You are on page 1of 24

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR Gerak Harmonik Sederhana

Disusun oleh : Nama NPM Kelompok Hari / Tanggal Waktu Asisten : Ghina Khoerunisa : 240210120091 : 2 / B1 : Kamis, 18 Oktober 2012 : 13.00 15.00 WIB : Rijalul Fikri Rusyda Sofyan

LABORATORIUM FISIKA DASAR JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN UNIVERSITAS PADJAJARAN JATINANGOR 2012

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari terdapat banyak benda yang bergetar. Senar gitar yang sering anda mainkan, getaran garpu tala, atau getaran mobil ketika mesinnya dinyalakan. Ingat juga ketika kita tertawa terpingkal-pingkal tubuh anda juga bergetar, demikian juga rumah Anda yang bergetar dasyat hingga ambruk ketika terjadi gempa bumi. Namun, seringkali kita tidak menyadari akan hal tersebut. Hal ini tampak biasa bagi kita. Namun, jika diperhatikan secara seksama, setiap benda yang bergerak pasti ada yang menyebabkan benda tersebut bergerak. Gerakan tersebut disebabkan oleh getaran atau gerak osilasi. Pada hakikatnya setiap benda elastis mempunyai sebuah pergerakan apabila diberikan sebuah gaya tertentu. Bila pada suatu benda elastis diberikan gaya maka benda tersebut akan mengadakan suatu pergerakan yang berulang-ulang. Gerak tersebut bergerak relatif konstan tapi akan melemah pada akhirnya hingga akhirnya diam atau berhenti. Pergerakan benda dipengaruhi juga oleh beban benda itu sendiri. Pada sistem yang bentuknya mengalami perubahan akan memenuhi Hukum. Seperti yang telah diketahui bahwa Hukum Hooke berbunyi, pertambahan panjang sebanding dengan gaya tariknya, maka setiap sistem yang memenuhi Hukum Hooke akan bergetar dengan cara unik dan sederhana, atau disebut gerak harmonik sederhana. Perlu diingat bahwa hukum Hooke hanya berlaku untuk daerah elastik, tidak berlaku untuk daerah plastik maupun benda-benda plastik.Untuk menyelidiki berlakunya hukum Hooke ini, kita bisa melakukan percobaan dengan sebuah pegas. Pada praktikum ini, praktikan akan mengukur pertambahan panjang pegas dan besarnya gaya yang diberikan untuk menentukan percepatan gravitasi dan menentukan tetapan pegas dengan cara mencari periode getaran.

1.2. Tujuan

Adapun tujuan utama dari dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. 2. Mengungkapkan Hukum Hooke Memahami rumus gerak harmonik sederhana dan menyelesaikan soalsoalnya 3. Menentukan tetapan pegas dan massa efektif pegas dengan melaksanakan percobaan ayunan pegas yang dibebani serta membandingkannya dengan literatur. 4. Menentukan percepatan gravitasi dengan mengukur perpanjangan pegas yang dibebani serta membandingkannya denga literatur.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Dasar

Setiap benda yang mengalami getaran pasti mendapatkan gelombang. Getaran dapat didefinisikan sebagai gerak ke atas dan ke bawah suatu benda. Sedangkan gelombang diartikan sebagai getaran yang merambat. Untuk itu, getaran dan gelombang sangatlah erat hubungannya. Dalam ilmu fisika, istilah gerak periodik tentu sudah kita kenal. Gerak periodik adalah gerak berulang yang terjadi dalam selang waktu yang sama. Pergerakan partikel yang bergerak pada periodik dapat dinyatakan dalam fungsi sinus dan cosinus. Pernyataan yang memuat fungsi ini disebut harmonik, maka gerak periodik sering disebut sebagai gerak harmonik. Dalam setiap bentuk gerak gelombang, partikel-partikel medium yang dilalui gelombang akan bergetar dengan gerak harmonik. Bahkan hal ini juga berlaku untuk gelombang cahaya dan gelombang radio dalam ruang hampa, tetapi yang bergetar dalam hal ini bukanlah partikel materi, melainkan intensitas listrik dan magnet yang bersangkutan dengan gelombang tersebut. Gerak harmonik sederhana yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah getaran benda pada pegas dan getaran benda pada ayunan sederhana.

