You are on page 1of 16

TUGAS

PETROLOGI
Kekerabatan Batuan Beku

Oleh

Gerson Tappang 270110110048 Geologi B

FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN

2012

BAB I

PENDAHULUAN
Batuan adalah benda padat yang terbentuk secara alamiah dan tersusun atas kumpulan dari mineral baik yang sejenis maupun yang tidak sejenis, dan mempunyai susunan kimia yang konstan. Batuan terbagi menjadi tiga jenis yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Batuan beku adalah batuan yang terbentuk langsung dari pembekuan magma. Pembekuan magma adalah suatu proses dimana terjadi perubahan fase magma dari cair menjadi padat. Pembekuan magma akan menghasilkan kristal-kristal mineral primer ataupun gelas. Proses pembekuan magma akan sangat berpengaruh terhadap tekstur dan struktur primer batuan. Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun batuannya. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Sedangkan batuan beku vulkanik terbentuk dari pembekuan magma yang relatif lebih cepat sehingga menghasilkan mineral-mineral yang bertekstur halus. Tekstur inilah yang digunakan sebagai dasar oleh Wells dan Dally dalam pengelompokkan kekerabatan batuan beku. Konsep kekerabatan batuan ini secara umum didasarkan pada kesamaan atau mendekati sama dari komposisi kimia dan mineraloginya. Dalam kekerabatan ini tidak dibedakan apakah proses pembekuannya terjadi di permukaan berupa vokanik atau di kedalaman, berupa hipabisal maupun plutonik. Untuk lebih jelasnya, konsep kekerabatan batuan ini akan dibahas pada bab selanjutnya. Konsep kekerabatan batuan yang dikemukakan oleh Wells dan Dally ini membagi batuan menjadi lima kelompok kekerabatan, yaitu kerabat gabro, kerabat gabro alkali, kerabat ultramafik dan lamprofir,

Kekerabatan Batuan Beku

kerabat diorit, monzonit, dan syenit, serta kerabat granodiorit, adamelit, dan granit. Kelima kelompok kekerabatan inilah yang akan menjadi pembahasan pada paper ini.

BAB II

KEKERABATAN BATUAN BEKU


Kekerabatan batuan pertama dikemukan oleh Wells dan Dally dalam Hacth dan Wells (1937). Kosep ini didasarkan pada kesamaan komposisi kimia dan mineraloginya. Disini tidak dibedakan apakah pembekuannya ekstrusif, intrusif, atau hipabisal serta apakah prosesnya berasal dari proses magmatik maupun metasomatik. Jadi, pengelompokkan kerabat batuan didasarkan pada teksturnya, yaitu tekstur kasar dan tekstur halus. Ada lima macam kekerabatan batuan : 1. Kerabat gabro 2. Kerabat gabro alkali 3. Kerabat ultramafik dan lamprofir 4. Kerabat diorit, monzonit, dan syenit 5. Kerabat granodiorit, adamelit, dan granit Batuan yang asam yang dicirikan dengan kandungan kuarsa lebih dari 10% dikelompokkan dalam satu kekerabatan batuan yaitu kerabat granodiorit, adamelit, dan granit. Batuan dengan komposisi menengah dan basa dikelompokkan menjadi kerabat diorit, monzonit, dan syenit serta kerabat gabro, yang keduanya dibedakan berdasarkan jumlah kandungan feldspar dan indeks warnanya. Sementara untuk batuan basa yang banyak mengandung alkali atau feldspatoid atau keduanya dikelompokkan dalam kerabat gabro alkali. Untuk batuan ultrabasa dengan indeks warna lebih dari 70 dikelompokkan dalam kerabat ultramafik dan lamprofir. 2.1 Kerabat Gabro

