You are on page 1of 34

PER-24/PJ/2012 TANGGAL 22 NOVEMBER 2012

BENTUK, UKURAN, TATA CARA PENGISIAN KETERANGAN, PROSEDUR PEMBERITAHUAN DALAM RANGKA PEMBUATAN, TATA CARA PEMBETULAN ATAU PENGGANTIAN, DAN TATA CARA PEMBATALAN FAKTUR PAJAK

Denpasar, 30 Januari 2013

UU PPN

PMK

PER DJP

Catatan: Peraturan Direktur Jenderal Pajak mempunyai kewenangan untuk mengatur tata cara pengisian keterangan pada Faktur Pajak

Otorisasi Pemberian Nomor Seri

Penunjukan dan Penandatanganan FP

Identitas PKP khususnya alamat dan jenis barang/jasa

Syarat diberikan nomor seri FP

Lama: Nomor Urut FP ditentukan sendiri oleh PKP secara berurutan

Lama:
PKP tidak disyaratkan melampirkan fotokopi kartu identitas yang sah

Lama:
Tidak ditegaskan

Lama: Tidak ada syarat khusus, PKP dapat membuat nomor sendiri.

Baru:

Baru:
Nomor Seri FP diberikan oleh DJP dengan mekanisme yang ditentukan oleh DJP

Baru:

Mengatur pejabat/pegawai penandatangan FP yang berhak:


PKP wajib memberitahukan ke KPP surat penunjukan penandatangan FP; dan fotokopi kartu identitas yang sah (dilegalisasi oleh pejabat berwenang)

Penegasan Keterangan FP mengenai alamat dan jenis barang/jasa harus diisi sesuai dengan keterangan yang sebenarnya atau sesungguhnya

Baru:
Nomor Seri Faktur Pajak diberikan kepada PKP yang telah diregistrasi ulang dan PKP baru yang telah diverifikasi dalam rangka pengukuhan PKP

Istilah Faktur Pajak Cacat

Penggunaan Kode Faktur 02 dan 03

Urutan nomor seri Faktur Pajak

Lama:

Lama: Menimbulkan multitafsir untuk transaksi yang harus dipungut oleh Pemungut dengan mekanisme normal

Diatur dan digunakan istilah Faktur Pajak cacat

Lama: Wajib membetulkan FP sehingga sequence number tetap terjaga Apabila tidak dibetulkan, PKP penerbit dikenai sanksi Ps 14 (4) UU KUP dan PKP Pembeli tetap dapat mengkreditkan PM

Baru:

Istilah Faktur Pajak cacat diganti dengan Faktur Pajak tidak lengkap agar sinkron dengan ketentuan UU KUP

Baru: Mempertegas peruntukan Kode Transaksi, yaitu kode 02 (bendahara pemerintah) & 03 (BUMN dan KPS) digunakan untuk penyerahan yang PPNnya dipungut oleh Pemungut PPN

Baru: Nomor seri Faktur Pajak diberikan oleh DJP dengan blok nomor urut Penggunaan nomor yang tidak urut tidak dikenakan sanksi Terdapat kewajiban pelaporan nomor yang tidak terpakai 4

Pengkreditan FP

Penerbitan FP Pengganti

Nomor Seri FP ganda (lebih dari satu)

Lama: Kesalahan pengisian keterangan FP di luar kuasa PKP Pembeli tetap dapat dikreditkan (nomor tidak urut, kode cabang dan penandatangan belum diberitahukan ke KPP)

Lama: Menggunakan Nomor Seri baru Dilaporkan di 2 Masa Pajak SPT, yaitu di masa FP yang diganti dan di masa pembuatan FP pengganti

Lama: Wajib membetulkan FP sehingga sequence number tetap terjaga

Baru: Baru: Baru: FP yang tidak diisi dengan keterangan yang sebenarnya atau sesungguhnya dan yang tidak mengikuti tata cara sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini tidak dapat dikreditkan oleh PKP Pembeli Menggunakan Nomor Seri yang sama Hanya dilaporkan di SPT FP yang diganti Seluruh Faktur Pajak dengan Nomor Seri FP yang sama /ganda termasuk Faktur Pajak Tidak Lengkap

Pasal 13 (5) UU PPN a


Identitas Penjual/Pembeli

Alamat

Sesuai dengan alamat yg sebenarnya

Jenis BKP/JKP

BKP/ JKP

Menggambarkan keadaan sebenarnya


Dalam hal diketahui jumlah unit atau satuan tertentu lainnya, maka harus dicantumkan