Gambar 1. Gerak harmonik sederhana

Gerak harmonik sederhana adalah gerak periodik dengan lintasan yang ditempuh selalu sama (tetap). Gerak Harmonik Sederhana mempunyai persamaan gerak dalam bentuk sinusiodal dan digunakan untuk menganalisis suatu gerak periodik tertentu.

2.2.

Gerak Harmonik Sederhana

Gerak harmonik sederhana dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu GHS Linier misalnya : penghisap dalam silinder gas, gerak osilasi air raksa/air dalam pipa U, gerak horisontal/vertikal dari pegas, dsb. GHS Angular misalnya : gerak bandul/bandul fisis, osilasi ayunan torsi, dsb. Gerak harmonis sederhana yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah getaran benda pada pegas dan getaran benda pada ayunan sederhana. Dan yang kali ini dipraktikumkan adalah getaran pada pegas. Semua pegas memiliki panjang alami sebagaimana tampak pada gambar a. Ketika sebuah benda dihubungkan ke ujung sebuah pegas, maka pegas akan meregang (bertambah panjang) sejauh y. Pegas akan mencapai titik kesetimbangan jika tidak diberikan gaya luar (ditarik atau digoyang), sebagaimana tampak pada gambar B. Jika beban ditarik ke bawah sejauh y1 dan dilepaskan (gambar c), benda akan akan bergerak ke B, ke D lalu kembali ke B dan C. Gerakannya terjadi secara berulang dan periodik.

2.3.

Hukum Hooke

Setiap sistem yang memenuhi hukum Hooke akan bergetar denan cara yang unik dan sederhana yang disebut dengan gerak harmonik sederhana. Setiap sistem yang melengkung terpuntir atau mengalami perubahan bentuk yang elastis dikatakan memenuhi hukum Hooke. Besar gaya pemulih F

ternyata berbanding lurus dengan negatif simpangan x dari pegas yang direntangkan atau ditekan dari posisi setimbang (posisi setimbang ketika x =0)

Gambar 2. Hukum Hooke Dapat dirumuskan sebagai berikut,

Persamaan ini dikenal sebagi hukum hooke, dimana k adalah konstanta dan x adalah simpangan. Hukum Hooke berlaku jika pegas tidak ditekan sampai kumparan pegas bersentuhan atau diregangkan sampai batas

elastisitas. Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya pemulih (F) mempunyai arah berlawanan dengan simpangan X. Berdasarkan hokum II Newton, benda berada dalam keadaan setimbang jika gaya total = 0. Gaya yang berkerja pada benda yang digantung adalah gaya pegas (F0 = -kx0)yang arahnya ke atas dan gaya berat (w = mg) yang arahnya ke bawah. Total kedua gaya ini sama dengan nol.

2.4.

Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas

Gambar 3. Gerak harmonik sederhana pada pegas

Semua pegas memiliki panjang alami sebagaimana tampak pada gambar a. Ketika sebuah benda dihubungkan ke ujung sebuah pegas, maka pegas akan meregang (bertambah panjang) sejauh y. Pegas akan mencapai titik

kesetimbangan jika tidak diberikan gaya luar (ditarik atau digoyang), sebagaimana tampak pada gambar B. Jika beban ditarik ke bawah sejauh y1 dan dilepaskan (gambar c), benda akan akan bergerak ke B, ke D lalu kembali ke B dan C. Gerakannya terjadi secara berulang dan periodik. Sekarang mari kita tinjau hubungan antara gaya dan simpangan yang dialami pegas. Kita tinjau pegas yang dipasang horisontal, di mana pada ujung pegas tersebut dikaitkan sebuah benda bermassa m. Massa benda kita abaikan, demikian juga dengan gaya gesekan, sehingga benda meluncur pada permukaan horisontal tanpa hambatan. Terlebih dahulu kita tetapkan arah positif ke kanan dan arah negatif ke kiri. Setiap pegas memiliki panjang alami, jika pada pegas tersebut tidak diberikan gaya. Pada kedaan ini, benda yang dikaitkan pada ujung pegas berada dalam posisi setimbang (lihat gambar a). 1.

