You are on page 1of 29

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan Hidup Muslim Manusia sebagai makhluk hidup di muka bumi disebut juga sebagai makhluk sosial, makhluk yangg berakal, makhluk agamis, dan makhluk yang monodualistik (perpaduan antara jasad dan ruh). Keistimewaan manusia terletak pada peranan yang diembannya yaitu sebagai Khalifah Fil-Ardh atau khalifah di bumi. Kelebihan ini merupakan pembeda yang jelas dengan makhluk ciptaan Allah yang lain seperti malaikat, jin, iblis, setan, hewn, tumbuh-tumbuhan dan makhluk lainnya yang tidak diketahui oleh manusia. Wewenang dan tanggung jawab yang diamanahkan oleh Allah Swt. kepada manusia untuk mengelola alam ini bukanlah sesuatu yang sulit dan berat, karena Allah Swt. tidak akan membebankan kewajiban kepada seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya. Kita diberikan akal oleh Allah Swt. dan dengan akal itu pula kita dapat bertindak dan memulai sesuatu. Memfungsikan akal dapat kita pahami sebagai uapaya manusia dalam menetapkan langkah-langkah secara terarah dan terukur dan menentukan tujuan hidup serta merealisasikannya dalam kehidupan nyata. Karena akal bukanlah benda yang statis, maka akal haruslah dilatih, dikembangkan, dan disempurnakan kemampuannya. Menggembangkan akal adalah suatu kewajiban manusia dan dengan cara demikian daya pikir, daya nalar, daya analisa, daya cipta, rasa, dan karsa manusiadapat tumbuh dan bersemi dalam diri seseorang. Pemanfaatan potensi atau berbagai macam daya yang dimiliki seseorang pada hakekatnya dapat dijadikan sebagai kriteria dala menentukan berperan atau tidaknya seseorang sebagai khalifah Allah Swt. Mengambil peran itu pada hakekatnya adalah bagian dari usaha mencapai tujuan penciptaan manusia di muka bumi. Dalam Al-Quran dijelaskan bahwa mannusia diciptakan oleh Allah Swt. hanya untuk mengabdi kepada-Nya. Mengabdi dalam artian secara sungguhsungguh (hanif) merencanakan, melaksanakan perintah-Nya dan menjauhkan 1

larangan-Nya. Perintah itu bisa berupa ibadah mahdhah dan bisa juga ibadah ghairu mahdhah. Kedua macam ibadah ini pada dasarnya tidak dapat dipisah-pisahkan, dia menyatu dalam diri pribadi seorangg muslim. Melaksanakan kedua ibadah tersebut secara berimbang, utuh dan saling mendukung adalah tujuan hidup seorang muslim. Melaksanakan kedua macam ibadah tersebut yang disesuaikan dengan kemampuan dan tuntunan yang benar dari Rasulullah Saw. akan memberikan dampak positif dalam membentuk perilaku muslim sehari-hari. Dampak tersebut sesuai dengan tingkat kemampuan pengamalan ibadah manusia dan sesuai pula dengan kehendak Allah Swt. namun demikian, realitas kehidupan kita menunjukkan bahwa sebagian besar muslim cenderung untuk memisahkan ibadah dengan kehidupan duniawi. Mereka perpendapat bahwa yang dikataka ibadah hanyalah sebatas ibadah mahdhah saja seperti shalat, puasa, zakat, haji, dan lain-lain, sedangkan ibadah yang berhubngan dengan kehidupan dunia dipersepsikan sebagai aktifitas yang bukan termasuk dalam ruang lingkup atau ranah (domain) ibadah kepada Allah Swt. Kecenderungan seperti itu sudah mendarah daging bahkan telah mengakar secara salah kaprah di kalangan kita, dan pemahaman seperti ini cenderung diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya secara tradisional. Hal ini mengakibatkan kita jauh tertinggal dari kehidupan duniawi sebagai wahana menuju kemajuan kehidupan yang dijanjikan oleh Allah Swt. pada zaman Rasulullah Saw. dan para sahabat, umat Islam berusaha melaksanakan ajaran atau isi Al-Quran secara benar dan menyeluru dalam segala segi kehidupan seorang muslim betapapun kecilnya, di setiap saat, dan di setiap tempat. Dengan meningkatkan kualitas ibadah ritual (mahdhah), maka akan memberikan kekuatan ruhaniah dalam diri seseorang dan selanjutnya akan meningkatakan kekuatan lahiriyah untuk mmemperbaiki kualiitas kehidupan diniawinya. Dengan perkataan lain, seorang muslim seyogyanya memandang bahwa kehidupan dunia ini sebagai suatu medan peperanggan yang hrus dimenangkan olehnya dan sekaligus sebagai ladang menumbuhkan amal shalih untk bekal kehidupan akhirat. Menggunakan ibadah mahdhah sebagai sumber kekuatan untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. dan sekaligus mengharapkan ridho-Nya adalah tujuan mereka. Demikian pula, membentuk dan mengembangkan kekuatan 2

ruhaniyah sebagai tenaga pendorong (driving force) dala menyelesaikan setiap problematika kehidupan duniawi juga merupakan tujuan hidup manusia. Dapat disimpulkan bahwa semua itu adalah ibadah manusia yang sekaligus juga tujuan hidup manusia. Setelah manusia berusaha sekuat tenaga dalam mempersembhkan ibadahnya kepada Sang Pencipta, maka hasil dari semua ibadah itu diserahkan kepada Allah Swt. setelah segenap potensi dan kemampuan manusia telah dicurahkan secara baik, benar, terarah, dan teukur, maka kita tinggal bertawakal, berserah diri dan menerima apapun yang dikaruniakan-Nya. Menggembalikan pemahaman umat Islam secara benar haruslah dimulai dengan meluruskan dan membenarkan terlebih dahulu penetapan atau perumusan tujuan hidupnya. Mengapa demikian? Pertanyaan ini dapat kita jawab secara sederhan karena sudah terlalu banyak para hli filsafat dan pemikir-pemikir Islam yang telah menyimpang dari inti ajaran Al-Quran dan Sunnah Rasulullah Saw. mereka mendefinisikan berbagai macam tujuan hidup manusia dengan rumusan-rumusan yang cenderung berorientasi pada materialisme, eksistensialisme, ataupun hedonisme sebagaimana tercermin dalm konsep pahala dan dosa. Di tengah-tengah ketidaksengajaan menyerap bbahkan mendarah dagingkan tujuan hidup yang telah dirumuskan oleh para filsuf, para pemikir Islam, dan diri kita masing-masing, maka Islam telah merumuskan tujuan hidup itu yang lebih universal, sempurna dan menyeluruh untuk setiap pemeluknya untuk mencapai kebahagiaan dunian dan akhirat. Mengetahui tujuam hidup manusia secara utuh, jelas dan gamblang akan dapat membawa umat Islam kepada tingkat kualitas kehidupan tertinggi di dunia dan di akhirat karena juga kan memberikan kehidupan yang penuh dengan ketenanggan, keberuntungan, kebahagiaan yang hakiki dan sesuai dengan harapan kodrat kemanusiaan itu sendiri. Tujuan hidup manusia dalam pandangan Islam telah tercantum dalm ayat suci Al-Quran. Bukan hanay rusmusan tujuan hidupnya saja yang dicantumkan, tetapi bagaimana cara mencapainya pun juga secara jelas disebutkan. Pada kesempatan ini melalui modul baha diskusi, kita mencoba memberi dengan cara menganalisis tujuan hidup muslim dalam Al-Quran

