You are on page 1of 17

I.

PENDAHULUAN Energi listrik digunakan luas hampir di seluruh aspek kehidupan oleh karenanya memegang peran penting didunia teknik. Kelemahan energi listrik yang sangat prinsip terletak pada fakta bahwa proses pembentukan dan penggunaan (generate & consume) energi listrik biasanya berbanding lurus, pada saat yang bersamaan. Kita tidak bisa memproduksi lalu menyimpan energi listrik begitu saja dengan alat yang sederhana. Sudah menjadi hukumnya bahwa energi listrik yang kita gunakan harus berasal langsung dari sumbernya. Dalam volume yang sedikit, energi listrik bisa disimpan dalam sebuah kapasitor dan hanya dapat digunakan terbatas untuk menyuplai daya pada peralatan yang membutuhkan energi listrik yang kecil pula. Untuk disimpan dalam skala yang lebih besar, energi listrik pertama-tama harus dikonversikan dulu kedalam bentuk energi yang lain. Pengetahuan tentang elektrokimia menjawab tantangan masalah ini yaitu tugas "MENYIMPAN" listrik agar bisa digunakan setiap waktu yang berbeda beda sesuai kebutuhan, serta dapat dipindah pindahkan. Alat penyimpan energi listrik itulah yang kemudian kita kenal dengan nama akumulator, accu, atau lebih sering disebut Aki.

II. ISI 2.1 Sejarah Accu Lead-acid battery dikenal sebagai Accu / Aki, ditemukan pertama kali di dunia di tahun 1800 oleh Alessandro Volta yang dilahirkan di Como, Italia tahun 1745. Dengan susunan elemen pertama yang dibuatnya, yang disebut sebagai voltaic pile maka dengan begitu ditemukan pembangkit listrik yang praktis untuk pertama kali. Berikutnya di tahun 1859, Raymond Gaston Plante ahli fisika Prancis yang dilahirkan di Orthez Prancis tahun 1834, menemukan lead-acid baterry yang dapat di charge berulangulang (recharge). Bekerja di Paris sebagai asisten dosen jurusan fisika, Plante mulai merancang sebuah baterai yang dapat menyimpan tenaga listrik yang dapat dipergunakan. Aki mobil yang dipergunakan sekarang aki temuan Gaston Plante. Ditahun 1880 Emile Alphonse Faure mengembangkan proses pelapisan plat timah dengan pasta yang dari serbuk timah dan asam sulfat, ini merupakan terobosan besar yang menuntun langsung ke industri pembuatan Lead Acid Battery.

Pada tahun 1881, J.S Sellon, mengajukan paten dimana pasta dilapiskan pada plat yang berlubang, bukan pada plat tanpa lubang, yang dengan begitu pasta melekat lebih baik pada plat timah dibanding dengan temuan Faure, tapi Sellon masih menggunakan plat antimoni, pada tahun yang sama Volmar mengembangkan proses yang sama dengan Sellon tapi dengan menggunakan plat timah berkisi-kisi (grid). Lead-acid battery berubah hanya sedikit saja sejak 1880, pada material kemasan dan sistem produksi, yang lebih meningkatkan daya simpan listriknya, memperpanjang umurnya dan lebih bisa diandalkan, tetapi prinsip kerja baterry sampai sekarang masih tetap sama dengan ketika pertama kali ditemukan. 2.2 Pengertian Accu Akumulator (accu, aki) adalah sebuah alat yang dapat menyimpan energi (umumnya energi listrik) dalam bentuk energi kimia. Contoh-contoh akumulator adalah baterai dan kapasitor. Pada umumnya di Indonesia, kata akumulator (sebagai aki atau accu) hanya dimengerti sebagai "baterai" mobil. Sedangkan di bahasa Inggris, kata akumulator dapat mengacu kepada baterai, kapasitor, kompulsator, dll. Pada mobil yang masih menggunakan teknologi lama, jenis Accu yang banyak digunakan adalah jenis lead-acid (accu basah). Accu jenis ini komponennya merupakan gabungan dari beberapa lempengan timbal (Pb) dan lempengan oksida (PbO2), yang direndam dalam larutan elektrolit yang terdiri dari 35% asam sulfat (H2SO4) dan 65% air (H2O). Accu mobil pada umumnya menyediakan tegangan sebesar 12 volt. Tegangan ini didapat dengan cara menghubungkan enam sel galvanik. Accu tidak lagi bisa menyimpan arus listrik, berarti Accu sudah mulai rusak (soak). Biasanya ditandai dengan bunyi klakson yang melemah, lampu tidak terang, waktu starter mesin jadi lebih panjang, bahkan tidak lagi bisa menggerakkan starter. secara seri. Setiap sel menyediakan 2,1, jadi apabila di charge penuh, akan menghasilkan 2,1 volt x 6 sel = 12,6 volt. Kondisi Accu, dapat diukur dengan suatu alat yang men-simulasikan besar beban yang masih mampu diterima oleh accu, atau dengan cara sederhana dengan menggunakan Battery Hydrometer. Cara penggunaan Hydrometer adalah dengan mencelupkan ujung alat ini pada air Accu, kemudian menyedotnya.

