You are on page 1of 9

STRUKTUR DAN FUNGSI SEL Pendahuluan Sel adalah unit struktural dan fungsional dasar dari semua organisme

hidup. Ini adalah unit terkecil kehidupan yang diklasifikasikan sebagai makhluk hidup, dan sering disebut blok bangunan kehidupan. Organisme dapat diklasifikasikan sebagai uniseluler yang terdiri dari sel tunggal, termasuk sebagian besar bakteri atau multiseluler yaitu tanaman dan hewan. 1 Penglihatan mata manusia sungguh terbatas dan tidak dapat melihat benda-benda kecil seperti sel. Mikroskop merupakan sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk mata kasar. Terdapat dua jenis mikroskop yaitu mikroskop cahaya dan elekron. Mikroskop elekron membolehkan organel yang begitu kecil dapat dilihat dan meningkatkan lagi perkembangan dalam bidang biologi. 2 Bentuk dan ukuran sel adalah berbeda tergantung tempat dan fungsi dari jaringan yang disusunnya. Setiap organel yang terdapat di dalam sel memainkan peran yang penting dan mempunyai fungsi masing-masing. Sekiranya terdapat sebarang gangguan pada organel, ia akan menjejaskan aktivitas keseluruhan sel dan menyebabkan ia tidak dapat berfungsi sempurna sesuai aturannya.

Ilustrasi kasus Sepasang suami istri telah menikah selama 7 tahun dan belum memiliki keturunan oleh dokter disarankan untuk dianalisis spermatozoa. Setelah dilihat di bawah mikroskop, hasil pemeriksaan menyatakan bahwa pergerakan spermatozoanya lambat. Pemeriksaan lanjut dengan

menggunakan mikroskop eloktron, ternyata jumlah mitokondrianya di bawah normal.

Isi perbahasan 1. Sejarah penemuan sel

Robert Hooke seorang ilmuwan Inggris merupakan orang yang menggunakan istilah sel pertama yang berarti ruangan kosong. Ia meneliti sayatan gabus di bawah mikroskop yang terdiri atas ruangan-ruangan yang dibatasi oleh dinding. Hal tersebut benar karena sel-sel gabus merupakan sel-sel yang telah mati sehingga di dalam sel tersebut kosong, tidak berisi.3 Kemudian, seorang biolog Perancis yaitu Felix Durjadin meneliti beberapa jenis sel hidup dan menemukan isi dalam rongga sel yang penyusunnya disebut sarcode. Johanes Purkinje pula mengadakan perubahan nama Sarcode menjadi protoplasma. Max Schultze pula mengemukakan protoplasma merupakan dasar fisik kehidupan. 3, 4 Theodore Schwann, seorang pakar zoologi Jerman telah meneliti secara cermat dan intensif sel-sel hewan dan Mathias Schleiden, seorang pakar botani Jerman meneliti sel-sel tumbuhan. Berdasarkan hasil pengamatannya, kedua peneliti tersebut mengemukakan bahwa baik tubuh hewan maupun tubuh tumbuhan terdiri atas sel-sel. 4 Robert Brown, seorang biolog Skotlandia, menemukan benda kecil yang melayanglayang dalam protoplasma. Benda tersebut diberi nama Inti (Nukleus). Namun Rudolf Virchow mengatakan sel berasal dari sel Omnis Cellula Cellula. Dengan demikian sel merupakan kesatuan hereditas. 3 Perkembangan pengetahuan tentang sel tidak terlepas dari perkembangan ilmu di bidang lainnya. Dengan teknik pewarnaan secara histokimia dan penggunakan mikroskop elektron, terungkap bahwa di dalam sitoplasma, terdapat berbagai macam organel.

2. Eukariotik dan prokariotik Setiap organism merupakan susunan dari salah satu diantara dua sel yang secara strukturalnya berbeda, yaitu eukariotic dan prokariotic. Sel-sel yang mengandung inti sel disebut eukaryotik, ia juga mempunyai membrane internal yang luas dan membrane luar yang melindungi organel-organel seperti mitokondria, vakuola, badan golgi dan kloroplas. 3

Pada sel prokariotik, materi inti (DNA) terdapat dalam nukleoid yang tidak dibatasi oleh membran inti sedangkan pada sel eukariotik terdapat membran inti, yang memisahkan materi inti (DNA dan protein histon membentuk kromosom) dari sitoplasma. Contoh sel prokariotik ialah bakteri dan gangang biru yang termasuk monera manakala sel eukariotik dijumpai pada tumbuhan, hewan, cendawan, dan protista . Sel prokariotik mempunyai ukuran yang jauh lebih kecil (kurang lebih sepersepuluhnya) dari sel eukariotik. 3 Sel eukariotik dan prokariotic keduanya mempunyai basis kimia yang sama yaitu karbohidrat, protein, asam nuklet, mineral dan vitamin. Kedua-dua struktur sel ini juga mempunyai RNA, ribosome, dilingkungi oleh membrane sel dan mengawal pergerakan nutrient dan hasil yang masuk dan keluar sel serta memerlukan asupan tenaga.3

