Professional Documents
Culture Documents
Artinya: Ijarah adalah suatu perjanjian untuk mengambil suatu barang
dengan tujuan yang diketahui dengan penggantian, dan dibolehkan
sebab ada penggantian yang jelas.
13
Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil (BMT), Yogyakarta : UII
Press, 2004, hlm. 108.
14
Zainudin Ali, Hukum Perdata Islam di Indonesia, Jakarta, Sinar Grafika, 2006,
hlm.150
15
Ibid, hlm.15
16
Imam Taqiyuddin, Kifayah al-Akhyar Fi hal Goyatul ikhthisor, Semarang, Maktabah
wa Mathobaah, Toha Putrat.th, hlm, 309
14
c. Syech al-Imam Abi Yahya Zakaria al-Anshori dalam kitab Fath Al-
Wahab. Memberikan definisikan Ijarah adalah:
. '=, = =,\=. -=.= _=, ==, _.'.
Artinya: Ijarah adalah memiliki atau mengambil manfaat suatu barang
dengan pengambil atau imbalan dengan syarat-syarat yang sudah
ditentukan.
Dari beberapa pengertian yang diberikan oleh para Ulama tersebut
dapat ditarik pengertian bahwa Ijarah adalah suatu jenis perikatan atau
perjanjian yang bertujuan mengambil manfaat suatu benda yang diterima
dari orang lain dengan jalan membayar upah sesuai dengan perjanjian dan
kerelaan kedua belah pihak dengan rukun dan syarat yang telah ditentukan
18
.
Dengan demikian ijarah itu adalah suatu bentuk muamalah yang
melibatkan dua buah pihak, yaitu penyewa sebagai orang yang memberikan
barang yang dapat dimanfaatkan kepada si penyewa untuk diambil
manfaatnya dengan penggantian atau tukaran yang telah ditentukan oleh
syara tanpa diakhiri dengan kepemilikan. Dalam istilah hukum Islam, orang
yang menyewakan disebut Muajjir, sedang orang yang menyewa disebut
Mustajir dan sesuatu yang diakadkan untuk diambil manfaatnya disebut
Majur, sedangkan jasa yang diberikan sebagai imbalan manfaat disebut
Ajran atau Ujrah (upah).
19
17
Abi Yahya Zakariya, Fath al-Wahab, Juz I, Semarang, Maktabah Wa Maktabah, Toha
Putra, t.th, 246
18
Drs. Sudarsono, S.H., Pokok-Pokok Hukum Islam, Jakarta, PT. Rineka Cipta , Cet.I,
1992, hlm 422
19
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 3, Bandung, PT.Al Maarif, 1987, hlm.7
15
Pada garis besarnya ijarah itu terdiri atas:
20
a. Ijarah Ayyan, yaitu pemberian imbalan karena mengambil
manfaat dari suatu benda. Seperti; rumah, pakaian, dan lain-lain.
b. Ijarah Amal, yaitu pemberian imbalan atas suatu pekerjaan atau
keahlian yang dilakukan seseorang. Seperti; seorang pelayan,
pekerja, notaris.
Apabila dilihat dari segi pekerjaan yang harus dilakukan maka ajiir
dapat dibagi menjadi:
a. Ajiir Khas, yaitu pihak yang harus melaksanakan pekerjaan dan sifat
pekerjaan ditentukan dalam hal yang khusus dan dalam waktu yang
tertentu pada ajiir khas tidak diperbolehkan bekerja pada pihak lain
dalam waktu tertentu selama terikat dalam pekerjaannya.
b. Ajiir Musytarak, yaitu pihak yang harus melakukan pekerjaan yang
sifat pekerjaannya umum dan tidak terbatas pada hal-hal (pekerjaan)
tertentu yang bersifat khusus.
21
2. Dasar Hukum Ijarah
Sewa-menyewa dalam hukum Islam diperbolehkan, setiap manusia
berhak melakukannya dengan berdasarkan pada prinsip-prinsip yang telah
diatur dalam syariat Islam. Firman Allah yang dijadikan dalil hukum sewa-
menyewa diantaranya:
20
Drs. Sudarsono, S.H., Op.cit, hlm 426
21
Sudarsono, Op.cit.,hlm 427-428
16
a. Al-Quran
Firman Allah Surat al-Baqarah:233:
| . `-..`. /.9 _!`> /3=. | .= ! .
-RQ!, ). < =s < ! =-. .,
Artinya: Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka
tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran
menurut yang patut. Bertaqwalah kepada Allah dan ketahuilah
bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.
22
Surat Al-Kahfi ayat 77
!)=L! .> | !. % !-L.` != ,! !.`
> ! > ` _) !%! !% 9 : ,.9 =s
>
Artinya: Maka keduanya berjalan; hingga tatkala keduanya sampai
kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk
negeri itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian
keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh,
Maka Khidhr menegakkan dinding itu. Musa berkata: "Jikalau kamu mau,
niscaya kamu mengambil upah untuk itu".
Firman Allah surat az-Zukhruf: 32:
` .) - 7, > !.% ', .:- >9 !9
!- .-, _-, > .9 .-, !.-, ! -
7, > ! `->
22
Ibid, hlm 29
17
Artinya: Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami
telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam
kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebagaian mereka
atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka
dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu
lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.
23
b. Hadits
1). Imam Bukhori meriwayatkan dalam hadis dari Aisyah RA.
Menyebutkan:
_= -=.'= ='_= ',.= '.= = = = ='_\= -,\= ,\= ,
>, >= _= ,.\'_., ',.'= '.,= = _\= _,. '> _, '=.
-,\ '=,,.\= .= '= . .=, .>. ',\ , '=,,.\= _,= .>.
) _'=,\
(
Artinya: Rasulullah SAW dan Abu Bakar menyewa seseorang penunjuk
jalan yang ahli dari bani Dail yang memeluk Agama kafir Quraisy,
kedua beliau membayarnya dengan kendaraannya kepada orang
tersebut, dan menjanjikannya digua Tsur sesudah tiga malam
dengan kendaraan keduanya.
2). Hadits riwayat Imam Bukhori:
_= _, ,= ='_= -.= _= _,.\ ='_\= -,\= ,\= ' ' =
_\'=. -.>. '. ,,=== ,, -=',\ = _== _, ,. .= = _',
= >' -.=. = ='.= ,= _.=' -.= ,\ -==, = )
_'=,\
(
Artinya: Tiga golongan yang aku memusuhinya besuk dihari kiamat, yaitu
orang yang memberikan kepadaku kemudian menarik kembali,
orang yang menjual orang yang merdeka kemudian makan
harganya, dan orang yang memperkerjakan orang lain dan telah
23
Departemen Agama, Op.cit., hlm 392
24
Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Koleksi Hadis Hadis Hukum, Semarang,
Pustaka Rizki Putra, hlm. 199
25
Ibnu Rusyd, Bidayah al-Mujtahid Wa Nihayatul Muqtasid, Juz 5, Libanon, Darul
Kitab Ilmiyah, Beirut, t.th, hlm 125
18
selesai pekerjaannya tetapi tidak memberikan upahnya. (HR.
Bukhori).
3. Hadits riwayat Ibnu Majah
' ,\= -,\= = _\= _,.\ _ == _, _= -= =, _ , = ,=. ==
Artinya: Dari Ibnu Umar Bahwa Rasulullah bersabda, Berilah
upah pekerja sebelum keringatnya kering (HR.Ibnu Majah).
26
c. Landasan Ijma
Mengenai disyariatkannya ijarah, semua Ulama bersepakat, tidak ada
seorang ulama pun yang membantah kesepakatan ijma ini, sekalipun ada
beberapa orang diantara mereka yang berbeda pendapat, akan tetapi hal itu
tidak dianggap.
27
Pakar-pakar keilmuan dan cendekiawan sepanjang sejarah di seluruh
negeri telah sepakat akan legitimasi ijarah.
28
Dari beberapa nash yang ada,
kiranya dapat dipahami bahwa ijarah itu disyari'atkan dalam Islam, karena
pada dasarnya manusia senantiasa terbentur pada keterbatasan dan
kekurangan. Oleh karena itu, manusia antara yang satu dengan yang lain
selalu terikat dan saling membutuhkan. Ijarah (sewa menyewa) merupakan
salah satu aplikasi keterbatasan yang dibutuhkan manusia dalam kehidupan
bermasyarakat. Bila dilihat uraian diatas, rasanya mustahil manusia bisa
berkecukupan hidup tanpa berijarah dengan manusia. Oleh karena itu boleh
dikatakan bahwa pada dasarnya ijarah itu adalah salah satu bentuk aktivitas
26
Muhammad SyafiI Antonio, Bank Syariah, dari Teori ke Praktek, Jakarta, Gema
Insani, 2001,hlm.108.
27
Sayyid Sabiq, Op.cit., hlm 12
28
Muhamad, op. cit., hlm. 35.
19
antara dua pihak atau saling meringankan, serta termasuk salah satu bentuk
tolong menolong yang diajarkan agama.
Ijarah merupakan salah satu jalan untuk memenuhi hajat manusia.
Oleh sebab itu para ulama menilai bahwa Ijarah itu merupkan suatu hal
yang diperbolehkan.
3. Syarat dan Rukun Ijarah
Ijarah atau sewa menyewa dalam Islam dianggap sah apabila
memenuhi rukun dan syaratnya. Menurut ulama Mazhab Hanafiyah,
bahwa rukun ijarah hanya satu, yaitu ijab dan qabul saja (ungkapan
menyerahkan dan persetujuan sewa menyewa).
29
Adapun syarat sahnya Ijarah adalah sebagai berikut:
a. Kerelaan dua pihak yang melakukan akad
Saling merelakan antara pihak yang berakad ini berdasarkan
firman Allah: surat an-Nisa:29:
!! %! ` =2!. 39 6, L,9!, |
3. > s _. 3 =.). 3. | < l. 3,
!>
29
M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalat), Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada, 2003, hlm. 227
20
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan bathil, kecuali
dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama
suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh
dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu.
30
b. Mengetahui manfaat dengan sempurna barang yang di akadkan,
sehingga mencegah terjadinya perselisihan.