Pada saat Accu disetrum (recharge), cairan elektrolit akan bereaksi dengan material pada lempengan, dan merubah permukaannya menjadi lead sulphate. Pada saat Accu digunakan (discharge), akan terjadi reaksi terbalik, yaitu lead sulphate akan kembali berubah menjadi bentuk semula yaitu lead oxide dan lead. Jika mobil digunakan, proses ini akan berulang terus menerus. Tetapi proses ini tidaklah sempurna, karena ada deposit yang terbentuk. Semakin lama, lapisan deposit Sulfat akan semakin tebal dan akan mengurangi performanya. Pada ketebalan tertentu, deposit ini akan membuat accu tidak lagi bisa recharge, dan accu harus diganti. Hal-hal penting yang harus diperhatikan tentang accumulator :

Accu termasuk benda yang mudah terbakar, oleh sebab itu jangan memindahkan posisi Accu mobil pada lokasi yang kurang aman. Selalu meng-kontrol ketinggian air Accu. Jika kurang segera tambahkan karena akan mempengaruhi kinerjanya. Tetapi jangan sampai melebihi, karena Accu dapat meledak akibat tidak ada ruang untuk melepaskan uapnya. Periksa terminal Accu. Jika ada kerak putih, gosok dengan sikat kawat atau siram dengan air panas jika sudah tebal. Kerak putih ini berbahaya karena dapat menggerus terminal dan membuat terminal dan elemen kabel saling mengikat.

Accu mengandung bahan beracun berbahaya, jangan sembarangan membuang Accu bekas. Umumnya pedagang aki menerima atau membeli aki bekas untuk didaur ulang. Selain menjaga lingkungan, Accu bekas ini dapat mengurangi biaya pembelian Accu baru. Salah satu kelemahan Accu tipe basah yang digunakan pada mobil retro adalah tingkat penguapan cairan yang tinggi, yang dapat menyebabkan karat pada benda logam di sekitar Accu, bahkan dapat memperpendek umur Accu. Saat pengisian (recharge), akan keluar uap dari lubang kecil seperti jarum di penutup cell. Dalam kondisi normal, uap yang keluar tidak terlalu besar, kecuali pada kondisi pengisian yang berlebih. Pada Accu yang sudah berumur, penguapan akan lebih besar. Untuk menghindarinya, gunakan penutup seperti lembaran bahan karet di atas Accu.

2.3 Jenis-jenis Accu Aki terdiri dari beragam jenis , secara umum di pasaran kita mengenal dua jenis aki , aki basah dan aki kering, dan lebih detail lagi jenis-jenis aki sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. Aki basah konvensional Aki hybrid Aki kalsium Aki bebas perawatan/maintenance free (MF) Aki sealed

