You are on page 1of 12

MAKALAH ISLAM DAN LINGKUNGAN

DISUSUN OLEH : KARUNIA PUTRI PAMUNGKAS M3511034

PROGRAM STUDI D3 FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Kerusakan lingkungan yang terjadi baik dalam lingkup global maupun nasional, jika dicermati dengan seksama, sebenarnya berakar dari cara pandang manusia tentang kehidupan dan alam lingkungannya. Kerusakan lingkungan yang terjadi dewasa ini hanya bisa diatasi dengan merubah secara fundamental cara pandang dan mindset manusia terhadap alam lingkungannya. Tindakan praktis dan teknis penyelamatan

lingkungan dengan bantuan sain dan teknologi ternyata bukan merupakan solusi yang tepat. Yang dibutuhkan adalah perubahan perilaku dan gaya hidup yang bukan hanya orang perorang, akan tetapi harus menjadi semacam kesadaran dan budaya masyarakat secara luas. Pendidikan lingkungan telah diajarkan oleh Rasululloh SAW kepada para sahabatnya. Abu Darda ra pernah mengatakan bahwa di tempat belajar yang diasuh oleh Rasululloh SAW telah diajarkan pentingnya bercocok tanam, dan menanam pepohonan, serta pentingnya usaha mengubah tanah yang tandus menjadi kebun yang subur. Perbuatan tersebut akan mendatangkan pahala yang besar disisi Alloh SWT dan bekerja untuk memakmurkan bumi merupakan amal ibadah kepada Alloh SWT. Pendidikan lingkungan yang diajarkan oleh Rasullloh SAW berdasarkan wahyu, sehingga banyak kita jumpai ayat-ayat ilmiah AlQuran yang membahas tentang lingkungan. Pesan-pesan Al-Quran mengenai lingkungan sangat jelas dan prospektif. Oleh karena itu, dalam makalah ini penyusun akan mencoba membahas secara luas mengenai pandangan islam terhadap lingkungan, karena al-quran telah menjelaskan tentang pentingnya menjaga

lingkungan dengan meletakkan dasar dan prinsipnya secara global.

B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian lingkungan hidup dan penyebab kerusakan Lingkungan hidup? 2. Bagaimana kondisi lingkungan pada saat ini? 3. Bagaimana pandangan islam (Al-Quran) yang berkaitan dengan lingkungan?

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Lingkungan dan Penyebab Kerusakan Lingkungan Hidup

Lingkungan hidup / lingkungan adalah istilah

yang dapat

mencakup segala makhluk hidup dan tak hidup yang ada di alam yang ada di bumi atau bagian dari bumi, yang berfungsi secara alami tanpa ada campur tangan manusia yang berlebihan Lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini salah satunya merupakan akibat kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kondisi

lingkungan sekitarnya. Diantaranya : mengeksploitasinya secara maksimal untuk kepentingan pribadi, pembangunan yg tidak terencana dan yang tidak berwawasan lingkungan hidup, perkembangan jumlah penduduk yang makin tak terkendali, serta kemajuan tekhnologi yang

disalahgunakan . B. Kondisi Lingkungan Saat Ini Masalah lingkungan hidup dewasa ini telah menjadi isu global karena menyangkut berbagai sektor dan berbagai kepentingan umat manusia. Hal ini terbukti dengan munculnya isu-isu kerusakan lingkungan yang semakin santer terdengar. Diantaranya isu efek rumah kaca, lapisan