Manfaat, Jenis dan sifat barang yang diakadkan harus jelas.
Syarat tersebut dimaksudkan untuk menolak terjadinya perselisihan
dan pertengkaran. Seperti halnya tidak boleh menyewa barang dengan
manfaat yang tidak jelas yang dinilai secara kira kira, sebab
dikhawatirkan barang tersebut tidak mempunyai faedah.
31
c. Hendaklah barang yang menjadi objek transaksi dapat dimanfaatkan
kegunaannya menurut kriteria, realita dan syara
Maksud dari syarat ini adalah, kegunaan barang yang
disewakan itu harus jelas dan dapat dimanfaatkan oleh pihak penyewa
sesuai dengan kegunaannya menurut realita, kriteria dan syara.
Apabila barang itu tidak dapat dipergunakan sebagaimana yang
diperjanjikan, maka perjanjian sewa menyewa itu dapat dibatalkan.
32
30
Departemen Agama, Op.cit., hlm 65
31
Syeikh Ali Ahmad Al-Jurjawi, Tarjamah Falsafah dan Hikmah Hukum Islam,
Semarang, Asy Syifa,1992.hlm.397.
32
Suhrawardi K. Lubis, Hukum Ekonomi Islam, Jakarta : Sinar Grafika, 2004, hlm. 146.
21
Jumhur Ulama fiqh berpendapat bahwa Ijarah adalah menjual manfaat
dan yang boleh disewakan adalah manfaatnya bukan bendanya. Oleh
karena itu, mereka melarang menyewakan pohon untuk diambil
buahnya, domba untuk diperah susunya, sumur untuk diambil airnya
dan lain lain, karena semua itu bukan manfaatnya, melainkan
barangnya.
33
d. Dapat diserahkannya sesuatu yang disewakan berikut kegunaannya
(manfaatnya).
Maksudnya adalah, tidak sah menyewakan kendaraan yang
masih belum dibeli, atau menyewakan hewan yang terlepas dari
pemiliknya, lahan tandus untuk pertanian dan lain sebagainya yang
tidak sesuai dengan persetujuan (akad) antara kedua belah pihak.
Barang yang akan disewakan harus jelas dan dapat langsung
diserahkan kepada pihak penyewa sekaligus dapat diambil
kegunaannya.
e. Bahwa manfaat, adalah hal yang mubah, bukan yang diharamkan
34
Kemanfaatan yang dimaksud mubah dan tidak diharamkan
adalah kemanfaatan yang tidak ada larangan dalam syara,
kemanfaatan itu tidak sah apabila menyewakan tenaga (orang) dalam
hal kemaksiatan, karena maksiat wajib ditinggalkan.
Sedangkan Rukun ijarah terdiri dari:
33
Rahman Syafei, Fiqh Muamalah, Bandung, Pustaka Setia,2000,hlm.122.
34
Sayid Sabiq, Op.Cit hal.13
22
- Sighat ijarah, yakni ijab dan qabul berupa pernyataan dari kedua
belah pihak yang berakad (berkontrak), baik secara verbal atau dalam
bentuk lain.
Sewa-menyewa itu terjadi dan sah apabila ada ijab dan qabul, baik
dalam bentuk perkataan atau dalam bentuk pernyataan lainnya yang
menunjukkan adanya persetujuan antara kedua belah pihak dalam
melakukan sewa-menyewa.
35
Shighat ijab dan qabul adalah suatu
ungkapan antara dua orang yang menyewakan suatu barang atau
benda.
Ijab adalah permulaan penjelasan yang keluar dari seseorang yang
berakad yang menggambarkan kemauannya dalam mengadakan akad,
siapa saja yang memulai. Sedangkan qabul adalah jawaban (pihak)
yang lain sesudah adanya ijab, dan untuk menerangkan
persetujuannnya.
36
- Aqid, yaitu pihak yang melakukan akad yakni pihak yang
menyewa/pengguna jasa (mustajir) dan pihak yang
menyewakan/pemberi jasa (muajjir).
- Maqud alaih/Obyek akad ijarah, yakni :
1. Manfaat barang dan sewa, atau
2. Manfaat jasa dan upah
37
35
TM. Hasbi-Ash-Shiddieqy, Pengantar Fiqh Muamalah, Jakarta: Bulan Bintang, 1984,
hlm 35
36
Prof. TM. Hasbi Ash-Shiddiqy, Pengantar Fiqh Muamalah, Semarang, PT Pustaka
Rizki Putra, 2001, hlm 27
37
Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan
Ijarah.
23
4. Pendapat Ulama tentang Ijaroh
Hukum ijaroh telah disepakati oleh para ulama seluruhnya dengan
landasan Mempersewakan barang, dibenarkan syara, terkecuali ibnu
Ulayyah. Beliau tidak membolehkan Ijaroh dengan alasan:
Akad ijaroh (sewa menyewa harus dikerjakan oleh kedua belah pihak.
Tak boleh salah seorangnya sesudah akad yang shahih itu membatalkan,
walaupun karena uzur melainkan kalau terdapat sesuatu yang
memasakhkan akad, seperti cacat pada benda yang disewa itu.
Demikian juga pendapat Imam Malik dan Ahmad yang tidak
membolehkan Ijaroh dengan alasan bahwa sewa-menyewa tersebut tidak
bisa batal, kecuali dengan hal-hal yang membatalkan akad-akad yang
tetap, seperti akadnya cacat atau hilangnya tempat mengambil manfaat itu.
Para ulama yang lain yang tidak menyepakati ijaroh adalah Abu Bakar al
Asham, Ismail Ibn Aliah, Hasan Al Bashri, Al Qasyani, Nahrawi, dan Ibn
Kaisan yang beralasan bahwa Ijarah adalah jual beli kemanfaatan, yang
tidak dapat dipegang (tidak ada). Sesuatu yang tidak dapat dikategorikan
jual beli.
38
Abu Hanifah beserta ashabnya berpendapat bahwa Boleh
dibatalkan penyewaan karena sesuatu peristiwa yang terjadi walaupun dari
pihak yang menyewa, umpamanya ia menyewa suatu kedai untuk
38
Rachmat Syafei, Ibid. hlm.123.
24
berniaga, kemudian kedai itu terbakar, atau dicuri, atau dirampas, atau
jatuh bangkrut, maka bolehlah ia membatalkan penyewaan.
39
Ijarah menjadi fasakh (batal) dengan hal, sebagai berikut:
1. Terjadi aib pada barang sewaan yang kejadiannya di tangan penyewa
atau terlihat aib lama padanya.
2. Rusaknya barang yang disewakan, seperti rumah dan binatang yang
menjadi ain
3. Rusaknya barang yang diupahkan (Majur alaih), seperti baju yang
diupahkan untuk dijahitkan, karena akad tidak mungkin terpenuhi
sesudah rusaknya (barang)
4. Terpenuhinya manfaat yang diakadkan, atau selesainya pekerjaan, atau
berakhirnya masa, kecuali jika terdapat uzur yang mencegah fasakh.
Seperti jika masa Ijarah tanah pertanian telah berakhir sebelum
tanaman dipanen, maka ia tetap berada di tangan penyewa sampai
masa selesai diketam, sekalipun terjadi pemaksaan, hal ini
dimaksudkan untuk mencegah terjadinya bahaya (kerugian) pada pihak
penyewa, yaitu dengan mencabut tanaman sebelum waktunya.
5. Penganut-penganut mazhab Hanafi berkata, boleh memfasakh Ijarah,
kecuali adanya uzur sekalipun dari salah satu pihak. Seperti seseorang
yang menyewa toko untuk berdagang, kemudian hartanya terbakar,
39
TM.Hasbi Ash Shiddieqy, Hukum Hukum Fiqh Islam Tinjauan Antar Mazhab,
Semarang, Pustaka Rizki Putra, 2001,hlm.428.
25
atau dicuri, atau dirampas atau bangkrut maka ia berhak memfasakh
Ijarah.
40
Jika masa atau waktu yang telah habis sebagaimana yang
diperjanjikan sebelumnya, maka jika telah habis tempo, akad sewa-
menyewa itu menjadi berakhir, kecuali jika terdapat udzur yang mencegah
fasakh itu. Seperti contoh Ijarah pertanian jika panen sudah tiba namun
telah berakhir maka tetap berada di tangan penyewa sampai masa panen
selesai, sekalipun terjadi pemaksaan. Hal ini dimaksudkan untuk
mencegah terjadinya bahaya (kerusakan) pada pihak penyewa yaitu orang
mencabut tanaman sebelum waktunya.
41
Penganut mazhab Hambali berkata:manakala Ijarah telah
berakhir, penyewa harus mengangkat tangannya dan tidak ada kepastian
mengembalikan untuk menyerah-terimakannya, seperti barang titipan,
karena ini merupakan akad yang tidak menuntut jaminan sehingga tidak
mesti mengembalikan atau menyerah-terimakannya. Mereka
berkata:setelah berakhirnya masa maka ia adalah amanat yang apabila
terjadi kerusakan tanpa diniat, tidak kewajiban untuk menanggungnya.
42
5. Konsep Ijarah pada Bank Syariah
Mayoritas produk pembiayaan Bank Syariah saat ini masih
terfokus pada produk-produk murabahah (prinsip jual beli). Pembiayaan
murabahah sebenarnya memiliki kesamaan dengan pembiayaan
40
Sayyid Sabiq, Op.Cit. hlm.29
41
Ibid, hlm 34
42
Ibid.
26
ijarah.vYang membedakan keduanya hanyalah obyek transaksi yang
diperjualbelikan tersebut. Dalam pembiayaan murabahah yang menjadi
obyek transaksi adalah barang. Sedangkan dalam pembiayaan ijarah
obyek transaksinya adalah jasa.
Dalam konteks perbankan Islam, Ijarah adalah suatu lease
contract di bawah mana suatu bank atau lembaga keuangan menyewakan
peralatan (equipment), sebuah bangunan atau barang-barang seperti mesin-
mesin, pesawat terbang, dan lainnya kepada salah satu nasabahnya
berdasarkan pembebanan biaya yang sudah ditentukan secara pasti
sebelumnya (fixed charge).
