You are on page 1of 50

BAB I PENDAHULUAN

A. UMUM

BAB II RENCANA STRATEJIK


A. VISI DAN MISI. I. V I S I : Mewujudkan Kejaksaan sebagai lembaga penegak hukum yang melaksanakan tugasnya secara independent, professional, jujur, berkeadilan dan terpecaya, dengan menjunjung tinggi HAM dalam negara hukum berdasarkan Pancasila, serta dengan mengindahkan norma-norma keagamaan, kesopanan, kesusilaan, hukum, dan menjunjung tinggi nilainilai kemanusiaan yang hidup dalam masyarakat. II. M I S I : 1 . 2 . 3 . 4 . Peningkatan kualitas penanganan dan penyelesaian perkara tindak pidana secara professional, berintegritas, cepat, tepat dan cermat dengan menjunjung tinggi keadilan dan kebenaran yang berlandaskan pada hukum. Penanganan dan penyelesaian perkara tindak pidana korupsi yang menjadi prioritas ketiga dari RKP Tahun 2010, serta peningkatan kinerja melalui penyelamatan dan pengembalian aset-aset milik negara. Peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia, sarana dan prasana serta efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas dan wewenang Kejaksaan.
Peningkatan penyelidikan, pengamanan dan penggalangan yang bersifat strategis dan taktis untuk mendukung keberhasilan penegakan hukum.

B. TUJUAN DAN SASARAN. I. T U J U A N. a. Tujuan yang akan dicapai dalam misi pertama : Peningkatan kualitas penanganan dan penyelesaian perkara seluruh tindak pidana secara professional, berintegritas, cepat, tepat dan cermat dengan menjunjung tinggi keadilan dan kebenaran yang berlandaskan pada hukum, sebagai berikut :

1. Menyusun Standard Operating Procedure (SOP) mengenai Pola Penanganan Perkara terhadap penyelesaian perkara tindak pidana umum maupun tindak pidana khusus serta Pola Kegiatan yang mendukung proses penegakan hukum, agar pelaksanaan tugas dapat lebih sistematis, terarah, efektif, efesien, terkendali dan terukur sehingga peninggakatan kinerja dapat lebih optimal. 2. Meningkatkan tertib administrasi perkara tindak pidana umum maupun tindak pidana khusus secara cepat, tepat, rapi dan transparan guna mencapai hasil yang baik dan optimal. b. Tujuan yang akan dicapai dalam misi kedua : Penanganan dan penyelesaian perkara tindak pidana korupsi yang menjadi prioritas ketiga dari RKP Tahun 2009, serta peningkatan kinerja melalui penyelamatan dan pengembalian aset-aset milik Negara, sebagai berikut : 1. Meningkatkan kegiatan operasi intelijen yustisial untuk mendukung pengoptimalan penanganan perkara tindak pidana korupsi melalui kebijakan Percepatan Proses Perkara Korupsi Se-Indonesia. 2. Meningkatkan penyelesaian tunggakan perkara tindak pidana korupsi dan penegakan hukum terhadap perkara tindak pidana korupsi yang masuk dalam tahun laporan serta pelaksanaan penyitaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 3. Meningkatkan pemulihan/penyelamatan kekayaan Negara terhadap prioritas

pemberantasan korupsi.. 4. Meningkatkan upaya penegakan hukum dan penyitaan terhadap prioritas pemberantasan korupsi, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 5. Meningkatkan penerimaan denda.

c. Tujuan yang akan dicapai dalam misi ketiga : Peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia, sarana dan prasana serta efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas dan wewenang Kejaksaan, sebagai berikut : 1. Meningkatkan seleksi dalam penerimaan (rekruitmen) pegawai, peserta diklat, promosi dan mutasi, penataan struktur dan tata laksana, pembentukan jabatan fungsional/baru.

2. Meningkatkan kualitas pelayanan publik, peralatan/perlengkapan fungsional dan operasional, sarana dan prasarana lain. 3. Meningkatkan pelayanan administrasi kepegawaian yang prima, serta kecepatan dalam penyajian data kepegawaian. 4. Meningkatkan kualitas pengawasan melekat dan pengawasan fungsional. d. Tujuan yang akan dicapai dalam misi keempat : Peningkatan penyelidikan, pengamanan dan penggalangan yang bersifat strategis dan taktis untuk mendukung keberhasilan penegak hukum, sebagai berikut : 1. Meningkatkan kualitas hasil penyelidikan, pengamanan dan penggalangan yang komprehensif dilengkapi dengan data berupa bukti hukum dan fakta hukum yang valid dan optimal guna mendukung pelaksanaan penegakan hukum oleh Kejaksaan. 2. Meningkatkan kesadaran hukum masyarakat. 3. Menciptakan suasana kondusif yang dapat mendukung keberhasilan proses penegakan hukum yang dilaksanakan oleh Kejaksaan

II. S A S A R A N. a. Sasaran yang hendak dicapai dalam tujuan menyusun Standard Operating procedure (SOP) mengenai Pola Penanganan Perkara terhadap penyelesaian perkara tindak pidana umum maupun tindak pidana khusus serta Pola Kegiatan yang mendukung proses penegakan hukum, agar pelaksanaan tugas dapat lebih sistematis, terarah, efektif, efisien, terkendali dan terukur sehingga peningkatan kinerja dapat lebih optmal, sebagai berikut : 1. Tersusunnya Pola Penanganan Perkara tindak pidana umum maupun tindak pidana khusus serta Pola Kegiatan yang mendukung proses penegakan hukum, secara sistematis. 2. Terciptanya system kerja yang baik dan terarah. 3. Terselesaikannya setiap perkara yang ditangani secara cepat, tepat, dan efektif 4. Adanya evaluasi dalam setiap proses penanganan perkara melalui mekanisme eksaminasi, termasuk evaluasi dalam setiap kegiatan yang mendukung proses penegakan hukum, sehingga penyelesaiannya dapat terkendali dan terukur, baik secara kuantitas maupun kualitas.

b. Sasaran yang hendak dicapai dalam tujuan Meningkatkan tertib administrasi perkara tindak pidana umum maupun tindak pidana khusus secara cepat, tepat, rapi dan transparan guna mencapai hasil yang baik dan optimal, sebagai berikut: 1. Terwujudnya penataan arsip/dokumentasi internal secara transparan dan tertata dengan baik. 2. Memudahkannya penilaian dan pendataan atas perkara perkara yang akan, sedang dan sudah selesai ditangani.. c. Sasaran yang hendak dicapai dalam tujuan Meningkatkan kegiatan operasi intelijen yustisisal untuk mendukung pengoptimalan penanganan perkara tindak pidana korupsi, sebagai berikut : 1. Tersusunnya agenda kegiatan penyelidikan intelijen yustisial yang mendukung upaya pemberantasan tindak pidana korupsi yang mendukung kebijakan Percepatan Proses Penanganan Perkara Korupsi Se-Indonesia. 2. Terselesaikannya kegiatan penyelidikan intelijen yustisial terhadap upaya pemberantasan tindak pidana korupsi yang mendukung kebijakan Percepatan Proses Penanganan Perkara Korupsi Se-Indonesia. 3. Terselesaikannya analisis yuridis dari hasil penyelidikan intelijen yustisial yang faktual terhadap upaya pemberantasan tindak pidana korupsi untuk mendukung kebijakan Percepatan Proses Penanganan Perkara Korupsi Se-Indonesia. 4. Terlaksananya penyitaan harta kekayaan pelaku tindak pidana korupsi. 5. Terlacaknya harta kekayaan pelaku tindak pidana korupsi. 6. Tersedianya data yang akurat tentang denda dan uang pengganti yang belum dapat di eksekusi dalam penanganan perkara tindak pidana korupsi. 7. Terwujudnya penataan arsip/dokumentasi internal secara transparan dan tertata dengan baik. d. Sasaran yang hendak dicapai dalam tujuan Meningkatkan penyelesaian tunggakan perkara tindak pidana korupsi dan penegakan hukum terhadap perkara tindak pidana korupsi yang masuk dalam tahun laporan serta pelaksanaan penyitaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sebagai berikut : 1. Tersusunnya agenda kegiatan. 2. Terselesaikannya atau berkurangnya sisa tunggakan perkara tindak pidana korupsi.

3. Terlaksananya penyidikan, prapenuntutan, penuntutan, upaya hukum dan eksekusi terhadap perkara tindak pidana tertentu yang masuk dalam tahun laporan.. 4. Terlaksananya pengamanan kegiatan. 5. meningkatkan hasil denda. 6. Terwujudnya penataan arsip/dokumen internal secara transparan dan tertata dengan baik. e. Sasaran yang hendak dicapai dalam tujuan meningkatkan pemulihan/penyelamatan kekayaan negara terhadap prioritas pemberantasan korupsi, sebagai berikut : 1. Tersusunnya agenda penyitaan harta kekayaan yang diperoleh dari hasil tindak pidana korupsi. 2. Disitanya harta kekayaan yang diperoleh dari hasil tindak pidana korupsi 3. Meningkatnya hasil denda dan uang pengganti. 4. Terlaksananya tuntutan atau gugatan perdata untuk denda dan uang pengganti. 5. Terwujuwdnya penataan arsip/ dokumentasi internal secara transparan dan tertata dengan baik.. f. Sasaran yang hendak dicapai dalam tujuan Meningkatkan upaya penegakan hukum dan penyitaan terhadap prioritas pemberantasan korupsi, sebagai berikut : 1. Tersusunnya agenda kegiatan penyidikan, prapenuntutan, penuntutan, upaya hukum dan eksekusi terhadap prioritas pemberantasan korupsi. 2. Terselesaikannya penyidikan terhadap prioritas pemberantasan korupsi. 3. Terselesaikannya prapenuntutan terhadap prioritas pemberantasan korupsi. 4. Terselesaikannya penuntutan, prioritas pemberantasan korupsi. 5. Terselesaikannya upaya hukum terhadap prioritas pemberantasan korupsi. 6. Terselesaikannya eksekusi terhadap prioritas pemberantasan korupsi. 7. Terlaksananya pengamanan kegiatan 8. Terwujudnya penataan arsip/dokumentasi internal secara transparan dan tertata dengan baik. g. Sasaran yang hendak dicapai dalam tujuan meningkatkan penerimaan denda, sebagai berikut : 1. Meningkatnya penerimaan negara bukan pajak.

