You are on page 1of 13

GONORRHEA

A. Konsep
Definisi Gonorrhea adalah sebuah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhea yang penularannya melalui hubungan kelamin baik melalui genito-genital, oro-genital, ano-genital. Penyakit ini menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan, dan konjungtiva. Gonorrhea adalah salah satu penyakit kelamin yang yang disebabkan oleh infeksi kuman Neisseria gonorrhoea ( diplokokkus gram negatif ). Gonorrhea adalah sejenis penyakit yang berjangkit melalui hubungan kelamin yang disebabkan oleh bakteria Neisseria Gonorrhoeae, yaitu sejenis bakteria yang hidup dan mudah membiak dengan cepat di dalam saluran pembiakan/peranakan seperti pangkal rahim (cervix), rahim (uterus), dan tuba fallopi (saluran telur) bagi wanita dan juga saluran kencing (urine canal) bagi wanita dan lelaki. Bakteria ini juga bisa berkembangbiak di dalam mulut, kerongkong, mata dan dubur. Epidemiologi/insiden kasus Gonore merupakan penyakit yang mempunyai insidens yang tinggi diantara penyakit menular seksual yang lain, penyakit ini tersebar di seluruh dunia secara endemik, termasuk di Indonesia. Pada umumnya diderita oleh laki-laki muda usia 20 sampai 24 tahun dan wanita muda usia 15 sampai 19 tahun. Gonorrhea banyak di derita oleh kaum homoseksual, kaum remaja dan dewasa muda. Di AS kasus gonore 400rb 1 jt/tahun. Etiologi Penyebab pasti penyakit gonore adalah bakteri Neisseria gonorrhea yang bersifat patogen. Bentuk biji kopi, tersusun dua-dua: tunggal dan bergerombol Pewarnaan Gram: kuman merah dengan latar belakang biru Daerah yang paling mudah terinfeksi adalah daerah dengan mukosa epitel kuboid atau lapis gepeng yang belum berkembang pada wanita yang belum pubertas. Masa inkubasi, dari waktu terpapar bakteri sampai mengembangkan gejala biasanya 2 sampai 5 hari. Tetapi bisa saja tak bergejala sampai 30 hari. Faktor predisposisi Hubungan seksual baik melalui anal, oral, genital, homoseks, heteroseks. Kurang menjaga kebersihan diri. Kurang pengetahuan.

Gejala Gonorrhea Gejala gonorrhea bervariasi dan diperkirakan sekitar 30 60% tidak menimbulkan gejala terutama pada wanita. Gejala gonorrhea pada pria dan wanita berbeda karena perbedaan anatomi kelamin. Gejala gonorrhea pada pria adalah : 1. Gejala awal gonore biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah terinfeksi 2. Nyeri dan perasaan tidak nyaman pada saluran kencing (urethral discomfort) 3. Nyeri pada saat kencing (disuria) 4. Keluar duh tubuh (pus/nanah) dari penis disertai nyeri (purulent discharge) 5. Sakit tenggorokan jika terjadi infeksi pada tenggorokan disebabkan karena oral seks 6. Gatal gatal pada anus disertai keluar nanah jika terjadi infeksi pada daerah anus karena hubungan seks melalui anus 7. Retensi urin akibat inflamasi prostat Gejala gonorrhea pada wanita adalah : 1. Gejala awal biasanya timbul dalam waktu 7-21 hari setelah terinfeksi 2. Penderita seringkali tidak merasakan gejala selama beberapa minggu atau bulan (asimtomatis), 80 % tidak menimbulkan gejala 3. Jika timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Namun, beberapa penderita menunjukkan gejala yang berat seperti desakan untuk berkemih 4. 5. 6. 7. Keluar cairan putih keruh kekuningan (Vaginal discharge) Nyeri abdomen kronis Nyeri saat kencing (disuria) Infeksi dapat menyerang leher rahim, rahim, indung telur, uretra, dan rektum serta menyebabkan nyeri pinggul yang dalam ketika berhubungan seksual 8. Sakit tenggorokan jika terjadi infeksi pada tenggorokan disebabkan karena oral seks. 9. Gatal gatal pada anus disertai keluar nanah jika terjadi infeksi pada daerah anus karena hubungan seks melalui anus. 10.Pelvic Inflammatory Diseases (PID) = penyakit radang panggul

