Professional Documents
Culture Documents
PROGRAM KELAS KARYAWAN FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MERCU BUANA 2012
12
12
Jadi Ijarah dimaksudkan untuk mengambil manfaat atas suatu barang atau jasa (mempekerjakan seseorang) dengan jalan penggantian (membayar sewa atau upah sejumlah tertentu). Ijarah muntahiyah bittamlik (IMBT) adalah perpindahan kepemilikan obyek ijarah pada saat tertentu. Perpindahan hak milik obyek sewa kepada penyewa dalam ijarah muntahiyah bittamlik dapat dilakukan dengan : 1. hibah; 2. penjualan sebelum akad berakhir sebesar harga yang sebanding dengan sisa cicilan sewa; 3. penjualan pada akhir masa sewa dengan pembayaran tertentu yang disepakati pada awal akad; dan 4. penjualan secara bertahap sebesar harga tertentu yang disepakati dalam akad. Pemilik obyek sewa dapat meminta penyewa menyerahkan jaminan atas ijarah untuk menghindari risiko kerugian. Jumlah, ukuran dan jenis obyek sewa harus jelas diketahui dan tercantum dalam akad. Rukun Ijarah adalah : 1. Mustajir / penyewa 2. Muajjir / pemilik barang 3. Majur / barang atau obyek sewaan 4. Ajran atau Ujrah / harga sewa atau manfaat sewa 5. Ijab Qabul Syarat-syarat Ijarah adalah : 1. Pihak yang terlibat harus saling ridha 2. Majur (barang/obyek sewa) ada manfaatnya : a. b. c. d. manfaat tersebut dibenarkan agama / halal manfaat tersebut dapat dinilai dan diukur / diperhitungkan manfaatnya dapat diberian kepada pihak yang menyewa Majur wajib dibeli Mustajir ijarah dengan waad
12
Landasan hukum akad sewa menyewa (Ijarah) dalam praktik perbankan syariah : 1. Landasan syariah a. Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 233 yang artinya : Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertaqwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah mengetahui apa yang kamu perbuat b. Hadist Sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abb bahwa Nabi Muhammad SAW mengemukakan : Berbekamlah kamu, kemudian berikanlah olehmu upahnya kepada tukang bekam itu. Juga dapat dilihat dalam hadist yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan An Nasai dari Abi Waqqash r.a, berkata : Dahulu kami menyewa tanah dengan jalan membayar dari tanaman yang perak. c. Ijmak Mengenai ijarah ini juga sudah mendapatkan ijmak ulama, berupa kebolehan seorang muslim untuk membuat dan melaksanakan akad ijjarah atau perjanjian sewa-menyewa. 2. Landasan Hukum Positif Landasan produk ijarah dalam hukum positif dapat kita jumpai dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undangundang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Hal ini dapat kita baca dalam ketentuan Pasal 1 ayat (13) yang mendefenisikan mengenai Prinsip tumbuh. Lalu Rasulullah melarang kami cara itu dan memerintahkan kami agar membayarnya dengan uang emas atau
12
Syariah. Secara eksplisit ujarah dan ijarah dan ijarah waiqtina merupakan salah satu produk pembiayaan dalam perbankan syariah. Dewan Syariah Nasional menetapkan aturan tentang Ijarah sebagaimana tercantum dalam fatwa Dewan Syariah Nasional nomor 09/DSN-MUI/IV/2000 tertanggal 13 April 2000. Sedangkan fatwa yang berkaitan dengan al-Ijarah Muntahiyah alBittamlik (IMBT) sebagaimana tercantum dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional No.27/DSN-MUI/III/2002 tanggal 28 Maret 2002. Jenis barang / jasa yang dapat disewakan 1. Barang modal; aset teap, misalnya bangunan, gedung, kantor, ruko, dan lain-lain. 2. Barang produksi : mesin, alat-alat berat, dan lain-lain 3. Barang kendaraan transportasil darat, laut dan udara. 4. Jasa untuk membayar ongkos : a. Uang sekolah / kuliah b. Tenaga kerja c. Hotel d. Angkut dan transportasi, dan sebagainya Berakhirnya akad Ijarah Periode akad sudah selesai sesuai perjanjian Periode akad belum selesai tetapi pemberi sewa dan penyewa sepakat menghentikan akad Ijarah. Terjadi kerusakan aset Penyewa tidak dapat membayar sewa. Salah satu pihak meninggal dan ahli waris tidak berkeinginan untuk meneruskan akad karena memberatkannya. Kalau ahli waris merasa tidak masalah maka akad tetap berlangsung. Kecuali akadnya adalah upah menyusui maka bila sang bayi atau yang menyusui meninggal maka akadnya menjadi batal.