2. Meningkatnya pertumbuhan perekonomi negara.

h. Sasaran yang hendak dicapai dalam tujuan Meningkatkan seleksi dalam penerimaan (rekruitmen) pegawai, peserta diklat, promosi dan mutasi, penataan struktur organisasi dan tata laksana, pembentukan jabatan fungsional/baru, sebagai berikut : 1. Tersusunnya dan terlaksanakannya penerimaan (rekruitmen) pegawai dengan persyaratan yang disesuaikan pada kebutuhan organisasi serta adanya Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan Petunjuk Teknis (Juknis) atas peraturan perundang undangan terkait dengan rekruitmen pegawai. 2. Tersusun dan terlaksanakannya seleksi peserta diklat penjenjangan dan teknis fungsional, termasuk dalam menetukan kriteria calon peserta Pendidikan dan Pelatihan Pembentukan Jaksa (PPPJ). 3. Tersusun dan terlaksananya assessment pegawai, termasuk terlaksananya profile assessment terhadap pegawai yang akan menduduki jabatan struktural eselon I dan eselon II. 4. Tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang profesional, berintegritas, kompeten dan berkinerja tinggi, serta penempatan SDM yang sesuai dengan keahlian, prestasi dan kebutuhan organisasi. 5. Tersusun dan terlaksananya struktur organisasi dan tata laksana Kejaksaan RI sesuai dengan analisis jabatan dan beban kerja serta selaras dengan Program Reformasi Birokrasi Kejaksaan. 6. Tersusunnya dan terlaksanakannya assessment dalam pembentukan Kejaksaan Tinggi, Kejaksaan Negeri baru. 7. Tersusunnya dan terlaksanakannya job describtion jabatan structural dan fungsional, terutama terkait dengan pemberdayaan pegawai tata usaha dan Jaksa Fungsional yang ada pada tiap tiap satuan kerja. i. Sasaran yang hendak dicapai dalam tujuan Meningkatkan kualitas pelayanan publik, peralatan/perlengkapan fungsional dan operasional, sarana dan prasarana lain, sebagai berikut :

1. Terlaksanakannya anggaran untuk belanja pegawai, belanja modal dan jasa lainnya. 2. Tersedianya peralatan/perlengkapan fungsional, operasional, sarana dan prasarana lain yang memadai. 3. Terlaksanakannya penelitian dan pengembangan serta kerjasama hukumn yang aktual. 4. Terlaksanakannya informasi hukum, operasionalisasi SIMKARI dan statistik kriminal, termasuk meningkatnya kegiatan pengumpulan, pengolahan dan produksi dalam rangka terciptanya bank data Kejaksaan yang dapat disajikan secara lengkap, cepat, valid dan mutakhir dengan mengoptimalkan operasionalisasi SIMKARI 2 yang dapat diakses langsung oleh masyarakat. 5. Tersusun dan Terlaksanakannya kegiatan Rencana Kerja Anggaran Kejaksaan Tahun 2010. j. Sasaran yang hendak dicapai dalam tujuan Meningkatkan pelayanan administrasi kepegawaian yang prima, serta kecepatan dalam penyajian data kepegawaian, sebagai berikut : 1. Terwujudnya kepastian dan ketertiban dalam menerapkan ketentuan ketentuan kepegawaian. 2. Terwujudnya peningkatan pelayanan administrasi kepegawaian secara profesional, cepat dan tepat waktu. 3. Terwujudnya Sistem Informatika Manajemen (SIM) serta pelayanan administrasi di bidang kepegawaian yang transparan dan objektif. k. Sasaran yang hendak dicapai dalam tujuan Meningkatkan kualitas pengawasan

melekat dan pengawasan fungsional, sebagai berikut : 1. Tersusunnya agenda kegiatan pengawasan melekat dan pengawasan fungsional. 2. Terlaksananya fungsi pengawasan melalui Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan (Juklak Was), Program Kerja Pemeriksaan (PKP), Instrumen Penilaian Kinerja Jaksa (IPKJ), Instrumen Penilaian Kinerja Pejabat Pengawasan Fungsional Asisten Pengawasan (IPKPPF) dan instrument lainnya, secara efektif dalam rangka menggerakkan roda organisasi agar kinerja yang dicapai lebih optimal. 3. Meningkatnya penyelesaian penanganan laporan pengaduan masyarakat (Lapdu) secara cepat, tepat, obyektif, proporsional, transparan serta akuntabel.

4.

Meningkatnya kualitas inspeksi dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

5. Meningkatnya koordinasi antar pengawas eksternal (external control) dan satuan kerja secara intensif guna meningkatkan sinergi pengawasan. l. Sasaran yang hendak dicapai dalam tujuan Meningkatkan kualitas hasil penyelidikan yang komprehensif dilengkapi dengan data berupa bukti hukum dan fakta hukum yang valid dan optimal guna mendukung pelaksanaan penegakan hukum oleh Kejaksaan, sebagai berikut : 1. Tersusunnya agenda kegiatan intelijen atas pelaksanaan penegakan hukum secara umum, baik, penanganan perkara tindak pidana umum, tindak pidana korupsi maupun tindak pidana tertentu lainnya yang terkait dengan perekonomian negara dan kepentingan hajat hidup orang banyak. 2. Meningkatnya hasil penyelidikan inelijen terhadap penanganan perkara tindak pidana korupsi yang dapat ditingkatkan kepada tahap penyidikan dan penuntutan. 3. 4. Terlacaknya keberadaan pelaku tindak pidana yang melarikan diri atau buron untuk kemudian dilakukan penangkapan. Tersedianya data data yang akurat yang dapat digunakan dalam hal pembuktian di persidangan. m. Sasaran yang hendak dicapai masyarakat, sebagai berikut : 1. Tersusunnya agenda kegiatan peningkatan kesadaran hukum masyarakat melalui program Pembinaan Masyarakat Taat Hukum (BINMATKUM). 2. Teciptanya budaya hukum yang baik di semua lapisan masyarakat. 3. Meningkatnya kesadaran hukum masyarakat untuk mentaati hukum dalam kehidupan sehari - hari. 4. Berkurangnya crime rate, baik berupa pelanggaran maupun kejahatan, terutama terkait dengan tindak pidana korupsi dan tindak pidana tertentu lainnya. n. Sasaran yang hendak dicapai dalam tujuan Menciptakan suasana kondusif yang dapat mendukung keberhasilan proses penegakan hukum yang dilaksanakan oleh Kejaksaan, sebagai berikut : dalam tujuan Meningkatkan kesadaran hukum

1. Tersusunnya kebijakan terkait dengan penyelidikan, pengamanan dan penggalangan yang bersifat strategis dan taktis sehingga dapat mendeteksi secara dini segala bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan terhadap keberhasilan penegakan hukum. 2. Terlaksananya dengan baik proses penegakan hukumj dari mulai tahap penyelidikan, penyidikan, penuntutan sampai dengan eksekusi. 3. Terciptanya suatu kondisi penegakan hukum yang didukung oleh masyarakat dan mendapat kepercayaan masyarakat.

C. CARA PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN. 1. KEBIJAKSANAAN. ASISTEN PEMBINAAN 1. Melaksanakan pembinaan dan urusan kepegawaian, meliputi : a. Mutasi pegawai (kepangkatan, penempatan, pensiun). b. Pengembangan pegawai (pengadaan pegawai, diklat, prajabatan, ujian dinas). c. Kesejahteraan (pembinaan kerohanian dan kesejahteraan pegawai). 2. Meningkatkan jumlah sarana sesuai dengan kebutuhan secara bertahap. 3. Mengefisienkan dan mengefektifkan sarana dan prasarana yang ada. 4. Penyempurnaan dan penataan inventaris dilingkungan Kejaksaan Tinggi Kalbar. 5. Meningkatkan kerjasama, koordinasi, dengan instansi terkait dengan tugas-tugas Asisten Pembinaan. 6. Meningkatkan dukungan kepada unit-unit satuan kerja lain di lingkungan Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat dalam pelaksanaan tugas-tugas operasional. 7. Meningkatkan pengelolaan dan koleksi buku-buku perpustakaan. 8. Meningkatkan pelayanan dan sirkulasi terhadap para pemustaka. 2. PROGRAM DAN KEGIATAN. ASISTEN PEMBINAAN 1. Program : Peningkatan kualitas, profesionalisme, dan integritas pegawai

Kejaksaan di daerah hukum Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat. Kegiatan : Menugaskan para Pegawai/Jaksa untuk mengikuti Diklat, Seminar,

Work shop, Sosialisasi, Rapat Koordinasi, dengan perincian sebagai berikut : 1). 2). 3). 4). 5). 6). 7). 8). 9). 10) . 11) . 12) . 13) . 14) . 15) . 16) . 17) . 18) . 19) . 20) . 21) . 22) . 23) . 24) . 25) . Diklat Pembentukan Jaksa Diklat Gabungan Aparatur Hukum Diklat Penanganan Tindak Pidana = = Anak = = = = = = = = = = = = = 17 orang 1 orang 3 orang 1 orang 1 orang 3 orang 5 orang 1 orang 1 orang 2 orang 5 orang 1 orang 1 orang 1 orang 5 orang 4 orang 1 orang 5 orang 1 orang 1 orang 5 orang 2 orang 33 orang 1 orang 3 orang

Berhadapan dengan Hukum (ABH) Diklat Penanganan Trans National Creime Diklat Penanganan Wildlife Crime Diklat Penanganan Tindak Pidana Perikanan Diklat Penanganan Tindak Pidana Terorisme Diklat Tata Kepemerintahan Eselon III Diklat Tata Kepemerintahan Eselon IV Diklat S O P Diklat Fungsional Bendahara Pengeluaran Diklat Pustakawanan Tingkat Ahli Diklat Pranata Komputer Terampil Diklat Arsiparis Tingkat Terampil Diklat Penanganan Trafiking

Rakor Gabungan Pelaksanaan Lid dan Dik = Penggunaan Kawasan Hutan Tidak Prosedural. Pelatihan Lokakarya Managemen Terpadu = Penanganan Korupsi Diklat Penanganan Tindak Pidana Kehutanan Diklat Terpadu Hakim dan Jaksa Pelatihan Investigate = = Forensic = =

Accounting Diklat Sistem Akuntansi Instansi (SAI)

Semiloka Membangun Perdamaian Melalui = Transformasi Konflik. Diklat Pra Jabatan Calon Pegawai Negeri Sipil Diklat Penanganan Tindak Pidana Cyber Crime Diklat Wira Intelijen = = =

26) . 27) . 28) . 29) . 30) . 31) . 32) . 33) . 34) . 35) . 36) . 37) . 38) .

Diklat Intelijen Dasar Diklat Refreser Course Eselon III Diklat Pengawasan Diklat Penanganan Perkara Pidum Diklat Penanganan Perkara Pidsus Diklat Penanganan Perkara Datun Rakornas Criminal Justice System (CJS) Rakornas Penegakan Hukum

= = = = = = =

2 orang 1 orang 1 orang 3 orang 4 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 2 orang 2 orang 125 orang

Lingkungan = = = dan =

Hidup Diklat Bahasa Inggris Rakor Lintas Sektor Nasional BPOM Seminar/Workshop Public Speaking

Pengelolaan Hubungan Media Masa. Training/Pelatihan SIMKARI tentang Trouble = Shooting Data Center SIMKARI. Program Beasiswa Pascasarjana UI. JUMLAH = =

2.

Program Kegiatan

: Peningkatan pelayanan administrasi kepegawaian. : 1). 2). 3). 4). 5). 6). 7). 8). 9). Pelayanan usul kenaikan pangkat pegawai Pelayanan kenaikan gaji berkala Pelayanan cuti pegawai Pelayanan usul pensiun pegawai Pelayanan usul mutasi Pegawai Pelayanan usul Pengangkatan CPNS menjadi = = = = = = 85 orang 66 orang 74 orang 6 orang
485 orang

41 orang 41 orang 4 orang


130 orang

PNS Pelayanan usul Pembuatan Kartu Pegawai = (KARPEG) para PNS baru. Pelaksanaan Ujian Dinas Menyusun Daftar Urut Kepangkatan (DUK) JUMLAH = = =

932 orang

3.

Program

: Program Dukungn Manjemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kejaksaan RI, dari pagu Anggaran Kejati sebesar Rp 8.592.240.000,telah dilaksanakan dengan capaian sebesar Rp. 8.959.917.617,- atau 104,28% (setelah dilakukan Revisi DIPA).