Gejala-gejala gonore yang telah menyebar dari kelamin ke daerah lain meliputi: 1. Ruam 2. Radang sendi atau arthritis 3. Tendon meradang
Klasifikasi Gonore terdiri dari 4 tipe, yaitu tipe 1 dan 2 yang mempunyai vili yang bersifat virulen serta tipe 3 dan 4 yang tidak mempunyai vili yang bersifat nonvirulen. KOMPLIKASI

Komplikasi pada pria: o o o o o o o o o Prostatitis Cowperitis Vesikulitis seminalis Epididimitis Cystitis dan infeksi traktus urinarius superior Komplikasi uretra Bartholinitus Endometritis dan metritis Salphingitis

Komplikasi pada wanita:

DIAGNOSIS o Diagnosis ditegakkan atas dasar anamnesis, pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan pembantu yang terdiri atas 15 tahap, yaitu: o 1. Sediaan langsung dengan pewarnaan gram akan ditemukan diplokokus gram negatif, intraseluler dan ekstraseluler, leukosit polimorfonuklear. o 2. Kultur untuk identifikasi perlu atau tidaknya dilakukan pembiakan kultur. Menggunakan media transport dan media pertumbuhan. o 3. Tes definitif, tes oksidasi (semua golongan Neisseria akan bereaksi positif), tes fermentasi (kuman gonokokus hanya meragikan glukosa) o 4. Tes beta laktamase, hasil tes positif ditunjukkan dengan perubahan warna kuning menjadi merah apabila kuman mengandung enzim beta laktamase o 5. Tes Thomson dengan menampung urin pagi dalam dua gelas. Tes ini digunakan untuk mengetahui sampai dimana infeksi sudah berlangsung. PENGOBATAN 1. Medikamentosa Walaupun semua gonokokus sebelumnya sangansensitif terhadap penicilin, banyak strain yang sekarang relatif resisten. Terapi penicillin, amoksisilin, dan tetrasiklin masih tetap merupakan pengobatan pilihan. Untuk sebagian besar infeksi, penicillin G dalam aqua 4,8 unit ditambah 1 gr probonesid per- oral sebelum penyuntikan penicillin merupakan pengobatan yang memadai.

Spectinomycin berguna untuk penyakit gonokokus yang resisten dan penderita yang peka terhadap penicillin. Dosis: 2 gr IM untuk pria dan 4 gr untuk wanita. Pengobatan jangka panjang diperlukan untuk endokarditis dan meningitis gonokokus. 2. Non-medikamentosa Memberikan pendidikan kepada klien dengan menjelaskan tentang: Bahaya penyakit menular seksual Pentingnya mematuhi pengobatan yang diberikan Cara penularan PMS dan perlunya pengobatan untuk pasangan seks tetapnya Hindari hubungan seksual sebelum sembuh dan memakai kondom jika tidak dapat dihindari. Cara-cara menghindari infeksi PMS di masa yang akan datang. Pencegahan Gonorrhea Pencegahan gonorrhea adalah dengan tidak melakukan hubungan seksual di tempat tempat pelacuran atau dengan sembarang orang. Selalu setia kepada pasangannya. Jika masih dalam pengobatan gonorrhea, jangan dulu melakukan hubungan seksual dengan pasangannya karena dapat menularkan kepada pasangannya (suami/istri) hingga dinyatakan sembuh oleh dokter. Peran pemerintah dalam melarang dan menutup tempat tempat pelacuran dan prsotitusi sangat berperan dalam pencegahan dan penyebaran penyakit gonorrhea ini di tengah masyarakat. Begitu pula peran dari tokoh agama dan masyarakat dalam memberikan pemahaman yang baik untuk masyarakat akan pentingnya nilai nilai norma agama dan etika dalam masyarakat untuk mencegah pergaulan bebas di masyaraka

