You are on page 1of 19

LAPORAN PRAKTIKUM & STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN DEWASA 4 KELAS B Fasilitator : Ibu Mustikasari

Praktikum tanggal Topik Nama NPM

: selasa, 8 November 2011 : Harga Diri Rendah, Gangguan Peran, dan Gangguan Citra Tubuh. : Riyan Idayati : 1006770955

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PENDAHULUAN I

I.

Kasus (masalah utama): Harga diri rendah Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negative yang dapat secara langsung atau tidak langsung diekspresikan (Townsend,1998). Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negative terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan ( Budi Ana Keliat, 1999).

II.

Proses terjadinya masalah Penyebab harga diri rendah: Salah satu penyebabnya adalah berduka disfungsional. Berduka disfungsional merupakan pemanjangan atau tidak sukses dalam menggunakan respon intelektual dan emosional oleh individu dalam melalui proses modifikasi konsep diri berasarkan persepsi kehilangan. Tanda dan gejala: Rasa bersalah Adanya penolakan Marah, sedih, dan menangis Perubahan pola makan, tidur, mimpi, konsentrasi dan aktivitas Mengungkapkan tidak berdaya

III.

Pohon Masalah Isolasi social : menarik diri

Gangguankonsep konsep diri: diri : harga harga diri Gangguan dirirendah rendah

Berduka disfungsional

IV.

Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji No Masalah Keperawatan 1 Isolasi social: menarik diri Mengungkapkan tidak berdaya dan tidak ingin hidup lagi Mengungkapkan enggan berbicara dengan orang lain Klien malu bertemu dan berhadapan dengan orang lain Ekspresi wajah kosong Tidak ada kontak mata ketika diajak bicara Suara pelan dan tidak jelas 2 Gangguan konsep diri : harga diri rendah Mengungkapkan ingin diketahui jati dirinya Mengungkapkan tidak ada lagi yang peduli Mengungkapkan tidak bisa apa-apa Mengungkapkan dirinya tidak berguna Mengkritik diri sendiri Merusak diri sendiri Merusak orang lain Menarik diri dari hubungan social Tampak mudah tersinggung Tidak mau makan dan tidak tidur Perasaan malu Tidak nyaman jika jadi pusat perhatian Data subjektif Data objektif

Berduka disfungsional

Mengungkapkan tidak berdaya dan tidak ingin hidup lagi

Ekspresi wajah sedih Tidak ada kontak mata ketika diajak bicara

Mengungkapkan sedih karena tidak naik kelas

Klien malu bertemu dan berhadapan dengan orang lain karena diceraikan suaminya

Suara pelan dan tidak jelas

Tampak menangis

V.

Diagnosa keperawatan Isolasi social : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan berduka disfungsional.

VI.

Rencana tindakan keperawatan

Diagnos a keperaw atan

Rencana tindakan Tujuan Kriteria evaluasi

Tindakan keperawatan

Rasiona l

TUM : klien dapat Isolasi social : menarik diri berhubu ngan dengan harga diri rendah berhubungan dengan orang lain secara optimal TUK1 : klien dapat membina hubungan saling percaya. Bina hubungan saling percaya( salam terapeutik, perkenalan diri, jelaskan tujuan interaksi, Menum buhkan keperca yaan klien kepada perawat

ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas: waktu, tempat dan topic) TUK2: Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek yang dimiliki. Klien mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang Diskusikan kemampuan dan aspek positif klien,

Memba ngun kembali keperca yaan diri klien.

dimiliki ( kemampuan setiap bertemu diri, keluarga, dan lingkungan). klien hindari dari member penilaian negative, utamakan member pujian yang realistic. TUK3: klien dapat menilai kemampuan yang digunakan. Klien menilai kemampuan yang digunakan. Diskusikan kemampuan yang masih dapat digunakan klien dan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya TUK4: klien dapat menetapkan/merencana kan kegiatan sesuai kemampuan yang dimiliki. Klien membuat rencana kegiatan harian Rencanakan aktifitas yang

Dengan adanya

dapat dilakukan kegiatan setiap hari, tingkatkan /rutinita s bisa

kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien, beri contoh cara pelaksanaan kegiatan. TUK5: klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya. Klien melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya Beri kesempatan pd klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan, beri pujian, diskusikan kemungkinan dilakukan dirumah. TUK6: Klien dapat memanfaatkan system pendukung yang ada Klien dapat Beri

mengali hkan perasaa n tidak berguna .

Agar klien merasa bahwa dirinya masih punya kemam puan.