12
1. Negosiasi dan akad ijarah 4. membayar sewa pada 3. Menggunakan objek ijarah
OBJEK IJARAH (Barang/Jasa) 5. Mengalihkan hak milik barang ijarah pada akhir masa sewa (khusus IMBT)
Penjelasan : 1. Nasabah mengajukan permohonan ijarah dengan mengisi formulir permohonan. Berbagai informasi yang diberikan selanjutnya diverifikasi kebenarannya dan dianalisis kelayakannya oleh bank syariah. Bagi nasabah yang layak, selanjutnya diadakan perikatan dalam bentuk penandatangan kontrak ijarah atau IMBT. 2. Sebagaimana difatwakan oleh DSN, bank selanjutnya menyediakan objek sewa yang akan digunakan oelh kepada nasabah. Bank dapat mewakilkan kepada onasabah untuk mencari langsung barang dan jasa yang akan disewa nasabah untuk selanjutnya dibeli atau dibayar oleh bank syariah. 3. Nasabah menggunakan barang atau jasa yang disewakan sebagaimana yang telah disepakati dalam kontrak. Selama penggunaan objek sewa, onasabah menjaga dan menanggung biaya pemeliharaan barang yang disewa sesuai kesepakatan. Sekiranya terjadi kerusakan bukan karena
12
kesalahan penyewa, maka bank syariah sebagai pemberi sewa akan menanggung biaya perbaikannya. 4. Nasabah menyewa membayar fee sewa kepada bank syariah sesuai dengan kesepakatan akad sewa. 5. Pada transaksi IMBT, setelah masa ijarah selesai, bank sebagai pemilik barang dapat melakukan pengalihan hak milik kepada penyewa. Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian Ijarah dan IMBT PSAK No.107 (2007) menjelaskan pengakuan dan pengukuran ijarah dan IMBT sebagai berikut : Akuntansi Pemilik (Mu'jir) Jurnal untuk mencatat perolehan aset ijarah: Dr. Aset Ijarah Cr. Kas/Utang Jurnal untuk pencatatan penyusutan: Dr. Biaya Penyusutan Cr. Akumulasi Penyusutan Dr. Kas/ Piutang Sewa Cr. Pendapatan Sewa xxx xxx xxx xxx xxx xxx
Biaya Perbaikan Obyek Ijarah: adalah tanggungan pemilik, tetapi pengeluarannya dapat dilakukan oleh pemilik secara langsung atau dilakukan oleh penyewa atas persetujuan pemilik. a. Jika perbaikan rutin yang dilakukan oleh penyewa dengan persetujuan pemilik maka diakui sebagai beban pemilik. Dr. Biaya Perbaikan Cr. utang b. xxx xxx
jika perbaikan tidak rutin atas obyek Ijarah yang dilakukan oleh penyewa
12
c.
perbaikan obyek Ijarah yang dimaksud dalam huruf (a) dan (b) ditanggung pemilik maupun penyewa sebanding dengan bagian kepemilikan masing-masing atas obyek Ijarah. Dr. Biaya Perbaikan xxx xxx Cr. Kas/utang/Perlengkapan
Perpindahan kepemilikan objek Ijarah dalam Ijarah mutahiyah bittamlik dengan cara: (a) hibah, maka jumlah tercatat objek Ijarah diakui sebagai beban; Dr. Beban Ijarah Dr. Akumulasi Penyusutan Cr. Aset Ijarah xxx xxx xxx
(b) penjualan sebelum berakhirnya masa, sebesar sisa cicilan sewa atau jumlah yang disepakati, maka selisih antara harga jual dan jumlah tercatat objek Ijarah diakui sebagai keuntungan atau kerugian; Dr. Kas Dr. Akumulasi Penyusutan Dr. Kerugian* Cr. Keuntungan ** Cr. Asset Ijarah * jika nilai buku lebih besar dari harga jual ** jika nilai buku lebih kecil dari harga jual (c) penjualan setelah selesai masa akad, maka selisih antara harga jual dan jumlah tercatat objek ijarah diakui sebagai keuntungan atau kerugian; Dr. Kas Dr. Kerugian* Dr. Akumulasi Penyusutan xxx Cr. Keuntungan** Cr. Asset Ijarah * jika nilai buku lebih besar dari harga jual xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
12
** jika nilai buku lebih kecil dari harga jual (d) penjualan objek ijarah secara bertahap, maka: (i) selisih antara harga jual dan jumlah tercatat sebagian objek ijarah yang telah dijual diakui sebagai keuntungan atau kerugian; Dr. Kas Dr. Kerugian * Dr. Akumulasi Penyusutan Cr. Keuntungan ** Cr. Aset Ijarah * jika nilai buku lebih besar dari harga jual ** jika nilai buku lebih kecil dari harga jual (ii) bagian objek ijarah yang tidak dibeli penyewa diakui sebagai asset tidak lancar atau asset lancar sesuai dengan tujuan penggunaan asset tersebut. Dr. Aset Lancar/tidak lancar Dr. Akumulasi Penyusutan Cr. Aset Ijarah xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
beban yang terkait, misalnya beban penyusutan, beban pemeliharaan dan perbaikan, dan sebagainya Pengungkapan, pemilik mengungkapkan dalam laporan keuangan terkait transaksi ijarah dan ijarah muntahiyah bittamlik, tetapi tidak terbatas, pada:
a.
penjelasan umum isi akad yang signifikan yang meliputi tetapi tidak
terbatas pada: (i) keberadaan waad/pengalihan kepemilikan dan mekanisme yang digunakan (jika ada); (ii) pembatasan-pembatasan, misalnya ijarah lanjut; (iii) agunan yang digunakan (jika ada); b. c. nilai perolehan &akumulasi penyusutan setiap kelompok asset ijarah; keberadaan transaksi jual-dan-ijarah (jika ada).
