You are on page 1of 15

Pengertian Islam

Islam berasal dari kata salima yuslimu istislaam,artinya tunduk atau patuh,selain yaslamu salaam,yang berarti selamat, sejahtera, atau damai. Menurut bahasa Arab, pecahan kata Islam mengandung pengertian: islamul wajh (ikhlas menyerahkan diri kepada Allah), istislama (tunduk secara total kepada Allah), salaamah atau saliim (suci dan bersih), salaam (selamat sejahtera), dan silm (tenang dan damai).

Adapun menurut syariat (terminologi), definisi Islam berada pada dua keadaan: Pertama: Apabila Islam disebutkan sendiri tanpa diiringi dengan kata iman, maka pengertian Islam mencakup keseluruhan agama, baik ushul (pokok) maupun furu (cabang), seluruh masalah aqidah, ibadah, keyakinan, perkataan dan perbuatan. Jadi pengertian ini menunjukkan bahwa Islam adalah pengakuan dengan lisan, meyakininya dengan hati dan berserah diri kepada Allah Azza wa Jalla atas semua yang telah ditentukan dan ditakdirkan. [1] Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Taala tentang Nabi Ibrahim Alaihissallam:

Ketika Rabb-nya berfirman kepadanya: Tunduk patuhlah! Ibrahim menjawab: Aku tunduk patuh kepada Rabb semesta alam. *Al-Baqarah: 131][2] Ada juga yang mendefinisikan Islam dengan:

.
Berserah diri kepada Allah dengan cara mentauhidkan-Nya, tunduk patuh kepada-Nya dengan melaksanakan ketaatan (atas segala perintah dan larangan-Nya), serta membebaskan diri dari perbuatan syirik dan orang-orang yang berbuat syirik.*3+ Kedua: Apabila Islam disebutkan bersamaan dengan kata iman, maka yang dimaksud dengan Islam adalah perkataan dan amal-amal lahiriyah yang diri dan hartanya terjaga [4] dengan perkataan dan amal-amal tersebut, baik dia meyakini Islam ataupun tidak. Sedangkan kalimat iman berkaitan dengan amalan hati.[5] Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla :

Orang-orang Arab Badui itu berkata: Kami telah beriman. Katakanlah (kepada mereka): Kamu belum 1

beriman, tetapi katakanlah: Kami telah tunduk, karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu... *AlHujuraat: 14] Dengan Islam, Allah Subhanahu wa Taala mengakhiri serta menyempurna-kan agama-Nya yang dianut ummat sebelumnya untuk para hamba-Nya. Dengan Islam pula, Allah Subhanahu wa Taala menyempurnakan kenikmatan-Nya dan meridhai Islam sebagai agama. Agama Islam adalah agama yang benar dan satu-satunya agama yang diterima Allah, agama (kepercayaan) selain Islam tidak akan diterima Allah. Allah Subhanahu wa Taala berfirman:

Sesungguhnya agama (yang benar) di sisi Allah adalah Islam. *Ali Imran: 19+ Allah Subhanahu wa Taala berfirman:

Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan di akhirat ia termasuk orang-orang yang rugi. *Ali Imran: 85+ Allah Azza wa Jalla telah mewajibkan kepada seluruh manusia untuk memeluk agama Islam karena Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam diutus untuk seluruh manusia. Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla:

Katakanlah: Hai manusia, sesungguhnya aku adalah Rasul (utusan) Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang memiliki keajaan langit dan bumi, tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Dia, Yang menghidupkan dan Yang me-matikan. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, (yaitu) Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada Kalimat-kalimat-Nya (Kitab-kitab-Nya) dan ikutilah ia, agar kamu mendapat petunjuk.*Al-Araaf: 158] Hal ini juga sesuai dengan sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam:

.
Demi (Rabb) yang diri Muhammad ada di tangan-Nya, tidaklah mendengar seseorang dari ummat Yahudi dan Nasrani tentang diutusnya aku (Muhammad), kemudian ia mati dalam keadaan tidak beriman dengan apa yang aku diutus dengannya (Islam), niscaya ia termasuk penghuni Neraka. *6+ Mengimani Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, artinya membenarkan dengan penuh penerimaan dan kepatuhan pada seluruh apa yang dibawanya, bukan hanya membenarkan semata. Oleh karena itulah Abu Thalib (paman Nabi Shallallahu alaihi wa sallam) termasuk kafir, yaitu orang yang tidak beriman kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam meskipun ia membenarkan apa yang dibawa oleh Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dan ia membenarkan pula bahwa Islam adalah agama yang terbaik. Agama Islam mencakup seluruh kemaslahatan yang terkandung di dalam agama-agama terdahulu. Islam memiliki keistimewaan, yaitu cocok dan sesuai untuk setiap masa, tempat dan kondisi ummat.