Dengan memanf

memanfaatkan system pendidikan pendukung yang ada di keluarga. pada cara klien, keluarga memberikan dukungan selama

keluarga aatkan merawat sistem bantu penduk ung yang ada klien diharap

dirawat, bantu kan keluarga menyiapkan lingkungan rumah. klien bisa mandiri

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KOMUNIKASI KEPERAWATAN

Kasus : Nn X terlihat gelisah,suka melamun dan menyendiri, lebih banyak diam dan sulit berkomunikasi dengan teman-temannya, dan pandangan matanya kosong. Nn X mengatakan bahwa dirinya sudah tidak berguna lagi karena tidak dapat mewujudkan keinginan orang tuanya untuk menjadi dokter. Nn X adalah salah satu mahasiswi fakultas kedokteran tetapi ia sebenarnya tidak menyukai jurusan tersebut. Dia bersedia kuliah dijurusan tersebut karena keinginan kedua orang tua dan sebagai anak dia berusaha untuk membahagiakan orang tuanya dengan menuruti oerintah orang tuanya. Tetapi disaat kuliah ia justru sering uring-uringan karena merasa memang itu bukan bidang yang disukainya. Alhasil nilainya jeblok dan ia dijauhi temantemanya. VII. Proses Keperawatan 1. Kondisi Klien : Terlihat gelisah, suka melamun dan menyendiri, lebih banyak diam dan sulit berkomunikasi, pandangan matanya kosong. 2. Diagnosa Keperawatan: Gangguan isolasi social : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah. 3. Tujuan Khusus: Klien dapat membina hubungan saling percaya Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki 4. Tindakan Keperawatan: a. Bina hubungan saling percaya. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal. Perkenalkan diri dengan sopan Tanyakan nama lengkap klien, nama panggilan yang disukai. Jelaskan tujuan pertemuan Jujur dan menepati janji Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya. Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien.

b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki. Setiap bertemu klien hindarkan dari pemberian penilaian negative. Utamakan member pujian yang realistis.

VIII. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan ORIENTASI 1. Salam terapeutik: selamat pagi mbak, mbak masih ingat dengan saya? Bagus ternyata mbak masih ingat. 2. Evaluasi/ validasi : mbak kelihatan segar hari ini, bagaimana perasaan mbak hari ini? 3. Kontrak: kemarin kita sudah berbicara mengenai kemampuan yang mbak miliki selama sebelum sakit, nah sekarang sesuai dengan janji kita, bagaimana kalau kita membicarakan kemampuan yang bisa mbak lakukan selama sakit ataau dirumah sakit ini, dimana kita bicara mbak? Bagaimana kalau di taman selama kurang lebih 30 menit.

KERJA Sekarang coba mbak sebutkan kegiatan yang bisa mbak lakukan selama sakit. baik, apalagi mbak? mbak punya hobi apa? Memasak atau mungkin menjahit? mbak suka menyulam? Mbak bisa melakukannya dirumah sakit ini, disini tersedia fasilitas untuk mbak bisa menggali kemampuan mbak. masih banyak kegiatan yang bisa mbak lakukan sesuai bakat dan kemampuan mbak.

TERMINASI 1. Evaluasi. apa yang mbak rasakan setelah kita berbincang selama 30 menit tadi? bisa mbak ulangi lagi apa yang kita bicarakan tadi ? 2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah dilakukan): mulai saat ini coba mbak lakukan sedikit demi sedikit apa yang telah kita bicarakan tadi. 3. Kontrak yang akan datang Baiklah mbak, waktu kita sudah habis, bagaimana kalau kita cukupkan sampai disini, kira-kira kapan dan jam berapa kita bertemu lagi? Tempatnya dimana?

LAPORAN PENDAHULUAN II I. Kasus (masalah utama):

Gangguan peran

II.

Proses terjadinya masalah

Penyebab gangguan peran : Konflik peran interpersonal, individu dan lingkungan tidak mempunyai harapan peran yang selaras. Contoh peran yang tidak adekuat Kehilangan hubungan yang penting Perubahan peran seksual Keragu-raguan peran Perubahan kemampuan fisikuntuk menampilkan peran sehubungan dengan proses menua Kurangnya kejelasan peran atau pengertian tentang peran Ketergantungan obat Kurangnya ketrampilan social Perbedaan budaya Harga diri rendah Konflik antar peran yang sekaligus diperankan

Tanda dan gejala : Mengungkapkan ketidakpuasan perannya atau kemampuan menampilkan peran Mengingkari atau menghindari peran Kegagalan transisi peran Ketegangan peran Kemunduran pola tanggung jawab yang biasa dalam peran Proses berkabung yang tidak berfungsi Kejenuhan pekerjaan

III.