Keterangan FP Lengkap

Nomor Seri FP

Meminta ke DJP Identitas: - KTP - SIM - Passport

Tata cara ditentukan oleh DJP Sesuai identitas yang sah & berlaku
(fotocopy dilampirkan pada saat
pemberitahuan pejabat penandatangan FP)

Nama Penandatangan FP

Catatan: Selain 5 Butir Pengaturan di atas, masih terdapat butir lain, untuk lebih lengkapnya dapat Saudara lihat selengkapnya di PER-24/PJ/2012

.
Kode transaksi & status Kode cabang

.
Kode tahun Nomor Seri

Penomoran FP Sesuai dengan Per-13/65

Jumlah Digit: 8 digit Ditentukan oleh PKP sendiri

.
Kode transaksi & status

Jumlah Digit: 13 digit

.
Nomor Seri

Penomoran FP Sesuai dengan Per-24

Ditentukan oleh sistem DJP, termasuk kode tahun akan dicreate oleh sistem DJP dan kode cabang dihapus.

010.900-13.00000001 berarti penyerahan yang terutang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan PPNnya dipungut oleh PKP (PKP) Penjual yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan/atau Jasa Kena Pajak (JKP), Faktur Pajak Normal (bukan Faktur Pajak Pengganti), dengan nomor seri 90013.00000001 sesuai dengan nomor seri pemberian dari Direktorat Jenderal Pajak. 011.900-13.00000001

berarti penyerahan yang terutang PPN dan PPNnya dipungut oleh PKP Penjual yang melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP dengan status Faktur Pajak Pengganti. Faktur Pajak Pengganti diterbitkan dengan nomor seri 900-13.00000001 sesuai dengan nomor seri Faktur Pajak yang diganti.

Telah dilakukan registrasi ulang PKP sesuai dengan PER-05/2012 dan perubahannya atau telah dilakukan verifikasi dalam rangka pengukuhan PKP (PMK-73/2012). Telah melakukan update alamat sesuai dengan kondisi yang sebenarnya, apabila terjadi perubahan alamat . Telah mengajukan surat permohonan kode aktivasi dan password. Telah menerima surat pemberitahuan kode aktivasi dari KPP . Telah menerima pemberitahuan password melalui e-mail. Telah mengajukan surat permintaan nomor seri faktur pajak. Telah memasukkan kode aktivasi dan password dengan benar pada saat mengajukan permintaan nomor seri faktur pajak. Telah menyampaikan SPT masa PPN untuk 3 (tiga) masa pajak terakhir berturut-turut yang telah jatuh tempo pada tanggal surat permohonan nomor seri faktur pajak disampaikan ke KPP.

KODE 01 transaksi yang PPNnya dipungut PKP Penjual, tidak termasuk: penyerahan yang menggunakan DPP Nilai Lain (Kode 04); penyerahan lainnya dan penyerahan kepada orang pribadi pemegang paspor luar negeri (turis asing) (Kode 06) penyerahan Aktiva Pasal 16D (Kode 09). KODE 02 transaksi yang PPNnya dipungut bendaharawan pemerintah termasuk kriteria berikut: penyerahan yang menggunakan DPP Nilai Lain (Kode 04); penyerahan lainnya dan penyerahan kepada orang pribadi pemegang paspor luar negeri (turis asing) (Kode 06) penyerahan-Aktiva Pasal 16D (Kode 09). Jika Penyerahan < 1 juta rupiah kode 01

KODE 03 transaksi yang PPNnya dipungut Pemungut selain bendaharawan pemerintah :


penyerahan yang menggunakan DPP Nilai Lain (Kode 04); penyerahan lainnya dan penyerahan kepada orang pribadi pemegang paspor luar negeri (turis asing) (Kode 06) penyerahan-Aktiva Pasal 16D (Kode 09). Jika Penyerahan < 10 juta rupiah kode 01

KODE 04 penyerahan BKP dan/atau JKP yang menggunakan DPP Nilai Lain, mis; Film Cerita Impor (Rp12juta per kopi) KODE 05 tidak digunakan KODE 06
Penyerahan yang menggunakan tarif selain 10%. Penyerahan hasil tembakau Penyerahan BKP kepada (turis asing) oleh PKP Toko Retail yang ditunjuk Faktur Pajak Khusus

KODE 07 penyerahan BKP dan/atau JKP yang mendapat fasilitas PPN Tidak Dipungut atau Ditanggung Pemerintah (DTP). Kode 08 penyerahan BKP dan/atau JKP yang mendapat fasilitas Dibebaskan dari pengenaan PPN. Kode 09 penyerahan Aktiva Pasal 16D

Kode Status diisi dengan ketentuan berikut:

0 (nol) untuk status normal; 1 (satu) untuk status penggantian.