43
Ijarah serupa dengan kegiatan leasing dalam sistem keuangan
tradisional. Dalam transaksi Ijarah, bank menyewakan suatu asset yang
telah dibeli untuk nasabahnya dalam jangka waktu tertentu dan jumlah
sewa yang telah disepakati bersama pada awal transaksi Ijarah tersebut.
Pada akhir perjanjian Ijarah tersebut, barang yang disewa itu kembali
kepada bank. Setelah barang yang disewakan itu kembali, bank dapat
menyewakan kembali kepada orang lain.
Namun selain barang Ijarah yang telah selesai masanya
dikembalikan kepada bank, ada salah satu perjanjian Ijarah yang disebut
termed lease purchase contract (Ijarah wa iqtina), yakni suatu perjanjian
leasing yang diselesaikan dengan cara pengalihan kepemilikan asset itu
kepada nasabah. Ijarah ini merupakan konsep hire purchase, yang oleh
43
Sutan Remy Sjahdeini,Perbankan Islam dan Keduduknnya dalam Tata Hukum
Perbankkan di Indonesia, Jakarta, Grafiti, hlm.70
27
lembaga-lembaga keuangan Islam disebut lease purchase financing, Ijarah
wa iqtina adalah suatu gabungan dari kegiatan leasing atas barang-barang
bergerak (Movable)dan barang-barang tidak bergerak (immovable) dengan
memberikan kepada penyewa suatu pilihan atau opsi untuk pada akhirnya
membeli barang yang disewa.
44
Ijarah wa iqtina kurang mendapat dukungan dari para ahli
hukum muslim, alasannya karena adanya resiko yang tidak diinginkan,
penentuan keuntungan di muka dan adanya agunan yang menempatkan
bank tidak menanggung resiko dianggap bertentangan dengan semangat
Islam, karena Islam menentukan bahwa antara pemodal dan pengusaha
yang memperoleh fasilitas pembiayaan harus berbagi resiko. Selain itu,
penetapan di muka besarnya premium berdasarkan pengalaman
sebelumnya sebagai kompensasi pembayaran tertunda bertentangan
dengan asas-asas keuangan Islam.
45
44
Sutan Remy Sjahdeini, Op.Cit.hlm.71
45
Elias G, Kazarian dalam Sutan Remy Sjahdeini, Op.Cit.hlm.73.
28
BAB III
PRAKTEK PEMBIAYAAN MULTI JASA DENGAN AKAD IJARAH DI BANK
PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) MITRA HARMONI SEMARANG
A. SEKILAS TENTANG PT BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH
(BPRS) MITRA HARMONI SEMARANG.
1. Sejarah Berdirinya PT Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Mitra
Harmoni Semarang.
PT Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Mitra Harmoni Semarang
dengan NPWP NPWP NO. 02.775.270.8-518.000 yang beralamat di Jalan
Majapahit No.170 B, Gayamsari, Semarang. Adapun keterangan yang lebih
jelas dapat dilihat dibawah ini.
a. Pemegang Saham
PT.SENTRA MODAL HARMONI 99,75% Jakarta.
Ir.TEGUH P. SLAMET 0,25% Jakarta.
b. PERIJINAN.
- Perijinan Pusat.
Kementrian Hukum Dan HAM Akta pendirian No.20 tanggal 10
februari 2009 dibuat oleh pejabat Notaris Aswendi Kamuli SH di
Jakarta dan disahkan KENENTRIAN HUKUM dan HAM.
BANK INDONESIA.
Ijin Prinsip :No.11/325/DPBs Tanggal 24 Februari 2009.
Ijin Usaha :No.12/44/SK.GBI/DpG/2010 Tanggal 07 juni 2010.
29
- Perijinann Kantor Pajak dan PEMKOT.
NPWP NO. 02.775.270.8-518.000
TDP NO.11.01.1.65.06954.
Ijin gangguan NO.517/495/2009.
46
2. Visi dan Misi PT Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Mitra Harmoni
Semarang.
a. Visi :
Adapun Visi dari PT Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Mitra Harmoni
Semarang adalah: Menjadi perusahaan jasa keuangan perbankan syariah
yang sehat,kuat, besar dan amanah sesuai dengan prinsip syariah.
b. Misi :
Memberdayakan usaha mikro, kecil dan menengah sebagai wujud
partisipasi dalam membangun ekonomi umat dengan mengedepankan
prinsip keadilan,keterbukaan dan universal.
Memberika jasa keuangan dengan sepenuh hati.
Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inofasi dan kreatifitas
yang berkelanjutan sejalan dengan kebutuhan umat.
Mengembangkan sumber daya insani yang berkualitas dan profesional.
46
Dokumen Resmi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Mitra Harmoni Semarang.
30
3. Perkembangan PT Bank Perkreditan Rakyat Syariah Mitra Harmoni
Semarang.
a. Tabungan
Jumlah nasabah tabungan dari tahun 2010- Mei 2011 berjumlah
225 Nasabah. Hal ini dianggap cukup signifikan karena PT Bank
Perkreditan Rakyat Syariah Mitra Harmoni Semarang baru berdiri sejak
tanggal 10 Februari 2010.
Adapun kepercayaan nasabah tabungan disebabkan oleh :
1) Pelayanan yang baik.
2) Adanya kemudahan syarat-syarat dalam menabung.
3) Adanya fasilitas antar jemput atau sering disebut fasilitas Bank
Keliling.
4) Kepercayaan masyarakat untuk menyimpan dananya pada PT BPRS
Mitra Harmoni Semarang.
5) Return bagi hasil yang cukup tinggi.
b. Pembiayaan
Jumlah nasabah pembiayaan tahun 2010-Mei 2011 berjumlah 240
Nasabah. Kepercayaan nasabah terhadap pembiayaan disebabkan oleh :
1) Adanya pelayanan yang baik.
2) Adanya kelonggaran dalam pelunasan pembiayaan.
31
3) Kelonggaran dalam pelunasan pembiayaan dilakukan dengan
memberikan jangka waktu yang lebih lama dari jadwal yang telah
disepakati dalam perjanjian atau akad pembiayaan..
4) Adanya kebijakan prosedur pembiayaan yang efektif.
5) Keadaan ekonomi atau dunia usaha yang semakin membaik.
47
c. Deposito
Sampai saat ini belum ada Deposito di PT Bank Pembiayaan Syariah
Mitra Harmoni Semarang.
B. MANAGEMEN PT BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS)
MITRA HARMONI SEMARANG.
Kegiatan PT BPRS Mitra Harmoni Semarang meliputi :
1. Menghimpun dana dari masyarakat.
2. Menyalurkan pembiayaan.
3. Menerima dana dan menyalurkan dana zakat, infaq, shodaqoh.
4. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah sepanjang disetujui oleh Dewan Pengawas Syariah.
48
Adapun struktur organisasi pada PT BPRS Mitra harmoni Semarang telah
menunjukkan garis wewenang dan garis tanggung jawab secara sederhana, fleksibel
dan tegas sehingga mencerminkan pemisahan fungsi dengan jelas. Susunan struktur
organisasi dapat dilihat pada skema dibawah ini.
47
Ibid.
48
Dokumen Resmi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Mitra Harmoni Semarang.
32
STRUKTUR ORGANISASI PT BPRS MITRA HARMONI SEMARANG
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Dewan Komisaris:
Komisaris Utama : Sugiarto,SE
Komisaris: Aguslim, SE
Direksi
Direktur Utama : M.Ari Prabowo,SH
Direktur: Lili Setiaji, S.Kom
Dewan Pengawas Syariah
Ketua: Drs.H.Suparyo,M.Ag
Anggota: Arwani,SH
Satuan Pengawas Intern
Kabag.Operasional
M.Hasval Firdaus,SE
Kas/teller
Marlinda Septi P, Amd
Tabungan/Deposit
Edwin Giri Dewi,Amd
Layanan Nasabah
Edwin Giri Dewi,Amd
Umum dan personalia
Astriana Supriyanti,Amd
Akuntansi
M.Naufal Firdaus,SE
Satpam
Setyo Adi R
Office boy
Djunaidi
Staff Pendanaan
Heru Ariyanto
Rifqi Lukman H
Staff Pembiayaan
Arnold Maori,Amd
Ratri Dewastu,Amd
Ahmad Abdul M
Administrasi Pembiayaan
Nurul FithriaAsmarani,Amd
Kabag Marketing
Zaenal Arifin,SE
33
Adapun hal yang selalu junjung tinggi oleh PT Bank Pembiyaan Rakyat
Syariah (BPRS) Mitra Harmoni Semarang adalah pelaksanaan dari Budaya kerja yang
baik. Adapun budaya kerja yang dilaksanakan oleh BPRS Mitra Harmoni Semarang
adalah Membangun citra BPR Syariah Mitra Harmoni Kota Semarang dengan
mengedepankan nilai nilai individu yang islam, profesonal , Ikhlas bermuamalah dan
berakhlaqul kharimah.
Adapun tiga keutamaan yang harus dijunjung tinggi oleh para karyawan
BPRS Mitra Harmoni Semarang guna membentuk pribadi mulia adalah sebagai berikut:
1. Beriman dan bertaqwa kepada Alloh SWT.
2. Cerdas, jujur, bertanggung jawab ikhlas, bermuamalah dan berakhlaqul karimah.
3. Kreatif, Inovatif dan mampu membangun kerjasama team yang solid dan
professional.
Komitmen yang dijunjung tinggi dalam melayani nasabah yakni menjadikan nasabah
adalah:
Seseorang yang paling penting di sisi kita.
Kitalah yang bergantung padanya.
Untuknyalah kita bekerja.
Ia bukan orang asing pada bisnis kita
Ia adalah bagian dari kita.
Kita tidak melayani karena kemurahan kita.
Tapi dialah yang memberi kemurahan pada kita.
Dengan memberi kesempatan kepada kita untuk melayani.
