You are on page 1of 39

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Blok Kedokteran Keluarga adalah blok ke dua puluh satu pada semester VII dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario B yang memaparkan kasus dr.Sukman adalah dokter puskesmas Makmur yang melakukan layanan primer, pasiennya banyak, dia berpraktik sampai jauh malam, pagi hari sebelum bertugas di Puskesmas dia masih melayani pasien yang berobat di Puskesmas adalah perawat dan bidan. Di wilayah puskesmas Makmur, ada dr. Siti yang merencanakan ingin membuka praktek dokter keluarga, dia mempertimbangkan apakah praktek secara mandiri atau berkelompok dalam bentuk Klinik Dokter Keluarga. Dr. Siti berpikir untuk praktek mandiri untuk praktek mandiriataupun klinik perlu rancangan dan manajemen praktek/klinik yang baik. Yang perlu dipirkirkan dr.Siti adalah bagaimana sumber daya manusia, sumber daya lainnya dan system manajemen nya, serta bagaimana menjamin dan mempertahankan mutu klinik tersebut sesuai persyaratannya. Dr. Siti dalam berpraktik dokter keluarga akan selalu mematuhi nilai-nilai islami.

1.2

Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :

1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari


system pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.

2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode


analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.

3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Data Tutorial Laporan Tutorial 1 Skenario A Tutor Moderator : dr. Acmad Azhari, DAHK : Mario Ade Saputra

Sekretaris Meja : Thipo Ardini Sekretaris Papan : Verra Ancha Perdana Waktu : Selasa, 6 Desember 2011 Kamis, 8 Desember 2011 Rule tutorial : 1. Ponsel dalam keadaan nonaktif atau diam 2. Tidak boleh membawa makanan dan minuman 3. Angkat tangan bila ingin mengajukan pendapat 4. Izin terlebih dahulu bila ingin keluar masuk ruangan

2.2 Skenario

dr.Sukman adalah dokter puskesmas Makmur yang melakukan layanan primer, pasiennya banyak, dia berpraktik sampai jauh malam, pagi hari sebelum bertugas di Puskesmas dia masih melayani pasien yang berobat di Puskesmas adalah perawat dan bidan. Di wilayah puskesmas Makmur, ada dr. Siti yang merencanakan ingin membuka praktek dokter keluarga, dia mempertimbangkan apakah praktek secara mandiri atau berkelompok dalam bentuk Klinik Dokter Keluarga.

dr.

Siti

berpikir

untuk

praktek

mandiri

untuk

praktek

mandiriataupun klinik perlu rancangan dan manajemen praktek/klinik yang baik. Yang perlu dipirkirkan dr.Siti adalah bagaimana sumber daya manusia, sumber daya lainnya dan system manajemen nya, serta bagaimana menjamin dan mempertahankan mutu klinik tersebut sesuai persyaratannya. dr. Siti dalam berpraktik dokter keluarga akan selalu mematuhi nilai-nilai islami.

2.3 Seven Jump Step 2.3.1. Klarifikasi Istilah a. Dokter layanan primer Dokter yang menerima keluhan pertama pasien untuk menyelesaikan masalah kesehatan secara personal baik yang bersifat fisik maupun psikologis. b. Puskesmas Usaha pelaksanaan teknis dinas kesehatan kabupaten/ kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembantu kesehatan di suatu wilayah kerja. (kepmenkes no. 128, 2004) c. Klinik dokter keluarga Sarana yang menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga. d. Praktik dokter keluarga Praktek dokter yang menyelenggarakan pelayanan primer yang

komprehensif kontinyu, mengutamakan preventif, mempertimbangkan komunitas keluarga dan lingkungannya. e. Rancangan Langkah pertama dalam fase pengembangan rekayasa produk atau sistem. f. Sistem manajemen kesehatan Suatu kesatuan yang mengatur suatu kegiatan untuk guna mencapai tujuan atau menyelesaikan pekerjaan.

g. Mutu gambaran total sifat dari suatu produk (barang dan jasa) yang berhubungan dengan kemampuannya (pelayanan) untuk memberikan kepuasaan klien.

