Professional Documents
Culture Documents
SUGIYARTO♥
Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta 57126
ABSTRACT
Structure and composition of soil macrofauna are important component of soil sub-system correlated with soil function dynamics. So it
is expected can be used as bioindicator of soil health. The objective of this research was to evaluate of using structure and composistion
of soil macrofauna as bioindicator of soil health, espescially on land forest of albizia stand.The research conducted on Aprl to September
2003 at Jatirejo forest resort, District of Kediri, East Java. Soil macrofauna collected by hand sorting and pit-fall trap methods. Structure
and composition of soil macrofauna expressed by the value of modified-Simpson diversity index. The results indicated: (1) diversities of
soil macrofauna influenced by ages of albizia stand and undergrowth vegetation; (a) the highest diversity obtained on 7 years ages of
stand, (b) papaya indicated a negative effect to diversities of soil macrofauna; (2) Diversity index of deep soil macrofauna was a
bioindicator of C-organic and K-total content of soil.
sistem pengendalian hayati (Killham, 1994). Beberapa dan kuantifikasi di laboratorium (Anderson and Ingram,
penelitian menunjukkan bahwa tanah-tanah terdegradasi 1993). Identifikasi dilakukan dengan mencocokkkan
pada umumnya menunjukkan penurunan keanekaragaman dengan specimen awetan serta kunci identifikasi dalam
dan biomassa makrofauna tanah (Giller et al., 1997). literatur (Chu, 1992; Borror et al., 1992; Dindal, 1990;
Akibat lain penurunan keanekaragaman makrofauna tanah Elzingga, 1978)
adalah terjadinya perubahan keseimbangan komunitas Sebagian faktor lingkungan diamati langsung di
sehingga dapat menimbulkan dominansi spesies-spesies lapangan, yaitu: suhu tanah dan pH tanah, masing-masing
tertentu yang umumnya berpotensi sebagai hama tanaman pada kedalaman 0-10 cm. Faktor lingkungan lainnya, yaitu
(Fragoso et al., 1997; Baker, 1998). Oleh karena itu pe- kandungan air, C-organik, N-total, P-total dan K-total tanah
nurunan keanekaragaman makrofauna tanah diduga dapat dianalisis di laboratorium dengan cara mengambil 200
dijadikan bioindikator kesehatan tanah yang menggambar- gram komposit tanah galian (30 cm). Adapun metode
kan daya dukung subsistem tanah dalam menunjang analisis yang digunakan adalah sebagai berikut: gravimetri
pertumbuhan tanaman atau fungsi produktif lainnya. (kandungan air tanah), Walkey-Black (kandungan C-
Tujuan penelitian ini adalah: (i) mendiskripsikan organik tanah), mikro-Kjedahl (N-total), ekstrak asam
struktur dan komposisi makrofauna tanah pada berbagai sulfat pekat (P-total dan K-total tanah) (Cox, 1972;
sistem penggunaan lahan di bawah tegakan HTI sengon, Anderson and Ingram, 1993).
(ii) mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan fisika-kimia
tanah yang terkait erat dengan struktur dan komposisi Analisis data
makrofauna tanah. Struktur dan komposisi makrofauna tanah dinyatakan
dengan nilai indeks diversitas Simpson yang dimodifikasi
(Sugiyarto et al., 2003) dengan rumus sebagai berikut:
BAHAN DAN METODE
ID = (1 - ∑pi2).(qi)
Waktu dan tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai April sampai dengan ID: indeks diversitas makrofauna tanah.
September 2003. Lokasi penelitian di kawasan hutan Pi : proporsi makrofauna tanah ke-i di dalam
tanaman sengon di RPH Jatirejo, BKPH Pare, KPH Kediri, komunitasnya.
Perum Perhutani Unit II Jawa Timur. Identifikasi dan qi : rasio jumlah spesies makrofauna tanah pada satu
kuantifikasi spesimen makrofauna tanah serta analisis stasiun pengamatan ke-i dengan total spesies makrofauna
beberapa variabel faktor fisika-kimia lingkungan dilakukan tanah pada seluruh stasiun pengamatan.
di Laboratorium Pusat MIPA dan Laboratorium Tanah, Untuk membandingkan struktur dan komposisi
Fakultas Pertanian UNS Surakarta. komunitas makrofauna tanah pada berbagai umur dan jenis
vegetasi bawahnya dihitung nilai indeks similaritas Jaccard
Alat dan bahan dengan rumus sebagai berikut:
Peralatan yang digunakan pada penelitian ini antara
lain: cangkul, bak penampung/ember plastik, alat IS = j / (a + b)-J
perangkap Barber, pinset, botol koleksi, mikroskop,
thermometer, pH-meter, timbangan analitis, timbangan IS : indeks similaritas/kesamaan Jaccard
portable, oven, apparatus analisis kandungan unsur C, N, P J : jumlah spesies yang ditemukan pada stasiun
dan K tanah. Bahan-bahan yang diperlukan meliputi: pengamatan a dan b.
alkohol 70%, formalin 4%, larutan sabun, label, minyak a : jumlah spesies makrofauna tanah yang ditemukan
imersi, kemikalia untuk analisis unsur C, N, P dan K tanah. pada stasiun a.
b : jumlah spesies makrofauna tanah yang ditemukan
Cara kerja pada stasiun b.
