You are on page 1of 20

MAKALAH PEMBORAN TUGAS AKHIR TEKNIK PEMBORAN SEKSI : 69654 LAPORAN PERENCANAAN PEMBORAN GOSSAN

DOSEN : MULYA GUSMAN, ST ., MT

Oleh: Richo Arie Setiawan 03408 / 08 Program studi Teknik Pertambangan

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2011 A. LOKASI DAERAH EKSPLORASI Berdasarkan data survey yang di dapat sebelumnya yaitu bahwa lokasi daerah eksplorasi secara atministaratif terletak di daerah,Kabupaten Tanah Datar ,Provinsi Sumatera Barat dan lokasi eksplorasi secara geografis terletak pada koordinat 1000 38 50 1000 45 77 E dan 00 02 61 S - 00 08 78 S. Dimana lokasi ini dapat di tempuh melalui Kota Sawahlunto maupun dari Batu Sangkar menuju Talawi , dan dari talawi ke lokasi dapat di tempuh melalui jalat yang beraspal ke kolok , dan dari kolok bisa di tempuh denngan jalan kaki sejauh 18 km sampai ke lokasi eksplorasi. B. KONDISI MORFOLOGI Kondisi topografi daerah penyelidikan (Gambar 1) merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian maksimum berada pada elevasi 2880 m dpl. Puncak maksimum ini berada di daerah selatan dan akan melandai ke arah utara. Daerah utara merupakan daerah dengan morfologi yang relatif datar. di bagian

utara dari bukit terdapat jalan kendaran roda empat dan bisa menuju desa terdekat. Aliran sungai mempunyai bentuk dendritik dengan arah aliran menuju ke arah utara. Pada peta topografi dapat dilihat adanya gossan yang membentang pada arah utara-selatan dari daerah penelitian dengan ketinggian berada pada elevasi 2800 2820 m dpl. Pada daerah penelitian terdapat 2 buah lokasi penandaan, dimana satu kotak penandaan berdimensi lebih kecil (Woodlawn Test Grid) dan lebih terkonsentrasi pada daerah gssan. Gambar 1 .Peta Topograf Gambar 2. Morfologi Daerah Survey Gambar 3. Peta Geologi Daerah Penelitian

C. Gossan Merupakan endapan akibat oksidasi dan pengkayaan supergen. Pada mulanya suatu lapisan batuan tertutupi oleh lapisan tanah penutup dan oleh karena adanya faktor erosi maka batuan tersebut tersingkap dan mengalami proses pelapukan. Jika yang tersingkap tersebut mineral sulfida maka mineral tersebut akan mengalami oksidasi dan pelarutan oleh air hujan. Adanya komposisi asam sulfat pada air hujan akibat pelarutan sebagian unsur mineral atau yang berasal dari pencemaran udara menyebabkan air hujan tersebut akan melarutkan mineral-mineral lain pada bjih sehingga akan tercuci dan air pelarutan ini akan mengalir terus kebawah sehingga akan mempekaya lapisan lapisan bijih pada bagian bawah sampai pada batas muka air tanah, yaitu bagian yang tidak terjangkau oleh zona oksidasi. Bagian yang terokdisasi disebut zona oksidasi, sedangkan bagian yang berada dibawah muka air tanah disebut sebagai zona pengkayaan sekunder. Bagian deposit bijih yang masih utuh disebut sebagai zona primer atau zona hipogen. Pengaruh oksidasi terhadap mineral yaitu pelapukan dan bagian mineral yang terlarut pada media air hujan akan membentuk endapan baru pada bagian bawah. Teksturnya menjadi rusak dan tidak utuh lagi sedangkan bijih sisanya yaitu yang tidak terlarut akan menjadi berongga-rongga. Limonit yang terbentuk akan memberikan warna karat pada singkapan mineralnya yang dikenal dengan nama gossan (Gambar 4).

Gambar 4 Posisi Singkapan D. Tujuan Pemboran Tujuan Pemboran Eksplorasi pada daerah prospek ini adalah untuk mendapakan data-data yang akan digunakan untuk :

perhitungan cadangan perhitungan kadar keperluan geoteknik, dan mengetahui kondisi muka air tanah