34
Selain di kota semarang, Jaringan Kantor PT.BPR Nusamba & BPRS Mitra Haroni
Group telah membuka berbagai jaringan Kantor di berbagai daerah di Indonesia,
diantaranya adalah sebagai berikut:
PT.BPR Syariah Mitra Harmoni Group
PT.BPRS Mitra Harmoni Kota Yogyakarta
PT.BPRS Mitra Harmoni Kota Semarang
PT.BPRS Mitra Harmoni Kota Malang
PT.BPRS Mitra Harmoni Kota Bandung
Jawa barat
PT. BPR Mitra Harmoni Indramayu
PT. BPR Nusamba Plered Purwakarta
PT. BPR Nusamba Singaparna Tasikmalaya
PT. BPR Nusamba Sukaraja Sukabumi
PT. BPR Nusamba Tanjungsari Sumedang
Jawa Tengah & DIY Yogyakarta
PT. BPR Nusamba Adiwerna Tegal
PT. BPR Nusamba Cepiring Kendal
PT. BPR Nusamba Ampel Boyolali
PT. BPR Nusamba Pecangaan Jepara
PT. BPR Nusamba Banguntapaan Yogyakarta
Jawa Timur
PT. BPR Nusamba Brondong Lamongan
PT. BPR Nusamba Genteng Banyuwangi
35
PT. BPR Nusamba Ngunut Tulung Agung
PT. BPR Nusamba Rambipuji Jember
PT. BPR Nusamba Wlingi Blitar
Bali
PT. BPR Nusamba Kubutambahan Buleleng
PT. BPR Nusamba Manggis Karangasem
PT. BPR Nusamba Mengwi Badung
PT. BPR Nusamba Tegallalang Gianyar
Nusa Tenggara Barat
PT. BPR Mitra Harmoni Mataram
C. PRODUK-PRODUK PT BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS)
MITRA HARMONI SEMARANG.
PT BPRS Mitra Harmoni menyalurkan pembiayaan untuk berbagai keperluan.
Adapun pembiayaan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Harmoni umat multiguna
Paket pembiayaan dengan sistem jual beli dan multijasa yang diberikan kepada
mitra untuk pembelian barang modal keperluan berinvestasi renovasi rumah tinggal
pembelian motor/mobil,biaya sekolah dan kebutuhan lainnya yang halal.
b. Deposito
36
Produk investasi dana dalam mata uang rupiah berjangka waktu tertentu yang di
kelola dengan prinsip mudharabah (bagi hasil) dan ketentuannya:
Jangka waktu yang fleksibel antara 1,2,3,6,12 bulan.
Deposito tidak dapat dicairkan sebelum jatuh tempo.
Setoran Minimal Rp1.000.000.
Bagi hasil langsung di pindah bukukan ke rekening tabungan mitra/nasabah.
Dana aman sesuai penjamin pemerintah (LPS)
Mendapatkan fasilitas asuransi jiwa (nominal deposito minimal Rp.7.500.000.)
Mendapat bagi hasil yang kompetitif.
Dapat dijadikan jaminan pembiayaan.
Nisbah Bagi Hasil:
Jangka 1 bulan mitra dan bank:37:63.
Jangka 3 bulan mitra dan bank:42:58.
Jangka 6 bulan mitra dan bank:47:53.
Jangka 12 bulan mitra dan bank:53:47.
c. Tabungan Dinar
Adalah simpanan Dana rencana haji dan umroh,dengan prinsip mudharabah yang
bertujuan dalam merencanakan ibadah haji dan umroh.
Adapun karakteristiknya adalah sebagai berikut:
Tidak boleh dicairkan kecuali untuk pelunasan biaya penyelenggaraan ibadah
haji (BPIH)
37
Setoran awal minimal Rp100.000,-dan setoran berikutnya minimal Rp50.000,-
atau sesuai target mitra.
Saldo minimal untuk dapat disetorkan ke SISKOHAJ adalah sebesar
Rp5.000.000,-atau sesuai ketentuan dari Kementrian Agama RI.
Tanpa dikenakan biaya administrasi.
Manfaat dari Produk ini adalah dapat dijadikan sebagai fasilitas untuk
mendapatkan dana talangan haji.
d. Tabungan Harmoni syariah.
Simpanan dana mitra dengan prinsip wadiah yang dapat dicairkan sewaktu
waktu sesuai dengan kebutuhan mitra.
Karakteristik:
Dapat dicairkan sewaktu waktu sesuai dengan kebutuhan mitra.
Setoran awal minimal Rp.10000,-dan setoran berikutnya minimal Rp.10000,-
.saldo minimal saat pencairan dana Rp.10000,-.
Tidak dikenakan biaya administrasi bulanan dan biaya penutupan rekening
sebesar Rp.5000,-.
Manfaat:
Dapat dijadikan sebagai jaminan pembiayaan.
Mendapatkan bonus yang menarik di sesuaikan dengan perkembangan
perusahaan.
e. Tabungan IB Qurban
38
Simpanan ummat untuk tujuan pembelian hewan Qurban,dimana
penyetoran dapat dilakukan sewaktu waktu dan penarikanya hanya dapat
dilakukan setahun sekali yaitu pada saat menjelang pembelian hewan qurban.
Karakteristik:
Hanya dapat dicairkan setahun sekali pada saat pembelian hewan Qurban
Setoran awal minimal Rp.50.000, dan setoran berikutnya sesuai dengan target
keperluan ibada Qurban sesuai yang dikehendaki, dapat dilakukan dengan
system jemput bola
Saldo mengendap minimal Rp.50.000
Pembelian hewan Qurban dan penyerahan kepada pihak yang menerima bias
melalui BPRS Mitra Harmoni Semarang
Tidak dikenakan biaya administrasi dan biaya penutupan rekening sebesar
Rp.5000
Kehilangan buku tabungan dikenakan penggantian biaya administrasi
Tabungan dengan saldo dibawah saldo minimal yang ditetapkan selama 6
bulan berturut turut berakibat dtutupnya rekening tabungan oleh Bank dan
saldo yang tersisa diperhitungkan sebagai biaya administrasi.
Manfaat
Memudahkan niat nasabah untuk ibadah Qurban secara terencana
Mendapatkan bagi hasil yang kompetitif.
39
D. PRAKTEK PEMBIAYAAN MULTI JASA DENGAN AKAD IJARAH DI PT
BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) MITRA HARMONI
SEMARANG.
Pada dasarnya semua pebiayaan prosedurnya sama, yang membedakan adalah
akadnya. Pada pembiayaan multijasa ini menggunakan akad ijarah dikarenakan
produk ini berbasis jasa.
49
Pada Praktek Pembiayaan multi jasa dengan akad Ijarah di
PT Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Mitra Harmoni Semarang ada yang
dinamakan perjanjian Pembiayaan Multijasa antara pihak Bank dan pihak Nasabah.
Dalam perjanjian tersebut terdapat beberapa pasal yang menerangkan bentuk praktek
pembiayaan Multijasa dengan akad Ijarah.
Adapun pasal pasalnya adalah sebagai berikut:
- Pada Pasal I , terdapat definisi dari perjanjian yang dilakukan, adapun definisinya
adalah sebagai berikut:
Dalam perjanjian yang dimaksud dengan:
a. syariah
Adalah Hukum Islam yang bersumber dari Al-Quran dan as-Sunnah
b. Multijasa
Adalah akad pembiayaan transaksi multi jasa dalam jasa keuangan agar
nasabah dapat memperoleh manfaat untuk pelayanan pendidikan,
kesehatan, ketenagakerjaan, dan jasa lainnya.
c. Ajrun atau Ujrah
49
Hasil wawancara dengan Bapak Ari Prabowo,SH selaku Direksi PT Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah Mitra Harmoni Semarang
40
Adalah jasa barang modal yang harus dibayar oleh nasabah.
d. Pengakuan sewa- piutang sewa
Adalah surat pengakuan nasabah berkewajiban membayar sewa kepada
Bank yang dibuat dan ditandatangani nasabah dan diterima serta diakui
oleh Bank karenanya berlaku dan bernilai sebagai bukti sah tentang
adanya kewajiban pembayaran dari nasabah kepada Bank sebesar jumlah
sewa barang yang terhutang.
e. Jangka waktu jasa Manfaat atas barang modal
Adalah masa berlakunya perjanjian ini sesuai dengan yang ditentukan
dalam pasal 3 perjanjian ini.
- Pasal 2 yang menyangkut Pembiayaan dan Penggunaannya
1. Nasabah dengan ini mengakui dengan sebenarnya dan secara sah
menerima pembiayaan multi jasa dari Bank guna (tujuan) sejumlah
(nominal) ditambah dengan sewa manfaat (ujroh) sebesar (ujroh).
Sehingga jumlah untuk sewa manfaat kepada bank sebesar (total).
2. Dengan transaksi multijasa tersebut nasabah dengan ini menyatakan
secara sah berhutang kepada bank sejumlah (total).
- Pasal 3 yang menyangkut jangka waktu angsuran dan administrasi
1. pembiayaan ini diberikan untuk (jangka waktu) bulan terhitung
semenjak tanggal (tanggal akad) hingga tanggal (jatuh tempo).
2. Nasabah wajib melakukan pembayaran kembali kepada Bank secara
angsuran setiap bulannya sebesar (angsuran) terhitung mulai angsuran
pertama tanggal (tanggal mulai sampai tanggal selesai)
41
3. Semua pembayaran kembali atau pelunasan pembiayaan berikut
manfaat, oleh nasabah kepada Bank untuk mendebet rekening nasabah
guna pembayaran kembali pembiayaan berikut sewa manfaat.
- Pasal 4 yang menyangkut Biaya biaya dalam perjanjian
Nasabah setuju untuk membayar dimuka (tunai atau melalui rekening
nasabah) kepada Bank seluruh biaya biaya yang timbul karena perjanjian
ini. Adapun biaya tersebut meliputi:
1. Biaya administrasi (sebesar Rp.)
2. Biaya materai (sebesar Rp.)
3. Biaya asuransi (sebesar Rp.)
4. Biaya Notaris (sebesar Rp.)
- Pasal 5
Semua pembayaran atau pelunasan oleh Nasabah kepada Bank akan
dilaksanakan melalui rekening nasabah yang dibuka oleh dan atas nama
nasabah di Bank. Dan dengan ini nasabah memberi kuasa kepada Bank
untuk medebet rekening nasabah guna pembayaran angsuran Multijasa
dengan akad Ijarah
- Pasal 6 yang menyangkut tentang jaminan
Untuk menjamin pembayaran kembali hutang nasabah kepada Bank,
dengan ini nasabah menyatakan bahwa:
a. nasabah menyerahkan jaminan berupa (jaminan I), (jaminan II)
- Pasal 7 yang menyangkut tentang Peristiwa Cidera Janji
42
Apabila terjadi hal hal dibawah ini (setiap kejadian demikian, sebelum dan
sesudah ini masing masing secara tersendiri atau secara bersama sama
disebut sebagai Peristiwa Cidera Janji)
1. Terlambat membayar angsuran selambat lambatnya satu bulan dari
jadwal yang disepakati
2. Nasabah tidak bisa melunasi kewajibannya setelah tanggal jatuh tempo
hutang.