Pohon Masalah

Harga diri rendah

( akibat )

Gangguan peran

( masalah utama)

Gangguan citra tubuh

( penyebab)

IV. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji

No Masalah Keperawatan 1 Gangguan citra tubuh

Data Subjektif

Data Objektif

Klien mengungkapkan bahwa sekarang fisiknya melemah

Kaki tidak bisa bergerak Badan lemah Suka melamun

Klien mengungkapkan bahwa kakinya tidak bias digerakkan.

2.

Gangguan peran

Klien mengungkapkan bahwa dirinya tidak berguna lagi

Murung Tidak bersemangat Cenderung diam Menghindari kontak mata

Klien mengungkapkan bahwa dirinya tidak dapat bekerja lagi

Klien mengungkapkan bahwa dirinya tidak bisa apa-apa lagi

3.

Harga diri rendah

Mengungkapkan bahwa dirinya sekarang tidak berguna

Perasaan malu Menarik diri Tidak mau makan Pandangan kosong

Mengungkapkan bahwa klien tidak bisa

memenuhi kewajiban sebagai seorang suami

V.

Diagnosa keperawatan

Gangguan peran berhubungan dengan gangguan citra tubuh

VI.

Rencana tindakan keperawatan

Diagnosa keperawatan Gangguan peran

Rencana tindakan Tujuan TUM : Kriteria evaluasi Klien tidak

Tindakan keperawatan Dorong klien untuk mengeksplorasi perasaan

Rasional

Eksplorasi perasaan dapat membantu klien meringankan beban masalahnya.

perubahan peran mengalami gangguan konsep diri

berhubungan tidak dengan gangguan citra tubuh menimbulkan gangguan konsep diri pada klien. TUK1 : pasien dapat meningkatkan penerimaan terhadap perubahan peran yang diperoleh saat ini. TUK2 : pasien dapat

Klien dapat menerima terhadap perubahan peran yang dialami.

Beri perhatian penuh pada klien,

Perhatian yang diberikan membuat klien tidak merasa sendiri.

Klien dapat mengidentifikasi Bantu klien untuk mengidentifikasi hal-hal positif Pasien mengetahui cara untuk menyesuaikan yang ada pada diri klien. Ajarkan klien memaksimalkan

Membangun kepercayaan diri klien.

mengidentifikasi aspek aspek positifnya. TUK3: pasien dapat mengetahui cara-cara untuk positifnya.

Menumbuhkan rasa bahwa klien masih berguna.

menyesuaikan diri terhadap

diri terhadap perubahan

salah satu peran yang masih dapat digunakan,bantu klien dan keluarga mengidentifikasi sumber dan sistem pendukung.

perubahan peran peran. yang ia alami.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KOMUNIKASI KEPERAWATAN VII. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien Bapak X ( 45 tahun) dirawat dirumah sakit karena stroke sehingga kedua kakinya lumpuh.. Terlihat klien diam, melamun dan tidak nafsu makan. Klien memiliki seorang istri dan dua anak perempuan yang masih sekolah SMA dan SMP. 2. Diagnosa Keperawatan Gangguan peran berhubungan dengan gangguan citra tubuh. 3. Tujuan Khusus Pasien dapat melakukan dan memenuhi kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat. Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain tanpa diganggu. Mengidentifikasi dan melatih kemampuan klien yang kedua.

4. Tindakan Keperawatan a. Mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan. b. Melatih kemampuan kedua yang telah disebutkan oleh klien,

menganjurkan klien memasukkan kegiatan tersebut dalam jadwal kegiatan harian. 5. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan ORIENTASI a. Salam terapeutik

Pagi pak X, apakah bapak masih ingat dengan saya? b. Evaluasi/ validasi Bapak kelihatan lebih segar hari ini, bagaimana perasaan bapak? Apakah sudah dilakukan kegiatan yang dimasukkan kedalam jadwal bapak kemarin? Wah bagus sekali ternyata bapak mampu melakukannya.

c. Kontrak: Bapak masih ingat tidak kita mau ngapain hari ini? Iya benar sekali, jadi kemarin bapak menyebutkan bahwa bapak mempunyai kemampuan untuk memperbaiki alat-alat elektronik. Jadi hari ini kita akan mengobrol tentang keahlian bapak tersebut dan mencoba melatihnya. Saya sudah bawa lho pak radio saya yang rusak. Bagaimana pak? Apakah bapak bersedia? Kira-kira berapa lama pak? Sekitar 30 menit ya pak. Baiklah kita lakukan disini saja ya pak?