2.3.2. Identifikasi Masalah 1. Dr. Sukman adalah dokter puskesmas yang melakukan layanan primer, pasiennya banyak, praktik sampa jauh malam, pagi hari sebelum bertugas dia masih melayani pasiennya, bahkan dr. Sukman sering kali datang kesiangan, dan yang melayani pasien yang berobat di puskesmas adalah perawat atau bidan. 2. Diwilayah puskesmas, ada dr. Siti yang merencanakan ingin membuka praktik dokter keluarga, dia mempertimbangkan apakah praktik secara mandiri atau berkelompok dalam klinik dokter keluarga. 3. Dr. Siti berpikir untuk praktek mandiri ataupun klinik perlu rancangan dan manajemen praktik/ klinik yang baik. Yang dipikirkan dr. Siti adalah bagaimana SDM, sumber daya lainnya dan sistem manajemennya serta bagaimana menjamin dan mempertahankan mutu klinik tersebut sesuai persyaratan. 4. Dr. Siti dalam berpraktik dokter keluarga akan selalu mematuhi nilai-nilai islami.

2.3.3. Analisis Masalah 1. Dr. Sukman adalah dokter puskesmas yang melakukan layanan primer, pasiennya banyak, praktik sampa jauh malam, pagi hari sebelum bertugas dia masih melayani pasiennya, bahkan dr. Sukman sering kali datang kesiangan, dan yang melayani pasien yang berobat di puskesmas adalah perawat atau bidan a. bagaimana pelayanan primer di puskesmas? b. siapakah yang seharusnya yang memberikan pelayanan kesehatan di puskesmas?

c. apakah kinerja dr. Sukman sudah sesuai dengan SOP pelayanan dokter umum? d. apa dampak bagi pasien dr. Sukman berpraktik sampai jauh malam dan pagi hari sebelum puskesmas melayani pasiennya dan bagaimana cara yang baik untuk mengatasi masalah dr. Sukman? e. bagaimana peran dan fungsi perawat atau bidan di puskesmas? Apakah sesuai jika yang melayani pasien berobat adalah perawat atau bidan?

2. Diwilayah puskesmas, ada dr. Siti yang merencanakan ingin membuka praktik dokter keluarga, dia mempertimbangkan apakah praktik secara mandiri atau berkelompok dalam klinik dokter keluarga. a. Apa itu praktik dokter keluarga? (fungsi, peran, profile, fungsi) b. apa itu praktik dokter keluarga mandiri? c. apa itu praktik dokter keluarga berkelompok? d. apa perbedaan praktik dokter keluarga mandiri dan berkelompok? (kelebihan dan kekurangan) e. apa saja syarat-syarat untuk menjadi dokter keluarga?

3. Dr. Siti berpikir untuk praktek mandiri ataupun klinik perlu rancangan dan manajemen praktik/ klinik yang baik. Yang dipikirkan dr. Siti adalah bagaimana SDM, sumber daya lainnya dan sistem manajemennya serta bagaimana menjamin dan mempertahankan mutu klinik tersebut sesuai persyaratan. a. Apa saja langkah awal pendirian klinik dokter keluarga? b. bagaimana rancangan dan manajemen praktik/ klinik yang baik dalam membuka PDKM? c. apa saja syarat mutu klinik yang baik dalam PDKM? d. bagaimana cara menjamin dan mempertahankan mutu klinik? e. bagaimana manajemen SDM dan sumber daya lainnya dalam PDKM? f. bagaimana cara membuat rancangan klinik dengan cara analisis SWOT?