Kegiatan

a. Meningkatkan

kemampuan

professional

di bidang SDM di wilayah

dengan Mengadakan

Sosialisasi

Keuangan

Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat per triwulan. b. Melakukan evaluasi dan monitoring pelaksanaan kegiatan laporan keuangan. c. Membuat laporan keuangan per akhir tahun 4. Program : Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kejaksaan RI, dari Pagu Anggaran Kejati sebesar Rp. 1.365.167.000,- telah tercapai target kinerja sebesar Rp 471.797.000,- atau 34,56 %. Kegiatan : a. Mewujudkan optimal kejaksaan sebagai lembaga penegak hukum dan melaksanakan tugas sesuai dengan tupoksi secara professional, transparan, dan akuntabel serta menyesuaikan sistem tatalaksana pelayanan. b. Melakukan kegiatan pengadaan peralatan, perlengkapan dan inventaris kantor. 5. Program : Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kejaksaan R.I, dari Pagu Anggaran Kejati sebesar Rp. 220.500.000,- telah tercapai target kinerja sebesar Rp. 184.176.103,- atau 83,53%. Kegiatan : a. Laporan Pengaduan TP 5000 sebanyak 0 Lapdu.. b. Laporan Pengaduan dari Masyarakat sebanyak 14 Lapdu. c. Program Kerja Pengawasan Tahunan. 6. Program : Penyelidikan / Pengamanan / Penggalangan Kasus Intelijen, dari Pagu Anggaran Kejati sebesar Rp. 126.338.000,- telah tercapai target kinerja sebesar Rp. 99.408.500,- atau 78,68%. Kegiatan : Penyelidikan Kasus Intelijen sebanyak 4 kasus

7.

Program

: Penanganan dan Penyelesaian Perkara Pidana Umum, dari Pagu Anggaran Kejati sebesar Rp. 1.340.000.000,- telah tercapai target kinerja sebesar Rp.1.309.291.300,- atau 97,71%.

Kegiatan

: a. Penuntutan Perkara Pidum sebanyak 40 Perkara.. b. Eksaminasi Perkara Pidum sebanyak 12 Perkara.

8.

Program

: Penanganan dan Penyelesaian Perkara Pidsus, Pelanggaran HAM yang Berat dan Perkara TPK, dari Pagu Anggaran Kejati sebesar Rp. 1.299.985.000,- telah tercapai target kinerja sebesar Rp. 750.535.400,atau 57,73%.

Kegiatan

: a. Penyidikan Perkara Korupsi sebanyak 8 Perkara.. b. Penyidikan Perkara Korupsi sebanyak 8 Perkara c. Pra Penuntutan Perkara Pidsus sebanyak 8 Perkara d. Penuntutan Perkara Korupsi sebanyak 8 Perkara e. Eksaminasi Perkara Pidsus sebanyak 7 Perkara. Terdapat penambahan biaya supervisi penanganan perkara pidsus sebesar Rp. 60.000.000,-

9.

Program

: Penanganan dan Penyelesain Perkara Perdata dan Tata Usaha Negara, dari Pagu Anggaran Kejati sebesar Rp. 44.316.000,- telah tercapai target kinerja sebesar Rp. 44.316.000 atau 100,00%.

Kegiatan

: Penyelesaian Perkara Perdata dan Tata Usaha Negara sebanyak 2 Perkara

10. Program Kegiatan

: Peningkatan dan Penyempurnaan Arsip : Melakukan identifikasi dokumen / arsip Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat yang mempunyai nilai guna penting dan abadi.

11. Program

: Peningkatkan terhadap pelayanan dan pemenuhan atas barang barang keperluan dinas.

Kegiatan

Melakukan penyusunan perkiraan dan pendistribusian ATK kepada masing-masing unit kerja. Melaksanakan pendistribusian terhadap barang-barang yang

diterima dari Kejaksaan Agung RI. Memenuhi permintaan data dari Kejaksaan Agung RI mengenai data pegawai Kejaksaan se- Kalimantan Barat untuk pengadaan APP dan pendistribusiannya ke masing masing Kejari. 12. Program Kegiatan : Peningkatan perawatan terhadap barang barang inventaris Kantor. : Melakukan perawatan dan pemeliharaan terhadap barang inventaris Kantor yang rusak sesuai dengan permintaan dari masing-masing bidang/unit kerja. 13. Program Kegiatan 14. Program Kegiatan : Pembenahan katalog terhadap bahan pustaka. : Menghimpun bahan pustaka berdasarkan divisi dan klasifikasi. : Peningkatan jasa pelayanan terhadap para Pemustaka. : 1). Memberikan layanan sebaik-baiknya terhadap pemakai bahan pustaka. 2). Memberikan informasi terhadap bahan pustaka yang terbaru. 15. Program Kegiatan : Pembenahan bahan pustaka. : 1). Melengkapi buku-buku dengan slip tanggal kembali. 2). Memberikan cap pada buku-buku. 3). Memberikan nomor klasifikasi. 4). Membuat kantong buku dihalaman terakhir buku. 5). Memberi nomor induk pada semua buku-buku perpustakaan. 6). Mencatat semua buku-buku perpustakaan pada buku induk.

BIDANG INTELIJEN

1. Program : Turut serta menyelenggarakan

Ketentraman

dan Ketertiban Umum dengan

mengadakan Kegiatan dan Operasi Intelijen Penyelidikan, Pengamanan dan Penggalangan dibidang Idiologi Politik, Pengawasan Media Massa dan Barang Cetakan, Pengawasan Orang Asing dan Cegah Tangkal serta Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat. Kegiatan : 1. Melakukan Kegiatan dan Operasi Intelijen Yustisial Penyelidikan, Pengamanan dan Penggalangan dalam rangka Pengawasan Idiologi Politik, Media Massa dan Barang Cetakan. 2. Melakukan pemantauan terhadap Lalu Lintas Orang Asing yang masukdan keluar dari dan ke daerah hukum Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat. 3. Melakukan Pencegahan dan Penangkalan terhadap orang yang terlibat dalam perkara pidana. 4. Melakukan Kegiatan dan Operasi Intelijen Yustisial Penyelidikan, Pengamanan dan Penggalangan terhadap Aliran Kepercayaan Masyarakat yang meresahkan.

2. Program : Peningkatan

Kegiatan dan Operasi Intelijen Penyelidikan, Pengamanan dan

Penggalangan terhadap kasus-kasus KKN dalam rangka Penegakan Hukum dan terwujudnya Supremasi Hukum. Kegiatan : 1. Melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan Kegiatan dan Operasi Intelijen Penyelidikan, Pengamanan dan Penggalangan terhadap kasus-kasus KKN terhadap Kejari, Cabjari dan Kejati Kalbar. 2. Memberikan bimbingan teknis berkaitan dengan Kegiatan dan Operasi Intelijen Yustisial Penyelidikan, Pengamanan dan Penggalangan terhadap kasus-kasus KKN terhadap Kejari, Cabjari dan Kejati Kalbar 3. Melakukan Kegiatan dan Operasi Intelijen Yustisial Penyelidikan, Pengamanan dan Penggalangan terhadap kasus-kasus KKN.

3. Program : Meningkatkan (BINMATKUM). Kegiatan :

dan

Mengefektifkan

Pelaksanaan Penyuluhan Hukum dan

Penerangan Hukum melalui Program Pembinaan Masyarakat Taat Hukum

1. Meningkatkan kualitas aparat Penyuluh melalui sosialisasi Sistem dan Metode Penyuluhan Hukum. 2. Melakukan Pengendalian dan Bimbingan Tekhnis dalam rangka pelaksanaan Penyuluhan Hukum dan Penerangan Hukum. 3. Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan dan Penerangan Hukum.

BIDANG TINDAK PIDANA UMUM


Dalam rangka mengoptimalkan pelaksanaan tugas tersebut, maka kegiatan-kegiatan yang diprogramkan adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pra Penuntutan, meliputi : menyelesaikan penyelidikan perkara di tingkat pra penuntutan, dan menyelesaikan perkara tahap pertama di tingkat pra penuntutan. Penuntutan, meliputi : Menyelesaikan penuntutan perkara dengan acara pemeriksaan biasa dan singkat. Menyelesaikan perkara upaya hukum. Menyelesaikan perkara-perkara penting yang menonjol atau menarik perhatian masyarakat. Pada saat pemeriksaan berkas perkara dari penyidik, harus benar-benar diteliti, terutama masalah kelengkapan administrasi formil dan materiil. Dalam penanganan perkara, agar tahapan penyelesaian perkara, sejak tahap pra penuntutan, penuntutan, upaya hukum biasa maupun luar biasa, eksekusi, grasi, dan pendataan barang rampasan, harus diperhatikan secara seksama, profesional serta taat azas. Proses pelaporannya harus dilaksanakan sebagaimana petunjuk teknis yang berlaku, dan harus dipantau, diawasi serta dikendalikan dengan sebagik-baiknya. 7. Di samping perkara-perkara yang menyangkut orang, harta, benda, keamanan dan ketertiban umum, perlu juga dicermati perkara-perkara yang penting lainnya menyangkut kepentingan dan hak hidup orang banyak, antara lain dalam penanganan perkara tindak pidana Narkotika, Kehutanan (Ilegal Logging), Perlindungan Anak, Perdagangan Orang, Perempuan / Anak (Trafficking), Penyimpangan Distribusi BBM, Imigrasi, Hak Kekayaan Intelektual (Hak Cipta, Paten Dan Merk), Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Perdagangan Obat Dan Makanan (Kesehatan), Penempatan Dan Perlindungan TKI Di Luar Negeri, Penyalahgunaan Kartu Kredit, Pertambangan Tanpa Ijin, Senjata Api, Informasi Dan Transaksi Elektronik (ITE) serta perkara Tindak Pidana Tertentu Yang Karena Sesuatu Hal Mendapat Perhatian Khusus Dari Pimpinan, rencana tuntutannya, harus benar-benar mencerminkan rasa keadilan. 8. Penanganan barang bukti dalam perkara tindak pidana umum, agar dilakukan pendataan ulang apabila dalam putusan pengadilan barang bukti dirampas untuk negara, maka harus benar-benar dikelola dengan baik. Apabila dimusnahkan ataupun dikembalikan kepada yang berhak, harus dieksekusi dengan segera, dan jangan sampai berlarut-larut sehingga menimbulkan permasalahan hukum di kemudian hari.

9.

Melakukan penertiban dan peningkatan pendapatan negara bukan pajak atau PNBP, yang meliputi : denda tilang, hasil lelang barang rampasan, eksekusi biaya perkara, dan eksekusi pidana denda.

BIDANG TINDAK PIDANA KHUSUS


I. TUJUAN DAN SASARAN. T U J U A N. a. Tujuan yang akan dicapai dalam misi pertama : Peningkatan kualitas penanganan dan penyelesaian perkara tindak pidana khusus secara profesional, berintegritas, cepat, tepat dan cermat dengan menjunjung tinggi keadilan dan kebenaran yang berlandaskan pada hukum sebagai berikut : 1. Melaksanakan Standard Operating Procedure (SOP) mengenai pola penanganan perkara terhadap penyelesaian perkara tindak pidana khusus serta Pola Kegiatan yang mendukung proses penegakan hukum, agar pelaksanaan tugas dapat lebih sistematis, terarah, efektif, efisien, terkendali dan terukur sehingga meningkatkan kinerja agar lebih optimal. 2. Meningkatkan tertib administrasi perkara tindak pidana khusus secara cepat, tepat, rapi dan transparan guna mencapai hasil yang baik dan optimal. b. Tujuan yang akan dicapai dalam misi kedua : Penanganan dan penyelesaian perkara tindak pidana korupsi yang menjadi prioritas ketiga dari RKP tahun 2009, serta peningkatan kinerja melalui penyelamatan dan pengembalian aset-aset milik negara, sebagai berikut : 1. Menyelesaikan penyelesaian tunggakan perkara tindak pidana korupsi dan penegakan hukum terhadap perkara tindak pidana korupsi yang masuk dalam tahun laporan serta pelaksanaan penyitaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2. Meningkatkan pemulihan/penyelamatan prioritas pemberantasan korupsi. kekayaan negara terhadap

3. Meningkatkan upaya penegakan hukum dan penyitaan terhadap prioritas pemberantasan korupsi, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 4. Meningkatkan penerimaan denda.

c. Tujuan yang akan dicapai dalam misi ketiga : Peningkatan penyelidikan, pengamanan dan penggalangan yang bersifat strategis dan taktis untuk mendukung keberhasilan penegakan hukum, sebagai berikut : 1. Meningkatkan kualitas hasil penyelidikan, pengamanan dan penggalangan yang komprehensif dilengkapi dengan data berupa bukti hukum dan fakta hukum yang valid dan optimal guna mendukung pelaksanaan penegakan hukum oleh Kejaksaan. 2. Meningkatkan kesadaran hukum masyarakat. 3. Menciptakan suasana kondusif yang dapat mendukung keberhasilan proses penegakan hukum yang dilaksanakan oleh Kejaksaan.