Kekerabatan Batuan Beku

Gabro tergolong kedalam batuan beku basa yang terbentuk di bawah permukaan (plutonik). Batuan beku basa juga terbentuk di hipabisal dan di permukaan, yaitu diabas (dolerit) dan basalt. 2.1.1 Basalt dan Diabas Kekerabatan ini terbagi menjadi dua jenis calc alkali basalt dan diabas, yaitu : - Tidak jenuh (mengandung olivin), yaitu lava pada gunung api laut (oceanic volcanoes).
- Jenuh (mengandung sedikit kuarsa), yaitu yang biasa disebut

tholeiite, umumnya terdapat sebagai lava plateau atau sill yang besar. Dilihat dari tekstur, basalt berbutir halus, sedangkan diabas berbutir sedang. Derajat kristalisasi keduanya berkisar antara holohyalin sampai holokristalin. Gelas Dilihat intergranular, yang dari basa disebut tachytyte, basalt dan apabila selama pembentukannya banyak air yang diserap disebut palagonit. tekstur sayatan, umumnya bertekstur sedangkan diabas bertekstur ophitic dan subophitic.

Fenokris pada basalt dan diabas umumnya feldspar, piroksen, dan olivin. 1. Olivin Basalt dan Diabas Olivin basalt umumnya merupakan lava yang berasal dari gunungapi perisai. Olivin sebagai fenokris berjumlah 50% dari seluruh fenokris, sedangkan fenokris plagioklas biasanya berzona dari An80 An50 berjumlah 25%, dan augit yang banyak mengandung Ca sekitar 15%. Masa dasar terdiri dari mikroplit plagioklas (An50-65) dan piroksen klino dalam jumlah yang hampir sama, serta sedikit olivin, magnetit, ilmenit, apatit, dan gelas. Olivin diabas secara mineralogi maupun teksturnya tidak banyak berbeda dengan olivin basalt. Ukuran butirnya biasanya lebih kasar dari lava umumnya dan sering didapatkan tekstur ophitic dan poikilitc. 2. Tholeitik Basalt dan Diabas

Kekerabatan Batuan Beku

Batuan tholeitik mengandung terutama labradorit, klino-piroksen, dan mineral bijih. Olivein umumnya tidak ada, kalaupun ada jumlahnya sangat sedikit, biasanya dekat pada dasar dari aliran lava. a. Tekstur Tholeitik basalt mempunyai tekstur berkisar dari glassy sampai holokristalin, intersertal, intergranular, dan ophitic. Sedangkan tholeitik diabas menunjukkan tekstur intergranular atau intersertal yang halus. Kadang tholeitik diabas menunjukkan tekstur yang porpiritik. b. Gabro dan batuan sejenisnya Gabro biasanya berbutir kasar dan yang berbutir menengah disebut mikrogabro. Komposisi mineralnya adalah plagioklas yang lebih kalsik dari An50; mineral mafiknya berupa augit, hyperstein, dan olivin. Gabro jarang mengandung hornblenda dan biotit. Normal gabro terdiri atas labradorit, augit, dan diallag. Gabro yang banyak mengandung hyperstein dibandingkan klinopiroksen disebut norit. Bila kedua piroksen tersebut ada dan plagioklasnya lebih kalsik dari labradorit batuannya disebut eucrit. Bila hampir seluruhnya terdiri dari olivin, labradorit, atau bitownit disebut troctolit. Bila terdiri dari olivin dan anortit disebut allivalit. Piroksen gabro yang indeks warnanya kurang dari 10 disebut anorthosit. Bila kandungan kuarsanya mendekati 10% disebut quartz gabbro (gabro kuarsa) dan quartz norit (norit kuarsa). Dengan bertambahnya indeks warna menjadi lebih dari 70%, gabro dan norit menjadi melanogabro dan melanorit. Olivin Gabro Normal Gabro Euccrite Norit Gabro Hornblende

c. Anorthosit dan batuan sejenisnya Anorthosit berbutir kasar, bertekstur hypidiomorf atau allotriomorf. Mineral yang paling banyak adalah Ca-plagioklas dari jenis labradorit atau kadang lebih kalsik. Jika jenis plagioklasnya andesin batuannya tidak dikelompokkan dalam gabro, tetapi disebut diorit yang mengandung Ca

