You are on page 1of 12

A.

Latar Belakang Pendidikan merupakan sebuah kewajiban bagi tiap manusia untuk memilikinya agar

dapat berkembang dan bisa berguna berguna bagi orang lain, juga bagi negaranya. Pendidikan mampu mengantarkan seseorang memiliki berjuta wawasan dan ilmu pengetahuan yang dibutuhkan untuk mensejahterakan kehidupan. Dalam agama Islam pun manusia dianggap makhluk yang sempurna dibanding makhluk yang lain karena memiliki akal pikiran. Tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya sebagai hamba Allah, yang mampu beribadah kepada Allah guna mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Sedangkan, tujuan di Indonesia untuk mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1985 disebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Dengan adanya pendidikan yang maju maka akan majulah seluruh sendi-sendi kehidupan di negara tersebut. Contohnya, jika semakin banyak generasi muda yang merupakan hasil dari wujud pendidikan yang memiliki kepintaran, kecerdasan dan mampu mengemnbangkan seluruh kemampuannya maka akan mampu meningkatkan sendi perekonomian, sosial, budaya dan lain sebagainya yang ada dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sejarah pendidikan di setiap negara berbeda dengan negara yang lainnya, seperti contoh pendidikan di Malaysia awalnya berupa sekolah-sekolah pondok, ini dikarenakan mendapat pengaruh pedagang muslim dari bangsa Arab dan India yang datang ke tanah Melayu untuk berdagang serta menyebarkan Islam. Kemudian pendidikan Malaysia di masa berikutnya dipengaruhi oleh negara Inggris dan Jepang yang pada saat itu menjajah Malaysia. Pasca kemerdekaan hingga sekarang, sistem pendidikan di negara Malaysia mengalami perubahanperubahan guna menyempurnakan jalannya sistem pendidikan di Malayasia agar tercapai tujuan pendidikan di Malaysia yang maju. Berbeda halnya dengan sistem pendidikan di Indonesia, sejarah pendidikan di Indonesia secara umum terbagi menjadi 3 sistem, yakni sistem pendidikan di zaman kerajaan, sistem pendidikan pra kemerdekaan, dan masa kemerdekaan. Meskipun pendidikan di Indonesia lebih dulu berkembang dari pendidikan di

Malaysia, pada kenyataanya pendidikan di Malaysia kini lebih maju daripada pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu, makalah ini dibuaat untuk memaparkan perbandingan antara pendidikan di Indonesia dengan pendidikan di Malaysia.

I.

Rumusan Masalah 1. Bagaimana sejarah pendidikan di Indonesia dan Malaysia ? 2. Bagaimana praktik sistem pendidikan di Indonesia dan di Malaysia ? 3. Apa sajakah faktor yang menentukan kemajuan pendidikan ? 4. Bagaimana perbandingan sistem pendidikan di Indonesia dan di Malaysia ? 5. Apa penyebab dari lemahnya sistem pendidikan di Indonesia ?

II.

Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui sejarah mengenai pendidikan di Indonesia dan di Malaysia 2. Untuk mengetahui praktik sistem pendidikan di Indonesia dan di Malaysia 3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menentukan kemajuan pendidikan 4. Untuk mengetahui perbandingan sistem pendidikan di Indonesia dan di Malaysia 5. Untuk mengetahui penyebab lemahnya praktik sistem pendidikan di Indonesia

B.

