You are on page 1of 28

Search

NURSING PERFECT ZONE


Blog Bertema Keperawatan, Realita, Dan Umum

Home Low Price DOWNLOAD Askep Perawatan Artikel VIDEO MEDIS Kreasiku TENTANG SAYA Tukaran link

I LOVE YOU DALAM 99 BAHASA 100 MACAM ASKEP BALADA PERAWAT-Medical Band

Perawat tercantik di Indonesia versi om google PANTAI TAK BEROMBAK ( PTB ) KATA ANGGOTA DEWAN TERHORMAT MENGENAI KEPERAWATAN Tentang saya

ASKEP TUMOR INTRACRANIAL (TUMOR OTAK)


09.27 Alamsyah Aris Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook BAB I KONSEP MEDIK A. PENGERTIAN Tumor otak adalah lesi intrakranial setempat yang menempati ruang di dalam tulang tengkorak. Tumor otak dapt terjadi pada setiap usia; dapat terjadi pada anak usia kuran dari 10 tahun tetapi paling sering terjadi pada dewasa usia dekade ke lima dan enam. Klasifikasi tumor otak memiliki banyak klasifikasi. Klasifikasi tumor otak berdasarkan nama sel yang terserang : Giloma Tumor maningeal Tumor hipofisis Neurilemoma / neuroma akustik Tumor metastasis

Tumor pembuluh darah Tumor gangguan perkembangan (congenital) Pinealoma / tumor adneksa

B. 1.

ETIOLOGI Glioma

Glioma disebabkan oleh sel-sel glia (mikroglia, oligodenrogilia dan astrosit) yang berkumpul membentuk parul sikatriks padat di bagian otak di mana neuron mengilang. 2. Tumor meningeal / meningloma Berasal dari meningeal, sel-sel niesiotieel dan sel-sel penyembung aradnoid dan dura. 3. Tumor hipofisis berasal dari sel-sel kromofog, iopsinofil atau basofil dan hiofoisis anterior. 4. Neuroma akustik tumor yang berasal dari sel-sel scwann selubung saraf yang menyebabkan serabut-serabut saraf otak ke VIII menjadi rusak. 5. Tumor metastasis

berasal dari tumor atau kanker sistemik dari daerah lain yang bermetastase ke otak.

6. Tumor pembuluh darah Angioma disebabkan malformasi arteriovenosa konginetal. Hemangioblastoma merupakan neoplasma yang terdiri dari unsur-unsur vaskular embriosis yang paling sering din serebellum. Sindrom von hippellindau merupakan gabungan antara hemangioblasioma serebellum, angio matosis retina dan kista ginjal dan prankeas. 7. Tumor gangguan perkembangan (konginetal ) kordoma terdiri dari sel-sel yang berasal dari sisa-sisa notokorda embrional dan dijumpai pada dasar tengkorak. Teratoma akibat sumbatan pada ventrikel III akueduktus. Karaniofaringeoma berasal dari sisa-sisa duktus

kraniofaringeal embrional (kantung rathke) dan umumnya terletak di posterior sela tursila. C. Manifestasi klinik

Trias klasik tumor otak adalah nyeri kepala, muntah dan papiledema. Nyeri kepala

Nyeri dapat digambarkan bersifat dalam, terus-menerus kumpul dan kadang-kadang hebat seklali. Nyeri ini paling hebat waktu pagi hari dan menjadi lebih hebat oleh aktifitas yang biasanya meningkatkan tekanan intrakranial seperti pada saat membungkuk, batuk atau mengejan pada waktu buang air besar. Nyeri kepala yang dihubungkan dengan tumor otak disebabkakn oleh traksi dan pergeseran struktur peka nyeri dalam rongga intrakranial. Struktur peka nyeri ini termasuk arteri vena, sinus-sinus vena dan saraf otak. Lokasi nyeri kepala sepertiga terjadi pada tempat tumor dan sepertiga lainnya terjadi di dekat atau di atas tumor. Nyeri kepala oksipital merupakan gejala utama pada tumor ossa posterior. Kira-kira sepertiga lesi supratentorial menyebabkan nyeri kepala fronatal. Mual dan Muntah Mual dan muntah terjadi akibat rangsangan pusat muntah di medula oblongata. Muntah poaling sering terjadi pada anak-anak dan berhubungan peningkatan ICP disertai pergeseran batang otak. Muntah dapat terjadi tanpa didahului mual dan dapat bersifat proyektif.