a. Aki Basah Hingga saat ini aki yang populer digunakan adalah aki model basah yang berisi cairan asam sulfat (H2SO4). Ciri utamanya memiliki lubang dengan penutup yang berfungsi untuk menambah air aki saat ia kekurangan akibat penguapan saat terjadi reaksi kimia antara sel dan air aki . Sel-selnya menggunakan bahan timbal (Pb). Kelemahan aki jenis ini adalah pemilik harus rajin memeriksa ketinggian level air aki secara rutin. Cairannya bersifat sangat korosif. Uap air aki mengandung hydrogen yang cukup rentan terbakar dan meledak jika terkena percikan api. Memiliki sifat self-discharge paling besar dibanding aki lain sehingga harus dilakukan penyetruman ulang saat ia didiamkan terlalu lama. b. Accu Hybrid Pada dasarnya aki hybrid tak jauh berbeda dengan aki basah. Bedanya terdapat pada material komponen sel aki . Pada aki hybrid selnya menggunakan low-antimonial pada sel (+) dan kalsium pada sel (-). Aki jenis ini memiliki performa dan sifat self-discharge yang lebih baik dari aki basah konvensional. c. Accu Calcium Kedua selnya, baik (+) maupun (-) mengunakan material kalsium. AKi jenis ini memiliki kemampuan lebih baik dibanding aki hybrid. Tingkat penguapannya pun lebih kecil dibanding aki basah konvensional.

d. Accu Bebas Perawatan/Maintenance Free (MF) Aki jenis ini dikemas dalam desain khusus yang mampu menekan tingkat penguapan air aki . Uap aki yang terbentuk akan mengalami kondensasi sehingga dan kembali menjadi air murni yang menjaga level air aki selalu pada kondisi ideal sehingga tak lagi diperlukan pengisian air aki . Aki jenis ini biasanya terbuat dari basis jenis aki hybrid maupun aki kalsium. e. Accu Sealed ( aki tertutup) Aki jenis ini selnya terbuat dari bahan kalsium yang disekat oleh jaring berisi bahan elektrolit berbentuk gel/selai. Dikemas dalam wadah tertutup rapat. Aki jenis ini kerap dijuluki sebagai aki kering. Sifat elektrolitnya memiliki kecepatan penyimpanan listrik yang lebih baik. Karena sel terbuat dari bahan kalsium, aki ini memiliki kemampuan penyimpanan listrik yang jauh lebih baik seperti pada aki jenis calsium pada umumnya. Pasalnya ia memiliki self-discharge yang sangat kecil sehingga aki sealed ini masih mampu melakukan start saat didiamkan dalam waktu cukup lama. Kemasannya yang tertutup rapat membuat aki jenis ini bebas ditempatkan dengan berbagai posisi tanpa khawatir tumpah. Namun karena wadahnya tertutup rapat pula aki seperti ini tidak tahan pada temperatur tinggi sehingga dibutuhkan penyekat panas tambahan jika ia diletakkan di ruang mesin.

2.4 Cara Kerja Accu PERUBAHAN KIMIA SELAMA PENGISIAN DAN PEMAKAIAN Pemakaian Pengisian

Kondisi Bermuatan Penuh Kondisi Terpakai Habis Elektrolit Pelat(+) 2H2SO4 Pelat(-) PEMAKAIAN Pelat(+) Elektrolit Pelat(-) PbSO4 PbSO4 PB02 + Asam - Pb + 2H2O + Timbal Timbal Sulfat dan Timbal PENGISIAN Timbal air berpori Sulfat Sulfat Peroksida Air

1. PERUBAHAN KIMIA PADA SAAT PELEPASAN MUATAN LISTRIK Aki memberikan aliran listrik jika dihubungkan dengan rangkaian luar misalnya, lampu, radio dan lain-lain. Aliran listrik ini terjadi karena reaksi kimia dari asam sulfat dengan kedua material aktif dari plat positif dan plat negatif. Pada saat pelepasan muatan listrik terus menerus, elektrolit akan bertambah encer dan reaksi kimia akan terus berlangsung sampai seluruh bahan aktif pada permukaan plat positif dan negatif berubah menjadi timbal sulfat. Jika Aki tidak dapat lagi memberi aliran listrik pada voltage tertentu, maka aki tersebut dalam keadaan lemah arus (soak). 2. PERUBAHAN KIMIA PADA SAAT PENGISIAN MUATAN LISTRIK Pada proses pengisian muatan listrik, kembali terjadi proses reaksi kimia yang berlawanan dengan reaksi kimia pada saat pelepasan muatan. Timbal peroksida terbentuk pada plat positif dan timbal berpori terbentuk pada plat negatif, sedangkan berat jenis elektrolit akan naik, karena air digunakan untuk membentuk asam sulfat. Aki kembali dalam kondisi bermuatan penuh.

