You are on page 1of 8

TUGAS GEOGRAFI

Nama Kelompok : 1. Aulia Sukisah Sari 2. Dukung Ari 3. Eva Meilan P. 4. Galuh Mei 5. Ginanjar Tri W. 6. Hendri Setioko 7. Vita Errinda E.L. 8. Wahyu Aji S. 9. Yasinta Eka H. 10. Zaenadi Feri

SUMBER DAYA ALAM


A. Pengertian Sumber Daya Alam Sumber daya alam dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang terdapat di muka bumi, yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Segala sesuatu ini bisa berupa apa saja, baik yang ada di lingkungan daratan, perairan maupun udara / angkasa. Sumber daya alam dikatakan bernilai ekonomis jika diperlukan atau dapat digunakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan hidup manusia sendiri dinamis, artinya berkembang menurut waktu dan tempat. Selain sumber daya alam, ada sumber daya lain yang disebut sumber daya manusia. Sumber daya alam mencakup segala hal yang berasal dari alam (merupakan hasil kerja alam dan disebut kekayaan alam). Sumber daya manusia berasal dari manusia (merupakan hasil karya manusia dan disebut kekayaan budaya). 1. Faktor pendukung / pendorong pengelolaan sumber daya alam. Pengelolaan sumber daya alam adalah sikap untuk menjaga agar kelestarian sumber daya alam tetap terjaga kelestariannya. Adapun faktor pendukung pengelolaan sumber daya alam yaitu sebagai berikut : a. b. c. d. e. f. 2. a. b. c. d. e. Alat untuk mengelola sumber daya alam semakin canggih. Meningkatnya kebutuhan hidup manusia. Kemajuan dan penerapan teknologi. Kebutuhan akan uang tunai. Kearifan lingkungan. Rasa tanggung jawab. Menyusutnya persediaan sumber daya alam. Mutu lingkungan yang kurang baik / rendah. Kurangnya pemahaman orang terhadap proses-proses dan sifat-sifat alam sehingga kemampuan penduduk dalam mengelola sumber daya alam relatif rendah. Kurangnya kesadaran manusia terhadap lingkungan sekitar. Rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap lingkungan.

Faktor penghambat pengelolaan sumber daya alam.

B. Pengelompokan Sumber Daya Alam Ada dua macam pengelompokan sumber daya alam, yaitu pengelompokan berdasarkan sifat kelestariannya dan pengelompokan berdasarkan asal-usul tempat terdapatnya. 1. Berdasarkan sifat kelestariannya Berdasarkan sifat kelestariannya, sumber daya alam biasa dibedakan menjadi tiga (3) kelompok : a. Sumber daya alam yang dapat diperbarui (renewable resources) Mencakup sumber daya alam nabati dan hewani atau flora dan fauna, yang merupakan benda-benda hidup dan dapat berkembang biak maupun memperbarui diri. b. Sumber daya alam yang tak dapat diperbarui (non renewable resources) Disebut sumber daya alam sekali pakai. Sumber daya alam tak dapat diperbarui mencakup bahan-bahan tambang dan bahan-bahan galian, yang merupakan bendabenda mati dan tak dapat berkembang biak maupun memperbarui diri. c. Sumber daya alam yang selalu tersedia dalam jumlah besar Mencakup berbagai hal, seperti oksigen, air, angin, dan sinar matahari, yang tak pernah habis meskipun digunakan terus-menerus oleh semua makhluk hidup di bumi ini. Walaupun tidak pernah habis, bukan berarti manusia tidak perlu berusaha melestarikannya, karena ada beberapa kasus di suatu daerah oksigen dan air menjadi langka. Kebutuhan hidup manusia yang dinamis berimbas pada nilai ekonomis sumber daya yang tersedia. Selain itu, berpengaruh pula terhadap keberadaan suatu sumber daya dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat. Akibatnya, suatu sumber daya tertentu, pada suatu ketika mungkin secara ekonomis menjadi tidak sesuai lagi jika digolongkan dalam kelompok tersebut. 2. Berdasarkan tempat asalnya Berdasarkan tempat asalnya, sumber daya alam dibedakan menjadi tiga (3) kelompok : a. Sumber daya daratan (terestrial) Merupakan kelompok sumber daya alam yang berasal dari lingkungan daratan, yakni bagian muka bumi yang berupa bahan padat (kerak bumi). Lingkungan daratan mencakup seluruh wilayah muka bumi, baik yang berada di atas permukaan perairan maupun yang berada di bawahnya. Berdasarkan sifat kelestariannya, sumber daya daratan dapat dibedakan menjadi dua (2) kelompok yang lebih sempit.