Dalam hal diterbitkan Faktur Pajak pengganti ke-2, ke-3, dan seterusnya, maka Kode Status yang digunakan Kode Status '1'.

nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak yang menyerahkan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak; nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli Barang Kena Pajak atau; Jika tidak dicantumkan tidak dikenakan STP, tetapi PKP Pembeli tidak dapat mengkreditkan

jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan potongan harga;
Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut; Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang dipungut; kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan Faktur Pajak; dan nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak pejabat/pegawai yang ditunjuk PKP diberitahukan secara tertulis plg lama akhir bulan berikutnya sejak pejabat/pegawai yang ditunjuk tersebut menandatangani Faktur Pajak. Cap tanda tangan atau scan tanda tangan tidak diperkenankan

pejabat/pegawai yang ditunjuk PKP menandatangani f.pajak diberitahukan secara tertulis plg lama akhir bulan berikutnya sejak pejabat/pegawai yang ditunjuk tersebut menandatangani Faktur Pajak. melampirkan fotokopi kartu identitas pejabat/pegawai penandatangan Faktur Pajak yang sah yang telah dilegalisasi pejabat yang berwenang dapat menunjuk lebih dari 1 (satu) orang pejabat/pegawai

Jika ada perubahan pejabat/pegawai yang berhak menandatangani Faktur Pajak


menyampaikan pemberitahuan secara tertulis paling lambat pada akhir bulan berikutnya sejak bulan pejabat/pegawai pengganti mulai menandatangani Faktur Pajak terlambat menyampaikan pemberitahuan Faktur Pajak Tidak Lengkap

Pemusatan Pejabat/Pegawai masih dapat menandatangani

wajib diisi secara lengkap, jelas dan benar serta ditandatangani oleh PKP atau pejabat/pegawai yang ditunjuk oleh PKP Faktur Pajak yang tidak diisi secara lengkap, jelas, benar, dan/atau tidak ditandatangani oleh PKP atau pejabat/pegawai yang ditunjuk oleh PKP merupakan Faktur Pajak Tidak Lengkap Alamat harus diisi dengan alamat yang sebenarnya Jika alamat PKP yang sebenarnya berbeda dengan alamat dalam SKT/Surat Pengukuhan PKP, PKP harus meminta perubahan alamat dalam SKT/Surat Pengukuhan PKP Jenis barang atau jasa harus diisi dengan keterangan yang sebenarnya mengenai BKP/JKP yang diserahkan

Bentuk dan ukuran Faktur Pajak disesuaikan dengan kepentingan PKP

Dapat dibuat sebagaimana contoh pada Lampiran IA dan Lampiran IB PER24/PJ/2012 ini

Faktur penjualan yang memuat keterangan dan pengisiannya sesuai dengan ketentuan dapat dipersamakan dengan faktur pajak

saat penyerahan BKP/JKP;

saat penerimaan pembayaran dalam hal pembayaran terjadi sebelum penyerahan BKP/JKP;

saat penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian tahap pekerjaan;

saat PKP rekanan menyampaikan tagihan kepada Bendahara Pemerintah

saat lain yang diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan


Faktur Pajak Gabungan harus dibuat paling lama pada akhir bulan penyerahan BKP/JKP

Menerbitkan Faktur Pajak melewati batas waktu dikenai sanksi administrasi denda Pasal 14 ayat (4) UU KUP menerbitkan Faktur Pajak melewati jangka waktu 3 (tiga) bulan dianggap tidak menerbitkan Faktur Pajak.