Apabila benda ditarik ke kanan sejauh +x (pegas diregangkan), pegas akan memberikan gaya pemulih pada benda tersebut yang arahnya ke kiri sehingga benda kembali ke posisi setimbangnya (gambar b). 2.

Sebaliknya, jika benda ditarik ke kiri sejauh -x, pegas juga memberikan gaya pemulih untuk mengembalikan benda tersebut ke kanan sehingga benda kembali ke posisi setimbang (gambar c).

3.

Besar gaya pemulih F ternyata berbanding lurus dengan simpangan x dari pegas yang direntangkan atau ditekan dari posisi setimbang (posisi setimbang ketika x = 0). Secara matematis ditulis :

Persamaan ini sering dikenal sebagai hukum hooke dan dicetuskan oleh paman Robert Hooke. k adalah konstanta dan x adalah simpangan. Hukum Hooke akurat jika pegas tidak ditekan sampai kumparan pegas bersentuhan atau diregangkan sampai batas elastisitas. Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya pemulih alias F mempunyai arah berlawanan dengan simpangan x. Ketika kita menarik pegas ke kanan maka x bernilai positif, tetapi arah F ke kiri (berlawanan arah dengan simpangan x). Sebaliknya jika pegas ditekan, x berarah ke kiri (negatif), sedangkan gaya F bekerja ke kanan. Jadi gaya F selalu bekeja berlawanan arah dengan arah simpangan x. k adalah konstanta pegas. Konstanta pegas berkaitan dengan kaku atau lembut sebuah pegas. Semakin besar konstanta pegas (semakin kaku sebuah pegas), semakin besar gaya yang diperlukan untuk menekan atau meregangkan pegas. Sebaliknya semakin lembut sebuah pegas (semakin kecil konstanta pegas), semakin kecil gaya yang diperlukan untuk meregangkan pegas. Untuk meregangkan pegas sejauh x, kita akan memberikan gaya luar pada pegas, yang besarnya sama dengan F = +kx. Pegas dapat bergerak jika terlebih dahulu diberikan gaya luar. Amati bahwa besarnya gaya bergantung juga pada besar x (simpangan).

Sekarang mari kita tinjau lebih jauh apa yang terjadi jika pegas diregangkan sampai jarak x = A, kemudian dilepaskan (lihat gambar di bawah). 4.

Setelah pegas diregangkan, pegas menarik benda kembali ke posisi setimbang (x=0). Ketika melewati posisi setimbang, benda bergerak dengan laju yang tinggi karena telah diberi percepatan oleh gaya pemulih pegas. Ketika bergerak pada posisi setimbang, gaya pegas = 0, tetapi laju benda maksimum. 5.

Karena laju benda maksimum maka benda terus bergerak ke kiri. Gaya pemulih pegas kembali memperlambat gerakan benda sehingga laju benda perlahan-lahan menurun dan benda berhenti sejenak ketika berada pada x = -A. Pada titik ini, laju benda = 0, tetapi gaya pegas bernilai maksimum, di mana arahnya menuju ke kanan (menuju posisi setimbang).

6.

Benda tersebut bergerak kembali ke kanan menuju titik setimbang karena ditarik oleh gaya pemulih pegas tadi. Gerakan benda ke kanan dan ke kiri berulang secara periodik dan simetris antara x = A dan x = -A. 7.

Besaran fisika pada Gerak Harmonik Sederhana pada pegas pada dasarnya sama dengan ayunan sederhana, yakni terdapat periode, frekuensi dan amplitudo. Jarak x dari posisi setimbang disebut simpangan. Simpangan maksimum alias jarak terbesar dari titik setimbang disebut amplitudo (A). Satu getaran Gerak Harmonik Sederhana pada pegas adalah gerak bolak balik lengkap dari titik awal dan kembali ke titik yang sama. Misalnya jika benda diregangkan ke kanan, maka benda bergerak mulai dari titik x = 0, menuju titik x = A, kembali lagi ke titik x = 0, lalu bergerak menuju titik x = -A dan kembali ke titik x = 0.

2.5.