ASUHAN KEPERAWATAN 1. Diagnosa dan Intervensi Nyeri b.d reaksi infeksi Tujuan: o Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien akan: o - Mengenali faktor penyebab o - Menggunakan metode pencegahan non analgetik untuk mengurangi nyeri o - Menggunakan analgetik sesuai kebutuhan o - Melaporkan nyeri yang sudah terkontrol Intervensi:

o a) Kaji secara komprehensif tentang nyeri meliputi lokasi, karakteristik, dan onset, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas/beratnya nyeri, dan faktor-faktor presipitasi. o b) Observasi isyarat-isyarat non verbal dari ketidaknyamanan, khususnya ketidakmampuan untuk komunikasi secara efektif. o c) Gunakan komunikasi terapeutik agar klien dapat mengekspresikan nyeri o d) Berikan dukungan terhadap klien dan keluarga o e) Kontrol faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon klien terhadap ketidaknyamanan (ex.: temperatur ruangan, penyinaran, dll) o f) Ajarkan penggunaan teknik non farmakologik (ex.: relaksasi, guided imagery, terapi musik, distraksi, aplikasi panas-dingin, massage, TENS, hipnotis, terapi aktivitas) o g) Berikan analgesik sesuai anjuran o h) Tingkatkan tidur atau istirahat yang cukup o i) Evaluasi keefektifan dari tindakan mengontrol nyeri yang telah digunakan.
o

Hipertermi b.d reaksi inflamasi

o Tujuan: o Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien akan: o - Suhu dalam rentang normal o - Nadi dan RR dalam rentang normal o - Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing o Intervensi: o a) Monitor vital sign o b) Monitor suhu minimal 2 jam o c) Monitor warna kulit o d) Tingkatkan intake cairan dan nutrisi o e) Selimuti klien untuk mencegah hilangnya panas tubuh o f) Kompres klien pada lipat paha dan aksila o g) Berikan antipiretik bila perlu
o

Perubahan pola eliminasi urin b.d proses inflamasi

o Tujuan: o Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien akan:

o - Urin akan menjadi kontinens o - Eliminasi urin tidak akan terganggu: bau, jumlah, warna urin dalam rentang yang diharapkan dan pengeluaran urin tanpa disertai nyeri o Intervensi: o a) Pantau eliminasi urin meliputi: frekuensi, konsistensi, bau, volume, dan warna dengan tepat o b) Rujuk pada ahli urologi bila penyebab akut ditemukan
o

Cemas b.d penyakit

o Tujuan: o Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien akan: o - Tidak ada tanda-tanda kecemasan o - Melaporkan penurunan durasi dan episode cemas o - Melaporkan pemenuhan kebutuhan tidur adekuat o - Menunjukkan fleksibilitas peran o Intervensi: o a) Kaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik pada tingkat kecemasan (takikardi, takipneu, ekspresi cemas non verbal) o b) Temani klien untuk mendukung kecemasan dan rasa takut o c) Instruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi o d) Berikan pengobatan untuk menurunkan cemas dengan cara yang tepat o e) Sediakan informasi aktual tentang diagnosa, penanganan, dan prognosis
o

Risiko penularan b.d kurang pengetahuan tentang sifat menular dari penyakit

o Tujuan: o Dapat meminimalkan terjadinya penularan penyakit pada orang lain o Intervensi: o Berikan pendidikan kesehatan kepada klien dengan menjelaskan tentang: o - Bahaya penyakit menular o - Pentingnya memetuhi pengobatan yang diberikan o - Jelaskan cara penularan PMS dan perlunya untuk setia pada pasangan o - Hindari hubungan seksual sebelum sembuh dan memakai kondom jika tidak dapat menghindarinya.

Harga diri rendah b.d penyakit

o Tujuan: o Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien akan mengekspresikan pandangan positif untuk masa depan dan memulai kembali tingkatan fungsi sebelumnya dengan indikator: o - Mengindentifikasi aspek-aspek positif diri o - Menganalisis perilaku sendiri dan konsekuensinya o - Mengidentifikasi cara-cara menggunakan kontrol dan mempengaruhi hasil o Intervensi: o a) Bantu individu dalam mengidentifikasi dan mengekspresikan perasaan o b) Dorong klien untuk membayangkan masa depan dan hasil positif dari kehidupan o c) Perkuat kemampuan dan karakter positif (misal: hobi, keterampilan, penampilan, pekerjaan) o d) Bantu klien menerima perasaan positif dan negatif o e) Bantu dalam mengidentifikasi tanggung jawab sendiri dan kontrol situasi Adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri Neiserria gonorrhoeae. Ada masa tenggang selama 2 10 hari setelah kuman masuk kedalam tubuh melalui hubungan seks - Pada sekitar 50% penderita gonore, ditemukan infeksi trikomoniasis dan / atau klamidia yang menyertainya. - Cara penularan hampir semuanya melalui kontak seksual Insiden - 30 50% kasus dengan strain yang resisten terhadap pengobatan PPNG (PenicillinaseProducing Neisseria Gonorrhoeae) - Diatas 0,5 7% pada wanita hamil - 60 80% kasus adalah asimptomatik