E. Ringkasan kondisi Berdasarkan data-data yang ada di atas di dapat bahwa data-data yang perlu di perhatikan dalam melaksanakan perancanaan pemboran yaitu : ketingian lokasi pengeboran Gossan berada pada elevasi 2800 2820 m dpl ketinggian maksimum perbukitan berada pada elevasi 2880 m dpl , kekerasan batuan lokasi sedang-keras kondisi Morfologi yaitu bagian selatan lokasi memiliki puncak maksimum dan ke- arah utara keadaan morfologinya relative melandai menuju ke lokasi relative agak sulit namun kendraan roda 4 masih bisah lewat F. Persiapan Pemboran Eksplorasi 1. Penentuan Lokasi titik pemboran Dalam melakukan pengeboran terlebih dahulu di plotkan ke dalam bentuk peta sehinga perencanaan pemboran akan lebih jelas. Gambar 5 Peta Rancana Penetapan Titik Pemboran Dalam perencanaan pemboran ini sistem pengeboranya mengunakan sistem pola segitiga sebab berdasarkan lokasi topografi nya yang bergelombang, sehinga agak menyulitkan melakukan pengeboran dan dalam mengunakan pola segitinga ini, akan memudahkan melakukan pengeboran pada titik-titik perencanaan pengeboran tersebut . jarak antar lubang bora adalah 30 m sampai 50 m. Penempatan titik pemboran di lapangan mungkin tidak sesuai dengan apa yang di plotkan pada peta ,itu bisa saja terjadi karena kemungkinan hal yang tidak di inginkan. Penyebaran lubang bor di intensivkan kearah utara karna kea rah sealatan merupakan perbukitan agak terjal sehinga lebih mempermudah pengeboran. Dan sarana transporetasi. 2. Base camp Base camp merupakan hal yang sangat penting sekali dalam perencanaan pengeboran ini. Base camp itu sendiri terdiri dari dua jenis yaitu base camp permanen dan temporary, base camp permanen yaitu base camp yang merupakan kanor utama di lapangan.Base camp ini di temnpatkan tidak jauh dari akses jalan roda empat namun juga di usahakan tidak jauh juga dari lokasi pengeboran. Dalam rencana pemboran ini base camp permanen di dirikan ke arah utara dari singkapan gosaan karena di arah utara keadaan morfologinya relative datar dan dekat dari jalan dan masalah kebutuhan akan air maka di base camp permanen tersebut di buat air sumur dangkal sebab lokasinya relative rendah dan tidak terlalu di perbukitan.

Base camp temporary adalah base camp yang berpindah pindah karena selalu ada di dekat lokasi titik pemboran dan base camp ini berfungsi untu tempat penginapan halpper dan juga tempat alat mesin bor dan juga tempat peralatan pemboran yang merasa di perlukan untuk melakukan pengeboran pada lokasi- lokasi titik bor dan yang terutama penting sekali base came temporary harus dekat dengan sumber air yang bersih. Sehinga base came tersebut di bangun atau didirikan dekat pada aliran sungai atau anak sungai yang berada di dekat rencana pemboran. 3. Peralatan Pemboran Peralatan pemboran yang akan di gunakan adalah peralatan pemboran yang sesuai dengan keadaan di lapangan agar nantiknya tidak menyulitkan pekerjaan pemboran dan tujuan nya adalah untuk pemboran ekplorasi detail . berikut ini adalah perlengkapan perlengkapan pemboran yaitu a) Peralatan utama Mesin bor Merk / Type : Yosida Portable Drilling / FT-200 Jenis Rig : Hydraulic Top Drive / Skid mounted - transmission : 1 : 2 - rotary speed max. : 200 Rpm - lifting torque : 240 kgf - rotary torque : 140 kgf Kedalaman pemboran :170 m Gambar 6. Mesin Bor Yang Akan di Gunakan Pompa lumpur Merk / Type : SP 700 / Horizontal Double Cylinder Reciprocated Discharge capacity : 320 L/min Max discharge Pressure : 3 (Mpa) Suction bore : 75 mm Horse power : 20 HP Cylinder diameter : 110 mm Piston stroke :80 mm Gambar 6. Pomapa Lumpur Yang Di Gunakan Wireline rods Merk / Type : Yoshida Ukuran dia. : BQ Panjang rods : 3 meter Gambar 7. Wireline Rods Wireline core barrels Merk / Type : Goldfields / Q-series

Gambar 8. Wireline Core Barrels Core bits Merk / Type : Altas Capco / CMC Jenis : Tungsten Core Bits Ukuran : BQ Gambar 9. Core Bits Core barrels Merk / Type : Goldfields / N-series Jenis : Double Tube Stationery Inner Tube Core Barrels Ukuran Dia. : BQ Panjang Core : 1,5 meters

Gambar 10. Wireline Core Barrels Water swivels Merk / Type : Yoshida / TMA Carrying Capacity : 5769 kg Max. Rec. Working Speed : 2300 rpm

Gambar 11. Water Swivels Hoisting plugs Merk : Yoshida Carrying Capacity : 5789 kg Gambar 12. Hosting Plugs

b) Peralatan tambahan Adapun beberapa peralatan tambahan yang di rasa di perlukan nantiknya di lapangan dalam proses pemboran yaitu : Safety foot clamps alat ini berguna untuk menahan batang bor pada saat menurun dan menaikan rangkaian batang bor.

