You are on page 1of 16

KATA PENGANTAR

Aglaonema? Tanaman apa itu? Begitu selalu pertanyaan orang, tiap kali nama tanaman ini disebutkan. Padahal Aglaonema bukan tanaman baru di Indonesia. Dulu kita mengenalnya sebagai Sri Rezeki, karena tanaman ini dianggap (paling tidak diharapkan) bias mendatangkan rezeki berlimpah bagi pemiliknya. Awalnya Aglaonema hanya dihargai beberapa puluh ribu per pot .Seiring dengan perkembangan zaman penyuka tanaman Aglaonema ini pun bertambah dan harganya pun melonjak tajam menjadi beberapa puluh juta hingga ratusan juta rupiah per pot. Ada pun sebagai contoh dari tanaman Aglaonema yang memiliki harga yang sangat tinggi diantara tanaman Aglaonema yang lain yaitu Harlequin, Aglaonema hibrida lokal yang terjual dengan nilai 660 juta rupiah per pot dengan jumlah 66 helai daun, atau sekita 10 juta perdaun pada sebuah lelang terbuka. Penulis berharap dengan adanya makalah ini nama Aglaonema tidak lagi menjadi sesuatu yang asing sehingga makin banyak orang memahami, bahkan mencintai tanaman Aglaonema. Apabila terdapat beberapa kekurangan, mohon dimaklumi serta mohon saran dan kritik dari pembaca. Terimakasih. Bogor, Desember 2012

Penyusun

I.
1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN

Penggunaan tanaman hias kini telah menjadi trend masyarakat modern yang tinggal di perkotaan. Tanaman hias tidak hanya digunakan sebagai dekorasi ruangan dan lingkungan sekitar, melainkan juga dimanfaatkan sebagai simbol untuk menyatakan perasaan suka maupun duka. Selain itu hobi bertanam tanaman hias tak jarang menjadi inspirasi bagi seseorang untuk memulai sebuah bisnis. Terbukti, banyak bisnis tanaman hias dimulai karena pemiliknya memang memiliki hobi di bidang ini. Bahkan tidak jarang dari para hobimonik tanaman hias bersedia mengeluarkan uang bernilai jutaan rupiah dan tidak mau tanggung akhirnya koleksi tanaman favorit pun dijadikan lahan bisnis. Ada banyak jenis tanaman hias yang bisa dijadikan produk unggulan. Di Indonesia, Aglaonema yang memiliki sekitar 30 spesies ini, lebih dikenal dengan sebutan Sri Rejeki. Tanaman dari suku Araceae (talastalasan) ini sudah sejak lama populer. Varian Aglaonema yang kini populer di dunia antara lain Pride of Sumatera, peraih juara II kategori tanaman hias indoor pada ajang Floriade di Belanda, dan Ruby Sunset yang menyabet gelar Favorit Tanaman Baru di arena Tropical Plant Industry Exhibtion 2007 di Miami, Florida, Amerika Serikat. Kedua varian ini hasil silangan Greg Hambali yang asli Indonesia. Untuk itu kami mencoba membahas dengan makalah ini bagaimana tanaman aglonema tersebut dibudidayakan sehingga harganya tanaman. dapat melambung tinggi dan menjadi tanaman yang diburu oleh para pecinta

1.2 Rumusan masalah Dari berbagai permasalahan yang diuraikan di atas, kami membatasi masalah pada topik pengolahan kotoran ayam menjadi pupuk. Sehingga rumusan masalahnya adalah: 1) Apa itu Aglaonema? 2) Bagaimana cara membudidayakan tanamanAglaonema? 3) Bagaimana cara merawat Aglaonema dengan benar? 1.3 Tujuan Penyusunan makalah ini bertujuan untuk : 1) Untuk menjelaskan asal-usul Aglaonema. 2) Untuk menginformasikan cara membudidayakan tanaman Aglaonema. 3) Untuk menginformasikan cara merawat Aglaonema dengan benar. 1.4 Metode Metode yang penulis gunakan adalah tinjauan pustaka.

