You are on page 1of 15

Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling

Pengantar Telah dimaklumi bersama bahwa bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dalam keseluruhan sistem pendidikan khususnya di sekolah. Oleh karena itu setiap personal sekolah seyogyanya memahami makna Bimbingan dan Konseling serta dapat menempatkan diri secara tepat dalam pelaksanaanya. Di pihak lain, guru sebagai salah satu pendukung unsur pelaksana pendidik mempunyai tanggung jawab sebagai pendukung pelaksana layanan bimbingan di sekolah, di samping menggunakan pendekatan bimbingan dalam proses belajar mengajar. Agar dapat melaksanakan fungsinya dengan baik maka para guru dituntut untuk memiliki wawasan yang memadai terhadap konsep-konsep dasar Bimbingan dan Konseling di sekolah. LATAR BELAKANG BIMBINGAN DAN KONSELING Bimbingan dan Konseling itu dirasakan perlu dan mendesak untuk dilaksanakan di dalam keseluruhan program pendidikan. Kebutuhan pelaksanaan Bimbingan dan Konseling berlatar belakang beberapa aspek yang meliputi aspek sosio-kultural, aspek psikologis, dan aspek pendidikan pada umumnya. Pengertian Bimbingan dan Konseling sangat erat kaitannya dengan pengertian pendidikan. Oleh karena itu Bimbingan dan Konseling menduduki tempat yang sangat penting dalam pendidikan. Bagian ini membicarakan latar belakang kebutuhan dan pelaksanaan Bimbingan dan Konseling dalam pendidikan khususnya di sekolah. 1. Latar Belakang Sosio-Kultural Perkembangan zaman banyak menimbulkan perubahan dan kemajuan dalan berbagai segi kehidupan dalam masyarakat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan perubahan-perubahan di dalam berbagai aspek kehidupan seperti aspek sosial, politik, ekonomi, industri, dan sebagainya. Perkembangan berbagai lapangan kerja, masalah hubungan sosial, masalah tenaga ahli, masalah pengangguran dan sebagainya merupakan beberapa diantara masalah-masalah yang sering terjadi sebagai akibat perubahan dan kemajuan tersebut. Di samping itu pula pertambahan penduduk yang kian meningkat telah menambah kompleksnya masalah yang di hadapi. Keadaan seperti itu di atas berpengaruh pula kepada kehidupan individu sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat. Individu dihadapkan pada situasi yang penuh dengan perubahanperubahan yang serba kompleks itu. Seperti telah disinggung diatas, perubahan dan perkembangan zaman modern menimbulkan berbagai masalah yang menyangkut dengan kompleksnya jenis-jenis dan syarat-syarat pekerjaan, jenis dan pola kehidupan, jenis dan kesempatan pendidikan, persaingan antar individu dan sebagainya. Dengan demikian individu dituntut untuk lebih mampu menghadapi berbagai masalah seperti masalah penyesuaian diri, masalah pemilihan pekerjaan, masalah perencanaan dan pemilihan pendidikan, masalah hubungfan sosial, masalah keluarga, masalah keuangan, masalah pribadi. Dapat dimaklumi bahwa tiap individu dapat berhasil dengan sebaik-baiknya menghadapi masalah-masalah yang dihadapinya. Dalam hal ini individu-individu tertentu perlu mendapatkan bantuan yang memadai dalam usaha mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh masalah-masalah yang dihadapinya itu. Sekolah tidak dapat melepaskan diri dari situasi kehidupan masyarakat dan mempunyai tanggung

jawab untuk membantu para mahasiswa baik sebagai pribadi maupun sebagai calon anggota masyarakat. Sebagai suatu lembaga pendidikan formal, sekolah bertanggung jawab untuk mendidik dan menyiapkan siswa agar berhasil menyesuaikan diri di masyarakat dan mampu menyelesaikan semua masalah yang dihadapinya. Kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu diantara kegiatan yang diberikan oleh sekolah namun kegiatan itu saja belum cukup memadai dalam menyiapkan siswa untuk terjun ke masyarakat dengan berhasil. Oleh karena itu sekolah hendaknya memberikan bantuan secara pribadi kepada siswa agar mampu memecahkan masalah pribadi yang dihadapinya. Siswa hendaknya dibantu agar apa yang mereka terima di sekolah dapat merupakan bekal utnuk menjadi anggota masyarakat yang mandiri dan mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Di dalam situasi inilah Bimbingan dan Konseling akan terasa diperlukan sebagai suatu bentuk bantuan kepada siswa. Program Bimbingan dan Konseling membantu berhasilnya program pendidikan pada umumnya. 2. Latar Belakang Paedadogis Dalam bidang pendidikan, bimbingan berkembang sangat pesat sehingga akhirnya mendapat tempat dan peranan yang amat penting dalam keseluruhan salam proses pendidikan. Bimbingan dipandang sebagai salah satu komponen yang tak terpisahkan dari komponen-komponen yang lainnya. Di Indonesia Perkembangan bimbingan dimulai dalam bidang bimbingan khususnya pendidikan formal di sekolah. Kurikulum 1975 dan 1976 merupakan wadah fotmal bagi pelaksanaan bimbingan dalam pendidikan di sekolah. Dengan adanya kebijaksanaan pemetintah untuk menyempurnakan kurikulum menjadi kurikulum yang lebih sesuai dengan tuntutan masyarakat, yang kemudian dikenal dengan kurikulum 1984, maka tuntutan bimbingan sesuai fungsi dan peranan yang lebih besar. Sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah, pendidikan diartikan sebagai suatu udaha sadar untuk mengembangkan kepribadian yang berlangsung di sekolah maupun di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Sedangkan tujuan pendidikan sebagaimana dikemukakan dalam GBHN adalah Untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, mempertebal, semangat kebangsaan, dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Dari pengertian dan tujuan diatas jelas yang menjadi tujuan inti dari pendidikan adalah pengembangan kepribadian dari setiap anak didik secara pribadi . Dengan demikian setiap kegiatan proses pendidikan diarahkan kepada tercapainya pribasi-pribadi yang berkembang, maka kegiatan pendidikan hendahnya bersifat menyeluruh yang tidak hanya berupa kegiatan instruksional ( pengajaran ), akan tetapi meliputi kegiatan yang menjamin bahwa setiap anak didik secara pribadi mendapat layanan sehingga akhirnya dapat berkembang secara optimal. Kegiatan pendidikan yang diinginkan seperti tersebut di atas, adalah kegiatan pendidikan yang ditandai dengan pengadministrasian yang baik, kurikulum beserta proses belajar mengajar yang memadai, dan layanan pribadi kepada anak didik melalui bimbingan. Dalam hubungan inilah bimbingan mempunyai peranan yang amat penting dalam pendidikan, yaitu membantu setiap pribadi anak didik agar berkembang secara optimal. Dengan baik maka hasil pendidikan sesungguhnya akan tercermin pada pribadi anak didik yang berkembang secara akademik, psikologis maupun sosial. Kalau kita menyimak kenyataan yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia pada umumnya, masih terdapat kecendrungan bahwa pendidikan belum sepenuhnya dapat membantu

