You are on page 1of 7

BioSMART ISSN: 1411-321X

Volume 7, Nomor 2 Oktober 2005


Halaman: 125-130

Pemanfaatan Limbah Cair Pabrik Karet PTPN IX Kebun Batu Jamus


Karanganyar Hasil Fitoremediasi dengan Azolla microphylla Kaulf untuk
Pertumbuhan Tanaman Padi (Oryza sativa Linn.)
The benefit of rubber factory liquid waste of PTPN IX Kebun batu jamus Karanganyar as the
result of phytoremediation with Azolla microphylla Kaulf. for the rice growth (Oryza sativa Linn.)

DWI YULIANTI, KUSUMO WINARNO♥, WIDYA MUDYANTINI


Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta 57126

Diterima: 18 April 2005. Disetujui: 1 Juli 2005.

ABSTRACT

The aim of the research was to find out the influence for the application of Azolla microphylla Kaulf. to the fixing of the quality of
rubber factory liquid waste. Moreover, it was done in order to analyze the rice (Oryza sativa Linn.) growth after the distribution of
rubber factory liquid waste as the result of phytoremediation with A. microphylla. The research used Complete Random Design
employing waste concentration treatment by 0%, 10%, 15%, 20%, and 25%. The parameter measurement had been done before and
after the processing with A. microphylla during 12 days. The parameter were temperature, pH, DO, BOD, COD, TSS, ammonia, and
total nitrogen (N). The distribution of rubber factory liquid waste as the result of processing with Azolla micropphylla Kaulf. to the rice
was done until the plants had attained the age of 6 weeks after planting. The parameter of the observed growth were the number of
leaves, the number of shoots, the wet weight plant, the dry weight plants, and the dry weight ratio of shoot-roots (S-R). Analyze the data
conducted by using Analisis Varian (ANOVA) continued by DMRT test at 5% level. The result of this research showed that A.
microphylla is quite influential in the fixing the quality of rubber factory liquid waste, especially in reducing the temperatur, BOD, and
TSS. The distribution of rubber factory liquid waste as the result of phytoremediation with A. microphylla to the rice did not influence
on the rice growth including the number of leaves, the number of shoots, the wet weight plants, the dry weight plant, and the dry weight
ratio of shoot-roots (S- R).

Key words: rubber factory liquid waste, Azolla microphylla Kaulf., rice growth.

PENDAHULUAN ±400 m3 per hari. Limbah cair tersebut ditampung dalam


kolam penampungan yang akan dikeluarkan ke sungai
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang setelah 3 hari. Limbah cair pabrik karet mengandung
cukup pesat selain menguntungkan, juga menimbulkan komponen karet (protein, lipid, karotenoid, dan garam
masalah yang serius terhadap lingkungan. Pembangunan anorganik), lateks yang tidak terkoagulasi dan bahan kimia
industri-industri baru, di satu sisi dapat meningkatkan yang ditambahkan selama pengolahan (Suwardin, 1989).
kemakmuran, namun di sisi lain dapat membawa dampak Karakteristik limbah cair pabrik karet tersebut yaitu
negatif terhadap lingkungan hidup. Salah satu industri berwarna keruh dan berbau tidak enak. Adanya bahan-
tersebut yaitu industri pengolahan karet alam yang banyak bahan organik tersebut menyebabkan nilai BOD dan COD
ditemukan pada berbagai wilayah di Indonesia. Industri menjadi tinggi. Limbah dengan karakteristik tersebut dapat
pengolahan karet alam merupakan industri yang mengolah mencemari lingkungan, baik pencemaran udara maupun
lateks (getah) karet menjadi karet setengah jadi, bentuk pencemaran air.
karet tersebut dapat berupa sit, krep dan karet remah. Limbah cair pabrik karet perlu dilakukan pengolahan
Dalam pengolahannya, industri karet menggunakan bahan- terlebih dahulu untuk menanggulangi pencemaran. Pengo-
bahan kimia sebagai bahan koagulan lateks dan air dalam lahan limbah sekarang ini yang sedang berkembang adalah
jumlah yang cukup besar untuk pencucian tangki-tangki menggunakan tanaman air pada kolam penampungan
tempat lateks serta untuk proses penggilingan. Dengan limbah. Tanaman air seperti Eichhornia dan Azolla memi-
begitu limbah yang dihasilkan dari kegiatan tersebut berupa liki kelebihan sebagai “decontaminant” dalam pengolahan
cairan. Dalam setiap produksi, limbah cair yang dihasilkan limbah dengan alasan pertumbuhannya cepat, mempunyai
daya afinitas terhadap logam berat, mudah dipanen dan
♥ Alamat korespondensi: memiliki potensi ekonomis (Yulianingtyas dan Qomariyah,
♥ Alamat korespondensi:
Candikuning, Baturiti, Tabanan, Bali 82191. 1994). Salah satu jenis Azolla yang dapat digunakan
Jl.
Tel.Ir.&Sutami 36A, Surakarta 57126
Fax.: +62-368-21273.
Tel. & Fax.: +62-271-663375.
sebagai penjernih air yaitu Azolla microphylla Kaulf.
e-mail: direkbg@singaraja.wasantara.net.id, igtirta59@yahoo.com
e-mail: biology@mipa.uns.ac.id Limbah hasil fitoremediasi, dapat dimanfaatkan sebagai