III. PEMBAHASAN
3.1 Asal-usul Aglaonema Tanaman agloanema merupakan salah satu jenis tanaman hias daun karena keindahan tanaman ini terletak pada bentuk, corak, dan warna daunnya. Tanaman ini berasal dari negara Asia, seperti Cina bagian selatan, Indonesia, Malaysia, Birma, Thailand, dan Philipina. Pada habitat aslinya tanaman ini hidup di hutan dengan pencahayaan yang terbatas. Di Indonesia terdapat beberapa jenis aglaonema seperti white lance, snow white, butterfly, pride of sumatera, srikandi dan lain-lain. Jenis aglaonema yang diminati oleh para pencinta tanaman hias adalah jenis Sintha yang harganya sekitar 165 juta rupiah per pot. 3.2 Pembudidayaan Aglaonema Aglaonema termasuk tanaman yang sangat mudah diperbanyak. Perbanyakan tanaman dapat dilakukan secara generatif, yakni dengan biji atau pun secara vegetatif, yakni dengansetek, pemisahan anakan, dan pengcangkokan. 3.2.1 Perbanyakan secara Generatif Perbanyakan secara generatef dilakukan dengan menggunakan biji. Keunggulan metode ini antara lain dapat menghasilkan tanaman dalam jumlah banyak, tidak merusak tanaman induk, dan memungkinkan diperolehnya tanaman yang lebih bervariasi karna sifat tanaman keturunan bias berbeda dengan induknya.Langkah-langkah berikut. 1. Siapkan media semai berupa arang sekam dan pasir malag dengan perbandingan 1:1. 2. Rendam semai dalam larutan fungisida selama 24 jam. 3. Siapkan biji Aglaonema yang sudah tua berwarna kecokelat-cokltan dengan kulit merah untuk disemai kemudian kupas kulit buahnya. 4. Rendam biji dalam larutan fungisida yang dicampur dengan zat perangsang tumbuh selama 10 menit. pembibitan melalui biji adalah sebagai

Menurut Arie W. Purwanto (2006) perendaman ini bertujuan untuk merangasang perkecambahan dan membunuh jamur yang dapat menyerangbijibiji tersebut. Masukkan biji-biji ke dalam pot berisi media semai, isi satu pot dengan 3-6 biji, tergantung besarnya pot yang digunakan. Letakkan semaian di tempat yang teduh. Lakukan perawatan selama proses perkecambahan. 3.2.2 Perbanyakan secara Vegetatif Perbanyakan secara vegetatif dilakukan dengan menggunakan bagian tanaman itu sendiri antara lain dengan penyetekan, pemisahananakan, dan kultur jaringan. Keunggulan metode perbanyakan vegetatif adalah sifat keturunan yang diperoleh agar sama persis dengan induknya. 3.2.2.1 Setek Perbanyakan aglaonema menggunakan setek adalah cara yang paling mudah dilakukan. Meskipun demikian, dalam pengerjaanya perlu memperhatikan beberapa hal agar didapatkan keturunan yang berkualitas bagus. Langkah-langkahnya sebagai berikut. 1. Siapkan media tanam yang steril misalnya sekambakar. 2. Siram media tersebut sampai basah tapi tidakmenggenang. 3. Siapkan pisau pemotong yang sudah disterilkan dengan alkohol 70 %. 4. Pilih batang dari tanaman yang sudah tua untuk disetek. 5. Setelah mendapatkan batang yang bagus, potong batang tersebut sepanjang 3-5 cm dan minimal mempunyai satu mata tunas. 6. Olesi batang setekan itu ke dalam zat perangsang tumbuh (ZPT) dan fungisida. 7. Setelah kering, masukkan batang setekan tadi kedalam media. 8. Semprot batang tersebut dengan air.