danmerumuskan cara mengaplikasikan ayat tersebut dalam kehidupan nyata kita sehari-hari.

Fungsi Hidup Muslim Sebagaiman yang telah kita bicarakan pada sessi pertama diskusi tentang Tujuan Hidup Muslim, maka pada pertemuan kedua ini kita akan mengkaji apa fungsi hidup muslim itu? Secara sederhan, fungsi dapat didefinisikan sebagai suatu akibat atau konsekuensi dari dilakukannya suatu sebab. Akibat atau konsekuensi itu kadang-kadang dapat kita kenali dengan jelas dan gamblang, sebagaimana jelasnya pemahaman kita mengenai fingsi utama air sebagi penghilang rasa haus atau dahaga. Sebaliknya, akibat atau konsekuensi bisa juga berkesan samar dan tidak dapat segera lita kenali dengan baik dan benar karena keterbatasn pemahaman kita. Sebagai contoh misalnya bagi seorang anak yang masih kcil dengan tingkat pemahaman terbatas, akan sangat sulit mengenali apa sebenarnya fungsi dari seorang ayah dibanding dengan ibunya. Dalam kasus seorang ayah menyuruh anaknya belajar atau kalau perlu memaksanya belajar, maka si anak bertanyatanya apakah memang fungsi seorang ayah selalu berkaitan dengan sesuatu hal yang terkesan kurang bersahabat. Dengan perkataan lain, pada saat itu si anak tidak tahu fungsi seorang ayah dalam rumah tangga. Namun, ketika ia muali besar sejalan dengan meningkatnya kemampuan pemahaman dan penalaran si anak, ia akan menjawab sendiri pertanyaan berikut: Ohh, ya, kalau begitu tindakan dan sikap ayah dahulu kepadaku ketika aku masih kecil, berfungsi untuk manyadarkan aku dari kemalasanku belajar atau dari kenakalanku yang lain. Manusia sebagai makhluk yang berakal diberi hak dan wewenang oleh Allah Swt. untuk bertindak sesuai dengan hak dan kewenangannya itu. Namun demikian, penggunaan hak dan wewenang yang dimiliki oleh seeorang akan memunculkan suatu konsekuensi di kemudian hari berupa pertanggungjawaban dari penggunaan hak dan wewenang tersebut. Apakah dalam pelaksanaan tugasnya atau wewenangnya sudah sesuai dengan tuntutan dan tuntunan pihak yang memberikannya (Allah Swt.) atau

sebaliknya hanya menurut selera manusia yang berlandaskan pada akal pikirannya semata yang bersifat terbatas dan nisbi (relatif) Jika manusia lebih cenderung menempatkan akal dan pikiran semata di atas norma agama yang hak dan bersifat absolut karena memang berasal dari Sang Maha Pencipta Allah Swt., maka kehancuran dan malapetaka yang akan terjadi kemudian. Kita sering menyaksikannya adanya sutau penindasan, penjegalan dan perampasan hak, ketidakadilan, dan kedholiman di permukaan bumi, karena semata-mata sistem kehidupan manusia di bumi yang serba kompleks ini secara dominan hanya dikelola berlandaskan kemampuan akal pikiran manusia yang terabatas. Ini bukan beratri bahwa akal fikiran manusia sebagai sesuatu yang tidak bermanfaat, tetapi seharusnya pengguanaan akal fikiran itu sinergi dengan tuntunan Sang Pencipta. Allah Swt. menempatkan manusia setingkat lebih tingggi di taas makhluk lain di muka bumi, karena manusia diharapkan menjadi pelindung dan pemakmur bumi dengan memanfaatkan segala potensi yang ada unntuk memudahkan manusia dalam melaksanakan peranan hidupnya. Fungsi yang cukup besar dan mulia itu merupakan anugerah yang tak ternilai harganya. Untuk melaksanakan fungsi yang demikian, maka manusia akan didoromg untuk lebih giat dan kuat dalam merencanakan sesuatu dan melaksanakan rencana yang telah dibuatnya. Ringkasnya, tidak ada istilah santai apalagi bermalas-malasan dalam berbuat bagi siapa saja yang mengetahui fungsi hidupnya secara utuh dan benar. Kebanyakan kita tidak menyadari tentang fungsi hidupnya, dan sebagian lagi mungkin tidak mengetahui sama sekali tentang itu. Akibat ketidaktahuannya tentang fungsi hidupnya menyebabkan seseorang tidak memiliki gairah hidup. Bahkan, yang lebih mengerikan lagi adalah adanya anggapan bahwa hidup ini sebagai suatu beban yang amat berat yang harus segera diakhiri. Namun, tidaklah demikian halnya bagi kita yang menyadari secara benar tentang fungsi hidupnya. Hidup ini sebenarnya sangatlah menarik dan menggairahkan karena memang sebagi salah satu anugerah utama dan sangat berharga dari Allah Swt. kepada manusia. Bahkan di antara kita ada yang bercita-cita ingin hidup selama-lamanya untuk memfungsikan dirinya sebagaimana yang diharapkan oleh Allah Swt. Marilah kita lihat, apa sebenarnya fungsi hidup seorang muslim itu menurut pandangan Al-Quran? 5