perkembangan kepribadian anak didik secara optimal. Hal ini nampak antara lain dalam gejalagejala: putus sekolah, tinggal kelas, lambat belajar, berprestasi rendah, kekurang percayaan masyarakat terhadap hasil pendidikan, dan sebagainya. Secara psikologis masih banyak adanya gejala-gejala perkembangan kepribadian yang kurang matang, gejala salah duai, kurang percaya diri, kecemasan,putus asa, bersikap santai, kurang responsive, ketergantungan, pribadi yang tidak seimbang, dam sebagainya. Demikian juga secara social asa kecendrungan anak didik belum memiliki kemampuan penyesuaian social secara memadai. Sehubungan dengan itu layanan bimbingan dirasakan amat berperanan dalam membantu proses dan pencapaian tujuan pendidikan secara paripurna. a. Perkembangan pendidikan Sebagai suatu proses yang dinamis, pendidikan akan senantiasa berkembang dari saat ke saat sesuai dengan perkembangan yang terjadi dilingkungan umumnya. Salah satu ciri dari perkembangan pendidikan asanya perubahan-perubahan dalam berbagai komponen susunan pendidikan seperti kurukulum, strategi belajar mengajar, alat bantu belajar, sumber-sumber dan lain sebagainya. Perkembangan ini sudah tentu akan mempengaruhi kehidupan para siswa baik dalam bidang akademik, sosial maupun pribadi. Para siswa diharapkan mampu menyesuaikan diri dengan setiap perkembangan pendidikan yang terjadi untuk mencapai sukses yang berarti dalam keseluruhan proses belajarnya. Proses penyesuaian siri para siswa memerlukan bantuan yang sistematis melalui pelayanan bimbingan, dan penyuluhan bagi para siswa pada hakikatnya merupakan salah satu konsekuensi dari perkembangan pendidikan. b.Peranan Guru Sebagai pendidik tugas dan tanggung jawab guru yang paling utama ialah mendidik yaitu membantu subyek didik untuk mencapai kedewasaan. Intuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik maka seorang guru hendaknya memahami segala aspek pribadi anak didik baik segi jasmani maupun segi psikis. Guru hendaknya mengenal dan memahami tingkat perkembangan anak didik, system motivasi / kebutuhan, pribadi, kecakapan, kesehatan mental dan sebagainya. Tindakan bijaksana akan timbul juga apabila guru benar-benar memahami dirinya. Memahami dan mengenal siswa tidak mungkin dapat dilakukan dengan baik tanpa mengenal dan memahami dirinya sendiri. Guru harus mempunyai informasi yang cukup untuk dirinya sehubungan dengan peranannya, pekerjaan, kebutuhan dan motivasinya, kesehatan mentalnya, dan tingkat kecakapan yang harus dimilikinya. Jenis-jenis informasi tentang dirinya sangatlah membantu para guru itu sendiri dalam mengatasi berbagai masalah yang timbul dalam tugasnya, seperti konflik, ilustrasi, maladjusment ( ketidakmampuan menyesuaikan diri ), dan sebagainya. Agar guru dapat memahami dan membantu siswa dengan sebaik-baiknya maka guru itu sendiri harus menghindari masalahmasalah tersebut di atas. Seseuai dengan bidang tugasnya, maka seorang guru tidak hanya berperan dalam interaksi dengan siswa tetapi interaksi yang mencakup ruang lingkup lingkungan social yang lebih luas baik dalam keluarga, sekolah maupun variasi peranan guru. Dalam hubungan dengan kegiatan pengajaran dan administratif, seorang guru dapat berperan sebagai : 1) Pengambilan inisiatif, pengarah dan penilai kegiatan-kegiatan pendidikan. Hal ini berarti bahwa guru turut serta memikirkan kegiatan-kegiatan pendidikan yang direnganakan serta nilianya. 2) Wakil masyarakat, yang berarti dalam lingkungan sekolah guru menjadi suatu masyarakat.

