You are on page 1of 10

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang unsur-unsur iklim, yakni: a.

Radiasi matahari, panas matahari merupakan sarana air tumbuhan menjadi menguap, insolasi yang sampai membuat semua yang berair menguap, uapan ini akhirnya akan membentuk awan dan akhirnya mengakibatkan hujan. b. Suhu udara suhu udara di permukaan bume berbeda, khususnya daerah indonesia, ketinggian tempat yang beragam di indonesia menyebabkan berbedanya suhu di berbagai tempat karna pada dasarnya semakin tinggi suatu dataran, akan membuat temperatur di daerah tersebut menjadi berkurang karna prinsipnya tiap naik 100 m, suhu akan berkurang 0,6 derajat celcius. c. Kelembaban udara kelembapan erat kaitannya dengan kandungan air di atmosfer, karna indonesia merupakan negara kepulauan menyebabkan banyaknya kandungan air di udara disebabkan insolasi yang diterima oleh laut. d. Curah hujan Curah Hujan ialah jatuhnya rintik rintik air karena jenuhnya udara menampung air di atmosfer, hujan akan turun bila Lembah Udara Relatif berkisar antara 75% - 100% (Daswirman) f. Tekanan udara tekanan udara singkron hubungan nya dengan angin, bila tekanan tinggi pada suatu wilayah maka suhu udara disana rendah disebabkan partikel partikel di udara rapat, dan apabila tekan rendah makanya suhu udara di wilayah tesebut tinggi, ini menyebabkan partikel partikel di udara menjadi renggang, pada prinsipnya udara akan bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah, karna partikel partikel yang rapat tersebut bergerak menempati partikel partikel yang renggang (suhu tinggi).

g. Angin Angin ialah proses bergeraknya udara bertekanan tinggi menuju tekanan rendah, angin dapat menimbulkan gerakan angin secara horizontal maupun vertikal, sebagai contoh gerakan udara horizontal ialah angin sepoy-sepoy. Sedangkan gerakan angin vetikal biasanya dapat terjadi di laut, yang disebut lidah air, ini disebabkan naiknya suhu di permukaan bumi sedangkan pada bagian atas bumi (atmosfer) suhu rendah, menyebabkan terjadinya badai di lautan maupun topan. iklim Indonesia dipengaruhi lautan sangat luas yang mengelilinginya, sehingga secara ringkas Indonesia dikatakan beriklim Muson Laut Tropis. Selain itu Indonesia yang berhubungan langsung dengan samudra Hindia dan Pasifik, menyebabkan sering hujan jatuh di dataran indonesia akibat penyinaran matahari membuat insolasi yang diterima air menjadi menguap yang prosesnya akan menghasilkan hujan. Menurut pengklasifikasiannya Schimdt dan Ferguson membedakan iklim di Indonesia berdasarkan perbandingan antara musim kemarau (bulan kering) dengan musim penghujan(bulan basah) pada suatu daerah. (perbandingan rata-rata bulan kering dengan ratarata bulan basah). Sehingga didapatkan 8 pengklasifikasian iklim. Semakin ke timur, periode musim kemarau semakin panjang. Perbedaan iklim di Indonesia inilah yang dapat mempengaruhi perbedaan agihan flora dan fauna serta aktivitas sehari-hari dari penduduknya. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini, saya membuat laporan mengenai iklim di Kabupaten Purworejo berdasarkan pengklasifikasian Koppen dan pengklasifikasian Schimdt dan Ferguson untuk mengetahui agihan flora dan fauna serta aktivitas penduduknya. Secara garis besar Indonesia memiliki jenis iklim muson laut tropis, hal ini dikarenakan Indonesia dilalui angin muson yang berhembus setiap 6 bulan sekali dan selalu berhanti arah. Selain itu Indonesia terletak pada lintang nol derajat yang terletak di garis Khatulistiwa sehingga beriklilm tropis serta wilayah Indonesia yang dikelilingi oleh lautan. Namun, iklim di Indonesia dapat dijelaskan lebih terperinci lagi sebagai berikut, angin yang berhembus di Indonesia ditentukan oleh angin yang berhembus dari Asia yang dinamakan angin musin barat laut yang bertiup bulan Oktober-April. Angin ini banyak mendatangkan hujan pada sebagian besar kepulauan di Indonesia, sehingga pada bulan Desember sampai Februari kita kenal sebagai musim hujan. Selama enam bulan berikutnya (Mei-September) benua Asia

mengalami musim panas karena bertekanan minimum. Angin angin musim pada periode ini berasal dari daerah gurun yang merupakan angin kering. Bagi sebagian wilayah Indonesia angin ini tidak membawa hujan, karena itu pada saat ini dinamakan musim kemarau. Dalam musim ini bertiup angin musim Tenggara (di Jawa sering disebut angin musim Timur, karena faktor relief pulau). Daerah yang cukup mendapatkan curah hujan selama musim ini adalah bagian barat Indonesia, yaitu Sumatera, Kalimantan dan Jawa Barat.