1) Sumber daya daratan yang dapat diperbarui. Meliputi berbagai lahan pertanian, perkebunan, dan perhutanan, dengan segala hal yang dihasilkannya, baik berupa sumber daya hayati maupunhewani. Misalnya sawah dengan padinya, kebun buah-buahan dengan buah-buahnya, dan hutan dengan hasil kayu, rotan, dan binatang yang hidup di dalamnya. 2) Sumber daya daratan yang tak dapat diperbarui atau sekali pakai. Meliputi berbagai macam batuan dan mineral yang merupakan bahanbahan galian atau hasil tambang, seperti gamping, fosfat, belerang, kuarsa, bijih besi, bauksit, emas, perak, tembaga, batu bara, minyak bumi, dan gas alam. Kedua kelompok sumber daya daratan tersebut masing-masing dapat dibeda-bedakan lagi menjadi kelompok-kelompok sumber daya daratan yang lebih khusus. Misalnya, sumber daya batuan dan mineral, atau disebut juga bahan tambang / bahan galian, secara material dapat dibedakan lagi menjadi : a) Bahan galian logam, b) Bahan galian bukan logam, dan c) Bahan galian sumber energi. Demikian pula berkaitan dengan kepentingan pengaturan penggunaan dan pengusahaannya, bahan tambang juga dibedakan menjadi tiga (3) golongan, yaitu : a) Bahan tambang golongan A, merupakan bahan galian strategis, contohnya minyak bumi, gas alam, timah, aspal, batu bara, uranium, radium, nikel, kobalt, dan timah; b) Bahan tambang golongan B, adalah bahan galian vital, contohnya besi, bauksit, mangan, tembaga, yodium, brom, klor, dan belerang; c) Bahan tambang golongan C, yakni bahan galian nonstrategis, contohnya nitrat-nitrit, batu permata, batu setengah permata, marmer, batu tulis, batu kapur, dolomit, dan pasir sepanjang tidak mengandung mineral golongan A dan golongan B dalam jumlah yang berarti ditinjau dari segi pertambangan. b. Sumber daya perairan (akuatis) Adalah bagian permukaan bumi yang berupa air, dalam dalam wujud dan pengertian yang luas (sebagai masa padat dan cair, sebagai laut atau rawa, danau atau sungai, genangan atau aliran dan sebagainya). Air merupakan bagian yang sangat penting dalam segala kehidupan di muka bumi. Lebih dari 70% permukaan bumi berupa air. Sebanyak 60% dari seluruh bahan penyusun tubuh manusia dan banyak makhluk hidup yang lain pun terdiri 4

