You are on page 1of 6

Tips Menjadi Moderator Seminar Posted on 8 April 2011 | 16 Comments

7 Votes

Pernahkah sobat sekalian diminta untuk menjadi moderator sebuah seminar/talk show/diskusi/sarasehan? Mungkin ada yang sudah, namun ada juga yang belum. By the way tak ada salahnya sobat sekalian membaca postingan berikut ini. Tak bermaksud menggurui atau merasa lebih baik dari sobat-sobat sekalian, just share pengalaman aja, barangkali bermanfaat

Langkah-langkah yang perlu kita tempuh untuk menjadi seorang moderator adalah: Menguasai topik permasalahan yang diseminarkan, kemudian menyiapkan kalimat pengantar sebelum mempersilakan pembicara angkat bicara. Syukur-syukur kita sebagai moderator sudah membaca makalah atau slide materi seluruh narasumber yang hadir. Mengetahui kondisi dan latar belakang audiens untuk memilih diksi (pilihan kata) dan kostum yang pas. Mengetahui profil dan kapasitas pembicara seminar sehingga bisa menggali lebih dalam kepada narasumber tentang materi yang diseminarkan. Tentunya tidak salah alamat dalam melontarkan pertanyaan. Mengetahui rundown acara, berapa durasi waktu yang disediakan untuk masing-masing narasumber, berapa lama waktu tanya-jawab yang disediakan, berapa sesi tanya jawab yang direncanakan. Kapan istirahat, kapan serius, kapan santai. Menyiapkan alert notes (kertas peringatan) untuk mengingatkan narasumber mengenai waktu yang tersedia. Misal, Mohon maaf, waktu tinggal 5 menit lagi, mohon segera disimpulkan dan diakhiri..;

Mohon maaf waktu presentasi bapak/ibu telah habis, mohon segera diakhiri. Terima kasih.. ; atau kata-kata lain yang halus dan sopan. Menyiapkan bloknote/ buku catatan dan ballpoint untuk mencatat poin-poin penting yang disampaikan oleh para narasumber, nantinya catatan-catatan kecil itu akan kita bacakan sebagai kesimpulan setelah sang narasumber selesai presentasi. Selain itu bloknote juga berfungsi untuk mencatat nama dan pertanyaan yang diajukan oleh audiens saat sesi tanya jawab berlangsung. Menyiapkan kostum yang sesuai dengan seminar yang kita moderatori. Untuk mengetahui kostum seperti apa yang sesuai, kita perlu koordinasi dan konsultasi kepada panitia. Apakah memakai batik, kemeja, baju koko, kaos, jas, atau yang lain, tentu kita sebagai moderator harus menyesuaikan dengan audiens dan pembicara. Jangan sampai kostum kita mbedani dhewe (beda sendiri). Menyiapkan jam tangan atau ponsel sebagai alarm atau count down waktu. Hal ini penting agar seminar yang kita pandu berjalan tepat waktu sesuai perencanaan dan tentunya tidak molor.

Saat hari H pelaksanaan seminar tiba. Apa saja yang harus kita lakukan? Datang lebih awal daripada peserta. Cek sound system, kesiapan slide materi (di mana lokasi folder penyimpanan file slide materi), letak ruang transit pembicara, letak toilet, cek nama lengkap dan gelar pembicara. Menjalin keakraban dengan para narasumber di ruang transit. Dengan cara ini kita lebih akrab dan lebih santai dalam memandu jalannya seminar. Tidak kaku dan tidak garing. Menyiapkan curriculum vitae kita yang nantinya akan dibacakan oleh MC sebelum kita maju ke podium moderator. Mempelajari curriculum vitae pembicara, pastikan kita bisa membaca dengan tepat isi curriculum vitae (CV) pembicara. Jangan sampai saat kita membacakan CV pembicara kita masih bertanya, Mohon maaf pak/bu ini tulisannya apa?. Pertanyaan itu membuat narasumber malu karena seolah-olah tulisannya jelek sekali sampai tak bisa dibaca.