9. Tutup dengan plastik. 10. Setelah 40 hari, plastic dibuka dan diharapkan akar dan daun baru sudah terbentuk.

3.2.2.2 Pemisahan Anakan Anakan aglaonema biasanya muncul di samping tanaman induk. Pemisahan anakan perlu dilakukan agar tanaman tidak terlalu rimbun dan berdesakan perakarannya. Anakan sudah dapat dipisah dari induknya apabila telah mempunyai minimal 3 helai daun. Cara pemisahan anakan dapat dilakukan sebagaiberikut. 1. Keluarkan tanaman yang akan dipisahkan anakannya dari potnya. 2. Kurangi medianya agar batang penghubung induk dan anak terlihat. 3. Potong batang penghubung dengan pisau tajam yang steril. 4. Ambil anakannya untuk ditanam dalam pot yang lain. 3.2.2.3 Cangkok Menurut Arie W. Purwanto (2006) Perbanyakan tanaman menggunakan setek dan anakan memiliki kelemahan, antara lain membutuhkan waktu yang lama, daun yang muncul kecil-kecil, dan hanya sedikit jumlah bibit yang didapat. Untuk memperoleh bibit dalam jumlah yang lebih banyak, ada cara lain yang bias dilakukan, yaitu cangkok. Berikut ini adalah langkah-langkah mencangkok tanaman Aglaonema. 1. Sterilkan pisau tajam dengan alkohol 70%. 2. Toreh bagian batang yang hendak dicangkok sedalam sepertiga diameter batang dengan pisau yang sudah steril secara menyerong. 3. Bersihkan getah yang keluar dari torehan sampai benar-benar kering. 4. Potong tutup gelas air mineral. 5. Belah bagian pinggirnya hingga sampai dasar gels.

6. Lubangi dasar gelas dengan lebar disesuaikan ukuran batang tanaman. 7. Isi gelas air mineral dengan moss1 yang sudah direndam dalamzat perangsang tumbuh (ZPT) selama 1 jam. 8. Setelah dua minggu dan akar sudah tampak dari balik plastik, potong batang tepat di bawa hgelas air mineral tadi. 9. Tanam potongan batang tadi dalam pot yang baru. 3.3 Merawat Aglaonema dengan benar Menurut Leman (2007) pertumbuhan tanaman sangat tergantung dari perwatan yang diberikan. Tanaman kadang dapat tumbuh walaupun tanpa dirawat. Namun, penampilan dan pertumbuhan tanaman tersebut tidakakan optimal. Perawatan yang dapat dilakukan yaitu Agroklimat, penyiraman, pot, pemupukan, dan repotting. A. Agroklimat Faktor-faktor agroklimat meliputi cahaya, temperatur, dan kelembapan. Cahaya Tanaman membutuhkan cahaya matahari bagi pertumbuhan dan perkembangannya. Kebutuhan intensitas cahaya pada aglaonema adalah 3000-25000 foodcandle atau 70-90%. Oleh karena itu, aglaonema membutuhkan naungan pohon rindang. Tanda-tanda kelebihan cahaya matahari adalah daun aglaonema menjadi pucat, putih, dan ada titik gosong, serta daun terlihat cenderung tegak. Temperatur Temperatur optimal untuk aglaonema antara 24-29 C pada siang hari dan 18-21 C pada malam hari. Pada suhu 32 C, tanaman akan terbakar dan akhirnya mati. Kelembapan Kelembapan optimal untuk aglaonema berkisar antara 50-60%. Tingkat kelembapan ini diperlukan untuk menghindari penguapan yang terlalu tinggi. Kelembapan yang rendah di siang hari dapat diatasi dengan sprayer yang diatur nozlenya sehingga air keluar dalam bentuk kabut. Kelembapan yang tinggi mangakibatkan busuk akar dan tunas muda.