 2005 Jurusan Biologi FMIPA UNS Surakarta


126 B i o S M A R T Vol. 7, No. 2, Oktober 2005, hal. 125-130

pemacu pertumbuhan berbagai jenis tanaman, karena Penanaman padi (Oryza sativa L.)
dalam limbah cair pabrik karet mengandung unsur hara Penanaman padi dilakukan hingga padi berumur 6
yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Selain itu limbah minggu, dengan urutan kerja yaitu: tanah kering dihaluskan
pabrik karet dapat berperan dalam memacu pertumbuhan kemudian disaring dengan menggunakan saringan diameter
tanaman padi (Widyaningrum, 1989). Tanaman padi 2 mm, lalu dimasukkan ke dalam pot plastik berdiameter
memerlukan hara untuk tumbuh dan berkembang. 25 cm setinggi 20 cm. Disiapkan tanah yang telah
Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan penelitian dihaluskan ke dalam pot dari kayu kemudian diolah
mengenai kemampuan tanaman Azolla microphylla Kaulf. sehingga tanah dalam keadaan siap tanam. Tanah dibiarkan
dalam meningkatkan kualitas limbah cair pabrik karet serta selama 6 hari. Benih direndam dalam air selama 2 hari 1
pemanfaatan limbah cair pabrik karet hasil fitoremediasi malam. Setelah itu benih siap untuk disebarkan dalam
dengan A. microphylla untuk pertumbuhan tanaman padi tempat persemaian. Bibit berumur 21 hari siap dipindahkan
(Oryza sativa L.). ke penanaman. Dalam 1 pot percobaan terdiri dari 1
tanaman. Setiap perlakuan terdiri dari 5 pot percobaan
BAHAN DAN METODE sebagai ulangan. Pengairan dimulai setelah 1 minggu
penanaman hingga 6 minggu penanaman. Perlakuan
Waktu dan tempat penelitian pemberian limbah cair hasil pengolahan yaitu dilakukan 1
Penelitian dilakukan selama bulan Nopember 2003 s.d. minggu sekali sesuai dengan konsentrasi limbah hasil
Januari 2004 di Rumah Kaca Fakultas Pertanian dan pengolahan yaitu 0%, 10%, 15%, 20% dan 25%. Volume
Laboratorium Pusat MIPA Sub Lab Biologi dan Kimia, limbah setiap pot adalah 0,5 liter. Perlakuan dilakukan
Universitas Sebelas Maret, Surakarta. selama 5 minggu.

Alat dan bahan Pengukuran pertumbuhan tanaman padi


Alat: pH meter elektrik, DO meter elektrik, timbangan Berat basah tanaman. Penimbangan berat basah
elektrik, bak plastik, oven, mikroburet, pipet, gelas ukur, tanaman dilakukan setelah panen.
erlenmeyer, corong gelas, incubator, botol-botol inkubasi Berat kering tanaman. Tanaman saat panen dimasukkan
winkler, pot dari kayu, saringan, penggaris, desikator, dalam kantong kertas kemudian dioven pada suhu 600C
cawan goach, filter kertas, labu refluk, bunsen, alat hingga kering, kemudian ditimbang.
destilasi, pisau, spektrofotometer, alat penyaring, tabung Jumlah daun. Semua daun yang ada pada tanaman
reaksi, lemari asam, dan labu kjedahl. dihitung setiap1 minggu hingga panen dilakukan.
Bahan: limbah cair pabrik karet PT. Perkebunan Nusantara Rasio berat kering akar dan pucuk (S-R). Akar dan
IX Batu Jamus Karanganyar, A. microphylla, benih padi pucuk dipisahkan saat panen, masing-masing dioven pada
varietas IR 64, tanah regosol dan bahan kemikalia untuk uji suhu 60oC, kemudian ditimbang dan dihitung rasio berat
BOD, COD, amoniak, dan nitrogen (N) total. kering akar dan pucuk.
Jumlah anakan. Dihitung semua jumlah anakan pada
Cara kerja tanaman padi setelah panen.
Pengolahan limbah cair pabrik karet
Tanaman A. microphylla muda berumur 2 hari
Teknik pengumpulan data.
dibiakkan pada bak-bak berdiameter 40 cm. Dibiarkan
Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap
selama 7 hari, lalu memilih A. microphylla yang (RAL) dengan lima tingkat konsentrasi limbah yang diberi
berdiameter (1,5 cm, warna daun hijau cerah dan panjang
A. microphylla.
akar (2 cm). Dilakukan uji pendahuluan selama 7 hari
Faktor percobaan: Konsentrasi limbah cair.
untuk menentukan konsentrasi air limbah yang tertinggi K0 = konsentrasi limbah 0%
yang memungkinkan A. microphylla dapat tumbuh dengan
K1 = konsentrasi limbah 10%
baik. Konsentrasi limbah cair yang digunakan yaitu 25%,
K2 = konsentrasi limbah 15%
50%, 75%, 100% dari limbah murni dan 0% (sebagai K3 = konsentrasi limbah 20%
kontrol), yang diberi A. microphylla sebanyak 50 g (atau K4 = konsentrasi limbah 25%
dengan luas penutupan (70%). A. microphylla dapat hidup
dengan baik pada konsentrasi 25%. Konsentrasi yang
Analisis data
digunakan dalam perlakuan selanjutnya untuk media
Pengaruh konsentrasi limbah cair yang diperlakukan
tumbuh padi adalah konsentrasi 25%, 20%, 15%, 10% dari
dengan A. microphylla terhadap parameter yang diukur
limbah murni (dari konsentrasi terbaik hasil fitoremediasi
ditentukan dengan Analisis Varian (ANAVA), dilanjutkan
yang diturunkan konsentrasinya) dan 0% (sebagai kontrol).
dengan uji DMRT pada taraf uji 5% untuk mengetahui ada
Bak-bak dengan diameter 40 cm diisi air limbah yang
tidaknya beda nyata.
telah disiapkan dengan konsentrasi mulai dari 10%, 15%,
20%, 25%, dan 0% (air sumur sebagai kontrol) yang diberi
A. microphylla sebanyak 50 g. Masing-masing perlakuan
dengan 3 ulangan. Sebelum dan sesudah perlakuan, limbah HASIL DAN PEMBAHASAN
cair diukur parameter fisika dan kimianya meliputi suhu,
DO, pH, BOD, COD, TSS, NH3 dan nitrogen total Pengolahan limbah cair pabrik karet
berdasarkan metode Alaerts dan Santika (1984). Hasil uji pendahuluan terhadap pengukuran nilai
Pengukuran dilakukan setelah 12 hari perlakuan. parameter limbah cair pabrik karet pada konsentrasi 100%
YULIANTI dkk. – Fitoremediasi limbah cair pabrik karet dengan Azolla microphylla 127