Gambar 13. Safety foot clamps Penyambung rood Alat ini berguna untuk penyambung rangkaian batang bor dan juga untuk penyambung batang bor dengan alat lainnya. Gambar 14. Penyambung rood Fishing tools (pemancing) di gunakan untuk menangkap batang bor atau tabung penginti yang tertinggal di dalam lubang bor.jenisjenis fishing tools yaitu. Rod Recovering taps dipergunakan Bell Taps Kunci pipa Adapun jenis-jenis kunci pipa yang di pergunakan dalam kegiatan pemboran ini yaitu : a. Pipe Wrenches ( kunci inggris ) Pemasangan dan membuka pipa Gambar 15. Pipe Wrenches b. Chain Pipe Tongs Gambar 16. Chain Pipe Tongs c. Full grip wrenches Gambar 17. Full grip wrenches d. Parmalee wrenches Gambar 18. Parmalee wrenches Pompa air Berfungsi untuk memompa air dari sungai Dan peralatan penunjang lainnya 4. Peralatan logging Dalam perencanaan pemboran ini yang mana tujuan nya adalah untuk mencari endapan berharga maka jenis Log yang di gunakan yaitu jenis Log Lithologi. Log litologi yaitu log yang bertujuan untuk mengetahui lotilogi yang tertembus oleh lubang bor. Log litologi yang akan di pergunakaan yaitu : a. Log Spontanneous Potebtial ( SP ) b. Log Gamma Ray c. Log Caliper Merk / Series : Caliper Chronograph / TAG

Panjang Kabel : 250 mete 5. Personil Pelaksana Adapun personil yang di butuhkan dalam kegiatan pembiran explorasi Gosaan ini adalah yaitu : Manager Projecek Atministrasi keuangan Ahli geofisika Ahli geologi Ahli eksplorasi Super visor mechanic driller halpper

Gambar 19. Struktur Organisasi Pekerjaan pemboran

G. Pelaksanaan Pemboran

1. Mobilisasi Peralatan dan Personil Lokasi rencana pemboran tidak bisa di tempuh dengan kendaran roda empat namun kendaraan tersebut hanya bisa sampai ke desa kolok sedangkat untuk berikutnya harus mengunakan alat berat untuk sampai ke lokasi pemboran, maka perencanaan masalah mobilisasi peralatan ini yaitu peralatan pemboran di angkut dengan alat transportasi berupa mobil truk bak tertutup dari gudang perusahaan ke lokasi, melalui desa talawi dan mobil truk tersebut hanya bisa sampai ke desa Kolok untuk seterusnya peralatan - peralatan pemboran tersebut di angkat dengan alat berat yaitu dozer kelokasi serta dengan alat berat Dozer ini bisa sekaligus membuat jalan ke lokasi pemboran , untuk peralatan yang lainnya bisa mengunakan tenaga manusia dengan memperkerjakan masyarakat yang ada di sekitar lokasi sekaligus bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat local. 2. Setting Peralatan Pemboran, Pembuatan Bak lumpur, Pengadaan air supply pemboran lokasi rencana pemboran termasuk lokasi yang agak sulit karna keadan morfologi kearah selatan dari singkapan relative tidak datar , dan mungkin ada yang tidak sesuai titik pemborannya dengan apa yang telah di rencanakan pada peta titik pemboran sebab lokasi titik pemboran ada yang terjal yang tidak memungkinkan melakukan pemboran namun bisa di pindahkan lokasinya tidak jauh dari rencana titik pemboran tersebut. Untuk seting peralatan pemboran ada hal-hal yang perlu di lakukan yaitu :

a. Pembutan sarana jalan ke titik pemboran Sebelum melakukan pemboran pada titik pemboran pertama maka terlebih dahulu di buat sarana jalan yang memadai untu alat pemboran ke lokasi titik pemboran. b. Penyetingan peralatan pemboran Setelah sampai ke lokasi titik pemboran maka alat pemboran dirikan pada lokasi titik pemboran tersebut namun terlebih dahulu bersihkan dan ratakan tanah pada sekitar rencana titik yang akan di bor dan juga untuk alat pompa juga tempatkan pada lokasi yang di pastikan aman dan peralatan lainya. Unuk kemiringan pemboran di dalam rencana pemboran ini tidak di gunakan namun hanya melakukan pemboran vertikal lurus ke bawah permukaan tanah. c. Pembuatan kolam penampungan lumpur ( mud pit ) Pertama tama hal yang perlu di lakukan yaitu pembebasan lokasi dari vegetasi dan setelah itu lakukan perataan pada lokasi yang akan di buat kolam penampungan lumpur ( mud pit ) setelah itu buat dua buah kolam penampungan yaitu kolam pengendapan untuk pengendapan hasil pemboran sebelum lumpur masuk ke kolam penampungan dan satu lagi kolam penampungan yang mana fungsinya yaitu lumpur darai kolam pengendapan akan di masukan ke kolam penampungan. Untuk ukuran kolam pengendapan yaitu 1m x 1m dengan kedalaman 0,5 m dan untuk kolam