Patofisiologi Bakteri secara langsung menginfeksi uretra, endoserviks, saluran anus, konjungtiva dan farings. Infeksi dapat meluas dan melibatkan prostate, vas deferens, vesikula seminalis, epididimis dan testis pada pria dan kelenjar Skene, Bartholini, endometrium, tuba fallopi dan ovarium pada wanita. Tanda-tanda penyakitnya adalah nyeri, merah dan bernanah. Gejala pada laki-laki adalah rasa sakit pada saat kencing, keluarnya nanah kental kuning kehijauan, ujung penis tampak merah dan agak bengkak. Pada perempuan, 60% kasus tidak menunjukkan gejala. Namun ada juga rasa sakit pada saat kencing dan terdapat keputihan kental berwarna kekuningan. Akibat penyakit GO, pada laki-laki dan perempuan seringkali berupa kemandulan pada perempuan

bias juga terjadi radang panggul, dan dapat diturunkan kepada bayi yang baru lahir berupa infeksi pada mata yang dapat menyebabkan kebutaan A. PENGERTIAN Gonore dalam arti luas mencakup semua penyakit yang disebabkan oleh Neisseriaa gonorrhoeae. (Sjaiful Fahmi Daili) Gonorhea adalah sebuah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhea yang penularannya melalui hubungan kelamin baik melalui genito-genital, oro-genital, ano-genital. Penyakit ini menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan, dan konjungtiva. (M.C.Lachlan) B. ETIOLOGI

Penyebab gonore adalah gonokok yang di temukan oleh NEISSER pada tahun1879 dan baru diumumkan apada tahun 1882. Kuman tersebut termasuk dalam grup Neisseria dan dikenal ada 4 spesies, yaitu N. gonorrhoeae dan N. meningitidis yang bersifat patogen serta N. cattarrhalis dan N. pharyngis sicca yang bersifat komensal. Keempat spesies ini sukar dibedakan kecuali dengan tes fermentasi . Gonokok termasuk golongan diplokok berbentuk bji kopi berukuran lebar 0,8 u dan panjang 1,6 u bersifat tahan asam. Pada sediaan langsung dengan pewarna gram bersifat gramnegatif , terlihat di luar dan di dalam leukosit , tidak tahan lama di udara bebas , cepat mati dalam keadaan kering , tidak tahan suhu di atas 39C dan tidak tahan zat disinfektan. Secara marfalogi gonogok terdiri atas 4 tipe ,yaitu tipe 1 dan 2 yang mempunyai pili yang yang bersifat virulen dan bersifat nonvirulen pili akan melekat pada mukosa epitel dan akan menimbulkan reaksi radang. Daerah yang paling mudah terinfeksi ialah daerah dengan mukosa epitel kuboid atau lapis gepeng yang belum berkembang (immature), yakni pada wanita sebelum pubertas. Galur N. gonorrhoeae penghasil penisilinase (NGPP) merupakan galur gonokokus yang mampu menghasilkan enzim penisilinase atau beta-laktamase yang dapat merusak penisilin menjadi senyawa inaktif, sehingga sukar diobati dengan penisilin dan derivatnya, walaupun gejala dengan peninggian dosis. C. PATOFISIOLOGI Bakteri secara langsung menginfeksi uretra, endoserviks, saluran anus, konjungtiva dan farings. Infeksi dapat meluas dan melibatkan prostate, vas deferens, vesikula seminalis, epididimis dan testis pada pria dan kelenjar skene, bartholini, endometrium, tuba fallopi dan ovarium pada wanita. Setelah melekat, gonokokus berpenetrasi ke dalam sel epitel dan melalui jaringan sub epitel di mana gonokokus ini terpajan ke system imun (serum, komplemen, immunoglobulin A(IgA), dan lain-lain), dan difagositosis oleh neutrofil. Virulensi bergantung pada apakah gonokokus mudah melekat dan berpenetrasi ke dalam sel penjamu, begitu pula resistensi terhadap serum, fagositosis, dan pemusnahan intraseluler oleh polimorfonukleosit. Faktor yang mendukung virulensi ini adalah pili, protein, membrane bagian luar, lipopolisakarida, dan protease IgA.