4. Dr. Siti dalam berpraktik dokter keluarga akan selalu mematuhi nilai-nilai islami. a. Bagaimana cara menerapkan nilai-nilai islam dalam praktek dokter kelurga? b. apa saja nilai-nilai islam yang diperlukan dalam PDKM?

i. Kerangka Konsep
Dr. Sukman

Praktek sampai Malam & pagi

Bangun kesiangan

Dimensi kualitas jasa/ pelayanan: -tangiable -realibility -responsivness -assurance -empaty -

Bidan & perawat melayani pasien di puskesmas

Mutu pelayanan di puskesmas menurun

ii. Hipotesis Dr. Siti berpikir membuka praktek dokter keluarga dan memerlukan rancangan dan manajemen praktek klinik yang baik untuk terwujudnya praktik dokter keluarga yang bermutu dan sesuai dengan NNI.

iii. Learning Issues Pokok Bahasan What I Know What I Dont Know (Learning Issue) 1. Praktek Dokter Keluarga 2. Dokter Keluarga 3. What I Have to How I Will Prove Learn Text Book, Pakar Lain (internet)

b. Sintesis 1.a. apa yang dimaksud pelayanan primer? Jawab : Pelayanan kesehatan primer /PHC adalah strategi yang dapat dipakai untuk menjamin tingkat minimal dari pelayanan kesehatan untuk semua penduduk. PDKI merupakan organisasi profesi dokter penyelenggara pelayanan kesehatan tingkat primer. Ciri dokter layanan primer adalah: (Goroll, 2006)

1. Menjadi kontak pertama dengan pasien 2. Membuat diagnosis medis dan penangannnya, 3. Membuat diagnosis psikologis dan penangannya, 4. Memberi dukungan personal bagi setiap pasien dengan berbagai latar belakang dan berbagai stadium penyakit 5. Mengkomunikasikan informasi tentang pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan prognosis, dan

6. Melakukan pencegahan dan pengendalian penyakit kronik dan kecacatan melalui penilaian risiko, pendidikan kesehatan, deteksi dini penyakit, terapi preventif, dan perubahan perilaku. Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primary health care). Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan untuk masyarakat yang sakit ringan dan masyarakat yang sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka atau promosi kesehatan.Oleh karena jumlah kelompok ini didalam suatu populasi sangat besar (lebih kurang 85%), pelayanan yang diperlukan oleh kelompok ini bersifat pelayanan kesehatan dasar (basic health services) atau juga merupakan pelayanan kesehatan primer atau utama (primary health care). Bentuk pelayanan ini di Indonesia adalah puskesmas, puskesmas pembantu, puskesmas keliling, dan balkesmas. Layanan kesehatan tingkat primer: Pelayanan kesehatan tempat kontak pertama dan kelanjutannya (continuing care) dengan pasien guna menyelesaikan secara komprehansif semua masalah sedini dan sedapat mungkin dengan mengutamakan pencegahan baik pencegahan primair, dan secunder(optimalisasi pengobatan dan pemantauan berkala pada penyakit kronis). Selanjutnya, jika diperlukan, mengkoordinasikan tindak lanjut misalnya dengan melakukan pemeriksaan penunjang atau merujuk/mengkonsultasikan ke pelayanan spesialistis yang diperlukan pasien, dimana sejawat spesialis memberi jawaban tertulis dan selanjutnya dokter keluarga (Family physician)mengambil keputusan (decision maker)menyesuaikan terapi sesuai dengan kondisi pasien(pasien center), dan melakukan pembinaan berkelanjutan(continuing care). Dengan kata lain, dalam praktiknya dokter menyelengarakan pelayanan kesehatan tingkat primer sebagai generalis atau Dokter Praktik Umum. Kewenangannya sebatas Basic Medical Doctor versi World Federation of Medical Education 2003 yang di Indonesia diberi gelar Dokter yang memperoleh sertifikat kompetensi dari Kolegium Dokter Indonesia dan dalam praktik bergelar DPU (Dokter Praktik Umum). Ciri pelayanan primer 1. pelayanan yang utama dan intim dengan masyarakat