PKP Pembeli BKP /JKP yang menerima faktur pajak tidak dapat mengkreditkan sebagai Pajak Masukan

Penyerahan BKP dengan cara berikut:


melalui suatu tempat penjualan eceran atau langsung mendatangi dari satu tempat konsumen akhir ke tempat konsumen akhir lainnya; dilakukan langsung kepada konsumen akhir, tanpa penawaran tertulis, pemesanan tertulis, kontrak, atau lelang; dan pada umumnya penyerahan BKP dilakukan secara tunai dan penjual atau pembeli langsung menyerahkan atau membawa BKP yang dibelinya

penyerahan Jasa Kena Pajak dengan cara sebagai berikut :


melalui suatu tempat penyerahan jasa secara langsung kepada konsumen akhir atau langsung mendatangi dari satu tempat konsumen akhir ke tempat konsumen akhir lainnya; langsung kepada konsumen akhir, tanpa didahului penawaran tertulis, pemesanan tertulis, kontrak, atau lelang; dan pada umumnya pembayaran atas penyerahan Jasa Kena Pajak dilakukan secara tunai

Penomoran Faktur Pajak tidak mengikuti PER-24/PJ/2012 ini PER-58/2010


Tidak dikenai sanksi meskipun tidak mencantumkan Nama, alamat, dan NPWP pembeli BKP/JKP, nama dan tandatangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak Kode dan nomor seri Faktur Pajak dapat berupa nomor nota, kode nota, atau ditentukan sendiri oleh PKP PE

Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak

1 April 2013
Permohonan Kode Aktivasi dan Password 1 Maret 2013

1 April 2013

PT Bagus (PKP Penjual) melakukan penjualan BKP kepada PT Cantik (PKP Pembeli) harga jual sebesar Rp100.000.000,00.
1 April 2013 PT Bagus menerbitkan Faktur Pajak kode dan nomor seri 010.900-13.00000001 DPP Rp100.000.000,00 dan PPN sebesar Rp10.000.000,00. 25 Mei 2013 PT Cantik membatalkan pembelian PT Bagus harus melakukan pembatalan Faktur Pajak. Dilampiri Bukti/Dokumen Pendukung mis: pembatalan kontrak Mengirimkan surat pemberitahuan & copy faktur pajak yang dibatalkan ke KPP PKP Penjual dan Pembeli

Jika PT Bagus belum melaporkan Faktur Pajak PT Bagus melaporkan Faktur Pajak tersebut dalam SPT Masa PPN Masa Pajak April 2013 pada formulir 1111 A2 mengisi nilai 0 (nol) pada kolom DPP (Rupiah) dan kolom PPN (Rupiah). Jika PT Bagus sudah melaporkan Faktur Pajak PT Bagus melakukan pembetulan SPT Masa PPN Masa Pajak April 2013 melaporkan Faktur Pajak tersebut pada formulir 1111 A2 mengisi nilai 0 (nol) pada kolom DPP (Rupiah) dan kolom PPN (Rupiah).

Jika PT Cantik telah melaporkan Faktur Pajak tersebut Melakukan pembetulan SPT Masa PPN Masa Pajak yang bersangkutan Melaporkan Faktur Pajak tersebut pada formulir 1111 B2 Mengisi nilai 0 (nol) pada kolom DPP (Rupiah) dan kolom PPN (Rupiah).

28 April 2013
PT Cerdik (PKP Penjual) menjual BKP kepada PT Pandai (PKP Pembeli) Harga jual sebesar Rp280.000.000,00.

28 April 2013
PT Cerdik menerbitkan Faktur Pajak dengan Kode dan Nomor Seri 010.900-13.00000050 DPP sebesar Rp280.000.000,00 dan PPN sebesar Rp28.000.000,00. Faktur Pajak telah dilaporkan oleh PT Cerdik pada SPT Masa PPN Masa Pajak April 2013.

11 Juli 2014
diketahui harga jual sebenarnya sebesar Rp230.000.000,00.

15 Juli 2014
PT Cerdik menerbitkan Faktur Pajak Pengganti Kode dan Nomor Seri 011.900-13.00000050 (Nomor seri tetap sama) DPP sebesar Rp230.000.000,00. dan PPN sebesar Rp23.000.000,00.

Faktur Pajak Pengganti


dibubuhkan cap Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak serta tanggal Faktur Pajak yang diganti. dilampiri dengan Faktur Pajak yang diganti Tidak perlu dilaporkan lagi pada SPT Masa PPN Masa Pajak Juli 2014

Melakukan pembetulan SPT Masa PPN Masa Pajak April 2013 untuk melaporkan Faktur Pajak Pengganti tersebut pada formulir 1111 A2 :
Kolom Kode dan Nomor Seri diisi dengan Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak Pengganti (011.900-13.00000050); Kolom Tanggal diisi dengan tanggal Faktur Pajak Pengganti (15-07-2014); Kolom DPP (Rupiah) diisi dengan nilai 230.000.000 dan kolom PPN (Rupiah) diisi dengan nilai 23.000.000; Kolom Kode dan No. Seri Faktur Pajak Yang Diganti/Diretur diisi dengan Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak yang diganti (010.900-13.00000050).