ozon yang menipis, kenaiakan suhu udara, mencairnya es di kutub, dll. Mungkin sebagian besar orang baru menyadari dan merasakan akan dampak tingkah lakunya di masa lampau yang terlalu berlebihan mengeksploitasi alam secara berlebihan. Kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini bisa dikatakan telah menyebar di berbagai belahan dunia. Khususnya Indonesia yang memiliki potensi alam yang sangat melimpah. Dengan potensi alam yang sedemikian melimpahnya telah membuat orang-orang berusaha untuk mengolah secara maksimal. Bahkan potensi alam tersebut dapat menarik masuk investor-investor asing untuk berbisnis di negeri ini. Dengan adanya potensi yang begitu melimpahnya memang kita akui dapat membantu memajukan perekonomian negara, tapi di sisi lain keadaan ini dapat membuat orang untuk mengeksploitasinya secara maksimal untuk kepentingan pribadi. Inilah yang kita takutkan, akan banyak pengusaha yang bergerak disektor pengolahan lingkungan yang tidak mengindahkan prinsip pembangunan berkelanjutan. Mungkin saat ini kita tidak sadar bahwa sebenarnya kita telah terbawa oleh sistem kapitalisme. Kapitalisme telah memperhadapkan umat manusia kepada problem kerusakan sumber daya alam dan lingkungan. Di dorong motif kepentingan diri (self-interest), kebebasan (fredom), dan kompetisi tak bermoral, rezim kapitalisme telah berhasil mendudukan alam sebagai objek eksploitasi tanpa batas. Perubahan sistem ekonomi dengan adanya liberalisasi perdagangan telah disinyalir turut mempercepat kerusakan dan pencemaran di bumi. Dalam perdagangan bebas, pakar ekonomi akan selalu bangga dan optimis terhadap pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Dengan ini mengindikasikan adanya peningkatan kapasitas penggunaan sumber daya alam. Peningkatan pengolahan sumber daya alam tentunya dapat memunculkan kerusakan lingkungan. Tentunya keruskan itu kelak akan menjadi sumber bencana alam akibat ulah manusia. Timbulnya kerusakan alam atau lingkungan hidup sebagian besar adalah hasil perbuatan manusia. Karena manusialah yang diberi tanggung

jawab sebagai khalifah di bumi. Manusia mempunyai daya inisiatif dan kreatif, sedangkan makhluk-makhluk makin lama lainnya makin tidak memiikinya. dengan

Kebudayaan

manusia

maju

sesuai

perkembangan dan kemajuan ilmu pengtahuan dan teknologi. Sejalan dengan kemajuan tersebut, perkembangann persenjataan dan alat perusak lingkungan makin maju pula. Kerusakan lingkungan diperparah lagi dengan banyaknya kendaraan bermotor, dan pabrik-pabrik yang

menimbulkan pencemaran udara atau polusi. Pencemaran tersebut membahayakan keselamatan hidup manusia dan kehidupan sekelilingnya. Limbah-limbah pabrik sering kali dibuang seenaknya ke sungai yang akhirnya bermuara ke laut. Demikian pula kapal-kapal tanker yang membawa minyak sering mengalami kebocoran, sehinggga minyaknya tumpah ke laut. Akibatnya, air sungai dan laut beracun yang menyebabkan mati atau tercemarnya ikan dengan zat beracun. Indonesia adalah salah satu negara yang paling sering dilanda bencana karena ulah masyarakatnya. Sungguh ironis ketika Indonesia yang memiliki penduduk mayoritas umat Islam telah mencatat sejarah kehancuran alamnya, seperti bencana banjir bandang, tanah longsor, kekeringan, dll. Pemerintah yang diharapkan dapat memberikan jalan keluar dari persoalan ini malah mengeluarkan kebijakan yang aneh. Padahal dalam Al-Quran banyak terdapat ayat-ayat yang membahas lingkungan dan cara memanfaatkannya. Apakah umat Islam mayoritas saat ini telah meninggalkan agamanya dan melupakan sumber ajarannya. Apakah mayoritas muslim saat ini telah menjadi orang-orang yang hedonis dan materialistik. Inilah yang menjadi masalah kita bersama sebagai umat Islam. Seharusnya kita sebagai umat Islam kembali kepada ajaran Alquran dalam hal mengolah lingkungan. Supaya kita dapat lebih bijak dan bertanggung jawab. Sehingga nantinya dengan sendirinya akan lahirlah prinsip pembangunan berkelanjutan atau pembangunan berwawasan lingkungan.