Karakteristik Agama Islam


Memahami karakteristik Islam sangat penting bagi setiap muslim, karena akan dapat menghasilkan pemahaman Islam yang komprehen- sif. Beberapa karakteristik agama Islam, yakni antara lain : 1. Rabbaniyah (Bersumber langsung dari Allah s.w.t) Islam merupakan manhaj Rabbani (konsep Allah s.w.t), baik dari aspek akidah, ibadah, akhlak, syariat, dan peraturannya semua bersumber dari Allah s.w.t 2. Insaniyah Alamiyah (humanisme yang bersifat universal) Islam merupakan petunjuk bagi seluruh manusia, bukan hanya untuk suatu kaum atau golongan. Hukum Islam bersifat universal, dan dapat diberlakukandi setiap bangsa dan negara. 3. Syamil Mutakamil (Integral menyeluruh dan sempurna) Islam membicarakan seluruh sisi kehidupan manusia, mulai dari yang masalah kecil sampai dengan masalah yang besar. 4. Al-Basathah (elastis, fleksibel, mudah) Islam adalah agama fitrah bagi manusia, oleh karena itu manusia niscaya akan mampu melaksanakan segala perintah-Nya tanpa ada kesulitan, tetapi umumnya yang menjadikan sulit adalah manusia itu sendiri. 5. Al-Adalah (keadilan) Islam datang untuk mewujudkan keadilan yang sebenar-benarnya, untuk mewujudkan persaudaraan dan persamaan di tengah-tengah kehidupan manusia, serta memelihara darah (jiwa), kehormatan, harta, dan akal manusia. 6. Keseimbangan (equilibrium, balans, moderat) Dalam ajaran Islam, terkandung ajaran yang senantiasa menjaga keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum, antara kebutuhan material dan spiritua serta antara dunia dan akhirat. 3

7. Perpaduan antara Keteguhan Prinsip dan Fleksibilitas Ciri khas agama Islam yang dimaksud adalah perpaduan antara hal-hal yang bersifat prinsip (tidak berubah oleh apapun) dan menerima perubahan sepanjang tidak menyimpang dari batas syariat. 8. Graduasi (berangsur-angsur/bertahap) Hukum atau ajaran-ajaran yang diberikan Allah kepada manusia diturunkan secara berangsur-angsur sesuai dengan fitrah manusia. Jadi tidak secara sekaligus atau radikal. 9. Argumentatif Filosofis Ajaran Islam bersifat argumentatif, tidak bersifat doktriner. Dengan demikian Al-Quran dalam menjelaskan setiap persoalan senantiasa diiringi dengan bukti-bukti atau keterangan-keterangan yang argumentatif dan dapat diterima dengan akal pikiran yang sehat (rasional religius).

Sumber Ajaran Islam


Hadits Rasulullah SAW, yaitu: Kutinggalkan kepadamu dua perkara, dan kamu sekalian tidak akan sesat selama berpegang teguh kepada keduanya, yaitu Kitabullah (Al-Quran dan Sunnah Rasul-Nya). Berdasarkan hadis dari Muadz bin Jabal, sumber ajaran islam terdiri dari : 1. Kitabullah (Al-Quran) 2. As-Sunnah (Hadis) 3. Rayu (akal fikiran) Ijtihad : usaha mencerahkan kemampuan secara maksimal untuk mencapai suatu urusan atau suatu pekerjaan. A. Al-Quran Al-Quran adalah kitab suci umat Islam. Kitab ini ditulis dalam bahasa Arab dan umat Islam percaya bahwa Al-Quran adalah sabda Allah. Kata Quran berarti bacaan. Proses turunnya Al-Quran : 22 tahun, 2 bulan, 22 hari.Komposisi Al-Quran : 30 Juz, 114 surat, 6.666 ayat, 74.499 kata, 325.345 huruf. Ayat pertama : QS. Al-Alaq 1-5 ( usia Nabi 40 tahun) Ayat terakhir : Al-Maidah 5 (usia Nabi 63 tahun) Terdiri atas 2 jenis ayat,yakni

