selektif khusus untuk bakteri E. coli

Gambar : TBX yang di tumbuhi bakteri E. coli TCBS (Thiosulfate Citrat Bile Sucrose agar) digunakan untuk isolasi dan pertumbuhan selektif dari Vibrio cholera dan vibrio enterophatogenic yang lain. Prinsip kerja :konsentrasi thiosulfat dan citrate dan dan kuatnya alkalinitas dari media ini sebagian besar menghambat pertumbuhan enterobactericeae. Empedu lembu jantan dan coklat terutama menekan enterococci. Beberapa bakteri colifirm, yang mungkin bisa tumbuh tidak metabolisme sucrose. Hanya sedikit strain proteus yang sucrose positif ddapat tumbuh berwarna kuning seperti koloni Vibrio.Pencampuran indicator bromothymol-biru menubah warna menjadi biru, kemudian asam dibentu meskipun di media yang alkalinitasnya kuat. Kandungan : pepton dari kasein, pepton dari daging, ekstrak yeast, NaCl, sucrose, sodium chloride, empedu lembu jantan,sodium choklate,iron (III) citrat Agar-agar. Pembuatan : Larutkan 88g/L dan tuangkan ke plate.

Jangan diautoclave PH 8.60.2 pada suhu 25 0C.

Gambar : TCBS yang ditumbuhi bakteri V. cholera SS( Shalmonella Shigella) Kegunaan : Untuk isolasi salmonella dan shigella. Prinsip kerja : Briliant green,dan empedu lembu jantan dan konsentrasi tinggi thiosulfat dan citrate sebagian besar menghambat mikroba yang mengiringi.sulfida yang diproduksi dideteksi dengan penggunaan thiosulfation dan besi. Keberadaan bakteri coliform ditetapkan oleh deteksi penurunan laktosa ke asam dengan Ph indicator merah netral. Kandungan : pepton ,laktosa, empedu lembu jantan, Nacitrat, natrium thiosulfat, ammonium besi (III) ctrat, brilliant green, netral re, agar-agar. Pembuatan : larutkan 60g/L secarar sempurna,tuangkan kedalam plate. Jangan autoclave PH 7.00.2 pada suhu 25 0C. SPS( Sulfite Polimyxin sufadiazine ) Kegunaan : Untuk isolasi dan perhitungan clostridium perfringen dan clostridium perfringen semua tipe dari bahan makanan.

Prinsip kerja : Sulfite polymixin Sulfadiazin Agar berisi nutrient yang spectrum nya luas.Sulfit direduksi sebagian besar clostridium(termasuk Cl. Perfringen) menjadi sulfide,yang bereaksi dengan besi citrate dan menyebabkan koloni berubah menjadi hitam. Mikroorganis me lain yang dapt mereduksi sulfit di tekan oleh polymixin dan sulfadiazine. Kandungan : Pepton dari kasein, ekstrak yeast, besi (III) citrate, sodium sulfat, polimixin B sulfate, sodium sulfadiazine, agag-agar. Cara pembuatan : Larutkan 40g/ liter autoclave ( 15 menit 121 0C) PH 7.00.2 pada suhu 25 0C. pertumbuhan dari clostridia yang sensitive sulfit yang juga di pelihatkan BK (Brusella Kanamisin)

Kegunaan : Untuk media selektif khusus untuk bakteri Clostridium,dengan penambahan Disk Obat Metronidase. *Clostridium sensitive dengan metronidase. Cetrimide Untuk isolasi dan difrensiasi pseudomonas aerogenosa dari berbagai Janis bakteri lainya. Prinsip kerja : Cetrimide sebagian besar menhambat pertumbuhan bakteri yang yang mengiringi pertumbuhan Ps. Aerogenosa.Konsentrasi ).3g/L menhambat bakteri yang mengiringi dengan memuasakan dan meminimalkan

gangguan terhadap pertumbuhan Ps. Aerogenosa.Produksi pigmen tidak dihambat sewaktu tumbuh pada media ini.Warna pigmen kuning-hijau. Kandungan : Pepton dari gelatin, magnesium klorida, potassium sulfat, ccetrimide, agar-agar. Cara pembuatan : Laruutkan 44.5 g/L tambah 10 ml gliserol/L,autoclave (15 menit 121 0C)tuangkan ke plate.PH 7 .00.2