dari air. Tidak ada makhluk hidup di muka bumi yang dapat melangsungkan hidupnya tanpa air. Kenyataan-kenyataan tersebut menunjukkan betapa pentingnya air dalam kehidupan. c. Sumber daya udara (atmosferik) Udara juga dipahami dalam pengertian kompleks, yang mencakup bahan dan ruang / tempat sebagai kesatuan. Pertama, atmosfer dimengerti sebagai lapisan udara yang terdiri dari berbagai macam gas yang menyelimuti planet bumi. Kecua, atmosfer dimengerti sebagai ruang / tempat yang juga disebut udara / angkasa yang ada di atas permukaan bumi (baik daratan maupun perairan) secara vertikal (tegak lurus ke atas). Susunan dan keadaan atmosfer tidak tetap, baik secara vertikal maupun horizontal. Udara di atmosfer sangat besar manfaatnya bagi kehidupan, di antaranya : 1) Menyediakan berbagai macam zat yang diperlukan makhluk hidup, misalnya oksigen untuk bernapas; 2) Melindungi makhluk hidup dari anasir-anasir sinar matahari yang merusak; 3) Melindungi bumi dari benturan dengan berbagai meteorit dari angkasa luar yang tertarik oleh gaya gravitasi bumi; 4) Memantulkan gelombang elektromagnetik yang sangat bermanfaat bagi kepentingan telekomunikasi radio, baik audio maupun visual. Keadaan udara yang tercakup dalam cuaca dan iklim diamati dan direkam oleh dinas meteorologi dan klimatologi. Hal-hal yang diperhatikan antara lain kelembapan udara, curah hujan, tekanan udara, suhu udara, arah dan kecepatan angin, dan intensitas sinar matahari. Lahan yang menjadi tempat bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sangat bervariasi, baik keadaan topografi, iklim, geologi, tanah, dan vegetasi yang menutupinya. Berbagai penjelasan tentang kemungkinan pemanfaatan lahan dan keterbatasan yang dimilikinya sangat penting artinya dalam perencanaan pengelolaan sumber daya lahan di suatu tempat. 3. Berdasarkan wujudnya Berdasarkan wujudnya, sumber daya alam dibagi menjadi : a. b. Sumber daya alam berupa benda, meliputi benda padat, cair dan gas; Sumber daya alam bukan benda, meliputi keindahan alam dan tenaga surya.

4.

Berdasarkan pembentuknya Sumber daya alam berdasarkan pembentuknya dibagi menjadi : a. b. Sumber daya alam biotik adalah sumber daya alam yang terbentuk dari kehidupan / sisa kehidupan, misalnya minyak bumi dan batu bara. Sumber daya alam abiotik adalah sumber daya alam yang terbentuk bukan dari kehidupan, misalnya tembaga, bijih besi, emas, dan perak.

C. Pemanfaatan Sumber Daya Alam di Indonesia Wilayah Indonesia yang luas dan berbentuk kepulauan tersebar memanjang di sekitar garis katulistiwa. Letak Indonesia yang berada di jalur vulkanis dan di antara dua benua memungkinkan terjadinya iklim muson. Hal ini memberikan peluang bagi Indonesia menjadi wilayah dengan keadaan tanah yang subur dan mendapatkan curah hujan yang cukup di sepanjang tahun. Akibatnya, Indonesia memiliki lingkungan alam yang sesuai untuk tumbuhnya berbagai macam tanaman, sehingga negeri itu memiliki berbagai jenis hutan dan lahan-lahan yang produktif untuk pertanian maupun perkebunan. Keberadaan iklim tropis dengan curah hujan tinggi menyebabkan tumbuhnya hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis merupakan hutan rimba yang subur dan luas membentang di sepanjang garis katulistiwa. Keberadaan hutan hujan tropis tersebut menyebabkan Indonesia memiliki peran penting dalam sistem ekologi global, karena fungsinya sebagai paru-paru dunia. Hasil tambang merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Hasil tambang di Indonesia cukup besar dan andalan ekspor Indonesia saat ini adalah migas. Sumber daya alam ini tidak dapat diperbarui, sehingga perlu suatu kearifan dalam pemanfaatannya, baik secara teknis maupun ekonomis-perdagangan. Laut Indonesia yang luas dengan garis pantai yang sangat panjang menyebabkan Indonesia memiliki aneka ragam biota laut dalam jumlah besar. Biota laut ini yang berperan penting sebagai penghasil sumber daya alam nabati dan hewani. Perairan laut Indonesia kaya akan berbagai jenis ikan dan hasil laut. Perairan darat Indonesia yang cukup luas juga memberikan peluang yang tak kalah penting peranannya sebagai penghasil sumber daya, bila dibandingkan dengan perairan lautnya. Wilayah Indonesia yang berada di daerah tropis dengan bentuknya yang berupa kepulauan, memungkinkan Indonesia memiliki keadaan udara / angkasa dengan suhu yang tidak terlalu panas dan terlalu dingin sepanjang waktu. Keadaan topografi yang bervariasi dan tumbuhnya pepohonan di berbagai tempat memungkinkan sifat angin di Indonesia tenang. Matahari yang bersinar cukup lama juga merupakan sumber panas yang sebaikbaiknya untuk pengeringan berbagai hasil pertanian, perkebunan, dan perindustrian.