diperlihatkan pada Tabel 1, sedangkan perubahan parameter microphylla menjadi terhambat dan menyebabkan
lingkungan setelah pengolahan dengan A. microphylla terhambat juga proses fotosintesis sehingga peningkatan
Kaulf. selama 12 hari diperlihatkan pada Tabel 2. DO pada konsentrasi 0% relatif kecil bila dibandingkan
dengan konsentrasi lainnya.
Tabel 1. Nilai parameter limbah cair pabrik karet pada
konsentrasi 100%. Tabel 2. Perubahan parameter lingkungan setelah pengolahan
dengan A. microphylla selama 12 hari.
Parameter Nilai BMLC
Perlakuan
pH 5,85 6- 9 Sebelum Sesudah Perubahan
Konsentrasi
DO (mg/L) 1,66 -
Suhu (oC)
Suhu (0C) 30,5 -
0% 30,26 30,06b -0,20
BOD (mg/L) 249 60
10% 30,20 29,90b -0,30
COD (mg/L) 842 200
15% 29,86 28,90a -0,97
TSS (mg/L) 35 100
20% 30,16 29,16a -1,00
Amoniak (mg/L) 0,11 5
25% 30,03 29,60ab -0,43
N total (mg/L)_5,85 0,00 10
DO (mg/L)
Keterangan: BMLC = Baku Mutu Limbah Cair berdasarkan
0% 4,50 6,10 1,60
lampiran A. IV Kep-51/MENLH/10/1995.
10% 2,40 7,43 5,03
15% 2,43 8,43 6,00
Dari data di atas dapat diketahui bahwa pada parameter 20% 2,03 7,83 5,80
pH, BOD dan COD tidak sesuai dengan baku mutu yang 25% 1,76 7,16 5,40
telah ditetapkan. Limbah dengan parameter pH, BOD dan pH
COD di atas baku mutu dapat mencemari lingkungan, 0% 6,80 7,36 0,56
sehingga perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu. 10% 6,83 7,54 0,71
15% 6,73 7,52 0,79
Suhu 20% 6,62 7,25 0,63
25% 6,59 7,32 0,73
Pengolahan limbah cair pabrik karet dengan A.
BOD (mg/L)
microphylla selama 12 hari dapat menurunkan dalam 0% 4,67 2,93a -1,74
limbah. Hasil uji ANAVA terhadap suhu menunjukkan 10% 24,33 8,83b -15,50
adanya pengaruh perlakuan terhadap nilai suhu. Perlakuan 15% 54 3,67a -50,33
dapat menurunkan nilai suhu. Pengolahan limbah dengan 20% 62 2,20a -59,80
menggunakan A. microphylla dapat menurunkan suhu 25% 106 5,07a -100,93
karena A. microphylla pada saat digunakan sebagai biofilter COD (mg/L)
limbah selama 12 hari mengalami pertumbuhan yang cepat, 0% 22,00 116,33 94,33
hal ini sesuai dengan masa regenerasi Azolla yang cepat 10% 55,33 97,67 42,34
yaitu 3-5 hari. Pertumbuhan Azolla yang cepat 15% 130,67 67,33 -63,34
20% 138,67 90,67 -48,00
menyebabkan penutupan permukaan air limbah. Menurut
25% 205,33 103,33 -102,00
Tamad (2002) penutupan Azolla dapat menurunkan suhu TSS (mg/L)
air genangan, karena cahaya matahari yang diterima oleh 0% 55,00 30,00a -25,00
Azolla digunakan untuk fotosintesis. Selain itu Azolla 10% 53,33 48,33b -5,00
mengandung air yang tinggi (80-90% bobot) sehingga 15% 45,00 40,00ab -5,00
efektif dalam menyerap panas cahaya matahari. Suhu pada 20% 43,33 36,67ab -6,66
air limbah menjadi menurun akibat penutupan permukaan 25% 31,67 35,00b 3,33
air oleh A. microphylla. Amoniak (mg/L)
0% 0,0000 0,0033 0,0033
Oksigen terlarut (DO) 10% 0,0067 0,0033 -0,0033
15% 0,0067 0,0000 -0,0067
Pengolahan limbah dengan A. microphylla selama 12 20% 0,0133 0,0067 -0,0063
hari dapat menaikkan nilai DO. Perbedaan perubahan DO 25% 0,0400 0,0133 -0,0206
disebabkan semakin tinggi konsentrasi limbah, maka Nitrogen Total (mg/L)
semakin tinggi juga unsur hara yang dikandung di dalam 0% 4,67 0,87 -3,80
limbah, unsur hara tersebut digunakan A. microphylla 10% 2,33 1,00 -1,33
untuk melakukan fotosintesis. Hasil fotosintesis adalah 15% 1,17 1,20 0,03
oksigen, hal ini menyebabkan oksigen yang terlarut dalam 20% 0,00 1,05 1,05
limbah setelah pengolahan selama 12 hari menjadi 25% 0,66 1,09 0,43
meningkat. Menurut Fardiaz (1992) oksigen terlarut (DO) Keterangan: Tanda (-) menunjukkan nilai yang berkurang. Angka
yang diikuti dengan huruf yang sama dalam satu kolom
dapat berasal dari proses fotosintesis tanaman air yang
menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji DMRT 5%.
jumlahnya tidak tetap tergantung dari jumlah tanaman.
Jumlah tanaman setelah pengolahan limbah selama 12 hari
menunjukkan bertambah pada beberapa konsentrasi kecuali
Derajat keasaman (pH)
konsentrasi 0% karena unsur hara yang terkandung dalam
Pengolahan limbah cair pabrik karet dengan A.
konsentrasi 0% sedikit, sehingga pertumbuhan A.
microphylla selama 12 hari dapat meningkatkan nilai pH.
128 B i o S M A R T Vol. 7, No. 2, Oktober 2005, hal. 125-130