B. Penyiraman Frekuensi penyiraman yang sesuai dengan tanaman aglaonema adalah 2 atau 3 hari setelahnya. Jika diantara waktu tersebut lingkungan sangat kering maka dapat dilakukan penyemprotan air yang halus untuk meningkatkan kelembapan. Pada musim penghujan penyiraman dilakukan bila kelembapan media telah berkurang Pemupukan Untuk mencapai pertumbuhan yang optimal setiap tanaman

C.

membutuhkan unsurhara. Kebutuhan unsurhara dapat dipenuhi dengan cara pemberian pupuk. Pupuk yang biasa dipakai ialah pupuk NPK. Perbandingan ketiga unsur yang baik digunakan ialah 1:1:1 atau 3:1:2. Pupuk NPK diberikan melalui akar sehingga pupuk tersebut akan laru tdahulu, lalu diserap akar. Selain melalui akar, pemberian pupuk juga dapat melalui daun. Beberapa keuntungan penggunaan pupuk daun ialah cepat diserap oleh tanaman. Frekuensi penyiraman pupuk daun sangat tergantung pada jenis pupuk yang digunakan dan takarannya. Contoh pupuk yang dapat digunakannya itu Growmore, GandasilD, Hyponex, dan Vitabloom. Repotting Dengan perawatan yang baik, tanaman akan tumbuh dengan subur. Ukuran pot pun menjadi tidak seimbang dengan ukuran tanaman.Oleh karena itu, tanaman perlu dipindahkan ke pot yang lebih besar atau dipisahkan menjadi beberapa tanaman.Hilangkan akar-akar yang sakit, kering, atau busuk pada tanaman tersebut sebelum dipindahkan dipot yang baru.

D.

4. Kesimpulan Pemilihan indukan, pembudidayaan serta perawatan merupakan kunci untuk membuat suatu tanaman memiliki daya jual yang tinggi. Aglaonema atau Sri Rejeki merupakan salah satu jenis tanaman hias daun, karena keindahan tanaman ini terletak pada bentuk, corak, dan warna daunnya. Aglaonema termasuk tanaman yang sangat mudah diperbanyak. Perbanyakan tanaman dapat dilakukan secara generatif, yakni dengan biji ataupun secara vegetatif, yakni dengan setek, pemisahan anakan, dan pencangkokan. Cara perawatan Aglaonema dapat dilakukan dengan Agroklimat, penyiraman, pot, pemupukan, dan repotting.

DaftarPustaka
Junaedhie K.2007.Panduan PraktisPerawatanAglaonema.AgroMediaPustaka: Jakarta. Leman.2007.Tanaman PembawaKeberuntungan :Aglaonema.PenebarSwadaya: Jakarta. Purwanto AW.2010.Aglaonema: PesonaKecantikan Sang Ratudaun.Kanisius: Yogyakarta.

Pembudidayaan Sang Sri Rejeki

Disusun Oleh : Andani Putri Wibowo Fida Sumayyah Mahar Unggul H Riwanul M Siregar A24120087 A24120179 A24120120 A24120036

TINGKAT PERSIAPAN BERSAMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

Indeks

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL . i KATA PENGANTAR....................ii DAFTAR ISI . iii 1. PENDAHULUAN ..1 1.1 Latar Belakang .......1 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan 1.4 Metode Penyelesaian 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah dan Asal Usul Aglaonema 2.2 Syarat Tumbuh 2.3 Teknik Budidaya 3. PEMBAHASAN 3.1. Asal usul Aglaonema 3.2. Pembudidayaan Aglaonema 3.2.1. Secara Generatif 3.2.2. Secara Vegetatif 3.2.2.1. Setek 3.2.2.2. Pemisahan Anakan 3.2.2.3. Cangkok 3.3. Merawat Aglaonema dengan Benar 4. Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA INDEKS