Kekerabatan Batuan Beku

atau andesinite. Kandungan mineral mafik dari anorthosit dan andesinite tidak lebih dari 10%. Augit yang kaya alumina biasanya berwarna ungu sampai cokelat, dan hiperstein merupakan mineral yang umum didapat. Hornblende dan biotit jumlahnya sedikit dan terdapat sebagai rim pada piroksen. Pyrop garnet dan spinel hijau atau cokelat kadang juga dijumpai. Mineral aksesoris lainnya berupa titanomagnetit, ilmenit, kalkopirit, besi, dan rutil. Zircon dan apatit jarang dijumpai. Troctolit dan allivalit berbutir kasar dan komposisi hampir seluruhnya olivin dan plagioklas. Plagioklasnya berjenis labradorit atau bytownit, sedangkan pada allivalit jenisnya anothit. Olivin bentuknya euhedral karena terbentuk lebih mineral dulu. Allivalit dan kadang bertekstur kadang allotriomorf, equigranular, anortit mafiknya

membentuk pola mosaik. Olivin pada troctolit dan allivalit umumnya kaya akan besi, dan bila terubah akan menjadi antigorit, bowlingit, atau iddingsit. Mineral aksesori berupa kromit biasanya juga dijumpai. Kristal olivinnya kadang juga membentuk tekstur kelypitik dengan rim ortopiroksen, spinel, dan amfibol yang berserabut. 2.2 Kerabat Gabro Alkali Batuan ini miskin silika, namun kaya akan mineral alkali, seperti alkali feldspar atau foid. Sebagian mempunyai indeks warna lebih dari 70 dan masuk kerabat ultra basa. Jika jumlah silika bertambah, batuan menjadi jenis menengah. Terdapatnya sebagai batuan hypabisal, seperti sill, komplek gunungapi. Plagioklas pada batuan ini kemungkinan besar labradorit atau lebih basa. Kebanyakan dikarakterisir oleh plagioklas yang berzona. Komposisinya berkisar dari labradorit sampai oligoklas. Plagioklas selalu corroded dan sebagian dialih tempat oleh feldspar alkali, feldsphartoid dan terutama oleh analisit bila ada. Dilihat dari besar butirnya, terdapat dua kelompok batuan, yaitu : 2.2.1 Kelompok Batuan Berbutir Halus 1. Trachy Basalt

Kekerabatan Batuan Beku

Batuan ini berasosiasi dengan trachyte, phonolit, dan olivine basalt. Apabila alkali feldsparnya berkurang jumlahnya maka batuannya adalah basalt oligoklas. 2. Spilit Spilit diabas sebagai intrusi dan spilit basalt berupa aliran , yang berbentuk bantal banyak didapat. Kebanyakan ditemani oleh serpentin berupa sill dan aliran keratofir. Kebanyakan Spilit diendapkan di bawah laut, tetapi ada yang terbentuk didarat. 3. Basanit dan Tephrite Batuan ini adalah lava basa yang mengandung plagioklas dengan foid lebih dari 10% . Tepherite tidak mengandung olivine atau mengandung sedikit olivine sedangkan basanit mengandung cukup banyak olivine dan mengandung gelass yang mengandung soda tetapi tidak ada foid. 4. Nefelinit dan Leucitit Batuan ini berupa lava, intrusi dangkal dan sebagai piroklastik. Umumnya tidak mengandung feldspar. Tetapi kadang-kadang dapat mencapai 10%. Nefelinit kebanyakan fenokrisnya adalah neflin dan diopsid atau titan augit, sering tepinya ditempati oleh aegirin, kadang nosean, hauyne atau sodalite juga dijumpai. Masadasar biasanya terdiri atas mineral yang sama ditemani oleh mineral bijih, apatit, sphene, perouskit dan jarum-jarum aegirin. Biotit dan soda amfibol kadang juga dijumpai demikian halnya melilit dan leucit. Leucitit, mineraloginya sama, tetapi fenokris dan masadasar leucit jumlahnya lebih banyak. Nefelin tidak ada atau sedikit sekali dalam metrik. Melilit kadang banyak didapat. Variasi dari leucitit adalah italit. Batuan ini mengandung kristal leucit tak kurang dari 90% sisanya adalah aegirin augit, hauyne, melilit, bictit, bijih besi, dan apatit. Adapula leucitit yang mengandung olivin. Leucitit selain sebagai lava, dapat pula sebagai sumbat dan dike. Semuanya kaya akan potash, magnesium, titanium dan barium serta mangandung Na dan Al rendah. Jumlah silikanya sekitar 4555%. 2.2.2 Kelompok Batuan Berbutir Kasar