Peranan Hidup Muslim Baru saja kita membahas tentang Fungsi Hidup Muslim yang sangat berkaitan dengan peranan hidupnya. Jika fungsi hidup lebih banyak ditekankan pada aspek konsekuensi yang diterjemahkan ke dalam wewenang dan tanggung jawab, maka peranan lebih difokuskan pada segi aplikasi dalam kehidupan seorang muslim. Secara sederhana peranan dapat diartikan sebagai apa yang diharapkan oleh pihak lain yang seharusnya dilakukan oleh seseorang. Pihak lain yang dimaksudkan di sini dapat berarti Tuhan (Allah Swt.) dan secara kolektif dapat berupa masyarakat, lembaga sosial kemasyarakatan atau bahkan individu (perorangan). Kita menyadari sepenuhnya bahwa tidak ada seorang pun yang dapat hidup sendirian karena secara kodrati manusia memang sebagai makhluk sosial. Dalam kenyataan sehari-hari banyak ditemui orang-orang yang secra sengaja atau tidak sengaja membiasakan hidupnya melawan sunatullah atau melawan arus, yaitu dengan membudidayakan pola hisup individualistis sebagaimana kita saksikan di negara-negara maju (sekuler) atau di kota-kota besar di Indonesia. Pola hidup seperti ini justru membuat mereka stres, terpojok, bahkan menyulitkan dirinya sendiri. Mengapa demikian? Jawabannya adalah karena mereka melawan fitrah hidupnya sebagai makhluk yang memerlukan orang lain atau karena mereka melawan tuntutan sosial atau harapan sosialnya. Pada kesempatan diskusi ketiga ini, kita mencoba mengenali apa yang tercermin dari sikap perilaku (conduct), keragaan (appearance), dan prestasi (achievment). Dengan demikian maka kita bersama-sama bertanya dan sekaligus menjawab apa peranan seorang muslim menurut pandangan AlQuran?

II.

CAPAIAN KOMPETENSI

2.1 Tujuan Diskusi Tujuan Hidup Muslim Tujuan diskusi atau kuliah aktif ini adalah agar mahasiswa: a. Dapat mengerti tujuan hidupnya berdasarkan pemahamn terhadap AlQuran. b. Dapat menjelaskan perbedaan antara tujuan hidup muslim dengan tujuan hidup manusia lainnya. c. Dapat menjelaskan pengertian ibadah kepada Allah Swt.

Fungsi Hidup Muslim Tujuan diskusi atau kuliah aktif ini adalah agar mahasiswa: a. Mampu menjelaskan pengertian fungsi hidup muslim. b. Mampu menjelaskan pengertian rahmatan lil alamin. c. Mampu menghayati fungsi hidupnya sebagai pembawa rahmat bagi sekalian alam.

Peranan Hidup Muslim Tujuan diskusi atau kuliah aktif ini adalah agar mahasiswa: a. Memahami peranan hidupnya sebagai seorang muslim dalam kehidupan di dunia sesuai dengan tuntunan Al-Quran. b. Mampu merumuskan pengertian khalifah fil ardh dalam hubungannya dengan pengelolaan potensi alam raya ini. c. Mampu menjelaskan cara pendekatan yang digunakan untuk menyadarkan umat sebagai khalifah di muka bumi.

III.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tujuan Hidup Muslim a. Allah berfirman: Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. (QS. Adz-Zaariyaat (51) : 56) Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon ampunan.Tunjukilah jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya;bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (QS. Al-Fatihah (1) : 5-7) Dan (ingatlah) ketika kami mengambil janji Bani Israil, Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berrbuat baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertuturkatalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah salat dan tunaikanlah zakat. Tetapi kemudian kamu berpaling (mengingkari), kecuali sebagian kecil dari kamu, dan kamu (masih menjadi) pembangkang. (QS. Al-Baqarah (2) : 83) Dan (ingatlah) ketika kami mengambil janji kamu, Janganlah kamu menumpahkan darahmu (membunuh orang), dan mengusir dirimu (saudara sebangsamu) dari kampung halamanmu. kemudian kamu berikrar dan bersaksi. (Al-Baqarah (2) : 84) Dan kepada kaum samud (kami utus) saudara mereka, Saleh. Dia berkata, Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Ini (seekor) unta betina dari Allah sebagai tanda untukmu. Biarkanlah ia makan di bumi Allah, janganlah diskiti, nanti akibatnya kamu akan mendapatkan siksaan yang pedih. (QS. Al-Araf (7) : 73) Dan ingatlah ketika Dia menjadikan kamu khalifah-khalifah setelah kaum Ad dan menempatkan kamu di bumi. Di tempat yang datar kamu dirikan istana-

istana dan di bukit-bukit kamu pahat menjadi rumah-rumah. Maka ingatlah nikmat-nikmat allah dan janganlah membuat kerusakan di bumi. (QS. Al-Araf (7) : 74) Dan kepada penduduk Madyan, kami (utus) Syuaib, saudara mereka sendiri. Dia berkata, Wahai kaumku! Sembahlah Allah. Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia.sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari tuhanmu. Sempurnakanlah takaran dan timbangan, dan jangan kamu merugikan orang sedikitpun. Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan bagimu jika kamu orang beriman. (QS. Al-Araf (7) : 85) Dan janganlah kamu duduk di setiap jalan dengan menakut-nakuti dan menghalang-halangi orang-orang yang beriman dari jalan Allah dan ingin membelokkannya. Ingatlah ketika kamu dahulunya sedikit, lalu Allah memperbanyak jumlah kamu. Dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orangorang yang berbuat kerusakan. (QS. Al-Araf (7) : 86) Dan kepada kaum Ad (kami utus) saudara mereka, Hud. Dia berkata, Wahai kaumku! Sembahlah allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. (Selama ini) kamu hanyalah mengada-ada. (QS. Hud (11) : 50) Wahai kaumku! Aku tidak meminta imbalan kepadamu atas (seruanku) ini. Imbalanku hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku. Tidakkah kamu mengerti? (QS. Hud (11) : 51) Dan Hud berkata, Wahai kaumku! Memohonlah ampunan kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepadanya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sanggat deras, Dia akan menambahkan kekuatan di atas kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling menjadi orang yang berdosa (QS. Hud (11) : 52) Dan kepada kaum Samud (kami utus) saudara mereka, Saleh. Dia berkata, Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat (rahmat-Nya) dan memperkenankan (doa hamba-Nya). (QS. Hud (11) : 61) 9