penampungan ukuran yang akan di buta yaitu 2m x 2m sedangkan untuk kedalamannya 1,5 m. Dinding dari kolam tersebut di baluti dengan plastik ukuran tebal sehinga tidak jadi kebocoran dan tidak merusak lumpur hasil pemboran tersebut. d. Persiapan sumber air untuk pemboran Untuk persiapan air untuk pemboran yaitu dari sungai atau anak sugai yang terdekat dari titik pemboran dengan menggunakan pompa air suplai , namun jika tidak memungkinkan maka di siapkan bak penampungan air atau tangki penyimpan air. Yang terutama sekali dalam penempatan alat bor yaitu harus di letakan pada lokasi yang memadai untuk alat tersebut dan ciptakan lingkungan pekerjaan yang rapi dan layak , sehinga pekerjaan menjadi lebih nyaman dan nyaman. 3. Metoda Pemboran Dalam rencana pemboran ini, mesin yang di gunakan yaitu mesin rotary drilling rings dan metoda pemboran yang di gunakan yaitu metoda rotary-hydroulic dengan pengerak top driver.tujuan utama dari pemboran ini yaitu untuk mendapatkan inti core .dan untk panjang core barel yaitu 1,5 m otomatis hasil core yang di dapat juga 1,5 m . Untuk pengangkatan core atau inti bor pada core barrel di gunakan tali kawat atau wireline core barrel melalui lobang pipa dengan kabel sehinga core barrel terangkat ke atas dengan menarik kabel line tadi setelah itu inti bor di ambil dan pemboran bisa di lanjutkan lagi. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pemboran ini adalah Perhatikan terus hasil dari pemboran tersebut yang mana bertujuan untuk mendapatkan informasiinformasi dari pemboran tersebut , salah satunya yaitu melihat warna ,material dan yang lainya. Masalah penaganan core yang kurang baik Inklinasi lubang bor yang tidak sesuai dengan kemiringan lapisan Tekanan hydroulic tidak boleh terlalu ditekan, karena hal ini akan mengakibatkan patahnya inti bor, selain itu jika tekanan terlalu besar, akan mengakibatkan deviasi lubang bor. Putaran dari stang bor jangan terlalu cepat tetapi juga jangan terlalu lambat. Jika terlalu cepat akan mengakibatkan patahnya inti bor atau bahkan stang bor. Jika terlalu lambat juga tidak disarankan, karena kemajuan dari pemboran akan lambat. Dan juga yang perlu di amati yaitu Core recovery yang mana di usahakan Total core recovery (TCR) nya yaitu 90%

H. Penanganan Sample

untuk masalah penaganan sampel ini harus di lakukan dengan secermat mungkin karena apabila hal ini terjadi kesalahan maka kemungkinan hal yang terjadi yaitu nya Kesalahan dalam penentuan kedalaman zona endapan Kesalahan dalam penentuan ketebalan endapan Kesalahan dalam penentuan kadar atau kualitas endapan Terjadinya salting yaitu terjadinya peningkatan kadar akibat masuknya material lain Terjadinya dilution yaitu terjadinya pengurangan kadar akibat masuknya pengotor Dari kegiatan pemboran ini hal yang utama di perlukan yaitu inti bor atau inti core karna dari inti core ini nantiknya bisa melakukan estimasi sumberdaya yang ada baik bersifat kualitatif maupun kuantitatif serta juga bisa mendapatkan sebaran endapan tersebut . untuk penaganan sampel maka di perlukan core box untuk penyimpanan sampel tersebut , karna sampel yang di dapat berupa silinder padat yang panjang nya sampai 1,5 sehinga midah untuk patah atau hancur. Hal yang perlu di perhatikan dalam penyimpanan sampel dengan core box yaitu pertama tiap core box haruslah di beri kode tiap satu lubang bor dan tiap kedalaman lubang bor yang di ambil corenya sehinga memudahkan dalam pendataan sampel dan penyimpananya atau pun dalam pengujian di laboratorium. Gambar 20. Core Box Untuk penaganan sampel hasil cutting yaitu dengan mgumpulkannya dalam kantong- kantog sampel yang mana cutting di hitung tiap 1 m kedalaman peboran dan kantong sampel cutting tersebut di beri tanda atau kode tiap- tiap sampel satu lubang bor dan kedalamannya. Dalam penganbilan sampel ini mengunakan pola acak (random) sebab di sesuaikan dengan keadan morfologi lingikungan memboran yang relative tidak datar dan ada permukaan yang terjal serta curam , tergantung pada titik pemborannya . Pola acak ini lebih memudahkan dalam pengambilan sampel.