Kekerabatan Batuan Beku

Kerabat gabro alkali yang membentuk pluton dan hypabisal mempunyai ukuran butir, tekstur dan jumlah mineral yang berbeda-beda. 1. Kentallenit Bataun ini berbentuk menengah sampai kasar sama dengan trachybasalt. Batuan ini dibedakan dengan monzonit dari kandungan olivinnya yang banyak, indeks warna lebih dari 60 dan jumlah silikanya rendah. Seperti halnya pada monzonit, plagioklas dan ortoklas hadir dengan jumlah yang hampir sama, demikian juga dengan augit dan olivin. Biotit hadir dengan jumlah yang tak menentu dan aksesoris mineralnya berupa apatit dan bijih besi. 2. Shonkinit Shonkinit adalah syenit basa yang mengandung nefelin, miskin silika dan kaya akan mineral mafik. Plagioklas biasanya tidak ada atau berjumlah sedikit. Feldsparnya dari jenis ortoklas atau sanidin berjumlah sampai setengahnya. K-feldspar biasanya sebagai mikrolit tapi dibeberapa batuan hadir sebagai poikilitik. Neflin, sodalit, analsit, atau leucit dapat hadir dengan jumlah yang sedikit. 3. Malignit Batuan ini mengandung aegirin augit sekitar 50%. Ortoklas dan nefelin sekitar 20%. Lainnya berupa melanit, biotit, bijih besi, dan sphene. Dalam malignit yang lain kadang dijumpai poikilitik ortoklas menutupi kristal nosean yang euhedral dan hauyne serta mineral mafic yang dominan adalah soda diopsid atau aegirin augit. 4. Essexite dan Theralit Seperti malignit terdiri atas mineral-mineral yang sama tetapi proporsinya berbeda. Keduanya mengandung potash feldspar yang sama tetapi essexite lebih mengandung foid daripada theralit. 5. Analcite Diabas dan Gabro (Teschenite, cancrinit, Lugarit) Sebagian dari jenis batuan ini membentuk intrusi dan sill. Tekstur ophitic dan intersertal. Teschenite, cancrinit, dan lugarit dibedakan hanya pada jumlah mineralnya. 6. Jenis yang kaya akan nefeline

Kekerabatan Batuan Beku

Seri iyalite, terdiri atas nefelin dan piroksen. Biasanya tidak mengandung feldspar. Jenis piroksennya diopsid sampai hedenbergit. Seri iyalite dibedakan pada indeks warna. Batuan dengan indeks warna <30% termasuk urtite, indeks warna antara 30-70% sebagai iyalit, indeks warna antara 70-95% melteigit , dan lebih tinggi lagi disebut jaccupiragit. Urtit terdiri atas nefelin sekitar 70-85%, aegrit, apatit, dan albit sebagai aksesoris. Iyalite adalah batuan yang hipidiomorf dengan nefelin 50%, diopsid sekitar sepertiga jumlah mineral dan sebagai mineral aksesoris adalah apatit, sphene, kalsit, melanit, phlohopit, sodalit, peroushit, wallostonit, cancrinit, pectolit, dan zeolit. 2.3 Kerabat Ultramafik dan Lamprofir Pada umumnya ultramafic dan juga batuan ultrabasa mengandung silica kurang dari 45 %. Indeks warna biasanya lebih dari 70 %. Terdapatnya bagian bawah sill yang tebal, batuan aliran dan lapolit yang makin ke atas makin berkurang basanya. Mineralogi batuan ini secara umum adalah : -Olivin Banyak didapat dalam batuan ini, sebagian serpentin pseudomorf olivine jumlahnya tak kurang dari 30 % dalamperidotit. Jenis olivinnya kaya akan Mg. Tetapi dalam hartonalit dunit sebaliknya. Bentuk anhedral kecuali dalam kimberlit. Inklusi bijih besi. Olivin ini tidak berwarna sampai kehijauan. Terubah menjadi serpentin, talk, dan termolit. -Piroksen ortho Enstatit paling banyak dalam batuan ultrabasa; meskipun jarang terdapat dalam batuan menengah atau basa. Kristalisasinya kemudian setelah olivine. Mineral tersebut tidak berwarna, tidak ada inklusi. Hipersten didapat pula pada peridotit dan piroksenit. -Piroksen klino Diallag merupakan jenis piroksen klino yang terdapat dalam batuan ultra basa peridotit. Kadang menutupi olivine dan kadang berasosiasi dengan hypersten atau enstatit. Titanaugit didapat dalam