Dengan memperhatikan firman Allah dalam ayat-ayat tersebut, dapat diketahui bahwa tujuan hidup seorang muslim di dunia ialah beribadah dan menyembah hanya kepada Allah Swt semata. Sesungguhnya Allah telah mengutus nabi dan rasulnya dari kaum mereka sendirii. Nabi dan rasul itu selalu menyeru agar menyembah hanya kepada allah Swt. Manusia sebelumnya telah berjanji untuk taat beribadah kepada Allah, namun nyatanya banyak yang ingkar, seperti halnya yang terjadi pada Bani Israil, kebanyakan mereka berpaling dari Allah, kecuali sebagian kecilnya. Manusia diperintahkan pula untuk berbuat baik kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang muslim, serta saling berinteraksi dengan sesamanya. Tidak lupa melaksanakan shalat dan menunaikan zakat. Allah telah memberikan banyak nikmat bagi hambanya sebagai tanda kebesarannya. Allah juga telah memberikan contoh, pelajaran tentang apa yang terjadi terhadap hamba-Nya yang berbuat kerusakan di muka bumi. Beribadah kepada allah harusnya secara total, sungguh-sungguh (hanif) dalam mematuhi segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Selain itu manusia diperintahkan untuk saling bersosialisasi dan menolong sesama, tidak saling membunuh dan membeda-bedakan satu sama lain. Dalam beribadah kita tidak boleh hanya memikirkan akhirat saja, namun dunia juga harus dipikirkan, sebagaimana hadits nabi yang artinya, Kerjakanlah ibadahmu seolah-olah kamu akan mati besok dan carilah harta seolah-olah kamu akan hidup selamanya.jadi, dalam hal ini kehidupan dnia dan akhirat itu haruslah seimbang. Saat ini pun kebanyakan ibadah dipisahkan dari kehidupan duniawi, padahal dalam ibadah ada perintah untuk melakukan muamalah, yaitu hubungan dengan sesama manusia. Untuk itu, pencapaian tujuan hidup manusia itu haruslah berlangsung dalam dua aspek, yaitu aspek keagamaan dan aspek duniawi yang saling terkait satu sama lain. b. Allah berfirman dalam Surah Adz-Dzaariyaat (51) : 55-58, yang artinya: Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang mukmin. Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-ku. Aku tidak menghendaki rezeki 10

sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki mereka memberi makan kepada-Ku. Sungguh Allah, Dialah pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh. Tujuan Allah menciptakan manusia ialah untuk beribadah kepada-Nya. Cara beribadah itu ada banyak, salah atunya dengan berdzikir. Dengan dzikir dan beriman kepada Allah, maka akan mendekatkan diri kepada-Nya. Rezeki itu datangnya dari Allah dan Dia lah zat Yang Maha Kokoh. Hubungan berdzikir dan beriman sangatlah erat. Dengan dzikir, maka kita akan selalu teringat kepada Allah dan hal ini akan meningkatkan iman (kepercayaan) kepada Allah. Bila kita selalu teringat kepada Allah, maka kita akan selalu percaya bahwa Dia selalu memperhatikan hamba-Nya. Dengan begitu kita akan memiliki kontrol dalam diri pribadi dan akan selalu berindak sesuai perintahnya, sehingga keimanan pun akan semakin meningkat. Kemudian, rezeki sudah diatur Allah. Allah yang memberi rezeki kepada hamba-Nya. Dialah zat yang mempunyai kekuatan dan Maha Kokoh. Dia tidak butuh rezeki dari siapa pun dan mampu berdiri sendiri. Bila kitta telah paham dan yakin bahwa rezeki itu datangnya dari Allah, maka kita kan semakin meningkatkan ibadah kepada-Nya guna mendekatkan diri kepada sang Pemberi Rezeki. c. Berdasarkan firman Allah pada Surah Al-Baqarah (2) : 83 Dan (ingatlah) ketika kami mengambil janji Bani Israil, Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berrbuat baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertuturkatalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah salat dan tunaikanlah zakat. Tetapi kemudian kamu berpaling (mengingkari), kecuali sebagian kecil dari kamu, dan kamu (masih menjadi) pembangkang. Allah memerintahkan untuk menyembah hanya kepada-Nya, menjaga hubungan baik terhadap orang tua, keluarga, anak-anak yatim dan orang-orang miskin. Betapa pentingnya hablumminannas sehingga Allah mendahulukan penyebutannya dibanding perintah lainnya.

11

Ayat ini berhubungan dengan prestasi manusia dan ibadah kepada Allah. Ibadah itu berhubungan dengan kegiatan-kegiatan manusia. Selain diperintahkan untuk menyembah dan beribadah hanya kepada-Nya, allah juga memerintahkan untuk menjalin hubungan baik dengan sesama, hubungan muamalah. Allah memerintahkan untuk berbuat baik kepada orang tua sebab merekalah yang melahirkan, merawat, dan membesarkan kita. Berbuat baik kepada kaum kerabat, anak yatim, dan orang miskin (manusia seluruhnya) wajib kita santuni. Sebab manusia memiliki kewajiban untuk saling berbuat baik pada sesama. Menunaikan shalat, sebagai rukun Islam yang utama tentu saja merupakan ibadah kepada Allah. Dan menunaikan zakat, sebab di dalam harta yang kita miliki terdapat hak milik orang lain. Jadi, beribadah itu menjalin hubungan baik dengan Allah, seperti shalat dan zakat dan dengan sesama manusia, yaitu berbuat baik kepada sesama, didahulukan orang tua, kerabat, anak yatim dan orang miskin. d. Firman Allah dalam Surah Hud (11) : 51-52, yang artinya: Wahai kaumku! Aku tidak meminta imbalan kepadamu atas (seruanku) ini. Imbalanku hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku. Tidakkah kamu mengerti? Dan Hud berkata, Wahai kaumku! Memohonlah ampunan kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepadanya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sanggat deras, Dia akan menambahkan kekuatan di atas kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling menjadi orang yang berdosa Nabi dan rasul tidak meninta imbalan atas usahanya menyeru ke jalan Allah, sebab hanya Allah yang akan memberi imbalan terbaik. Bila kita memohon kepada-Nya dan bertobat, maka Allah akan memberikan rezekinya dan menambah kekuatan hamba-Nya yang tidak berpaling ke jalan yang sesat, yaitu dengan berbuat dosa. Dengan memperhatikan Surah Hud (11) ayat 51-52, maka benar pengertian ibadah kepada Allah Swt. itu lebih ditekankan pada pencapaian prestasi (ahsanu amala atau amalan yang terbaik) dan tingkah laku (akhlakuk karimah) manusia di dunia. Beibadah kepada Allah lebih dilihat dari tingkah laku seorang muslim 12