Gambar : Cetrimide yang ditumbuhi bakteiri Pseudomonas aerogenosa. KF Streptococccus Kegunaan : Media selektif Sterptococcus spesies Enterococci .Untuk deteksi dan penghitungan enterococci. Prinsip kerja : Maltose dan dan lactose di metabolism sebagian besar enterococci dengan dengan produsi asam dan jadi menignkatkan pertumbuhan bakteri ini,mikroorganisme yang tidak diinginkan sebagian besar ditekan sodium acid. Bentuk asam dideteksi oleh bromcresoll ungu dengan perubahan warna ke warna media menjadi kuning. Enterococci menurunkan TTC memberi fomazan merah dan jadi terlihat sebagai koloni yang berwarna merah.

Kandunan : Proteose pepton, extrack yeast, sodiumclorida, sodium glicerolphopat, maltose, lactose, sodiumacid, bromocresol purple, agar2, triphenil tetrazolium acid. Hasil positif (tersangka) : enterococcus faecalis, E.hirae dan E. eqiunus koloni berwarna merah dengan zona kuning disekitar koloni. Cara pembuatan : 76,4 gram dilarutkan dalam 1L aquadest kemudian sterilkan dengan autoclave 121 0C selama 5 menit.Kemudian ditambah Triphenil tetrazolium Clorid 1%(1ml/100 ml larutan) ketika suhu 5 0C. Tuang di petridish.

Gambar : KF treptococci yang di tumbuhi enterococci. Baird Parker Kegunaan : untuk isolasi dan penghitungan Staphylococcus aureus pada makanan dan bahan pharmasi menurut BAIRD PARKER (1962) Prinsip kerja : Media ini berisi Lithium clorida dan tilurit untuk menghambat pertumbuhan mikroba yang mengiringi, sementara sementara pyruvat dan glysin merangsang pertumbuhan staphylococcus. Koloni staphylococcus memperlihatkan dua karakteristik utama ketika tumbuh pada medium gelap(gelap karena berisi kuning telur)

1. 2.

Karakteristik zona dan cincin di bentuk sebagai hasil dari lipolysis dan proteulisis. Reduksi dari tellurit ke tellurium membentuk warna hitam.

Reaksi kuning telur dan reduksi tellurit sering ditemukan terjadi bersama reaksi koagulasi positif dan dapat jadi petunjuk akhir. kandungan : pepto dari kasein, ekstrak daging, ekstrak yeast, Natrium pyruvat, glysin, lithium kolorida, aga-agar, Tambahan : kuning telur emulsi tellurit, sulphamethazin (jika di minta) Cara Kerja : Suspensi bakteri ditanam dengan car goresan sjajar pada empat kuadaran media. Inkubasi 24 jam suhu 37 0C Ciri Koloni : Stphylococcus aureus :Hitam,berkilap/licin, cembung,tepi putih dikelilingi zona terang. Cincin gelap dengan zona terang terluhat setelah inkubasi 48jam. S. epidermidis :Hitam, mengkilap, bentuk tidak tertur, zona gelap mengelilingi koloni setalah inkubasi 24jam.

Foto : Baird Parker yang di tumbuhi bakteri Yersinnia Selective Agar Media pertumbuhan selektif untuk Y enterocolitica dan Y pseudituberculosis. Prinsip : Mikroorganisme yang mengirin di hambat sebagian besar oleh campuran antibiotic(yersinia selective supplementCIN)Kristal violet dan garam empedu.Pertumbuhan yersinia walaupun ditingkatkan oleh piruvat dan nutrient yang tinggi)yersinia menurun kan keberadaaan manithol ke bentuk asam,oleh karena itu koloni berubah warna menjadi merah karena indicator phenol red. Kandungan: Pepton dari kasein, pepton dari daging, ekstrak yeas, mannitol, sodiumpirufat, sodium clorida, magnesium sulfat, campuran garam empedu, netral red, cristal violet,agar-agar. Pembuatan: Larutkan 58.5 g/Lautoclave, dinginkan sampai suhu 45-50 0C.Tambahkan satu botol kecil CNN ke dalam 500ml media dan campurkan dibawah kondisi sterril,tuangkan dalam plate. PH 7.40.2 pada suhu 25 0C