Periode (T)

Benda yang bergerak harmonis sederhana pada ayunan sederhana memiliki periode. Periode ayunan (T) adalah waktu yang diperlukan benda untuk melakukan satu getaran. Benda dikatakan melakukan satu getaran jika benda bergerak dari titik di mana benda tersebut mulai bergerak dan kembali lagi ke titik tersebut. Satuan periode adalah sekon atau detik.

m = massa benda dalam kg, k = tetapan pegas dalam N/m dan T = periode getaran dalam detik.

2.6.

Frekuensi (f) Frekuensi adalah banyaknya getaran yang dilakukan oleh benda selama

satu detik, yang dimaksudkan dengan getaran di sini adalah getaran lengkap. Satuan frekuensi adalah hertz. Dengan demikian selang waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu getaran adalah :

Selang waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu getaran adalah periode. Dengan demikian secara matematis hubungan antara periode dan frekuensi adalah sebagai berikut:

2.7.

Persamaan, Kecepatan, dan Percepatan Gerak Harmonik Sederhana

Persamaan pada gerak harmonik sederhana

Keterangan : Y = simpangan ( m ) A = simpangan maksimum (amplitudo) ( t = waktu ( s ) Jika posisi sudut awal adalah 0, maka persamaan gerak harmonik sederhana menjadi: )

Kecepatan pada gerak harmonik sederhana

Dari persamaan gerak harmonik sederhana Kecepatan gerak harmonik sederhana :

Kecepatan maksimum diperoleh jika nilai vmaksimum sederhana := A

atau

, sehingga :

Percepatan pada gerak harmonik Dari persamaan kecepatan : , maka:

Percepatan maksimum jika

atau

= 900 =

Keterangan : a maks = percepatan maksimum A = amplitudo = kecepatan sudut

BAB III METODOLOGI

3.1. Alat dan Bahan

3.1.1. Alat 1. Statif Berfungsi sebagai tempat untuk menggantungkan pegas spiral 2. Skala pelengkap statif Berfungsi untuk menunjukkan skala penambahan atau pengurangan panjang pegas 3. Pegas Spiral Berfungsi sebagai alat penentu konstanta pegas 4. Ember tempat menaruh beban Berfungsi sebagai tempat menaruh beban 5. Stopwatch Berfungsi untuk mengukur selang waktu ayunan pegas 6. Kalkulator scientifict

3.1.2.

Bahan 1. Beban tambahan Berfungsi sebagai pemberat

3.2. Prosedur

3.2.1.

Percobaan Menentukan Tetapan Pegas :

1. Menggantungkan pegas pada statip lalu gantungkan tabung kosong dibawahnya. Tariklah sedikit tabung tersebut kebawah kemudian lepaskan. Catatlah waktu yang diperlukan untuk 10 getaran. 2. Menjelaskan mengapa mengamati 10 getaran memberikan hasil yang lebih teliti daripada satu getaran saja.

3. Mengulangi pengukuran itu dengan menambahkan 2 keping beban setiap kali, hingga terakhir 10 keping beban digunakan. 4. Mengolah data sesuai dengan tabel. 5. Menimbang masing masing beban dan juga pegas, catatkan hasilnya dan lengkapilah tabel data yang tersedia. 6. Membuat grafik antara T2 terhadap massa total beban yang digunakan. 7. Menentukan nilai rata rata tetapan pegas dari grafik diatas lengkap dengan ketidakpastiannya.

3.2.2. Percobaan Menentukan Percepatan Gravitasi 1. Mengatur skala demikian rupa hingga jarum menunjuk pada bagian skala itu. Catatlah berturut turut penunjukan jarum ketika tabung kosong, kemudian ditambah satu persatu hingga beban ke-10 lalu dikurangi satu persatu hingga tabung kosong kembali. 2. Mengolah data anda dengan melengkapi tabel yang tersedia. 3. Membuat grafik (dikertas grafik) antara simpangan dan massa beban. 4. Menentukan percepatan grafitasi dari grafik diatas. 5. Membandingkan hasil anda dengan hasil percepatan gravitasi menurut lliteratur di daerah Bandung adalah 9,78 m/s2. 6. Memberikan usulan dan saran.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Percobaan

1.