karena tingkah laku merupakan cerminan dari ketaatan ibadah kepada Allah. Allah akan memberi rahmat kepada manusia berupa prestasi apabila kita beriman kepadanya dengan cara berbakti kepada-Nya. Salah sattu cara beribadah ataupun berbakti kepada Allah ialah dengan memohon hanya kepada Allah dan bertobat kepada-Nya, maka Dia akan menurunkan rezekinya dan menambahkan kekuatan pada hamba-Nya. Allah juga memerintahkan agar tidak berbuat dosa. Pencapaian prestasi itu mencakup semua ibadah kita kepada Allah Swt.

Fungsi Hidup Muslim a. Firman Allah Dan kami tidak mengutus Engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam. (QS. AL-Anbiya (21) : 107) Dan (ingatlah) pada hari (ketika) kami bangkitkan pada setiap umta seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri, dan kami datangkan engkau (Muhammad) menjadi saksi atas mereka. Dan kami turunkan kitab (Al-Quran) kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu sebagai petunjuk, serta rahmat dan kabar gembira bagi orang yang berserah diri (muslim). (QS. An-Nahl (16) : 89) Ayat tersebut dijelaskan bahwa Nabi Muhammad diutus Allah sebagai pembawa rahmat bagi seluruh alam. Rahmat di sini mengandung arti luas, diantaranya kebahagiaaan yang hakiki, keselamatan dan ampunan. Berdasarkan ayat tersebut, dapat diketahu bahwa fungsi hidup muslim ialah sebagai rahmatan lil alamin atau rahmat bagi seluruh alam. Dalam hal ini awalnya konteks rahmatan lil alamin ini ditujukan kepada Nabi Muhammad Saw, namun setelah nabi Muhammad berpulang ke rahmatullah, gelar ini dipegang oleh seluruh umat manusia, khususnya umat Islam. Allah menjadikan nabi sebagai saksi atas perbuatan umatnya (kaumnya) masingmasing.allah pula telah menurunkan kitab Al-Quran kepada umat manusia sebagai petunjuk, rahmat serta kabar gembira bagi orang yang berserah diri 13

kepada-Nya. Petunjuk ini berguna untuk memberikan arah yang benar dan jelas bagi seluruh umat manusia dan untuk memudahkan dalam pelaksanaan peranan hidupnya. b. Pengertian dari rahmatan lil alamin bebrdasarkan firman Allah dalam Surah An-Naml (27) : 17-19, yang artinya: Dan untuk Sulaiman dikumpulkan bala tentaranya dari jin, manusia, dan burung, lalu mereka berbaris dengan tertib. (QS. An-Naml (27) : 17) Hingga ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut, Wahai semut! Masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari. (AnNaml (27) : 18) Maka dia (Sulaiman) tersenyum lalu tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa, Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku mengerjakan kebajikan yang Engkau ridhoi, dan masukkanlah aku dengan rahmatmu ke dalam golongan hambahamba-Mu yang shaleh. (QS. An-Naml (27) : 19) Pengertian rahmatan lil alamin menurut ayat tersebut ialah rahmat bagi seluruh lam. Nabi Muhammad Saw diutus oleh Allah sebagai rahmat bagi seluruh alam yang bertugas menyeru kepada seluruh umat untuk menyembah, tunduk, dan patu hanya kepada Allah taala. Namun tugas sebagai rahmat ini tidak hanya sebatas bagi Nabi Muhammad, tetapi bagi seluruh manusia. Setelah Nabi Muhammad tiada maka manusia, khususnya muslim lainnya yang memegang tanggung jawab sebagai rahmatan lil alamin ini. Sebagai pembawa rahmat, manusia bertugas membawa kebaikan bagi seluruh alam, dengan menjaga alam dan tidak berbuat kerusakan. Dari Surah An-Naml ayat 17-19 ini, banyak sekali pelajaran yang didapat, antara lain: Tekun dalam kerja dan menunaikan tugas dengan baik. Melaksanakan kerja dengan penuh tanggung jawab dan jangan sampai mengganggu orang lain / makhluk lain.

14

Memberi peringatan kepada kaum kerabat (sesama muslim) pada waktu yang sesuai sehingga dapat menyelamatkan mereka dari bencana yang akan menimpa. Sebab muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Tunduk dan patuh pada pemimpin yang baik. Memohon hanya kepada Allah dan selalu mesyukuri nikmatnya c. Untuk mewujudkan fungsi rahmatan lil alamin tersebut dalam kehidupan sehari-hari di dunia ini, dapat dilihat dari ayat-ayat berikut. Sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. Al-Baqarah (2) : 218) Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh ke[ada (agama)-Nya, maka Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat dan karunia dari-Nya (surga) dan menunjukkan mereka jalan yang lurus kepadaNya. (QS. An-Nisa (4) : 175 Kemudian Kami telah memberikan kepada Musa kitab (Taurat) untuk menyempurnakan (nikmat kami) kepada orang yang berbuat kebaikan, untk menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat, agar mereka beriman akan adanya pertemuan dengan Tuhannya. (QS. Al-Anam (6) : 154) Dan janganlah engkau berbuat kerusakan di bumi setelah diciptakan dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang bebuat kebaikan. (QS. Al-Araf (7) : 56) Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. Yusuf (12) : 53) Dan raja berkata, Bawalah dia (Yusuf) kepadaku, agar aku memilih dia (sebagai orang yang dekat) kepadaku. Ketika dia (raja) telah bercakap-cakap