D. SIGN AND SYMPTOMS Pada pria:


Gejala awal gonore biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah terinfeksi Gejalanya berawal sebagai rasa tidak enak pada uretra kemudian diikuti

nyeri ketika berkemih :


Disuria yang timbul mendadak, rasa buang air kecil disertai dengan keluarnya lendir mukoid dari uretra Retensi urin akibat inflamasi prostat Keluarnya nanah dari penis. Bila ada infeksi lebih lanjut, cairan semakin sering keluar dan bercampur darah Pada wanita: Gejala awal biasanya timbul dalam waktu 7-21 hari setelah terinfeksi Penderita seringkali tidak merasakan gejala selama beberapa minggu atau bulan (asimptomatis) Jika timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Namun, beberapa penderita menunjukkan gejala yang berat seperti desakan untuk berkemih Nyeri ketika berkemih Keluarnya cairan dari vagina (keputihan encer berwarna putih kekuningan) Demam Infeksi dapat menyerang leher rahim, rahim, indung telur, uretra, dan rektum serta menyebabkan nyeri pinggul yang dalam ketika berhubungan seksual. Wanita dan pria homoseksual yang melakukan hubungan seks melalui anus, dapat menderita gonore di rektumnya. Penderita akan merasa tidak nyaman disekitar anusnya dan dari rektumnya keluar cairan. Daerah disekitar anus tampak merah dan kasar serta tinja terbungkus oleh lendir dan nanah.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG Diagnosis ditegakkan atas dasar anamnesis, pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan pembantu yang terdiri atas beberapa tahapan : Sediaan Langsung Pada sediaan langsung dengan pewarnaan gram akan ditemukan diplokokus gram negatif, intraseluler dan ekstraseluler. Kultur (Biakan) Untuk identifikasi perlu atau tidaknya dilakukan pembiakan (kultur). Menggunakan media transport dan media pertumbuhan. Tes Definitif : Tes Oksidasi : Semua golongan Neisseria akan bereaksi positif Tes fermentasi : Kuman gonokokus hanya meragikan glukosa Tes Beta Laktamase Hasil tes positif ditunjukkan dengan perubahan warna kuning menjadi merah apabila kuman mengandung enzim beta laktamase Tes Thomson

Dengan menampung urin pagi dalam dua gelas. Tes ini digunakan untuk mengetahui sampai dimana infeksi sudah berlangsung. Komplikasi pada pria: 1. 2. 3. 4. 5. Prostatitis Cowperitis Vesikulitis seminalis Epididimitis Tysonitis

Komplikasi pada wanita: 1. Uretritis 2. Servisitis 3. Endomertitis

F. PENATALAKSANAAN MEDIS 1. Medikamentosa

Walaupun semua gonokokus sebelumnya sangansensitif terhadap penicilin, banyak strain yang sekarang relatif resisten. Terapi penicillin, amoksisilin, dan tetrasiklin masih tetap merupakan pengobatan pilihan. Untuk sebagian besar infeksi, penicillin G dalam aqua 4,8 unit ditambah 1 gr probonesid per- oral sebelum penyuntikan penicillin merupakan pengobatan yang memadai. Spectinomycin berguna untuk penyakit gonokokus yang resisten dan penderita yang peka terhadap penicillin. Dosis: 2 gr IM untuk pria dan 4 gr untuk wanita. Pengobatan jangka panjang diperlukan untuk endokarditis dan meningitis gonokokus.

2. Non-medikamentosa Memberikan pendidikan kepada klien dengan menjelaskan tentang:


Bahaya penyakit menular seksual Pentingnya mematuhi pengobatan yang diberikan Cara penularan PMS dan perlunya pengobatan untuk pasangan seks tetapnya Hindari hubungan seksual sebelum sembuh dan memakai kondom jika tidak dapat dihindari. Cara-cara menghindari infeksi PMS di masa yang akan datang BAB III ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GONORE

A. PENGKAJIAN

Kaji tahap perkembangan klien dalam hal seksualitas

Lakukan pengkajian fisik pada area urogenitalia Tentukan masalah seksual klien Kaji adanya perilaku berisiko tinggi, menggunakan praktik seks yang aman dan kontrasepsi Kaji kondisi medis dan obat-obatan yang dapat mempengaruhi fungsi seksual Kaji riwayat kesehatan seksual Kaji keadaan luka Kaji faktor pencetus Kaji adanya nyeri, fatigue, dan demam Kaji riwayat keluarga, awitan penyakit, sistem terkait, psikososial