Pembahasan I. Sejarah Pendidikan di Indonesia dan Malaysia

Sejarah Pendidikan Indonesia Pendidikan di Indonesia sudah ada sejak masa kerajaan hindu-budha, seperti kerajaan mataram kuno dan kerajaan sriwijaya. Aktivitas pendidikan di kerajaan mataram kuno berupa penterjemahan buku-buku agama, dan menterjemahkan buku lain ke bahasa jawa kuno. Perguruan tinggi di masa kerajaan mataram kuno sudah meliputi fakultas agama, fakultas sastra, fakultas bangunan atau teknik bangunan.pendidikan indonesia di masa penjajahan belanda

Belanda tidak demokratisasi dalam hal pendidikan, tidak semua orang bisa mendapat pendidikan. Sistem yang digunakan disebut Three tract system, yaitu : a. Pendidikan untuk golongan bawah. b. Pendidikan untuk golongan atas. c. Pendidikan untuk golongan bangsa belanda, eropa dan bangsa timur lainnya. Oleh sebab itu, nampaklah perbedaan yang signifikan diantara bangsa indonesia itu sendiri. 1. Jenis-jenis sekolah yang dibangun oleh belanda :tahun 1850 didirikan kelas 1 yang lamanya 5 tahun, untuk kalangan anak pangreh praja. 2. Pada akhir abad 19 didirikan sekolah kelas 2 yang lamanya 4 tahun, yang ditempatkan di kabupaten-kabupaten. 3. Pada tahun 1875 pemerintah belanda mendirikan sekolah pamong praja yang diperuntukan lulusan sekolah kelas 1. 4. Dalam permulaan abad 20, pemerintah belanda mulai menaruh perhatian pada pendidikan rakyat indonesia. maka di tahun 1903, pendidikan bagi rakyat umum dibuka dengan memperbanyak sekolah kelas 2. Kemudian mendirikan sekolah dasar yang lamanya 3 tahun. 5. Sekolah kelas 2 yang dulunya 4 tahun dijadikan 5 tahun untuk dipertinggi rencana pelajarannya.\ 6. Pada tahun 1907 sekolah kelas 1 dijadikan 6 tahun dan diberikan pelajaran bahasa belanda. 7. Pada tahun 1920 pemerintah menciptakan sekolah baru yang disebut "schake school".

Pergerakan dalam Bidang Pendidikan 1. Tergerak akan kebutuhan pendidikan bagi masyarakat indonesia, maka lahirlah pergerakan budi utomo, yang berusaha mempertinggi derajat bangsanya dengan cara mempertinggi pengetahuan dan pendidikan. 2. Muncul juga pergerakan muhammadiyah, yang berusaha memperbaiki hidup beragama dengan amal-amal pendidikan dan sosial. Yang melatar belakangi pergerakan ini adalah kerusakan dalam bidang kepercayaan, kemunduran bidang pendidikan Islam, kebekuan dalam hukum fikih, serta kemiskinan rakyat dan berkurangnya rasa gotong-royong.

3. Perguruan nasional taman siswa, didirikan untuk menolak kerja sama dengan pemerintah Belanda, menggunakan sistem yang bersandar kepada kemampuan diri sendiri, yang bertujuan kepada pembangunan perekonomian rakyat. Pendidikan di Zaman Jajahan Jepang (1942-1945) Pada zaman ini, pemerintahan jepang di indonesia menghapus berbagai pendidikan rendah. yang ada hanya ada 1 jenis sekolah rendah, yang disebut "syou-gakko", atau sekarang disebut sekolah dasar. Selanjutnya ada sekolah menengah pertama, 3 tahun dan sekolah menengah atas. Untuk sekolah pendidikan gurunya ialah "kyoin Yoogoi Sho" dan "Si Han Gakko". Demokratisasi pendidikan pada masa penjajahan Jepang juga mempunyai tujuan politis. Pendidikan pada zaman jepang tidak untuk memajukan bangsa Indonesia, tetapi mendidik anak-anak agar dapat menunjang kepentingan perang Jepang saat melawan sekutu. Pendidikan pada Zaman Kemerdekaan Pemerintah Indonesia berusaha menyelenggarakan pendidikan yang diatur oleh Undangundang. Pada masa kemerdekaan, tujuan pendidikan adalah mendidik menjadi warga negara yang sejati dan bersedia menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk negara dan masyarakat. Sejarah Pendidikan Malaysia Malaysia adalah negara satu rumpun dengan Indonesia. Negeri ini multi-etnis dan multi-ras dengan penduduknya kini lebih dari dua puluh tiga juta yang didominasi oleh ras Melayu, ras China, dan ras India sebagai ras lainnya. Bahasa nasional negara malaysia adalah bahasa melayu, karena ras melayu yang merupakan ras utama. 1. Awal pendidikan di malaysia pada masa ini, pendidikan di malaysia berupa sekolah pondok yang berkembang seiring dengan pengembangan agama islam pada abad ke-14. Sekolah pondok dibangun dan dimajukan secara gotong royong oleh masyarakat setempat. 2. pendidikan pada tahun 1800-1956 Pada masa jajahan Inggris, terbentuk lima jenis sekolah, yaitu sekolah vernakular melayu, sekolah vernakular China, sekolah vernakular india, sekolah vernakular Inggris, dan madrasah.