Kekerabatan Batuan Beku

batuan ultra basa yang alkali, misalnya piorite. Aegirin didapat dalam batuan jacupirangit ( ultrabasa alkali ). -Amfibol Dari jenis hornblende; didapat dalam jumlah yang sedikit pada banyak batuan ultrabasa. Dalam peridotit dan piroksenit umumnya hornblende berwarna coklat. Tremolit dan anthofilit didapat dalam jumlah sedikit. Sering mengalih tempat olivine. -Biotit Agak umum didapat sebagai mineral asesoris dalam peridotit. Biasanya tidak berwarna sampai kekuningan, sehingga disebut phlogopit. Pada beberapa peridotit, merupakan mineral utama, missal dalam kimberlit. -Mineral asesoris Yang umum adalah kromit dan spinel. Magnetit agak banyak. Perouskit merupakan mineral khas dalam kimberlit. Yang lain garnet, grafit, intan dan korondum. Kyanit didapat pula dalam kimberlit. Plagioklas ultrabasa. Ada dua macam kelompok batuan ultramafic berdasarkan besar butirnya, yaitu : 1. Kelompok yang berbutir halus Batuan ultramafic tidak banyak ditemukan sebagai batuan efusif dan intrusi dangkal. Terdapatnya pada bagian bawah dari sill dan aliran magma basa yang ditempat itu terakumulasi olivine dan piroksen. a. Picrite dan Ankemarite b. Limburgit Jenis yang kaya Foid : 2. Jenis yang berbutir kasar a. Dunit b. Peridotit c. Peridotit Hornblende d. Peridotit Mika (Kimberlit) e. Piroksenit f. Piroksenit Biotit g. Piroksenit Hornblende h. Serpentinit i.Lamprofir a. Katungit b. Ugandite c. Malilites dan Nephelinite sebagai mineral yang jumlahnya sedikit dalam batuan

Kekerabatan Batuan Beku

Kerabat Lamprofir Dominan Mafic Biotit Augit hornblende Alk.Piroksen Atau amphibol 2.4 Kerabat Diorit, Monzonit, dan Syenit Kerabat batuan tersebut termasuk kedalam batuan menengah.Karena jumlah siliknya antara 52 % - 66%.Indeks warna kurang dari 40. Diorit dan monzonit umumnya didapat sebagai masa yang relatif kecil. Juga didapat sebagai sill, dike, sill dan stock kadang bertekstur porfiritik. Syenit hanya didapat sebagai intrusi kecil seperti tubuh satelit dan zona tepi batolit. Mineralogi batuan ini secara umum adalah : -Plagioklas : dari jenis menengah bentuk subhedral meskipun pada beberapa diorit dapat anhedral.Inklusi hornblende, apatit. Zoning didapat dengan baik jika tubuhnya kecil seperti stoc. -Alkali Feldspar : Dalam diorit alkali feldspar sebagian digantikan oleh mirmekit dalam moonzonit di diorit. -Kuarsa : bila ada bentuk anhedral -Pyroksen : biasnya dari jenis dan pigeonit. Diopsid sering dalam diorit dan monzonit. Sedangkan pada syenit alkali. Piroksennya kadang dari jenis titan augit. Tetapi lebih umum aegirin, aegirin augit (soda piroksen). Hyperstein didapat pula dalam syenit. Feldspar ortoklas Minette Vogesil Soda Minette Soda Vogesit Feldspar Plagioklas Korsantit Spessartit Odinill Camptonit Tanpa Feldspar Alnoil Onachitit