Gambar 1 : Sel Prokariotik dan Eukariotik 4

3. Struktur dan fungsi organel 3.1 nukleus Inti sel atau nukleus adalah organel yang dapat ditemukan pada sel eukariotik. Organel ini mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan bentuk molekul DNA linier panjang yang membentuk kromosom bersama dengan beragam jenis protein. Gen di dalam kromosomkromosom inilah yang membentuk genom inti sel. Fungsi utama nukleus adalah untuk menjaga integritas gen-gen tersebut dan mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen. Selain itu, nukleus juga berfungsi untuk mengorganisasikan gen saat terjadi pembelahan sel, memproduksi mRNA untuk mengkodekan protein, sebagai tempat sintesis ribosom, tempat terjadinya replikasi dan transkripsi dari DNA, serta mengatur kapan dan di mana ekspresi gen harus dimulai, dijalankan, dan diakhiri.5 3.2 Retikulum endoplasmik Retikulum endoplasmik atau lebih dikenali sebagai RE adalah sebuah sebuah system membrane yang berlipat-lipat. RE terdapat dua bahagian yaitu kasar dan halus, pada permukaan kasar terdapat ribosom yang menempel. Ribosom yang menempel pada RE menjadikan ia terlihat kasar. RE yang kasar berperan sebagai pusat penghasilan protein dan membrane. Selain itu ia juga membentuk lemak, menetralisir racun dan menyimpan kalsium yang berguna pada kontraksi sel otot. 4 3.3 Badan golgi Badan golgi atau lebih dikenali sebagai apparatus golgi berbentuk seperti kantung atau pipih dan dibatasi oleh membrane. Terdapat beberapa badan golgi yang terlihat berdekatan dan membentuk kantung-kantung yang bertumpuk. Badan golgi kebiasaanya terlihat berdekatan pada retikulum endoplasma dan ia berfungsi mengolah protein yang telah disintesis. Badan golgi memotong protein bersaiz besar yang dihasilkan ribosom menjadi protein-protein berukuran kecil seperti hormone dan neutrotransmitter. Badan golgi juga bisa menambnah molekul glukosa ketika proses sintesis glikoprotein. 5

3.4 Ribosom Ribosom merupakan tempat di mana protein disintesis di dalam sel. Sel-sel yang mempunyai daya kecepatan dalam mensintesis protein biasanya mempunyai ribosom yang melimpah. Terdapat dua jenis ribosom yang dijumpai di dalam sel yaitu ribosom bebas yang berada di sitosol dan ribosom yang berikatan, menempel pada membrane sebelah luar dari retikulum endoplasma. Ribosom bebas akan mensintesis protein yang digunakan dan berfungsi dalam sitosol manakala ribosom berikatan akan mensintesis protein yang akan digunakan dalam membrane itu sendiri. 3.5 Mitokondria Mitokondria pula adalah organel yang berbentuk lonjong dan berada di sitoplasma. Ia memiliki dua lapis membrane yang terpisah dengan membrane inti, membrane sel dan RE. Jumlah mitokondria yang terkandung di dalam sel bergantung kepada seberapa aktif sel-sel tersebut. Sel otot dan sperma mempunyai lebih banyak mitokondria berbanding sel-sel yang pasif. Semakin tinggi bilangan mitokondria, semakin tinggi proses respirasi. 4 Fungsi mitokondria mengambil energi dari zat-zat gizi dalam makanan dan mengubahnya menjadi suatu bentuk yang dapat digunakan untuk menjalankan aktivitas sel. mitokondria disebut juga dengan organel membrane pada bagian dalam membentuk lipat-lipatan dan struktur ini membentuk Krista yang mempunyai pelbagai enzim yang berperan dalam respirasi aerobik sedangkan cairan gel di dalam krista atau yang disebut matriks. Matriks merupakan cairan yang mengandung campuran pekat ratusan enzim berbeda yang memiliki fungsi untuk mempersiapkan molekul-molekul nutrien untuk pengambilan akhir energi yang dapat digunakan oleh proteinprotein yang terdapat di Krista. 5, 6 3.6 Lisosom Lisosom adalah organel yang hanya dapat ditemukan pada sel-sel hewan. Ia berbentuk kantung yang dibatasi oleh membrane. Di dalam lisosom terdapat enzim yang bisa menguraikan

sebagian besar sel dan biasanya digunakan untuk mencerna molekul yang besar. Pada makhluk hidup satu sel seperti amoeba, vakuola makanan bersatu bersama lisosome. Kemudian enzim yang terdapat pada lisosom akan mencerna makanan tersebut. Membran yang menutupi kantung lisosome akan tergradasi sehingga keluar enzim dan menguraikan bagian sel pada saat sel mati. Hal ini menyebabkan ia dipanggil kantung bunuh diri (suicide pack).6 4. Spermatozoa Sebuah spermatozoa adalah sel sperma motil, atau bentuk yang bergerak dari sel haploid yang merupakan gamet jantan. Spermatozoa bergabung dengan sebuah ovum pada proses fertilisasi untuk membentuk zigot. Zigot adalah sel tunggal, dengan satu set kromosom lengkap, yang biasanya berkembang menjadi embrio. Sel sperma memberikan kontribusi sekitar setengah dari informasi genetik nuklir untuk keturunan diploid. Pada mamalia, jenis kelamin keturunannya ditentukan oleh sel sperma yaitu sebuah bantalan spermatozoa kromosom Y akan mengarah ke keturunan (XY) laki-laki, sementara satu membawa kromosom X akan menyebabkan keturunan (XX) perempuan. ovum selalu menyediakan kromosom X.