PENURUNAN BERAT JENIS ACCU ZUUR SELAMA PELEPASAN MUATAN LISTRIK Berat jenis accu zuur akan turun sebanding dengan derajat pelepasan muatan, jadi jumlah energi listrik yang ada dapat ditentukan dengan mengukur berat jenis accu zuurnya, misalnya aki mempunyai berat jenis accu zuur 1.260 pada 20C, bermuatan listrik penuh, setelah melepaskan muatan listrik berat jenisnya 1.200 pada 20C, maka Aki masih mempunyai energi listrik sebesar 70%

BERAT JENIS ACCU ZUUR TERGANTUNG DARI SUHU Berat jenis accu zuur berubah tergantung dari temperaturnya, jadi pembacaan berat jenis pada skala hudrometer kurang tepat sebelum dilakukan koreksi suhu. Volume accu zuur bertambah jika dipanaskan dan turun jika dingin, sedang beratnya tetap. Jika Volume bertambah sedang beratnya tetap maka berat jenis akan turun. Berat jenis turun sebesar 0.0007 untuk kenaikan tiap derajat celcius dalam suhu batas normal Aki. Standar berat jenis menurut perjanjian adalah untuk suhu 20C.

2.5 Prinsip Kerja Accu Saat baterai mengeluarkan arus 1. Oksigen (O) pada pelat positif terlepas karena bereaksi/bersenyawa/bergabung dengan hidrogen (H) pada cairan elektrolit yang secara perlahan-lahan keduanya bergabung/berubah menjadi air (H20).

2. Asam (SO4) pada cairan elektrolit bergabung dengan timah (Pb) di pelat positif maupun pelat negatif sehigga menempel dikedua pelat tersebut. Reaksi ini akan berlangsung terus sampai isi (tenaga baterai) habis alias dalam keadaan discharge. Pada saat baterai dalam keadaan discharge maka hampir semua asam melekat pada pelat-pelat dalam sel sehingga cairan eletrolit konsentrasinya sangat rendah dan hampir melulu hanya terdiri dari air (H2O), akibatnya berat jenis cairan menurun menjadi sekitar 1,1 kg/dm3 dan ini mendekati berat jenis air yang 1 kg/dm3. Sedangkan baterai yang masih berkapasitas penuh berat jenisnya sekitar 1,285 kg/dm3. Nah, dengan perbedaan berat jenis inilah kapasitas isi baterai bisa diketahui apakah masih penuh atau sudah berkurang yaitu dengan menggunakan alat hidrometer. Hidrometer ini merupakan salah satu alat yang wajib ada di bengkel aki (bengkel yang menyediakan jasa setrum/cas aki). Selain itu pada saat baterai dalam keadaan discharge maka 85% cairan elektrolit terdiri dari air (H2O) dimana air ini bisa membeku, bak baterai pecah dan pelat-pelat menjadi rusak. Saat baterai menerima arus Baterai yang menerima arus adalah baterai yang sedang disetrum/dicas alias sedang diisi dengan cara dialirkan listrik DC, dimana kutup positif baterai dihubungkan dengan arus listrik positif dan kutub negatif dihubungkan dengan arus listrik negatif. Tegangan yang dialiri biasanya sama dengan tegangan total yang dimiliki baterai, artinya baterai 12 V dialiri tegangan 12 V DC, baterai 6 V dialiri tegangan 6 V DC, dan dua baterai 12 V yang dihubungkan secara seri dialiri tegangan 24 V DC (baterai yang duhubungkan seri total tegangannya adalah jumlah dari masing-maing tegangan baterai: Voltase1 + Voltase2 = Voltasetotal). Hal ini bisa ditemukan di bengkel aki dimana ada beberapa baterai yang duhubungkan secara seri dan semuanya disetrum sekaligus. Berapa kuat arus (ampere) yang harus dialiri bergantung juga dari kapasitas yang dimiliki baterai tersebut (penjelasan tentang ini bisa ditemukan di bagian bawah). Konsekuensinya, proses penerimaan arus ini berlawanan dengan proses pengeluaran arus, yaitu :1. Oksigen (O) dalam air (H2O) terlepas karena bereaksi/bersenyawa/bergabung dengan timah (Pb) pada pelat positif dan secara perlahan-lahan kembali menjadi oksida timah colat (PbO2).2. Asam (SO4) yang menempel pada kedua pelat (pelat positif maupun negatif) terlepas dan bergabung dengan hidrogen (H) pada air (H2O) di dalam cairan elektrolit dan kembali terbentuk menjadi asam sulfat (H2SO4) sebagai cairan elektrolit. Akibatnya berat jenis cairan elektrolit bertambah menjadi sekitar 1,285 (pada baterai yang terisi penuh).