15

dengan dia, dia (raja) berkata, Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi di lingkungan kami dan dipercaya. (QS. Yusuf (12) : 54) Dia (Yusuf) berkata, Jadikanlah aku bendaharawan negeri (Mesir); karena sessungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, dan berpengetahuan. (QS. Yusuf (12) : 55) Dan demikianlah kami memberi kepada Yusuf di negeri ini (Mesir); untuk tinggal di mana saja yang dia kehendaki. Kami melimpahkan rahmat kepada siaa yang Kami kehendaki dan Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik. (QS. Yusuf (12) : 56) Dan sungguh, pahala akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang beriman. (QS. Yusuf (12) : 57) Dan apabila kami memberikan suatu rahmat kepada manusia setelah mereka ditimpa bencana, mereka segera melakukan segala tipu daya (menentang) ayatayat Kami. Katakanlah, Allah lebih cepat pembalasannya (atas tipu daya itu). Sessungguhnya malaikat-malaikat Kami mencatat tipu dayamu. (QS. Yunus (10) : 21) Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berrjalan di daratan, (dan berlayar) di lautan. Sehingga ketika kamu berada di dalam kapal, dan meluncurlah (kapal) itu membawa mereka (orang-orang yang ada di dalamnya) dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya, tiba-tiba datanglah badai dan gelombang menimpanya dari segenap penjuru, dan mereka mengira telah terkepung bahaya, maka mereka berdoa dengan tulus ikhlas kepada Allah semata. (Seraya berkata), Sekiranya Engkau selamatkan kami dari (bahaya) ini, pasti kami termasuk orang-orang yang bersyukur. (QS. Yunus (10) : 22) Tetapi ketika Allah menyelamatkan mereka, malah mereka berbuat kedzaliman di bumi tanpa (alasan) yang benar. Wahai manusia! Sesungguhnya kedzalimanmu bahayanya akan menimpa dirimu sendiri; itu hanya kenikmatan hidup duniawi, selanjutnya kepada Kamilah kembalimu, kelak akan Kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS. Yunus (10) : 23) 16

Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu hanya seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu turunlah tanaman-tanaman bumi dengan subur (karena air itu), di antaranya adal yang dimakan manusia dan hewan ternnak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan berhias, dan pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya (memetik hasilnya), datanglah kepadanya adzab Kami pada waktu-waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan tanamannya seperti tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda (kekuasaan Kami) kepada orang yang berpikir. (QS. Yunus (10) : 24) Berdasarkan ayat-ayat tersebut, cara mewujudkan fungsi hidup meslim dalam kehidupan sehari-hari di dunia ini adalah ketika kita telah mengetahui kalau Islam itu benar, maka kita haruus mengerjakannya, melaksanakan Allah dan menjauhi larangannya. Caranya antara lain: Beriman kepada Allah Berhijrah dan berjihad di jalan Allah Berpegang teguh kepada agama Allah Berbuat kebaikan Tidak berbuat kerusakan di bumi Berdoa dan memohon hanya kepada Allah dengan rasa takut dan penuh harap Tidak melakukan tipu daya

Peranan Hidup Muslim a. Berdasarkan firman Allah Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, Aku hendak menjadikan khalifah di bumi. Mereka berkata, Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu? Dia berfirman, Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. (QS. Al-Baqarah (2) : 30) Ayat tersebut menegaskan bahwa Allah Swt menegaskan akan menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi. Khalifah berarti wakil atau pengganti 17

yang memegang kekuasaan. Manusia menjadi khalifah memegang mandat Tuhan untuk mewujudkan kemakmuran di muka bumi. Kekuasaan yang diberikan itu bersifat kreatif yang memungkinkan dirinya untuk mengolah serta mendayagunakan segala sesuatu di muka bumi untuk kepentingan hidupnya. Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat, seraya berfirman, Sebutkan kepada-Ku semua (benda) ini, jika kamu yangg benar! (QS. Al-Baqarah (2) : 31) Mereka menjawab, Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mengetahui, Mahabijaksana. (QS. Al-Baqarah (2) : 32) Dan (Allah) berfirman, Wahai Adam! Beritahukanlah kepada mereka namanama itu! Setelah dia (Adam) menyebutkan nama-namanya, Dia berfirman, Bukankah telah aku katakan kepadamu, bahwa aku mengetahui rahasia langit dan bumi, dan Aku mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan. (QS. Al-Baqarah (2) : 34) Jika perhatikan lanjutan Surah Al-Baqarah ayat 31-34, maka terlihat hubungan antara khalifah dengan asmaa (nama-nama) dan aliimun hakiim (Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana) adalah Allah Maha Mengetahui semua ilmu pengetahuan apa yang ada di langit dan di bumi dan dia telah mengajarkan nama itu kepada Nabi Adam as. Allah mengetahui segala sesuatu baik yang nampak ataupun disembunyikan, namun Dia selalu bijaksana kepada makhluknya. Nabi Adam sebagai manusia pertama yang diciptakan, diajarkan tentang segala hal, ilmu pengetahuan, baik apa yang ada di langit dan di bumi, namun malaikat tidak, sehingga malaikat sadar bahwa tidak ada yang mereka ketahui kecuali apa yang telah diajarkan Allah Swt. nabi Adam pun mampu menyebutkan namanama benda yang ada di langit dan di bumi yang telah diajarkan Allah Swt. Asmaa di sini mengandung arti ilmu pengetahuan. Pada ayat di atas tampaklah bahwa Allah menciptakan Adam sebagai manusia pertama yang memiliki kemampuan akal yang sempurna. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa Adam adalah manusia pertama yang memiliki nilai-nilai

18

kemanusiaan. Dengan itu manusia, membentuk kebudayaannya (Suryana, Toto, dkk, 1997) Kami berfirman, Turunlah kamu semua dari surga! Kemudian jika benarbenar datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barangsiapa mengikuti petunjukKu, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati. (QS. Al-Baqarah (2) : 38) Hubungan antara khalifah dan hudan (petunjuk) adalah bahwa khalifah akan diberi petunjuk / pedoman / hidayah dari Allah yang apabila benar-benar diikuti aleh manusia sebagai khalifah di bumi, maka manusia itu tidak akan merasa takut dan bersedih hati. Allah tidak akan meninggalkan hambanya yang mengikuti jalannya / petunjuknya, sehingga Dia (Allah) menjamin bahwa hamba-Nya tidak akan bersedih hati atau pun ada rasa takut dalam dirinya. Dari pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa peranan hidup yang diharapkan dilaksanakan oleh seorang muslim adalah sebagai khalifah di bumi yang bertugas melindungi dan memakmurkan bumi dengan memanfaatkan segala potensi yang ada yang telah diajarkan dan diberikan oleh Allah Swt dengan mengikuti petunjuk yang telah diberikan oleh Allah Swt. b. Dalam surah An-Naml (27) : 60-61, Allah telah menegaskan penciptaannya dan memberikan berbagai rahmat. Di sana Allah mempertanyakan Apakah di samping Allah Swt ada tuhan yang lain? Bukankah Dia (Allah) yang menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air dari langit untukmu, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang berpemandangan indah? Kamu tidak akan mampu menumbuhkan pohonpohonnya. Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Sebenarnya mereka adalah orang-orang yang mmenyimpang. (QS. An-Naml (27) : 60) Bukankah Dia (Allah) telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, yang menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, yang menjadikan gunung-gunung untuk (mengukuhkan)nya dan yang menjadikan suatu pemisah antara dua laut? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Sebenarnya kebanyakan mereka tidak mengetahui. (QS. An-Naml (27) : 61)