Nilai pH mengalami penaikkan setelah perlakuan. Zat padat tersuspensi (TSS)


Perbaikan nilai pH dalam limbah cair pabrik karet setelah Pengolah limbah cair pabrik karet dengan A.
perlakuan terjadi karena kemampuan A. microphylla untuk microphylla selama 12 hari pada dasarnya dapat
menyerap unsur-unsur kimia seperti asam sulfat dan asam menurunkan TSS, namun ada juga yang mengalami
semut (formic acid) sehingga dapat menghambat terjadinya kenaikan. Jumlah zat padat tersuspensi (TSS) dan terlarut
proses-proses mikrobiologi oleh mikroorganisme yang (TDS) merupakan kumpulan dari senyawa-senyawa fosfat,
terdapat dalam air limbah untuk menguraikan senyawa karbonat, bikarbonat, klorida, sulfat, nitrat dan berbagai
organik dan senyawa anorganik menjadi senyawa lain yang macam garam: Ca, Mg, Na, K dan berbagai zat kimia lain
sederhana. Senyawa yang dihasilkan dari proses (Join et al., 1981 dalam Jauhari dkk., 2002). Penurunan
mikrobiologis dalam limbah karet adalah asam lemak nilai TSS setelah perlakuan kemungkinan disebabkan oleh
bebas yang dapat menyebabkan bau busuk. adanya penyerapan unsur-unsur yang dikandung dalam
TSS oleh A. microphylla untuk pertumbuhannya. Menurut
Biological oxygen demand (BOD) Yulianingtyas dan Qomariyah (1994) pada saat ini ada
Pengolahan limbah cair pabrik karet dengan A. tumbuhan air yang dapat menyerap dan menguraikan
microphylla selama 12 hari dapat menurunkan nilai BOD. nitrogen dan phosphor antara lain adalah Azolla. Unsur
Hasil uji ANAVA pada nilai BOD menunjukkan adanya kimia N dan P merupakan komponen yang tersuspensi dan
pengaruh terhadap BOD setelah perlakuan. Perlakuan dapat terlarut yang merupakan penyusun limbah cair karet pada
menurunkan nilai BOD. Semakin tinggi konsentrasi limbah umumnya. Terserapnya senyawa-senyawa yang terdapat
semakin besar pengurangan nilai BOD-nya. Penurunan dalam limbah oleh A. microphylla menyebabkan
nilai BOD setelah perlakuan karena senyawa-senyawa berkurangnya nilai TSS.
organik yang dikandung di dalam limbah cair pabrik karet
semakin lama semakin sedikit jumlahnya karena diserap Amoniak (NH3-N)
oleh A. microphylla untuk proses metabolisme. Secara umum, pengolahan limbah cair pabrik karet
Mikroorganisme yang ada dalam limbah cair karet lama dengan A. microphylla selama 12 hari dapat menuruinkan
kelamaan menjadi berkurang jumlahnya karena sumber kadar amoniak. Penurunan nilai amoniak disebabkan
nutrisi untuk metabolismenya terserap oleh A. microphylla. karena amoniak yang berada dalam limbah tersebut telah
Hal ini menyebabkan berkurangnya oksigen terlarut yang menjadi NH4+ (ammonium) karena amoniak merupakan
digunakan mikroorganisme untuk mengubah senyawa senyawa nitrogen yang menjadi NH4+ pada pH rendah
kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana melalui (Alaerts dan Santika, 1984), sedangkan pada limbah karet
reaksi-reaksi oksidasi. Akibat berkurangnya senyawa- memiliki pH rendah dengan demikian mempercepat