2.6 Cara Menghemat dan Memperpanjang Usia Accu Menghemat aki Bila mana aki yang setelah kurang lebih satu tahun kita pakai mulai rewel alias 'zwak', ada beberapa tips yang dapat dicoba untuk lebih memperlama umur aki, mengingat harganya cukup mahal. 1. Sebelum 'disetrum' ulang, buang seluruh cairan asam sulfat yang tersisa dalam aki. Lalu dibilas dengan air murni sebanyak empat kali, dan isi dengan cairan accu zuur. Setelah itu dapat 'disetrum'. Pada pemakaian normal, aki dapat bertahan selama satu sampai tiga bulan. 2. Atau dapat juga setelah mobil atau motor diparkir, lepaskan salah satu kabel pada kutub positif aki, sehingga pada aki tak ada arus yang benar-benar mengalir. Dan sebaiknya jangan menyalakan perlengkapan yang memerlukan arus (radio atau tape) saat mobil sedang tidak dijalankan. 3. Dan sebelum terjadi dua hal di atas, perawatan dan pengecekan terhadap tinggi permukaan air aki harus diperhatikan. Dan selain itu juga massa jenis air aki juga harus diukur dengan hidrometer secara berkala. Bila ternyata ketiga cara di atas tidak maksimal, mungkin sudah saatnya kita perlu membeli aki baru. Kita juga harus ingat, semua barang memiliki umur ekonomis, artinya setelah jangka waktu tertentu digunakan, barang tersebut secara perlahan-lahan akan berkurang kemampuannya dan rusak.

Trik Memperpanjang Usia Accumulator Ada trick sederhana yang sering diterapkan oleh para penggemar mobil tua, untuk memperpanjang usia pemakaian Accu. Salah satunya adalah menghilangkan deposit sulfat, dengan menggunakan bahan dasar pengawet makanan yang berbentuk bubuk yang disebut EDTA ( ethylenediamine tetraacetic ) . EDTA untuk keperluan merontokkan deposit sulfat pada Accu, dibuat berbeda dengan bahan pengawet makanan, kodenya adalah : Na4-EDTA (Tetrasodium EDTA) . Pada beberapa toko kimia disebut sebagai EDTA Teknis. Secara praktek, penggunaan Na4-EDTA secara rutin setiap bulan, membuat masa pakai accu lebih lama 2-3 lipat atau sekitar hingga 4-5 tahun.

Cara pemakaiannya adalah sebagai berikut : Bahan-bahan : 1. Na4-EDTA (Tetrasodium EDTA) atau (EDTA Teknis). 2. Air Destilasi (Aquadest) atau air accu botol BIRU. (bukan air accu zuur) Alat-alat : 1. Sendok Teh. 2. Wadah. 3. Battery Hydrometer. 4. Lap untuk bersih-bersih. Cara pengolahan : 1. Siapkan 2-3 sendok teh (1 gram) Na4-EDTA untuk 1 liter air Aquadest. Untuk accu yang sudah rusak, siapkan 4-6 sendok teh (10 gram) Na-EDTA untuk 1 liter air Aquadest. 2. Campurkan bubuk Na4-EDTA dengan air accu (destilasi) di dalam wadah dan aduk hingga larut. 3. Cek kondisi setiap lubang / cell Accu dengan hydrometer, biasanya kondisinya kan berbeda tiap cell. Cell yang MERAH memerlukan campuran EDTA + air Accu lebih banyak ketimbang cell yang HIJAU (sehat). 4. Buang air pada Accu sesuai dengan kondisi cell. Untuk hasil pengukuran yang berwarna MERAH, buang air accu lebih banyak dibandingkan dengan yang HIJAU. 5. Kontrol ketinggian air Accu. Jika kurang tambahkan dengan air Accu botol biru. 6. Untuk accu yang rusak, setelah ditambahkan campuran tersebut, harus di-ReCharging (charge ulang).