MEDIA PERTUMBUHAN MIKROBA


Mikroorganisme harus dibiakkan di laboratorium pada bahan nutrien yang berperan penting untuk pertumbuhan dan perkembangbiakannya. Susunan bahan nutrien, baik bahan alami maupun sintetik/buatan, yang dipergunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan bakteri. Media berfungsi untuk menumbuhkan bakteri, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah bakteri, dimana dalam proses pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada media. Macam nutrien yang digunakan tergantung dari macam bakteri yang dibiakkan. Untuk menciptakan keadaan lingkungan yang tepat secara sintetis sebagai pengganti keadaan alam, maka diperlukan persyaratan tertentu agar bakteri dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalam media. Persyaratan tersebut yaitu: 1. 2. 3. Media harus mengandung semua unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan bakteri. Media harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan bakteri. Media harus dalam keadaan steril, artinya sebelum ditanami bakteri yang dimaksud tidak ditumbuhi oleh mikroba lain.

A. Bentuk media

Bentuk media ditentukan oleh ada tidaknya penambahan zat pemadatan, seperti agaragar, gelatin dan sebagainya. Ada tiga bentuk media, yaitu: 1. Media padat, Dimana pada media digunakan bahan pemadat, misalnya agar-agar. Jumlah tepung agar yang ditambahkan tergantung kepada jenis mikroba yang dibiakkan. Bila mikroba memerlukan kadar air tinggi maka jumlah tepung agar harus rendah/sedikit, tetapi bila kadar air harus rendah makan penambahan tepung agar harus lebih banyak. Media padat umumnya dipergunakan untuk bakteri, ragi, jamur dn akadang-kadang mikroalgae. Media ini terdiri dari tiga macam bentuk, yaitu: a. b. Bentuk lempeng, media dibekukan di dalam cawan pertri. Bentuk miring, media dibekukan dalam keadaan miring di dalam tabung reaksi.

c. Bentuk tegak, media dibekukan dalam keadaan tegak dalam tabung. 2. Media cair, Yaitu bila ke dalam media tidak ditambahkan zat pemadat. Umumnya dipergunakan untuk pembiakan mikroalgae, kadang-kadang bakteri dan ragi. 3. Media semi padat atau semi cair, Yaitu bila penambahan zat pemadat hanya 50% atau kurang. Umumnya diperlukan untuk pertumbuhan mikroba yang banyak memerlukan kandungan air dan hidup anaerobik atau fakultatif, atau untuk pemeriksaan pergerakkan bakteri. B. Susunan Media Sesuai dengan fungsi fisiologi dan masing-masing komponen yang terdapat di dalam media, maka susunan media mempunyai kesamaan isi, yaitu: 1. Kandungan air 2. Kandungan nitrogen, baik berasal dari protein, asam amino, dan senyawa lain yang mengandung nitrogen. Sebagian besar digunakan untuk sintesis protein dan asam-asam nukleat. 3. Kandungan karbon berasal dari karbohidrat, lemak, dan senyawa-senyawa lain yang. Diperlukan sebagai sumber energi bagi reaksi-reaksi keseimbangan cairan, bergerak dan sebagainya. 4. 5. sintesis dalam pertumbuhan, pemeliharaan

Kandungan garam-garam anorganik, baik unsur makro maupun mikro, seperti fosfat, potasium, sodium, besi, mangan, magnesium, dan sulfat Kandungan vitamin dan asam-asam amino sebagai unsur tambahan bagi pertumbuhan dan sintesis metabolik esensial. C. Jenis Media Berdasarkan persyaratan mengenai susunan media bagi pertumbuhan bakteri, maka media dapat berupa:

1.