Data mpegas member = ( 9,95 x 10 = ( 63,60 x 10 ) kg ) kg ) kg

m1 sd. m0 = ( 5 x 10

2.

Tabel

Tabel I (Menentukan Tetapan Pegas) Beban member member + m1 + m2 member + + m4 member + + m6 member + + m8 member + + m10 m 0,5 x 10-3 (Kg) 6,36 x 10-2 7,36 x 10-2 8,36 x 10-2 9,36 x 10-2 10,36 x 10-2 11,36 x 10-2 t (10T) 0,5 x 10 (s) 5,98 6,48 7,42 7,78 8,73 9,04
-3

T = t/10 (s) 0,598 0,648 0,742 0,778 0,873 0,904

T2 (s2) 0,358 0,420 0,551 0,605 0,765 0,813

Setelah itu dicari A,B, dan r yang berasal dari data-data pada table di atas. Hasil penghitungan A,B, dan r menggunakan regresi linear pada kalkulator yaitu : A = -0,2688 B = 9,6428 y = 9,6428x 0,2688 r = 0,9916 y = Bx + A

setelah itu, diadakan penghitungan K dengan rumus : k = = 4,094 N/m

setelah diketahui K, maka dilakukan penghitungan untuk mencari m pegas, yaitu : m pegas = |4 2| = |
-0,133 6357,23 4 A

= 0,028 kg

Massa efektif > massa sebenarnya 0,028 0,00995

Tabel II (Menentukan Percepatan Gravitasi) Xo = 0 m F = m.g (N) 4,89 x 10-2 9,78 x 10-2 14,67 x 10-2 19,56 x 10-2 24,45 x 10-2 29,34 x 10-2 34,23 x 10-2 39,12 x 10-2 44,01 x 10-2 48,90 x 10-2 (X+ ) (m) 0,6 x 10-2 1,9 x 10-2 2,9 x 10-2 3,6 x 10-2 5,0 x 10-2 6,0 x 10-2 6,9 x 10-2 8,3 x 10-2 9,2 x 10-2 10,2 x 10-2 (X) (m) 0,6 x 10-2 1,6 x 10-2 2,6 x 10-2 3,5 x 10-2 4,7 x 10-2 5,6 x 10-2 6,8 x 10-2 8,2 x 10-2 9,0 x 10-2 10,2 x 10-2 (<X> ) (m) 0,6 x 10-2 1,75 x 10-2 2,75 x 10-2 3,55 x 10-2 4,85 x 10-2 5,80 x 10-2 6,85 x 10-2 8,25 x 10-2 9,10 x 10-2 10,2 x 10-2 X= <X> - Xo (m) 0,6 x 10-2 1,75 x 10-2 2,75 x 10-2 3,55 x 10-2 4,85 x 10-2 5,80 x 10-2 6,85 x 10-2 8,25 x 10-2 9,10 x 10-2 10,2 x 10-2

Beban

m1 m1 + m2 m1 + + m3 m1 + + m4 m1 + + m5 m1 + + m6 m1 + + m7 m1 + + m8 m1 + + m9 m1 + + m10

Setelah itu, dilakukan penghitungan A,B,r menggunakan regresi linear pada kalkulator, hasil A,B,r yang didapat dari penghitungan adalah, A = -5,033 x 10-3 B = 2,135757576 r = 0,999278631 y = Bx + A y = 2,135757576x - 5,033 x 10-3

Lalu,setelah didapat hasil di atas, dilakukan lagi penghitungan g yaitu sebagai berikut, g=BxK = 2,135757576 x 4,094 = 8,74 m/s2 .

gravitasi 8,74

<

gravitasi sebenarnya 9,78

3.

