You are on page 1of 7

ANEKA TIPS PUASA PENYAKIT MAAG Tips Puasa Bagi Penderita Penyakit Maag.

Puasa adalah hal yang wajib bagi umat muslim, tapi bagi penderita maag tentu saja dapat menghalangi mereka untuk khusuk berpuasa. Tapi tenang, aneka tips memiliki sedikit solusinya yaitu bagaimana Tips Puasa Bagi Penderita Penyakit Maag. Saya sendiri adalah penderita maag, tapi tidak kronis. Di bawah ini adalah tips puasa bagi penderita maag (bukan kronis). Tips Puasa Bagi Penderita Penyakit Maag 1. Komsumsilah obat maag ketika sahur dan berbuka. 2. Hindari mengkonsumsi makanan yang mengandung asam berlebihan ketika sahur, atau juga makanan yang sangat dilarang untuk penderita maag, seperti terlalu pedas, dll. 3. Biasakan untuk tidak langsung tidur/berbaring segera setelah makan sahur karena makanan akan sulit turun ke organ-organ pencernaan. Kondisi ini bisa membuat asam lambung naik yang dapat menyebabkan kita terasa mual dan ingin muntah. 4. Sementara hindari dulu minuman yang dapat merangsang pengeluaran asam lambung, seperti minuman ringan bersoda, susu, kopi dan makanan seperti sayur kol, sawi, nangka dan buah-buahan yang dikeringkan. 5. Hindari stres dan perbanyaklah mengkonsumsi air putih untuk melancarkan pencernaan.

Bagi orang yang menderita sakit maag yang akan menjalankan ibadah puasa ramadhan tidak perlu khawatir penyakit maagnya kambuh sehingga harus batal puasanya. Menurut para ahli puasa yang baik justru bermanfaat dan bisa menyembuhkan sakit maag secara total. Sakit maag atau dispepsia pada dasarnya merupakan gangguan pencernaan yang menyebabkan rasa nyeri atau tidak nyaman pada daerah ulu hati. Dan maag atau dispepsia ini dibagi menjadi dua yakni dispepsia fungsional dan organik. Pada dispepsia organik, terjadi kelainan endoskopi, misalnya tukak kerongkongan, tukak lambung atau usus dua belas jari. Sementara pada dispepsia fungsional, endoskopi masih normal. Masalah utama sebagian besar penderita dispepsia yang dijumpai saat ini adalah yang fungsional. Faktor-faktor penyebab dispepsia golongan fungsional ini antara lain muncul karena penderita makan tidak teratur, kebiasaan makan camilan berlemak tinggi, minum kopi/ minuman bersoda, merokok, termasuk masalah psikologis (stres). Pengaturan makanan yang baik pada saat berpuasa akan memperbaiki pola pencernaan itu. Jadi, dapat disimpulkan, dispepsia fungsional akan membaik atau bahkan sembuh total ketika berpuasa. "Semua penderita maag yang fungsional bisa berpuasa, tentu dengan tetap memperhatikan konsumsi makan dan minumnya," jelas dr. Ari. Namun, ada "pantangan" makanan yang perlu diperhatikan penderita maag agar puasa justru membawa berkah positif dan bukan sebaliknya. Berikut ini beberapa asupan makanan yang perlu dihindari para penderita sakit maag dalam menjalankan ibadah puasa ramadhan. 1. Makanan yang banyak mengandung gas, antara lain sawi, kol, nangka, pisang ambon, kedondong, minuman bersoda. 2. Makanan yang sulit dicerna, yang akan memperlambat pengosongan lambung antara lain kue tart dan keju. 3. Makanan yang merangsang pengeluaran asam lambung berlebih antara lain kopi, minuman beralkohol, anggur putih, sari buah sitrus, susu full cream. 4. Makanan yang secara langsung merusak dinding lambung antara lain cuka, berbumbu pedas, makanan mengandung merica. 5. Makanan yang melemahkan klep kerongkongan antara lain alkohol, coklat, gorengan. 6. Sumber karbohidrat seperti ketan, mie, bihun, ubi singkong, talas, atau makanan olahan seperti dodol yang terbuat dari beras ketan. Puasa dapat memberikan manfaat pada kesehatan, bahkan mampu mengendalikan berbagai penyakit. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa banyak keuntungan yang diperoleh tubuh, yang tidak didapat ketika manusia sedang tidak menjalani puasa. Puasa merupakan upaya mengembalikan kekuatan badan, meningkatkan kesehatan dan memperbarui sel-sel tubuh. Walaupun puasa mempunyai manfaat bagi kesehatan, tidak sedikit orang merasa khawatir menjalankannya. Apalagi bagi mereka yang memiliki masalah kesehatan. Misalkan, maag, diabetes alias kencing manis, sakit jantung, dan lain-lain. Lalu bagaimana cara mengatasinya ? Sakit Maag Boleh Puasa Sakit maag merupakan gangguan pada lambung yang disebabkan oleh tidak terkontrolnya produksi asam lambung. Gejalanya, lambung terasa perih terutama jika terlambat makan perut terasa kembung, sering bersendawa, mual, dan kadang pula diikuti muntah.