Guru harus mengerminkan suasana dan kemauan masyarakat dalam arti yang baik. 3) Orang yang ahli, dalam mata pelajaran. Bahwa guru bertanggung jawab untuk mewariskan kebudayaan kepada generasi muda yang berupa pengetahuan, hendaknya akan diajarkannya baik isi maupun metode. 4) Penegak disiplin, yaitu harus menjaga agat tercapai suatu disiplin. 5) Pelaksana administrasi pendidikan. Disanping menjadi pengajar, guru pun bertanggung jawab akan kelancaran jalannya pendidikan. Dan ia harus mampu melalsanakan kegiatan-kegiatan administrative. 6) Pemimpin generasi muda. Masa depan generasi muda terletak ditangan guru. Guru berperan sebagai pemimpin mereka dalam mempersiapkan diri untuk menjadi masyarakat anggota masyarakat yang dewasa. 7) Penterjemah kepada masyarakat, artinya guru berperan untuk menyampaikan segala perkembangan kemajuan dunia sekitar kepada masyarakat, khususnya untuk masalah-masalah pendidikan. Dilihat dari segi dirinya sendiri (self oriented ), seorang guru harus berperan sebagai : 1) Petugas sosial, yaitu : seseorang yang harus membantu untuk kepentingan masyarakat. Dalam kegiatan-kegiatan masyarakat guru senantiasa merupakan petugas-petugas yang dapat dipercaya dalam berpartisipasi di dalamnya. 2) Pelajar dan ilmuwan, yaitu : sebagai yang senantiasa terus-menerus menuntut ilmu pengetahuan. Dengan berbagai cara setiap saat guru senantiasa belajar untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan. Di samping itu guru menjadi spesialisasi, misalnya seorang guru matematika akan menjadi wakil dari dunia matematika. 3) Orang tua, yaitu : mewakili orang tua murid di sekolah dalam pendidikan anaknya. Sekolah merupakan lembaga pendidikan setelah keluarga, sehungga dalam arti luas sekolah dapat merupakan keluarga dimana guru berperan sebagai orang tua dari siswa-siswanya. 4) Pencari teladan, yaitu : yang senantiasa mencarikan teladan yang baik untuk siswa bahkan bagi seluruh masyarakat. Guru menjadi ukuran bagi norma-norma tingkah laku. 5) Pencari keamanan, yaitu : yang senantiasa mencarikan rasa aman bagi orang lain ( siswa ). Guru menjadi tempat berlindung bagi siswa untuk memperoleh rasa aman dan puas didalamnya. Peranan guru dilihat secara psikologis, guru dipandang sebagai : 1) Ahli psikologi pendidikan yaitu petugas psikologi dalam pendidikan yang melaksanakan tugasnya atas dasar prinsip-prinsip psikologi. 2) Seniman dalam hubungan antar manusia ( artist in human relation ), yaitu orang yang mampu membuat hubungan antar manusia untuk tujuan tertentu, khususnya dalam kegiatan pendidikan 3) Pembentuk kelompok sebagai jalan atau alat dalam pendidikan . 4) Catalytic agent, yaitu orang yang mempunyai pengaruh dalam menimbulkan pembaharuan. Sering pula peranan ini disebut sebagai innovator ( pembaharu ). 5) Petugas kesehatan mental ( Mental Hygine Worker ) yang bertanggung jawab terhadap pembinaan kesehatan mental khususnya kedehatan mental siswa. C. Guru sebagai direktur belajar ( Director of learning ) Pengertian proses belajar mengajar mempunyai makna yang lebih luas dan lebih berarti daripada pengertian mengajar. Dalam proses belajar mengajar tersirat adanya suatu kesatuan aktivitas yang tak terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar. Seperti kita maklumi bersama bahwa proses belajar merupakan proses terjadinya perubahan