Ayat-ayat Makiyah : cederung pendek-pendek (singkat), terdiri dari 86 surat, 4.780 ayat (proporsinya:19/30), kebanyakan diawali dengan kalimat ya ayyuhan nas, berisi ajaran tauhid, hari kiamat, akhlak dan kisah-kisah. Ayat makiyah diturunkan selama 12 tahun, 13 hari. Ayat-ayat madaniyyah : cenderung panjang-panjang, terdiri dari 28 surat, 1.456 ayat 9proporsinya;11/30), sebagian besar kalimat diawali dengan ya ayyuhal ladzina amanu, berisi ayatayat hokum, keadilan, masyarakat dsb. Ayat Madaniyyah diturunkan selama 10 tahun, 2 bulan, 9 hari. Al-Quran adalah sumber ajaran Islam yang utama. Al-Quran adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya, Nabi Muhammad SAW. Al-Quran dijaga dan dipelihara oleh Allah SWT, sesuai dengan firmannya sebagai berikut: Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al=Quran dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (QS 15:9) Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran. Kalau sekiranya Al-Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapatkan pertentangan yang banyak di dalamnya. (QS 4:82) Al-Quran menyajikan tingkat tertinggi dari segi kehidupan manusia. Sangat mengaggumkan bukan saja bagi orang mukmin, melainkan juga bagi orang-orang kafir. Al-Quran pertama kali diturunkan pada tanggal 17 Ramadhan (Nuzulul Quran). Wahyu yang perta kali turun tersebut adalah Surat Alaq, ayat 15. Al-Quran memiliki beberapa nama lain, antara lain adalah Al-Quran (QS. Al-Isra: 9), Al-Kitab (QS. AlBaqoroh: 1-2), Al-Furqon (QS. Al-Furqon: 1), At-Tanzil (QS> As-Syuara: 192), Adz-Dzikir (Surat Al-Hijr: 19). Kandungan Al-Quran, antara lain adalah: 1. Pokok-pokok keimanan (tauhid) kepada Allah, keimanan kepada malaikat, rasul-rasul, kitabkitab, hari akhir, qodli-qodor, dan sebagainya (Aqidah). 2. Prinsip-prinsip syariah sebagai dasar pijakan manusia dalam hidup agar tidak salah jalan dan tetap dalam koridor yang benar bagaiman amenjalin hubungan kepada Allah (hablun minallah, ibadah) dan (hablun minannas, muamalah). 3. Janji atau kabar gembira kepada yang berbuat baik (basyir) dan ancaman siksa bagi yang berbuat dosa (nadzir). 4. Kisah-kisah sejarah, seperti kisah para nabi, para kaum masyarakat terdahulu, baik yang berbuat benar maupun yang durhaka kepada Tuhan. 5. Dasar-dasar dan isyarat-isyarat ilmu pengetahuan: astronomi, fisika, kimia, ilmu hukum, ilmu bumi, ekonomi, pertanian, kesehatan, teknologi, sastra, budaya, sosiologi, psikologi, dan sebagainya. 6. Akhlak misalnya tuntunan sikap sabar, larangan sombong dan angkuh.

7. Berita-berita seperti Ramalan jatuh bangunnya kerajaan Rum (Ar-Rum 3) 8. Hukum/ sunnatullah seperti kebenaran hari kebangkitan dan kepastian kiamat akan datang Keutamaan Al-Quran ditegaskan dalam Sabda Rasullullah, antara lain: 1. Sebaik-baik orang di antara kamu, ialah orang yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya 2. Umatku yang paling mulia adalah Huffaz (penghafal) Al-Quran (HR. Turmuzi) 3. Orang-orang yang mahir dengan Al-Quran adalah beserta malaikat-malaikat yang suci dan mulia, sedangkan orang membaca Al-Quran dan kurang fasih lidahnya berat dan sulit membetulkannya maka baginya dapat dua pahala (HR. Muslim). 4. Sesungguhnya Al-Quran ini adalah hidangan Allah, maka pelajarilah hidangan Allah tersebut dengan kemampuanmu (HR. Bukhari-Muslim). 5. Bacalah Al-Quran sebab di hari Kiamat nanti akan datang Al-Quran sebagai penolong bagai pembacanya (HR. Turmuzi). Al-Quran sebagai Kalamullah. Al-Quran adalah wahyu harfiah dari Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan bahasa Arab dan membacanya adalah ibadah. Sebagai Kalamullah, Al-Quran dalam bentuk aslinya berada dalam indu Al-Kitab (Lauh Mahfuzh) dalam lindungan Tuhan. Lalu diturunkan kepada Nabi dalam bahasa kaumnya (bahasa Arab). Fungsi Al-Quran antara lain adalah: 1. Menerangkan dan menjelaskan (QS. 16:89; 44:4-5) 2. Al-Quran kebenaran mutlak (Al-Haq) (QS. 2: 91, 76) 3. Pembenar (membenarkan kitab-kitab sebelumnya) (QS. 2: 41, 91, 97; 3: 3; 5: 48; 6: 92; 10: 37; 35: 31; 46: 1; 12: 30) 4. Sebagai Furqon (pembeda antara haq dan yang bathil, baik dan buruk) 5. Sebagai obat penyakit (jiwa) (QS. 10: 57; 17:82; 41: 44) 6. Sebagai pemberi kabar gembira 7. Sebagai hidayah atau petunjuk (QS. 2:1, 97, 185; 3: 138; 7: 52, 203, dll) 8. Sebagai peringatan 9. Sebagai cahaya petunjuk (QS. 42: 52) 10. Sebagai pedoman hidup (QS. 45: 20) 6