Media alami,

Yaitu media yang disusun oleh bahan-bahan alami seperti kentang, touge, daging, umbi-umbian dan sebagainya, pada saat ini media alami yang banyak digunakan adalah dalam bentuk kultur jaringan. Contoh media alami yang paling banyak digunakan adalah penggunaan telur untuk 2. pertumbuhan dan perkembanganbiakan virus. Media Sintetik Atau Buatan Yaitu media yang disusun oleh senyawa-senyawa kimia baik organik maupun anorganik. Contoh media sintetik bagi pertumbuhan bakteri Clostridium: K2HPO4 KH2PO4 MgSO4 NaCl 3. 0,5 gram 0,5 gram 0,1 gram 0,1 gram

CaCO3 secukupnya Media Semi Sintetik Yaitu media yang tersusun oleh campuran bahan-bahan alami dan bahan-bahan sintetik. Misalnya: Kaldu nutrisi untuk pertumbuhan bakteri: Pepton Ekstrak daging NaCl Aquades D. SIFAT MEDIA Penggunaan media bukan hanya untuk pertumbuhan dan perkembangbiakkan mikroba, tetapi juga untuk tujuan-tujuan lain seperti isolasi, seleksi dan diferensiasi biakan yang didapat. Artinya penggunaan beberapa jenis zat tertentu yang mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan dan perrkembangbiakkan mikroba, banyak juga dilakukan dan digunakan. Sehingga masing-masing media mempunyai sifat (spesifikasi) tersendiri sesuai dengan maksudnya. Berdasarkan sifat-sifatnya, media dibedakan menjadi: 1. Media dasar/ umum Yaitu media pembiakan sederhana yang mengandung zat-zat yang umum diperlukan oleh sebagian besar mikroorganisme dan dipakai juga sebagai komponen dasar untuk membuat media pembiakan lain. 2. Media Diperkaya Media ini dibuat dari media dasar dengan penambahan bahan-bahan lain umtuk mempersubur pertumbuhan mikroba tertentu, yang pada media dasar tidak dapat tumbuh dengan baik. Untuk itu dibutuhkan beberapa penambahan nutrisi pengaya kedalam media dasar yang dapat menyokong pertumbuhan mikroba, misalnya dengan menambahkan darah, serum atau ekstrak hati. \3. Media diferensial Media ini digunakan untuk membedakan bentuk dan karakter koloni mikroba yang tumbuh. Beberapa mikroba dapat tumbuh di dalam media ini, tetapi hanya beberapa jenis saja 10 gram 10 gram 5 gram 1 liter

yang mempunyai penampilan pertumbuhan yang khas. Media ini berfungsi untuk isolasi dan identifikasi bakteri. 4. Media Selektif Media ini digunakan untuk menyeleksi pertumbuhan mikroba yang diperlukan dari campuran mikroba-mikroba lain yang terdapat dalam bahan yang akan diperiksa. dengan penambahan zat-zat tertentu mikroba yang dicari dapat dipisahkan dengan mudah. Media ini sangat berguna untuk identifikasi. Contohnya, SS-agar (agar Salmonella-Shigella) yang digunakan untuk mengisolasi bakteri jenis Salmonella dan Shigella. 5. Media Uji Media ini digunakan untuk pengujian senyawa atau benda tertentu dengan bantuan mikroba. Misalnya, media penguji vitamin, antibiotika, residu pestisida, residu deterjen dan lainlain. Media ini disamping tersusun oleh senyawa dasar untuk kepentingan pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba, juga sejumlah senyawa tertentu yang akan diuji. 6. Media Enumerasi Media ini digunakan untuk menghitung jumlah mikroba pada suatu biakan. Media ini dapat berbentuk media dasar, media selektif, media diferensial maupun media uji. E. Penyiapan Media Media alami, misalnya susu skim, tidak menimbulkan masalah di dalam penyiapannya sebagai media; hanya semata-mata dituang kedalam wadah-wadah yang sesuai seperti tabung reaksi atau labu dan disterilkan sebelum digunakan. Media dalam bentuk kaldu nutrien atau yang mengandung agar disiapkan dengan cara melarutkan masing-masing bahan yang dibutuhkan atau lebih mudah lagi dengan cara menambahkan air pada suatu air pada produk komersial berbentuk medium bubuk yang sudah mengandung semua nutrien yang dibutuhkan. Pada praktisnya semua media tersebut secara komersial dalam bentuk bubuk, dan juga dalam bentuk siap pakai di dalam cawan-cawan petri, tabung atau botol. 1. Penyiapan media bakteriologis selain media alamiah mengikuti langkah-langkah berikut: Setiap komponen atau medium terdehidrasi yang lengkap dilarutkan dalam air suling dengan