tingkah laku, yang berarti bahwa seseorang yang melalui suatu proses belajar akan mengalami perubahan tingkah laku. Selanjutnya dalam peranannya sebagai direktur belajar, guru hendaknya senantiasa berusaha untuk menimbulkan, memelihara, dan meningkatkan motivasi anak untuk belajar. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa motif berprestasi mempunyai korelasi positif dan cukup berarti terhadap pencapaian prestasi belajar. Hal ini berarti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar hanya ditentukan oleh tinggi rendahnya motif berprestasi. Dalam hubungan ini guru mempunyai fungsi sebagai motivator dari keseluruhan kegiatan belajar mengajar. Sebagai direktur belajar, pendekatan yang dipergunakan dalam proses belajar mengajar tidak hanya melalui pendekatan instruksional akan tetapi disertai dengan pendekatan pribadi ( personal approach ). Melalui pendekatan pribadi ini diharapkan guru dapat mengenal dan memahami siswa secara lebih mendalam sehingga dapat membantu dalam keseluruhan proses belajarnya. Dengan perkataan lain, sebagai direktur belajar guru berperan sebagai pembimbing dalam prosese belajar mengajar. Sebagai pembimbing dalam belajar guru diharuskan mampu untuk : 1) Mengenal dan memahami setiap siswa baik secara individu maupun kelompok baik secara individu maupun kelompok; 2) Memberikan informasi-informasi yang diperlukan dalam proses belajar. 3) Memberikan kesempatan yang memadai agar setiap siswa dapat belajar sesuai dengan karakteristik pribadinya; 4) Membantu setiap siswa dalam mengatasi masalah-masalah pribadi yang dihadapinya; 5) Menilai keberhasilan setiap langkah kegiatan yang telah dilakukan; Dari uraian diatas ada tiga hal pokok yang menjadi latar belakang perlunya bimbingan dari dilihat dari segi pendidikan. Pertama, adalah dilihat dari hakekat pendidikan sebagai suatu usaha sadar dalam mengembangkan kepribadian. Hal ini mengandung implikasi, bahwa dalam proses pendidikan, menuntut adanya perkembangan yang lebih luas dari sekedar pengajaran. Pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan pribadi melalui layanan bimbingan dan konseling. Kedua, pendidikan senantiasa berkembang secara dinamis dan karenanya selalu terjadi perubahan-perubahan dan penyesuaian dalam komponen-komponennya. Dalam menghadapi perkembangan ini para siswa sebagai subjek didik memerlukan bantuan dalam penyesuaian diri melalui layanan bimbingan. Ketiga pada hakikatnya guru mempunyai peranan yang tidak hanya sebagai pengajar akan tetapi lebih luas dari itu, yaitu sebagai pendidik. Sebagai pendidik maka guru seyogyanya dapat menggunakan pendekatan-pendekatan pribadi dalam mendidik para siswanya. Pendekatan pribadi ini diwujudkan melalui layanan bimbingan. 3. Latar Belakang Psikologis Dalam proses pendidikan disekolah, siswa sebagai subjek didik merupakan pribadi-pribadi yang unik dengan segala karakteristiknya. Siswa sebagai individu yang dinamis dan berada dalam proses perkembangan memiliki kebutuhan dan dinamika dalam interaksinya dengan lingkungannya. Sebagai pribadi yang unik terdapat perbedaan individual antara siswa yang satu dengan yang lainnya. Disamping itu, siswa sebagai pelajar, senantiasa terjadi adanya perubahan tingkah laku sebagai hasil proses belajar. Hal tersebut diatas merupakan beberapa aspek psikologis dalam pendidikan yang bersumber pada siswa sebagai subjek didik, dan dapat menimbulkan berbagai masalah, timbulnya masalahmasalah psikologis menuntut adanya upaya pemecahan melalui pendekatan psikologis pula.

Upaya ini dilakukan melalui layanan bimbingan dan konseling. Berikut ini akan diuraikan mengenai beberapa masalah psikologis yang merupakan latar belakang perlunya di sekolah. a. Masalah perkembangan individu Sejak individu terbentuk sebagai suatu organisme, yaitu pada masa konsepsi ( masa dibuahinya sel telur oleh sperma ) yang terjadi dalam kandungan Ibui, individu terus tumbuh dan berkembang. Proses ini berlangsung hingga individu mengakhiri hayatnya. Proses pertumbuhan dan perkembangan yang berlangsung dengan cepat terutama nampak sejak lahir, yaitu masa kanak-kanak, masa sekolah dan masa pemuda serta permulaan masa dewasa. Tujuan dari proses pertumbuhan dan perkembangan ini adalah kedewasaan yang sempurna. Proses perkembangan dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari dalam maupun dari luar. Dari dalam dipengaruhi oleh pembawaan dan kematangan, dari luar dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Perkembangan dapat berhasil baik jika faktor-faktor tersebut dapat saling melengkap. Untuk mencapai perkembangan yang baik harus ada asuhan yang terarah. Asuhan dengan perkembangan yang melalui proses belajar sering disebut pendidikan . Pendidikan sebagai salah satu bentuk lingkungan, bertanggung jawab dalam memberikan asuhan terhadap proses perkembangan individu. Bimbingan dan konseling akan merupakan bantuan didalam individu untuk memperoleh penyesuaian dirisesuai dengan tingkat perkembangannya. Dalam konsepsi tentang tugas perkembangan ( developmental task ) dikatakan bahwa setiap periode tertentu terdapat sejumlah tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan.Berhasil tidaknya individu dalam menyelesaikan tugas-tugasnya tersebut akan berpengaruh bagi perkembangan selanjutnya dalam penyesuaian dirinya di dalam masyarakat. Melalui layanan Bimbingan dan Konseling siswa dibantu agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya dengan baik. Dilihat dari segi proses dan fase perkembangannya, para siswa berada pada fase masa remaja ( Adolesensi ). Masa ini ditandai dengan berbagai perubahan menuju kearah tercapainya kematangan dalam berbagai aspek, seperti : biologis, emosional , sikap nilai dan sebagainya. Para siswa yang berada pada masa transisi dari akhir masa anak-anak dan memasuki masa remaja sebagai persiapan memasuiki dunia dewasa. Dalam situasi ini siswa akan mengalami goncangan yang akan mempengaruhi seluruh pole perilakunya, dan secara langsung ataupun tidak langsung dapat mempengaruhi proses belajarnya. Masa belajar di sekolah merupakan masa transisi, masa tercapainya kematangan dan masa persiapan untuk mencapai kehidupan dewasa yang berarti. Dalam hubungan ini sekolah mempunyai peranan yang penting dalam membantu siswa untuk proses perkembangannya. Demikianlah, pemahaman terhadap masalah perkembangan dengan prinsip-prinsipnya akan merupakan kebutuhan yang mendasar bagi pelaksanaan pelayanan Bimbingan dan Konseling. b. Masalah Perbedaan Individu Keunikan dari individu mengandung arti bahwa tidak ada dua individu yang sama persis di dalam aspek-aspek pribadinya, baik aspek jasmaniah maupun rohaniah. Individu yang satu berbeda dari individu yang lainnya. Timbul perbedaan individu ini dapat kita kembalikan kepada faktor pembawaan dan lingkungan sebagai komponen utama bagi terbentuknya keunikan individu. Perbedaan pembawaan akan memungkinkan perbedaan individu meskipun dengan lingkungan yang sama. Dan sebaliknya dengan lingkungan yang berbeda. Dan sebaliknya lingkungan yang berbeda akan memungkinkan timbulnya perbedaan individu meskipun