19

Demikian pula dalam ayat 62, Allah Swt menegaskan bahwa Dia memperkenankan doa, dan menjadikan kamu sebagai khalifah di bumi, juga mempertanyakan Apakah di samping Allah Swt ada tuhan yang lain? Kemudian disebutkan bahwa Amat sedikit lah kamu berdzikir. Bukankah Dia (Allah) yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila dia berdoa kepada-Nya, dan menghilangkan kesusahan dan menjadikan kamu (manusia) sebagai khalaifah (pemimpin) di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Sedikit sekali (nikmat Allah) yang kamu ingat. (QS. An-Naml (27) : 62) Demikian juga dalam ayat 63-64, ditegaskan oleh Allah Swt tentang Penciptaan langit dan bumi dan pemberian rahmat-Nya; memperkenankan doa; dan menjadikan kamu sebagai khalifah di satu sisi dengan pertanyaan Apakah di samping Allah Swt ada tuhan yang lain? Dan amat sedikitlah kamu berdzikir? di sisi yang lain. Bukankah Dia (Allah) yang memberi petunjuk kepada kamu daam kegelapan di daratan dan di lautan dan yang mendatangkan angin sebagai kabar gembira sebelum (kedatangan) rahmat-Nya? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Maha tinggi Allah terhadap aa yang mereka persekutukan. (QS. An-Naml (27) : 63) Bukankah Dia (Allah) yang menciptakan (makhluk) dari permulaannya, kemudian mengulanginya (lagi) dan yang memberikan rezeki kepadamu dari langit dan bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Katakanlah, Kemukakanlah bukti kebenaranmu, jika kamu orang yang benar. (QS. An-Naml (27) : 64) Dari ayat-ayat tersebut, Allah telah menerangkan bahwa Dialah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan rahmat kepada makhluknya, memperkenankan doa, dan menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi. Karena bukti-bukti yang nyata itu, Allah mempertegas dan menegur orang-orang yang mempersekutukan dan berpaling dari-Nya. Allah menantang hamba-Nya yang ingkar untuk menunjukkan bukti bahwa ada tuhan yang lain yang telah memberikan rezeki seperti apa yang Allah berikan.

20

c. Firman Allah: Dan kepada kaum Samud (kami utus) saudara mereka, Saleh. Dia berkata, Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat (rahmat-Nya) dan memperkenankan (doa hamba-Nya). (QS. Hud (11) : 61) Dalam Surah Hud (11) : 61, Nabi Shaleh As. meminta kaumnya untuk beribadah kepada Allah Swt dan menegaskan bahwa Dia telah: Menciptakan kamu (manusia) dari bumi (tanah) Memberikan kewajiban kepada manusia sebagai pemakmur bumi Menyuruh manusia selalu beristighfar dan bertaubat Menyatakan dekat dengan manusia dan memperkenankan doa Kemudian dalam Surah Al-Anam (6) : 165 Dan dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi dan Dia mengangkat (derajat) sebagian kamu di atas yang lain, untuk mengujimu atas (karunia) yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat memberi hukuman dan sungguh, Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang. Di situ kita temui pernyataan Dia menjadikan khalifah di muka bumi dan menegaskan sebagian manusia derajatnya lebih tinggi dari sebagian yang lain. Derajat manusia yang sama-sama berperan sebagai khalifah di muka bumi bisa lebih tinggi dari yang lainnya karena keimanannya. Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang bersyukur atas nikmatnya. Allah akan memberikan karunia kepada hamba-Nya untuk menguji mereka, dan siapa yang mampu menjalani ujiannya dengan selalu bersyukur atas nikmat-Nya, maka Allah akan mengangkat derajatnya. Kemudian perhatikan Surah Al-Anam (6) : 160-162 Barangsiapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya. Dan barangsiapa berbuat kejahatan dibalas seimban dengan kejahatannya. Mereka sedikit pun tidak dirugikan (didzalimi). (QS. Al-Anam (6) : 160)

21

Katakanlah (Muhammad), Sesungguhnya Tuhanku telah memberiku petunjuk ke jalan yang lurus, agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus. Dia (Ibrahim) tidak termasuk orang-orang musyrik. (QS. Al-Anam (6) : 161) Katakanlah (Muhammad),Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam. (QS. Al-Anam (6) : 162) Dengan memperhatikan Surah Al-Anam (6) : 160-162 dan Hud (11) : 61, hubungan antara berdoa, berdzikir, dan bertaubat serta memakmurkan bumi agar manusia mampu berperan sebagai khalifah Allah Swt di muka bumi. Allah selalu memperkenankan doa hambanya yang memohon kepada-Nya. Dengan dzikir, kita akan selalu ingat kepada Allah Swt dan semakin dekat dengan-Nya sehingga kita akan segera bertaubat, memohon ampunan kepadaNya jika melakukan dosa. Sesungguhnya Allah selalu memperkenankan doa hamba-hamba-Nya. d. Beberapa langkah bagaimana cara mengefektifkan peranan hidup seorang muslim berdasarkan hasil analisis dan sintesis pada butir-butir di atas, antara lain: Beriman kepada Allah Berhijrah dan berjihad di jalan Allah Berpegang teguh kepada agama Allah Berbuat kebaikan Tidak berbuat kerusakan di bumi Berdoa dan memohon hanya kepada Allah dengan rasa takut dan penuh harap Mengimami bahwa tiada tuhan selain Allah Selalu mengikuti petunjuk yang telah diberikan oleh Allah Swt Shalat, menunaikan zakat, senantiasa berdzikir, beristighfar, dan bertaubat kepada-Nya Berbuat kebajikan dan meninggalkan keburukan Bersyukur atas nikmat Allah Swt Tidak melakukan tipu daya Memakmurkan dan melindungi bumi, serta tidak berbuat kerusakan.