Papiledema

Disebabkan oleh stasis vena yang menimbulkan pembengkakan dan pembesaran discus optikus. Bila terlihat pada pemeriksaan endoskopi tanda ini mengisyaratkan peningkatan ICP. Namun sulit menggunakan tanda ini untuk mendiagnosis. Menyertai papiledema dapat terjadi gangguan penglihatan.

Gangguan ini adalah pembesaran bintik dan amaurosis fugaks (ketika penglihatan berkurang). Lokalisasi gejala Gejala dan tanda lain tumoir otak cenderung makin dapat menentukan lokasinya. Tumor lobus frontalis membri gejala perubahan mental, hemiparesis, ataksia, dan gangguan bicara. Perubahan menntal bermanifestasi sebagai perubahan ringan dalam kepribadian. Beberapa penderita mengalami periode depresi, bingung atau preode ketika tingkah laku penderita mediane. Tumor lobus occipitalis dapat menimbulkan kejang konvulsif yang didahului oleh aura. Dapat terjadi agnosia kesulitan dalam memperkirakan jarak, dan

kecenderuangan untuk tersesat dalam lingkungan yang sudah dikenalnya. Tumor lobus temporalis menyebabkan tinitus dan halusinasi pendengaran yang mungkin terjadi akibat iritasi korteks pendengaran temporaklis atau kortreks yang berbatasan. Sering timbul gejala mentalm yang menyerupai tumor lobus frontalias. Kelumpuhan wajah terjadi karena tekanan tumor yang tumbuh dim

korteks frontalis. Lesi pada kutub temporalis anterior menyebabkan anoksia kuadran superior yang dapat berkembang menjadi hemiaanoksia sempurna,. Tumor dalam korteks sensorik lobus parietalis mengakibatkan hilangnya fun gsi sensorik korteks, gangguan lokalisasi sensorik, diskriminasi dua titik,

grafestesia, kesan posisi, dan stereognosis. Tumor serebellum menyebabkan papiledema dini dan sering menimbulkan nyeri kepala nyucal. Lesi serebellum juga menyebakan gangguan gerak yang bervariasi sesuai dengan u8kuran dan likasi spesifik tumor dalam serebellum. Ciri khas cerebellum yang kurang menyolok tapi sama adalah hipotonia (tidak ada resistensi normal untuk mereghangkan / menggeser ekstremitas dari posisi tertentu ) dan hiperekstensibilitas. Saat berbicara, pasien cenderungh

memecah kata menjadi suku-suku kata yang terpisah dan diucapkan dalam irama stakato yang disebut bicara sekilas (scanning speech). Tumor ventrikel dan hipotalamus mengakibatkan gangguan. Lesi invasi ventrikel ke III dan hipotaklamus menyebabkan somnolen, diabetes insipidus, obesitas, dan gangguan pengaturan suhu. Sebaliknya, tumor kecil pada ventriklel ke III mengakibatkan nyeri kepala terus menerus dan papiledema dan beberapa tanda lokal. Tumor 2 yang mengenai ventrikel ke IV menyebabkan peningkatan ICP yang cepat disertai gejala-gejala papiledema dan serebellum.