3. Nasabah tidak bisa memberikan keterangan yang meyakinkan kepada
Bank atas terjadinya keterlambatan pembayaran tersebut.
- Pasal 8 yang menyangkut tentang hal lain lain
Segala sesuatu yang belum diatur dalam Perjanjian pembiayaan ini, akan
diatur dalam surat surat dan atau kertas kertas lain yang merupakan bagian
yang melekat dan dilampirkan serta merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari perjanjian Multijasa ini.
- Pasal 9 yang menyangkut tentang penyelesaian perselisihan
1. Segala perselisihan yang timbul berdasarkan akad ini antara para pihak
berkenan dengan penafsiran dan atau pelaksanaan akad ini, para pihak
sepakat menyelesaikan dengan cara musyawarah dan mufakat
2. Apabila dalam jangka waktu 30 hari kalender sejak dilakukan secara
musyawarah dan mufakat, sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal ini
tidak tercapai kesepakatan, para pihak sepakat untuk menyelesaikan
melalui Badan Arbritase Syariah.
- Pasal 10 yang menyangkut tentang Penutup
43
1. Sebelum surat perjanjian ini ditandantangani oleh nasabah, nasabah
mengetahui dengan sebenarnya dan tidak lain dari yang sebenarnya,
bahwa nasabah telah membaca dengan cermat atau dibacakan
kepadanya seluruh isi perjanjian ini berikut seluruh surat dan dokumen
yang menjadi lampiran surat perjanjian ini, sehingga oleh karena itu
nasabah memahami sepenuhnya segala yangakan menjadi akibat
hokum setelah menandatangani ini.
2. Apabila ada hal hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam
perjanjian ini, maka nasabah dan Bank akan mengaturnya bersama
secara musyawarah untuk mufakat dalam satu addendum.
3. Tiap addendum dalam perjanjian ini merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan dari perjanjian ini.
Pihak pertama dan kedua sepakat dengan ini mengikatkan diri satu terhadap
yang lain, bahwa untuk perjanjian ini dan segala akibatnya memberlakukan syariat
islam dan peraturan perundang undangan lain yang tidak bertentangan dengan
syariah.50
Setelah perjanjian disetujui oleh kedua pihak yakni pihak Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah BPRS Mitra Harmoni Semarang dengan nasabah, maka pihak Bank
akan menyerahkan draf asumsi kepada nasabah. Adapun draf asumsi pembiayaan
tersebut berisi nominal dan jangka waktu yang akan digunakan.
Adapun asumsi angsuran pembiayaan dapat dilihat pad table dibawah ini:
50
Dokumen Resmi PT Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Mitra Harmoni Semarang
44
PLAFOND 12 BLN 18 BLN 24 BLN 36 BLN
3.000.000 287.500 204.167 170.000 135.833
4.000.000 383.333 272.222 226.667 181.111
5.000.000 479.167 340.278 283.333 220.389
6.000.000 575.000 408.333 340.000 271.667
7.000.000 670.833 376.389 396.667 316.944
8.000.000 766.667 544.444 453.333 362.222
9.000.000 862.500 612.500 510.000 407.500
10.000.000 958.333 680.556 566.667 452.778
15.000.000 1.437.500 1.020.833 850.000 679.167
20.000.000 1.916.667 1.361.111 1.133.333 905.556
25.000.000 2.395.833 1.701.389 1.416.667 1.131.944
30.000.000 2.875.000 2.041.667 1.700.000 1.358.333
35.000.000 3.354.167 2.381.944 1.983.333 1.584.722
40.000.000 3.833.333 2.722.222 2.666.667 1.811.111
45.000.000 4.312.500 3.062.500 2.550.000 2.037.500
50.000.000 4.791.667 3.402.778 2.833.333 2.263.889
Berikut adalah beberapa nama nasabah yang menggunakan Pembiayaan
multijasa dengan akad Ijarah di PT Bank Pembiayaan Rakyat Syariah(BPRS) Mitra
Harmoni Semarang yang dipilih atas pertimbangan memahami akad ijarah:
1. Agung Sedayu, menggunakan pembiayaan multi jasa untuk pembiayaan renofasi
rumah
45
2. Rudi Hermawan, menggunakan pembiayaan multi jasa untuk pembiayaan
pendidikan
3. Agus Wimbadi, menggunakan pembiayaan multi jasa untuk pembiayaan renofasi
rumah
4. Suciati, menggunakan untuk pembiayaan kepemilikan kendaraan
5. Devi Ambarwanto, menggunakan untuk pembiayaan renofasi rumah. Dan masih
banyak lagi nasabah lainnya yang menggunakan pembiayaan multi jasa dengan
akad ijarah di BPRS Mitra Harmoni Semarang.
Dari kelima sample nasabah tersebut, penulis berhasil melakukan wawancara
dengan mereka dalam waktu yang berbeda. Dari hasil wawancara tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa nasabah merasa terbantu dengan adanya pembiayaan
multi jasa dengan akad ijarah yang diterapkan oleh BPRS Mitra Harmoni Semarang.
Dengan adanya pembiayaan multi jasa dengan akad ijarah, mereka dapat
memenuhi kebutuhannya dengan mudah. Berbeda dengan bank konvensional yang
menerapkan system kredit, system ijarah lebih mendekati pada bentuk sewa
menyewa. Selain itu juga, system yang diterapkan sesuai dengan syariah islam,
sehingga menghidari dari praktek riba.
Seperti bapak Agung Sedayu misalnya, yang menggunakan pembiayaan multi
jasa dengan akad ijarah di BPRS Mitra Harmoni Semarang untuk memenuhi
pembiayaan renovasi rumahnya. Menurutnya, menggunakan akad ijarah untuk
pengupahan tukang sesuai dengan pemahaman agamanya adalah yang lebih tepat.
Karena sesuai dengan syariat Islam dan hokum Fiqh. Selain itu pula, denggan akad
46
ijarah, ia dapat menghindarkan diri dari praktek riba seperti yang diterapkan di bank
konvensional lainnya.
51
Berbeda dengan bapak Agung Sedayu, bapak Rudi Hermawan yang
menggunakan pembiayaan untuk biaya pendidikan mengatakan bahwa jika seluruh
bank di Indonesia bahkan di dunia menggunakan system pembiayaan dengan berdasar
syariah islam, maka pasti akan terhindar dari krisis. Pembiayaan multi jasa dengan
akad ijarah yang diterapkan oleh BPRS Mitra Harmoni Semarang adalah salah satu
contoh yang dapat ditiru oleh bank-bank lain. Ia beranggapan bahwa pembiayaan
multi jasa dengan akad ijarah adalah yang terbaik dari system kredit ataupun sewa
menyewa.
52
Pernyataan serupa juga dilontarkan oleh nasabah-nasabah yang lain. Menurut
mereka, menggunakan pembiayaan multi jasa dengan akad ijarah di BPRS Mitra
Harmoni Semarang sangat membantu untuk pemenuhan kebutuhan yang sangat
mendesak, tanpa harus dibebani dengan bunga yang besar yang tidak sesuai dengan
Syariah islam. Sementara di BPRS Mitra Harmoni Semarang, mereka dapat memilih
produk-produk yang ditawarkan kepada mereka yang kesemua produknya adalah
berdasar kepada prinsip Syariah.
53
Pada dasarnya, kebanyakan para nasabah yang menggunakan jasa pembiayaan
multi jasa dengan akad ijarah di BPRS Mitra Harmoni Semarang belum begitu
mengetahui tentang akad Ijarah, sehingga pihak Bank menjelaskan kepada para
nasabah secara detail sebelum akad dilaksanakan. Hal ini bertujuan untuk
51
Hasil wawancara denggan bapak Agung Sedayu selaku nasabah di BPRS Mitra Harmoni
Semarang
52
Hasil wawancara dengan bapak Rudi Hermawan selaku nasabah di BPRS Mitra Harmoni
Semarang
53
Hasil wawancara denggan para nasabah BPRS Mitra Harmoni Semarang
47
memberikan pilihan kepada nasabah untuk menggunakan dengan system akad jual
beli atau murobahah atau multi jasa dengan akad ijarah.
Dalam pembiayaan multi jasa dengan akad ijarah yang digunakan untuk
merenofasi rumah, itu bukan digunakan untuk membeli material, akan tetapi,
digunakan untuk membayar tukang. Sedangkan dalam pembiayaan pendidikan,
pembiayaan multi jasa yang diserahkan kepada nasabah itu diharapkan benar benar
digunakan dalam pendidikan, bukan untuk hal hal lainnya.
54
54
Hasil wawancara dengan Bp,Ari Prabowo selaku Direksi PT Bank Pembiyaan Rakyat Syariah
(BPRS) Mitra Harmoni Semarang
48
BAB IV
ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PEMBIAYAAN
MULTI JASA DENGAN AKAD IJARAH
DI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) MITRA
HARMONI SEMARANG
A. Analisis Terhadap Pembiayaan Multi Jasa Dengan akad Ijarah di Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Mitra Harmoni Semarang.
Pembiayaan ijarah merupakan perjanjian untuk membiayai kegiatan sewa
menyewa yang dilakukan oleh bank syariah atau Lembaga Keuangan Syariah.
Prinsip ini digunakan sebagai salah satu dasar dalam penyaluran dananya. Demikian
pula Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Mitra Harmoni Semarang yang
menerapkan prinsip ini kedalam salah satu produk pembiayaannya, yaitu untuk
pembiayaan renovasi rumah, pendidikan, kesehatan dan kepemilikan barang.