11. Sebagai pelajaran Fungsi Al-Quran 1. Hudan yaitu petunjuk bagi umat manusia 2. Rahmat artinya kasih sayang Allah kepada umat manusia . 3. Bayyinah yaitu bukti penjelasan tentang suatu kebenaran . 4. Furqan yaitu sebagai pembeda antara yang hak dan batil , benar dan salah , halal dan haram , indah dan jelek , serta yang dilarang dan yang diperintahkan . 5. Mauizhah atau pelajaran bagi manusia . 6. Syifaartinya obat untuk penyakit hati 7. Tibyan yaitu sebagai penjelasan terhadap segala sesuatu yang disampaikan Allah. 8. Busyra yaitu sebagai kabar gembira bagi orang - orang yang berbuat baik . 9. Tafshil yaitu memberikan penjelasan secara rinci sehingga dapat dilaksanakan sesuai dengan yang dikehendaki oleh Allah. 10. Hakim yaitu sumber kebijaksanaan . 11. Mushaddiq yaitu membenarkan isi kitab - kitab yang datang sebelumnya . 12. Muhaimin yaitu batu ujian ( penguji ) bagi kitab - kitab sebelumnya Cara - Cara Al-Quran diwahyukan Allah berkomunikasi dengan manusia, termasuk nabi dan rasul dengan tiga cara, yaitu 1. bisikan dalam hati (wahyu) 2. Di belakang tabir (wahyu diserap oleh indera Nabi tanpa melihat pemberi wahyu) 3. dan utusan yang dikehendaki Allah untuk menyampaikan pesan ketuhanan kepada orang yang dikehendaki-Nya. Cara Nabi Muhammad SAW dalam menerima wahyu

Malaikat memasukkan wahyu itu ke dalam hatinya. Dalam hal ini, Nabi s.a.w. tidak melihat sesuatu apa pun, hanya beliau merasa bahawa itu sudah berada di dala, kalbunya. Mengenai hal ini, Nabi mengatakan: "Ruhul Quddus mewahyukan ke dalam kalbuku". ( As-Syura: 51) Malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi s.a.w. menyerupai seorang lelaki yang mengucapkan kata-kata kepadanya sehingga beliau mengetahui dan hafal benar mengenai katakata itu. Wahyu datang kepadanya seperti gemercingnya loceng. Cara inilah yang amat berat dirasakan Nabi s.a.w. Kadang-kadang pada keningnya terdapat peluh, meskipun turunnya wahyu itu di musim dingin yang sangat. Ada ketikanya, unta beliau terpaksa berhenti dan duduk kerana merasa amat berat. Diriwayatkan oleh Zaid bin Tsabit: " Aku adalah penulis wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah. Aku lihat Rasulullah ketika turunnya wahyu itu seakan-akan diserang demam yang kuat dan peluhnya bercucuran seperti permata. Kemudian setelah selesai turunnya wahyu, barulah beliau kembali seperti biasa". 7

Malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi s.a.w. dalam rupanya yang benar-benar asli sebagaimana yang terdapat di dalam surah An- Najm ayat 13 & 14 : "Sesungguhnya Muhammad telah melihatnya pada kali yang lain (kedua). Ketika (ia berada) di Sidratulmuntaha".

Al-Quran sebagai Mukjizat Mukjizat memiliki arti melemahkan, mengalahkan, atau membuat tidak kuasa. Al-Quran sebagai mukjizat berarti ia dapat mengalahkan atai melemahkan sehingga tida ada seorangpun yang kuasa melawannya. Mukjizat tersebut dapat berupa keindahan susunan bahasanya dan dari kedalaman isinya.