Ketika di jajah Jepang, pendidikan melayu dikembangkan dan ditambah dengan bahasa Jepang. Jepang mengganti sekolah vernakular Inggris dan China dengan pengajaran tentang lagu-lagu klasik dan kebudayaan jepang dengan pengantar bahasa jepang. Pasca perang dunia kedua dengan kekalahan Jepang, pasukan Inggris mencoba masuk kembali ke tanah melayu. Pada masa ini penduduk Malaysia sudah sangat nasionalis dan kesadaran akan pentingnya pendidikan sangat tinggi. Penduduk Malaysia mendesak kepada pihak inggris untuk memperluas peluang pendidikan bagi putra-putri melayu. Pada tahun 1951, terbentuklah jwatankuasa L.J Barnes yang fokus di perbaikan pendidikan orang melayu. Terdapat Jawatan kuasa yang lain, yakni Fenn-Wu (1951) memperbaiki pendidikan kaum china. Lalu peletakan asas bagi perkembangan sistem pendidikan oleh Razak (1956) 3. Pendidikan Pasca Merdeka (1957-1970) Setelah malaysia merdeka, sistem pendidikan yang lama dikaji ulang untuk mewujudkan satu sistem pendidikan nasional. Sertifikasi Razak dikaji oleh Komite Rahman Thalib yang kemudian laporannya menggariskan Bahasa Melayu sebagai bahsa pengantar utam di semua tingkat dan ujian yang sama untuk semua siswa. Dasar pendemokrasian pendidikan dimulai pada tahun 1962 yang menekankan pada pendidikan gratis intuk semua siswa. Dasar ini diperluas lagi dengan ujian seleksi masuk sekolah menengah dihapuskan, yang berakibat pada peningkatan minat siswa untuk melanjutkan ke sekolah menengah. 4. Pendidikan Zaman Dasar Ekonomi Baru (1970-1990) Pada masa ini pendidikan nasional mengalami perubahan, diantaranya penggunaan bahasa melayu sebagai bahasa pengantar yang utama, dan bahasa yang di tekankan kedua adalah bahasa inggris. Mata pelajaran Civic diperkenalkan untuk menyemai semangat jati diri di kalangan pelajar. Pendidikan sains dan teknik lebih ditekankan pada tingkat menengah untuk menghasilkan tenaga kerja yang terampil. 5. Pendidikan Zaman Dasar Pembangunan Negara (1991-2000) Di akhir abad ke-20 banyak perubahan terjadi dalam bidang pendidikan yaitu: a. Peningkatan akses dalam pendidikan khususnya tingkat tertiari;

b. Perkembangan ICT dalam dendidikan dan pendirian sekolah bestari pada tahun 1999; c. Meningkatkan kualifikasi guru dari sertifikat menjadi diploma; d. Meningkatkan sekolah menengah kejuruan ke sekolah menengah teknik.