D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Setiap pasien yang dicurigai menderita lesi intrakranial harus menjalani evaluasi medis secara lengkap dengan perhatian khusus pada pemeriksaan neurologik. Pemeriksaan diagnostik dilakukian setelah pemeriksaan neurologik dan dimulai dari tindakan non-invasif yang menimbulkan resiko terkecil sampai tindakan yang mempergunakan teknik invasif dan lebih berbahaya. Pencitraan CT (CT Scan) untuk memberikan informasi spesifik yang menyangkut jumlah, ukuran, dan kepadatan jejas tumor dan meluasnya edema serebral sekunder, juga memberi informasi tentang sistem ventrikuler. MRI untuk menghasilkan deteksi jejas yang kecil. Umumnya untuk mendeteksi tumor didalam batang otak di daerah hipofisis. Biopsi stereotaktik bantuan komputer (tiga dimensi) untuk mendiagnosis

kedudukan tumor yang dalam dan untuk memberikan dasar-dasar pengobatan dan informasi prognosis. Angiografi otak merupakan suatu tindakan invasif yang membantu menentukan dioagnosis akhir dan membantu dokter dalam menentukan pengobatan yang sesuai.

Elektroensefalogram (EEG) untuk mendeteksi gelombang otak abnormal pada daearah yang ditempati tumor dan dapat memungkinkan untuk mengevaluasi lobus temperol pada waktu kejang. Penelitian sitologis pada cairan serebrospinal (CSF) dapat dilakukan untuk mendekteksi sel-sel ganas, karena tumor-tumor pada SSP mampu menggusur sel-sel ke dalam cairan serebrospinal. E. PENATALAKSANAAN Tumor otak yang tidak terobati menunjukkan arah kematian, salah satu akibat dari peningkatan ICP atau dari kerusakan otak yang disebabkan tumor.

Tujuannya adalah mengangkatkan dan memusnahkan semua tumor atau banyak kemungkinan tanpa meningkatnya penurunan neurologik (paralisi, kebutahan) atau tercapainya gejala-gejala dengan mengangkat sebagian (dekompresi). Salah satu variasi pengobatan dapat digunakan;pendekatan spesifik bergantung pada tipe tumor, lokasinya dan kemampuan yang dicapai dengan mudah antara lain: Pendekatan pembedahan konvensional memerlukan insisi tulang (kraniotomi). Pendekatan ini digunakan umum mengobati pasien meningioma, neuroma akustik, astrositoma kistik pada serebelum, kista koloid pada ventrikel ketiga, tumor konginetal seperti kista dermoid dan beberapa glanuloma.

Pendekatan stereotaktik meliputi penggunaan kerangka tiga dimensi yang mengikuti lokasi tumor yang sangat tepat, kerangka stereotaktik dan studi pencintraan multipel (sinar-x, CT). Pengggunaan pisau gamma dilakukan pada bedah radio sampai dalam, untuk tumor yang tidak dapat dimasukkan obat, tindakan tersebut sering dilakukan sendiri. Dosis yang sangat tinggi radiasi akan dilepaskan pada luas bagian yang kecil. Keuntungan metode ini adalah tidak membutuhkan insisi pembedahan, kerugiannya adalah waktu yang lambat diantara pengobatan dan hasil yang diharapkan. Modalitas tindakan lain terdiri dari kemotrapi dan terapi sinar radiasi eksternal, di mana digunakan hanya salah satu model atau dikombinasi dengan pendekatan yang lain. Terapi radiasi, merupakan dasar pada pengobatan beberapa tumor otak, juga menurunkan timbulnya kembali tumor yang tidak lengkap. Transplantasi sumsum tulang autolog intravene digunakan pada beberapa pasien yang akan menerima kemoterapi atau terapi radiasi, karena keadaan ini penting sekali untuk menolong pasien terhadap adanya keracunan pada sumsum tulang pasien diaspirasi sedikit, biasanya menerima dosis kemoterapi dan terapi

radiasi yang banyak, akan menghancurkan sejumlah besar sel-sel keganasan (maligna). Penelitian genetik akan memberi informasi genetik pada dokter yang akan diubah menjadi identifikasi target potensial untuk perkembangan obat antitumor.

BAB II KONSEP KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN

1. Aktivitas / istirahat

Gejala

: Keterbatasan akibat keadaan.

Ketegangan mata, sakit kepala yang hebat pada saat perubahan postur tubuh, aktivitas (kerja) atau karena perubahan cuaca. : Gangguan tonus otak dan terjadi kelemahan umum. Gangguan penglihatan, ataksia, dan masalah berjalan.