I. Pengujian Geofisika Informasi geofisika di interperetasikan berkaitan dengan pola-pola geologi seperti jenis batuan ,struktur ,urutan stratigrafi, dan mineralisasi bijih. Metoda geofisika bekerja berdsarkan kondisi atau sifat fisik bahwah permukaan bumi .beberapa metoda logging yang di gunakan pada kegiatan ini yaitu a. Log Spontanneous Potebtial ( SP ) Yaitu pencatatan perbedaan potensial antara elektrode tetap di permukaan dengan electrode yang bergerak di dalam lubang bor. Gambar 21. Contoh hasil Log SP Kegunaan log ini yaitu untuk : mengidentifikasi lapisan-lapisan permeable memberikan indikasi kualitatif lapisan serpih menentukan nilai resistivitas air formasi

b. Log Gamma Ray Log ini berupa kurva dimana kurva tersebut menunjukan besaran intensitas radioaktif yang ada dalam formasi . Adapun kegunaan gamma ray yaitu : Evaluasi kandungan serpih Menentukan lapisan permeable Evaluasi biji mineral yang mengandung unsure radioaktif Korelasi antar sumur Evaluasi lapisan mineral yang bukan radioaktif Gambar 22. Contoh hasil Log Gamma Ray dan peralatan Gamma Ray

c. Log Calliper Log ini berfungsi untuk mengetahui diameter lobang bor dan juga dengan log ini juga dapat mengidentifikasi rekahan serta juga membedakan formasi keras dan lunak. Serta juga bisa menunjukan lapisan endapan berharga di bawah permukaan tanah. Log caliper ini mengunakan sinar gamma. Gambar 23. Contoh hasil Log Caliper dengan Log Density dan Log Neutron Dalam log caliper ini ada terdapan kelemahanya maka dapat di imbangi atau di tutupi dengan Log Density dan Log Neutron sehinga menghasilkan data yang lebih bagus dan sempurna. Log Density adalah log yang menunjukan kurva besarnya densitas dari batuan yang di tembus lubang bor. Sedangkan Log Neutron yaitu menembakkan partikel neutron berenergi tinggi ke dalam formasi secara teris menerus dan konstan dari suatu sumber radioatif yaitu sinar gamma . J. Perkiraan Estimasi Biaya

Untuk estimasi biaya dalam perencanaan pemboran ini sepertinya lumayan besar dana yang akan di keluarkan oleh perusahaan yang akan melakukan kegiatan pemboran ini. Adapun langkah pertama untuk melakukan estimasi biaya yaitu di tentukan dulu kira-kira berapa bulan kegiatan pemboran ini di laukan dan berapa pekerja-pekerja yang terlibat dalam kegiatan pemboran ini , harga sewa alat berat dozer , alat perangkat pemboran serta biaya tak terduga lainya.

a. Lama kegiatan penambangan Berdasarkan jumlah rencana titik pemboran yaitu 33 titik dan untuk target 1 titik lubang bor di butuhkan kira-kira 5 hari kurang lebih yang mana di dalamnya meliputi kegiatan ke lokasi titik pemboran,pembersihan lahan,pendirian alat bor dan pembutan Base camp temporary dan lain-lainnya. Jam kerja = 1 hari 8 jam,1 bulan 29 hari,1 tahun 12 bln Jadi lama kegiatan pemboran untuk 33 titik = 33 x 5 hari = 165 hari = 5,67 bln Di genapkan jadi 6 bulan. b. Alat berat dozer untuk peralatan dozer tidak perlu menyewa karna perusahaan telah ada alat berat sendiri (dozer) hanya membutuhkan biaya perawatan dan minyak BBM biaya kira-kira untuk 6 bln yaitu Rp 14.000.000 ,00 sudah di lakukan hitung-hitungan minyak BBM dan perawatan termasuk Oli c. Biaya pemboran Untuk biaya pemboran di hitung berdasarkan per satu meter Biaya pemboran per 1m yaitu Rp 50.000,00 Untuk 1 titik bor di perkirakan memiliki kedalaman 100 m pemboran Maka 33 titik x 100 m = 3300 m Biaya keseluruhan pemboran = 3300m x Rp 50.000 ,00 = Rp 165.000.000 ,00 Untuk biaya inti cor = Rp 70.000 di hitung setelah di ketahui jumlah inti cor yang di dapat dalam satuan meter . Untuk biaya pemboran ini nantiknya apa yang tertulis di kertas kemungkinan tidak sama seperti apa yang kenyataan di lapangan. Ini bisa terjadi akibat kemungkinan beberapa factor salah satunya factor keadan geologi dan lain-lainnya d. Biaya pekerja untuk biaya pekerja yaitu : Ahli geofisika biaya kontarak nya kira-kira untuk 6 bulan = Rp. 70.000.000 Ahli geologi biaya kontarak nya kira-kira untuk 6 bulan = Rp. 60.000.000 Ahli eksplorasi biaya kontarak nya kira-kira untuk 6 bulan = Rp. 70.000.000 Super visor biaya kontarak nya kira-kira untuk 6 bulan = Rp. 40.000.000 Mechanic biaya kontarak nya kira-kira untuk 6 bulan = Rp. 28.000.000 Driller biaya kontarak nya kira-kira untuk 6 bulan adalah = Rp. 28.000.000 Halpper yang bekerja kira-kira 6 orang dan gaji per hari Rp. 50.000 jadi biaya untuk 6 bulan = 174 hari x Rp. 50.000 = Rp. 8.700.000 Jadi keseluruhan biaya pekerja selama 6 bulan adalah Rp. 322.700.000