Asam lambung seringkali naik sampai ke mulut, sehingga mulut terasa asam, namun tidak selalu demikian. Pada penderita sakit maag yang parah, bahkan dapat menyebabkan pingsan. Jika sakit maag tidak segera diatasi, akan timbul gangguan kesehatan lain yang lebih parah, antara lain lambung menjadi luka yang disebut tukak lambung. Pemicu sakit maag bisa pula dari faktor psikis atau emosional. Kesibukan yang tinggi, beban kerja meningkat membuat orang jadi stres. Kondisi ini juga dapat menyebabkan peningkatan asam lambung dan mengikis lapisan lambung (mukosa). Sehingga akhinya menimbulkan rasa perih atau sering kita sebut sakit maag. Sekitar 80 persen penderita sakit maag (dispepsia) boleh berpuasa. Meskipun begitu kadangkala masih ada pertanyaan yang terlontar, apakah orang yang mengalami sakit maag boleh berpuasa? Menurut Dr Ari Fahrial Syam SpPD MMB, dari Sub Bagian Gastroenterologi FKUI-RSiJPN Cipto Mangunkusumo, dalam acara Manajemen Puasa pada Pasien Dispepsia beberapa waktu lalu, pada prinsipnya secara umum penderita maag boleh berpuasa. Akan tetapi harus tetap diperhatikan, terutama bagi mereka yang menderita maag dengan gejala seperti berat badan turun, anemia, muntah-muntah, kuning dan terdapat massa di ulu hati. Jika mendapatkan gejala seperti itu, sebaiknya penderita melakukan endoskopi dulu untuk mengetahui penyebab sakit maag tersebut. Sebab lanjut Dr. Ari, penderita maag dalam keadaan akut, misalnya, mengalami muntah-muntah yang hebat bahkan terjadi perdarahan saluran cerna bagian atas. Nah, dalam keadaan seperti itu, pasien tersebut tidak dianjurkan berpuasa. Atur Strategi Makan Ada strategi dalam pengaturan makanan sehingga tidak memperberat sakit maag. Konsep makan bagi penderita sakit maag adalah makan dengan sering dan sedikit-sedikit. Namun di saat berpuasa, upaya paling efektif adalah dengan menghindari jenis makanan di atas. Menurut Dr Ari Fahrial Syam Sp.PD MMB, ada beberapa jenis makanan yang sebaiknya dihindari penderita sakit maag saat berbuka atau sahur. Jenis makanan tersebut adalah: 1. Makanan yang mengandung banyak gas seperti lemak, sawi, kol, nangka, pisang ambon, kedondong, dan minuman bersoda. 2. Makanan yang merangsang pengeluaran asam lambung, seperti kopi dan minuman beralkohol. 3. Makanan yang sulit dicerna dan dapat memperlambat pengosongan lambung. Karena hat ini dapat menyebabkan peningkatan peregangan di lambung yang akhimya dapat meningkatkan asam lambung, seperti makanan berlemak, kue tart, serta keju. 4. Makanan yang merusak dinding lambung seperti cuka dan pedas, merica dan bumbu yang merangsang. Diabetes Boleh Puasa Sama halnya dengan penderita maag. Penderita diabetes mellitus atau kencing manis kerap bertanya, apakah boleh berpuasa? Nah, menurut Dr. Ariswibudi, Sp.PD, dari RS Gatot Subroto, dalam media briefing Diabetes dan Puasa, menjalankan ibadah puasa bagi penderita diabetes melitus (DM) atau kencing manis bukan persoalan mudah. Ada kiat tersendiri agar gula darah tidak melorot saat berpuasa. Ada syarat seorang penderita diabetes melitus (DM) bisa berpuasa, jelas Ari wibudi. Pertama, glukosa darah puasa tidak boleh lebih dari 200 mg/dl. Mengapa? Karena bila kadar glukosa. darah tinggi, tetapi tubuh tidak memiliki cadangan glikogen, maka akan mengambil dan lemak. Nah, lemak yang dibakar akan meningkatkan keasaman darah, yang pada akhirnya muncul komplikasi. Bagi penderita diabetes, hipoglikemi atau kekurangan kadar gala dalam darah jauh lebih berbahaya daripada hiperglikemi atau kelebihan. Karena itu, waspadai gejala khas hipoglikemi yang dapat menyebabkan ketidaksadaran bagi penderitanya seperti lemas, keringat dingin, gemetar, clan posing. Begitu mendapati gejala itu, pada pasien diminta untuk segera berbuka dengan langsung mmum yang manis atau makan gala, katanya.