volume yang sesuai. 2. pH (derajat keasaman dan kebasaan) medium fluida ditentukan dan disesuaikan (dengan penambahan larutan basa atau asam) dengan nilai optimum bagi pertumbuhan bakteri yang akan dikultivasi. pH ditentukan dengan menggunakan indikator pH. 3. 4. Medium tersebut dituang kedalam wadah yang sesuai seperti tabung, labu, atau botol dan ditutup dengan sumbat kapas atau tutup plastik atau logam sebelum disterilisasi. Medium itu disterilkan, biasanya dengan menggunakan autoklaf; proses ini menggunakan panas dibawah tekanan uap. F. Kondisi fisik yang dibutuhkan untuk pertumbuhan Untuk berhasilnya kultivasi berbagai tipe bakteri, dibutuhkan suatu kombinasi nutrien serta lingkungan fisik yang sesuai, seperti;

osfer gas

aman atau kebasaan (pH)

G. Pilihan Media Dan Kondisi Inkubasi Untuk dapat memilih dengan baik media dan kondisi fisik, haruslah dapat menjawab 1. 2. 3. pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: Apakah bakteri yang akan diisolasi itu aerobik atau anaerobik? Apakah spesimen itu mengandung bakteri autotrofik atau heterotrofik, dan bila demikian apakah kedua tipe tersebut akan dikultivasi? Apakah spesimen itu mengandung organisme termofilik, mesofilik atau psikrofilik? Berikut ini beberapa media yang sering digunakan secara umum dalam mikrobiologi: 1. Lactose Broth Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran koliform dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (pre-enrichment broth) untuk Salmonellae dan dalam mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk memetabolisme bakteri. Laktosa menyediakan sumber karbohidrat yang dapat difermentasi untuk organisme koliform. Pertumbuhan dengan pembentukan gas adalah presumptive test untuk koliform. Lactose broth dibuat dengan komposisi 0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton; dan 0,5% laktosa. 2. EMBA (Eosin Methylene Blue Agar) Media Eosin Methylene Blue mempunyai keistimewaan mengandung laktosa dan berfungsi untuk memilah mikroba yang memfermentasikan laktosa seperti S. aureus, P. aerugenosa, dan Salmonella. Mikroba yang memfermentasi laktosa menghasilkan koloni dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang dapat tumbuh koloninya tidak berwarna. Adanya eosin dan metilen blue membantu mempertajam perbedaan tersebut. Namun demikian, jika media ini digunakan pada tahap awal karena kuman lain juga tumbuh terutama P. Aerugenosa dan Salmonella sp dapat menimbulkan keraguan. Bagaiamanapun media ini sangat baik untuk mengkonfirmasi bahwa kontaminan tersebut adalah E.coli. Agar EMB (levine) merupakan media padat yang dapat digunakan untuk menentukan jenis bakteri coli dengan memberikan hasil positif dalam tabung. EMB yang menggunakan eosin dan metilin bklue sebagai indikator memberikan perbedaan yang nyata antara koloni yang meragikan laktosa dan yang tidak. Medium tersebut mengandung sukrosa karena kemempuan bakteri koli yang lebih cepat meragikan sukrosa daripada laktosa. Untuk mengetahui jumlah bakteri coli umumnya digunakan tabel Hopkins yang lebih dikenal dengan nama MPN (most probable number) atau tabel JPT (jumlah perkiraan terdekat), tabel tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah bakteri coli dalam 100 ml dan 0,1 ml contoh air. 3. Nutrient Agar

Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni. Untuk komposisi nutrien agar adalah eksrak beef 10 g, pepton 10 g, NaCl 5 g, air desitilat 1.000 ml dan 15 g agar/L. Agar dilarutkan dengan komposisi lain dan disterilisasi dengan autoklaf pada 121C selama 15 menit. Kemudian siapkan wadah sesuai yang dibutuhkan. 4. Nutrient Broth Nutrient broth merupakan media untuk mikroorganisme yang berbentuk cair. Intinya sama dengan nutrient agar. Nutrient broth dibuat dengan cara sebagai berikut: 1.Larutkan 2.Larutkan 3.Atur 4.Beri 5 3 g g pepton dalam 850 ekstrak daging dalam larutan yang air pH distilasi ml air dibuat pada distilasi/akuades. langkah pertama. 1.000 7,0. ml.