2.7 Beberapa Merk Accumulator yang Banyak Digunakan 1. GS Hibrit Aki GS hybrid adalah perpaduan teknologi aki konvensional dengan teknologi maintenance free. Kalau pada aki konvensional harus menambah air aki secara berkala

karena terjadinya proses penguapan pada jenis hybrid ini penambahan air aku lebih Pada aki Premium menggunakan material timbal antimon baik untuk grid plate positif dan negatif, tetapi pada tipe hybrid menggunakan timbal calsium pada grid plate negatif dan menggunakan low antimon pada grid plate positif.

Kelebihan aki GS Hybrid adalah : 1. Auto-COS: Proses penyatuan plate secara otomatis dengan menggunakan mesin COS (cast on strap) sehingga menghasilkan produk yang konsisten dan stabil. 2. Laju penguapan airnya lebih rendah sehingga penambahan air aki sangat jarang. 3. Dapat menyimpan arus listrik lebih lama karena self dischargenya lebih rendah. 4. Aki sudah terisi air accu zuur yang terjamin kwalitasnya (wet charge). 5. Aki siap pakai, konsumen dapat langsung menggunakan aki ini tanpa melalui proses pengisian air accu zuur dan initial charge terlebih dahulu. Cara Penanganan Aki GS Hybrid : Penanganan aki GS Hybrid ada dua macam, penanganan aki oleh end user dan penanganan aki oleh pihak toko.Untuk end user hal yang perlu diingat adalah secara perodik (contoh: tiap bulan) selalu mengecek level air aki harus selalu tetap berada pada posisi lower level dan upper level, dan aki harus dijaga kebersihannya terutama pada terminal positif dan negatif. Sedangkan untuk toko aki, karena aki GS Hybrid sudah terisi dengan air accu zuur untuk itu ada dua hal yang perlu diperhatikan : 1. Pada saat penerimaan :

Pastikan karton box dalam keadaan kering

Karena sudah terisi air accu zuur, maka pada saat memindahkan atau menyimpan tidak boleh dalamposisi miring, terbalik atau dilempar. Lakukan penyimpanan secara first in first out, artinya siapa yang datang lebih awal maka dikeluarkan lebih awal berdasarkan pada kode charge yang tertera pada bagian atas karton box

2. Pada Saat Penyimpanan :

Lakukan pemeriksaan secara berkala berdasarkan kode charge yang tertera di bagian atas karton box.

Paling lambat tiga bulan setelah tanggal charging dan belum digunakan/terjual, maka lakukan hal sebagai berikut : Periksa berat jenis accu zuur dengan hydrometer apabila kurang dari 1.220 maka perlu di charge ulang dan Periksa volume air accu zuur melalui indikator elektrolit serta garis lower level dan upper level. Jika perlu tambahkan air aki sampai garis upper level.

3. Aki yang setrumnya mulai melemah, di setrum ulang kemudian bila penyetruman selesai tuliskan tanggal penyetruman pada sticker yang ada pada tutup karton (VerriDJ)

2. Bosch S3-S4-S5 Accu Bosch : Tenaga Optimal Untuk Start Semua Kendaraan Produk accu terbaru dari Bosch menyediakan accu yang tepat untuk kendaraan anda untuk segala tingkat kebutuhan performa. Tiga produk accu terbaru ini dirancang untuk berbagai macam kebutuhan dari kendaraan anda, dan menuntun customer melakukan pilihan yang mudah juga membedakan tingkat performa accu dengan kode warna dan ranking bintang. Bukan hanya itu, produk baru ini juga memberikan daya start yang kuat handal dalam menyuplai energi pada kendaraan anda. Khusus untuk produk S4 dan S5 adalah tipe aki yang sama sekali tidak memerlukan perawatan.