S A S A R A N. a. Sasaran yang hendak dicapai dalam tujuan melaksanakan Standard Operating Procedure (SOP) mengenai Pola Penanganan Perkara terhadap penyelesaian perkara tindak pidana khusus serta Pola Kegiatan yang mendukung proses penegakan hukum, agar pelaksanaan tugas dapat lebih sistematis, terarah, efektif, efesian, terkandali dan terukur sehingga meningkatkan kinerja dapat lebih optimal , sebagai berikut : 1. Tersusunnya Pola Penanganan perkara tindak pidana khusus serta Pola Kegiatan yang mendukung proses penegakan hukum, serta sistematis. 2. Terciptanya system kerja yang baik dan terarah 3. Terselesaikannya setiap perkara yang ditangani secara cepat, tepat dan efektif. 4. Adanya evaluasi dalam setiap proses penanganan perkara melalui mekanisme, eksaminasi, termasuk evaluasi dalam setiap kegiatan yang mendukung proses penegakan hukum, sehingga penyelesaiannya dapat terkendali dan terukur, baik secara kuantitas maupun kualitas. b. Sarana yang hendak dicapai dalam tujuan : Meningkatkan tertib administrasi perkara tindak pidana khusus secara cepat, tepat, rapi dan transparan guna mencapai hasil yang baik dan optimal , sebagai berikut : 1. Terwujudnya penataan arsip/dokumentasi internal secara transparan dan tertata dengan baik. 2. Memudahkannya penilaian dan pendataan atas perkara-perkara yang akan, sedang dan sudah selesai ditangani. c. Sasaran yang hendak dicapai dalam tujuan : Menyelesaikan penyelesaian tunggakan perkara tindak pidana korupsi dan penegakan hukum terhadap perkara tindak pidana korupsi yang masuk dalam tahun laporan serta pelaksanaan penyitaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku , sebagai berikut : 1. Tersusunnya agenda kegiatan. 2. Terselesaikannya atau berkurangnya sisa tunggakan perkara tindak pidana korupsi . 3. Terlaksananya penyidikan, prapenuntutan, penuntutan, upaya hukum dan eksekusi terhadap perkara tindak pidana tertentu yang masuk dalam tahun laporan. 4. Terlaksananya pengamanan kegiatan. 5. Meningkatkan hasil denda. 6. Terwujudnya penataan arsip/dokumen internal secara transparan dan tertata dengan baik. d. Sasaran yang hendak dicapai dalam tujuan : Meningkatkan pemulihan/penyelamatan kekayaan negara terhadap prioritas pemberantasan korupsi , sebagai berikut : 1. Tersusunnya agenda penyitaan harta kekayaan yang diperoleh dari hasil tindak pidana korupsi. 2. Disitanya harta kekayaan yang diperoleh dari hasil tindak pidana korupsi. 3. Meningkatnya hasil denda dan uang pengganti.

4. pengganti. 5.

Terlaksananya tuntutan atau gugatan perdata untuk denda dan uang Terwujudnya penataan arsip/dokumen internal secara transparan dan tertata dengan baik.

e. Sasaran yang hendak dicapai dalam tujuan : Meningkatkan upaya penegakan hukum dan penyitaan terhadap prioritas pemberantasan korupsi, sesuai dengan ketentuan yang berlaku , sebagai berikut : 1. Tersusunnya agenda kegiatan penyidikan, prapenuntutan, penututan, upaya hukum dan eksekusi terhadap prioritas pemberantasan korupsi. 2. Terselesainya penyidikan terhadap prioritas pemberantasan korupsi. 3. Terselesainya prapenuntutan terhadap prioritas pemberantasan korupsi. 4. Terselesainya penuntutan, prioritas pemberantasan korupsi. 5. Terselesainya upaya hukum terhadap prioritas pemberantasan korupsi. 6. Terselesainya eksekusi terhadap prioritas pemberantasan korupsi. 7. terlaksananya pengamanan kegiatan. 8. Terwujudnya penataan arsip/dokumen internal secara transparan dan tertata dengan baik. f. Sasaran yang hendak dicapai dalam tujuan : Meningkatkan penerimaan denda , sebagai berikut . 1. Meningkatkan penerimaan negara bukan pajak. 2. Meningkatnya pertumbuhan perekonomian negara. g. Sasaran yang hendak dicapai dalam tujuan : Menciptakan suasana kondusif yang dapat mendukung keberhasilan proses penegakan hukum yang dilaksanakan oleh Kejaksaan, sebagai berikut : 1. Tersusunnya kebijakan terkait dengan penyelidikan, pengamanan dan penggalangan yang bersifat strategis dan taktis sehingga dapat mendeteksi secara dini segala bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan terhadap keberhasilan hukum. 2. Terlaksananya dengan baik proses penegakan hukum dari mulai tahap penyelidikan, penyidikan, penuntutan sampai dengan eksekusi. 3. Terciptanya suatu kondisi penegakan hukum yang didukung oleh masyarakat dan mendapat kepercayaan masyarakat. C. CARA PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN. 1. KEBIJAKAN . Melaksanakan tugas Kejaksaan dibidang Yustisial yang menyangkut perkara-perkara Tindak Pidana Khusus di daerah hukum Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Pemerintah dan Jaksa Agung RI / Kepala Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat. 2. 1. PROGRAM DAN KEGIATAN. Program : : Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dengan kegiatan berupa rapat koordinasi dengan instansi terkait dengan kegiatan berupa rapat koordinasi dengan BAWASDA, POLDA, BEA

CUKAI, DANLANAL dan PSDKP serta rapat koordinasi dengan BPK & BPKP dalam rangka penanganan Perkara Tindak Pidana Korupsi.. Kegiatan : 1 . 2 . 3 . Melakukan koordinasi dengan Bea Cukai mengenai masalah adanya kasus perkara penyelundupan yang disidik oleh Penyidik Polda. Melakukan koordinasi dengan PSDKP adanya kasus-kasus perkara Perikanan yang belum terselesaikan. Melakukan koordinasi dengan BPK & BPKP perwakilan Kalimantan Barat dalam hal audit terhadap kasus perkara korupsi yang masih dalam tahap penyidikan di Kejaksaan Negeri seKalimantan Barat dan kasus-kasus perkara Korupsi di Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat.

2.

Program Kegiatan

: :

Melakukan penanganan/ penyelesaian perkara tindak pidana khusus dan meneliti/ mengkaji laporan. 1 . 2 . Memberikan petunjuk/ saran terhadap kasus-kasus perkara Tindak Pidana Korupsi yang ditangani oleh Kejaksaan Negeri se-Kalimantan Barat, untuk segera menyelesaikan/ menuntaskannya. Mengkaji/ meneliti laporan-laporan dari daerah dan sekaligus memberikan petunjuk ke daerah.

Program

Melakukan pemeriksaan kasus-kasus perkara KKN secara umum dalam daerah hukum Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat.. Menyelesaikan penyidikan terhadap kasus perkara KKN / Tindak Pidana Korupsi yang ditangani Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat yang belum selesai dalam tahap penyidikan, diselesaikan hingga kasus perkaranya dilimpahkan ke Pengadilan. Menyelesaikan kasus-kasus perkara KKN yang belum terselesaikan di daerah hukum Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat pada periode tahun sebelumnya yang masih menjadi tunggakan. 1 . 2 . Memberikan petunjuk ke daerah / para Kepala Kejaksaan Negeri yang masih memiliki tunggakan perkara Tindak Pidana Korupsi yang belum dilimpahkan. Menyelesaikan kasus perkara Tindak Pidana Korupsi yang masih menjadi tunggakan di Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat.

Kegiatan

4.

Program

Kegiatan

5.

Program

Penanganan/ penyelesaian perkara Tindak Pidana Khusus secara keseluruhan termasuk pemberantasan KKN yang telah berhasil diinventarisasi untuk daerah Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat.. 1 . 2 . Menginventarisir terhadap kasus-kasus perkara Tindak Pidana Khusus yang telah diputus Pengadilan Negeri (yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap). Menginventarisir terhadap kasus-kasus perkara Tindak Pidana Khusus yang belum selesai baik yang masih dalam tahap penyidikan / penuntutan.

Kegiatan

6.

Program

Penyelesaian untuk meningkatkan Hasil Dinas yang didapat dari penyelesaian perkara antara lain penagihan uang pengganti/ biaya perkara dan lain-lain. Terus memberikan arahan/ petunjuk kepada Kepala Kejaksaan Negeri se-Kalimantan Barat dan di lingkungan Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat khususnya, pada Jaksa Penuntut Umum yang menangani kasus perkara yang sudah diputus oleh Pengadilan dan sudah mempunyai kekuatan hukum tetap agar langsung melakukan penagihan terhadap biaya perkara/ denda dan lain-lain agar dapat meningkatkan hasil dinas yang sumbernya dari penyelesaian kasus perkara.

Kegiatan

BIDANG : ASISTEN PERDATA DAN TATA USAHA NEGARA


1. Program : - Meningkatkan jumlah penyelesaian perkara perdata, tata usaha negara dan pemulihan dan perlindungan hak Kegiatan : Mengadakan koordinasi dan kerjasama dengan Instansi Pemerintah, BUMN/BUMD dalam rangka penyelesaian perkara perdata. Mengadakan koordinasi dan kerjasama dengan Pejabat Negara / Pejabat Pemerintah dalam rangka penyelesaian perkara TUN Melaksanakan Surat Kuasa Khusus yang diberikan Lembaga Negara /Instansi Pemerintah BUMN/BUMD secara litigasi( melalui pengadilan maupun non litigasi dalam penyelesaian perkara DATUN. Menelaah dan mempelajari surat-surat dan peraturan yang berkaitan serta mengumpulkan data dan bahan dalam rangka pelaksanaan pelayanan hukum. Memasyarakatkan dan mengembangkan jasa pelayanan hukum, pertimbangan hukum serta tindakan hukum lain. 2. Program : - Meningkatkan jumlah keuangan/asset negara yang berhasil diselamatkan. Kegiatan : - Melaksanakan Gugatan untuk mewakili kepentingan negara dan pemerin- tah terhadap uang pengganti yang telah diputus oleh Hakim yang timbul dari perkara tindak pidana korupsi yang mengakibatkan timbulnya kerugian negara dalam rangka upaya pemulihan dan perlindungan hak. - Melakukan gugatan perdata terhadap terpidana yang belum membayar uang pengganti. - Melakukan gugatan perdata kepada terdakwa yang diputus bebas tetapi tetap merugikan keuangan Negara. 3. Program : - Meningkatkan kualitas dan kemampuan Jaksa Pengacara Negara dalam menangani perkara DATUN. Kegiatan : - Menelaah/mempelajari surat-surat dan merumuskan petunjuk dalam rangka meningkatkan kualitas Jaksa Pengacara Negara. - Memberi petunjuk teknis penanganan perkara perdata dalam rangka meningkatkan kualitas Jaksa pengacara Negara. - Mendata/menghimpun kelemahan-kelemahan Jaksa Pengacara Negara dalam menangani perkara.