Pengelolaan lingkungan hidup pada hakikatnya merupakan penataan hubungan timbal balik yang harmonis antara lingkungan dan penduduknya. Kegiatan ini juga berupaya mengembangkan organisasi sosial dan sistem perekonomian tertentu dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka secara berkelanjutan. Setiap kelompok sosial senantiasa mengembangkan pola-pola hubungan yang serasi, selaras dan seimbang dalam mengelola lingkungan dan mengolah sumber daya alam untuk mendukung kehidupan mereka. Pola-pola itu berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakatnya, kemajuan dan penerapan teknologi, serta perubahan lingkungan dalam arti luas. Dengan mengacu pada pengalaman yang diabstraksikan dalam berbagai kearifan lingkungan, masyarakat berusaha mengolah sumber daya alam dan mengelolanya secara berkelanjutan. Pengembangan pola-pola pengolah sumber daya alam dan pengelolaan lingkungan dengan mengacu pada kearifan lingkungan akan menjamin kelestarian lingkungan. Akan tetapi, dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya kebutuhan hidup, intensitas pengelolaan sumber daya alam pun tidak dapat dipertahankan secara ideal. Belum lagi, pengaruh meningkatnya ekonomi pasar yang menawarkan berbagai barang kebutuhan hidup dan jasa yang harus dibayar dengan uang tunai. Kebutuhan akan uang tunai itu merupakan salah satu kekuatan yang mendorong mereka untuk mengelola sumber daya alam dengan mengabaikan kearifan lingkungan yang selama ini menjadi pedoman bersama. D. Kerusakan Sumber Daya Alam Eksploitasi sumber daya alam secara besar-besaran akan mengancam kelestariannya. Hal ini dapat berakibat rusaknya lingkungan hidup. Oleh sebab itu, perlu suatu pengaturan yang jelas tentang penggunaan sumber daya alam. 1. Bentuk kerusakan sumber daya alam di Indonesia Secara umum, bentuk kerusakan sumber daya alam di Indonesia dipengaruhi oleh faktor alam dan faktor manusia. a. b. Faktor alam dapat berupa gunung meletus, banjir, kemarau panjang, angin topan, paceklik dan gempa bumi. Faktor manusia dapat berupa pencemaran lingkungan, lahan kritis, kebakaran, dan penggundulan hutan. Bentuk kerusakan sumber daya alam dapat dicontohkan sebagai berikut : a. b. Bentuk kerusakan pada tanah, misalnya tanah longsor, pencemaran tanah oleh limbah kimia (polusi kimia) dan tanah kritis akibat erosi. Bentuk kerusakan pada air, misalnya limbah kimia dari industri, pembuangan sampah ke sungai, penggunaan pupuk dan obat-obatan pada tanaman.

c. d.

Bentuk kerusakan udara berupa tercemarnya udara oleh polutan dari kendaraan, bau sampah, dan sebagainya. Bentuk kerusakan tumbuhan berupa eksploitasi atau penebangan hutan dan kebakaran hutan.

E. Upaya Pelestarian Sumber Daya Alam di Indonesia Langkah-langkah penting sebagai pelestarian sumber daya alam dapat dilakukan secara preventif (pencegahan) dan kuratif (perbaikan). 1. Usaha pelestarian secara preventif Berikut ini adalah contoh-contoh upaya pelestarian sumber daya alam secara preventif : a. b. c. d. e. f. 2. Penambahan luas areal hutan; Pembuatan sengkedan / terasering untuk mencegah erosi; Menyediakan tempat pembuangan sampah yang efektif agar tidak menyebabkan pencemaran tanah; Menyediakan tempat pengelolaan limbah; Memasang alat kedap suara dan dan menyaring cerobong asap; Penggunaan sumber daya secara hemat dan bijaksana.

Usaha pelestarian secara kuratif Contoh upaya pelestarian sumber daya alam secara kuratif adalah sebagai berikut : a. b. c. Merehabilitasi lahan kritis melalui pengelolaan tanah yang baik, pengairan yang teratur, dan pemupukan yang tepat guna dan tepat dosis; Melakukan reboisasi (penghijauan kembali) tanah-tanah gundul atau lahan kritis; Memberikan sanksi hukum yang tegas.

You might also like