6. Pendidikan Zaman Dasar Wawasan Negara (2001-sekarang)

Pendidikan pada masa ini dirumuskan sejalan dengan perkembangan dunia teknologi informasi, dengan mempertimbangkan perubahan dan tantangan zaman. Peningkatan dan pemantapan sistem pendidikan diperlihatkan dalam hukum, kebijakan dan program-progam pendidikan yang diperluas.

II.

Sistem Pendidikan di Indonesia dan di Malaysia

Sistem Pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 terbagi menjadi tiga jalur utama yakni formal, informal dan nonformal. Pendidikan juga terbagi menjadi empat jenjang yakni usia dini, dasar, menengah dan tinggi. Pendidikan di Indonesia menjadi tanggung jawab Kementrian Pendidikan Nasional Repbulik Indonesia (Kemdiknas). Semua penduduk diwajibkan mengikuti program wajib belajar selama 9 tahun, enam tahun disekolah dasar/madrasah ibtidaiyah, tiga tahun disekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah. Jenjang pendidikan dalam sistem pendidikan formal terbagi menjadi : a. Pendidikan Pra-sekolah, pendidikan ini bertipe pendidikan taman kanak-kanak dan kelompok bermain. Tujuan dari pendidikan ini untuk memberi dasar perkembangan, pertumbuhan, ketrampilan dan inisiatif. Kelompok bermain sering disebut dengan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) yang dimana diikuti oleh anak-anak yang berusia 3 tahun keatas. Disetiap desa kini digalakan adanya PAUD. Taman kanak-kanak diikuti oleh anak-anak berusia 4 tahun hingga 6 tahun. Diatur dalam Pasal 1 Undangundang Nomor 20 Tahun 2003, PAUD bertujuan untuk upaya pembinaan yang ditujukkan bagi anak sejak lahir sampai 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. b. Pendidikan Dasar, masa sekolah anak-anak selama 6 tahun dan pada pendidikan

dasar akan melandasi jenjang pendidikan menengah. Ada dua tipe pendidikan dasar yakni sekolah dasar umum dan sekolah dasar bagi anak cacat. Kementrian agama memebentuk sekolah dasar Islam (madrasah ibtidaiyah/MI yang setara dengan SD). Materi pendidikan dasar terdiri dari Pancasila, Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Membaca dan Menulis, Matematika, Aritmatika, Sains dan Teknologi, Geografi, Sejarah Nasional dan dunia, Kerajinan Tangan dan Seni, Pendidikan Kesehatan Jasmani, Menggambar, Bahasa Inggris, dan Muatan Lokal. c. Pendidikan Menengah, merupakan jenjang pendidikan lanjutan dari pendidikan dasar. Pendidikan menengah ditempuh selama 6 tahun. Sekolah menengah terbagi menjadi sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. Sekolah Menengah atas terdiri dari 2 yakni sekolah Menengah umum dan kejuruan yang khusus mempelajari ketrampilan kerja dan menekankan pada persiapan siswa untuk memasuki dunia kerja. Sedangkan sekolah menengah umum mempelajari materi pelajaran secara umum seperti IPA, IPS, Bahasa Indonesia dan Inggris, Matematika dan lain sebagainya. Sistem Pendidikan di Malaysia, pendidikan di Malaysia di bawah Kementerian Pendidikan Malaysia yang bertanggung jawab mengurus sistem pendidikan dari tingkat dasar sampai universitas, mengontrol ujian nasional dan mengawasi perkembangan pendidikan. Pendidikan di Malaysia wajib ditempuh selama 6 tahun. Sistem pendidikan Malaysia terbagi menjadi : a. Pendidikan Pra-sekolah yang bernama sekolah tadika menerima anak-anak yang berumur 4 sampai 6 tahun. Pendidikan prasekolah bukan pendidikan wajib yang diatur dalam undang-undang kementrian pendidikan Malaysia. b. Pendidikan Rendah, menerima anak-anak berumur 7 sampai 12 tahun. Pendidikan rendah berlangsung selama 6 tahun dan telah diwajibkan sesuai dengan undang-undang pendidikan di Malaysia. Pada akhir tahun ajaran, siswa sekolah rendah akan diadakan ujian penilaian yang disebut dengan The Primary School Assesment Test (UPSR/PSAT) c. Pendidikan Menengah Lower Secondary School berlangsung selama 3 tahun dan diakhir tahun ke-3 para siswa diharuskan mengikuti ujian penilaian nasional. Penilaian menengah rendah/ Lower Secondary Assesment (PMR/LSA) d. Pendidikan Menengah Upper Secondary Level mempelajari tentang jurusan akademik berupa jurusan Sains, seni, Teknik atau Vokasional. Di akhir tahun para