- Menelaah dan mempelajari surat-surat dan peraturan-peraturan yang dalam rangka pertimbangan hukum dan tindakan hukum lainnya. 4. Program : - Meningkatkan pelaksanaaan negosiasi, somasi, mediasi dan tindakan hukum lain dibidang pemulihan dan perlindungan hak. Kegiatan : - Mengadakan kordinasi secara terpadu baik secara perorangan maupun terhadap kelompok masyarakat dengan pejabat Negara atau pejabat pemerintah. - Memberikan bantuan hukum kepada Instansi Pemerintah, BUMN/BUMD guna memperoleh kepercayaan penanganan perkara secara negosiasi yang terjadi dalam Instansi Pemerintah BUMN/BUMD. - Meningkatkan pelaksanaan sosialisasi kepada Instansi/ BUMN/BUMD dalam bentuk memberikan gambaran tentang keberadaan JAMDATUN yang dapat menyelesaikan perkara sehingga dengan gambaran tersebut Instansi/ BUMN/BUMD dapat mempercayakan penanganan perkara kepada Kejaksaan secara litigasi maupun non litigasi

BIDANG PENGAWASAN
Mengoptimalkan peranan bidang Pengawasan dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas bidang-bidang lainnya, terutama terkait dengan upaya penegakan hukum: 1. Meningkatkan kualitas pengawasan atas pelaksanaan tugas rutin dan pembangunan terhadap semua unsur Kejaksaan berdasarkan peraturan perundang-undangan dan ketentuan serta kebijakan yang telah ditetapkan oleh Jaksa Agung R.I 2. Meningkatnya jumlah penyelesaian Laporan Pengaduan Masyarakat terhadap dugaan perbuatan tercela atau pelanggaran disiplin. Adapun misi tersebut diatas diwujudkan dengan dukungan sasaran, program, kegiatan serta target yang akan dicapai, yaitu : SASARAN 1 Meningkatnya kualitas pengawasan atas pelaksanaan tugas rutin dan pembangunan semua unsur Kejaksaan berdasarkan peraturan perundangundangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Jaksa Agung Meningkatkan jumlah penyelesaian Laporan Pengaduan masyarakat terhadap dugaan perbuatan tercela atau pelanggaran disiplin. INDIKATOR SASARAN 2 Terlaksananya fungsi pengawasan melalui Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) dan perunjuk penertiban pengawasan. PROGRAM 3 Melaksanakan Pengawasan terhadap pelaksanaan tugas rutin dan pembangunan semua unsure Kejaksaan baik pada Kejati, Kejari dan Cabjari sesuai Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Tahun 2011 KEGIATAN 4 Inspeksi Umum dan Inspeksi Pemantauan TARGET 2011 5 100 % (14 Satker)

Jumlah laporan pengaduan masyarakat terhadap penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh seluruh aparat Kejaksaan, baik di Kejati dan jajaran pengawas di daerah yang ditindaklanjuti.

Meningkatkan Kualitas Pelaksanaan tindak lanjut Lapdu terhadap dugaan perbuatan tercela atau pelanggaran disiplin serta mengusulkan penindakan terhadap pegawai Kejaksaan yang terbukti melakukan perbuatan

Klarifikasi Lapdu dan Inspeksi Kasus

100 % (14 Lapdu)

tercela atau pelanggaran disiplin

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA


BIDANG PEMBINAAN.
Berdasarkan pelaksanaan Rencana Kerja dan Pembangunan Tahunan Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat Tahun 2011, Analisis Pencapaian Kinerja dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Program Peningkatan kualitas, profesionalisme, dan integritas pegawai Kejaksaan di daerah hukum Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat dengan tujuan untuk meningkatkan profesionalisme dengan sasaran sasaran meningkatnya jumlah pegawai Kejaksaan di wilayah hukum Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat yang mampu melaksanakan tugas secara professional, dengan kegiatan menugaskan para Pegawai/Jaksa untuk mengikuti Diklat, Seminar, Work shop, Sosialisasi, Rapat Koordinasi, dapat direalisasikan sebesar 100% dengan perincian sebagai berikut : Menugaskan para Pegawai/Jaksa untuk mengikuti Diklat, Seminar, Work shop, Sosialisasi, Rapat Koordinasi, dengan perincian sebagai berikut : 1). 2). 3). 4). 5). 6). 7). 8). Diklat Pembentukan Jaksa = Diklat Gabungan Aparatur Hukum = Diklat Penanganan Tindak Pidana Anak Berhadapan dengan = Hukum (ABH) Diklat Penanganan Trans National Creime Diklat Penanganan Wildlife Crime Diklat Penanganan Tindak Pidana Perikanan Diklat Penanganan Tindak Pidana Terorisme Diklat Tata Kepemerintahan Eselon III = = = = = 17 orang 1 orang 3 orang 1 orang 1 orang 3 orang 5 orang 1 orang

9). 10) . 11) . 12) . 13) . 14) . 15) . 16) . 17) . 18) . 19) . 20) . 21) . 22) . 23) . 24) . 25) . 26) . 27) . 28) . 29) . 30) . 31) . 32) .

Diklat Tata Kepemerintahan Eselon IV Diklat S O P Diklat Fungsional Bendahara Pengeluaran Diklat Pustakawanan Tingkat Ahli Diklat Pranata Komputer Terampil Diklat Arsiparis Tingkat Terampil Diklat Penanganan Trafiking

= = = = = = =

1 orang 2 orang 5 orang 1 orang 1 orang 1 orang 5 orang 4 orang 1 orang 5 orang 1 orang 1 orang 5 orang 2 orang 33 orang 1 orang 3 orang 2 orang 1 orang 1 orang 3 orang 4 orang 1 orang 1 orang

Rakor Gabungan Pelaksanaan Lid dan Dik Penggunaan = Kawasan Hutan Tidak Prosedural. Pelatihan Lokakarya Managemen Terpadu Penanganan = = = = =

Korupsi Diklat Penanganan Tindak Pidana Kehutanan Diklat Terpadu Hakim dan Jaksa Pelatihan Investigate Forensic Accounting Diklat Sistem Akuntansi Instansi (SAI)

Semiloka Membangun Perdamaian Melalui Transformasi = Konflik. Diklat Pra Jabatan Calon Pegawai Negeri Sipil Diklat Penanganan Tindak Pidana Cyber Crime Diklat Wira Intelijen Diklat Intelijen Dasar Diklat Refreser Course Eselon III Diklat Pengawasan Diklat Penanganan Perkara Pidum Diklat Penanganan Perkara Pidsus Diklat Penanganan Perkara Datun Rakornas Criminal Justice System (CJS) = = = = = = = = = =

33) . 34) . 35) . 36) . 37) . 38) .

Rakornas Penegakan Hukum Lingkungan Hidup Diklat Bahasa Inggris Rakor Lintas Sektor Nasional BPOM Seminar/Workshop Public Speaking dan

= = = Pengelolaan =

1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 2 orang 2 orang 125 orang tujuan

Hubungan Media Masa. Training/Pelatihan SIMKARI tentang Trouble Shooting Data = Center SIMKARI. Program Beasiswa Pascasarjana UI. JUMLAH = = kepegawaian

2.

Program

Peningkatan

pelayanan

administrasi

dengan

meningkatkan kesejahteraan pegawai, dengan sasaran meningkatnya kuantitas dan kualitas pelayanan administrasi kepegawaian pegawai Kejaksaan di daerah hukum Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat dapat direalisasikan sebesar kegiatan : 1). 2). 3). 4). 5). 6). 7). 8). 9). Pelayanan usul kenaikan pangkat pegawai Pelayanan kenaikan gaji berkala Pelayanan cuti pegawai Pelayanan usul pensiun pegawai Pelayanan usul mutasi Pegawai Pelayanan usul Pengangkatan CPNS menjadi PNS Pelayanan usul Pembuatan Kartu Pegawai (KARPEG) para PNS baru. Pelaksanaan Ujian Dinas Menyusun Daftar Urut Kepangkatan (DUK) JUMLAH = = = = = = = = = = 85 orang 66 orang 74 orang 6 orang
485 orang

100 %, dengan

41 orang 41 orang 4 orang


130 orang

932 orang

3.

Program Dukungn Manjemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kejaksaan RI, dari pagu Anggaran Kejati sebesar Rp 8.592.240.000,- telah dilaksanakan dengan capaian sebesar Rp. 8.959.917.617,- atau 104,28% (setelah dilakukan Revisi DIPA). Kegiatan : a. Meningkatkan Mengadakan kemampuan Sosialisasi professional di di bidang wilayah SDM dengan Tinggi Keuangan Kejaksaan

Kalimantan Barat per triwulan. b. Melakukan evaluasi dan monitoring pelaksanaan kegiatan laporan keuangan. c. Membuat laporan keuangan per akhir tahun 4. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kejaksaan RI, dari Pagu Anggaran Kejati sebesar Rp. 1.365.167.000,- telah tercapai target kinerja sebesar Rp 471.797.000,- atau 34,56 %. Kegiatan : a. Mewujudkan optimal kejaksaan sebagai lembaga penegak hukum dan melaksanakan tugas sesuai dengan tupoksi secara professional, transparan, dan akuntabel serta menyesuaikan sistem tatalaksana pelayanan. b. Melakukan kegiatan pengadaan peralatan, perlengkapan dan inventaris kantor. 5. Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kejaksaan R.I, dari Pagu Anggaran Kejati sebesar Rp. 220.500.000,- telah tercapai target kinerja sebesar Rp. 184.176.103,- atau 83,53%. Kegiatan : a. Laporan Pengaduan TP 5000 sebanyak 0 Lapdu. b. Laporan Pengaduan dari Masyarakat sebanyak 14 Lapdu. c. Program Kerja Pengawasan Tahunan 6. Penyelidikan / Pengamanan / Penggalangan Kasus Intelijen, dari Pagu Anggaran Kejati sebesar Rp. 126.338.000,- telah tercapai target kinerja sebesar Rp. 99.408.500,- atau 78,68%. Kegiatan : Penyelidikan Kasus Intelijen sebanyak 4 kasus

7.

Penanganan dan Penyelesaian Perkara Pidana Umum, dari Pagu Anggaran Kejati sebesar Rp. 1.340.000.000,- telah tercapai target kinerja sebesar Rp.1.309.291.300,atau 97,71%. Kegiatan : a. Penuntutan Perkara Pidum sebanyak 40 Perkara. b. Eksaminasi Perkara Pidum sebanyak 12 Perkara

8.

Penanganan dan Penyelesaian Perkara Pidsus, Pelanggaran HAM yang Berat dan Perkara TPK, dari Pagu Anggaran Kejati sebesar Rp. 1.299.985.000,- telah tercapai target kinerja sebesar Rp. 750.535.400,- atau 57,73%. Kegiatan : a. Penyidikan Perkara Korupsi sebanyak 8 Perkara. b. Penyidikan Perkara Korupsi sebanyak 8 Perkara c. Pra Penuntutan Perkara Pidsus sebanyak 8 Perkara d. Penuntutan Perkara Korupsi sebanyak 8 Perkara e. Eksaminasi Perkara Pidsus sebanyak 7 Perkara Terdapat penambahan biaya supervisi penanganan perkara pidsus sebesar Rp. 60.000.000.-

9.

Penanganan dan Penyelesain Perkara Perdata dan Tata Usaha Negara, dari Pagu Anggaran Kejati sebesar Rp. 44.316.000,- telah tercapai target kinerja sebesar Rp. 44.316.000 atau 100,00%. Kegiatan : Penyelesaian Perkara Perdata dan Tata Usaha Negara sebanyak 2 Perkara

10. Program Peningkatan dan penyempurnaan Arsip dengan melakukan identifikasi dan penyempurnaan arsip di Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat telah diadakan Penataan/Pengalihan dan Pemusnahan arsip berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat Nomor : KEP-033/Q.1/Cum.3/03/2011 tanggal 07 Maret 2011 dapat direalisasikan sebesar 100 %.