Grafik

0.9 0.8 0.7 0.6 T2 (s2) 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 0 2 4 10-2 6 (kg) 8 massa beban .... x Linear (grafik T2 terhadap massa) grafik T2 terhadap massa y = 0.0961x + 0.2489 R = 0.9816

Gambar 4. Grafik T2 terhadap massa beban

12 10 <X>..... x 10-2 (m) 8 6 4 2 0 0 10 20 30 40 10-2 (kg) 50 60 massa beban .... x grafik <X> terhadap massa Linear (grafik <X> terhadap massa) y = 0.2184x - 0.5033 R = 0.9986

Gambar 5. Grafik <X> terhadap massa beban

4.3.Pembahasan Praktikum kali ini mengenai Gerak Harmonik Sederhana, dimana gerak harmonik sederhana adalah gerak periodik dengan lintasan yang ditempuh selalu sama (tetap). GHS mempunyai persamaan gerak dalam bentuk sinusoidal dan digunakan untuk menganalisis suatu gerak periodik tertentu. Gerak harmonik sederhana salah satu contohnya adalah getaran pada pegas yang dilakukan pada percobaan ini. Yang dilakukan ada dua langkah, yaitu percobaan menentukan tetapan pegas dan massa efektif pegas yang nantinya akan dibandingkan dengan massa pegas yang sesungguhnya, dan percobaan menentukan percepatan gravitasi yang nantinya juga akan dibandingkan dengan percepatan gravitasi yang sesungguhnya. Pada percobaan pertama beban ditambahkan pada ember yang digantung secara bertahap,kemudian dicatat waktu yang diperlukan pegas untuk mengalami sepuluh kali getaran. Dari data tersebut kemudian dapat diketahui periode beban tersebut. Hasil tersebut dicari dengan tiga cara yaitu cara perhitungan biasa melalui tabel, cara grafik dan cara kalkulator.

Melalui perhitungan dengan menggunakan kalkulator. Setelah ditemukan nilai a, b dan r, langkah selanjutnya adalah memasukan pada rumus untuk mencari konstanta dan masa pegas. Konstanta dicari dengan menggunakan rumus k = ,

dan dihasilkan nilai sebesar 4,094 N/m. Kemudian massa pegas dicari dengan menggunakan rumus yang menghasilkan nilai 0,028 kg. Hasil ini

berbeda dengan teori yang ada, dimana menurut teori, massa efektif pegas akan sama dengan massa pegas sesungguhnya. Tetapi dari hasil percobaan didapat massa efektif pegas justru lebih besar daripada massa pegas sesungguhnya yaitu 0,0095 kg. Pada cara grafik pun terlihat jelas bahwa grafik tidak linier, terjadi naik turun secara tidak teratur. Hal ini menunjukan bahwa percobaan yang dilakukan tidak begitu akurat. Perbedaan antara kedua massa sangat jauh berbeda. Percobaan yang kedua, praktikan menggunakan alat berupa pegas dan bebannya berupa logam yang sekaligus berperan sebagai bahan dalam praktikum. Praktikan diberikan beban yang massannya berbeda-beda untuk menentukan

ketetapan pegas yang digunakan, massa pegas efektif dan percepatan gravitasi bumi. Sebenarnya, dalam literatur sudah terdapat nilai nilai tersebut. Namun diharapkan praktikan bisa membuktikannya. Pada tabel II dapat dilihat pada penambahan tiap keping (X+) dengan pengurangan tiap keping (X-) datanya tidak sama. Menurut teori, seharusnya data yang didapat akan sama, karena massa keping yang ditambah dan yang dikurangi sama. Sekali lagi hal ini mungkin terjadi karena pemakaian alat yang kurang baik. Pegas yang digunakan sudah sering dipakai sehingga tingkat keelastisannya berkurang. Selain itu, grafik yang menunjukan hubungan antara T2 dengan massa beban diperoleh tidak linear, padahal menurut teorinya linear. Hal ini terjadi karena data-data nya kurang akurat. Pada akhir percobaan, kelompok kami mendapatkan nilai percepatan gravitasi sebesar 9,78 m/s2. Kesalahan yang terjadi bisa disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya kesalahan dalam membaca skala, kesalahan memahami konsep, kesalahan dalam penyimpulan, kondisi alat sudah kurang akurat, alat sedang mengalami gangguan. percepatan gravitasi sebesar 8,74 m/s2. Hasil ini tidak sesuai dengan literatur, yaitu