22

Memiliki sifat alimun hakim, berilmu dan bijaksana

IV.

KESIMPULAN DAN SARAN

Tujuan Hidup Muslim Dari pembahasan yang ada pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan hidup muslim adalah beribadah dan menyembah hanya kepada Allah Swt semata. Setelah mengetahui tujuannya tersebut, maka seorang muslim dapat menjalani hidupnya dengan terarah karena telah mengetahui tujuan hidupnya. Untuk mencapai tujuan hidup tersebut, seorang muslim akan berusaha mendekatkan diri kepada penciptanya, Allah Swt, agar mendapatkan ridho-Nya, yaitu dengan beribadah kepada-Nya. Hal ini dijelaskan dalam Al-Quran Surah Adz-Dzariyat (51) : 56. Saran yang dapat diberikan pada pembahasan ini hanya satu, yaitu manusia, khususnya seorang muslim harus mengetahui tujuan hidupnya terlebih ddahulu, setelah itu dia baru bisa menjalankan hidupnya dengan baik dan terarah.

Fungsi Hidup Muslim Fungsi hidup seorang muslim telah disebutkan di dalam Al-Quran Surah AlAnbiya (21) : 107, yaitu sebagai rahmatan lil alamin atau rahmat bagi seluruh alam. Rahmat di sini mengandung arti luas, di antaranya kebahagiaan yang hakiki, keselamatan dan ampunan. Sebagai pembawa rahmat, manusia diharapkan dapat membawa kebahagiaan, kedamaian, dan kebaikan bagi makhluk dan alam di sekitarnya. Selain itu juga bertugas menyeru kepada seluruh umat untuk menyembah, tunduk dan patuh hanya kepada Allah Swt. Berdasarkan fungsi hidup seorang muslim tersebut, manusia hendaknya dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Cara mewujudkan fungsi tersebut yang

23

pertama harus diliki manusia ialah beriman kepada Allah. Dengan iman yang kokoh, manusia dapat menjalankan fungsinya dengan baik dan dapat mencapai tujuannya, yaitu menyembah hanya kepada Allah Swt.

Peranan Hidup Muslim Peranan hidup muslim diterangkan dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah (2) : 3034, terutama pada ayat 30. Peranan hidup yang diharapkan dilaksanakan oleh seorang muslim adalah sebagai khalifah di bumi. Sebagai khalifah di bumi, seorang muslim bertugas melindungi dan memakmurkan bumi dengan memanfaatkan segala potensi yang ada yang telah diajarkan dan diberikan oleh Allah Swt. Peranan tersebut dapat terlaksana jika manusia mampu mengikuti petunjuk yang telah diberikan oleh Allah Swt. Untuk menjalankan peranan hidupnya dengan baik, manusia harus mengetahui tujuan hidupnya terlebih dahulu dan megetahui dan menjalankan fungsi hidupnya dengan baik. Untuk itu diperlukan pemahaman yang benar tentang masalah keagamaan dalam kehidupannya. Agar mendapatkan pemahaman yang benar, maka seorang muslim harus selalu mempelajari tujuan, fungsi dan peranannya. Kemudian menjalankan fungsi dan peranannya agar dapat mencapai tujuannya.

24

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran dan Terjemahannya. 1990. Departemen Agama RI dan Kerajaan Saudi Arabia. 1133 hlm. Al-Quran dan Terjemahannya Edisi Tahun 2002. 2007. Departemen Agama RI. 641 hlm. Aziz, M.A. 1995. Memahami dan Mendalami Ajaran Al-Quran Jilid IA. Bangkit Daya Insana. Cijantung, Jakarta. 132 hlm. Suryana, Toto. 1997. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi. Tiga Mutiara. Bandung. 239 hlm.

25

TUJUAN HIDUP MUSLIM, FUNGSI HIDUP MUSLIM, DAN PERANAN HIDUP MUSLIM (LAPORAN HASIL DISKUSI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM)

OLEH MELINDA OKTAFIANI 1114111034 NO. PRESENSI 02

26

JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITASS LAMPUNG 2011 KATA PENGANTAR

Bissmillahirrahmanirrahim Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Alhamdulillahirrobbil alamin Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt yang atas berkat rahmat dan nikmatnya maka Laporan Hasil Diskusi Pendidikan Agama Islam ini dapat diselesaikan tepat waktu. Tanpa ridho dan kasih sayang serta petunjuk dari-Nya tugas ini tidak dapat diselesaikan. Shalawat beserta salam kita haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw beserta para sahabat dan pengikutnya yang Insya Allah tetap istiqomah hingga akhir zaman. Laporan ini disusun sebagai tugas akhir untuk mengikuti Ujian Akhir Semester Peendidikan Agama Islam. Dalam laporan ini saya sertai dengan penjelasan yang diperoleh dari beberapa sumber dan mengacu pada ayat-ayat Alquran yang mendukung. Laporan ini membahas tentang Tujuan Hidup Muslim, Fungsi Hidup Muslim, dan Peranan Hidup Muslim. Saya ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan laporan ini. Besar harapan saya laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran agar laporan ini dapat menjadi lebih baik lagi. Akhir kata saya mohon maaf atas kesalahan yang terdapat dalam laporan ini, karena kekurangan adalah milik manusia dan kesempurnaan hanyalah milik Allah.

27

Bandar Lampung,

Desember 2011

Melinda Oktafiani NPM.1114111034 DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Tujuan Hidup Muslim...... 1.1.2 Fungsi Hidup Muslim... .. 1.1.3 Peranan Hidup Muslim.... II. CAPAIAN KOMPETENSI 2.1 Tujuan Diskusi 2.1.1 2.1.2 2.1.3 Tujuan Hidup Muslim.. Fungsi Hidup Muslim... Peranan Hidup Muslim. 1 4 6

i ii

7 7 7

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Tujuan Hidup Muslim 3.2 Fungsi Hidup Muslim 3.3 Peranan Hidup Muslim.. IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Tujuan Hidup Muslim... 23 4.2 Fungsi Hidup Muslim... 4.3 Peranan Hidup Muslim. DAFTAR PUSTAKA.. 28 23 24 25 8 13 17

LAMPIRAN

29

You might also like