Ijarah merupakan akad atau perjanjian untuk kegiatan sewa menyewa,
Prinsip ini digunakan sebagai salah satu dasar dalam penyaluran dana yang
dilaksanakan oleh bank syariah atau Lembaga Keuangan Syariah.
Mayoritas produk pembiayaan Bank Syariah saat ini masih terfokus pada
produk-produk murabahah (prinsip jual beli). Pembiayaan murabahah sebenarnya
memiliki kesamaan dengan pembiayaan ijarah.Yang membedakan keduanya hanyalah
obyek transaksi yang diperjualbelikan tersebut. Dalam pembiayaan murabahah yang
menjadi obyek transaksi adalah barang. Sedangkan dalam pembiayaan ijarah obyek
transaksinya adalah jasa.
49
Dalam konteks perbankan Islam, Ijarah adalah suatu lease contract di bawah
mana suatu bank atau lembaga keuangan menyewakan peralatan (equipment), sebuah
bangunan atau barang-barang seperti mesin-mesin, pesawat terbang, dan lainnya
kepada salah satu nasabahnya berdasarkan pembebanan biaya yang sudah ditentukan
secara pasti sebelumnya (fixed charge).55
Pada PT Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Mitra Harmoni Semarang
pada praktenya, ada tiga pihak yang terlibat dalam proses pembiayaan multi jasa
dengan akad ijarah, yakni bank, orang yang menyewa ( nasabah), dan pihak yang
diberikan upah oleh nasabah dengan pembiayaan dari bank tersebut. Pada Praktek
Pembiayaan multi jasa dengan akad Ijarah di PT Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
(BPRS) Mitra Harmoni Semarang ada yang dinamakan perjanjian Pembiayaan
Multijasa antara pihak Bank dan pihak Nasabah. Dalam perjanjian tersebut terdapat
beberapa pasal yang menerangkan bentuk praktek pembiayaan Multijasa dengan akad
Ijarah. Adapun pasal pasalnya adalah sebagai berikut:
- Pada Pasal I , terdapat definisi dari perjanjian yang dilakukan, adapun
definisinya adalah sebagai berikut:
Dalam perjanjian yang dimaksud dengan:
b. syariah
Adalah Hukum Islam yang bersumber dari Al-Quran dan as-Sunnah
f. Multijasa
55
Sutan Remy Sjahdeini,Perbankan Islam dan Keduduknnya dalam Tata Hukum Perbankkan di
Indonesia, Jakarta, Grafiti, hlm.70
50
Adalah akad pembiayaan transaksi multi jasa dalam jasa keuangan agar
nasabah dapat memperoleh manfaat untuk pelayanan pendidikan,
kesehatan, ketenagakerjaan, dan jasa lainnya.
g. Ajrun atau Ujrah
Adalah jasa barang modal yang harus dibayar oleh nasabah.
h. Pengakuan sewa- piutang sewa
Adalah surat pengakuan nasabah berkewajiban membayar sewa kepada
Bank yang dibuat dan ditandatangani nasabah dan diterima serta diakui
oleh Bank karenanya berlaku dan bernilai sebagai bukti sah tentang
adanya kewajiban pembayaran dari nasabah kepada Bank sebesar jumlah
sewa barang yang terhutang.
i. Jangka waktu jasa Manfaat atas barang modal
Adalah masa berlakunya perjanjian ini sesuai dengan yang ditentukan
dalam pasal 3 perjanjian ini.
- Pasal 2 yang menyangkut Pembiayaan dan Penggunaannya
1. Nasabah dengan ini mengakui dengan sebenarnya dan secara sah
menerima pembiayaan multi jasa dari Bank guna (tujuan) sejumlah
(nominal) ditambah dengan sewa manfaat (ujroh) sebesar (ujroh).
Sehingga jumlah untuk sewa manfaat kepada bank sebesar (total).
2. Dengan transaksi multijasa tersebut nasabah dengan ini menyatakan
secara sah berhutang kepada bank sejumlah (total).
- Pasal 3 yang menyangkut jangka waktu angsuran dan administrasi
51
1. pembiayaan ini diberikan untuk (jangka waktu) bulan terhitung
semenjak tanggal (tanggal akad) hingga tanggal (jatuh tempo).
2. Nasabah wajib melakukan pembayaran kembali kepada Bank secara
angsuran setiap bulannya sebesar (angsuran) terhitung mulai angsuran
pertama tanggal (tanggal mulai sampai tanggal selesai)
3. Semua pembayaran kembali atau pelunasan pembiayaan berikut
manfaat, oleh nasabah kepada Bank untuk mendebet rekening nasabah
guna pembayaran kembali pembiayaan berikut sewa manfaat.
- Pasal 4 yang menyangkut Biaya biaya dalam perjanjian
Nasabah setuju untuk membayar dimuka (tunai atau melalui rekening
nasabah) kepada Bank seluruh biaya biaya yang timbul karena perjanjian
ini. Adapun biaya tersebut meliputi:
1. Biaya administrasi (sebesar Rp.)
2. Biaya materai (sebesar Rp.)
3. Biaya asuransi (sebesar Rp.)
4. Biaya Notaris (sebesar Rp.)
- Pasal 5
Semua pembayaran atau pelunasan oleh Nasabah kepada Bank akan
dilaksanakan melalui rekening nasabah yang dibuka oleh dan atas nama
nasabah di Bank. Dan dengan ini nasabah memberi kuasa kepada Bank
untuk medebet rekening nasabah guna pembayaran angsuran Multijasa
dengan akad Ijarah
- Pasal 6 yang menyangkut tentang jaminan
52
Untuk menjamin pembayaran kembali hutang nasabah kepada Bank,
dengan ini nasabah menyatakan bahwa:
b. nasabah menyerahkan jaminan berupa (jaminan I), (jaminan II)
- Pasal 7 yang menyangkut tentang Peristiwa Cidera Janji
Apabila terjadi hal hal dibawah ini (setiap kejadian demikian, sebelum dan
sesudah ini masing masing secara tersendiri atau secara bersama sama
disebut sebagai Peristiwa Cidera Janji)
1. Terlambat membayar angsuran selambat lambatnya satu bulan dari
jadwal yang disepakati
2. Nasabah tidak bisa melunasi kewajibannya setelah tanggal jatuh tempo
hutang.
3. Nasabah tidak bisa memberikan keterangan yang meyakinkan kepada
Bank atas terjadinya keterlambatan pembayaran tersebut.
- Pasal 8 yang menyangkut tentang hal lain lain
Segala sesuatu yang belum diatur dalam Perjanjian pembiayaan ini, akan
diatur dalam surat surat dan atau kertas kertas lain yang merupakan bagian
yang melekat dan dilampirkan serta merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari perjanjian Multijasa ini.
- Pasal 9 yang menyangkut tentang penyelesaian perselisihan
1. Segala perselisihan yang timbul berdasarkan akad ini antara para pihak
berkenan dengan penafsiran dan atau pelaksanaan akad ini, para pihak
sepakat menyelesaikan dengan cara musyawarah dan mufakat
53
2. Apabila dalam jangka waktu 30 hari kalender sejak dilakukan secara
musyawarah dan mufakat, sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal ini
tidak tercapai kesepakatan, para pihak sepakat untuk menyelesaikan
melalui Badan Arbritase Syariah.
- Pasal 10 yang menyangkut tentang Penutup
4. Sebelum surat perjanjian ini ditandantangani oleh nasabah, nasabah
mengetahui dengan sebenarnya dan tidak lain dari yang sebenarnya,
bahwa nasabah telah membaca dengan cermat atau dibacakan
kepadanya seluruh isi perjanjian ini berikut seluruh surat dan dokumen
yang menjadi lampiran surat perjanjian ini, sehingga oleh karena itu
nasabah memahami sepenuhnya segala yangakan menjadi akibat
hokum setelah menandatangani ini.
5. Apabila ada hal hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam
perjanjian ini, maka nasabah dan Bank akan mengaturnya bersama
secara musyawarah untuk mufakat dalam satu addendum.
6. Tiap addendum dalam perjanjian ini merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan dari perjanjian ini.
Pihak pertama dan kedua sepakat dengan ini mengikatkan diri satu terhadap
yang lain, bahwa untuk perjanjian ini dan segala akibatnya memberlakukan syariat
islam dan peraturan perundang undangan lain yang tidak bertentangan dengan
syariah.56
Setelah perjanjian disetujui oleh kedua pihak yakni pihak Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah BPRS Mitra Harmoni Semarang dengan nasabah, maka pihak Bank
56
Dokumen Resmi PT Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Mitra Harmoni Semarang
54
akan menyerahkan draf asumsi kepada nasabah. Adapun draf asumsi pembiayaan
tersebut berisi nominal dan jangka waktu yang akan digunakan.
Adapun praktek pembiayaan dengan akad ijarah di BPRS Mitra Harmoni
Semarang berbeda dengan yang terdapat pada kitab Fiqh. Jika dalam kitab Fiqh
diterangkan bahwa ijarah adalah sewa menyewa barang untuk diambil manfaatnya, di
BPRS Mitra Harmoni Semarang tidak menyewakan barang kepada nasabah, akan
tetapi memberikan dana talangan untuk biaya pendidikan, kesehatan, dan renovasi
rumah.
Analisis Hukum Islam Terhadap Praktek Pembiayaan Multi Jasa Dengan akad Ijarah
di Bank Pembiayaan Rakyat (BPRS) Mitra Harmoni Semarang.
Sebagai Sebuah Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa,khususnya
jasa keuangan PT Bank Pembiayaan Syariah (BPRS) Mitra Harmoni Semarang
dalam mengembangkan usahanya, berkewajiban mengetahui hal-hal yang dapat
mengakibat suatu perjanjian menjadi sah atau tidak (fasid). Hal ini dimaksudkan agar
muamalah berjalan sah dan segala tindakan jauh dari kerusakan yang terjadi dengan
sebab suatu hal yang tidak dibenarkan syara.