Selain itu, kesalahan dapat terjadi karena faktor ketidaktelitian dalam pengukuran, yaitu karena kesalahan sistematis, seperti kesalahan kalibrasi (faktor alat). Kesalahan dalam cara pemasangan alat pun sangat mempengaruhi. Selain itu juga, kesalahan bisa disebabkan kelelahan alat yang sering dipakai terus menerus sehingga kondisi alat kurang baik dan tidak akurat lagi, seperti pegas yang digunakan untuk ternyata posisinya miring dan tidak seimbang, sehingga dalam pembacaan rentan mengalami kesalahan. Kemungkinan pegas yang digunakan sudah tidak terlalu baik keadaannya, akibat terlalu sering digunakan. Belum lagi kesalahan yang disebabkan karena beban yang digunakan ternyata mengalami penambahan beban dari kertas-kertas yang menempel di beban. Hal itu pun dapat mempengaruhi perhitungan dan menyebabkan kesalahan terjadi. Kesalahan pun dapat terjadi ketika membaca nilai skala (keslahan sudut pandang), pembaca berpindah-pindah tempat ketika membacanya atau tidak tepat melihatnya. Kemudian yang paling sering terjadi adalah keteledoran pengamat dalam membaca hasil pengukuran terlalu tergesa-gesa dan kurang teliti. Perbedaan hasil pengukuran juga dapat terjadi karena pada saat peregangan pegas selama sepuluh kali tidak sama (berbeda-beda ketika menarik pegasnya), juga kemungkinan kesalahan terjadi pada saat pegas mulai dilepaskan setelah diregangkan, tidak berbarengan dengan waktu yang mulai dihitung dari stopwatch. Hal-hal tersebutlah yang sangat mungkin menyebabkan terjadinya kesalahan dalam praktikum kali ini.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Gerak Harmonik Sederhana (GHS) adalah gerak periodik dengan lintasan yang ditempuh selalu sama (tetap) 2. Tetapan pegas bergantung pada massa beban pada pegasdan periodenya 3. Massa pegas efektif yang didapatkan adalah 28 x 10-3 kg lebih besar dari massa efektif pegas dalam literatur 9,95 x 10 ) kg

4. Percepatan gravitasi berhubungan dengan tetapan pegas, massa beban, dan pertambahan panjang pegas.. 5. Hasil penghitungan percepatan gravitasi yang didapat adalah 9,27 m/s2 lebih kecil, jika dibandingkan dengan literatur. 6. Perbedaan nilai percepatan gravitasi disebabkan oleh faktor ketidaktelitian pengamatan, kondisi alat yang kurang baik terutama pegas, dan ketidaktelitian dalam perhitungan.

5.2. Saran

Disarankan pada setiap orang yang akan melaksanakan praktikum gerak harmonik sederhana harus: 1. Memahami konsep dan prinsip dari hukum Hooke, getaran, frekuensi, perode dan konsep lain yang berhubungan dengan gerak harmonik sederhana 2. Jika ingin mendapat data yang akurat, disarankan menggunakan alat yang masih baik 3. Sebaiknya perhitungan pada pantulan pegas dan stopwatch ketika dihentikan harus dilakukan oleh satu orang saja agar data yang dihasilkan lebih akurat.

4. Sebelum melakukan percobaan, alat yang digunakan harus dipastikan dulu keakuratannya agar pada saat melaksanakan praktikum tidak ada hambatan dan mendapatkan hasil yang akurat mengenai perbandingan antara tetapan gravitasi dengan nilai gravitasi pada praktikum

DAFTAR PUSTAKA

Zaida, Drs.,M.Si.. 2012. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Jatinangor: UNPAD

Bueche, Frederick. 2006. Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga

Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid I (terjemahan). Jakarta : Penerbit Erlangga.

Halliday dan Resnick .1991. Fisika Jilid I, Terjemahan. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Kanginan, Martheen. 2004. Fisika SMA 2A. Erlangga:Jakarta.

Tipler, P.A.1998. Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan). Jakarta : Penerbit Erlangga.

Young, Hugh D. & Freedman, Roger A. 2002. Fisika Universitas (terjemahan). Jakarta : Penerbit Erlangga.

Zemansky, Sears. 1994.Fisika Universitas I. Jakarta: Erlangga

Judin.

2009.

Avaliable

at

http://www.tz-

fisika.net/index.php?option=com_content&view=article&id=5&Itemid=133 (diakses pada: 24 Oktober 2012 pukul 21.23)

You might also like