2. pelayanan yang menyeluruh 3. pelayanan yang terorganisasi 4. pelayanan yang mementingkan kesehatan individu maupun masyarakat

b. siapakah yang seharusnya yang memberikan pelayanan kesehatan di puskesmas? Jawab : Yang seharusnya memberikan pelayanan kesehatan di puskesmas adalah petugas medis. a. Petugas medis Dokter umum: melakukan pelayanan medis di poli umum, puskel, pustu, posyandu Dokter gigi: melaksanakan pelayanan medis di poli gigi, puskel, pustu Dokter spesialis: khusus untuk puskesmas rawat inap bagus juga adankunjungan dokter spesialis sebagai dokter konsultan, misalnya : dokter ahli anak, kandungan dan penyakit dalam.

b. Petugas para medis Bidan: pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) , pelaksanaan asuhan kebidanan Perawat umum: pendamping tugas dokter umum, pelaksanaan asuhan keperawatan umum Perawat gigi: pendamping tugas dokter gigi, pelaksana asuhan keperawatan gigi Perawat gizi: pelayanan penimbangan dan pelacakan masalah gizi masyarakat Sanitarian: pelayanan kesehatan lingkungan permukiman dan institusi lainnya

Sarjana farmasi : pelayanan kesehatan obat dan perlengkapan kesehatan

Sarjana kesehatan masyarakat: pelayanan administrasi, penyuluhan, pencegahan dan pelacakan masalah kesehatan masyarakat.

c. apakah kinerja dr. Sukman sudah sesuai dengan SOP pelayanan dokter umum? Jawab : SOP berfungsi membentuk sistem kerja & aliran kerja yang teratur, sistematis, dan dapat dipertanggungjawabkan menggambarkan bagaimana tujuan pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan peraturan yang berlaku menjelaskan bagaimana proses pelaksanaan kegiatan berlangsung; sebagai sarana tata urutan dari pelaksanaan dan pengadministrasian pekerjaan harian

sebagaimana metode yang ditetapkan menjamin konsistensi dan proses kerja yang sistematik dan menetapkan hubungan timbal balik antar Satuan Kerja. Dalam kasus ini dr. Makmur menjalankan praktik belum sesuai dengan SOP (standar operasional prosedur). Dr. Sukman melakukan layanan primer,
pasiennya banyak di puskesmas. Jam kerja yang berlebihan (normalnya selama 8 sampai 10 jam), hal ini ditunjukkan dr.Sukman yang bekerja/ praktik sampai jauh

malam, pagi hari sebelum bertugas dia masih melayani pasien, masuk kerja kesiangan dan yang melayani pasien yang berobat di puskesmas adalah perawat atau bidan. Hal itu akan mengakibatkan mutu pelayanan kesehatan yang kurang baik. Yang akan mengakibatkan pasien kurang puas dengan pelayanan kita sebagai dokter, pengobatan yang tidak efektif dan efisien karena waktu untuk pemeriksaan dan tindakan tidak cukup.

d. apa dampak bagi pasien dr. Sukman berpraktik sampai jauh malam dan pagi hari sebelum puskesmas melayani pasiennya dan bagaimana cara yang baik untuk mengatasi masalah dr. Sukman? Jawab :

10

Kelelahan seorang dokter. Pasien kurang puas dengan pelayanan kesehatan dokter. Konsentrasi kurang yang akan membahayakan pasien. Pengobatan tidak efektif karena waktu untuk tatap muka antara dokter dan pasien tidak cukup.