Tanda

2. Integritas Ego

Gejala

: Faktor-faktor sters emosional/lingkungan tertentu.

Perasaan ketidakmampuan, keputusasaan, ketidakberdayaan, depresi. : Kekuatiran (takut akan sesuatu yang akan terjadi), ansietas, peka rangsang selama sakit kepala. Mekanisme represif/defensif (sakit kepala kronis).

Tanda

3. Makanan/cairan

Gejala Tanda

: Mual dan muntah : Penurunan berat badan

4. Neurosensori

Gejala

: Pening, disorientasi (selama sakit kepala), tidak mampu berkonsentrasi. Riwayat kejang, cedera kepala yang baru terjadi, trauma, stroke, infeksi intrakranial, kraniotomi. Aura: visual, olfatorius, tinitus. Parestesia, kelemahan progresif/paralisis satu sisi temporer. : Perubahan dalam pola bicara/proses pikir Papiledema. Perubahan status mental Gangguan penginderaan : penglihatan, pendengaran dan ketidakseimbangan Atasia

Tanda

5. Nyeri/kenyamanan

Gejala

: Nyeri hebat, menetap, menyeluruh atau intermitten, seringkali membuat pasien terbangun. Mungkin terlokalisasi, pada posisi tertentu. : Nyeri, kemerahan, pucat pada daerah wajah. Fokus menyempit Respon emosional/prilaku takterarah, seperti menangis, gelisah Otot-otot daerah leher meregang, rigiditis nukal

Tanda

6. Keamanan

Gejala Tanda

: Riwayat alergi/reaksi alergi : Demam (sakit kepala meningeal). Gangguan cara berjalan, parastesia, paralisis.

7. Interaksi Sosial

Gejala

: Perubahan dalam tanggung jawab peran/interaksi sosial yang berhubungan dengan penyakit. : Afasia motorik

Tanda

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Nyeri b/d peningkatan tekanan intrakranial 2. Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh b/d kakeksia akibat

pengobatan dan pengaruh tumor, penurunan asupan makanan dan malabsorbsi. 3. Kurang perawatan diri b/d kehilangan atau kerusakan fungsi motorik dan sensori serta penurunan kemampuan kognitif.

4.

Ansietas

b/d

kemungkinan

kematian,

ketidakpastian,

perubahan

dalam

penampilan, perubahan gaya hidup. C. RENCANA KEPERAWATAN 1. Nyeri b/d peningkatan tekanan intrakranial Tujuan : Klien akan menunjukkan nyeri berkurang/hilang INTERVENSI Kaji keluhan nyeri, cacat Nyeri RASIONAL merupakan pengalaman

intensitasnya (dengan skala 0-10), subjektif dan harus dijelaskan oleh karakteristiknya berdenyut, lamanya, (misal: berat, pasien. Identifikasi karakteristik

konstan), faktor

lokasinya, nyeri dan faktor yang berhubungan yang merupakan suatu hal yang amat penting untuk memilih yang intervensi dengan

memperburuk atau meredakan. -

selangjutnya klien.

cocok

Observasi

adanya

tanda-tanda - Merupakan indikator/derajat nyeri

nyeri nonverbal, seperti: eksperi yang tidak langsung dialami. Sakit wajah, posisi tubuh, gelisah, kepala mungkin bersifat akut atau kronis, jadi manifestasi fisiologi

menangis/meringis, menarik diri.

bisa muncul/tidak.

- Anjurkan untuk beristirahat dalam - Menurunkan stimulus yang berlebihan ruangan yanng tenang yang dapat meningkatkan serangan.

Masase kepala/leher/lengan jika

daerah -

Menghilangkan

ketegangan

dan

pasien meningkatan relaksasi otot.

dapat mentoleransi sentuhan. Berikan indikasi: obat sesuai dengan Penanganan pertama dari sakit

Analgetik, ponstan,

seperti kepala secara umum hanya kadangdan kadang bermanfaat pada sakit

aseteminofrn, sebagainya.

kepala karena gangguan vaskuler.

2. Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh b/d kakeksia akibat pengobatan dan pengaruh tumor, penurunan asupan makanan dan malabsorbsi. Tujuan : Untuk mengetahui asupan diet dan obat klien. INTERVENSI Kaji kemapuan menelan, klien batuk RASIOANAL untuk - Faktor ini menentukan pemilihan dan terhadap jenis makanan sehingga pasien aspirasi. harus terlindung dari

menguyah,

mengatasi sekresi

- Timbang berat badan sesuai indikasi-

Mengevaluasi kebutuhan nutrisi

keefektifan

atau

mengubah

pemberian

- Berikan makan dalam jumlah yang -

Meningkatkan

proses

pencernaan

kecil dan dalam waktu yang sering dan tolerans pasien tehadap nutrisi dengan teratur. yang diberikan dan dapat pasien

meningkatkan saat makan.

kerjasama

- Kolaborasi dengan ahli gizi dengan - Merupakan sumber yang efektif cara konsultasi dengan ahli gizi. untuk mengindentifikasi kebutuhan kalori/nutrisi tergantung pada usia, berat badan, ukuran tubuh,

keadaan penyakit sekarang.

3. Kurang perawatan diri b/d kehilangan atau kerusakan fungsi dan sensori serta penurunan kemampuan kognitif.

motorik

Tujuan : Untuk membantu klien mendapatkan mekanisme koping, adaptasi dan konvensasi dalam meningkatkan pemecahan masalah-masalah. INTERVENSI RASIONAL

Kaji

kemampuan

dan

tingkat- Membantu dalam mengantisipasi

kekurangan (dengan menggunakan atau merencanakan pemenuhan skala 0-4) dalam melakukan kebutuhan sehari-hari.

kebutuhan sehari-hari Diskusikan mengenai pentingnya- Menurunkan regangan pada otot daerah leher dan lengan dan dapat menmghilangkan ketegangan dari

posisi/letak tubuh yang normal.

tubuh dengan sangat berarti. Anjurkan pasien/orang yang- Perasaan yang terlalu berlebihan memikirkan mengarahkan lupa untuk tugas-tugas pada sikap

terdekat untuk menyediakan waktu untuk agar dapat relaksasi dan dapat yang

bersenang-senang.

memikirkan

penerimaan/mencintai diri sendiri yang kemudian ditambah adanya ster dan menberikan kontribusi

pada sakit kepala tersebut.

4.

Ansietas

b/d

kemungkinan

kematian,

ketidakpastian,

perubahan

dalam

penampilan, perubahan gaya hidup.

Tujuannya : Mengetahui tingkat gelisah dan perubahan suasan hati. INTERVENSI RASIONAL

- Kaji status mental dan tingkat - Gangguan tingkat kesadaran dapat ansietas adanya pasien/keluarga. tanda-tanda verbal Catat mempengaruhi ekspresi rasa takut dan tetapi tidak menyangkal ansietas bagaimana

nonverbal.

keberadaanya. akan

Derajat

dipengaruhi

informasi tersebut di terima oleh individu. - Berikan penjelasan hubungan antara proses penyakit dan gejala. Meningkatkan mengurangi rasa pemahaman, takut dan karena dapat

ketidaktahuan

membantu menurunkan ansietas. - Berikan kesempatan pasien untuk - Mengungkapkan rasa takut secara mengungkapkan isi pikiran dan terbuka di mana rasa takut dapat ditujukan.

perasaan takutnya.