pembawaannya sama. Disekolah sering kali tampak masalah perbedaan individu ini, misalnya : ada siswa yang sangat cepat dan lambat belajar, ada siswa yang cerdas dan ada yang berbakat dalam bidang tertentu , dan sebagainya. Kenyataan ini akan membawa konsekuensi dalam pelayanan pendidikan, khususnya yang menyangkut bahan pelajaran, metode mengajar, alat-alat pelajaran, penilaian, dan pelayanan lainnya. Disamping itu perbedaan-perbedaan ini sering kali banyak menimbulkan masalah-masalah baik siswa itu sendiri maupun lingkungan. Siswa akan menghadapi kesulitan dalam penyesuaian diri antara keunikan dirinya dengan tuntutan dalam lingkungannya. Hal ini disebabkan karena pelayanan pada umumnya program pendidikan memberikan pelayanan atas dasar ukuran pada umumnya atau rata-rata. Mengingat bahwa yang menjadi tujuan pendidikan adalah perkembangan yang optimal dari setiap individu maka masalah perbedaan individu ini perlu mendapat perhatian dalam pelayanan pendidikan. Sekolah hendaknya memberikan bantuan kepada siswa dalam menghadapi masalahmasalah sehubungan dengan perbedaan individu. Dengan kata lain sekolah hendaknya memberikan pelayanan kepada para siswa secara individual sesuai dengan keunikan masingmasing. Usaha melayani siswa secara individual ini dapat diselenggarakan melalui proagram Bimbingan dan Konseling. Dengan demikian keunikan diri masing-masing siswa itu tidak akan begitu banyak menimbulkan masalah yang menghambat mereka dalam seluruh proses pendidikannya. Beberapa segi perbedaan individual yang perlu mendapat perhatian adalah perbedaan dalam : 1) Kecerdasan 8. Kepribadian 2) Kecakapan 9. Cita-cita 3) Hasil Belajar 10. Kebutuhan 4) Bakat 11. Minat 5) Sikap 12. Pola-pola dan tempo perkembangan 6) Kebiasaan 13. Ciri Jasmaniah 7) Pengetahuan 14. Latar Belakang Lingkungan Data tentang perbedaan-perbedaan tersebut akan besar sekali manfaatnya bagi usaha yang diberikan kepada siswa di sekolah. c.Masalah kebutuhan individu Keburuhan merupakan dasar timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku karena adanya dorongan untuk memenuhi kebutuhannya. Pemenuhan kebutuhan ini sifatnya mendasar bagi kelangsungan hidup individu itu sendiri. Jika individu berhasil dalam memenuhi kebutuhannya maka dia akan merasa puas, dan sebaliknya kegagalan dalam memenuhi kebutuhan ini akan banyak menimbulkan masalah banyak baik bagi dirinya sendiri maupun bagi lingkungan. Dengan berpegang kepada prinsip bahwa tingkah laku individu merupakan cara dalam memenuhi kebutuhannya, maka kegiatan belajar pada hakikatnya merupakan perwujudan usaha pemenuhan kebutuhan tersebut. Sekolah hendaknya menyadari hal tersebut, baik dalam mengenal kebutuhan pada para siswa, maupun dalam memberikan bantuan yang sebaik-baiknya dalam usaha memenuhi kebutuhan tersebut. Seperti telah dikatakan diatas, kegagalan dalam memenuhi kebutuhan ini akan banyak menimbulkan masalah bagi dirinya. Pada umumnya secara psikologis dikenal ada dua jenis kebutuhan dalam diri individu yaitu kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/ psikologis. Beberapa di antara kebutuhan yang harus

kiuta 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9)

perhatikan Memperoleh Memperoleh Untuk memperoleh

ialah kasih harga pengharapan

kebutuhan

yang dan orang

Ingin Memperoleh prestasi Untuk dibutuhkan Merasa bagian Rasa aman dan Untuk memperoleh