sampai sebanyak

5.Sterilisasi dengan autoklaf. 5. MRSA (deMann Rogosa Sharpe Agar) MRSA merupakan media yang diperkenalkan oleh De Mann, Rogosa, dan Shape (1960) untuk memperkaya, menumbuhkan, dan mengisolasi jenis Lactobacillus dari seluruh jenis bahan. MRS agar mengandung polysorbat, asetat, magnesium, dan mangan yang diketahui untuk beraksi/bertindak sebagai faktor pertumbuhan bagi Lactobacillus, sebaik nutrien diperkaya MRS agar tidak sangat selektif, sehingga ada kemungkinan Pediococcus dan jenis Leuconostoc serta jenis bakteri lain dapat tumbuh. MRS agar mengandung: 1. Protein dari kasein 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. D Magnesium Dipotassium Agar-agar hidrogen 80 hidrogen asetat sulfat sitrat 5 0,04 Ekstrak Ekstrak (+) daging ragi glukosa sulfat 14 phosphate 1,0 2 8,0 4,0 20 0,2 2 10 g/L g/L g/L g/L g/L g/L g/L g/L g/L g/L g/L

Tween Diamonium Natrium Mangan

MRSB merupakan media yang serupa dengan MRSA yang berbentuk cair/broth. 6. Trypticase Soy Broth (TSB)

TSB adalah media broth diperkaya untuk tujuan umum, untuk isolasi, dan penumbuhan bermacam mikroorganisme. Media ini banyak digunakan untuk isolasi bakteri dari spesimen laboratorium dan akan mendukung pertumbuhan mayoritas bakteri patogen. Media TSB mengandung kasein dan pepton kedelai yang menyediakan asam amino dan substansi nitrogen lainnya yang membuatnya menjadi media bernutrisi untuk bermacam mikroorganisme. Dekstrosa adalah sumber energi dan natrium klorida mempertahankan kesetimbangan osmotik. Dikalium fosfat ditambahkan sebagai buffer untuk mempertahankan pH. 7. Plate Count Agar (PCA) PCA digunakan sebagai medium untuk mikroba aerobik dengan inokulasi di atas permukaan. PCA dibuat dengan melarutkan semua bahan (casein enzymic hydrolisate, yeast extract, dextrose, agar) hingga membentuk suspensi 22,5 g/L kemudian disterilisasi pada autoklaf (15 menit pada suhu 121C). Media PCA ini baik untuk pertumbuhan total mikroba (semua jenis mikroba) karena di dalamnya mengandung komposisi casein enzymic hydrolisate yang menyediakan asam amino dan substansi nitrogen komplek lainnya serta ekstrak yeast mensuplai vitamin B kompleks. 8. Potato Dextrose Agar (PDA) PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan kapang. Dapat juga digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel atau produk makanan. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri. Cara membuat PDA adalah mensuspensikan 39 g media dalam 1 liter air yang telah didestilasi. campur dan panaskan serta aduk. Didihkan selama 1 menit untuk melarutkan media secara sempurna. Sterilisasi pada suhu 121C selama 15 menit. Dinginkan hingga suhu 40-45C dan tuang dalam cawan petri dengan pH akhir 5,6+0,2. 9. VRBA (Violet Red Bile Agar) VRBA dapat digunakan untuk perhitungan kelompok bakteri Enterobactericeae. Agar VRBA mengandung violet kristal yang bersifat basa, sedangkan sel mikroba bersifat asam. Bila kondisi terlalu basa maka sel akan mati. Dengan VRBA dapat dihitung jumlah bakteri E.coli. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat VRBA adalah yeast ekstrak, pepton, NaCl, empedu, glukosa, neutral red, kristal violet, agar). Bahan-bahan tersebut kemudian dicampur dengan 1 liter air yang telah didestilasi. Panaskan hingga mendidih sampai larut sempurna. Dinginkan hingga 50-60C. Pindahkan dalam tabung sesuai kebutuhan, pH akhir adalah 7,4. Campuran garam bile dan kristal violet menghambat bakteri gram positif. Yeast ekstrak menyediakan vitamin B-kompleks yang mendukung pertumbuhan bakteri. Laktosa merupakan sumber karbohidrat. Neutral red sebagai indikator pH. Agar merupakan agen pemadat.

You might also like