Syarat lain, adalah jika penderita DM menggunakan obat yang diminum. Penderita DM sebaiknya meminta pada dokter untuk dibuat khusus obat yang memiliki dosis paling besar bisa dikonsumsi saat berbuka. Sedangkan dosis paling kecil diminum saat bersahur. Mengapa dosis paling besar dikonsumsi saat berbuka, karena biasanya pasien suka lupa akan dietnya. Sehingga mereka makan lebih banyak, Itulah alasan mengapa obat-obatan sangat diperlukan saat berbuka, tuturnya. Makan yang Manis Dulu Bagi penderita diabetes, Dr. Ariswibudi menyarankan makan sahur di akhir waktu dini segera konsumsi minuman manis segera saat berbuka, kurangi aktivitas fisik dan berolahraga ringan di waktu malam. Waktu berbuka puasa jangan makan sebanyak-banyak atau jadi tempat balas dendam. Sebaiknya, makan perlahan saja, sehingga ada waktu bagi perut untuk mengirimkan sinyal kenyang ke otak, katanya. Ditambahkannya, saat berbuka puasa penderita diabetes sebaiknya meminum teh hangat. Tujuannya, agar kalori yang masuk kedalam tubuh tidak terlalu tinggi. Kenapa? Karena saat puasa aktivitas metabolisme tubuh berkurang. Untuk membatalkan puasa cukup dengan satu sendok gula ditambah dengan air hangat. Kemudian awali makan dengan memakan sayuran atau buah-buahan yang banyak mengandung air, seperti pepaya, belimbing, melon, semangka, kemudian baru makan nasi dengan lauk pauknya, kata Dr. Ariswibudi. Bagi pasien DM yang menggunakan insulin, kata dia, berpuasa agak sulit, terlebih pada pasien yang memiliki ketergantungan pada insulin. Hal itu dikarenakan cara kerja insulin bermacammacam, ada yang lambat, sedang atau cepat, dengan jangka waktu berkisar 58 jam. Diabetes adalah penyakit ketika tubuh terlalu sedikit atau sama sekali tidak bisa memproduksi insulin. Diabetes dapat pula terjadi karena insulin tidak dapat bekerja secara optimal. Hal itu disebabkan ketidakpekaan insulin hormon yang diproduksi kelenjar pankreas untuk mengatur kadar glukosa darah. Sedikitnya produksi insulin dan tidak pekanya insulin ditandai dengan meningkatnya kadar gala darah. Karena glukosa dari makanan tertimbun di dalam darah dan tidak mengalami proses selanjutnya. Tanda bahaya Segeralah membatalkan puasa jika terjadi hipoglikemi. Tanda-tanda telah terjadinya hipoglikemi yang dapat diamati di antaranya adalah tampak gelisah, berkeringat dingin, bingung, gemetar, berdebar-debar, kesemutan pada lidah atau bibir dan penglihatan ganda. Bila dibiarkan berlanjut, dapat terjadi kejang-kejang sampai penurunan kesadaran. Biasanya hipoglikemi terjadi pada sore hari, saat menjelang berbuka puasa. Sebagai makanan pembatal puasa, sebaiknya dipilih makanan atau minuman yang manis seperti sirup, buah kurma, kolak, dan sebagainya. Setelah itu, baru menyantap makanan lengkap. Penurunan kesadaran bahkan hingga tahap koma juga dapat terjadi pada keadaan hiperglikemi yang biasanya terjadi setelah berbuka puasa. Segeralah mencari pertolongan ke instalasi gawat darurat rumah sakit terdekat. Karena pada kondisi seperti itu diperlukan intervensi medis untuk menurunkan kadar gula darah, yang tentunya tidak dapat dilakukan oleh orang awam. PJK Aman Puasa Lalu, bagaimana bagi penderita penyakit jantung koroner (PJK)? Apakah penderita PJK bisa berpuasa? Menurut Dr. M. Yamin, SpJP, dari RS Mitra Keluarga Kelapa Gading (RSMKKG) Jakarta, puasa aman bagi penderita penyakit jantung koroner. Perlu diketahui penyakit jantung koroner merupakan suatu keadaan penyumbatan pada pembuluh darah yang memberi makan otot jantung atau pembuluh koroner. Penyumbatan biasanya disebabkan oleh proses penimbunan lemak atau aterosklerosis. Dan, faktor yang mempermudah atau risiko penyakit jantung koroner adalah hipertensi, merokok, diabetes, kolesterol tinggi, dan kegemukan.