dari perlindungan kemerdekaan

: sayang diri sama dikenal posisi lain kelompok diri diri

Pengenalan terhadap jenis dan tingkat kebutuhan siswa sangat diperlukan bagi usaha membantu mereka. Program Bimbingan dan Konseling merupakan salah satu ke arah itu. d. Masalah Penyesuaian Diri dan Tingkah Laku Diatas telah dikatakan bahwa kegiatan dan tingkah laku pada hakikatnya merupakan cara pemenyhan kebutuhan. Banyak cara yang dapat ditempuh individu untuk memenuhi kebutuhannya, baik cara-cara yang wajar maupun yang tidak wajar, cara-cara yang disadari maupun yang tidak disadari. Yang penting untuk dapat memenuhi kebutuhan ini, individu harus menyesuaikan antara kebutuhan dengan segala kemungkinan yang ada dilingkungan, disebut sebagai penyesuaian diri. Individu harus menyesuaikan diri dengan berbagai lingkungan baik lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Proses penyesuaian diri ini banyak menimbulkan berbagai masalah terutama bagi diri individu sendiri. Jika individu dapat berhasil memenuhi kebutuhannya sesuai dengan lingkungannya tanpa menimbulkan gangguan atau kerugian bagi lingkungan, hal itu disebut Well Adjusted atau penyesuian yang baik. Dan sebaliknya jika individu gagal dalam proses penyesuain diri tersebut disebut Mal adjusted atau salah suai. Dalam hal ini sekolah hendaknya memberikan bantuan agar setiap siswa dapat menyesuaikan diri dengan baik dan terhindar dari timbulnya gejala-gejala salah suai. Sekolah hendaknya ,menempatkan diri sebagai suatu lingkungan yang memberikan kemudahan-kemudahan untuk tercapainya penyesuaian yang baik. Diatas telah dikatakan jika individu gagal dalam memperoleh penyesuaian diri, maka ia akan sampai pada satu situasi salah suai. Gejala gejala salah suai ini akan dimanifestasikan dalam bentuk tingkah laku yang kurang wajar atau yang sering disebut dengan bentuk kelainan tingkah laku. Kenyataan kelainan tingkah laku ini sering tampak seperti tingkah laku agresif, rasa rendah diri, bersifat bandel, perhatian, mencuri, dan sebagainya.Gejala-gejala itu sering kali banyak menimbulkan berbagai masalah. Tentu saja hal itu tidak dapat dibiarkan terus karena akan banyak menggangubaik bagi individu itu sendiri maupun bagi lingkungan. Mereka menunjukkan gejala kelainan tungkah laku mempunyai kecendrungan untuk gagal dalam proses pendidikannya. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu usaha nyata untuk menanggulangi gejala-gejala tersebut. Dalam hal ini bimbingan dan konseling memberikan peranan yang cukup penting e. Masalah belajar. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan inti. Sebagaimana

dikemukakan diatas, pendidikan itu dapat diartikan sebagai bantuan perkembangan dengan melalui kegiatan belajar. Secara psikologis belajar dapat diartikan sebagai proses untuk memperoleh perubahan tingkah laku untuk memperoleh pola-pola respons yang baru yang diperlukan dalam interaksi lingkungan secara efisien. Dalam perbuatan belajar dapat timbul berbagai masalah baik bagi pelajar itu sendiri maupun bagi pengajar. Beberapa masalah belajar, misalnya : bagaimana menciptakan kondisi belajar agar perbuatan belajar berhasil, memilih metode dan alat-alat yang tepat sesuai dengan jenis dan situasi belajar membuat rencana belajar bagi siswa, menyesuaikan proses belajar dengan keunikan siswa, penilaian hasil belajar, diagnosis kesulitan belajar dan sebagainya. Bagi siswa sendiri, masalah-masalah belajar yang mungkin timbul, misalnya pengaturan waktu belajar, cara belajar siswa, menggunakan buku-buku pelajaran, belajar berkelompok, mempersiapkan ujian, memilih mata kuliah yang cocok, dan sebagainya. Jadi jelas bahwa dalam kegiatan belajar ini banyak masalah-masalah yang timbul terutama yang dirasakan oleh pelajar. Sekolah mempunyai tanggung jawab yang besar dalam membantu siswa agar nereka berhasil dalam belajar. Untuk itu hendaknya sekolah hendaknya memberikan bantuan kepada siswa dalam kegiatan belajar. Disinilah letak pentung dan perlunya program bimbingan dan konseling untuk membantu agar mereka berhasil dalam belajar.

f. Kesimpulan Uraian diatas menjelaskan bahwa perlunya layanan bimbingan di sekolah adalah berlatar belakang tiga aspek. Pertama adalah aspek lingkungan, khususnya lingkungan sosial kultural, yang secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi individu siswa sebagai subjek didik dan sekolah sebagai lembaga pendidikan. Sebagai akibat dari lingkungan sosial kultural ini, maka individu memerlukan adanya bantuan dalam perkembangannyadan sekolahpun memerlukan pendekatan khusus. Bantuan dan pendekatan yang diperlukan adalah layanan Bimbingan dan Konseling. Aspek kedua adalah lembaganya itu sendiri yaitu pendidikan yang mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan kepribadian sebagai subjek didik. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang dilaksanakan secara tuntas baik dalam proses kegiatannya maupun tindak lanjut dari para pelaksananya yaitu guru sebagai pendidik. Untuk menuntaskan pendidikan, diperlukan adanya layanan Bimbingan dan Konseling. Aspek ketiga adalah yang menyangkut segi subjek didik sebagai pribadi yang unik, dinamik dan berkembang,memerlukan pendekatan dan bantuan yang khusus melalui layanan Bimbungan sdan Konseling. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa aspek lingkungan ( sosial kultural ), pendidikan, siswa ( psikologis ) merupakan latar belakang perlunya layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah.

