Professional Documents
Culture Documents
SIRAH NABAWIYAH.
“Sesungguhnya telah datang kepadamu
seorang Rasul dari kaum-mu sendiri, berat
terasa olehnya penderitaanmu, sangat
menginginkan (keimanan dan keselamatan)
bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang
terhadap orang-orang mukmin.” (Q.S. At
Taubah:. 28)
Muhammad Rasulullah saw. dilahirkan di
tengah-tengah keluarga Bani Hasyim di
Makkah el Mukarramah di bulan Rabi’ul Awwal
(musim bunga), pada hari Senin, tanggal 12
Rabi’ul Awwal permulaan tahun dalam
H. Mas’oed Abidin 1
peristiwa gajah (al fiil); bertepatan dengan
tanggal 20 atau 22 April tahun 571 M, dan
empat puluh tahun setelah berkuasanya Kisra
Anusyirwan di Parsi. Saat itu, yang menjadi
bidan untuk merawatnya adalah Siti Syifa’, ibu
dari sahabat Abdurrahman bin ‘Auf R.Anhu.
Beliau lahir nama beliau Muhammad (yang
terpuji), ayahnya Abdullah (hamba Allah),
ibunya Aminah (yang memberi rasa aman),
kakeknya dipanggil Abdul Muthallib yang
namanya adalah Syaibah (orang tua yang
bijaksana), sedangkan yang membantu ibunya
melahirkan bernama Asy-Syifa’ (yang
sempurna dan sehat), serta yang
menyusukannya adalah Halimah As-Sa’diyah
(yang lapang dada dan mujur).
Semua nama-nama itu, sungguh telah
mengisyaratkan keistimewaan berkaitan
dengan Nabi Muhammad SAW yang dipilihkan
oleh Allah Azza wa Jalla. Makna nama-nama
tersebut menurut para Ulama memiliki kaitan
yang erat dengan keperibadian Nabi
Muhammad SAW.
Walaupun ada juga sebagian ulama tarikh
yang berpendapat bahwa beliau lahir pada
subuh pagi Senin tanggal 9 Rabi’ul Awwal
2
Maulid Nabi SAW
1 Pentahkikan yang dilakukan para ahli astronomi dan ulama falak, seperti Syeikh
Mahmud Fasya al Falaky, Muhammad Sulaiman Al Manshurfury dan Mahmud Basya.
Untuk lebih lanjut ada baiknya dilihat juga Kitab Ar Rahiq Al Makhtum karya Syaikh
Shafiyyurrahman Al Mubarakfury dan buku Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad
SAW, yang ditulis oleh K.H. Moenawar Chalil.
2 Ibnu Hisyam, I :1,2Talqihu Fuhami Ahlil Atsar, 5 dan 6 : Rahmatan lil ‘Alamien, II,
11,13,14,52.
H. Mas’oed Abidin 3
bin Iyadh bin Disyan bin Aishir bin Afnad bin
Aiham bin Maqshar bin Nahits bin Zarah bin
Sama bin Maza bin Audhah bin Iram bin Qidar
bin Isma’il bin Ibrahim AS.3
MASA REMAJA DAN DEWASA
Pada awal masa remajanya, Rasulullah SAW
biasa mengembala kambing di kalangan Bani
Sa’ad. Pada usia dua puluh lima tahun, seorang
saudagar kaya bernama Khadijah binti
Khuwaylid al As’ad telah mendengar tentang
kejujuran, kredibilitas dan kemuliaan akhlaq
Muhammad. Siti Khadijah telah mengirim
utusan kepada pemuda Muhammad bin
Abdullah dan menawarkan kepadanya agar
berkenan berangkat ke Syam untuk
menjalankan barang dagangannya. Beliau
menerima tawaran itu, dan kemudian
berangkat ke Syam membawa barang
dagangan Khadijah binti Khuwaylid dengan
disertai Maisarah.
Dua bulan sepulang beliau dari negeri
Syam, dengan tawaran Khadijah melalui
sahabatnya Nafisah binti Munyah, Muhammad
SAW menikah dengan Siti Khadijah, dengan
maharnya menurut setengah riwayat dua
3 Al ‘Allamah Muhammad Sulaiman al Manshurfury, di dalam Rahmatan lil ‘Alamien,
II, 14 – 17.