Masuk kerja kesiangan, yang terjadi pada dr sukman

e. bagaimana peran dan fungsi perawat atau bidan di puskesmas? Apakah sesuai jika yang melayani pasien berobat adalah perawat atau bidan? Jawab : Berdasarkan rangkuman bermacam informasi pelayanan puskesmas, terdapat standar minimal 9 (sembilan) tugas pokok dan fungsi, seorang bidan, yakni : 1. Melaksanakan asuhan kebidanan kepada ibu hamil (Ante Natal Care) 2. Melakukan asuhan persalinan fisiologis kepada ibu bersalin (Post Natal Care) 3. Menyelenggarakan pelayanan terhadap bayi baru lahir (kunjungan neanatal) 4. Mengupayakan kerjasama kemitraan dengan dukun bersalin di wilayah kerja puskesmas. 5. Memberikan edukasi melalui penyuluhan kesehatan reproduksi dan kebidanan. 6. Melaksanakan pelayanan Keluarga Berencana (KB) kepada wanita usia subur (WUS). 7. Melakukan pelacakan dan pelayanan rujukan kepada ibu hamil risiko tinggi (bumil risti) 8. Mengupayakan diskusi audit maternal perinatal (AMP) bila ada kasus kematian ibu dan bayi. 9. Melaksanakan mekanisme pencatatan dan pelaporan terpadu pelayanan puskesmas.

Menurut Undang-Undang No. 23 pasal 4, tahun 1992 tentang kesehatan: Lingkup praktik keperawatan adalah :

11

a. Memberikan asuhan keperawatan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam menyelesaikan masalah kesehatan sederhana dan kompleks. b. Memberikan tindakan keperawatan langsung, terapi komplementer,

penyuluhan kesehatan, nasehat, konseling, dalam rangka penyelesaian masalah kesehatan melalui pemenuhan kebutuhan dasar manusia dalam upaya memandirikan klien. c. Memberikan pelayanan keperawatan di sarana kesehatan dan kunjungan rumah. d. Memberikan pengobatan dan tindakan medik terbatas, pelayanan KB, imunisasi, pertolongan persalinan normal. e. Melaksanakan program pengobatan dan atau tindakan medik secara tertulis dari dokter. f. Melaksanakan Program Pemerintah dalam bidang kesehatan.

Pada kasus tidak sesuai jika yang melayani pasien berobat adalah perawat atau bidan. Kecuali melaksanakan program pengobatan atau tindakan medik yang diperintahkan secara tertulis oleh dokter.

2.a. Apa itu praktik dokter keluarga? (fungsi, peran, profile, fungsi) Jawab : Bentuk praktek dokter keluarga yang dimaksud secara umum dapat dibedakan atas tiga macam : 1. pelayanan dokter keluarga sebagai bagian dari pelayanan rumah sakit (hospital based). Pada bentuk pelayanan dokter keluarga diselenggarakan di rumah sakit. Untuk ini dibentuklah suatu unit khusus yang diserahkan tanggung jawab menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga. Unit khusus ini dikenal dengan nama bagian dokter keluarga (departement of family medicine), semua pasien baru yang berkunjung ke rumah sakit, diwajibkan melalui bagian khusus ini.

12

Apabila pasien tersebut ternyata membutuhkan pelayanan spesialistis, baru kemudian dirujuk kebagian lain yang ada dirumah sakit.

2. Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan oleh klinik dokter keluarga (family clinic) Pada bentuk ini sarana yang menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga adalah suatu klinik yang didirikan secara khusus yang disebut dengan nama klinik dokter keluarga (family clinic/center). Pada dasarnya klinik dokter keluarga ini ada dua macam. Pertama, klinik keluarga mandiri (free-standing family clinic). Kedua, merupakan bagian dari rumah sakit tetapi didirikan diluar komplek rumah sakit (satelite family clinic). Di luar negeri klinik dokter keluarga satelit ini mulai banyak didirikan. Salah satu tujuannya adalah untuk menopang pelayanan dan juga penghasilan rumah sakit.

3. Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan melalui praktek dokter keluarga (family practice) Pada bentuk ini sarana yang menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga adalah praktek dokter keluarga. Pada dasarnya bentuk pelayanan dokter keluarga ini sama dengan pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan melalui klinik dokter keluarga. Disini para dokter yang menyelenggarakan praktek, rnenerapkan prinsip-prinsip pelayanan dokter keluarga pada pelayanan kedokteran yang diselenggarakanya. Praktek dokter keluarga tersebut dapat dibedakan pula atas dua macam. Pertama, praktek dokter keluarga yang diselenggarakan sendiri (solo practice). Kedua praktek dokter keluarga yang diselenggarakan secara berkelompok (group practice).

