Professional Documents
Culture Documents
BAB
III PROFIL KABUPATEN PELALAWAN
70
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
70
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
70
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
3.2.1. Tanah
70
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
70
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
kapasitas tukar kation (KTK), kejenuhan basa (KB), dan kadar pirit.
Semua ini merupakan sifat-sifat yang mempengaruhi tingkat
kesuburan tanah. Kandungan abu dalam bahan gambut, menentukan
apakah gambut termasuk eutrofik (relatif kaya hara), oligotrofik
(masam dan miskin hara), atau mesotrofik, yang terletak diantaranya.
Hasil analisa contoh tanah disajikan lengkap pada Lampiran 3. Dari
interpretasi hasil analisa 29 contoh tanah tersebut, sebanyak 8
contoh mewakili sifat tanah gambut (satuan lahan A1.1, A.2, A1.3
dan A2) dan 21 contoh yang mewakili sifat tanah aluvial dan
sedimen (satuan lahan A3, B, C, dan D), maka dapat disimpulkan
Sifat-sifat kimia tanah sebagai berikut. Reaksi Tanah. Sifat tanah ini
sangat menentukan ketersediaan unsur hara di dalam tanah. Jika pH
lebih rendah dari optimum, terjadi kekahatan unsur hara makro dan
toksisitas unsur hara mikro. Pada pH lebih tinggi dari optimum,
hampir semua unsur hara mikro berada dalam kondisi kahat. pH
tanah yang optimum untuk pertumbuhan tanaman pada umumnya
berkisar antara 5,0 0 7,0. Tanah gambut daerah studi mempunyai
kisaran reaksi masam ekstrim (pH < 3,5) sampai sangat masam (pH
3,604,5). Pada gambut dangkal dan gambut tengahan, kemasaman
lapisan bawah cenderung tetap atau agak menurun. Pada gambut
dalam dan gambut sangat dalam, reaksi gambut di lapisan bawah
umumnya menjadi masam ekstrim, dan dapat mencapai pH 2,6.
Gambut dangkal dan gambut tengahan umumnya menunjukkan reaksi
tanah sedikit lebih baik daripada gambut dalam dan gambut sangat
dalam. Tanah aluvial dan sedimen di daerah studi umumnya
mempunyai reaksi sangat masam. Pada daerah yang merupakan
dataran banjir dari Sungai Kampar, reaksi tanah menjadi masam.
Bahan Organik Tanah (C, N, C/N). Bahan organik tanah berperanan
70
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
70
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
70
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
70
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
70
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
70
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
70
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
3.2.1.2. Tipologi
70
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
70
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
70
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
70
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
70
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
70
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
70
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
70
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
70
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
70
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
70
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
70
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
1. Sustainable Development
70
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
70
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
1. Klimatologi (iklim/cuaca).
4. Hidrogeologi.
70
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
70
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
70
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
3.2.3. Geomorfologi
Bentuk roman muka bumi (bentang alam) yang sesuai untuk suatu
kawasan pertambangan ditentukan berdasarkan hasil pengamatan
terhadap lansekap lapangan yang meliputi relief, kemiringan lereng,
ketinggian daerah (elevasi), pola pengaliran sungai, litologi, dan
struktur geologi yang berkembang. Data tersebut ditunjang oleh
analisis terhadap peta topografi, foto udara, data satelit dan GIS
(yang dapat diperoleh dari instansi pemerintah maupun pihak
swasta). Relief suatu daerah akan mencirikan beda tinggi satu tempat
dengan tempat lainnya dan juga menampakkan curam landainya
lereng, pola bentuk dan ukuran bukit, lembah, gunung, dataran,
70
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
70
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
⇒ Dendritik
⇒ Paralel
⇒ Rektangular
70
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
⇒ Trelis
⇒ Radial
⇒ Sentripetal
70
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
3.2.4. Hidrogeologi
70
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
dan fisika yang terjadi di dekat atau di bawah permukaan bumi (Kodoatie,
1996). Berbicara hidrogeologi tidak akan lepas dari daur hidrologi sebagai
berikut; evaporasi dari tanah atau air laut dan transpirasi dari tumbuh-
tumbuhan – kondensasi dalam awan – presipitasi dalam bentuk hujan –
infiltrasi dan perkolasi ke dalam tanah atau menjadi air limpasan (sungai
dan danau) – kembali evapotranspirasi (Davies dan DeWiest, 1966, dalam
Rahn, 1996).
70
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
70
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
70
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
70
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
71
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
97
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
97
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
97
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
97
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
97
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
97
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
97
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
97
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
97
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
97
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
97
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
97
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
97
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
97
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
97
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
97
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
97
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
97
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
97
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
97
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
97
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
pemerintah maupun pihak asing yang dikenal dengan modal PMD dan modal
PMA.
97
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
97
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
3.5.1. Ekonomi
97
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
3.5.2. Sosial
Sampai saat ini, sarana pendidikan yang ada adalah Taman Kanak-
Kanak (TK) negeri 2 buah dan swasta berjumlah 75 unit dengan jumlah
guru sebanyak 294 orang dan murid sebanyak 3.992 orang. Sekolah Dasar
(SD) Negeri dan Swasta berjumlah 196 unit dengan jumlah guru sebanyak
1.860 orang dan murid sebanyak 37.944 orang. Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama (SLTP) Negeri dan Swasta berjumlah sebanyak 41 unit dengan
jumlah guru sebanyak 762 orang dan murid sebanyak 8.872 orang, Sekolah
Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) berjumlah 16 unit dengan jumlah guru
sebanyak 317 orang dan murid sebanyak 3.828 orang. Sementara sekolah
menengah kejuruan (SMK) berjumlah 8 unit dengan jumlah guru sebanyak
216 orang dan murid sebanyak 1.603 orang.
_______________
______
97
Laporan Akhir
Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009
97