Sewa-menyewa dalam hukum Islam diperbolehkan, setiap manusia berhak
melakukannya dengan berdasarkan pada prinsip-prinsip yang telah diatur dalam
syariat Islam. Hukum ijaroh telah disepakati oleh para ulama seluruhnya dengan
landasan Mempersewakan barang, dibenarkan syara
Adapun Firman Allah yang dijadikan dalil hukum sewa-menyewa diantaranya:
55
c. Al-Quran
Firman Allah Surat al-Baqarah:233:
| . `-..`. /.9 _!`> /3=. | .= ! .
-RQ!, ). < =s < ! =-. .,
Artinya: Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada
dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut.
Bertaqwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa
yang kamu kerjakan.
57
Surat Al-Kahfi ayat 77
!)=L! .> | !. % !-L.` != ,! !.` > !
> ` _) !%! !% 9 : ,.9 =s >
Artinya: Maka keduanya berjalan; hingga tatkala keduanya sampai kepada
penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu,
tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian
keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir
roboh, Maka Khidhr menegakkan dinding itu. Musa berkata: "Jikalau
kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu".
d. Hadits
1). Imam Bukhori meriwayatkan dalam hadis dari Aisyah RA. Menyebutkan:
_= -=.'= ='_= ',.= '.= = = = ='_\= -,\= ,\= , >,
>= _= ,.\'_., ',.'= '.,= = _\= _,. '> _, '=. -,\ '=,,.\=
.= '= . .=, .>. ',\ , '=,,.\= _,= .>. ) _'=,\
(
Artinya: Rasulullah SAW dan Abu Bakar menyewa seseorang penunjuk jalan yang
ahli dari bani Dail yang memeluk Agama kafir Quraisy, kedua beliau
membayarnya dengan kendaraannya kepada orang tersebut, dan
57
Ibid, hlm 29
58
Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Koleksi Hadis Hadis Hukum, Semarang, Pustaka
Rizki Putra, hlm. 199
56
menjanjikannya digua Tsur sesudah tiga malam dengan kendaraan
keduanya.
Pakar-pakar keilmuan dan cendekiawan sepanjang sejarah di seluruh
negeri telah sepakat akan legitimasi ijarah.
59
Dari beberapa nash yang ada, kiranya
dapat dipahami bahwa ijarah itu disyari'atkan dalam Islam, karena pada dasarnya
manusia senantiasa terbentur pada keterbatasan dan kekurangan. Oleh karena itu,
manusia antara yang satu dengan yang lain selalu terikat dan saling membutuhkan.
Ijarah (sewa menyewa) merupakan salah satu aplikasi keterbatasan yang
dibutuhkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu boleh
dikatakan bahwa pada dasarnya ijarah itu adalah salah satu bentuk aktivitas antara
dua pihak atau saling meringankan, serta termasuk salah satu bentuk tolong
menolong yang diajarkan agama.
Ijarah merupakan salah satu jalan untuk memenuhi hajat manusia. Oleh sebab
itu para ulama menilai bahwa Ijarah itu merupkan suatu hal yang diperbolehkan.
Begitu pula di Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Mitra Harmoni
Semarang, mekanisme dana yang digunakan untuk pembiayaan didapatkan dari
menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan pembiayaan, menerima dana dan
menyalurkan dana zakat, infaq, shodaqoh, melakukan kegiatan lain yang lazim
dilakukan oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah sepanjang disetujui oleh Dewan
Pengawas Syariah.
60
Melihat prosedur pembiayaan ijarah yang dipraktekkan oleh Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Mitra Harmoni Semarang diatas, maka kita bisa
59
Muhamad, op. cit., hlm. 35.
60
Dokumen Resmi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Mitra Harmoni Semarang.
57
mengetahui secara pasti apakah praktek pembiayaan sudah sesuai dengan fiqh
ataukah belum. Hal ini bisa terlihat dari syarat sahnya Ijarah adalah sebagai berikut:
c. Kerelaan dua pihak yang melakukan akad
Saling merelakan antara pihak yang berakad ini berdasarkan firman
Allah: surat an-Nisa:29:
!! %! ` =2!. 39 6, L,9!, | 3.
> s _. 3 =.). 3. | < l. 3, !>
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan bathil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu.
Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah
Maha Penyayang kepadamu.
61
d. Mengetahui manfaat dengan sempurna barang yang di akadkan, sehingga
mencegah terjadinya perselisihan.
Manfaat, Jenis dan sifat barang yang diakadkan harus jelas. Syarat
tersebut dimaksudkan untuk menolak terjadinya perselisihan dan
pertengkaran. Seperti halnya tidak boleh menyewa barang dengan manfaat
yang tidak jelas yang dinilai secara kira kira, sebab dikhawatirkan barang
tersebut tidak mempunyai faedah.
62
61
Departemen Agama, Op.cit., hlm 65
62
Syeikh Ali Ahmad Al-Jurjawi, Tarjamah Falsafah dan Hikmah Hukum Islam, Semarang, Asy
Syifa,1992.hlm.397.
58
e. Hendaklah barang yang menjadi objek transaksi dapat dimanfaatkan
kegunaannya menurut kriteria, realita dan syara
Maksud dari syarat ini adalah, kegunaan barang yang disewakan itu
harus jelas dan dapat dimanfaatkan oleh pihak penyewa sesuai dengan
kegunaannya menurut realita, kriteria dan syara. Apabila barang itu tidak
dapat dipergunakan sebagaimana yang diperjanjikan, maka perjanjian sewa
menyewa itu dapat dibatalkan.
63
Jumhur Ulama fiqh berpendapat bahwa
Ijarah adalah menjual manfaat dan yang boleh disewakan adalah manfaatnya
bukan bendanya. Oleh karena itu, mereka melarang menyewakan pohon untuk
diambil buahnya, domba untuk diperah susunya, sumur untuk diambil airnya
dan lain lain, karena semua itu bukan manfaatnya, melainkan barangnya.
64
f. Dapat diserahkannya sesuatu yang disewakan berikut kegunaannya
(manfaatnya).
Maksudnya adalah, tidak sah menyewakan kendaraan yang masih belum
dibeli, atau menyewakan hewan yang terlepas dari pemiliknya, lahan tandus
untuk pertanian dan lain sebagainya yang tidak sesuai dengan persetujuan
(akad) antara kedua belah pihak. Barang yang akan disewakan harus jelas dan
dapat langsung diserahkan kepada pihak penyewa sekaligus dapat diambil
kegunaannya.
g. Bahwa manfaat, adalah hal yang mubah, bukan yang diharamkan
65
Kemanfaatan yang dimaksud mubah dan tidak diharamkan adalah
kemanfaatan yang tidak ada larangan dalam syara, kemanfaatan itu tidak sah
63
Suhrawardi K. Lubis, Hukum Ekonomi Islam, Jakarta : Sinar Grafika, 2004, hlm. 146.
64
Rahman Syafei, Fiqh Muamalah, Bandung, Pustaka Setia,2000,hlm.122.
65
Sayid Sabiq, Op.Cit hal.13
59
apabila menyewakan tenaga (orang) dalam hal kemaksiatan, karena maksiat
wajib ditinggalkan.
Sedangkan Rukun ijarah terdiri dari:
- Sighat ijarah, yakni ijab dan qabul berupa pernyataan dari kedua belah
pihak yang berakad (berkontrak), baik secara verbal atau dalam bentuk
lain. Sewa-menyewa itu terjadi dan sah apabila ada ijab dan qabul, baik
dalam bentuk perkataan atau dalam bentuk pernyataan lainnya yang
menunjukkan adanya persetujuan antara kedua belah pihak dalam
melakukan sewa-menyewa.
66
Shighat ijab dan qabul adalah suatu
ungkapan antara dua orang yang menyewakan suatu barang atau benda.
Ijab adalah permulaan penjelasan yang keluar dari seseorang yang
berakad yang menggambarkan kemauannya dalam mengadakan akad,
siapa saja yang memulai. Sedangkan qabul adalah jawaban (pihak) yang
lain sesudah adanya ijab, dan untuk menerangkan persetujuannnya.
67
- Aqid, yaitu pihak yang melakukan akad yakni pihak yang
menyewa/pengguna jasa (mustajir) dan pihak yang menyewakan/pemberi
jasa (muajjir).
- Maqud alaih/Obyek akad ijarah, yakni :
1. Manfaat barang dan sewa, atau
2. Manfaat jasa dan upah
68
66
TM. Hasbi-Ash-Shiddieqy, Pengantar Fiqh Muamalah, Jakarta: Bulan Bintang, 1984, hlm 35
67
Prof. TM. Hasbi Ash-Shiddiqy, Pengantar Fiqh Muamalah, Semarang, PT Pustaka Rizki
Putra, 2001, hlm 27
68
Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Ijarah.
60
Dengan melihat mekanisme tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembiayaan
ijarah yang dipraktekkan di Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Mitra
Harmoni Semarang ternyata telah memenuhi ketentuan-ketentuan syara. Dan
menurut hemat penulis pembiayaan yang dipraktekkan oleh BPRS Mitra Harmoni
Semarang ini sah dengan syarat-syaratnya yang telah terpenuhi dengan benar.
Ijarah yang dilakukan PT Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Mitra
Harmoni Semarang memang tidak sama persis dengan definisi ijarah yang dikenal
dalam kitab fiqh. Dalam kitab fiqh dijelaskan bahwa Ijarah adalah suatu jenis
perikatan atau perjanjian yang bertujuan mengambil manfaat suatu benda yang
diterima dari orang lain dengan jalan membayar upah sesuai dengan perjanjian dan
kerelaan kedua belah pihak dengan rukun dan syarat yang telah ditentukan
69
.
Praktek pembiayaan multi jasa dengan akad ijarah yang dilaksanakan di
BPRS Mitra Harmoni Semarang bukanlah menyewakan suatu barang untuk diambil
manfaatnya ataupun mempekerjakan seseorang untuk diberikan upah. Praktek ijarah
yang dilaksanakan oleh BPRS Mitra Harmoni Semarang hanya menyalurkan dana
talangan kepada nasabah yang memerlukan untuk biaya pendidikan, kesehatan dan
renonvasi rumah.