senyawa organik dalam limbah dan mikroorganisme perubahan amoniak menjadi ammonium. Dengan
menyebabkan oksigen terlarut menjadi meningkat, secara berubahnya amoniak menjadi ammonium maka amonium
langsung menyebabkan turunnya nilai BOD. tersebut diserap oleh A. microphylla untuk
pertumbuhannya. Menurut Sarief (1985) nitrogen diambil
Chemical oxygen demand (COD) tanaman dalam bentuk ammonium dan nitrat. Dengan
Pengolahan limbah cair pabrik karet dengan A. begitu nilai amoniak yang dikandung dalam limbah cair
microphylla selama 12 hari dapat menurunkan nilai COD. pabrik karet menjadi berkurang, hingga tidak terdapat sama
Perlakuan dapat menurunkan nilai COD pada konsentrasi sekali. Pada konsentrasi 0% terjadi penambahan nilai
15-25%, sedangkan konsentrasi 0% dan 10% mengalami amoniak sebesar 0,0033 mg/L, hal ini akibat perlakuan
kenaikan. Adanya penurunan nilai COD pada konsentrasi dengan menggunakan A. microphylla Menurut Tamad
15-25%, terjadi karena menurunnya jumlah unsur-unsur (1996) melaporkan bahwa penutupan permukaan air
kimia organik dan anorganik karena terserap oleh A. genangan 100% oleh Azolla menurunkan suhu, pH, dan
microphylla yang mengakibatkan menurunnya atau penguapan NH3 6-13% namun meningkatkan konsentrasi
terhambatnya proses-proses kimiawi dalam air limbah yang NH4+ 30-40%. Penurunan penguapan NH3 menyebabkan
membutuhkan banyak oksigen melalui mekanisme reaksi nilai amoniak yang terdapat dalam limbah bertambah.
oksidasi oleh mikroorganisme. Hal ini secara tidak
langsung menyebabkan berkurangnya mikroorganisme Nitrogen total
yang dapat menyebabkan meningkatnya COD karena Pengolahan limbah cair pabrik karet dengan A.
aktivitas dari mikroorganisme itu sendiri yang menguraikan microphylla selama 12 hari dapat meningkatkan nitrogen
bahan-bahan organik menjadi molekul-molekul yang pada beberapa konsentrasi. Hasil uji statistik pada N total
sederhana seperti asam lemak, alkohol, CO2, NH3, dan H2S. menunjukkan tidak ada pengaruh terhadap N total.
Hasil dari penguraian tersebut dapat memperburuk kondisi Perlakuan dapat menurunkan N total pada konsentrasi 0%
air. Pada konsentrasi 0% dan 10% terjadi peningkatan dan 10%, namun pada konsentrasi 15-25% terjadi
COD. Hal ini karena bertambahnya mikroorganisme dari peningkatan N total. Adanya peningkatan N total setelah
udara selama perlakuan sehingga menyebabkan bertambah perlakuan selama 12 hari pada beberapa konsentrasi, hal ini
besarnya kebutuhan oksigen terlarut untuk proses oksidasi karena dalam perlakuan menggunakan A. microphylla
dalam penguraian bahan organik dan senyawa-senyawa sebagai biofilter limbah. Menurut Yulianingtyas dan
kimia, dengan begitu menyebabkan bertambah besar nilai Qomariyah (1994) menyatakan bahwa peran utama Azolla
COD yang dihasilkan. adalah kemampuannya dalam memfiksasi nitrogen dari
udara karena asosiasinya dengan blue green algae
YULIANTI dkk. – Fitoremediasi limbah cair pabrik karet dengan Azolla microphylla 129