Nah, selama saya berada di sana , saya full mengobservasi Kang Agus, hehehe, ini hasil observasi saya tentang apa yang harus dilakukan moderator untuk membawakan dan mengarahkan acara dengan baik Pembuka : buka dengan salam dan doa pembuka majlis Bahas tentang acara, tagline acara yang ada di backdrop, perasaan moderator tentang acara (misal dengan kata-kata ini menarik). Sebaiknya baca lagi TOR (Term of References) Buat supaya audiens tertarik dengan acara (sangat menarik nih, nanti akan kita kaji lebih lanjut) Sebutkan siapa yang akan berbicara di talkshow, beserta titel atau profesinya (insyaAllah beliau akan segera bergabung dengan kita) Membacakan CV dari pembicara, usahakan jangan membacanya dengan letterluck sehingga terkesan seperti mendiktekan bacaan (gunakan kata-kata kemudian), intonasi jangan datar Sebaiknya selalu persiapkan intermezo (bisa dari berita-berita terbaru) kalau-kalau ada sesuatu yang berjalan di luar rencana, misal pembicara terlambat datang atau slide belum bisa ditampilkan Komunikatif, sebaiknya ajak audiens untuk berinteraksi Saat pembicara sudah siap untuk memasuki podium atau panggung, persilakan pembicara masuk (misal dengan menggunakan kata-katasaya ingin mengajak mas Ade langsung bergabung karena sudah siap nihsilakan) Bahasa tubuh: attending (berusaha menjaga bahasa tubuh agar terlihat seperti memperhatikan katakata dari pembicara, bisa dengan mencondongkan badan sedikit ke arah pembicara atau pun menganggukkan kepala sesekali, ini penting supaya mengarahkan audiens juga fokus pada pembicara) Saat pembicara sedang memberikan materi, moderator harus berusaha menjaga agar audiens juga fokus pada pembicara, usahakan jangan membuat gerakan-gerakan yang mengalihkan perhatian audiens dari pembicara Senyum kepada pembicara, usahakan moderator membuat gesture yang memperhatikan apa yang disampaikan pambicara, sesekali mengganggukkan kepala Usahakan ada panitia di bawa panggung yang bertugas sebagai time keeper Catat bahasan yang menarik, sebaiknya berlatih untuk bisa menulis cepat Konsentrasi, ingat waktu, perhatikan pembicara, audiens yang bertanya, juga time keeper yang memberi arahan jika waktu sudah habis (biasanya time keeper siaga di dekat panggung atau podium) Catat pertanyaan dari audiens, sekali lagi, sebaiknya berlatih untuk menulis cepat Ucapkan terimakasih pada audiens yang telah selesai melemparkan pertanyaan Siapkan jokes

Boleh juga menerangkan tentang pengalaman pribadi, kemudian lemparkkan pertanyaan pada pembicara (jika pertanyaan kurang, atau dirasa ada poin penting yang belum disampaikan oleh pembicara, sekali lagi sebaiknya moderator meriset dulu tentang materi yang akan disampaikan) Mata jangan kosong, perhatikan audiens yang bertanya ataupun pembicara yang sedang menjawab pertanyaan audiens Penutup: baik teman-teman perbincangan kita sudah selesai, satu hal yang penting.(kesimpulan dari pembicaraan serta pertanyaan ataupun ringkasan materi, usahakan hanya satu atau dua kalimat) semoga bermanfaat dan semoga Allah selalu menambahkan ilmu untuk kita semua

Itu tadi 20 tips bagaimana menjadi seorang moderator yang baik. Sengaja saya menulis ini, sebenarnya untuk saya sendiri juga, karena saya diminta oleh adik-adik di kampus untuk menjadi moderator untuk acara bedah bukunya Oki Setiana Dewi yang berjudul Melukis Pelangi, heuheu, wish me luck!

bagaimana menjadi Moderator yang baik?

sebenarnya artikel ini adalah artikel yang saya buat saat masih menjadi mahasiswa tingkat satu. saat itu, demi mendapatkan kelulusan untuk bergabung di sebuah badan kemahasiswaan, saya rela dminta mengerjakan tugas ini oleh seorang senior saya. yah, daripada mubazir, saya bagi disini saja.

jadi, bagaimana caranya jadi moderator yang baik??