Pengamatan dilakukan pada 9 stasiun pengamatan, Untuk mengetahui hubungan antara indeks diversitas
yaitu pada tegakan hutan tanaman sengon umur 3, 5 dan 7 makrofauna dalam tanah (IDT) dan permukaan tanah (IPT)
tahun, masing-masing dengan vegetasi bawah berupa: dengan berbagai variabel faktor lingkungan dilakukan
semak belukar, papaya/nanas dan rumput gajah. Pada analisis korelasi sederhana.
masing-masing stasiun pengamatan tersebut ditentukan 3
titik sampling secara acak dan dilakukan penangkapan
makrofauna tanah dan pengukuran berbagai variabel faktor HASIL DAN PEMBAHASAN
lingkungan (Cox, 1972).
Sampel makrofauna tanah diambil dengan dua metode, Struktur dan komposisi makrofauna tanah
yaitu: metode pengambilan langsung dengan tangan (‘hand Hasil pengamatan dan penghitungan nilai indeks
sorting’) dengan volume tanah (30 x 30 x 30) cm3 untuk diversitas makrofauna tanah pada berbagai umur tegakan
makrofauna dalam tanah dan metode perangkap jebak (‘pit- dan jenis vegetasi bawah pada lahan pertanaman sengon
fall trap’) dengan lama penangkapan selama 24 jam untuk disajikan pada Tabel 1. Selain dipengaruhi oleh jenis
makrofauna permukaan tanah. Hasil koleksi makrofauna vegetasi bawahnya, nampak bahwa diversitas makrofauna
tanah diawetkan pada formalin 4% kemudian dipindahkan tanah dipengaruhi oleh umur tegakan sengonnnya. Untuk
ke alkohol 70% untuk selanjutnya dilakukan identifikasi nilai rata-rata indeks diversitas makrofauna dalam tanah
102 B i o S M A R T Vol. 7, No. 2, Oktober 2005, hal. 100-103
nilai tertinggi ditunjukkan pada umur tegakan 7 tahun fungsi vegetasi bawah sebagai penutup tanah dan tempat
(0,38), kemudian diikuti umur 3 tahun (0,21) dan 5 tahun perlindungan bagi biota tanah. Penanaman tanaman pepaya
(0,13). Untuk makrofauna permukaan tanah, nampak di bawah tegakan sengon menyebabkan tanah terbuka serta
bahwa semakin bertambah umur tegakan sengon maka sedikit sumbangan bahan organik ke dalam tanah sehingga
semakin tinggi nilai rata-rata indeks diversitasnya, yaitu: menyebabkan tekanan terhadap kehidupan di dalam tanah.
0,21 (3 tahun), 0,27 (5 tahun) dan 0,39 (7 tahun). Beberapa penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa
Berdasarkan jenis vegetasi bawahnya nampak bahwa untuk kehidupan makrofauna tanah dipengaruhi oleh karakter
makrofauna dalam tanah, nilai rata-rata indeks diversitas vegetasi bawahnya (Maftu’ah et al, 2002; Sugiyarto, 2002;
tertinggi terjadi pada jenis rumput gajah (0,32), kemudian Sugiyarto et al., 2003) dan diversitas tanaman penutup
diikuti pepaya (0,25) dan semak belukar (0,16); sedangkan tanah (Sari et al., 2003; Mukti, 2003; Purwanti, 2003).
untuk makrofauna permukaan tanah, nilai rata-rata indeks Peningkatan intensitas pengolahan tanah juga berpengaruh
diversitas tertinggi terjadi pada jenis semak belukar (0,33), buruk terhadap diversitas biota tanah (Makalew, 2001).
kemudian diikuti rumput gajah (0,32) dan pepaya (0,24). Dilihat dari jenis-jenis makrofauna tanah yang
Tingginya diversitas makrofauna tanah pada umur dominan, nampak bahwa Reticulitermes sp. (rayap) dan
tegakan sengon 7 tahun diduga disebabkan oleh semakin Phyllophaga sp. (lundi putih) merupakan makrofauna
tingginya stabilitas kondisi ekosistem yang ada karena dalam tanah yang paling dominan. Kedua jenis makrofauna
ditunjang oleh semakin besarnya tingkat naungan kanopi tanah tersebut merupakan jenis-jenis serangga hama
tegakan sengon. Sebaliknya, pada umur tegakan 5 tahun potensial. Dengan demikian pemanfaatan lahan di bawah
diversitas makrofauna tanah, terutama kelompok tegakan HTI sengon rawan terhadap serangan hama.
makrofauna dalam tanah, adalah rendah. Hal ini diduga Seperti halnya dilaporkan oleh Sugiyarto (2002) dan
terkait dengan ketersediaan bahan organik yang rendah Sugiyarto et al. (2003) bahwa perubahan hutan alami
serta gangguan pengelolaan tegakan, dimana pada umur menjadi lahan hutan tanaman sengon sistem non-
tegakan 5 tahun terjadi proses penjarangan tegakan sengon. agroforestri maupun agroforestri cenderung meningkatkan
Keberadaan tanaman pepaya pada sistem agroforestri dominasi jenis-jenis makrofauna tanah yang berpotensi
berbasis hutan tanaman sengon ternyata berpengaruh buruk sebagai hama tanaman.