Dalam pembiayaan multi jasa dengan akad ijarah yang digunakan untuk
merenofasi rumah misalnya, dana yang diberikan oleh BPRS Mitra Harmoni
Semarang kepada nasabah itu bukan digunakan untuk membeli material, akan tetapi
digunakan untuk membayar tukang. Sedangkan dalam pembiayaan pendidikan,
69
Drs. Sudarsono, S.H., Pokok-Pokok Hukum Islam, Jakarta, PT. Rineka Cipta , Cet.I, 1992, hlm
422
61
pembiayaan multi jasa yang diserahkan kepada nasabah itu diharapkan benar benar
digunakan dalam pendidikan, bukan untuk hal hal lainnya.
70
Walaupun tidak sama dengan fiqh, menurut hemat penulis, hal ini sah karena
demi kemaslahatan bersama. Selain itu, praktek pembiayaan yang diterapkan oleh BPRS
Mitra Harmoni Semarang telah sesuai dengan Syariah atas dasar fatwa DSN yang
menyatakan bahwa obyek ijarah adalah manfaat dari penggunaan barang dan/atau jasa.
Adapun pembiayaan ijarah hampir sama dengan leasing, hanya pada
pembiayaan dengan Ijarah menerapkan prinsip syariah. Pembiayaan berdasarkan
prinsip syariah berupa penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan antara BPRS dengan nasabah, yang mewajibkan nasabah
mengembalikan uang atau tagihan tersebut dalam jangka waktu tertentu, dengan
imbalan atau ujrah.
71
Pada ijarah, bank hanya wajib menyediakan asset yang disewakan, baik
asset itu miliknya atau bukan miliknya. Yang penting adalah bank mempunyai hak
pemanfaatan atas asset yang kemudian disewakannya. Fatwa DSN tentang ijarah ini
kemudian diadopsi kedalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 59
yang menjelaskan bahwa bank dapat bertindak sebagai pemilik obyek sewa, dan bank
dapat bank dapat bertindak sebagai penyewa yang kemudian menyewakan kembali.
Namun tidak seluruh fatwa DSN diadopsi oleh PSAK 59, misalnya fatwa DSN
mengatur bahwa obyek ijarah adalah manfaat dari penggunaan barang dan/atau jasa,
sedangkan dalam PSAK 59 hanya mengkoomodir obyek ijarah yang berupa manfaat
70
Hasil wawancara dengan Bp,Ari Prabowo selaku Direksi PT Bank Pembiyaan Rakyat Syariah
(BPRS) Mitra Harmoni Semarang
71
http:/www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/062006/18/pundi.htm. diakses pada tanggal 3 Juni
2011 pada pukul 08.45 WIB.
62
dari barang saja.
72
Dalam BPRS Mitra Harmoni Semarang, obyek Ijarah Multi Jasa
adalah manfaat dari penggunaan jasa, yakni jasa pendidikan, jasa kesehatan, dan jasa
renovasi rumah.
72
http://www.ekonomisyariah.org/docs/detail_cara.php?mode=pilih&idKategori=2&idSub=14
diakses pada tanggal 3 Juni 2011 pukul 09.00 WIB.
63
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dari beberapa uraian yang telah penulis paparkan di depan, maka dapat
disimpulkan hal-hal sebagai jawaban atas rumusan masalah yang diajukan, antara
lain sebagai berikut:
1. Pada Praktek Pembiayaan multi jasa dengan akad Ijarah di PT Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Mitra Harmoni Semarang ada yang
dinamakan perjanjian Pembiayaan Multijasa antara pihak Bank dan pihak
Nasabah. Dalam perjanjian tersebut terdapat beberapa pasal yang
menerangkan bentuk praktek pembiayaan Multijasa dengan akad Ijarah.
Disamping itu, pihak BPRS menganjurkan dana digunakan untuk jasa tenaga
atau pendidikan dan kesehatan bukan untuk membeli material.
2. Pembiayaan ijarah yang telah dipraktekkan oleh Bank Perkreditan Rakyat
Syariah (BPRS) Mitra Harmoni Semarang bila ditinjau dari konsep fiqh
ternyata sudah sah dan sesuai, hal ini dapat dilihat dari akad pembiayaan yang
dipraktekkan sudah sesuai dengan ketentuan-ketentuan syara, dan dengan
adanya kesepakatan antara kedua belah pihak yaitu antara bank dengan
nasabah.
B. Saran
1. PT Bank Pembiayaan Rakyat Syariah BPRS Mitra Harmoni semarang harus tetap
berkarya dalam membangun perekonomian untuk menopang kehidupan
64
bermasyarakat dengan cara islam, terutama dalam mengeluarkan produk produk
pembiayaan dengan prinsip syariah agar mampu memberikan kemudahan bagi
kaum muslim.
2. Dari pihak PT Bank Pembiayaan Rakyat Syariah BPRS Mitra Harmoni Semarang
diharapkan dapat menerapkan system pembiayaan multi jasa dengan akad ijarah
dengan sebenarnya agar tercapai visi misi yang telah dicantumkan. Selain itu,
diharapkan BPRS Mitra Harmoni Semarang tidak hanya berlebel syariah namun
didalamnya masih menggunakan system konvensional hanya untuk menarik
nasabah.
3. Perlu bantuan dan pengawasan yang lebih intensif agar pembiayaan dengan akad
ijarah dapat saling menguntungkan.
C. Penutup
Dengan memanjatkan rasa syukur yang setinggi-tingginya atas bimbingan dan
kekuatan yang diberikan Allah SWT penulis mengakhiri keseluruhan penulisan
skripsi ini dengan suatu catatan bahwa yang penulis paparkan dan hasilkan
merupakan upaya optimal tetapi masih jauh dari kesempurnaan dan banyak
kesalahan, maka dari itu kritik dan saran yang membangun penulis harapkan demi
perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya dengan selesainya skripsi ini jika
Akhirnya dengan mengucapkan alhamdullilahi robbil al-alamin, penulis mengakhiri
skripsi ini. Dari hati yang paling dalam, penulis akui bahwa tulisan ini masih sangat
sederhana sekali dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis
65
berharap mendapatkan respon, saran dan kritik dari semua pembaca demi
kesempurnaan tulisan ini.
Kemudian atas saran dan kritik yang diberikan, penulis sampaikan terima
kasih yang sebesar-besarnya, semoga tulisan sederhana ini dapat berguna bagi
penulis khususnya, dan bagi seluruh pembaca pada umumnya. Amin.
Ada suatu kebenaran dalam skripsi ini hanyalah semata-mata merupakan
kebenaran dari Allah SWT. Dan jika terdapat kesalahan adalah akibat dari
kesalahan dan kekurangan penulis semata. Dan penulis sangat berharap semoga
skripsi ini dapat memberi manfaat khususnya bagi penulis dan menjadi kontribusi
bagi dunia keilmuan. Amin ya Robbal Alamin.
66
Daftar Pustaka
Ali, Zainudin, Hukum Perdata Islam di Indonesia, Jakarta, Sinar Grafika, 2006
Antonio, Muhammad SyafiI, Bank Syariah, dari Teori ke Praktek, Jakarta, Gema Insani,
2001.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek), Jakarta : PT.
Rineka Cipta, 1998.
Arifin, Zainul, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta : Alva Bet, 2003
Azhar Bazir, Ahmad, Ushul Fiqh, Bandung : Mizan, 1994.
Brosur-brosur Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Mitra Harmoni Semarang.
Basuki, Sulisty, Pengantar Dokumentasi Ilmiah, Jakarta, Kesaint Balanc, 1989.
Dokumen Bank Peembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Mitra Harmoni Semarang.
Departemen Agama RI, Al-Quran Dan Terjemahnya, Bandung, CV.J-AR, 2005
Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Ijarah.
Hasan, A., Tarjamah Bulughul Maram Ibnu Hajar Al-Asqalani, Bandung : CV. Penerbit
Hasan, M. Ali, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalah), Jakarta : PT.
Grafindo Persada, 2003.
Hasbi Ash Shiddieqy, Teungku Muhammad, Koleksi Hadis Hadis Hukum, Semarang,
Pustaka Rizki Putra, 2001.
_________________, Pengantar Fiqh Muamalah, Semarang, PT Pustaka Rizki Putra,
2001.
__________________ Hukum Hukum Fiqh Islam Tinjauan Antar Mazhab, Semarang,
Pustaka Rizki Putra, 2001.
Helmi Karim, M.A.,Fiqh Muamalah, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, Cet.II, Ed.I,
1997.
http:/www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/062006/18/pundi.htm.
http://www.ekonomisyariah.org/docs/detail_cara.php?mode=pilih&idKategori=2&idSub
67
Karim, Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta, IIIT Indonesia,
2003.
Muhammad, Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah, Yogyakarta : UII Press,
2001.
Ridwan, Muhammad, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil (BMT), Yogyakarta : UII Press,
2004.
Rifai , H. Moh, Konsep Perbankan Syariah, Semarang, CV. Wicaksana, 2002.
Sabiq, Sayyid, Fikih Sunnah 3, Bandung, PT.Al Maarif, 1987
Sjahdeini, Sutan Remy, Perbankan Islam dan Keduduknnya dalam Tata Hukum
Perbankkan di Indonesia, Jakarta, Grafiti, 2003.
Subagyo, P. Joko, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta,
1991.
Shahih Bukhari, Shahih Bukhari, terj. Zainudin Hamidy et.al., Jilid II Jakarta : Wijaya,
1970.
Syafei, Rahman, Fiqh Muamalah, Bandung, Pustaka Setia,2000.
Sudarsono, Drs. S.H., Pokok-Pokok Hukum Islam, Jakarta, PT. Rineka Cipta , Cet.I, 1992
Suhrawardi K. Lubis, Hukum Ekonomi Islam, Jakarta : Sinar Grafika, 2004.
Yafie, Ali, Menggagas Fiqih Sosial: Dari Soal Lingkungan Hidup, Asuransi Hingga
Ukhuwah, Bandung, Mizan, 1995.
Yaqub, Hamzah, DR.H., Kode Etik Dagang Menurut Islam, CV. Diponegoro, Bandung,
1992, Cet.II.
.