Bosch pertama kami memproduksi accu sejak 1927, dimana pada waktu itu accu untuk pengapian pada mesin pertama diperkenalkan, sejak saat itu Bosch terus mengembangkan performa dan efisiensi accu. Setelah beberapa puluh tahun, teknologi accu telah berkembang pesat untuk memenuhi permintaan kendaraan modern sebagaimana juga untuk menjaga kelestarian lingkungan. Kebutuhan yang diperlukan dari system power supply modern jauh lebih besar dibandingkan dengan pada saat mobil pertama kali diperkenalkan. Electric windows, sun-roof, air conditioning, ABS, airbags, dan peningkatan pada temperature dalam kabin mesin bergabung bersama meningkatkan tuntutan kinerja accu situasi mana berpengaruh mengurangi usia pakai accu. Bosch terus menerus mempertahankan kepemimpinannya dalam inovasi dan pengembangan accu. Perkembangan terakhir kami adalah dengan diperkenalkannya teknologi Calsium-Silver Alloy. Dengan memperkenalkan seri S ini, Bosch menyediakan jangkauan produk yang luas dikhususkan untuk kebutuhan tertentu sebagai kemudahan dalam memilih accu yang benar tergantung pada jenis kendaraan, peralatan elektronik yang ada , cara berkemudi, dan kondisi cuaca dan lain laian. Kendaraan yang disarankan untuk menggunakan accu Bosch seri S3, S4 dan S5 Accu Bosch S3 adalah solusi ekonomis untuk kendaraan dengan tambahan beberapa perangkat elektronic. Accu S3 juga menawarkan asupan daya yang kuat dan handal. Rancangan teknis accu Bosch S4 dibuat khusus untuk kendaraan kelas kecil dan sedang, dengan menawarkan sumber tenaga listrik yang ideal untuk fungsi yang lebih canggih. Jangkauan S4 adalah sebagian besar dari kendaraan Asia. Accu Bosch S5 dibuat khusus untuk kendaraan modern yang membutuhkan banyak energi listrik untuk pemanas, AC, dan CD / DVD player, Sunroof dll. Teknologi silver meningkatkan usia pemakaian accu S5 Bosch sampai dengan 30% dibandingkan Accu pada umumnya. Keuntungan lainnya

Penggunaan teknologi accu Bosch Silver mengurangi sebagian besar korosi yang disebabkan oleh panas, yang berdampak pada penurunan usia pakai accu, dan juga menyebabkan peningkatan performa secara luar biasa untuk starting power dan usia pemakaian yang lebih lama. Dengan konsumsi asam yang minimal, accu baru memerlukan perawatan yang sangat kecil semasa pemakaiannya. Penutup accu dirancang khusus untuk memberikan keamanan maksimum, dan memastikan asam ini tidak bocor keluar pada saat penggunaan pada saat pengangkutan bahkan pada saat accu dimiringkan dalam posisi horizontal. Handle ergonomic juga membuat accu ini mudah dalam pengangkutan dan mudah dalam pemasangan. Pada akhirnya accu seri S tebaru menjawab kebutuhan yang makin kompetitif dari berbagai merek mobil. 3. Yuaka AKI tidak berfungsi hanya sebagai penyuplai listrik guna memutar dinamo starter mobil. Kini tugasnya semakin banyak, apalagi sistem manajemen mobil sudah menggunakan komputer yang memerlukan suplai listrik lebih baik. Kurang sedikit saja suplai listrik ke ECU (computer mobil electronic control unit), komponen tersebut dapat mengalami kerusakan.

Aki Mobil Untuk mendapatkan aki terbaik, Anda sebenarnya tidak perlu bingung lagi. Karena PT Yuasa Battery Indonesia telah menawarkan aki bermutu tinggi. Anak perusahaan grup Yuasa Jepang ini menawarkan berbagai pilihan aki. Dari aki konvensional (yang membutuhkan perawatan) hingga maintenance free (bebas perawatan). Kelebihan utama aki konvensional buatan Yuasa adalah aplikasi teknologi pafecta yang dapat langsung bekerja seketika tanpa perlu penambahan strum (isi langsung start). Hal ini dikarenakan aki Yuasa menggunakan pelat berkualitas yang dibuat melalui sistem pengeringan khusus dan vacum sealing unik (hanya dari Yuasa). Vacum sealing memungkinkan aki jenis dry charge dapar disimpan lebih dari 12 bulan sesuai jaminan kualitas dry charge-nya.