Dari segi bahasa, Al-Quran, tidak ada seorang pun yang dapat menandinginya. Hal ini membuktikan bahwa Al-Quran bukanlah buatan manusia, melainkan murni wahyu dari Allah SWT. Terhadap orang-orang yang tidak percaya kepada Al-Quran, Tuhan menantang mereka secara bertahap: 1. Menantang mereka untuk menyusun karangan semacam Al-Quran secara keseluruhan 2. Kalau tak bisa, silakan menyusun sepuluh surat saja semacam Al-Quran 3. Kalau tak bisa, silakan menyusun satu surat saja 4. Jika tidak bisa juga, Tuhan menantang manusia unti membuat sesuatu seperti atau lebih kurang sama dengan surat Al-Quran

Bagaimanapun usahanya, manusia tidak akan bisa dan pasti tidak akan mampu untuk menyaingi AlQuran.

dari segi isi, susunan bahasa, sastra, dan keindahannya, apa yang ada dalam Al-Quran bukan sekadar tanpa makna. Makna-makna yang terkandung dalam Al-Quran begitu luas. Ayatayatnya selalu memberikan kemungkinan arti yang tak terbatas, dan selalu terbuka untuk menerima interpretasi baru. Al-Quran telah disesuaikan (sudah pasti disesuaikan) bagi seluruh zaman. Al-Quran berisi petunjuk agama atau syariat, dan mengandung mukjizat, tuntunan hidup di dunia dan hidup sesudah mati, serta berita-berita gaib, seperti berita tentang manusia akan dibangkitkan di hari akhirat. Al-Quran juga mengandung keterangan tentang isyaratisyarat ilmiah. Seluruh ilmu pengetahuan dan teknologi pada dasarnya berasal dari Al-Quran.

Keutamaan membaca Al-Quran, yaitu membacanya adalah ibadah. Bagi orang yang membaca Al-Quran akan mendapat pahala yang telah dijanjika Allah SWT. Menurut Ali Bin Abi Thalib, membaca Al-Quran dalah 50 kebajikan untuk tiap-tiap hurufnya apabila dibaca waktu melaksanakan sholat, 25 kebajikan apabila di luar sholat (dalam keadaan berwudhu), dan 10 kebajikan apabila tidak berwudhu. Bukan hanya membaca, mendengarkan orang yang membaca Al-Quran pun akan mendapat kan pahala. Selain membaca dan mendengar, belajar dan mengajarkan membaca Al-Quran pun adalah suatu kebajikan.

B. As-Sunnah Sunnah dalam bahasa berarti tradisi, kebiasaan adat-istiadat. Dalam terminologi Islam, sunnah berarti perbuatan, perkataan dan keizinan Nabi Muhammad SAW (afal, aqwal, dan taqrir). Dalam mengukur keotentikan suatu hadits (As-Sunnah), para ahli telah menciptakan suatu ilmu yang dikenal dengan musthalah hadits. Untuk menguji validitas dan kebenaran suatu hadits, para muhadditsin menyeleksinya dengan memperhatikan jumlah dan kualitas jaringan periwayat hadits tersebut yang dengan sanaad. Macam-macam As-Sunnah:

ditinjau dari bentuknya 1. Fili (perbuatan Nabi) 2. Qauli (perkataan Nabi) 3. Taqriri (persetujuan atau izin Nabi)

ditinjau dari segi jumlah orang-orang yang menyampaikannya 1. Mutawir, yaitu yang diriwayatkan oleh orang banyak 2. Masyhur, diriwayatkan oleh banyak orang, tetapi tidak sampai (jumlahnya) kepada derajat mutawir 3. Ahad, yang diriwayatkan oleh satu orang.

Ditinjau dari kualitasnya 1. Shahih, yaitu hadits yang sehat, benar, dan sah 2. Hasan, yaitu hadits yang baik, memenuhi syarat shahih, tetapi dari segi hafalan pembawaannya yang kurang baik. 3. Dhaif, yaitu hadits yang lemah 4. Maudhu, yaitu hadits yang palsu.

Ditinjau dari segi diterima atau tidaknya 1. Maqbul, yang diterima. 2. Mardud, yang ditolak.