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah dan Asal Usul Aglaonema Di Indonesia tanaman Aglaonema disebut Sri Rejeki, yang berarti tanaman pembawa keberuntungan. Di Thailand, Aglaonema dikenal sebagai siamese rainbow, yang artinya pelangi dari Thailand. Terlepas dari mitos tersebut, tanaman ini memang indah dan sedap dipandang mata sehingga menarik digunakan sebagai penghias taman (Purwanto 2010). 2.2 Syarat Tumbuh a) Cahaya Aglaonema membutuhkan sinar matahari yang cukup untuk proses fotosintesis. Cahaya matahari yang terlalu terik dapat membakar helai daun Aglaonema. Tandatanda kelebihan cahaya matahari adalah daun Aglaonema menjadi pucat, putih, dan bahkan ada titik-titik gosong atau terbakar, serta daun terlihat cenderung tegak (sudut antara daun dan batang kurang dari 45). Tegaknya daun itu sebetulnya merupakan mekanisme pertahanan diri Aglaonema agar cahaya yang menimpa daun tidak terlalu banyak (Ari W. Purwanto, 2006). b) Temperatur Aglaonema termasuk jenis tanaman yang membutuhkan tingkat kelembaban yang tinggi. Tanaman Aglaonema bisa bertahan sampai suhu 32 C. Aglaonema pada suhu diatas 32 C, tanaman akan terbakar dan akhirnya mati. Oleh karena itu, bila temperatur terlalu tinggi, sebaiknya segera dilakukan penyemprotan uap air di sekitar lingkungan tanaman agar temperatur dapat kembali normal (Ari W. Purwanto, 2006). c) Kelembapan Pada dasarnya tanaman Aglaonema hidup dibawah naungan pepohonan. Aglaonema tumbuh dengan baik pada kelembaban yang relative tinggi. Tanaman hias Aglaonema menyukai udara dengan kelembaban sekitar 50% yang merupakan perpaduan suhu ideal sekitar 250C pada siang hari dan 160C sampai 200C pada malam hari (Leman, 2007).

2.3 Teknik Budidaya 1. Media Tanam Media tanam adalah media yang digunakan untuk menumbuhkan tanaman atau bahan tanaman, tempat akar atau bakal akar akan tumbuh dan berkembang. Media tanam yang paling umum digunakan adalah tanah. Media tanam Aglaonema pada prinsipnya tidak harus menggunakan media khusus. Namun yang pasti media tersebut harus dapat menjaga kelembaban atau tidak terlalu basah dan mempunyai drainase yang baik. Beberapa bahan yang dapat digunakan sebagai media tanam antara lain potongan pakis, sekam bakar, pasir, dan cocopeat (Leman, 2006). 2. Perbanyakan Tanaman a. Perbanyakan secara generatif Aglaonema mulai berbunga setelah dewasa. Bunga tersebut berbentuk sepadiks dengan bunga berwarna putih. Bunga tersebut akan berkembang menjadi buah bila telah terjadi penyerbukan dan pembuahan. Media yang digunakan berupa campuran sekam bakar, cocopeat dan pasir. Sekitar 4 -6 bulan kemudian akan tumbuh tanaman-tanaman kecil. Bila telah mempunyai 3-5 daun, tanaman muda tersebut dapat dipindah ke dalam pot tunggal (Leman, 2006). b. Perbanyakan Secara Vegetatif Perbanyakan tanaman yang menggunakan stek dan anakan memiliki kelemahan, antara lain membutuhkan waktu lama, daun yang muncul kecil kecil, dan hanya sedikit jumlah bibit yang didapat. Untuk memperoleh jumlah bibit yang lebih banyak, ada cara lain yang bisa dilakukan, yaitu cangkok. vitamin B1 selama semalam (Ari W. Purwanto, 2006). Secara teknis kultur jaringan atau cloning terhadap Aglaonema dapat dilakukan, tetapi secara ekonomis dan praktis tidaklah efisien. Biaya yang dikeluarkan relatif mahal, sedangkan tanaman tersebut relatif membutuhkan waktu pertumbuhan lebih lama.Perbanyakan dengan kultur jaringan biasanya dilakukan untuk menghasilkan tanaman berjumlah banyak dan seragam pertumbuhannya (Leman, 2006).

You might also like