KERJA baiklah bapak, setelah bapak mampu melakukan perawatan diri secara mandiri, sekarang kita akan melakukan salah satu kegiatan yang bapak senangi yaitu reparasi alat-alat elektronik. Bukankah kalau dirumah bapak senang sekali memperbaiki alat elektronik yang rusak? Nah sekarang saya membawa radio saya yang rusak, bapak bisa memperbaikinya sambil mengisi waktu luang. Bapak mau sendiri atau ditemani saat memperbaiki radio ini? Baiklah kalau bapak ingin ditemani sambil kita ngobrol-ngobrol ya pak? Sesuai dengan perjanjian kita saya akan menemani bapak selama 40 menit.

TERMINASI a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan bagaimana perasaan bapak setelah kita mengobrol dan bapak melakukan hobi bapak itu? jadi apa yang dapat bapak lakukan ketika bapak merasa jenuh dan tidak berarti? Bagus sekali bapak bisa menyebutkannya kembali. b. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah dilakukan): baiklah pak, bapak bisa melakukan hobi bapak itu setiap bapak merasa jenuh dan tidak berarti. Bapak juga bisa membuka bengkel reparasi elektronik dirumah nanti. c. Kontrak yang akan datang

baiklah besok saya akan ngobrol dengan keluarga bapak, biasanya istri bapak berkunjung jam berapa? Jam 12 siang ya pak. Baiklah besok saya akan datang kesini dan ngobrol dengan istri bapak di ruang depan kira-kira jam satu siang. Bagaimana pak, bolehkah saya ngobrol dengan istri bapak? Sampai jumpa besok ya pak? Selamat siang.

LAPORAN PENDAHULUAN III

I.

Kasus (masalah utama):

Gangguan citra tubuh

II.

Proses terjadinya masalah

Gangguan citra tubuh adalah perubahan persepsi tentang tubuh yang diakibatkan oleh perubahan ukuran bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan objek yang sering kontak dengan tubuh. Stressor pada tiap perubahan adalah perubahan ukuran tubuh, berat badan yang turun akibat penyakit. Perubahan bentuk tubuh, tindakan invasive seprti operasi, suntikan daerah pemasangan infuse. Perubahan struktur sama dengan perubahan bentuk tubuh disertaidengan pemasangan alat didalam tubuh. Perubahan fugsi berbagai penyakit yang dapat merubah system tubuh, keterbatasan gerak, makan, kegiatan. Tanda dan gejala: Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah. Tidak menerima perubahan tubuh yang telah terjadi/akan terjadi. Menolak penjelasan perubahan tubuh. Persepsi negative pada tubuh. Preokupasi dengan bagian tubuh yang hilang. Mengungkap keputusasaan. Mengungkapkan ketakutan

III.

Pohon Masalah Harga diri rendah

Gangguan citra tubuh

Kehilangan anggota tubuh

IV. No Masalah Keperawatan 1. Kehilangan anggota tubuh

Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji Data subjektif Data objektif

Klien mengungkapkan bahwa dia tidak menarik lagi.

Marah Melukai diri sendiri Menangis

Klien mengungkapkan bahwa dia takut Klien mengungkapkan bahwa dia sekarang jelek.

2.

Gangguan citra tubuh

Klien merasa ada yang hilang pada dirinya Klien merasa bahwa dirinya tidak sempurna lagi

Cemas Menarik diri Melamun

3.

Harga diri rendah

Klien merasa tidak berarti Klien mengungkapkan bahwa dia malu bertemu orang lain.

Cenderung diam Menghindari bertatap muka Mengurung diri

Klien mengungkapkan bahwa tidak mau berttemu siapapun

V.

Diagnosa keperawatan

Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kehilangan anggota tubuh.

VI.

Rencana tindakan keperawatan

Diagnosa keperawatan

Rencana tindakan Tujuan Kriteria evaluasi

Tindakan keperawatan

Rasional

Gangguan citra tubuh berhubunga n dengan kehilangan anggota tubuh.

TUM: agar klien menerima citra tubuhnya yang baru.

Klien mampu menerima citra tubuhnya yang baru.

Bantu klien untuk eksplorasi diri.

Eksplorasi diri membantu klien sedkit mengurangi beban perasaanya. Membangun

TUK1: pasien mampu mengungkapka n aspek positif tentang diri. TUK2: klien mengekpresika n minat terhadap kesejahteran orang lain dan berkurangnya renungan yang berlebihan tentang penampilan diri. TUK3: agar pasien

Klien mampu mengungkapka n aspek positif tentang diri.