Gambar 2 : Sel Spermatozoa7

Sel spermatozoa terdiri dari kepala, bagian tengah dan ekor. Kepala berisi inti dengan padat kromatin serat digulung, dikelilingi anterior oleh akrosom, yang berisi enzim yang digunakan untuk menembus sel telur wanita. Bagian tengah memiliki inti berfilamen sentral dengan banyak mitokondria berputar di sekitar itu, digunakan untuk produksi ATP untuk perjalanan melalui rahim, leher rahim perempuan dan tabung rahim. Ekor atau "flagel" mengeksekusi gerakan cambuk yang mendorong spermatosit tersebut.8 Terdapat banyak mitokondria pada sperma yang akan memberi tenaga kepadanya untuk bergerak menuju ke arah ovum dan melakukan proses fertilisasi. Biasanya, sperma membawa mitokondria di ekornya sebagai sumber energi untuk perjalanan panjang ke telur. Apabila jumlah

mitokondria banyak maka energi yang akan disalurkan adalah tinggi dan ini akan meningkatkan peluang berlakunya proses persenyawaan dengan telur. 8 Mitokondria membawa keluar respirasi aerobik mitokondria yang menghasilkan energi dalam bentuk molekul ATP (Adenosin trifosfat). Ini adalah penting dalam membantu sperma motil tetap sehingga dapat memiliki energi cukup untuk mencapai tabung saluran telur / tuba, di mana ia akan membuahi sel telur. Flagela juga penting dalam memungkinkan mobilitas spermatozoa. Jumlah mitokondria yang sedikit akan menyebabkan spermatozoa tidak mendapat asupan tenaga yang mencukupi dan menghalang proses persenyawaan. 5. Energi metabolisme sel Energi dalam sel disimpan di dalam ikatan kimia molekul organik. Bahan bakar seperti lipid, protein dan karbohidrat adalah bahan bakar yang merupakan kekuatan organism. Sumber utama untuk sebahagian besar sel pula adalah karbohidrat dan glukosa. Pada saat glukosa masuk ke dalam sel, ia membawa sejumlah besar energy yang tersimpan dalam ikatan kimianya. Untuk mengirimkan energy ini ke tempat yang membutuhkannya, ia memerlukan molekul pembawa yaitu adenosine triphophate (ATP).4 ATP itu adalah pembawa energy ia bisa menyerap energy dan melepaskannya saat diperlukan. untuk melepaskan energy, sebuah gugus fosfat (p) akan merombak ATP meninggalkan adenosine diphosphate(ADP), yaitu molekul yang hanya memiliki dua gugus fosfat. ADP dan P akan menyerap energi pula untuk membentuk ATP dan proses ini adalah dari pemecahan molekul makanan seperti glukosa.4

Penutup Sel merupakan struktur dasar bagi semua benda hidup dan terdapat beberapa macam organel di dalam sel yang mempunyai peran dan fungsi penting termasuklah mitokondria yang menghasilkan energi dalam bentuk ATP bagi membolehkan semua makhluk hidup dan menjalankan aktivitas seharian dengan sempurna.

Daftar pustaka 1. Eason S, Gray L. Cells and cell function. New York: The Rosen Publishing; 2010 2. Simon HG. The microscope. New York: Comstock publishing; 2008 3. Siregar A. Struktur sel prokariotik dan eukariotik. November 2010. Diunduh dari http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/biologi-pertanian/struktur-dan-fungsisel/struktur-sel-prokariotik-dan-eukariotik/ , 15 Disember 2011 4. Priastini R, Hartono B, Timotius KH, Rijadi A, Goenawan J, Lumbanraja SM. Dasar biologi sel 1. Jakarta: Universitas Kristen Krida Wacana; 2011/2012 5. Young B, Lowe JS, Stevens A, Heath JW. Wheathers functional histology. 5th ed. Philadelphia: Elseiver publisher; 2006 6. Fictor FP, Ariebowo M. Praktis belajar biologi. Jakarta: Penerbit vision Media Persada; 2007 7. Farlex. The free dictionary. 2011. Diunduh dari http://medical-

dictionary.thefreedictionary.com/spermatozoon, 16 Disember 2011 8. Admin. Spermatozoon. Disember 2011. Diunduh dari

http://en.wikipedia.org/wiki/Spermatozoon, 16 Disember 2011

You might also like