siswa akan diuji oleh ujian nasional wajib, sijil pelajaran Malaysia/ Malaysia Cetificate of Examination (SPN/MCE) atau sijil pelajaran Malaysia

Vokasional/Vocational Malaysia Certificate (SPM/VMCE) kalau siswa memilih jurusan vokasional akan mendapat sertefikat SPM/MCE/SPMN/VMCE sama dengan O-Level Cambridge University Examinations. e. Pendidikan Pra-university dklasifikasikan kedalam dua kelompok yaitu A Level dan program studi matrikulasi. Untuk program studi A Level, jurusan pendidikannya adalah Kesenian, Sains dan Teknik

III.

Faktor-faktor Kemajuan Pendidikan 1. Faktor tujuan, dengan adanya tujuan didalam sistem tujuan akan mampu meningkatkan mutu pendidikan. Skolah senantiasa berpegang pada tujuan pendidikan yang telah direncanakan dan ditetapkan oleh suatu lembaga pendidikan. Dengan adanya tujuan pendidikan maka dapat terlaksananya pendidikan. 2. Faktor pendidik, seorang pendidik atau seorang guru sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar karena guru merupakan aktor utama dalam melaksanakan pendidikan. Seorang guru harus memiliki kesadaran dan tanggung jawab agar mampu membawa anak didiknya pada tujuan yang ingin dicapai. 3. Faktor anak didik, seorang anak didik tidak akan lepas tercapainya mutu pendidikan karena memilik ketergantungan terhadap potensi baik fisik maupun psikologis, minat dan bakat, kondisi fisik, tingkah laku, dan lain sebagainya. Seorang anak didik harus mampu memiliki tangung jawab ats pendidikan yang ditempuh sendiri. 4. Faktor lingkungan, lingkungan mempengaruhi kepribadian seseoang dan terapainya tujuan pendidikan. Faktor lingkungan terdiri dari lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah. Di dalam kehidupan bermasayarakat diharapkan adanya kontrol untuk mengawasi dan mengendalikan jalannya pendidikan. 5. Faktor alat pendidikan dan materi pendidikan, didalam materi pendidikan harus mampu menunjang tercapainya tujuan pendidikan dan memiliki karakteristik perkembangan anak didik serta perkembangan

pendidikan. Sedangkan faktor alat pendidikan merupakan fasilitas yang dapat menunjang jalannya pendidikan agar tercapainya tujuan pendidikan.

IV.