C. Pandangan Islam (Al-quran) Yang Berkaitan Dengan Lingkungan

Islam sebagai agama yang tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, tetapi juga hubungan manusia dengan sesama makhluk (termasuk lingkungan hidupnya) sebenarnya telah memiliki landasan normatif baik secara implisit maupun ekplisit tentang pengelolaan lingkungan ini. Al-Quran sebagai kitab suci agama Islam di dalamnya banyak terangkum ayat-ayat yang membahas mengenai lingkungan, seperti perintah untuk menjaga lingkungan, larangan untuk merusaknya. Dalam pandangan Islam, alam merupakan sebuah entitas yang tidak berdiri sendiri, tetapi berhubungan dengan manusia dan realitas lain Yang Ghaib, Yang Menciptakan Alam. Alam merupakan representasi dari Yang Maha Menciptakan dan Yang Maha Benar, yang merupakan Sumber keberadaan alam itu sendiri. Realitas alam ini diciptakan dengan tujuan tertentu bukan karena kebetulan atau main-main. Alam mempunyai eksistensi riil, objektif serta bekerja sesuai dengan hukum-hukum yang berlaku tetap (qadar), yang disebut sebagai hukum Allah (sunnatullah). Allah telah mentaqdirkan bahwa antara satu makhluk dengan lainnya di alam ini berfungsi saling berkaitan dan membutuhkan. Saling keterkaitan dan membutuhkan ini melahirkan suatu kesetimbangan yang dinamis (a dynamic balance), yang dengan kesetimbangan ini

keberlanjutan kehidupan di alam bisa terjaga. Alam dengan segala sumberdaya alamnya, bukan hanya untuk melayani atau memenuhi kebutuhan manusia saja, akan tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup lainnya. Manusia merupakan bagian tak terpisahkan dari alam. Sebagai bagian dari alam, keberadaan manusia di alam adalah untuk saling mengisi dan melengkapi satu dengan lainnya sesuai dengan perannya masingmasing. Manusia mempunyai peran dan posisi khusus di antara komponen alam dan makhluq ciptaan Allah yang lain yakni sebagai khalifah, wakil Allah dan pemimpin di bumi.

Allah telah menciptakan alam raya ini dengan sebenarnya. Alam semesta yang indah ini adalah benar-benar hadir dan sekaligus merupakan salah satu bukti keagungan penciptanya. Allah juga telah menciptakan hukum-hukumnya yang berlaku umum yang menunjukkan ke Maha Kuasaan-Nya dan Keesaan-Nya. Langit dan bumi serta segala isinya diciptakan Allah secara serasi dan teratur. Allah berfirman dalam AlQuran :

Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar dan (Dialah juga) pada masa (hendak menjadikan sesuatu) berfirman : "Jadilah", lalu terjadilah ia. Firman-Nya itu adalah benar dan bagi-Nyalah kuasa pemerintahan pada hari ditiupkan sangkakala. Dia yang mengetahui segala yang ghaib dan yang nyata dan Dialah Yang Maha Bijaksana, lagi Maha mendalam pengetahuan-Nya. (QS. AlAnam : 73). Pandangan Islam merupakan kenyataan yang sebenarnya.

Pandangan ini berbeda dengan penganut aliran Idelisme dan aliran materialism. Hal ini dijelaskan dalam Al-quran sebagai berikut :

Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka. (QS. As-Shadd : 27)

Dalam Al-Quran surat Fusshilat : 10-12, yang berbunyi :

Katakanlah : Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? (Yang bersifat) demikian itulah Tuhan semesta alam. Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni) nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya. Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa. Keduanya menjawab: Kami datang dengan suka hati. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaikbaiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (QS. Fusshilat : 10-12) Dengan kedudukan manusia sebagai khalifah di muka bumi ini, sebenarnya manusia telah diberi tanggung jawab besar, yaitu diserahi bumi ini dengan segala isinya.

Dialah Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi unutk kamu, dan Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. Q.S. Al-Baqarah :29 Dalam ayat tersebut ditegaskan bahwa Allah telah