D. EVALUASI Hasil yang diharapkan

1. Nyeri b/d peningkatan tekanan intrakranial Kriteria hasil : - Melaporkan nyeri hilang/terkontrol. - Menunjukkaan postur rileks dan mampu tidur/ istirahat dengan 2. Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh b/d tepat. kakeksia akibat

pengobatan dan pengaruh tumor, penurunan asupan makanan dan malabsorbsi. Kriteria hasil : Mendemonstrasikan pemeliharaan/kemajuan peningkatan berat badan. - Tidak mengalami tanda-tanda malnutris, dengan nilai laboratorium dalam rentang normal. 3. Kurang perawatan diri b/d kehilangan atau kerusakan fungsi motorik dan sensori serta penurunan kemampuan kognitif. Kriteria hasil : - Mengungkapkan pemahaman tentang kondisi dan pengobatan. - Mengidentifikasikan hubungan dari tanda-tanda/gejala terhadap kondisi. - Memulai perubahan gaya hidup/prilaku yang yang tepat - Mengidentifikasi sitasi stress dan metode khusus untuk menghadapinya. 4. Ansietas b/d kemungkinan kematian, ketidakpastian, perubahan dalam

penampilan, perubahan gaya hidup.

Kriteria hasil : Melaporkan asientas berkurang. - Gelisah berkurang dan tidur lebih baik. - Mengungkapkan kekuatiran tentang kematian. - Berpartisipasi dalam aktivitas pribadi yang penting selama mungkin.

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Tumor otak adalah lesi intrakranial setempat yang menempati ruang di dalam tulang tengkorak. Tumor otak dapt terjadi pada setiap usia; dapat terjadi pada anak usia kuran dari 10 tahun tetapi paling sering terjadi pada dewasa usia dekade ke lima dan enam.

Klasifikasi tumor otak berdasarkan nama sel terserang : Glioma Tumor maningeal Tumor hipofisis Neurilemoma / neuroma akustik Tumor metastasis Tumor pembuluh darah Tumor gangguan perkembangan (congenital) Pinealoma / tumor adneksa Manifestasi klinik dari tumor otak dikenal dengan sebutan trias klasik tumor otak adalah nyeri kepala, muntah, dan papiledema.

B. SARAN-SARAN Setelah pasien diagnosa menderita penyakit tumor otak segera melakukakn tindakan karena jika terlambat akan merakibat fatal dan bisa menyebabkan kematian. Jika sudah merasa gejala seperti yang disebut diatas yaitu nyeri kepala,

muntah dan mual, dan papiledema segera melakukan pemeriksaan, karena jika dibiarkan terus-menerus akan menambah parah dan bisa terkena tumor otak.

DAFTAR PUSTAKA Doenges E Marilynn, Dkk, 1999,

Rencana

Asuhan

keperawatan;pedoman

untuk

perencanaan dan pendokumetasian perawatan pasien.Ed.3, Jakarta:EGC


Engram Barbara, 1998,

Rencana

Asuhan

Keperawatan

Medikal

Bedah

,Vol.1,

Jakarta:EGC

Kapita Selekta Kedokteran,Ed.3, jilid 2, Jakarta:EGC


Price Anderson Sylvia, Dkk, 2005, Patofisiologi; konsep Klinik Proses-proses penyakit, Ed.6, Jakarta:EGC Smeltzer.C. Keperawatan Medikal Bedah, Ed.8,Vol.2, Jakarta : EGC

Posted in: ASKEP JIWA DAN PERSARAFAN,ASKEP KMB Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Link ke posting ini Buat sebuah Link