Dalam benak kita selama ini, kesuksesan suatu seminar mungkin hanya ditentukan oleh pembicaranya, materinya, dan sebagainya.

Pernahkah terpikir bahwa sesungguhnya moderator adalah juga salah satu kunci kesuksesan seminar tersebut? Sebenarnya, menjadi moderator adalah tugas yang sulit. Hal ini dikarenakan moderator adalah pemegang kendali, pemegang kontrol dari suatu acara, katakanlah seperti suatu seminar tadi. Kadang-kadang pembicaraan dari pembicara maupun peserta menyimpang dari topik, kadang pembicara berbicara terlalu banyak sehingga menghabiskan waktu bicara bagi pembicara lainnya, kadang terjadi ketegangan antara pembicara dan peserta, dan sebagainya. Karena itulah, peran dari seorang moderator amat penting. Berikut ini adalah beberapa tips untuk menjadi moderator handal.

# Persiapkan dan bekali diri dengan materi seminar. Hal ini penting bagi moderator, karena pada saat seminar berlangsung, moderator bisa memancing pertanyaan peserta pada saat tanya jawab dengan menggunakan bekal ilmu dasar yang sudah dimilikinya. Bandingkan dengan moderator yang tidak mengerti apapun mengenai isu yang sedang dibicarakan.

#Pelajari baik-baik riwayat hidup para pembicara. Bila kurang jelas, tanyakan terlebih dahulu sebelum seminar dimulai. Jangan sampai kita terlihat tidak tahu apa-apa mengenai pembicaranya. Jika harus membaca biografi pembicara, bacalah dengan jelas dan singkat. Tidak usah dibaca semua jika dirasa terlalu panjang. Karena itu tandailah sebelumnya bagian mana yang penting dan perlu diketahui oleh peserta. Jika pembicara boleh memperkenalkan diri sendiri, beri batasan waktu.

#Berlatihlah kira-kira 2-3 menit sebelum seminar berlangsung sebagai pemanasan.

#Ucapkan kata-kata dengan suara lantang, tegas, namun bersahabat. Sesuaikan dengan tema seminar dan juga audiens. Apakah boleh tersenyum, memberi sedikit lelucon, ataukah harus menciptakan suasana yang sedikit serius. Bedakan jika memberi seminar kepada anak SD dan kepada mahasiswa.

#Jaga kontak mata dengan peserta dan juga pembicara selama seminar berlangsung.

#Atur suasana tenang saat pembicara sedang di depan dan atur agar suasana diskusi/tanya jawab (bila ada) berjalan lancar dan terkendali. Moderator harus pandai membaca suasana untuk mengatur jalannya seminar, kapan peserta boleh bertanya, berikan kesempatan kepada pembicara saat pembicara terlihat siap untuk menjawab, dan sebagainya. Jika seminar terlihat membosankan, beri sedikit sisipan untuk menyegarkan pikiran dan menghidupkan suasana.

#Perhatikan waktu/durasi dengan teliti. Mulai dan akhirilah seminar tepat pada waktunya.

#Untuk menjadi moderator yang baik tentu kita harus memiliki skill dalam public speaking. Karena itu, berlatihlah terus menerus untuk berbicara di depan orang banyak dan menciptakan suasana nyaman dalam berbicara. Latihan juga berguna untuk membiasakan diri dan menghilangkan rasa gugup.

yang terpenting adalah berlatih. ingat, practise makes perfect. dan ingat, preparation perfects performance!! selamat mencoba.

You might also like