Perbandingan Sistem Pendidikan di Indonesia dan di Malayasia

Di Malaysia ketika sebuah keluarga memiliki seorang anak maka orangtua wajib mendaftarkan anaknya disekolah rendah (setara dengan SD di Indonesia) 1 tahun sebelum masa sekolah dasar karena ini sudah menjadi peraturan yang tertulis didalam undang-undang dan jika tidak melaksanakannya maka akan diberi sanksi hukuman denda RM 5000 atau kurungan penjara maksimal 6 bulan atau kedua-duanya sekaligus. Di Malaysia melalui sumbangan PIBG (Persatuan Ibu Bapak dan Guru) hanya dibayar perkeluarga saja. Pungutan lain tidak ada karena dana pembangunan telah menjadi tugas sepenuhnya dari pemerintah Malaysia. Di Indonesia tidak ada kewajiban untuk mendaftarkan anaknya 1 tahun sebelum masa sekolah dasar, terdapat pungutan liar untuk sumbangan pembangunan. Di Malaysia semakin tinggi semester didalam perkuliahan maka uang bayaran semester akan semakin turun dan pembayaran kuliah di S1 lebih mahal daripada S2 dan S3 karen S2 dan S3 hanya melanjutkan jenjang S1. Di Indonesia tiap pembayaran semester akan berbeda-beda tergantung dengan jumlah sks yang ditempuh, atau justru semakin mahal. Dan diantara S1, S2, dan S3 pembayaran kuliah bisa jadi lebih murah atau lebih mahal. Di Malaysia seorang mahasiswa tidak boleh mengikuti ekstra atau kegiatan diluar Universitas dan tidak boleh berpolitik. Di Indonesia seorang mahasiswa boleh mengikuti ekstra atau kegiatan lain diluar universitas untuk mengembangkan bakat dan kemampuan. Di Indonesia seorang mahasiswa boleh berkancah di dunia politik sehingga mahasiswa ikut andil dalam jalannya pemerintahan. Di Indonesia setiap jenjang pendidikan harus melalui ujian nasional jika ingin melanjutkan ke jenjang selanjutnya. Demikian pula ketika akan melanjutkan ke perguruan tinggi, para siswa harus mengikuti SPMB yang terpesat. Di Malaysia terdapat ujian tingkat akhir tetapi hasil dari ujian tersebut tidak menentukan jenjang selanjutnya. Di Indonesia wajib sekolah berlangsung selama 9 tahun pada umur 7 sampai 15 tahun, sedangkan di Malaysia 6 sampai 11 tahun.

V.

Lemahnya Sistem Pendidikan Indonesia

Sistem pendidikan di Indonesia sudah diatur dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional. Nampak dalam undang-undang sistem pendidikan ini sudah ideal, namun ideal ini belum tampak dalam realita. Dilihat dari segi dasarnya, pendidikan indonesia berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Dasar ini mengandung nilai-nilai yang tidak diragukan lagi, namun pancasila dan Undang-undang Dasar tersebut sudah tidak efektif lagi. Hal ini dikarenakan trauma tentang penafsiran undang-undang dasar dan pancasila oleh kemauan penguasa saja. Sehingga masyarakat tidak bebas menyampaikan aspirasinya, sampai kemudian reformasi memberikan kebebasan berbicara apa saja. Masyarakat ternyata menjadi tidak beradab dan berperilaku menyimpang. Dilihat dari segi fungsinya, pendidikan di indonesia diharapkan dapat mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan mertabat manusia indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional. Fungsi pendidikan demikian ini belum menunjukkan hasil yang nyata. Bahkan dimata internasional sumber daya manusia indonesia kualitasnya masih kurang. Martabat bangsa indonesia terpuruk dan dianggap sebagai bangsa yang bengis, sadis dan menakutkan. Dilihat dari segi tujuannya, pendidikan indonesia bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya. manusia yang bertaqwa dan berbudi luhur, manusia yang bertanggung jawab pada masyarakat dan kebangsaan. Namun demikian lulusan pendidikan yang diharapkan berbeda dengan tujuan. Lulusan pendidikan sekarang kurang memiliki kecerdasan emosional dan tidak terbinanya mental spiritual. Akibatnya banyak pelajar yang terlibat tawuran, penyalahgunakan obat-obatan, penyimpangan seksual dan sebagainya. Dilihat dari kesempatan yang diberikan, dalam sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan. Namun kenyataanya, masih banyak warga negara yang belum mengenyam bangku pendidikan. Masih banyak anak-anak yang tidak melanjutkan sekolah karena ketidakmampuan ekonomi. hanya orang mampu saja yang bisa mengenyam pendidikan secara layak, sisanya hanya mendapatkan pendidikan yang kurang menjanjikan masa depannya. Dilihat dari segi penyelenggaraanya, dilaksanakan melalui dua jalur, jalur pendidikan sekolah dan pendidikan diluar sekolah. pada prakteknya pemerintah lebih memperhatikan pendidikan sekolah. sedangkan pendidikan luar sekolah kurang diperhatikan,