PKP Penjual secara tertulis meminta copy Faktur Pajak kepada PKP pembeli/penerima JKP tembusan KPP PKP penjual dan KPP PKP pembeli. PKP pembeli membuat copy arsip Faktur Pajak untuk dilegalisasi oleh KPP PKP pembeli. Copy dibuat dalam rangkap 2 (dua), yaitu : Lembar ke-1 : ke PKP penjual Lembar ke-2 : arsip KPP yang bersangkutan. Setelah meneliti arsip faktur pajak dan SPT Masa PPN, KPP PKP Pembeli memberikan legalisasi KPP PKP Penjual wajib meneliti SPT Masa PPN PKP Penjual apakah faktur pajak sudah dilaporkan

Telah dilakukan registrasi ulang PKP sesuai dengan PER-05 dan perubahannya atau telah dilakukan verifikasi dalam rangka pengukuhan PKP. Telah melakukan update alamat sesuai dengan kondisi yang sebenarnya, apabila terjadi perubahan alamat . Telah mengajukan surat permohonan kode aktivasi dan password. Telah menerima surat pemberitahuan kode aktivasi dari KPP . Telah menerima pemberitahuan password melalui e-mail. Telah mengajukan surat permintaan nomor seri faktur pajak. Telah memasukkan kode aktivasi dan password dengan benar pada saat mengajukan permintaan nomor seri faktur pajak. Telah menyampaikan SPT masa PPN untuk 3 (tiga) masa pajak terakhir berturut-turut yang telah jatuh tempo pada tanggal surat permohonan nomor seri faktur pajak disampaikan ke KPP.

1
Surat permohonan kode aktivasi Surat pemberitahuan kode aktivasi dikirim via pos

Petugas TPT di KPP

2
Petugas Seksi Pelayanan di KPP

3 3

Password di email

PKP

Pemberitahuan kempos di email

4
Surat pemberitahuan kode aktivasi kempos

Direkam di aplikasi di KPP

Data base Registrasi Ulang PKP dan verifikasi Pengukuhan PKP Penerima surat masuk KPP

Jika PKP pindah tempat kegiatan usaha di luar wilayah KPP tempat PKP dikukuhkan sebelumnya,

PKP yang bersangkutan harus mengajukan permohonan Kode Aktivasi dan Password ke KPP baru

Menunjukkan asli pemberitahuan Kode Aktivasi dari Kantor Pelayanan Pajak sebelumnya

PKP 2 memasukkan kode aktivasi dan password

1
surat permintaan nomor seri

3
Surat Pemberitahuan nomor seri Faktur Pajak Petugas TPT di KPP Data base kepatuhan 3 masa pajak terakhir Data base penomoran Faktur Pajak

PKP

Jumlah Nomor Seri Faktur Pajak yang dapat diberikan kepada PKP oleh DJP:
Perhitungannya by system Nomor Seri yang dapat diberikan paling banyak: 1) 75 Nomor Seri untuk PKP baru atau PKP yang melaporkan SPTnya secara manual/hardcopy; atau 2) 120% dari jumlah Faktur Pajak yang diterbitkan PKP selama 3 bulan berturut-turut yang telah jatuh tempo pada saat pengajuan permintaan untuk PKP yang melaporkan SPTnya secara elektronik pada masa sebelumnya. Dalam hal yang diminta PKP < dari formula/ketentuan maka PKP akan menerima sejumlah yang diminta

Jumlah Nomor Seri Faktur Pajak yang dapat diberikan kepada PKP oleh DJP
Des Jan Feb Mar Apr
4 April
Sudah lapor SPT Masa PPN bulan Desember, Januari, dan Februari

Mei

Jun

Jul

Agu

Sep

100

150

250

18 Sep
Sudah lapor SPT Masa PPN bulan Mei, Juni, dan Juli

Maksimal diberi = 120% X (100+150+250) = 600 . Yang diminta >600: diberikan 600 nomor Yang diminta <600: diberikan sebesar diminta

55

25

Maksimal diberi = 120% X (55+25+0) = 96. Yang diminta >96: diberikan 96 nomor Yang diminta <96: diberikan sebesar diminta

Jika PKP pindah tempat kegiatan usaha di luar wilayah KPP tempat PKP dikukuhkan sebelumnya PKP masih dapat menggunakan Nomor Seri Faktur Pajak yang belum digunakan

You might also like