4
Maulid Nabi SAW
H. Mas’oed Abidin 5
beliau alami itu hanya menyerupai fajar subuh
yang menyingsing. Mimpi ini termasuk salah
satu bagian dari empat puluh enam bagian dari
nubuwwah. Akhimya pada bulan Ramadhan
pada tahun ketiga dari masa pengasingan di
gua Hira, Allah berkehendak untuk
melimpahkan rahmat-Nya kepada penghuni
bumi, memuliakan beliau dengan nubuwwah
dan menurunkan Malaikat Jibril kepada beliau
sambil membawa ayat-ayat Al Qur’an (Al ‘Alaq:
1- 5). Hal ini juga disebutkan oleh Imam Ibnu
Hajar Al Asqalani dalam kitabnya Fathul Bary.
Kemudian turunlah wahyu Ilahi yang
memuat pesan-pesan untuk melaksanakan
Dakwah kepada Allah SWT, seperti dalam surat
Al Muddatstsir ayat 1-7. Sungguh dalam makna
terkandung dalam ayat ini.
Di antaranya, memberi peringatan agar
tidak melanggar apa yang telah diperintahkan
atau telah dilarang oleh Allah SWT, sebab akan
berakibat ditimpa azab yang sangat pedih dan
dahsyat. Perintah untuk mengagungkan Rabb,
Allah SWT Yang Maha Agung. Mengingatkan
agar menjauhi sikap sombong, yang dapat
menyeretnya ke dalam kehancuran dan murka
Allah.
6
Maulid Nabi SAW
H. Mas’oed Abidin 7
atau jari-jari, mengarahkan pandangan ke arah
langit-langit rumah dan bibir beliau bergerak-
gerak. Sayyidah Aisyah masih sempat
mendengar sabda beliau pada saat itu. Beliau
bersabda, “bersama orang-orang yang
Engkau beri nikmat atas mereka para
Nabi, Shiddiqin, Syuhada dan Sholihin. Ya
Allah, ampunilah dosaku, dan rahmatilah
aku. Pertemukanlah aku dengan kekasih
Yang Maha Tinggi, Ya Allah, kekasih Yang
Maha Tinggi.”
Kalimat yang terakhir ini diulangi hingga
tiga kali yang disusul dengan tangan beliau
yang melemah. “Inna Lillahi wa Inna Ilaihi
Raji’uun.” Beliau telah berpulang kepada
kekasih Yang Maha Tinggi. Hal ini terjadi selagi
waktu dhuha sudah terasa panas, pada hari
Senin tanggal 12 Rabiul Awwal 11 H, dalam
usia enam puluh tiga tahun lebih empat hari.
TRADISI PERINGATAN MAULID NABI SAW
Tradisi perayaan Mulid seperti yang
diselenggarakan di hampir semua masyarakat
muslim sekarang ini bukanlah satu warisan
yang ditinggalkan oleh Muhammad SAW atau
suatu yang diperintahkan beliau pada masa
hayatnya. Peringatan ini, adalah keputusan
8
Maulid Nabi SAW
H. Mas’oed Abidin 9
dikategorikan suatu bid’ah. Mula sekali yang
mengadakan bid’ah ini, adalah Bani Ubaid Al-
Qadah dari kelompok Fathimiyah, sebagaimana
juga ditulis di dalam kitab Ahsan Al-Kalam
hal.44, Al-Ittida’, hal.251, Taarkh Al-Ihtifal Al-
Maulid An-Nabi, hal.62, dan kitab lainnya.
Wallahu’alamu bis-shawaab.
Ada hal terpenting dalam suasana
peringatan Maulid Nabi, yaitu menanamkan
pada diri anak-anak kecintaan kepada Nahi
saw. Sehingga suri tauladan kehidupan yang
beliau contohkan dapat terserap dalam pikiran
mereka. Begitu pula halnya sejarah tauladan
para sahabat Nabi radhiyallahu ‘anhurn. Maka
tentulah diperlukan bahan bacaan sebagai
referensi dalam mengajarkan nilai-nilai yang
terkandung dalam sejarah dan Sunnah
Rasulullah saw. Rasulullah SAW pernah
berpesan bahwa dua pusaka abadi yang beliau
wariskan kepada ummatnya adalah Al Qur’an
dan Sunnah Rasulullah saw.