Bantu mengidentifikasika n aspek positif pada diri klien.

kepercayaan diri klien.

Klien mampu bersosialisasi.

Bantu klien untuk bisa bersosialisasi dan bergaul dengan orang lain.

Menumbuhka n rasa bahwa klien masih diterima dimasyarakat.

Klien mampu mengetahui

Ajarkan klien memaksimalkan

Menumbuhka n rasa bahwa

mengetahui cara untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan citra tubuhnya

cara menyesuaikan diri terhadap perubahan citra tubuhnya.

salah satu peran yang dapat dilakukan.

klien masih berguna.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KOMUNIKASI KEPERAWATAN

VII.

Proses Keperawatan

1.Kondisi Klien Ny X berumur 35 tahun, dirawat dirumah sakit paska operasi amputasi tungkai kanan dikarenakan kecelakaan. Klien sering tampak murung, kadang menangis, marah, tidak mau bertemu dengan orang lain. Klien mempunyai seorang suami dan dua orang anak. 2.Diagnosa Keperawatan Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kehilangan anggota tubuh. 3.Tujuan Khusus Pasien dapat melakukan dan memenuhi kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat. Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain tanpa diganggu. Mengidentifikasi dan melatih kemampuan klien yang kedua.

4.Tindakan Keperawatan a. Mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan. b. Melatih kemampuan kedua yang telah disebutkan oleh klien,

menganjurkan klien memasukkan kegiatan tersebut dalam jadwal kegiatan harian.

VIII. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan ORIENTASI d. Salam terapeutik

selamat pagi ibu, ibu masih ingat saya? bagus sekali ternyata ibu masih bisa mengenali saya. e. Evaluasi/ validasi bagaimana perasaan ibu hari ini? Ibu kelihatan lebih segar hari ini. Apakah ibu sudah melakukan kegiatan yang dimasukkan kedalam jadwal ibu kemarin? Wah bagus sekali ternyata ibu mampu melakukannya. f. Kontrak ibu masih ingat tidak kita mau ngapain hari ini? Iya benar sekali, jadi kemarin ibu menyebutkan bahwa ibu suka sekali menyulam. Jadi hari ini kita akan mengobrol tentang hobi ibu tersebut dan mencoba melakukannya. Saya sudah bawa bahan-bahannya untuk ibu menyulam. Bagaimana bu? Apakah ibu bersedia? Kira-kira berapa lama bu? Sekitar 30 menit ya bu. Baiklah kita lakukan taman saja ya bu?

KERJA baiklah ibu, setelah ibu mampu melakukan perawatan diri secara mandiri, sekarang kita akan melakukan salah satu kegiatan yang ibu senangi yaitu menyulam. Nah sekarang saya membawa bahan-bahan untuk menyulam, ibu bisa mengisi waktu luang disini dengan menyulam. Ibu mau sendiri atau ditemani saat menyulam? Baiklah kalau ibu ingin ditemani sambil kita ngobrol-ngobrol ya bu? Sesuai dengan perjanjian kita saya akan menemani ibu selama 30 menit.

TERMINASI a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan bagaimana perasaan ibu setelah melakukan hobi ibu ini? apa yang dapat ibu lakukan ketika ibu merasa jenuh dan merasa tidak berarti? Benar sekali ibu, ibu mampu menjawab dengan tepat. b. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah dilakukan) baiklah ibu, ketika ibu merasa jenuh dan merasa tidak berarti ibu bisa melakukan hobi yang ibu senangi ini. c. Kontrak yang akan datang

baiklah besok saya akan ngobrol dengan keluarga ibu, biasanya suami ibu berkunjung jam berapa? Jam 12 siang ya bu. Baiklah besok saya akan datang kesini dan ngobrol dengan suami ibu di ruang depan kira-kira jam satu siang. Bagaimana bu, bolehkah saya ngobrol dengan suami ibu? Sampai jumpa besok ya bu? Selamat siang.

Daftar putaka: Keliat, B.A. (1994). Gangguan konsep Diri. Jakarta: EGC Towsend, M.C. (1998). Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri Untuk Pembuatan Rencana Keperawatan.Jakarta: EGC Stuart GW, Sundeen SJ. (1998) .Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC. Stuart, G.W and Sundeen. (1995). Principle and practice of psychiatric nursing. 5thed. St Louis Mosby Year Book. Stuart. G.W and Laraia. Principle and practice of psychiatric nursing.7thed. St Louis. Mosby Year Book. 2001.

You might also like