e. Biaya konsumsi Biaya konsumsi untuk 6 bulan kira-kira = Rp 35.000.000

f. Biaya tidak terduga Untuk biaya tidak terduga kira-kira =Rp 20.000.000 selama 6 bulan pekerjaan di lapangan. Jadi estimasi dan perkiraan biya keseluruhan adalah : biya BBM dan perawatan serta oli untuk 6 bulan + biaya pemboran + biaya pekerja selama 6 bulan + Biaya konsumsi selama 6 bulan + biaya tak terduga = Rp 14.000.000 + Rp 165.000.000 + Rp. 322.700.000 + Rp 35.000.000 + Rp 20.000.000 = Rp 556.700.000 ,00 Total estimasi biaya keseluruhan yaitu Rp 556.700.000 ,00

Total biaya keseluruhan yang berdasarkan hitung - hitungan di atas kertas ini hanyalah perkiraan atau hanya biaya kotornya saja , dan kemungkinan nantiknya pada kenyataan di lapangan tidak sesuai dengan perkiraan estimasi biaya ini. Namun kemungkinan besar biaya kenyataan nantik di lapangan mungkin tidak jauh dari hitung-hitungan perkiraan estimasi biaya ini, dan sebaiknya nantik setelah kegiatan pemboran ini selesai, di lakukan lagi hitung-hitungan estimasi biayanya sehinga lebih jelas dan bisa di lihat dana tepat sasaran atau tidak. Maka dari pada itu di lakukanlah perhitungan perkiraan biaya estimasi selama kegiatan pemboran ini untuk meminimalisir hal-hal yang tidak di inginkan tersebut.

http://richozoa.blogspot.com/2011/03/makalah-pemboran.html

http://eprints.undip.ac.id/34326/3/1965_PRELIMINARY.pdf

SISTEM PEMBORAN
Filed under: umum Tinggalkan Komentar 2 Januari 2011

Metode pemboran yang digunakan bergantung kepada asumsi letak dan ketebalan target yang akan di bor berdasarkan pada informasi atau data yang permukaannya diperoleh, dengan melakukan pemboran, maka dapat dievaluasi kembali konsep dan prediksi geologi (Interpretasi) yang telah ada sebelumnya (Data Geologi). Pembuatan lubang secara vertikal digunakan untuk kondisi dimana zona mineralisasi diperkirakan pada kedalaman yang dangkal. Metode pemboran dipakai tidak terlepas dari beberapa faktor utama terhadap endapan yang akan di eksploitasi. Diantaranya adalah litologi dan struktur geologi serta biaya dan waktu yang tersedia disamping itu pula ketrampilan opertaor bor. Metode yang

dipakai pada kegiatan ekplorasi PT. Antam unit Geomin adalah Single Drill, dikarenakan endapan yang dicari adalah Nikel Laterit, yang kita tahu bahwa endapan Nikel Laterit kekerasannya tidak terlalu keras atau lunak (3-4). Pemboran dilakukan untuk dapat menentukan batas (outline) dari beberapa endapan dan juga kemenerusan dari endapan tersebut yang berfungsi untuk perhitungan cadangan. Metode pemboran yang akan digunakan bergantung pada akses permukaan. Lubang bor pertama digunakan untuk proyeksi dip dan anomali bawah permukaan. Pada daerah yang tidak mengalami kendala akses, pola pemboran yang digunakan adalah persegi panjang dan bentuk teratur. Program berikutnya direncanakan setelah melihat hasil dari sejumlah lubang bor pada daerah target.