Oleh karena penyebab PJK adalah penimbunan lemak, maka tidak berlebihan bila penderitanya melakukan puasa. Sebab ada beberapa pengaruh puasa terhadap sistem jantung dan pembuluh darah. Pengaruh yang pertama adalah asupan lemak atau kolesterol dan karbohidrat berkurang. Sehingga perburukan proses aterosklerosis berkurang, terutama pada penderita diabetes. Selain itu pengaruh puasa bisa pula menjadi pengontrol aspek emosi atau kecemasan, kemarahan, sehingga mengurangi lonjakan tekanan darah yang mendadak dan denyut nadi yang berlebih. Akibatnya, tentu saja mengurangi beban kerja jantung. Tetap Konsumsi Obat Meskipun penderita penyakit jantung koroner aman untuk berpuasa, tidak berarti masalah mengonsumsi makanan dan obat diabaikan. Kebanyakan para penderita penyakit jantung koroner memiliki kesalahpahaman dalam pola makan. Artinya, penderita beranggapan bahwa saat buka dan sahur bisa bebas makan. Kemudian obat kolesterol tidak perlu diminum karena sudah berpuasa. Bila minum obat kolesterol maka makanan tidak perlu dijaga. Orang kurus kadar kolesterol lebih rendah daripada orang gemuk. Sedangkan untuk mengonsumsi obat, ada beberapa kiat minum obat bagi penderita penyakit jantung koroner. Misal aspirin, sebaiknya diminum setelah berbuka puasa sebelum makan besar. Kemudian jenis obat nitrate, sebaiknya pilih golongan dengan masa kerja panjang dan dosis tunggal. Begitu juga dengan obat penurun kolesterol, sebaiknya diminum malam hari saat berbuka puasa atau mau tidur. Sedangkan untuk obat antihipertensi yang untuk golongan diuretik (yang mengeluarkan kencing) dihindari atau diminum saat berbuka untuk mencegah dehidrasi. Untuk jenis yang lain diminum saat sahur. Jika memungkinkan mendapatkan dosis sekali sehari. Nah, bagi Anda yang memiliki masalah kesehatan seperti di atas dan ingin tetap menjalankan kewajiban puasa di bulan suci Ramadhan ini, semoga tips di atas bermanfaat.