Monchiquit Fourchit

Kekerabatan Batuan Beku

-Hornblende : merupakan mineral feromagnesia yang umum didapat dalam diorit dan monzonit. Biasanya berwarna hijau, coklat. -Nefelin dan foid yang lain : Beberapa kerabat syenit, seperti laurvikit, pulaaskit, dan shonkimit mengandung sedikit nefelin, sodalit yang lainnya. Bila jumlahnya mencapai 5%, batuan diklasifikasikan ke nefelin. -Mineral asesories : sphene, apatit, banyak didapat apatit euhedral, sphene juga euhedral, tetapi kadang anhedral. Magnetit dan ilmenit, zirkon, monasit dan allunit kadang didapat juga rutil Klasifikasi Kerabat Diorit, Monzonit dan Syenit Menurut Williams CS Tekstur K-Feld < 1/3 total Feld K-Feld >1/3<2/3 total Fine grained Coarse grained 2.5 Kerabat Granodiorit, Adamelit, dan Granit Batuan kerabat ini merupakan batuan asam. Semuanya mengandung kuarsa lebih dari 10% dan alkali feldspar >2/3 jumlah feldspar. Berdasarkan perbandingan feldspar alkali dengan plagioklasnya serta ukuran butirnya, maka batuannya dapat dibedakan menjadi; Tekstur Berbutir halus Berbutir kasar K-F>1/8<1/3 T.F K-F>1/3<2/3 T.F Dacite Rhyodacite Graqnodiorite Adamelite Dan jenis yang berukuran K-F >2/3 T.F Rhyolite Granite mikro Andesit Diorit Feldspar Trachy Andesit Monzonit Trachyte Syenit Phonolit Foid-system K-Feld > 2/3 total Feld Foid

Mineraloginya terdiri atas plagioklas dalam jumlah banyak terdiri dari jenis albit sampai andesine kecuali untuk batuan yang bersifat alkali. Soda oligoklas merupakan tipe mineral dalam granit. Zoning yang kuat sering terdapat dalam dorit kuarsa dan granodiorit. Feldspar alkali dalam

Kekerabatan Batuan Beku

granit yang normal adalah jenis pertit mikroklin, ortoklas dan pertit ortoklas banyak didapat dalam granit, monzonit kuarsa (adamelit) dan granodiorit. Albit didapat sebagai hasil albitisasi dari mineral-mineral tersebut di atas. Intergrowth pertit didapat dengan tidak beraturan, kadang sempurna kadang hanya sebagai lensa-lensa albit. a. Jenis batuan berbutir halus Yang termasuk kedalam kerabat granit, adamelit dan granodiorit yang berbutir halus adalah dasit, rhyodasit dan rhyolite. Batuan tersebut mempunyai teksturnya yang tekstur menjadi yagn berbeda-beda dan dari holokristalin Pilotaksitik sekitar 1%. sampai seing Jika holohyaline. Pilotaksitik sering mengandung banyak gelas sehingga vitophyri jika hyalopilitik. airnya mengandung banyak gelas sehingga menyebabkan terbentuknya gelas s=disebut obsidian kandungan kandungan airnya lebih maka disebut perlit dan kika lebih dari 10% disebut pitchstone. b. Jenis ubahan berbutir menengah dan kasar Yang termasuk dalam jenis ini adalah granodiorit, adamelit dan granit, dan berbentuk sebagai batolit pada jalur orogen. c. Ubahan dan mineral ekonomis dari kerabat adamelit, granodiorit dan granit Kerabat diorite kuarsa dan granit apabila terubah maka plagioklas terubah ke sausurit dan serisit. Bila komposisi plagioklas bersifat menengah, maka akan menjadi muskovit dan serisit. Monzonit dan granodiorit sebagian berasosiasi dengan endapan tembaga porfir. Pada batuan hypabisal dari kerabat ini, plagioklas yang menengah sebagian dialih tempat oleh alkali feldspar. Albitisasi juga sering dijumpai. Ubahan plagioklas ke mineral lempung tidak umum terjadi, sering berasosiasi dengan mineralisasi dimana argilisasi sengat menonjol. Alkali feldspar kurang terubah diabanding plagioklas dan basa menengah. Albit menjadi mika putih, ortoklas dan mikroklin hampir bebas mengalami ubahan, hanya terlihat menjadi lebih buram (berwarna) karena adanya mineral lempung yang berbutir halus. Mineral lempung dihasilkan oleh pelapukan dari feldspar, dan juga sebagai hasil proses hydrothermal.