2. Rumusan Masalah A. Bagaimana iklim di Kabupaten Purworejo menurut pengklasifikasian Schimdt dan Ferguson? B. Bagaimana ciri-ciri daerah Kabupaten Purworejo berdasarkan klasifikasi iklimnya? C. Bagaimana agihan flora dan fauna, serta aktivitas penduduk di Kabupaten Purworejo?

3. Tujuan A. Mengidentifikasi iklim di Kabupaten Purworejo menurut pengklasifikasian Schmidt dan Ferguson. B. Mengidentifikasi ciri-ciri daerah Kabupaten Purworejo berdasarkan klasifikasi iklimnya. C. Mengidentifikasi agihan flora dan fauna, serta aktivitas penduduk yang ada di Kabupaten Purworejo

BAB II Dasar Teori Schmidt dan Ferguson (1951) menerima metode Mohr dalam menentukan bulan-bulan kering dan bulan basah, tetapi cara perhitungannya berbeda. Schmidt dan ferguson menghitung jumlah bulan-bulan kering dan bulan-bulan basah dari tiap-tiap tahun kemudian diambil rata-ratanya. 1. Bulan kering 2. Bulan lembab 3. Bulan basah < 60 mm 60 < Q >100 mm > 100 mm).

Untuk menentukan jenis-jenis iklimnya, Schmidt dan Ferguson menggunakan harga quotien Q yang didefinisikan sebagai: Q=(jumlah rata-rata bulan-bulan kering)/(jumlah rata-rata bulan-bulan basah) x 100% Tiap tahun pengamatan dihitung jumlah bulan-bulan kering dan bulan-bulan basah, kemudian baru dirata-ratakan selama periode pengamatan. Dari harga Q yang ditentukan pada persamaan diatas kemudian Schmidt dan Ferguson menentukan jenis iklimnya yang ditandai dari iklim A sampai iklim H, sebagai berikut: A : 0 Q < 0,143 B : 0,143 Q < 0,333 C : 0,333 Q < 0,600 D : 0,600 Q < 1,000 E : 1,000 Q < 1,670 F : 1,670 Q < 3,000 G : 3,000 Q < 7,000 H : 7,000 Q = = = = = = = = sangat basah basah agak basah sedang agak kering kering sangat kering luar biasa kering

BAB III PEMBAHASAN

A. PENGKRLASIFIKASIAN IKLIM MENURUT SCHMIDT FERGUSSON Data Curah Hujan kabupaten Purworejo
BULAN Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember 2007 22 247 367 349 48 100 0 0 0 20 213 636 2008 336 325 314 170 0 12 0 0 0 234 587 366 2009 434 441 124 231 124 0 8 0 10 67 127 130 2010 311 249 249 164 346 95 135 48 319 520 244 295 2011 325 484 395 238 225 0 0 0 0 23 387 500
K.BOGOWONTO

jumlah 1428 1746 1449 1152 743 207 143 48 329 864 1558 1927

Sumber : POS HUJAN CENGKAWAK, BORO,

Selanjutnya, data tersebut di kelompokan dengan cara Menghitung bulan kering, bulan lembab dan bulan basah, dengan ketentuan : 1. Bulan kering : 2. Bulan lembab : 3. Bulan basah : < 60 mm 60 < Q >100 mm > 100 mm)

Maka didapat hasil sebagai berikut : Tabel Kerja


BULAN Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Rata rata Bulan kering Bulan lembab Bulan basah 2007 22 247 367 349 48 100 0 0 0 20 213 636 2002 166,83 6 1 5 2008 336 325 314 170 0 12 0 0 0 234 587 366 2344 195,33 5 0 7 2009 434 441 124 231 124 0 8 0 10 67 127 130 1696 141,33 4 1 7 2010 311 249 249 164 346 95 135 48 319 520 244 295 2975 247,91 1 1 10 2011 325 484 395 238 225 0 0 0 0 23 387 500 2577 214,75 5 0 7 Jumlah 1428 1746 1449 1152 743 207 143 48 329 864 1558 1927

11594
966,15 21 3 36

Diketahui bahwa:

a. bulan kering selama 5 tahun = 21, selnjutnya di rata-rata kan b. bulan basah selama 5 tahun = 36, selanjutnya di rata-rata kan selanjutnya, dimasukan data tersebut kedalam rumus :

21/5 = 4,2 36/5 = 7,2

Q = 0,583 x 100% Q = 58,3%


Maka diperoleh bahwa harga Q= 58,3%, atau 0,583. Dari perolehan angka tersebut, iklim di Kabupaten Purworejo termasuk ke dalam kelompok iklim C (agak basah), yakni Q terletak di antara 0,333 0,6.