sehingga kurang berperan sebagaimana diharapkan. Dilihat dari segi pendidik, tutupnya tenaga-tenaga pendidikan yang secara khusus menyelenggarakan pendidikan keguruan tingkat dasar, menengah dan tinggi. Seperti Sekolah Pendidikan Keguruan (SPG), Pendidikan Guru Agama (PGA), Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) dan semacamnya kini tidak ada lagi. Akibatnya tugas mendidik dilakukan oleh pendidik yang kurang profesional. Dilihat dari segi kurikulum, banyaknya pengetahuan yang diberikan diperguruan tinggi yang tidak ada relevansinya dengan kebutuhan masyarakat, sehingga lembaga pendidikan ikut andil memperbanyak jumlah pengangguran intelektual.

C.

Kesimpulan

Sejarah pendidika di Malaysia dan Indonesia sudah ada sejak masa sebelum kemerdekaan. Karena kedua negara tersebut mengalami penjajahan, dari penjajahan tersebut terbentuklah sistem pendidikan yang diterapkan oleh penjajah. Dalam sistem pendidikan di Indinesia dan Malaysia terdapat persamaan jenjang pendidikan yakni pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Yang membedakan hanyalah istilah yang digunakan untuk jenjang pendidikan tersebut. Di Indonesia dan Malaysia diberlakukan wajib belajar bagi seluruh penduduk, namun berbeda dalam kebijakannya. Jika di Indonesia diberlakukan wajib belajar 9 tahun, maka di Malaysia hanya 6 tahun. Meskipun kedua negara tersebut memilik ujian nasional, akan tetapi fungsi dari ujian tersebut berbeda. Di Malaysia ujian akhir tidak untuk menentukan jenjang pendidikan selanjutnya, sedangkan di Indonesia ujian akhir merupakan ujian yang penting untuk bisa melanjutkan pendidikan kejenjang berikutnya. Pendidikan sangat ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya faktor tujuan, pendidik, anak didik, lingkungan, alat pendidikan, serta materi pendidikan. Jika beberapa faktor tersebut tidak berjalan denngan baik, maka pendidikan akan menjadi lemah. Pada akhirnya, yang membedakan kebijakan pendidikan di Indonesia dengan Malaysia adalah perhatian dari pemerintah dan semua elemen masyarakat akan pentingnya pendidikan. Jika pemerintah sudah maksimal dalam menyelenggarakan sistem pendidikan, maka tujuan dari pendidikan pasti tercapai.

DAFTAR PUSTAKA

http://krisdaning217.blogspot.com/2012/04/perbandingan-pendidikan-di-indonesia.html, 25 Oktober 2012

Nata, dr.H Abuddin. 2001. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Nuraini, Farida. 2010. Kelemahan Sistem Pendidikan di Indonesia. From
http://farida90.blogspot.com/2010/01/kelemahan-sistem-pendidikan-di.html, 25 Oktober 2012

Pelita, Dian. 2011. Perbandingan Sistem Pendidikan Indonesia dan Malaysia. From
http://dianpelita.wordpress.com/2011/02/21/perbandingan-sistem-pendidikan-indonesia-danmalaysia/, 25 Oktober 2012

Rohman, Arif. 2010. Pendidikan Komparatif: Menuju ke Arah Metode Perbandingan Pendidikan Antar Negara. Yogyakarta: Laksbang Grafika

You might also like