Kedudukan As-Sunnah: 1. Sunnah adalah sumber hukum Islam kedua setelah Al-Quran 9

2. Orang yang menyalahi Sunnah akan mendapat siksa (QS. Al-Mujadilah, 58: 5) 3. Menjadikan Sunnah sebagai sumber hukum adalah tanda orang yang beriman (QS. An-Nisa, 4: 65) Bagian - bagian As Sunnah / Al Hadis 1. Rawi : orang yang menyampaikan atau menuliskan dalam suatu kitab apa - apa yang pernah didengar dan diterimanya dari seseorang ( gurunya ). 2. Matan : materi atau isi dari suatu hadis . 3. Sanad : jalan yang dapat menghubungkan matan hadis kepada Nabi SAW Klasifikasi As Sunnah / Al Hadis Berdasarkan aspek bentuk : 1. Sunnah qauliyah : ucapan Nabi yang didengar oleh para sahabat dan disampaikan kepada orang lain. 2. Sunnah filiyah : perbuatan Nabi yang dilihat para sahabat dan disampaikan kepada orang lain dengan ucapan mereka . 3. Sunnah taqririyah : perbuatan sahabat atau ucapannya yang dilakukan di depan Nabi yang dibiarkan begitu saja oleh Nabi tanpa dilarang atau disuruh Berdasarkan jumlah sanad atau perawi yang terlibat dalam periwayatannya : 1. Sunnah mutawatir : sunnah yang disampaikan secara berkesinambungan yang diriwayatkan oleh sejumlah besar perawi yang menurut kebiasaan mustahil mereka bersepakat untuk berdusta 2. Sunnah masyhur : sunnah yang diriwayatkan oleh sejumlah sahabat yang tidak mencapai batasan mutawatir dan menjadi mutawatir pada generasi setelah sahabat . 3. Sunnah ahad : sunnah yang diriwayatkan oleh seorang perawi , dua orang perawi atau lebih yang tidak memenuhi persyaratan sunnah mutawatir Berdasarkan aspek kualitasnya ( diterima / ditolak ) Sunnah shahih Syaratnya : Sanadnya bersambung Diriwayatkan oleh perawi yang adil Perawinya kuat hafalannya Hadisnya tidak janggal Hadisnya terhindar dari cacat . Sunnah hasan Yaitu sunnah yang memiliki semua persyaratan sunnah shahih kecuali para perawinya , seluruhnya atau sebagiannya kurang hafalannya . Sunnah dlaif Yaitu sunnah yang tidak memiliki sifat - sifat untuk dapat diterima atau sunnah yang tidak memiliki sifat sunnah shahih dan hasan

10

Peran dan fungsi Hadis : 1. Menegaskan ketentuan dalam Al-Quran, misalnya; kewajiban shalat, zakat, dll. 2. Penjelasan isi Al-Quran, misalnya rakaat shalat. 3. Menambahkan atau mengembangkan sesuatu yang tidak ada dalam Al-Quran. 4. Merinci dan menafsirkan ayat al Quran yang masih global ( bayan tafshil ), membatasi atat Al Quran yang masih muthlaq / umum ( bayan taqyid ), dan mengkhususkan ayat Al Quran yang masih umum ( bayan takhshish ) 5. Menetapkan hukum yang belum ditetapkan oleh Al Quran

Hadis Qudsi : hadis yang disandarkan kepada Allah, tetapi lafadznya dari Nabi saw Perbedaan Al-Quran dengan As-Sunnah:

Segala yang ditetapkan Al-Quran adalah absolut nilainya. Sedangkan yang ditetapkan AsSunnah tidak semuanya bernilai absolut. Ada yang bersigat absolut, ada yang bersifat nisbi zhanni Penerimaan seorang muslim terhadap Al-Quran adalah dengan keyakinan. Sedangakan terhadap As-Sunnah, sebagian besar hanyalah zhanny (dugaan-dugaan yang kuat).

Perbedaan Al-Quran dan Hadis Qudsi: 1. Lafadz Al-Quran sepenuhnya dari Allah, dan Al-Quran dibaca sebagai ibadah terutama dalam shalat. 2. Sedangkan Lafadz hadis qudsi dari nabi saw, dan tidak dibaca dalam Al-Quran.

C.Rayu (Akal fikiran)

Etimologis : kata ijthad itu berasal dari bahasa Arab yang artinya penumpahan segala upaya dan kemampuan terminologis : ulama ushul mendefinisikan ijtihad sebagai mencurahkan kesanggupan dalam hukum syara yang bersifat amaliyah. Orang yang melakukan ijtihad disebut mujtahid Dasar Penggunaan Ijtihad 1. Dasar hukum dibolehkannya ijtihad adalah al Quran, sunnah, dan logika.

11

2.