12
Akuntansi Penyewa (Musta'jir) Beban sewa : diakui selama masa akad pada saat manfaat atas asset telah Dr. Beban Sewa Cr.Kas/Utang xxx xxx dibayar atas diterima.
manfaat yang telah diterima. Biaya pemeliharaan obyek Ijarah yang disepakati dalam akad menjadi
tanggungan penyewa diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Jika perbaikan tidak rutin atas obyek Ijarah yang dilakukan oleh penyewa xxx xxx
diakui pada saat terjadinya. Jurnal: Dr. Beban Pemeliharaan Ijarah Cr. Kas/utang/perlengkapan
bertahap, biaya pemeliharaan obyek Ijarah yang menjadi beban penyewa akan meningkat sejalan dengan peningkatan kepemilikan obyek Ijarah. Dr. Beban Pemeliharaan Ijarah Cr. Kas/utang/perlengkapan xxx xxx
Jurnal atas biaya pemeliharaan yang menjadi tanggungan pemberi sewa tapi xxx xxx
(a) hibah, maka penyewa mengakui asset dan keuntungan sebesar nilai wajar
objek Ijarah yang diterima; Dr. Asset Non Kas (Eks Ijarah) xxx
12
10
Cr. Keuntungan
xxx
(b) pembelian sebelum masa akad berakhir, maka penyewa mengakui asset sebesar pembayaran sisa cicilan sewa atau jumlah yang disepakati; Dr. Asset Non Kas (Eks Ijarah) Cr. Kas xxx xxx
(c) pembelian setelah masa akad berakhir, maka penyewa mengakui asset sebesar pembayaran yang disepakati; Dr. Asset Non Kas (Eks Ijarah) Cr. Kas xxx xxx
pembelian objek Ijarah secara bertahap, maka penyewa mengakui asset sebesar biaya perolehan objek Ijarah yang diterima. Dr. Asset Non Kas (Eks Ijarah) Cr. Kas /Utang xxx xxx
Pengungkapan, penyewa mengungkapkan dalam laporan keuangan terkait transaksi ijarah dan ijarah muntahiyah bittamlik, tetapi tidak terbatas, pada: a. (i) penjelasan umum isi akad yang signifikan yang meliputi tetapi tidak terbatas total pembayaran; pada: (ii) keberadaan waad pemilik untuk pengalihan kepemilikan dan mekanisme yang digunakan (jika ada) (iii) pembatasan-pembatasan, misalnya ijarahlanjut; (iv) agunan yang digunakan (jika ada); dan b. keberadaan transaksi jual-dan-ijarah dan keuntungan atau kerugian yang diakui (jika ada transaksi jual dan ijarah). Penjualan dan penyewaan kembali
12
11
1) 2)
Jika nasabah menjual aktiva kepada bank dan menyewanya kembali, maka perlakuan akuntansi bank sebagai pemilik obyek sewa diterapkan. Jika bank menjual aktiva kepada nasabah dan menyewanya kembali, maka perlakuan akuntansi bank sebagai penyewa diterapkan sebagai berikut : (a). keutungan atau kerugian penjualan aktiva diakui bank pada saat terjadinya transaksi penjualan jika penyewaan kembali dilakukan secara ijarah; dan (b). keuntungan atau kerugian penjualan aktiva dialokasikan sebagai penyesuaian terhadap beban ijarah selama masa akad jika penyewaan kembali dilakukan secara IMBT
Sewa dan penyewaan kembali Jika bank menyewakan kepada nasabah aktiva yang sebelumnya disewa oleh bank dari pihak ketiga, maka perlakuan akuntansi bank sebagai pemilik obyek sewa dan penyewa diterapkan. Beban pemeliharaan akan disajikan dilaporan laba rugi tahun berjalan Referensi :
Anshori, Abdul Ghofur, 2007, Perbankan Syariah di Indonesia, Gadjah Mada University press, Yogyakarta Ascarya, 2007, Akad & Produk Bank Syariah, RajaGrafindo Persada, Jakarta Harahap, Sofyan Syafri, dkk, 2006, Akuntansi Perbankan Syariah, LPFE Usakti, Jakarta Karim, Adiwarman A, 2007, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, RajaGrafindo Persada, Jakarta Muhammad, Rifqi, 2008, Akuntansi Keuangan Syariah : Konsep dan Implementasi PSAK Syariah , P3EI Press, Yogyakarta. Nurahayati, Sri dan Wasilah, 2009, Akuntansi Syariah di Indonesia Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta PSAK 107, Akuntansi Ijarah, IAI.
12
12
Wiyono, Slamet, 2005, Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syariah Berdasar PSAK dan PAPSI , Grasindo, Jakarta. Yaya, Rizal, dkk, 2009, Akuntansi Perbankan Syariah : Teori dan Praktik Kontemporer, Salemba Empat, Jakarta.
12
13