Anabaena Azollae. Jumlah nitrogen yang difiksasi bahkan pertambahan protoplasma. Organ-organ tumbuhan akan
melebihi kebutuhan kedua simbion tersebut, sehingga mengalami perkembangan dan pada akhirnya terjadi
sebagian nitrogen terfiksasi dilepaskan ke media tempat penambahan ukuran sel maupun deferensiasi jaringan,
tumbuh. Media tempat tumbuh A. microphylla pada saat salah satunya pembentukkan tunas. Selain itu pembentukan
perlakuan berada pada limbah cair karet, dengan begitu anakan dipengaruhi oleh unsur hara, jumlah bibit, jarak
menyebabkan meningkatnya nilai nitrogen total pada tanam, sinar matahari dan tehnik budaya (Suparyono dan
limbah tersebut setelah perlakuan. Selain itu dilihat dari Setyono, 1993).
sifat Azolla yaitu memiliki pertumbuhan yang cepat saat
perlakuan selama 12 hari menyebabkan permukaan limbah Berat basah tanaman
tertutup 100% oleh A. microphylla Hal ini dapat Uji ANAVA terhadap berat basah tanaman padi
meningkatkan N total dalam air limbah setelah perlakuan menunjukkan tidak ada pengaruh terhadap berat basah
karena menurut Tamad (1996) penutupan permukaan air tanaman padi setelah pemberian limbah. Hal ini karena
genangan 100% oleh Azolla dapat menurunkan penguapan kandungan nitrogen dalam limbah cair hasil pengolahan
NH3 6-13% dan meningkatkan NH4+ 30-40%. Berkurangnya tidak mencukupi bagi pertumbuhan tanaman padi. Unsur
penguapan NH3, menyebabkan terjadinya peningkatan nitrogen akan berpengaruh dalam meningkatkan
NH3 dalam air limbah, NH3 sendiri termasuk senyawa perbandingan protoplasma terhadap dinding sel dan dapat
nitrogen yang dapat larut dalam air. mengakibatkan bertambah besarnya ukuran sel dengan
dinding sel yang tipis, keadaan ini mengakibatkan daun-
Pertumbuhan tanaman padi daun banyak mengandung air, maka tanaman yang dipupuk
Rerata parameter pertumbuhan tanaman padi setelah dengan nitrogen mempunyai kadar air yang tinggi di dalam
pemberian berbagai konsentrasi limbah cair pabrik karet sel. Karena parameter berat basah menunjukkan besarnya
hasil pengolahan dengan A. microphylla dapat dilihat pada kandungan air dalam jaringan atau organ tumbuhan selain
Tabel 3. bahan organik (Foth, 1994).

Tabel 3. Rerata parameter pertumbuhan tanaman padi setelah Berat kering tanaman
perlakuan berbagai konsentrasi pada saat panen. Uji ANAVA terhadap berat kering tanaman padi
menunjukkan tidak ada pengaruh terhadap berat kering
Rerata Rerata tanaman padi setelah pemberian limbah. Hal ini karena
Rerata Rerata Rerata
Konsentrasi jumlah rasio
perlakuan
jumlah
anakan
berat berat
pucuk-akar
unsur hara yang dikandung dalam limbah cair karet hasil
daun basah kering pengolahan telah diserap A. microphylla sehingga unsur
tunas (S-R)
0% 23,20 5,20 33,90 5,60 1,7474 hara yang ada tidak mencukupi bagi tanaman padi untuk
10% 23,60 5,40 35,02 7,10 1,8700 melakukan pertumbuhan, dengan begitu produksi fotosintat
15% 25,00 4,80 40,44 7,48 1,7258 yang dihasilkan menjadi rendah. Karena produksi fotosintat
20% 25,40 5,60 40,38 6,04 1,9952 yang besar memungkinkan membentuk seluruh organ
25% 25,56 5,80 34,72 5,96 2,1864 tanaman yang lebih besar seperti daun dan akar yang
kemudian menghasilkan produksi bahan kering yang
Jumlah daun semakin besar (Sitompul dan Guritno, 1995). Peningkatan
Uji ANAVA menunjukkan tidak ada pengaruh terhadap berat kering terjadi sebagai akibat bertambahnya proto-
jumlah daun tanaman padi setelah pemberian limbah. plasma yang terjadi karena baik ukuran maupun jumlah sel
Perlakuan dapat meningkatkan jumlah daun. Hal ini karena yang bertambah. Pertambahan protoplasma berlangsung
perbedaan konsentrasi limbah pada perlakuan yang relatif melalui serentetan peristiwa yaitu air, CO dan garam mine-
kecil sehingga menyebabkan jumlah daun yang dihasilkan ral diubah menjadi bahan hidup. Proses-proses ini menca-
dari tiap-tiap konsentrasi relatif sama. Selain itu unsur hara kup fotosintesis, absorbsi dan metabolisme. Dengan terjadi-
yang dikandung didalam limbah tidak mencukupi nya fotosintesa maka hasil yang terjadi akan meningkatkan
kebutuhan tanaman padi untuk melakukan biosintesis, berat kering. Daun melakukan fotosintesis untuk mengubah
karena unsur hara digunakan dalam proses sintesis senyawa materi seperti air, CO dan garam mineral menjadi bahan
organik (Lakitan, 1996). Terhambatnya proses biosintesis hidup. Dengan fotosintesis diperoleh hasil karbohidrat yang
menyebabkan produksi fotosintat yang dihasilkan menjadi dapat meningkatkan berat kering (Hadi, 2003).
rendah sehingga mempengaruhi pertumbuhan tanaman padi
antara lain jumlah daun. Menurut Sitompul dan Guritno Rasio berat kering pucuk-akar (S-R)
(1995) produksi fotosintat yang lebih besar memungkinkan Uji ANAVA terhadap rasio S-R pada tanaman padi
membentuk seluruh organ tanaman yang lebih besar seperti menunjukkan tidak ada pengaruh terhadap rasio S-R
daun dan akar. setelah pemberian limbah. Berat kering tajuk tanaman padi
Jumlah anakan tunas setelah perlakuan lebih besar daripada berat kering akar,
Uji ANAVA terhadap jumlah anakan tanaman padi hal ini menunjukkan bahwa tanaman padi mendapatkan
menunjukkan tidak ada pengaruh terhadap jumlah anakan cukup air dan N yang digunakan untuk metabolisme
tanaman padi setelah pemberian limbah. Menurut Bidwell tanaman karena pemupukan N mempunyai pengaruh yang
dalam Widianingsih (1999) meningkatnya metabolisme sel nyata terhadap rasio akar pucuk. Pertumbuhan pucuk yang
maka aktivitas tumbuhan secara umum meningkat sehingga baru dirangsang oleh N, sehingga pucuk menjadi tempat
pembelahan sel juga dapat berjalan dengan baik dan terjadi pemanfaatan hasil asimilasi yang lebih kuat dibandingkan
130 B i o S M A R T Vol. 7, No. 2, Oktober 2005, hal. 125-130