B. DARI PENGKLASIFIKASIAN DI ATAS, MAKA KABUPATEN PURWOREJO DAPAT DICIRIKAN IKLIMNYA SEBAGAI BERIKUT :

1. Beriklim tropis sehingga mendapatkan sinar matahari yang cukup sepanjang tahun. 2. Curah hujan rata-rata lebih dari 100 mm/tahun. Curah hujan bulan terkering < 60 mm. 3. Umumnya rata rata curah hujan terbanyak jatuh pada dimulai pada bulan Oktober Maret, sedangkan curah hujan sedikit dimulai pada bulan April september . 4. Iklim di kabupaten purworjo ialah iklim (C) yaitu tropis agak basah.

C. HUBUNGAN IKLIM DENGAN PERTANIAN PENDUDUK Berdasarkan hasil dari pengklasifikasian iklim :

Flora di daerah beriklim tropis di daerah Kabupaten Purworejo sangat beragam jenisnya (heterogen). Hampir semua tumbuhan mampu hidup dan bertahan, karena daerah beriklim tropis mendapatkan penyinaran matahari dan curah hujan yang cukup sepanjang tahun. Flora yang paling mendominasi adalah tanaman-tanaman pertanian dan perkebunan, misalnya: padi, jagung, tebu, ketela pohon, palawija, sayur-sayuran, buahbuahan, dll, karena sesuai hidupnya hidup di daerah ini. Namun selain tanaman pertanian dan perkebunan, masih bisa pula ditemukan areal-areal hutan di sebagian wilayahnya. Misalnya hutan jati, sengon, hutan bambo, hutan pinus, dan hutan hujan tropis yang didominasi oleh tumbuhan berdaun lebar yang menghijau sepanjang tahun. Sedangkan jati akan menggugurkan daunnya pada musim kemarau. Pertanian padi sangat cocok dilakukan karna curah hujan yang tinggi merupakan syarat hidup tumbuhan padi, Penanaman padi cocoknya dilakukan pada bulan bulan basah, yaitu pada bulan November atau desember, karna curah hujan tertinggi pada bulan ini, sedangkan musim panen dapat berlngsung pada bulan mei atau juni, karna pada bulan ini curah hujan rendah, cocok untuk musim panen karna pada musim panen curah hujan untuk padi harus sedikit.

BAB IV PENUTUP 1. Kesimpulan a. Melalui perhitungan klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson maka Kabupaten Purworejo memiliki tipe curah hujan C, dengan karakteristik agak basah. Pada daerah ini tanaman tropis tertentu yang peka tidak dapat tumbuh. Jadi wilayah ini merupakan kawasan yang memerlukan suhu yang tinggi secara terus-menerus dan hujan yang melimpah. b. Ciri-ciri Kab. Kabupaten Purworejo dilihat dari unsur-unsur iklim: 1.)Beriklim tropis sehingga mendapatkan sinar matahari yang cukup sepanjang tahun. 2.)Curah hujan rata-rata lebih dari 100 mm/tahun. Curah hujan bulan terkering < 60 mm. 3.) Umumnya rata rata curah hujan terbanyak jatuh pada dimulai pada bulan Oktober Maret, sedangkan curah hujan sedikit dimulai pada bulan April september . 4.) Iklim di kabupaten purworjo ialah iklim (C) yaitu tropis agak basah. 5.) Daerah kabupaten Purworejo sangat cocok untuk tanaman padi karna curah hujan nya tinggi yang merupakan syarat hidup padi. Pertanian padi sangat cocok dilakukan karna curah hujan yang tinggi merupakan syarat hidup tumbuhan padi, Penanaman padi cocoknya dilakukan pada bulan bulan basah, yaitu pada bulan November atau desember, karna curah hujan tertinggi pada bulan ini, sedangkan musim panen dapat berlngsung pada bulan mei atau juni, karna pada bulan ini curah hujan rendah, cocok untuk musim panen karna pada musim panen curah hujan untuk padi harus sedikit.

2.Saran

Dengan mengetahui klasifikasi iklim Kabupaten Purworejo, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa Kabupaten Purworejo memiliki iklim yang agak basah menurut Schmidt dan Fergusson, Oleh karena itu setelah kita mengetahui tipe iklim yang ada di Kabupaten Purworejo, selanjutnya melalui hasil ini dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak, khususnya pemerintah Kabupaten Purworejo untuk mengembangkan berbagai potensi yang ada untuk mensejahterakan penduduk Kabupaten Purworejo sesuai dengan tipe iklim yang ada di tempat tersebut. Selain itu dengan mengetahui tipe iklim yang ada di tempat tersebut, dapat dimanfaatkan sebagai sarana deteksi dini potensi yang tersimpan di Kabupaten Purworejo, maupun potensi bencana yang ada di kota tersebut. Terakhir, semoga penulisan laporan penentuan iklim Kabupaten Purworejo ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan ditindaklanjuti sebagaimana mestinya.

DAFTAR PUSTAKA Slamet, Marhadi. 2005. Geografi Regional Indonesia. FMIPA UM: Malang. Utomo, Dwiyono Hari. 2004. Bahan Ajar Meteorologi-Klimatologi Dalam Study Geografi (Buku I). FMIPA UM: Malang. Wikipedia Indonesia

You might also like