3.1.3 Tipe Alat Bor Yang di Pakai Perencanaan pemboran yang akan dilaksanakan pada dasarnya harus memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan jalannya aktifitas. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan tipe atau model alat bor, yaitu: 1) 2) 3) 4) 5) Tujuan dari pemboran Topografi dan geografi (Keadaan Medan, Sumber Air) Litologi dan struktur geologi (Kedalaman Pemboran, Pemilihan Mata Bor) Biaya dan waktu yang tersedia Peralatan dan ketrampilan

Dilihat dari faktor yang mempengaruhi pemilihan alat bor diatas, maka PT. ANTAM Tbk. Unit Geomin menggunakan alat bor tipe TDC 1 dan YPM 05, yang dipakai untuk kegiatan pemboran di Pulau Pakal, sedangkan di daerah Mornopo sendiri kegiatan pemboran saat ini dikerjakan oleh kontraktor pemboran CV. KASAM yang bekerjasama dengan PT. Antam Tbk, unit Geomin. CV. KASAM juga memiliki beberapa alat bor dengan sistim kerja Hydrolic, sebanyak 16 unit, namun yang dioperasikan hanya 10 unit. Tipe-tipe alat tersebut adalah: TDC I, YPM 05, OE 2L, KOKEN, TOHU dan TONEY. Tidak ada perbedaan yang menonjol dari keenam tipe alat diatas hanya saja pada ukuran alat tersebut. 3.1 Strategi Penentuan titik bor Adapun jarak antara lubang bor yang satu dengan yang lain telah ditetapkan atau di plot oleh tim pengukuran dengan diberi tanda patok. Proses aktifitas pengeboran pada awalnya dilakukan dengan jarak atau spasi 500 m, kemudian bila hasilnya diharapkan

ada maka spasinya lebih diperkecil hingga 100 m. Pada jarak atau spasi 100 m ini, analisa kadar dari hasil pemboran baik dilihat secara megaskopis atau uji laboraturium terindikasi kadarnya tinggi maka dilanjutkan terus hingga pada spasi 12,5 m. Temuan dilokasi, aktifitas pemboran yang dikerjakan baru pada jarak atau spasi 50 m yaitu pada daerah transit, sedangkan pada lokasi mornopo (MBT/Mining Blok Test) yang telah ditambang untuk perbandingan analisis kadar hasil pemboran dengan kadar hasil penambangan awalnya dikerjakan pemboran dengan spasi 12.5 m. Spasi lubang bor didasarkan pada antisipasi ukuran target atau pengalaman sebelumnya terhadap endapan yang sejenis dari sejumlah kegiatan pemboran dilokasi tersebut. Lokasi pemboran dan orientasi titik bor selanjutnya didasarkan pada sukses pemboran pada lubang pertama. Apabila pemboran awal tidak memberikan keyakinan geologi yang pasti maka target lain harus dicoba dan masih dalam wilayah kontrak perusahan. Suatu endapan paling tidak sudah didefinisikan arah kemenerusan dan zona mineralisasinya. Spasi lubang bor bergantung pada tipe mineralisasi dan arah kemenerusan tipe. Pada rencana kerja pemboran yang dibuat, telah ditentukan Blok-blok mana yang didahulukan untuk kegiatan pemboran selanjutnya. Hal ini berkaitan dengan hasil analisis kadar pada pemboran spasi sebelumnya, sebagai contoh pada Mornopo.

5.2.3 1. 2. 3. 4. 1.

Analisa BiayaPemboran Personil (crew) Teknik pemboran yang digunakan Peralatan yang dipakai Lokasi dan kondisi daerah. Faktor-faktor yang berkaitan dengan personil (crew) meliputi : Kemampuan Teknis

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi jumlah biaya dalam pemboran Yaitu :

2. 3. 4. -

Kemampuan fisik Kemempuan menajemen Kemampuan bersosialisasi Faktor peralatan yang digunakan dan metode pemboran

Dalam pekerjaan pemboran, peralatan dan metode pemboran yang dipilih sangat sangat mempengaruhi jumlah biaya yang akan digunakan. Adapun peralatan dan metode pemboran yang digunakan sangat dipengaruhi oleh beberapa hal, berikut : 1. 2. 3. 4. Kondisi Geologi (Formasi Yang Ada) Besar lubang yang direncanakan Kedalaman Pemboran Keahlian Kru Bor dalam mengoperasikan alat Lokasi dan kondisi daerah

Kondisi lokasi pekerjaan pemboran mempunyai pengaruh yang sangat penting terhadap jumlah biaya yang dibutuhkan. Yaitu sebagai berikut : 1. 2. 3. Keadaan topografi daerah pemboran ( Ketersediaan jalan untuk trnsport) Kondisi Medan (jenis transportasi yang ada seperti darat, laut dan sungai) Sarana pendukung yang ada pada daerah lokasi ( sarana trnsport yang ada,

material). Faktor-faktor yang mempengaruhi biaya pemboran tersebut diatas dapat dibedakan menjadi 2(dua) yaitu : a. b. c. d. a. b. Faktor biaya yang dapat diubah (variable Factor) Kemampuan mesin Kemampuan personil Sifat lumpur bor Jenis mata bor. Faktor yang tidak dapat diubah (fixed factor) Kekerasan Batuan Type dan tekanan pori formasi