Kekerabatan Batuan Beku

Biotit terubah menjadi klorit, epidot dan anggot epidot yang lain sering bersama-sama dengan klorit. Hornblende sering terubah menjadi klorit. Piroksen apabila ada terubah ke uralit atau klorit. Karbonitisasi sebagai hasil ubahan dari granit. Tourmaline sebagai mineral sekunder, terutama dalam granit bersama-sama dengan retas-retas timah dan emas. Diorite kuarsa dan monzonit merupakan batuan induk dari endapan tembaga porfiri yang terdir atas tembaga yang tersebar dalam batuan dan sulfida besi dalam rekah-rekah dalam stock batuan yang terubah dan porfiri. Endapan tembaga terdirir atas vein dalam batuan pluton yang bersifat menengah sampai asam. Molybdenit merupakan mineral bijih yang lain yang terdapat dalam granit. Timah juga didapt sebagi butir-butir yang tersebar dalam pegmatite dan granit yang terubah dan dalam vein pada atau dekat stock granit. Kurasa porfiri sebagai diorite kuarsa atau granodiorit kadang sebagai batuan induk bijih emas. Pegmatite membawa berbagai macam mineral yang kebanyakan mempunyai arti ekonomi. Muskovit, lithium dihasulkan dari spodumen, ambylgonit dan lepidolit yang ada dalam pegmatite. Uranium, thorium juga didapat dalam pegmatite. Mineral lain termasuk molybdenit, kasiterit, kalkopirit, sphalerit, pyrit, pyrhotit, apatit, beryl, columbit dan tantalit yang banyak didapat dan merupakan mineral yang mempunyai arti komersial sebagai gemstone (batumulia).

Kekerabatan Batuan Beku

BAB III

KESIMPULAN
Batuan beku memiliki tekstur yang menjadi penciri jenis-jenis batuan. Namun terdapat juga kesamaan-kesamaan tekstur dalam beberapa batuan sehingga dapat dikelompokkan menjadi suatu bentuk kekerabatan. Pada konsep kekerabatan ini tidak dipengaruhi oleh perbedaan batuan akibat faktor lokasi pembekuan, melainkan lebih melihat berdasarkan faktor kesamaan kandungan mineral dan komposisi kimianya. Serta juga berdasarkan tekstur halus dan kasarnya suatu batuan. Tanpa harus melihat asal keterbentukan dan lokasi pembentukan batuan tersebut. Kekerabatan batuan dibagi menjadi lima, yakni : 1. Kerabat gabro 2. Kerabat gabro alkali 3. Kerabat ultramafik dan lamprofir 4. Kerabat diorit, monzonit, dan syenit 5. Kerabat granodiorit, adamelit, dan granit

Kekerabatan Batuan Beku

REFERENSI
Loren A.Raymond. 1943. The Study of Igneous, Sedimentary and Metamorphic Rocks. The McGraw-Hill. New York Blatt, Harvey dan Robert J. Tracy. 1995. Petrology : Igneous, Sedimentary, and Metamorphic. W.H. Freeman and Company : New York Williams, Howell, Turner, F.J. and Gilbert, C.M. 1982. Petrography: An Introduction to the Study of Rocks in Thin Sections. 2nd ed. W.H. Freeman, San Francisco. 626 p. http://sites.google.com/site/geologybase/home/petrology/kinds-ofrocks/igneous- rocks/gabbro-clan http://chestofbooks.com/science/geology/Intro/IV-The-Gabbro-Family.html http://www.utm.edu/departments/caas/agnr/geosciences/docs/igrocktable. htm

Kekerabatan Batuan Beku

You might also like