Dasarnya Q.S. an Nisa ( 5 ): 59 yang berisi perintah untuk taat kepada Allah (dengan al Quran sebagai sumber hukum), taat kepada Rasul - Nya (dengan Sunnah sebagai pedoman), dan taat kepada ulul amri, serta perintah untuk mengembalikan hal - hal yang dipertikaikan kepada Allah(al Quran) dan Rasul - Nya (Sunnah)

Syarat-syarat Mujtahid
Sekurang-kurangnya ada 8 persyaratan yang harus dipenuhi oleh seorang mujtahid, yakni sebagai berikut : 1. Mengerti dengan makna-makna yang dikandung oleh ayat-ayat hukum dalam Al Quran baik secara bahasa maupun menurut istilah syariat. Tidak perlu menghapal di luar kepala dan tidak perlu menghapal seluruh Al Quran. Seorang mujtahid cukup mengetahui tempat-tempat dimana ayat-ayat hukum itu berada sehingga mudah baginya menemukan pada waktu yang dibutuhkan. 2. Mengetahui tentang hadis-hadis hukum baik secara bahasa maupun dalam pemakaian syara, seperti telah diuraikan pada syarat pertama. Seperti halnya Al Qura, maka dalam masalah hadis juga tidak mesti dihapal seluruh hadis yang berhubungan dengan hukum, tetapi cukup adanya pengetahuan dimana hadis-hadis hukum yang dapat dijangkau bilamana diperlukan. 3. Mengetahui tentang mana ayat atau hadis yang telah di mansukh (telah dinyatakan tidak berlaku lagi oleh Allah atau Rasul-Nya), dan mana ayat atau hadis yang menasakh aau sebagai penggantinya. Pengetahuan seperti ini diperlukan, agar seorang mujtahid tidak mengambil kesimpulan dari ayat atau hadis yang sudah dinyatakan tidak berlaku lagi. 4. Mempunyai pengetahuan tentang masalah-masalah yang sudah terjadi ijma tentang hukumnya dan mengetahui tempat-tempatnya. Pengetahuan ini diperlukan agar seorang mujtahid dalam ijtihadnya tidak menyalahi hukum yang telah disepakati para ulama. 5. Mengetahui seluk beluk qiyas, seperti syarat-syaratnya, rukun-rukunnya tentang illat hukum dan cara menemukan illat itu dari ayat atau hadis, dan mengetahui kemaslahatan yang dikandung oleh suatu ayat hukum dan prinsip-prinsip umum syariat Islam. 6. Menguasai bahasa Arab dan ilmu-ilmu bantu yang berhubungan dengannya pengetahuan ini dibutuhkan, mengingat Al Quran dan Sunnah adalah berbahasa Arab. Seseorang tidak akan bisa mengistinbatkan hukum dari dua sumber tersebut tanpa mengetahui seluk beluk bahasa Arab. 7. Menguasai ilmu ushul fiqh, seperti tentang hukum dan macam-macamnya, tentang sumber-sumber hukum atau dalil-dalilnya, tentang kaidah-kaidah dan cara mengistinbatkan hukum dari sumber-sumber tersebut, dan menguasai hal ihwal tentang ijtihad. Pengetahuan tentang hal ini diperlukan karena ushul fiqh merupakan pedoman yang harus dipegang dalam melakukan ijtihad.

12

8. Mampu menangkap tujuan ijtihad dalam merumuskan suatu hukum. Pengetahuan ini dibutuhkan karena untuk memahami suatu redaksi dan dalam penerapannya kepada berbagai peristiwa, ketetapannya sangat bergantung kepada pengetahuan tentang bidang ini. Hal tersebut disebabkan penunjukan suatu lafal kepada maknanya mengandung berbagai kemungkinan, dan pengetahuan tentang maqasid al-syariah memberi petunjuk untuk memilih pengertiannya yang mana yang layak diangkat dan difatwakan. Disamping itu, yang terpenting, dengan penguasaan bidang ini prinsip-prinsip hukum dalam Al Quran dan Sunnah Rasulullah dapat dikembangkan seperti dalam bentuk qiyas, istihsan dan maslahah al-mursalah Macam-macam mujtahid 1. Mujtahid Muthlaq atau Mustaqil Mujtahid Mustaqil adalah ulama yang telah memenuhi semua syarat-syarat di atas. Mereka mempunyai otoritas untuk mengkaji hukum langsung dari al-Quran dan as-Sunnah, melakukan qiyas, mengeluarkan fatwa atas pertimbangan maslahat, dan menggunakan metode yang dirumuskan sendiri dalam berijtihad tanpa mengekor kepada mujtahid lain. Pendapatnya kemudian disebarluaskan kepada masyarakat. Termasuk dalam tingkatan ini adalah seluruh fuqoha dari kalangan sahabat, fuqoha dari kalangan tabiim seperti Said bin Musayyab dan Ibrahim an-Nakhai, fuqoha mujtahid seperti Abu Hanifah, Malik, Syafii, Ahmad bin Hanbal, al-Auzai, al-Laits bin Saad, Sufyan ats-Tsauriy, dan Abu Tsaur. Namun yang madzhabnya tetap masyhur hingga kini adalah 4 Imam, yaitu Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam syafii, dan Imam Ahmad bin Hanbal.