Yang meliputi :

Yang meliputi :

1. Pengontrolan Biaya Pemboran Untuk mencegah agar biaya pemboran tidak melebihi target yang direncanakan (rencana Anggaran biaya), maka perlu adanya beberapa perencanaan, pengawasan dan

analisa sebelum pekerjaan dimulai atau saat pemboran dilakukan. Bebrapa pengontrolan yang dapat dilakukan. Adalah sebagai berikut : a. b. Perencanaan yang baik terdiri atas : Penganalisisan sasaran pemboran dan merumuskan hal-hal yang harus Memutuskan siapa yang akan dipilih untuk mengerjakan tugas dan

dikerjakan untuk mencapai sasaran. menginstruksikan bagaimana dan kapan tugas itu mesti dikerjakan.

No.

Uraian

Satuan

Volume

Harga (Rp)

Jumlah (Rp)

Transportasi

I.

1. 2. 3.

Mobilisasi, Demobilisasi dan perpindahan antar lokasi alat bor Material Personil : a. Udara b. Darat

Is Is Orang Orang 2 x 0,5 2 x 0,5 -

Jumlah I. Persiapan dan Pemboran

II.

1.

Persiapan lapangan a. Pemasangan balok landasan b. Pengesetan mesin dan lokasi Pemboran pilot dia. 6 8 a. 0 - 50 b. 50 - 100 c. 100 - 150 d. 150 - 200 Logging

Lokasi Lokasi

1 1

x x

1 1

Jumlah II.1

2.

Metrer Metrer Metrer Metrer


Jumlah II.2

1 1 1 1

x x x x

50 50 50 50

3.

a. b.

Resistivity SP

Metrer Metrer
Jumlah II.3

1 1

x x

200 200

4.

Reaming Dia. 10 - 12 a. 0 - 50 b. 50 - 100 c. 100 - 150 d. 150 - 200

Metrer Metrer Metrer Metrer


Sub Jumlah II.4

1 1 1 1

x x x x

50 50 50 50

Jumlah II
Konstruksi dan Devolopmen

1 1 1 1 1 1 1 1 1 x 60 x 116 x 48 x 24 x 1 x 3 x 1 x 6 x 1 -

III.

1.

Pengadaan dan pemasangan material a. Pipa dia. 6 b. Pipa dia. 4 c. Pipa piezometer dia. 1 d. Screen dia. 4 Low carbon e. Reducer dia. 6 4 f. Centralizer g. Plenes + tutup 6 h. Gravel i. Gruting cement

Metrer Metrer Metrer Metrer Buah Buah Buah m Lubang


Sub Jumlah III. 1

2. Pembersihan sumur a. Pengocokan mekanis b. Water Jetting c. Over pumping

Jam Jam Jam

1 1 1

x x x

12 12 12

Sub Jumlah III. 2

IV.

Uji pemompaan a. Recovery test b. Analisa air

Jumlah III

Jam Sample

1 1

x x

12 2

Laporan a. Laporan Pemdahuluan b. Laporan bulanan c. Laporan kemajuan d. Laporan akhir V.

Jumlah IV.

Eksplorasi Eksplorasi Eksplorasi Eksplorasi


Jumlah V.

0,07 0,47 1 x 0,07

x 6 x 6 6 x 10

TOTAL BIAYA (I + II + III + IV + V)


(Devis i Bor, PT. ANTAM Tbk. Unit Geomin ; 2002)
Tabel, 5.2.3 Contoh Rencana Anggaran Biaya Pemboran

Untuk perhitungan core recovery pada tiap lubang bor 90 100 % adalah perolehan sample yang baik. Jika core recovery kurang dari 90 % maka dilakukan pemboran ulang dengan cara titik bor geser searah dengan line 0,5 m. Berikut adalah contoh perhitungan core recovery yang sesuai target dan tidak sesuai target : a. Hitungan Core Recovery yang sesuai terget Jika lubang bor yang kedalaman (panjang penetrasi bor) adalah 25 m, dengan perolehan panjang core 24 m. Maka Core Recovery adalah : Panjang core yang diperoleh Core Recovery 24 m = 25 m = 96 % b. Hitungan Core Recovery yang tidak sesuai terget Jika lubang bor yang kedalamannya 25 m dengan perolehan panjang core 22 m. Maka Core Recovery adalah : 24 m Core Recovery 25 m = 88 % = x 100 % x 100 % = x 100 % Panjang penetrasi bor

http://lelilef.wordpress.com/2011/01/02/569/

You might also like