11. Program Peningkatan terhadap pelayanan dan pemenuhan atas barang-barang keperluan Dinas dengan tujuan meningkatkan kualitas terhadap penyusunan perkiraan kebutuhan dan pendistribusian ATK, barang-barang dari Kejaksaan Agung RI, serta memenuhi permintaan data pegawai untuk keperluan APP dan pendistribusiannya ke masing-masing Kejari dapat direalisasikan sebesar 100 %. 12. Program Peningkatan Perawatan terhadap barang inventaris Kantor dengan tujuan untuk menunjang kelancaran kegiatan kedinasan dapat direalisasikan sebesar 100 % 13. Program Pembenahan terhadap bahan pustaka dengan tujuan untuk memenuhi keperluan para pemustaka terhadap bahan pustaka yang meliputi keperluan tupoksi dan semua bidang ilmu pengetahuan. Telah dilaksanakan dengan nilai capaian %.

14. Program perawatan terhadap bahan pustaka bertujuan untuk menjaga bahan pustaka agar tidak cepat rusak. Telah dilaksanakan dengan nilai capaian %.

15. Program pelayanan terhadap pemakai bahan pustaka bertujuan untuk memberikan pelayanan yang terbaik terhadap kebutuhan dan keperluan pemakai bahan pustaka. Telah dilaksanakan dengan nilai capaian %.

BIDANG INTELIJEN
1. Program Peningkatan Kegiatan dan Operasi Intelijen Penyelidikan, Pengamanan dan Penggalangan terhadap kasus-kasus KKN dalam rangka Penegakan Hukum dan terwujudnya Supremasi Hukum diperoleh nilai capaian 36,36 %. Keberhasilan didukung oleh 3 (tiga) kegiatan yaitu melakukan pengendalian (dengan maksud memberikan pengawasan), pemberian bimbingan tekhnis pelaksanaan (dengan maksud memberikan petunjuk, arahan dan jawaban atas segala permasalahan yang timbul), dan pelaksanaan kegiatan Operasi Intelijen terhadap kasus-kasus KKN. Peningkatan Kegiatan dan Operasi Intelijen Penyelidikan, Pengamanan dan Penggalangan terhadap kasus-kasus KKN dalam rangka Kegiatan Operasi Intelijen Yustisial (LID) Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat (periode Januari 2011 sampai dengan Desember 2011) terdapat 55 kasus, dari jumlah Penyelidikan yang baru dapat diselesaikan sebanyak 20 kasus, dengan rincian : Ditingkatkan ke Tahap Penyidikan Dihentikan Dilimpahkan ke Instansi Lain Masih dalam Proses : 8 kasus. : 8 kasus. : 4 kasus. : 35 kasus.

2. Program turut serta menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum dengan mengadakan Kegiatan/Operasi Intelijen Yustisial Penyelidikan, Pengamanan dan Penggalangan di Bidang Idiologi Politik, Pengawasan Media Massa dan Barang Cetakan, Pengawasan Orang Asing dan Cegah Tangkal dan Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat diperoleh nilai capaian 100 %, situasi dan kondisi keamanan, ketentraman dan ketertiban umum dalam daerah hukum Kejati Kalbar selama tahun 2011 kondusif dan terkendali. 3. Program Peningkatan Pelaksanaan Penyuluhan dan Penerangan Hukum melalui Program Binmatkum nilai capaian 100 %, dengan rincian sebagai berikut : Jumlah Audience Penyuluhan Hukum = - orang Jumlah Audience Penerangan Hukum = 866 orang Jumlah Desa yang diberi Penyuluhan Hukum = - Desa Jumlah Instansi yang diberi Penerangan Hukum = 3 Instansi, 2 sekolah.

DATA PENYELIDIKAN KASUS TINDAK PIDANA KORUPSI PERIODE JANUARI 2011 S/D DESEMBER 2011
DISELESAIKAN NO KEJATI / KEJARI SISA MASUK JMLH DIK DIHENTIKAN INSTANSI LAIN SISA

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.

KEJATI KALBAR KEJARI PONTIANAK KEJARI MEPAWAH KEJARI SINGKAWANG KEJARI SAMBAS KEJARI BENGKAYANG KEJARI SANGGAU KEJARI SEKADAU KEJARI SINTANG KEJARI PUTUSSIBAU KEJARI KETAPANG KEJARI NGABANG CABJARI PEMANGKAT CABJARI ENTIKONG JUMLAH

10 1 2 2 4 4 3 1 3 1 1 3 35

8 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 20

18 2 2 4 1 5 5 1 3 2 5 2 2 3 55

1 1 1 1 2 2 8

2 1 2 1 1 1 8

2 1 1 4

14 1 1 2 4 2 3 2 1 2 3 35

2. Program turut serta menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum dengan mengadakan Kegiatan/Operasi Intelijen Yustisial Penyelidikan, Pengamanan dan Penggalangan di Bidang Pengawasan Media Massa dan Barang Cetakan, Pengawasan Orang Asing dan Cegah Tangkal dan Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat diperoleh nilai capaian 100 %, situasi dan kondisi keamanan, ketentraman dan ketertiban umum dalam daerah hukum Kejati Kalbar selama tahun 2009 kondusif dan terkendali.

3. Program Peningkatan Pelaksanaan Penyuluhan dan Penerangan Hukum melalui Program Binmatkum nilai capaian 100 %, dengan rincian sebagai berikut : sekolah.
4.

Jumlah Audience Penyuluhan Hukum Jumlah Audience Penerangan Hukum Jumlah Desa yang diberi Penyuluhan Hukum Jumlah Instansi yang diberi Penerangan Hukum =

- orang

= 866 orang = - Desa 3 Instansi, 2

Program Penyuluhan Hukum Masyarakat yang dikenal dengan Program Pembinaan Masyarakat Taat hukum (BINMATKUM) sampai sekarang masih dilaksanakan oleh Kejaksaan se-Kalimantan Barat baik di Kejaksaan Tinggi maupun di Kejaksaan Negeri serta Cabang Kejaksaan Negeri di daerah, Pelaksanaan Penyuluhan hukum yang berdasarkan INSJA Nomor : INS 001/A/JA/01/2009 tanggal 02 Januari 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan (JUKLAK) Peningkatan Tugas Penyuluhan Hukum dan Penerangan Hukum Program Pembinaan Masyarakat Taat Hukum (BINMATKUM) didalam tahun 2011 dilaksanakan 4 (empat) triwulan periode Januari s/d Desember.

BIDANG TINDAK PIDANA UMUM


Selanjutnya dapat dijelaskan bahwa Bidang Tindak Pidana Umum Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat dalam Rencana Strategisnya tahun 2011 telah menetapkan 2 (dua) sasaran yang dijabarkan menjadi 2 (dua) program dan 21 (dua puluh satu) kegiatan. Hasil evaluasi kinerja bidang Tindak Pidana Umum tahun 2011 yaitu sebagai berikut :
i.

Program Peningkatan penyelesaian penanganan perkara-perkara terutama Perkara Penting (PK-TING) dan perkara yang menarik perhatian masyarakat dengan hasil capaian sebagai berikut : 1. 2. Menyelesaikan penanganan perkara Narkotika sebanyak 121 perkara. Menyelesaikan penanganan perkara Kehutanan (Ilegal Logging) sebanyak 46 perkara.

3. Menyelesaikan penanganan perkara Perlindungan Anak sebanyak 57 perkara. 4. Menyelesaikan penanganan perkara Perdagangan Orang, Perempuan / Anak (Trafficking) sebanyak 14 perkara. 5. Menyelesaikan penanganan perkara Penyimpangan Distribusi BBM sebanyak 9 perkara. 6. Menyelesaikan penanganan perkara Imigrasi sebanyak 10 perkara. 7. Menyelesaikan penanganan perkara Hak Kekayaan Intelektual (Hak Cipta, Paten Dan Merk) sebanyak 9 perkara. 8. Menyelesaikan penanganan perkara Kekerasan Dalam Rumah Tangga sebanyak 23 perkara. 9. Menyelesaikan penanganan perkara Perdagangan Obat Dan Makanan (Kesehatan) sebanyak 12 perkara. 10. Menyelesaikan penanganan perkara Penempatan Dan Perlindungan TKI Di Luar Negeri sebanyak 3 perkara. 11. Menyelesaikan penanganan perkara Penyalahgunaan Kartu Kredit sebanyak 5 perkara.

12. Menyelesaikan penanganan perkara Pertambangan Tanpa Ijin sebanyak 13 perkara. 13. Menyelesaikan penanganan perkara Senjata Api sebanyak 2 perkara. 14. Menyelesaikan penanganan perkara Informasi Dan Transaksi Elektronik (ITE) sebanyak 1 perkara. 15. Menyelesaikan penanganan perkara Tindak Pidana Tertentu Yang Karena Sesuatu Hal Mendapat Perhatian Khusus Dari Pimpinan sebanyak 55 perkara. 16. Menyelesaikan penagihan Hasil Dinas perkara Tindak Pidana Umum sejumlah Rp. 2.101.278.900,- (dua milyar seratus satu juta dua ratus tujuh puluh delapan ribu sembilan ratus rupiah) dan Rekapitulasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang seluruhnya berjumlah Rp. 1.358.853.400,- (satu milyar tiga ratus lima puluh delapan juta delapan ratus lima puluh tiga ribu empat ratus rupiah).

ii. Program Peningkatan kualitas dari aparatur Kejaksaan khususnya Tindak Pidana Umum dengan hasil capaian dari kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. Mengirim para Jaksa untuk mengikuti diklat tehnis dan seminar baik yang dilaksanakan oleh Bandiklat Kejaksaan RI maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Memberikan bimbingan tehnis kepada para Jaksa menyangkut penanganan perkara-perkara penting. Menyelenggarakan / menyempurnakan administrasi Tindak Pidana Umum. Menyelenggarakan pengembangan kegiatan Eksekusi dan Eksaminasi. Menyelenggarakan / memberikan bimbingan tehnis kepada para Jaksa di daerah dalam rangka pengendalian dan penanganan perkara Negara dan kerjasama dengan aparat penegak hukum lainnya.

Berdasarkan hasil capaian dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan tersebut masih menghadapi kendala-kendala yang antara lain : 1. Terhadap perkara Kehutanan (Ilegal Logging), masih dijumpai adanya kesulitan dalam lelang barang bukti berupa kayu dan kapal karena taksasi terlalu tinggi. 2. Dalam perkara Kehutanan (Ilegal Logging) juga masih adanya hambatan dalam pelaksanaan putusan Mahkamah Agung RI, dimana Penuntut Umum seringkali kesulitan melakukan eksekusi perkara Kehutanan karena terdakwa / terpidana saat persidangan

penahanannya ditangguhkan oleh pengadilan, hingga pada saat putusan Mahkamah Agung RI (incrahkt) Jaksa sulit melakukan eksekusi karena terpidana tidak ada di alamat yang terdapat dalam berkas perkara. 3. Terhadap perkara Imigrasi dan perkara Penempatan Dan Perlindungan TKI Di Luar Negeri, Penuntut Umum terbentur dengan sulitnya menghadirkan korban yang menjadi saksi karena umumnya korban yang menjadi saksi adalah WNA dan/atau Penduduk dari Luar Propinsi yang pada saat persidangan sudah dikembalikan ke daerah asal atau telah di deportasi.
4.

