You are on page 1of 7

LARINGITIS AKUT

I.

Definisi Laringitis akut adalah radang akut laring, pada umumnya merupakan kelanjutan dari rinofaringitis (common cold). Pada anak laringitis akut ini dapat menimbulkan sembatan jalan nafas, sedangkan pada orang dewasa tidak secepat pada anak

II. Etiologi Sebagai penyebab radang ini ialah bakteri, yang menyebabkan peradangan sistemik. Yang dapat menyebabkan terjadinya Laringitis akut, meliputi a. Dapat terjadi dari kelanjutan infeksi saluran nafas seperti influenza atau common cold. Infeksi virus influenza (tipe A dan B), parainfluenza (tipe 1,2,3), rhinovirus dan adenovirus.

Penyebab

lain

adalah Haemofilus

influenzae,

Branhamella

catarrhalis, Streptococcus pyogenes, Staphylococcus aureus dan Streptococcus pneumoniae. b.


c.

Sering dihubungkan dengan perubahan cuaca atau suhu, gizi yang kurang/malnutrisi, dan imunisasi yang tidak lengkap. Gastroesophageal reflux disease

d. Environmental insults (polusi)

e. f.

Vocal trauma Komsumsi alkohol berlebihan

g. h. i.

Alergi Penggunaan suara yang berlebihan Iritasi bahan kimia atau bahan lainnya

III. Patofisiologi Proses perjalan dari laringitis akuat adalah diawali dengan infeksi oleh virus parainfluenza yang masuk melalui pernapasan. Di saluran pernafasan akan menginfeksi sel epitelium saluran nafas lokal yang bersilia dan menimbulkan edema pada lamina propria, sub mukosa dan jaringan adventitia disertai infiltrat seluler dengan (PMN). histosit, Selain limfosit, itu juga sel plasma dan lekosit polimorfonuklear menyebabkan terjadinya

pembengkakan dan warna kemerahan dari saluran napas terutama pada dinding lateral dari trakea yang terletak dibawah pita suara dan terjadi pada lumen saluran nafas dalam. Hal ini menyebabkan saluran napas menjadi sempit dan bahkan dapat berupa celah, kemudian membran pelindung plika vokalis menjadi merah dan membengkak sehingga terjadi keluhan sumbatan jalan napas. IV. Gejala Klinis Gejala yang terdapat pada Laringitis akut
a.

Gejala radang umum seperti demam, dedar (malaise).

b. Gejala lokal seperti suara parau sampai tidak bersuara sama sekali

(afoni), nyeri ketika menelan atau berbicara, gejala sumbatan laring. c. d. Sesak nafas dan stridor Batuk kering yang lama kelamaan disertai dengan dahak kental

e.

Gejala common cold seperti bersin-bersin, nyeri tenggorok hingga sulit menelan, sumbatan hidung (nasal congestion), nyeri kepala, batuk dan demam dengan temperatur yang tidak mengalami peningkatan dari 380 C.

f.

Gejala influenza seperti bersin-bersin, nyeri tenggorok hingga sulit menelan, sumbatan hidung (nasal congestion), nyeri kepala, batuk, peningkatan suhu yang sangat berarti yakni lebih dari 380 C, dan adanya rasa lemah, lemas yang disertai dengan nyeri diseluruh tubuh.

V. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik untuk mendukung diagnosa


a.

Laringoskopi indirek ditemukan mukosa laring yang sangat sembab, hiperemis dan tanpa membran serta tampak pembengkakan subglotis yaitu pembengkakan jaringan ikat pada konus elastikus yang akan tampak di bawah pita suara.

b.

Ditemukan tanda radang akut di hidung atau sinus paranasal atau paru

VI. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosa


a.

Foto rontgen leher AP : bisa tampak pembengkakan jaringan subglotis (Steeple sign).

b.

Pemeriksaan laboratorium : gambaran darah dapat normal. Jika disertai infeksi sekunder, lekositosis ringan dan limfositosis.

c.

Pemeriksaan kultur : bila didapatkan eksudat di orofaring atau plika suara, dapat dilakukan untuk mengetahui penyebab infeksi. Dari darah dapat didapatkan dan limfositosis.