akar, akibatnya pertumbuhan pucuk lebih besar daripada Koefisien alomatrik antara pucuk dan akar yaitu rasio
pertumbuhan akar. Hal ini menyebabkan rasio berat kering tajuk-akar (rasio S-R) dapat bervariasi tergantung pada
akar pucuk akan semakin kecil (Murata dalam Gardner lingkungan tanahnya terutama kandungan air dan N
dkk., 1991). Sedangkan menurut Fitter dan Hay (1998) (Gardner et al., 1991). Pertumbuhan pucuk tanaman padi
rasio S-R menurun dengan rendahnya suplai air, rendahnya lebih besar daripada pertumbuhan akar, hal ini ditunjukkan
suplai nitrogen, oksigen tanah dan temperatur tanah. dengan rasio S-R yang tinggi. Adanya rasio S-R yang
Peranan akar dalam pertumbuhan tanaman sama cukup tinggi menunjukkan bahwa tanaman padi
pentingnya dengan tajuk, kalau tajuk berfungsi untuk mendapatkan pasokan air dan N yang cukup dari limbah
menyediakan karbohidrat melalui proses fotosintesis, maka selain dari tanah. Kandungan N yang tinggi digunakan
fungsi akar adalah menyedikan unsur hara dan air yang pertumbuhan pucuk. Menurut Mahida (1984) nitrogen
diperlukan dalam metabolisme tanaman. Jumlah unsur hara merangsang pertumbuhan baik batang maupun daun yaitu
dan air yang dapat diserap tanaman tergantung pada bagian-bagian vegetatif dari tanaman. Pertumbuhan pucuk
kesempatan untuk mendapatkan air dan unsur hara tersebut tanaman padi yang cukup besar dapat dilihat juga pada
dalam tanah (Sitompul dan Guritno, 1995). jumlah daun dan jumlah anakan tunas yang meningkat,
sehingga hal ini mempengaruhi rasio pucuk akar (S-R).
Hubungan pemberian limbah dengan pertumbuhan
tanaman padi
KESIMPULAN
Analisis statistik terhadap lima parameter pertumbuhan
tanaman padi antara lain jumlah daun, jumlah anakan, berat Azolla microphylla Kaulf. berpengaruh dalam
basah tanaman, berat kering tanaman dan rasio pucuk-akar memperbaiki kualitas limbah cair pabrik karet terutama
(S-R) menunjukkan tidak beda nyata yang disebabkan per- untuk menurunkan suhu, BOD, dan TSS. Pemberian
lakuan. Pemberian limbah cair pabrik karet hasil fitoreme- limbah cair pabrik karet hasil fitoremediasi dengan A.
diasi pada tanaman padi dapat meningkatkan berat basah microphylla tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman padi. Semakin meningkatnya kandungan oksigen tanaman padi (Oryza sativa Linn.) antara lain jumlah daun,
terlarut (DO) menyebabkan meningkatnya pula berat basah jumlah anakan, berat basah tanaman, berat kering tanaman
tanaman. Oksigen digunakan akar untuk pernapasan, dan rasio pucuk-akar (S-R).
penyerapan unsur hara dan air. Pada tanaman, substrat
berupa bahan organik dan unsur yang diserap seperti CO2,
unsur hara, air dan sinar matahari diolah menjadi bahan DAFTAR PUSTAKA
organik yang dapat diukur dengan pertambahan bobot Alaerts, G. dan S.S. Santika. 1984. Metode Penelitian Air. Surabaya:
keseluruhan tanaman (Sitompul dan Guritno, 1995). Penerbit Usaha Nasional.
Fardiaz, S. 1992. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Penurunan nilai BOD dan COD dalam limbah Fitter, A.H. dan R.K.M. Hay. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman.
menyebabkan peningkatan jumlah daun pada tanaman padi Penerjemah: Andani, S. dan Purbayanti. Yogyakarta: UGM Press.
setelah perlakuan. Nilai BOD dan COD menunjukkan Gardner, F.P., R.B. Pearce, dan L.R. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman
jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi Budaya. Penerjemah: Susilo, H. Jakarta: UI Press.