menganugrahkan karunia yang besar kepada manusia, menciptakan langit dan bumi untuk manusia, untuk diambil manfaatnya, sehingga manusia dapat menjaga kelangsungan hidupnya dengan menjaga alam dan agar manusia berbakti kepada Allah penciptanya,kepada keluarga, dan masyarakat. Apa yang telah ditegaskan Allah dalam dalam firman-firman-Nya di atas adalah untuk mengingatkan manusia agar bersyukur. Karena walaupun manusia diciptakan melebihi makhluk lainnya, manusia tidak mampu memenuhi keperluannya sendiri tanpa bahan-bahan yang disediakan. Hal ini perlu disadari oleh manusia, sebab tanpa memiliki rasa dan sikap syukur kepada Allah, maka manusia cenderung akan merusak. Dalam firman Allah Q.S Ar-Ruum ayat 41. Sesungguhnya Allah telah menetapkan dan menggambarkan akibat dari kedurhakaan manusia terhadap syariat. Manusia hanya bisa menguras dan menggali isi bumi saja tanpa memperhatikan dampaknya. Maka terjadilah bencana dan kerusakan di atas muka bumi. Padahal semua itu, menurut Yang Maha Kuasa, adalah akibat dari tangan-tangan manusia itu sendiri:

Telah tampak kerusakan di darat dan dilaut disebabkan perbuatan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).( QS.ArRum : 41 ) Kerusakan yang terjadi sebagai akibat keserakahan manusia, ini disebabkan manusia mempertaruhkan hawa nafsunya, tidak mempedulikan

tuntunan Allah. Sebagaimana dengan yang terkandung dalam Firman Allah SWT:

Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung sebagian yang lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakn apa yang telah diperintahkan Allah itu , niscaya akn terjadi ke kekacuan di muka bumi dan kerusakan yang besar( Q.S Al-Anfal 73). Islam meberikan pandangan yang lugas bahwa semua yang ada di bumi merupakan karunia yang harus dipelihara agar semua yang ada menjadi stabil dan terpelihara. Allah telah memberian karunia yang besar kepada semua mahluk dengan menciptakn gunung, mengembangbiakan segala jenis binatang dan menurunkan partikel hujan dari langit agar segala tumbuhan dapat berkembang dengan baik. Sebagaimana dengan firman Allah SWT yang tercantum pada QS. Luqman: 10

Dia meciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnyadan Dia meletakan gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak

menggoyangkan kamu; dan Dia memperkembangbiakan padanya segala macam jenis binatang. Dan kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkn padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik. Sebagai motivasi, Allah telah menjajikan kebahagiaan akhirat bagi orang yang tidak berbuat kerusakan atau bahkan melarang orang berbuat kerusakan. Negeri akhirat itu Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan di muka bumi, dan kesudahan yang baik itu adalah bagi orang yang bertakwa. Q.S. Al-Baqarah : 83

Demikianlah tuntunlah Allah bagaimana seharusnya kita bersikap terhadap lingkungan hidup kita. Dan Allah telah menjanjikan pahala yang tiada taranya bagi kita yang senantiasa memelihara dan melestarikan lingkungan hidup serta tidak selalu membuat kerusakan.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Semua makhluk hidup mempunyai hak yang sama terhadap alam. Manusia diperkenankan untuk memanfaatkan sumberdaya alam untuk kehidupannya dan kemashlahatan umum, akan tetapi tidak boleh berlebihan, berbuat aniaya (dzalim) dan kerusakan (fasad). Tindakan eksploitasi sumberdaya alam yang berlebihan, kesalahan cara pemanfaatan dan perusakan sumberdaya alam merupakan pelanggaran terhadap taqdir Allah. Pandangan sempit, untuk kepentingan pribadi atau kelompok dan tindakan tak bertanggung jawab lainnya pada umumnya akan mengganggu kesetimbangan dinamik yang telah diatur oleh Allah. Dengan demikian perlindungan terhadap sumberdaya alam dari pencemaran atau perusakan merupakan tugas atau kewajiban manusia sebagai khalifah Allah dimuka bumi.

B. Saran Hendaknya kita sebagai umat Islam kembali kepada ajaran agama kita dalam mengolah lingkungan. Dengan adanya hal tersebut, seharusnya manusia menjadi lebih bijak dalam mengolah lingkungannya. Sehingga nantinya diharapkan apabila dalam kegiatan pengolahan lingkungan akan tumbuh pemahaman pembangunan berwawasan lingkungan maupun spirit pembangunan berkelanjutan. Hal diatas bukan tidak mungkin akan terealisasikan. Asalkan manusia mau kembali kepada ajaran agama yang utuh dan dapat memahaminya. Sehingga nantinya akan tumbuh kesadaran umat manusia dalam mengelola lingkungannnya.

You might also like