VII.Diagnosa Banding Diagnosa banding yang dapat diperkirakan dalam penentuan diagnosa laringitis akut, antara lain: a. b. c. d. e. f. g. h. Benda asing pada laring Faringitis Bronkiolitis Bronkitis Pnemonia Laringitis kronik atau Alergi Reflux Laryngitis Spasmodic Dysphonia

VIII. Penatalaksanaan 1. Indikasi MRS Pasien dinyatakan perlu untuk MRS jika dalam kondisi a. Usia penderita dibawah 3 tahun

b. Tampak toksik, sianosis, dehidrasi atau axhausted

c. d. 2.

Diagnosis penderita masih belum jelas Perawatan dirumah kurang memadai

Terapi Umum Pengobatan edukatif non obat yang dapat diberikan kepada pasien

a.

Istirahat berbicara dan bersuara selama 2-3 hari

b. Jika pasien sesak dapat diberikan O2 2 L/ menit c.

Menghirup uap hangat dan dapat ditetesi minyak atsiri / minyak mint bila ada muncul sumbatan di hidung atau penggunaan larutan garam fisiologis (saline 0,9 %) yang dikemas dalam bentuk semprotan hidung atau nasal spray

d.

Mengindari iritasi pada faring dan laring, misalnya merokok, makanan pedas atau minum es.

3.

Terapi Tambahan Tidal lanjut penatalaksanaan dalam kondisi yang sudah cukup berat
a.

Pengisapan lendir dari tenggorok atau laring.

b. Bila penatalaksanaan ini tidak berhasil maka dapat dilakukan

endotrakeal atau trakeostomi bila sudah terjadi obstruksi jalan nafas. 4. Terapi Medikamentosa Terapi obat-obatan untuk menunjang proses perlawanan terhadap infeksi a. b. Demam : Parasetamol atau ibuprofen / antipiretik Hidung tersumbat : dekongestan nasal seperti fenilpropanolamin (PPA), efedrin, pseudoefedrin, napasolin dapat diberikan dalam bentuk oral ataupun spray c. Antibiotika yang adekuat apabila peradngan berasal dari paru Ampisilin 100 mg/kgBB/hari, IV, terbagi 4 dosis Kloramfenikol :50 mg/kgBB/hari, IV, terbagi dalam 4 dosis Sefalosporin generasi 3 (cefotaksim atau ceftriakson)

d. Kortikosteroid IV : deksametason 0,5mg/kgBB/hari terbagi dalam 3

dosis, diberikan selama 1-2 hari.

IX. Pencegahan Untuk mencegah terjadinya laringitis akut dapat dengan 1. Jangan merokok dan menghindari asap rokok karena rokok akan membuat tenggorokan kering dan mengakibatkan iritasi pada pita suara. 2. Minum banyak air karena cairan akan membantu menjaga agar lendir yang terdapat pada tenggorokan tidak terlalu banyak dan mudah untuk dibersihkan.
3. Membatasi penggunaan alkohol dan kafein untuk mencegah tenggorokan

kering. 4. Jangan berdehem untuk membersihkan tenggorokan karena berdehem akan menyebabkan terjadinya vibrasi abnormal pada pita suara, meningkatkan pembengkakan dan berdehem juga akan menyebabkan tenggorokan memproduksi lebih banyak lendir.

X. Komplikasi Pada beberapa kasus pada laringitis yang disebabkan oleh infeksi dapat menyebar ke bagian lain pada saluran pernafasan. XI. Prognosis Secara umumnya baik dan pemulihannya selama satu minggu. Namun pada anak khususnya pada usia 1-3 tahun penyakit ini dapat menyebabkan odem laring dan odem subglotis sehingga dapat menimbulkan obstruksi jalan nafas dan bila hal ini terjadi dapat dilakukan pemasangan endotrakeal atau trakeostomi.

DAFTAR PUSTAKA Harms, Roger W. Et.al. 2012. Laryngitis.

http://www.mayoclinic.com/health/laryngitis/DS00366/DSECTION. (diunduh 14 Agustus 2012). Hermany, Bambang. dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan

T elinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi VI. FKUI:Jakarta. Shah, 2012). Rahul K. Et. Al. 2011. Acute Laryngitis.

http://emedicine.medscape.com/article/864671. (diunduh pada 14 Agustus

You might also like