Latihan Setelah anda mempelajari bahan bacaan yang diberikan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan baik. 1) Berikan penjelasan apa yang di maksud dengan : a. Latar belakang sosial Kultural b. Latar belakang Pendadogis c. Latar belakang psikologis. d. Guru sebagai direktur belajar. e. Guru sebagai pelajar dan ilmuwan. f. Gejala salah suai. 2) Perkembangan teknologi dapat memberikan kemudahan-kemudahan bagi individu akan tetapi dapat pula menimbulkan masalah-masalah. Jelaskan maksud pernyataan tersebut dan berikan contohnya. 3) Siswa SMP yang baru masuk pada hakikatnya berada pada nasa peralihan lingkungan pendidikan yaitu dari lingkungan SD ke lingkungan SMP. Dalam situasi ini siswa baru harus menyesuaikan dengan lingkungan yang baru. a. Berikan contoh hal-hal bersifat baru di SMP, sehingga para siswa perlu menyesuaikan diri. b. Mengapa untuk hal itu siswa memerlukan bantuan ? c. Berikan contoh upaya-upaya membantu mereka. 4) Berikan beberapa contoh kongkret yang menunjukkan antar siswa terdapat perbedaan dalam bebetapa aspek. Apa yang dapat dilakukan sehubungan dengan adanya perbedaan tersebut. 5) Dikatakan bahwa tungkah laku terjadi karena adanya kebutuhan. Kebutuhan kebutuhan apakah yang mendorong mereka memasuki sekolah ( SMTP ). Bagaiman kesimpulan anda dan apa yang sebaiknya anda lakukan

Latihan 1. a. b. c. d. e. f. Berikan penjelasan mengenai pengertian sebagai berikut : Bimbingan Konseling Mandiri diri optimal kekinian

Mewujudkan Perkembangan Asas

g.

Asas

Tut

Wuri

Handayani

2. Berikan penjelasan tentang hubungan antara pendidikan, bimbingan, dan konseling.

3. Dikatakan bahwa konseling merupakan intinya bimbingan. Jelaskan mengapa demikian?

4. Berikan berapa contoh tindakan guru yang dapat digolongkan sebagai tindakan bimbingan. Jelaskan mengapa demikian ?

5. Mengapa pelaksanaan layanan bimbingan perlu memperhatikan beberapa asas dan prinsip.

Kunci jawaban latihan 1 1) a. Bebagai aspek perkembangan sosial dan budaya yang mempengaruhi lembaga pendidikan dan individu sehungga mendorong perlunya Bimbingan dan Konseling. b. Berbagai aspek pendidikan yang mencakup hakekat pendidikan, proases pendidikan, komponen dan perkembangan pendidikan yang mencakup perlunya Bimbingan dan Konseling. c. Berbagai aspek psikologis siswa ( perkembangan, perbedaan individual, kebutuhan penyesuaian diri, belajar, dan sebagainya ) yang mempengaruhi tingkah laku individu sehingga mendorong adanya layanan Bimbingan dan Konseling. d. Guru berperan untuk menciptakan situasi belajar yang mendorong siswa belajar secara efektif dan efisien. e. Guru harus selalu belajar untuk meningkatkan mutu pengetahuannya dan guru harus berperan sebagai seseorang yang ahlu dalam bidangnya. f. Gejala-gejala tingkah laku yang timbul sebagau akubat dari kegagalan atau ketidakmampuan individu untuk mencapai penyesuaian diri dengan lingkungannya.

2) Teknologi banyak memberikan bantuan kepada individu seperti komputer untuk perhitunganperhitungan, kendaraan untuk perhubungan dan angkutan, radio, televisi, telpon, dan sebagainya akan tetapi hal-hal tersebut dapat menimbulkan masalah, seperti penyesuaian diri, lapangan kerja, pendidikam, persaingan, belajar, dan sebagainya. 3) a. Misalnya : Mata pelajaran baru seperti : Bahasa Inggris, Fisika, Matematika, dan sebagainya. Tata tertib, seperti : Pakaian, Upacara, Waktu belajar, Pramuka dan sebagainya. Sistem belajar, seperti : Guru bidang studi. Teman-teman baru, lingkungan batu dan sebagainya. b. Banyak siswa yang tidak dengan sendirinya dapat dengan cepat mampu menyesuaikan dengan situasi yang baru. c. Misalnya : Pemberian penjelasan kurikulum, tata tertib, situasi sekolah dan sebagainya. Perkenalan denga sesama siswa dan guru. Berbagai kegiatan kelompok dan sebagainya. 4) Misalnya : Hasil belajar antar siswa Tingkah laku dalam mengikuti pelajaran. Cita-cita, minat pada pelajara. Pergaulan, dan sebagainya. Upaya yang dapat dilakukan antara lain : Memahamu latar belakang dan aspek perbedaan dan latar belakangnya. Memberikan informasi yang dubrtikan. Memberikan kesempatan berprestasi sesuai dengan keadaan dirinya. Membantu menyelesaikan masalah-masalah yang duhadapinya. 5) Antara lain , kebutuhan untuk : Menambah pengetahuan. Memperoleh teman. Mendapat perhatian Diterima oleh lingkungan Memperoleh prestasi Yang sebaiknya dilakukan adalah memahami kebutuhan masing-masing dan latar belakangnya serta memberikan bantuan yang sesuai dengan kebutuhannya. Soal Ujian : 2

Setelah anda mempelajari bahan bacaan yang diberikan jawablah pertanyaan berikut ini dengan baik. 1) a. b. Berikan penjelasan mengenai pengertian sebagai berikut : Bimbingan Konseling

c. d. e. f. g.

Asas

Mewujudkan Perkembangan Asas Tut

Wuri

Mandiri diri optimal kekinian Handayani

2) Berikan penjelasan tentang hubungan antara pendidikan, bimbingan, dan konseling.

3) Dikatakan bahwa konseling merupakan intinya bimbingan. Jelaskan mengapa demikian?

4) Berikan berapa contoh tindakan guru yang dapat digolongkan sebagai tindakan bimbingan. Jelaskan mengapa demikian ?

5) Mengapa pelaksanaan layanan bimbingan perlu memperhatikan beberapa asas dan prinsip.