2. Mujtahid Muntasib Mujtahid Muntasib adalah mujtahid-mujtahid yang mengambil atau memilih pendapat-pendapat imamnya dalam ushul dan berbeda pendapat dari imamnya dalam cabang, meskipun secara umum ijtihadnya menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang hampir sama dengan hasil ijtihad yang diperoleh imamnya. Termasuk dalam tingkatan ini seperti al-Muzani (dari madzhab Syafii) dan Abdurrahman ibnu Qosim (dari madzhab Maliki).

3 Mujtahid Madzhab Mujtahid Madzhab, ialah mujtahid yang mengikuti imam madzhabnya baik dalam masalah ushul ataupun furu. Peranan mereka sebatas melakukan istinbath hukum terhadap masalah-masalah yang belum diriwayatkan oleh imamnya. Mujtahid madzhab tidak berhak berijtihad terhadap masalahmasalah yang telah ada ketetapannya di dalam madzhab yang dipegangnya. Menurut madzhab Maliki, tidak pernah kosong suatu masa dari mujtahid madzhab.

4 Mujtahid Murajjih Mujtahid Murajjih, yaitu mujtahid yang tidak mengistinbathkan hukum-hukum furu (apalagi hukumhukum asal) akan tetapi hanya membandingkan beberapa pendapat mujtahid yang ada untuk kemudian memilih salah satu pendapat yang dipandang paling kuat (arjah). 13

DAFTAR PUSTAKA
Agama Islam Adalah Agama Yang Haq Yang Dibawa Oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dalam http://almanhaj.or.id/content/3267/slash/0/agama-islam-adalah-agama-yang-haq-yangdibawa-oleh-nabi-muhammad-shallallahu-alaihi-wa-sallam/ diunduh pada Minggu,17 Februari 2013 pada jam 21:31 Pengertian agama islam dan ruang lingkup ajarannya dalam http://fitriarahmana.blogspot.com/2011/03/pengertian-agama-islam-dan-ruang.html diunduh pada Minggu, 17 Februari 2013 pada jam 21:40 Makna Islam dalam http://www.dakwatuna.com/2007/03/127/arti-nama-islam/ diunduh pada Minggu, 17 Februari 2013 pada jam 21:52 SUMBER AJARAN AGAMA ISLAM: AL-QURAN DAN SUNNAH dalam http://manshurzikri.wordpress.com/2010/03/22/sumber-ajaran-agama-islam-al-qur%E2%80%99andan-sunnah/ diunduh pada Minggu, 17 Februari 2013 pada jam 22:05 HD, Kaelany. 2009. Islam Agama Universal (Edisi Revisi). Jakarta: MIDADA RAHMA PRESS Oxford University Press. 2002. OXFORD Ensiklopedia Pelajar Edisi Keempat (revisi). Jakarta: PT. Widyadara SUMBER AJARAN ISLAM dalam http://tulisan-muchlis.blogspot.com/2010/10/sumber-ajaran-islam.html diunduh pada Senin, 25 Februari 2013 pada jam 08:30 CARA-CARA AL-QURAN DIWAHYUKAN dalam http://www.alazim.com/masjid/ramadhan1425/nuzul/wahyu.htm diunduh pada Senin, 25 Februari 2013 pada jam 08.50 syarat-syarat mujtahid dalam http://zairifblog.blogspot.com/2010/11/syarat-syarat-mujtahid.html diunduh pada Senin, 25 Februari 2013 pada jam 08.55 SUMBER AJARAN ISLAM dalam http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/PAI%20Sunber%20Ajaran%20Islam%20%20Diskusi%20Mahasiswa.pdf diunduh pada Senin, 25 Februari 2013 pada jam 09.00 pengertian dan syarat-syarat mujtahid dalam http://kajadalhikmahkajen.blogspot.com/2010/01/pengertian-dan-syarat-syarat-mujtahid.html diunduh pada Senin, 25 Februari 2013 pada jam 09.05

14

15

You might also like