Tips Menjelang Ramadhan Bagi Anda Yang Sakit Maag


Minggu, 16 Agustus 2009 10:37 0 Komentar Jakarta (Ansor Online): Penyakit maag atau sakit lambung sering ditemukan dalam masyarakat dengan variasi yang bermacam-macarn, mulai dari yang ringan sampai berat. Gejala yaag dikeluhkan belasal dari lokasi perut bagian atas berupa rasa nyeri ulu hati, perih, mual, kembung bahkan sampai muntah-muntah. Istilah mediknya adalah dispepsia, atau secara awam disebut gangguan fungsi pencernaan. Keluhan dispepsia tersebut disebabkan oieh kelainan pada saluran cerna bagian atas yang dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelainan organik dan gangguan fungsional. Gejalanya hampir sama, sehingga perlu pemeriksaan khusus untuk saluran cerna seperti pemeriksaan radiologi atau endoskopi untuk membedakan kedua kelompok tersebut. Kelainan organik atau gangguan fungsional? Sebenarnya memang sebagian besar penderita sakit lambung yang datang berobat merupakan ganngguan fungsional saluran cerna bagian atas (SCBA), baik lambung maupun usus dua belas jari. Yang dimaksud dengan gangguan fungsional misalnya nyeri akibat asam lambung yang berlebihan, kejang otot dinding lambung atau usus dua belas jari, atau adanya gas yang berlebihan dalam saluran pencernaaan. Keluhan yang terjadi akibat gangguan fungsional tersebut mirip dengan keluhan akibat kelainan organik pada lambung dan duodenum seperti peradangan atau inflamasi, tukak atau borok lambung, dan bahkan kelainan yang lebih serius seperti kanker lambung. Kebanyakan pasien yang berobat karena sakit maag tergolong kelainan fungsional. Dalam kehidupan sehari-hari, pada kelainan yang ringan masyarakat cenderung untuk mengobati sendiri. Secara umum hal tersebut dapat dilakukan walaupun perlu perhatian dan kewaspadaaan agar kelainan yang lebih serius jangan sampai terlambat ditangani. Apabila gangguan pencernaan berupa nyeri perut yang hebat, muntah-muntah, disertai penurunan berat badan yang nyata atau gejala kurang darah, perlu segera dilakukan pemeriksaan medik yang seksama untuk memastikan sebagian besar penderita maag tergolong kelainan fungsional. Bagi kelompok ini puasa pada umumnya diperbolehkan, bahkan sering merasa lebih baik atau tidak ada gejala sama sekali selama bulan Ramadhan. Dalam menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan seseorang akan selalu berusaha mendekatkan diri kepada Sang Maha Pencipta. Bukankah Allah swt mengatakan: Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-hati menjadi tentram. (13:28). Insya Allah dengan Ramadhan anda akan mendapatkan ketenangan bathin, susana mental spiritual yang jauh dari ketegangan yang mendukung pecegahan timbulnya gejala serta usaha pengobatan. Selama puasa, kebutuhan fisiologis pada pagi dan sinag hari masih dapat diperoleh dari makanan waktu sahur karena pengosongan lambung terjadi sesudah 4-6 jam, sedangkan sore hari dari cadangan glikogen dan lemak. Tentu saja perlu diperhatikan agar jangan sampai terjadi kekurangan cairan dengan menghindari berjemur udara panas atau terlalu lama berjemur di matahari. Dengan demikian tubuh kita mampu mengatasi stress fisiologi pada siang hari sehingga kita dapat bekerja seperti biasa. Bagi kelompok penderita sakit maag dengan kelainan organik seperi tukak peptik sering diperlukan pengendalian asam selama 24 jam untuk penyembuhan dan pencegahan komplikasi. Karena itu niat untuk berpuasa di bulan Ramadhan sebaiknya ditunda dulu sampai tukaknya sembuh, atau sudah aman terhadap kemungkinan komplikasi. Dalam hal ini perlu dilakukan endoskopi untuk memastikan proses penyembuhan tukak tersebut sebelum memulai ibadah pasa. Pengaturan makanan dan obat selama berpuasa Kebiasaan berbuka dengan penganan ataupun minuman yang manis diperbolehkan bagi penderita sakit maag. Hanya perlu diingat jangan terlalu manis atau terlalu banyak sekaligus karena akan merangsang produksi asam lambung secara mendadak. Untuk itu ada baiknya bila

porsi berbuka dibagi dua, yaitu waktu maghrib dan sesudah sholat tarawih. Pada waktu sahur porsi secukupnya saja jangan berlebihan karena akan lebih merangsang lambung. Para ahli gizi secara umum menganjurkan agar penderita sakit maag mengatur makan dengan porsi yang kecil diberikan lebih sering. Jenis makanan harus seimbang, berkualitas dan memenuhi kebutuhan secara individual. Pada saat kambuh memang diperlukan makanan yang lunak, tetapi dalam penyembuhan harus dinaikkan bertahap sesuai dengan toleransi, artinya tidak menyebabkan kambuhnya gejala diatas. Dewasa ini obat sakit maag terutama yang diperlukan untuk mengendalikan asam lambung mempunyai masa keja yang panjang, sekitar 12 jam sehingga mudah pengaturannya selama ulan puasa. Obat golongan ini sebaiknya diberikan waktu subuh sesudah makan sahur, dan bila perlu ditambah sesudah berbuka puasa. (ruanghati.com)

You might also like