4.1.3

Rangkuman

Perlunya layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah tidak terlepas kaitannya dengan beberapa aspek yang menjadi latar belakangnya, yaitu aspek sosial kultural, pendadogis, dan psikologis. Latar belakang sosial kultural berhubungan dengan masalah perkembangan sosial yang juga erat kaitannya dengan perkembangan kebudayaan khususnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan tersebut mempengaruhi sekolah sebagai lembaga pendidikan dan juga mempengaruhi sekolah sebagai lembaga pendidikan dan juga mempengaruhi siswa sebagai individu. Latar belakang pedagogis berhubungan dengan masalah hakekat pendidikan sebagai usaha mengembangkan kepribadian, dinamika dan perkembangan kepribadian dan hakikat peranan guru sebagai pendidik. Hal itu berkaitan erat dengan perlunya layanan pribadi kepada siswa dalam upaya mencapai perkembangan optimal. Latar belakang psikologis berhubungan dengan hakikat siswa sebagai pribadi yang unik, dinamik dan berkembang dalam upaya mencapai perwujudan diri. Secara psikologis setiap siswa memerlukan adanya layanan yang bertitik tolak dari kondisi keunikan masing-masing. Ketiga hal hal di atas, menuntut adanya layanan Bimbingan dan Konseling sebagai salah satu unsur dalam keseluruhan pendidkan di sekolah

4.1.4 Tes Formatif I. Dibawah ini terdapat sejumlah pernyataan yang merupakan latar belakang perlunya layanan bimbingan di sekolah. Tugas anda adalah menjodohkan pernyataan sebelah kiri dengan yang sebelah kanan sehingga menjadi pendapat yang tepat. A. Latar Belakang Sosial Kultural 1) Kurikulum 1975, pada saat ini telah mengalami perubahan menjadi kurikulum 1984. Dengan adanya perbaikan itu maka dalam beberapa hal telah terjadi perubahan. B. Latar Belakang pedagogis 2) SMP, merupakan lingkungan baru bagi anak-anak tamatan SD, oleh karena itu mereka banyak menghadapi masalah dalam menyesuaikan diri. C. Latar Belakang Psikologis 3) Guru sebagai pendidik mempunyai beberapa peran. Oleh karena itu tugas guru tidak hanya mengajar, tetapi mempunyai tugas-tugas lain yang lebih luas dalam pendidikan. 4) Alat-alat komunikasi telah berkembang pesat sehingga siswa lebih mudah dan banyak memperoleh informasi mutakhir. Dalam kaitan ini siswa perlu dibantu dalam memilih informasi yang memadai. 5) Kenyataan bahwa dalam proses belajar mengajar, meskipun dengan materi, metode, dan guru yang sama, hasil belajar siswa berbeda satu dengan yang lainnya II. Lingkarilah salah satu kemungkinan jawaban yang Anda anggap paling tepat dari soal-soal di bawah ini. 1) Dalam kaitannya denga bimbingan, kurangnya sarana pendidikan di sekolah merupakan latar belakang : a. Psikologis b. Sosial c. Kultural d. Pedagogis 2) Yang tidak dapat di golongkan sebagai latar belakang psikologis perlunya bimbingan adalah dalam situasi sebagai berikut : a. Setiap siswa memerlukan perhatian khusus dalam mengembangkan bakatnya b. Setiap siswa memiliki cita-cita dalam belajar c. Setiap siswa berasal dari lingkungan keluarga yang berbeda satu dengan yang lainnya. d. Setiap siswa umumnya akan kecewa bilamana mencapai prestasi rendah. 3) Besarnya pengaruh kebudayaan asing merupakan tantangan perlunya layanan bimbingan di sekolah, sebab : a. Siswa perlu bantuan dalam keputusan secara tepat untuk memilih perilaku mana yang dipandang memadai. b. Siswa perlu bantuan dalam mempelajari kebudayaan asing dibandingkan dengan kebuidayaan nasional. c. Siswa perlu bantuan dalam memperoleh penjelasan tentang bahaya pengaruh kebudayaan asing. d. Siswa Perlu bantuan dalam menyesuaikan diri terhadap hal-hal asing.

4) Menurut GBHN, pendidikan diartikan usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian. Perumusan ini menuntut perlunya layanan bimbingan disekolah karena bimbingan : a. Sebagai komponen pendidikan b. Menggunakan pendekatan pribadi c. Harus dilaksanakan menurut kurikulum d. Merupakan suatu usaha sadar 5) Guru berperan sebagai direktur belajar, misalnya dalam situasi sebagai berikut : a. Guru memberi petunjuk kepada siswa tenyang cara-cara belajar yang baik b. Guru memberikan contoh contoh pemecahan soal-soal secara tepat c. Guru menjadi pemimpin diskusi dalam belajar d. Guru memberikan informasi tentang berbagai aspek kegiatan belajar. 4.1.5 Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban tes formatif I yang terdapat di bagian belakang modul ini. Hitunglah jawaban anda yang benar. Kemudian gunakan rumus dibawah ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan anda terhadap materi kegiatan Belajar I.

Arti 90 80 70 -

tingkat % % % 69 -

penguasaan 100 89 79 %

yang % % % =

anda baik = = =

capai

: sekali baik sedang kurang

Kalau anda mencapai tingkat penguasaan 80 % keatas, anda dapat meneruskan dengan meneruskan Kegiatan Belajar 2. Bagus ! Tetapi bila tingkat penguasaan anda masih di bawah 80 % maka anda harus menmgulangi kegiatan belajar 1, terutama bagian yang belum anda kuasai.

You might also like