Komentar dengan akun facebook


<a href="http://alam414m.b src="http://i1180.photob </a>

link

Health links

Archive

2011 (57) o Juni (46) askep hipertensi

askep meningitis makalah hiv / aids askep hemoroid kebutuhan cairan IWL dan SWL askep diare ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN HERPES ZOSTER (cacar... INFARK MIOKARD AKUT askep pnemonia ASUHAN KEPERAWATAN GLAUKOMA ASUHAN KEPERAWATAN ENCEPHALITIS ASKEP PENYAKIT HIRSCPRUNG STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN KELAIN... ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN dg Gangguan Kelenjar... ASUHAN KEPERAWATAN DERMATITIS KONTAK ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HIPERPARATIROIDISME ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN LUKA BAKA... ASUHAN KEPERAWATAN(ASKEP) HERNIA asuhan keperawatan dengan kanker serviks ASUHAN KEPERAWATAN OSTEOMILITIS ASUHAN KEPERAWATAN (ASKEP) TRAUMA ESOFAGUS ASUHAN KEPERAWATAN(ASKEP) PERILAKU BUNUH DIRI ASKEP SINDROM CUSHING ASKEP TUMOR INTRACRANIAL (TUMOR OTAK) MENJADIKAN PEKERJAAN SEBAGAI REKREASI KELEBIHAN PERAWAT DARI DOKTER ASKEP ASFIKSIA NEONATORUM ASKEP EFUSI PLEURA ASKEP INFEKSI SALURAN KEMIH ASKEP HARGA DIRI RENDAH (JIWA) PERAWATAN LUKA MENJADI PERAWAT YANG LEBIH BAIK KELUH - KESAH PERAWAT DI INDONESIA KANKER PAYUDARA ( CA. MAMMAE) MENGGUGURKAN KANDUNGAN ( ABORSI) KESEHATAN REPRODUKSI MASA REMAJA ASUHAN KEPERAWATAN (ASKEP) OSTEOSARCOMA google-site-verification: google8e5f76815ab50ffb.h... ASKEP FARINGITIS Hubungan/komunikasi Terapeutik Perawat dan Klien RENTANG RESPON KONSEP DIRI KLIEN TEORI STRESS DAN ADAPTASI Omron Blood Pressure Monitor ASKEP KLIEN DENGAN AMPUTASI ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN TRAUMA KAPITIS

ASKEP HIDROSEFALUS/HIDROCEFALUS Juli (11)

2012 (19) 2013 (1)

Temukan Di Facebok

ASKEP ANAK (7) KATA BIJAK (3) KEBUTUHAN CAIRAN (1) KOMUNIKASI TERAPEUTIK (1) Maros (1) OPINI (1) PERAWATAN (1) Persoalan Remaja (1)

Entri Populer

ASUHAN KEPERAWATAN(ASKEP) HERNIA BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN Secara umum Hernia merupakan proskusi atau penonjolan isi suatu rongga dari berbagai organ inter...

Hubungan/komunikasi Terapeutik Perawat dan Klien 1. Pengertian Varcarolis dalam Intan (2005), menyebutkan pengertian dari hubungan yaitu : Relationship adalah proses inte...

Askep GASTRITIS

A. Konsep Medis 1. menye...

Pengertian Gastritis adalah peradangan lambung baik lokal atau

ASUHAN KEPERAWATAN (ASKEP) OSTEOSARCOMA 1. DEFINISI Sarkoma osteogenik atau osteosarkoma adalah merupakan neoplasma tulangprimer yang sanga...

TEORI STRESS DAN ADAPTASI www.alam414m.blogspot.com Modernisasi dan kemajuan tekhnologi membawa perubahan dalam cara berfikir dan dalam pola hidup masyara...

ASUHAN KEPERAWATAN GLAUKOMA BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Mata adalah alat indera kompleks yang berevolusi dari bintik bintik peka sin...

kebutuhan cairan IWL dan SWL KEBUTUHAN CAIRAN (2 -6 -2003) 1. IWL cc/kgBB/hari = 30 cc/k... : Anak = (30-50)

ASKEP FARINGITIS BAB I KONSEP MEDIS A. PENGERTIAN Faringitis adalah inflamasi febris yang disebabkan oleh infeksi virus yang tak terkomplikasi biasanya ...

KONSEP BERMAIN PADA ANAK BAB. I PENDAHULUAN Anak tidak memisahkan antara dan bekerja. Bagi anak bermain merupakan seluruh aktivitas anak termasuk bekerja, kesena...

ASKEP SCABIES

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit scabies merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh sarcoptes scabei. Saat ...

Total Tayangan Laman


142489

Visitor

HOME NURSING CARE STORE hak cipta dilindungi undang-undang. Diberdayakan oleh Blogger. Copyright 2012 NURSING PERFECT ZONE | Powered by Blogger Design by Alamsyah Aris | Bloggerized by Free Blogger Templates | Free Samples

You might also like