Hadi, N.R. 2003. Pengaruh Lama Perendaman dan Perbedaan
bahan-bahan organik melalui reaksi organisme hidup Konsentrasi NAA (Asam Naftalena Asetat) terhadap Pertumbuhan
(BOD) atau melalui reaksi kimia (COD). Apabila nilai Anatomi Akar Som Jawa (Talinum paniculatum Gaerth.). [Skripsi].
BOD dan COD rendah, menunjukkan bahwa konsumsi Surakarta: Jurusan Biologi FMIPA UNS.
oksigen rendah sehingga oksigen terlarut semakin besar. Jauhari, I., Wiryanto, dan P. Setyono. 2002. Penggunaan enceng gondok
(Eichhornia crassipes Mart. Solms) dalam penurunan tingkat
Hal ini menunjukkan bahwa kandungan bahan-bahan pencemar limbah cair industri tapioka. Enviro 2 (2): 26-34
buangan/organik yang membutuhkan oksigen rendah. Lakitan, B. 1996. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman.
Bahan-bahan organik tersebut dapat berupa komponen Jakarta: Penerbit PT. Raja Grafindo Persada.
yang mengandung nitrogen yang dapat dioksidasikan Siregar, H. 1980. Budidaya Tanaman Padi di Indonesia. Jakarta: Sastra
Hudaya.
menjadi nitrat. Dengan meningkatnya hara yang Sitompul, M. dan B. Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman.
dibutuhkan tanaman terutama nitrogen akan memacu Yogyakarta: GMU Press.
pembentukan bagian vegetatif tanaman seperti daun. Soemartono, B. Samad, dan R. Hardjono. 1982. Bercocok Tanam Padi.
Peningkatan jumlah anakan pada tanaman padi setelah Jakarta: CV. Yasaguna.
Suparyono dan A. Setyono. 1993. Padi. Jakarta: Penebar Swadaya.
perlakuan disebabkan adanya pengaruh faktor lingkungan Suwardin, D. 1989. Tehnik pengendalian limbah pabrik karet. Lateks 4
yaitu temperatur. Tanaman padi dapat tumbuh dengan baik (2): 25-32.
pada suhu sekitar 23oC ke atas. Temperatur pada saat Tamad. 1996. Peranan Azolla dalam menekan penguapan NH3 dari tanah
penelitian berkisar 28-30oC. Menurut Soemartono dkk; sawah. Leguminosae 3 (1): 23-27.
Tamad. 2002. Pengaruh urea dan Azolla sebagai tanaman penutup pada
(1982) temperatur yang tinggi pada fase pertumbuhan budidaya padi sawah tanah berkapur di sekitar Kupang Timur NTT.
vegetatif aktif menaikkan jumlah anakan, karena naiknya Berita Biologi 6 (3): 515-519.
aktivitas tanaman dalam mengambil zat makanan. Selain Widianingsih, S. 1999. Pertumbuhan Dua Forma Portulaca oleraceae L.
itu pemberian limbah pada tanaman padi dapat pada Penyediaan Air yang Berbeda. [Skripsi]. Yogyakarta: Fakultas
Biologi UGM.
meningkatkan jumlah anakan. Pasokan N oleh air limbah Widyaningrum, D.Y. 1989. Usaha Pemanfaatan Limbah Pabrik Karet
akan meningkatkan ketersediaan N yang tersedia dalam Getas, Salatiga untuk Pemupukan Tanaman Padi (Oryza sativa) dan
tanah. N sendiri penting sekali untuk menghijaukan daun, Pengaruhnya terhadap Aktivitas Enzim Nitrat Reduktase. [Skripsi].
merangsang pertumbuhan dan pembentukan akar atau tunas Yogyakarta: Fakultas Biologi UGM.
Yulianingtyas, B. dan S.F.N. Qomariyah. 1994. Pemanfaatan Azolla
(Siregar, 1981). sebagai biofilter limbah industri. Agronomi UMY 3: 21-29.
BioSMART ISSN: 1411-321X
Volume 7, Nomor 2 Oktober 2005
Halaman: 125-130

♥ Alamat korespondensi:
♥ Alamat korespondensi:
Candikuning, Baturiti, Tabanan, Bali 82191.
Jl.
Tel.Ir.&Sutami 36A, Surakarta 57126
Fax.: +62-368-21273.
Tel. & Fax.:
e-mail: +62-271-663375.
direkbg@singaraja.wasantara.net.id, igtirta59@yahoo.com
e-mail: biology@mipa.uns.ac.id

 2005 Jurusan Biologi FMIPA UNS Surakarta

You might also like