B. DIAGNOSA DAN INTERVENTASI KEPERAWATAN 1. Nyeri berhubungan dengan reaksi infeksi Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien akan: Mengenali faktor penyebab Menggunakan metode pencegahan non analgetik untuk mengurangi nyeri Menggunakan analgetik sesuai kebutuhan Melaporkan nyeri yang sudah terkontrol Intervensi: a) Kaji secara komprehensif tentang nyeri meliputi lokasi, karakteristik, dan onset, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas / beratnya nyeri, dan faktor-faktor presipitasi. b) Observasi isyarat-isyarat non verbal dari ketidaknyamanan, khususnya ketidakmampuan untuk komunikasi secara efektif. c) Gunakan komunikasi terapeutik agar klien dapat mengekspresikan nyeri d) Berikan dukungan terhadap klien dan keluarga e) Kontrol faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon klien terhadap ketidaknyamanan (contoh : temperatur ruangan, penyinaran, dll) f) Ajarkan penggunaan teknik non farmakologik (contoh : relaksasi, guided imagery, terapi musik, distraksi, aplikasi panas-dingin, massage, TENS, hipnotis, terapi aktivitas) g) Berikan analgesik sesuai anjuran h) Tingkatkan tidur atau istirahat yang cukup i) Evaluasi keefektifan dari tindakan mengontrol nyeri yang telah digunakan. 2.Hipertermi berhubungan dengan reaksi inflamasi Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien akan: Suhu dalam rentang normal Nadi dan RR dalam rentang normal Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing Intervensi: a) Monitor vital sign b) Monitor suhu minimal 2 jam c) Monitor warna kulit d) Tingkatkan intake cairan dan nutrisi e) Selimuti klien untuk mencegah hilangnya panas tubuh f) Kompres klien pada lipat paha dan aksila g) Berikan antipiretik bila perlu 3.Perubahan pola eliminasi urin berhubungan dengan proses inflamasi

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien akan: Urin akan menjadi kontinens Eliminasi urin tidak akan terganggu: bau, jumlah, warna urin dalam rentang yang diharapkan dan pengeluaran urin tanpa disertai nyeri Intervensi: a) Pantau eliminasi urin meliputi: frekuensi, konsistensi, bau, volume, dan warna dengan tepat b) Rujuk pada ahli urologi bila penyebab akut ditemukan 4.Cemas berhubungan dengan penyakit Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien akan: Tidak ada tanda-tanda kecemasan Melaporkan penurunan durasi dan episode cemas Melaporkan pemenuhan kebutuhan tidur adekuat Menunjukkan fleksibilitas peran Intervensi: a) Kaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik pada tingkat kecemasan (takikardi, takipneu, ekspresi cemas non verbal) b) Temani klien untuk mendukung kecemasan dan rasa takut c) Instruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi d) Berikan pengobatan untuk menurunkan cemas dengan cara yang tepat e) Sediakan informasi aktual tentang diagnosa, penanganan, dan prognosis 5. Risiko penularan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang sifat menular dari penyakit Tujuan: Dapat meminimalkan terjadinya penularan penyakit pada orang lain Intervensi: Berikan pendidikan kesehatan kepada klien dengan menjelaskan tentang: a) Bahaya penyakit menular b) Pentingnya memetuhi pengobatan yang diberikan c) Jelaskan cara penularan PMS dan perlunya untuk setia pada pasangan d) Hindari hubungan seksual sebelum sembuh dan memakai kondom jika tidak dapat menghindarinya. Harga diri rendah berhubungan dengan penyakit Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien akan mengekspresikan pandangan positif untuk masa depan dan memulai kembali tingkatan fungsi sebelumnya dengan indikator: Mengindentifikasi aspek-aspek positif diri Menganalisis perilaku sendiri dan konsekuensinya Mengidentifikasi cara-cara menggunakan kontrol dan mempengaruhi hasil Intervensi: a) Bantu individu dalam mengidentifikasi dan mengekspresikan perasaan b) Dorong klien untuk membayangkan masa depan dan hasil positif dari kehidupan c) Perkuat kemampuan dan karakter positif (misal: hobi, keterampilan, penampilan, pekerjaan) d) Bantu klien menerima perasaan positif dan negatif

e) Bantu dalam mengidentifikasi tanggung jawab sendiri dan kontrol situasi

You might also like