Pada akhir 2003, Yuasa memperkenalkan Yuasa Hybrid sebagai aki mobil yang minim perawatan dengan plat di dalamnya menggunakan bahan kalsium (Ca) dan timah (Pb). Dengan bagitu, waktu penguapan air aki jauh lebih lama 2-3 bulan dari aki konvensional. Selain itu, Yuasa Hybrid juga merupakan aki siap pakai yang dijual dalam keadaan dry charge. Artinya, aki ini dijual dalam kondisi belum terisi accu zuur sehingga aki dapat disimpan lebih lama sebelum dipakai. Di tahun yang sam, Yuasa juga memperkenalkan aki Yuasa maintenance free. Aki ini didesain khusus untuk daerah beriklim tropis. Dengan bahan kalsium yang digunakan untuk plat, membuat daya starting lebih kuat dan self discharge lebih kecil. Keunggulan lainnya, adalah pada cover lead accu yang terdapat di catalyser dan valve (katup) yang berfungsi mencegah penguapan dengan cara mengubah gas menjadi air. Sehingga accu zuur tidak akan turun. Sedangkan valve berfungsi melepas gas pada suhu di aki dalam keadaan tinggi. Aki maintenance free dijual dalam keadaan basah.

Aki Motor Untuk motor, Yuasa telah mengembangkan aki berteknologi tinggi yakni jenis VRLA (valve regulated lead acid) atau biasa dikenal dengan nama super maintenance free (super MF) yang telah mendapatkan penghargaan spesial sebagai World First Maintenance Free Motorcycle Battery pada 1985, di Kanada. Saat ini, aki jenis Super MF ini sudah digunakan oleh beberapa pabrikan kendaraan bermotor terkemuka di Indonesia. Seperti Honda Kharisma, Suzuki New Shogun 125, dan Kawasaki ZX 130. Keunggulan aki ini di antaranya ialah dapat disimpan dalam ruang penempatan aki yang lebih fleksibel dalam arti kalau aki jenis konvensional harus diletakkan secara vertikal, maka untuk maintenance free boleh diletakkan dalam posisi horisontal.

PT Yuasa Battery Indonesia juga mengenalkan aki jenis VRLA maintenance free yang dijual dalam bentuk kit (paket) antara aki dengan botol acid. Aki yang dikenal dengan YTX ini mendapat sertifikat UN mark dari Dirjen Perhubungan Udara pada 2003. Aki jenis YTX ini sangat umum dipergunakan oleh pabrikan kendaraan bermotor roda dua di luar negeri. Seperti Peugeot di Prancis, dan Yamaha di Brazil. Untuk tetap menjaga mutu dan kualitas produknya, pada 2003 Yuasa memperkenalkan Sulfate Stop pada setiap jenis aki sepeda motor dengan tegangan 12V yang diproduksinya. Formula kimia tersebut dapat mengurangi timbulnya kristal sulfate pada permukaan aki. Sehingga memperpanjang umur pemakaian. Yuasa juga memperkenalkan aki konvensional yang dikemas dalam kemasan khusus yang menyatu atara aki dengan acid (paket). Keuntungannya ialah, penjaminan kualitas air aki yang dipersyarakatkan. 2.8 Eropa merupakan tujuan ekspor utama dari aki sepeda motor buatan PT Yuasa Battery
Indonesia. Sampai saat ini tercatat aki buatan Yuasa telah digunakan pabrikan kendaraan terkemuka di dunia, seperti BMW dan Yamaha Conver di Spanyol.

III.

PENUTUP

http://www.untukku.com/artikel-untukku/sejarah-aki-duniauntukku.html#ixzz1yo4xgrXK

http://www.idinrohidin.com/2012/01/asal-usul-accu-accumulator.html

You might also like