Penanganan perkara Tindak Pidana Tertentu Yang Karena Sesuatu Hal Mendapat Perhatian Khusus Dari Pimpinan dalam hal ini perkara Perlindungan Konsumen yaitu barang bukti yang diduga hasil penyelundupan terselubung. Penyidik telah menyita barang bukti gula yang dimasukkan ke Indonesia melalui perbatasan Entikong. Pada saat gula dimasukkan ke wilayah Indonesia didasarkan ketentuan Sosek Malindo dengan ketentuan penggunaannya hanya di wilayah Entikong dan sekitarnya, namun oleh masyarakat gula tersebut di jual kepada seseorang penampung dan setelah cukup banyak gula tersebut di jual diluar wilayah yang diperbolehkan antara lain ke kota Pontianak. Penyidik Polri menyita gula tersebut dengan alasan hasil penyelundunpan, namun demikian setelah barang bukti gula diserahkan kepada Dirjen Bea dan Cukai untuk dilakukan penyidikan perkara penyelundupan hal tersebut ditolak karena Bea Cukai beranggapan diluar kewenangan karena gula sudah masuk ke pasar bebas dan kesulitan pembuktian bahwa dalam tindak pidana pokok (predicat crime) mengingat gula masuk secara legal berdasar perjanjian Sosek Malindo.

5.

Dalam hal penyetoran denda hasil tilang, yang mana berdasarkan PP No.50 Tahun 2010 uang hasil tilang masuk ke rekening Polri sedangkan berdasarkan KUHAP eksekutor adalah Kejaksaan sehingga penyetoran ke kas negara seharusnya melalui Kejaksaan.

6.

Terbatasnya anggaran sehingga pelaksanaan bimbingan tehnis tidak dapat dikerjakan secara maksimal.

Namun demikian, guna tercapainya hasil yang ditetapkan maka telah dilakukan langkahlangkah dalam mengatasi kendala tersebut antara lain yaitu : 1. 2. Agar barang bukti kayu maupun alat angkut dalam perkara Kehutanan (Ilegal Logging) segera dilakukan lelang sejak tahap penyidikan. Dalam perkara Imigrasi dan perkara Penempatan Dan Perlindungan TKI Di Luar Negeri, agar saksi dilakukan sumpah saat pemeriksaan tahap

penyidikan dan lakukan koordinasi dengan Rudenim agar pengembalian WNA menunggu setelah persidangan. 3. Melakukan pencarian terpidana sesuai alamat yang terdapat dalam berkas perkara dan meminta surat keterangan dari pemerintah daerah setempat (Lurah / Kepala Desa) serta meminta bantuan pihak Kepolisian guna melakukan pencarian dengan menerbitkan Daftar Pencarian Orang (DPO). 4. tersebut. 5. Mengingat adanya ketentuan yang berbeda terhadap denda tilang tersebut maka pelaksanaannya tetap mengacu pada ketentuan KUHAP dimana eksekutor / pelaksana putusan Hakim dalam perkara pidana adalah Kejaksaan sehingga penyetoran ke Kas Negara seharusnya melalui Kejaksaan. 6. bimbingan tehnis. Untuk menanggulangi kendala yang mungkin akan terjadi pada tahun mendatang perlu dilakukan langkah antisipatif, yaitu sebagai berikut : 1. 2. kualitas 3. terukur. 4. 5. Diselesaikannya setiap perkara yang ditangani secara cepat, tepat dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran yang berkeadilan. Diharapkan pendokumentasian perkara yang kredibel dan perkara yang sudah berkekuatan hukum tetap langsung di entri data dalam jaringan Simkari. Dengan terbitnya Peraturan Jaksa Agung RI Nomor : PER-036/A/JA/09/2011 tanggal 21 September 2011 tentang Standard Operating Procedure (SOP) Penanganan Perkara Tindak Pidana Membentuk aparat Kejaksaan yang handal, tangguh, professional, bermoral alias harus tegas dan beretika. Meningkatkan penyelesaian penanganan perkara Tindak Pidana Umum, baik dari segi maupun kuantitas secara professional, proporsional dan bermartabat serta mengedepankan hati nurani. Terciptanya sistem kerja yang baik, sistematis, terarah, efektif, efisien, terkendali dan Diperlukan alokasi anggaran yang memadai untuk pelaksanaan Melakukan Rapat Koordinasi dengan pihak Penyidik Polri dan PPNS Bea dan Cukai untuk mencari solusi terkait dengan permasalahan penyidikan perkara

Umum maka agar menjadi pedoman dan acuan dalam setiap penanganan perkara tindak pidana umum baik didaerah maupun di pusat. Bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan prima kepada masyarakat pencari keadilan serta untuk membangun kembali kepercayaan masyarakat (public trust building) terhadap Kejaksaan, maka perlu ditngkatkan kinerja penanganan perkara dengan memperhatikan rasa keadilan masyarakat serta berusaha meningkatkan kinerja melalui program yang memiliki daya ungkit (key leverage) yang terkait dengan perbaikan produk utama (core bussiness) yaitu penanganan perkara dengan memperhatikan norma yang hidup dan berkembang dalam masyarakat serta mengedepankan hati nurani.

ASISTEN TINDAK PIDANA KHUSUS


EVALUASI KINERJA.

1. Program peningkatan penyelesaian penanganan perkara Tindak Pidana Khusus dalam rangka penegakan hukum dan terwujudnya supremasi hukum, telah berhasil menyelesaikan tugas-tugas tunggakan perkara tahun 2010 berjumlah 62 perkara dapat diselesaikan 22 perkara dan yang masuk pada tahun 2010 berjumlah 47 perkara dapat diselesaikan 27 perkara, dan yang masuk pada tahun 2011 berjumlah 68 perkara yang dapat diselesaikan sebanyak 4 perkara atau prosentase penyelesaian 30 %. 2. Program penyelesaian Uang Hasil Dinas Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat, Uang Denda NIHIL. Keberhasilan penagihan didukung dengan kegiatan : a. Pemberian bimbingan teknis dalam rangka peningkatan SDM Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat. b. Pelaksanaan program meningkatkan upaya penyelesaian Uang Pengganti telah berhasil diselesaikan NIHIL. ANALISIS PENCAPAIAN KINERJA

1. Satuan Kerja Asisten Tindak Pidana Khusus dalam tahun 2011, telah berhasil menyelesaikan tugas-tugas tunggakan perkara tahun 2003 sampai dengan tahun 2010 sejumlah 62 perkara dapat diselesaikan 22 perkara, dan yang masuk pada tahun 2010 berjumlah 47 perkara dapat diselesaikan 27 perkara, kemudian yang masuk pada tahun 2011 berjumlah 68 perkara, dapat diselesaikan 4 perkara atau prosentase penyelesaian 30 %. 2. Hasil Dinas yang didapat dari penyelesaian perkara tunggakan tahun lalu dan yang masuk tahun laporan NIHIL.

BIDANG PERDATA DAN TATA USAHA NEGARA Pencapaian sasaran Kinerja Tahun 2011 1. Sasaran : Meningkatkan pelayanan hukum, penegakan hukum, bantuan hukum pertim bangan
hukum dan tindakan hukum lainnya kepada Instansi BUMN/ Pemerin tah dan BUMD dibidang Perdata dan TUN serta untuk menyelamatkan kekayaan negara dan menegakkan kewibawaan pemerintah berdasarkan peraturan PerUndang-undangan dan Melakukan penyelamatan kekayaan Negara. Pencapaian : Dalam tahun 2011 bidang Perdata dan Tata Usaha Negara diwilayah hukum Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat telah mengadakan Perjanjian Kerja Sama (MoU) dengan berbagai Instansi BUMN/ Pemerintah dan BUMD sebanyak 11 (sebelas) Yaitu : a) PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Supadio No. PJJ.04. 07.01 / 04 / 02/2011/004 dengan Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat No. B-422 / Q.1 / Gs.1/ 02/ 2011 ;

b) c)

Kejaksaan Tinggi Kalbar dengan PT. Indonesia Chemical Alimina tgl 25 Juli 2011 ; Kejaksaan Tinggi Kalbar dengan PT. POS Indonesia (Persero) Divisi Regional IX Kalimantan dengan Nomor SKK : 695/DIVRE IX/BU-1 /5/1211 dan nomor : B2093/Q.1/Gs.1/12/2011 tanggal 15 Desember 2011 ; Kejaksaan Negeri Sekadau dengan Kantor Pertanahan Kabupaten Sekadau Nomor : B535/Q.1.20/Gs.1/05/2011 dan Nomor : 73/ SRB. 61.10.600 / V /2011 tanggal 19 Mei 2011 ; Kejaksaan Negeri Ketapang dengan Kantor Pertanahan Nasional Kabupaten ketapang ; Kejaksaan Negeri Pontianak dengan Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Khatulistiwa Kota Pontianak dengan Nomor : B-249/Q.1.10 /Gs.1 /01 /2011 dan Nomor : 04/UMRTN/I-04/2011 tanggal 24 Januari 2011 ; Kejaksaan Negeri Sanggau dengan PT. Perkebunan Nusantara XIII (Persero) Distrik Kalimantan Barat I Meliau ; Kejaksaan Negeri Sanggau dengan PT. Perkebunan Nusantara XIII (Persero) Distrik Kalimantan Barat II Parindu ; Kejaksaan Negeri Sekadau dengan Kantor Pertanahan Kabupaten Sekadau dengan Nomor : B-535/Q.1.20/Gs.1/05/2011 dan nomor : 73/SRB.61.10. 600.V/2011 tanggal 19 Mei 2011 ; Kejaksaan Negeri Putussibau dengan PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang Putussibau Nomor : B-535/Q.1.16/Gs/05/2011 dan Nomor : B-1101-KCXC-XV/ops/05/2011 tanggal 02 Mei 2011 ; Kejaksaan Negeri Pontianak dengan Kantor Pertanahan Kota Pontianak Nomor : B3208/Q.1.10/Gs.1/07/2011 dan Nomor : 863/600 /61.71/ IX/ 2011 tgl. 28 September 2011 ;

d)

e) f)

g) h) i)

j)

k)

dan Surat Kuasa Khusus (SKK) sebanyak 11 (sebelas) Yaitu : a) Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat No. SK-01/Q.1/01/2010 tgl 20 Januari 2011 dengan PT. Perkebunan Nusantara XIII (Persero) No. 13.00 /Kuasa / 01/2011 tgl 19 Januari 2011 ;
b) Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat dengan PT. Jamsostek (Persero) Kalimantan Barat Nomor : PER/24/05-2011 Tanggal 25 Mei 2011 (melakukan tagihan terhadap perusahaan yang termasuk dalam PT. Alas Kusuma) ;

c) d)

Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dengan Nomor SKK : 180/118/HK-C tanggal 8 Juni 2011 ; Kejaksaan Negeri Sanggau dengan PT. Perkebunan Nusantara XIII (Persero) Distrik Kalimantan Barat I Meliau. Nomor : DKB-I/X/MOU-02/1/2011 tanggal 12 januari 2011 ;

e)

Kejaksaan Negeri Sanggau dengan PT. Perkebunan Nusantara XIII (Persero) Distrik Kalimantan Barat II Parindu Nomor : DKB-II/ MOU /02/1/2011 tanggal 12 Januari 2011 Kejaksaan Negeri Sekadau dengan Kantor Pertanahan Kabupaten Sekadau dengan nomor : 72/SK.61.10.600/V/2011 tanggal 30 Mei 2011 Kejaksaan Negeri Singkawang dengan PT. PLN (persero) Wilayah Kalimantan Barat Cabang Singkawang (BUMN) dengan Nomor SKK: Nomor : 001.Sku/Cab-Skw/2011 tanggal 15 Juni 2011 Nomor : 002.sku/Cab-Skw/2011 tanggal 15 Juni 2011

f) g)

h) Kejaksaan Negeri Pontianak dengan Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Khatulistiwa dengan Nomor SKK : Nomor : 22/PKS/X-02/2011 tanggal 05 Oktober 2011 Nomor : 26/PKS/X-06/2011 tanggal 19 Oktober 2011 i) Kejaksaan Negeri Pontianak dengan kantor Pertanahan Kota Pontianak dengan Nomor SKK : 1006/600.14/61.71/XI/2011 tanggal 14 November 2011
Prosentasi Pencapaian kinerja tahun 2011 : 100 %