Tradisi memperingati Maulid Nabi
semestinya dirakit menjadi sebuah tradisi
Islami yang sangat bermanfaat bagi kaum
muslimin. Dalam acara-acara peringatan
Maulid Nabi dapat didengarkan dan dihayati
10
Maulid Nabi SAW
H. Mas’oed Abidin 11
itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu)bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangannya)
hari kiamat dan dia banyak menyebut Allalt
(zikrullah). (Q.S. Al Ahzab: 21)
12
Maulid Nabi SAW
H. Mas’oed Abidin 13
maka seseorang dianggap sebagai pewaris
Nabi, dan dengan ilmu kebahagiaan di dunia
akhirat dapat di raih.
Nabi Muhammad Saw mendorong agar
manusia tidak menjadi miskin mental.
Apabila jiwa atau mental sehat, dengan
sendirinya akan memancar bayangan
kesehatan itu pada perilaku kehidupan sehari-
hari. Risalah Islamiyah adalah suatu anugerah
bagi ummat manusia. Nabi Muhammad SAW
telah berhasil membawa masyarakat jahiliyah
yang miskin mental menjadi masyarakat yang
luhur, berakhlak. memiliki sopan santun dan
tata krama dalam pergaulan dan penuh
peradaban, dengan menghidupkan empat
sikap utama. Pertama, Syaja‘ah artinya berani
pada kebenaran dan takut pada kesalahan dan
dosa. Selanjutnya, Iffah artinya pandai
menjaga kehormatan diri lahiriah dan
batiniyah. Kemudian, Hikmah artinya tahu
rahasia diri dan pengalaman hidup, dan
terakhir adalah ‘Adalah artinya adil walaupun
pada diri sendiri.
Muhammad SAW adalah figur teladan yang
diidolakan kaum muslimin. Setiap langkahnya
yang selalu dibawah kontrol Ilahi adalah
14
Maulid Nabi SAW
H. Mas’oed Abidin 15
yang kita bulatkan, setiap pernyataan yang
kita ikrarkan dan setiap perbuatan yang kita
lakukan merupakan cerminan dan keteladanan
RasululIah saw. yang mesti diterapkan dalam
kehidupan.
Maka dalam upaya mengikuti ajaran beliau,
setidaknya salah satu dan sifat beliau ada
dalam diri seorang muslim. Dan di antara sifat
mulia yang beliau miliki adalah sifat shidiq.
Karena sifat shidiq ini, Rasulullah SAW. diberi
gelar Al Amin (orang yang dapat dipercaya).
Shidiq (as shidqu) artinya benar atau jujur,
lawan dan dusta atau bohong (al kidzbu).
Seorang muslim dituntut memiliki sifat shidiq;
dalam keadaan benar lahir maupun batin. Sifat
shidiq yang utama dan harus dimiliki adalah
Shidqul qalb, yaitu benar hati atau kejujuran
hati nurani. Kejujuran hati nurani dapat dicapai
jika hati dihiasi dengan iman kepada Allah SWT
dan bersih dan segala macam penyakit hati.
Sifat ini akan mencapai kematangannya
apabila didukung dengan sifat ihsan.
Selanjutnya Shidqul hadits, yaitu benar atau
jujur dalam ucapan dan perkataan. Seseorang
dapat dikatakan jujur dalam perkataan apabila
semua yang diucapkannya adalah suatu
16
Maulid Nabi SAW
H. Mas’oed Abidin 17
inilah yang dijadikan standar kepercayaan
orang lain kepadanya. Apabila seseorang telah
kehilangan sifat shidiq, maka hilanglah arti
dirinya, karena tiada yang mau
mempercayainya. Sikap ini pula yang amat
diperlukan di dalam membangun bangsa dan
negara Indonesia tercinta ini. Allahu a‘lam
bishawab.
18