terhadap diversitas makrofauna tanah. Sebaliknya, jenis Untuk kelompok makrofauna permukaan tanah, semut
tanaman rumput gajah memberikan pengaruh yang baik Lopbopelta ocellifera dan Odontomachus sp. nampak
terhadap diversitas makrofauna tanah, terutama mendominasi. Kedua jenis serangga ini berpotensi sebagai
makrofauna dalam tanah. Hal ini diduga terkait dengan predator maupun dekomposer bahan organik sehingga
Tabel 1. Indeks diversitas makrofauna dalam tanah (IDT) dan permukaan tanah (IPT)
bermanfaat dalam pengendalian hayati
serta spesies dominan pada berbagai umur tegakan dan jenis vegetasi bawah pada lahan hama dan penyakit serta meningkatkan
pertanaman sengon. kesuburan tanah melalui sumbangan
nutrien sebagai hasil proses
Stasiun pengamatan IDT Spesies dominan IPT Spesies dominan dekomposisi.
1. 3 tahun, semak belukar 0,11 Reticulitermes sp. 0,28 Lobopelta ocellifera
3 tahun, papaya + nanas 0,18 Phyllophaga sp. 0,18 Odontomachus sp.
Analisis perbandingan komunitas
3 tahun, rumput gajah 0,35 Phyllophaga sp. 0,26 Odontomachus sp.
Rata-rata 0,21 0,24 makrofauna tanah
2. 5 tahun, semak belukar 0,11 Phyllophaga sp. 0,30 Odontomachus sp. Hasil perhitungan nilai indeks
5 tahun, papaya 0,11 Reticulitermes sp. 0,16 Odontomachus sp. similaritas Jaccard disajikan pada Tabel
5 tahun, rumput gajah 0,18 Phyllophaga sp. 0,34 Odontomachus sp. 2. Secara umum dapat dilihat bahwa
Rata-rata 0,13 0,27 nilai rata-rata indeks similaritas untuk
3. 7 tahun, semak belukar 0,26 Reticulitermes sp. 0,41 Lobopelta ocellifera kelompok makrofauna permukaan
7 tahun, papaya 0,45 Blatta orientialis 0,38 Lobopelta ocellifera
7 tahun, rumput gajah 0,44 Reticulitermes sp. 0,37 Lobopelta ocellifera tanah (0,413) lebih tinggi dibanding
Rata-rata 0,38 0,39 makrofauna dalam tanah (0,283). Hal
ini menunjukkan bahwa pada lahan
hutan tanaman sengon jika dibanding
Tabel 2. Indeks similaritas Jaccard komunitas makrofauna tanah pada berbagai umur dengan kelompok makrofauna
dan jenis vegetasi bawah pada lahan hutan tanaman industri sengon. permukaan tanah, kelompok
makrofauna dalam tanah lebih
Rata-rata indeks similaritas makrofauna permukaan tanah: 0,413
3 sb 3 ppn 3 rg 5 sb 5 pp 5 rg 7 sb 7 pp 7 rg
terpengaruh oleh perbedaan umur
3 sb 0,28 0,43 0,45 0,25 0,35 0,56 0,42 0,48 tegakan dan jenis vegetasi bawah.
3 ppn 0,23 0,33 0,32 0,60 0,54 0,23 0,38 0,46 Dengan demikian jika dibandingkan
3 rg 0,25 0,30 0,42 0,43 0,26 0,36 0,38 0,35 dengan kelompok makrofauna
5 sb 0,30 0,24 0,34 0,53 0,65 0,33 0,30 0,33 permukaan tanah, maka komunitas
5 pp 0,22 0,38 0,26 0,23 0,54 0,24 0,38 0,58 makrofauna dalam tanah lebih cocok
5 rg 0,25 0,27 0,25 0,35 0,42 0,34 0,38 0,44
7 sb 0,38 0,22 0,30 0,38 0,24 0,33 0,44 0,64
untuk digunakan sebagai bioindikator
7 pp 0,21 0,29 0,42 0,20 0,21 0,25 0,25 0,47 perubahan lingkungan. Sugiyarto
7 rg 0,23 0,25 0,33 0,26 0,22 0,26 0,40 0,28 (2002) dan Sugiyarto et al. (2003)
Rata-rata indeks similaritas makrofauna dalam tanah: 0,283 mengemukakan hasil yang sama dan
Keterangan: Sb: vegetasi bawah semak belukar (sistem non-agroforestri). Pp: vegetasi menjelaskan bahwa rendahnya indeks
bawah pepaya (sistem agroforestri). Ppn: vegetasi bawah papaya dan nanas (sistem
agroforestri). Rg: vegetasi bawah rumput gajah (sistem agroforestri).
SUGIYARTO – Makrofauna sebagai bioindikator kesehatan tanah 103