2. Sasaran : Melakukan penyelamatan kekayaan negara dan menegakkan kewibawaan pemerintah khususnya Intansi Kejaksaan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Pencapaian : Selama tahun 2011 Keuangan Negara yang berhasil diselamatkan/dipulihkan hasil dari Surat Kuasa Khusus antara PT. Jamsostek (Persero) Cabang Kalbar kepada Para Jaksa Pengacara Negara Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat adalah sebesar : Rp. 3.404.298.781,37.- (tiga milyar empat ratus empat juta dua ratus Sembilan puluh delapan ribu tujuh ratus delapan puluh satu tiga puluh tujuh rupiah).Prosentasi Pencapaian kinerja tahun 2011 : 100 %

3. Melakukan kegiatan litigasi non litigasi dalam pelaksanaan pembayaran Uang Pengganti Tindak Pidana Korupsi yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; Pencapaian : Adapun hasil yang telah dicapai dari penagihan Uang pengganti Tindak Pidana Korupsi adalah sebesar Rp. 9.065.000 .- (Sembilan juta enam puluh lima ribu rupiah) .Prosentasi Pencapaian kinerja tahun 2011 : 60 %

BIDANG PENGAWASAN
Pencapaian Sasaran Kinerja Tahun 2011

1. Sasaran : Meningkatkan kualitas pengawasan atas pelaksanaan tugas rutin dan pembangunan semua unsur Kejaksaan berdasarkan peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Jaksa Agung R.I Pencapaian : Dalam tahun 2011 Pengawasan telah melaksanakan Inspeksi Umum dan Inspeksi Pemantauan ke Kejati, Kejari dan Cabjari se-Kalbar sesuai Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Tahun 2011 terhadap 14 Satuan Kerja yang terdiri dari : 1. Kejati Kalbar 2. Kejari Pontianak 3. Kejari Mempawah 4. Kejari Singkawang

5. Kejari Sanggau 6. Kejari Sintang 7. Kejari Sambas 8. Kejari Bengkayang 9. Kejari Sekadau 10. Kejari Ketapang 11. Kejari Ngabang 12. Kejari Putussibau 13. Cabjari Sanggau di Entikong 14. Cabjari Sambas di Pemangkat Presentasi Capaian Kinerja Tahun 2011 : 100% 2. Sasaran : Meningkatkan jumlah penyelesaian Laporan Pengaduan masyarakat terhadap dugaan perbuatan tercela atau pelanggaran disiplin. Pencapaian : Selama tahun 2011, Dianggarkan biaya penanganan Lapdu sebanyak 14 Lapdu. Dalam tahun 2011 bidang Pengawasan telah menerima Laporan Pengaduan dari masyarakat sebanyak 18 Lapdu, dan terhadap 18 Lapdu tersebut semuanya telah ditindaklanjuti dengan melaksanakan Klarifikasi sebanyak 16 Lapdu dan Inspeksi Kasus sebanyak 2 Lapdu. Dan terhadap 18 Lapdu tersebut telah berhasil diselesaikan. Presentasi Capaian Kinerja Tahun 2011 : 128%

AKUNTABILITAS KEUANGAN
Evaluasi Akuntabilitas Kinerja keuangan dilakukan sejak pemberitahuan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) besarnya Anggaran Belanja Rutin dan Belanja Pembangunan Tahun 2011 yang disahkan oleh Kakanwil Anggaran, sampai kepada pelapornya. Persentase penggunaan anggaran berdasarkan pada penyerapan 7 (tujuh) program yang telah ditetapkan sesuai dengan program nasional bidang hokum sebagai berikut :
DESEMBER 2011 KEUANGAN FISIK (Rp) (%)

NO

SATKER

PROGRAM

PAGU DIPA

1 1.

2 Kejati Kalimantan Barat

3 1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya. 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kejaksaan. 3. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kejaksaan R.I. 4. Program Penyelidikan / Pengamanan / Penggalangan Kasus Intelijen. 5. Program Penanganan dan Penyelesaian Perkara Pidana Umum. 6. Program Penanganan dan Penyelesaian Perkara Pidsus, Pelanggaran HAM yang Berat dan Perkara TPK 7. Program Penanganan dan Penyelesaian Perkara Perdata dan Tata Usaha Negara

4 8.592.240.000
1.365.167.0 00

5
8. 959.917.617

6
104,28

471.797.000

34,56

220.500.000

184.176.103

83,53

126.338.000

99.408.500

78,68

1.340.000.000

1. 309.291.300

97,71

1.299.985. 000

750.535.400

57,73

44.316.000

44.316.000

100,00

Dalam hal penyerapan anggaran Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat yang terdapat beberapa program realisasi anggaran yang tidak terserap secara maksimal hal ini disebabkan oleh : 1. Adanya penghematan anggaran minimal sebesar 10 % dari pagu Anggaran yang diterima setelah diperhitungkan dari pagu belanja pegawai dan operasional perkantoran. 2. Adanya penundaan pembangunan gedung kantor Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat yang disebabkan jumlah dana tidak sesuai dengan target yang ditetapkan.

BAB IV PENUTUP
4.1. KESIMPULAN Dengan terlaksananya berbagai program kerja tahunan sebagaimana yang dituangkan pada Rencana kerja tahun 2011 secara umum dapat diambil beberapa kesimpulan yang menggambarkan bagaimana kinerja yang telah diwujudkan selama setahun ini dimana tahun 2011 ini juga merupakan awal tahun yang dimuat dalam Rencana Stategis Kejaksaan 2010-2014. Melihat capaian sasaran yang ditetapkan terutama pada aspek core business Kejaksaan yaitu dalam penaganan perkara-perkara baik pidan umum,pidana khusus terutama tindak pidana korupsi maupun penanganan kasus dari bidang Intelijen guna mendukung bidang lainnya serta

perkara pada bidang Perdata dan Tata Usaha Negara yang orientasinya penyelesaian asset kekayaan Negara telah menunjukan keerhasilan meskipun masih terdapat beberapa hal yang bgelum mencapai target akibat berbagai kendala serta hambatan di dalam pelaksanaannya. Kesipulan tersebut dapat diambil berdasarkan hasil analisa terghadap data yang disajikan melalui metode pendekatan yang lebih diukur, objektif dan jujur demi memperoleh outcome yang dapat dipertanggung jawabkan, tanpa mengabaikan analisa berdasarkan output dan benefit yang dihasilkan. Penggunaan analisa ini tidak terlepas dari semakin menguatnya suasana keterbukaan (tranparan) antara kebijakan yang dijalankan kejaksaan dengan aspirasi yang dituntut dan diharapkan oleh public terhadap kinerja kejaksaan.

4.2. SARAN-SARAN Sebagai upaya berkesinambungan untuk memperbaiki atmosfir penegakakan hokum didalam masyarakat, maka diperlukan penataan secara konfrehensip dari berbagai aspek sehingga reformasi ditubuh kejaksaan dapat diukur dari segi transparansi dan akuntabilitas didalam penaganan perkara sehingga berakibat meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga Kejaksaan. Untuk mendukung peningkatan kinerja kejaksanaan dimasa mendatang perlu dilakukan penataan kembali sumber daya manusia, peningkatan penyediaan sarana dan prasarana dan kesejahteraan para pegawai Kejaksaan (Remunerasi), penerapan system reward and punishment yang consistent, tansparan serta objektip, serta penyempurnaan tata laksana dibergai bidang. Sejalan dengan upaya menciptakan iklim penegakan hokum yang diharapkan tersebut, maka dukungan dari berbagai komponen terutama aspek pemenuhan kebutuhan anggaran yang sering kurang di akomodir termasuk biaya untuk penaganan perkara merupakan masalah yang urgent. Kurangnya anggaran penganan perkara dan sarana yang belum memadai acapkali membawa akses terjadinya penyimpangan oleh aparat Kejaksaan ketika menjalankan tugasnya. Bilamana pemenuhan kebutuhan anggaran tersebut disukung oleh otoritas terkait, maka hal ini sekaligus membawa konsekuensi secara proposional bahwa dengan dipenuhinnya sarana dan kesejahteraan yang diperlukan tersebut dapat menjadi alas an untuk meminta jaminan dan pertanggung jawaban dair pihak Kejaksaan atas terwujudnya penegakan hokum yang lebih baik dimasa mendatang demi tegaknya supermasi hokum dinegara kita.

Disampning itu untuk mendukung terjadinnya perubahan perbaikan kinerja yang perlu dilakukan pengembangan implementasi akuntabilitas kinerja dilingkungan Kejaksaan RI dalam rangka Mendorong terwujudnya pemerintahan yang berorientasi kepada hasil (result oriented government) yaitu dengan : Melakukan penyempurnaan dokumen perencanaan ( baik dalam dokumen Rencana Stratejik dan Rencana Kerja Tahunan) dengan indicator kerja yang terukur dan relevan dengan ukuran keberhasilan sasaran atau tujuan yang direncanakan. Melakukan rivu kembali indicator kenerja dan melakukan penyempurnaan inidikator kinerja utama (IKU) untuk dijadikan acuan dalam mewujudkan sasaran dan tujuan yang di innginkan. Melakukan penyusunan evaluasi akuntabilitas kinerja dan melakukan evaluasi akuntabilitas kinerja terhadap seluruh unut kerja dipusat dan di daerah untuk memastikan diterapkannya system manajemen kinerja yang memadai serta melakukan evaluasi terhadap keberhasilan program yang selama ini telah dilakasanakan. Agar hasil evaluasi kinerja Kejaksaan ke depan semakin baik khususnya data-data penyelesaian kasus/perkara terpantau secara kongrit dan jelas penuntasannya maka dalam penyampaian kinerja tahunan akan menyajikan data penyelesaian dalam satu tahun laporan, juga menyajikan penyelesaian atas tungkan kasus-kasus / perkara yang ada pada tahun sebelumnnya. Sehingga terlihat jelas perbedaan antara data tunggakan kasus yang diselesaikan pada tahun sebelumnya dengan data penyelesaian kasus yang diterima pada tahun laporan.

Pontianak,

Januari 2012

KEPALA KEJAKSAAN TINGGI KALIMANTAN BARAT,

M. JASMAN PANDJAITAN, SH.MH Jaksa Utama Madya Nip. 19560906 198803 1 002

PERJANJIAN KINERJA
UNIT KERJA : Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat

DI

: Pontianak

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi kepada hasil, bersama ini kami sampaikan Penetapan Kinerja Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat yang merupakan ikhtisar rencana kinerja yang akan dicapai pada tahun 2012, sebagaimana daftar terlampir.. Penetapan kinerja ini merupakan tolak ukur keberhasilan organisasi dan menjadi dasar penilaian dalam evaluasi akuntabilitas kinerja pada akhir tahun anggaran 2012.

Pontianak, Menyetujui, JAKSA AGUNG RI

Januari 2012

KEPALA KEJAKSAAN TINGGI KALIMANTAN BARAT,

BASRIEF ARIEF

M. JASMAN PANDJAITAN, SH.MH Jaksa Utama Madya Nip. 19560906 198803 1 002

You might also like