Kategori klinik dokter keluarga Kelas A (Ideal) 24 jam Kedaruratan kejadian luar biasa dan Kelas B (Optimum) 24 jam Kedaruratan kejadian luar biasa Kelas C (minimum) 24 jam dan Kedaruratan kejadian luar biasa dan

13

Pelayanan rawat jalan Pelayanan rawat inap sehari Bedah minor Konseling Preventif promotif Kunjungan ke- dan perawatan di rumah pasien Pemeriksaan penunjang Penyediaan obat Pendidikan, riset, dan pengembangan dan

Pelayanan rawat jalan Pelayanan rawat jalan Pelayanan rawat inap Pelayanan rawat inap sehari Bedah minor Konseling Preventif promotif Kunjungan ke- dan perawatan di rumah pasien Pemeriksaan penunjang Penyediaan obat Pendidikan, riset, dan pengembangan sehari Bedah minor Konseling dan Preventif dan promotif Kunjungan kedan

perawatan di rumah pasien Pemeriksaan penunjang Penyediaan obat Pendidikan, riset, dan pengembangan

b. apa itu praktik dokter keluarga mandiri? Jawab : Suatu upaya penyelenggaraan kesehatan perorangan di tingkat primer untuk memenuhi ketersediaan, ketercapaian, keterjangkauan, kesinambungan dan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Praktek dokter keluarga mandiri merupakan kegiatan praktek dokter keluarga yang melakukan fungsi dan kewajiban sebagai dokter keluarga tetapi dilakukan secara mandiri atau swasta dimana dokter keluarga tersebut tidak dibiayai oleh negara, tetapi pembiayaan dilakukan oleh masyarakat atau swasta. Praktek dokter dapat dikategorikan sebagai suatu unit usaha di bidang jasa pelayanan yang mempunyai muatan social. Praktik dokter juga merupakan usaha mandiri atau self employed job atau independent business owner dalam arti dokter

14

ikut memiliki sarana pelayanan kesehatan tempat ia menjalankan praktik kedokteran. Praktik dokter keluarga mandiri PDKM merupakan bentuk baru praktik dokter diberi batasan sebagai suatu sarana pelayanan kesehatan strata pertama tempat para dokter keluarga yang menjalankan profesinya dan bersepakat untuk mengikatkan diri dalam suatu perjanjian kemitraan penyelenggaraan pelayanan kedokteran keluarga, dengan ketentuan :
-

Menjalankan praktik dokter keluarga purnawaktu di PDKM. Lebih memilih memberikan layanan kepada suatu masyarakat yang jelas batasannya dengan pembayaran secara kapitasi, ketimbang pelayanan kepada individu yang buka peserta, bersifat episodic dan dibayar secara fee-for-service.

Berbagi kewajiban dan tanggung jawab atas asset, liability, dan pelayanan kepada pasien.

Berbagi penerimaan dengan formula tertentu yang disepakati bersama.

Tujuan PDKM Terselesaikannya masalah kesehatan keluarga dan terciptanya keluarga yang partisipatif, sehat sejahtera badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap anggota keluarga hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

Indikator keberhasilan pelayanan kesehatan


-

1. Meningkatnya status kesehatan keluarga dengan peningkatan kesehatan fisik, mental dan sosial seluruh anggota keluarga

2. Meningkatnya peran serta setiap anggota keluarga khususnya penanggung jawab keluarga dalam menyelesaikan masalah kesehatan dirinya, sosial maupun lingkungan keluarganya

3. Adanya kemampuan keluarga untuk mengatasi permasalahannya.

15

Wilayah pelayanan didefinisikan sebagai area geografis dari mana pengguna layanan atau mitra PDKM biasanya datang. Wilayah pelayanan tidak harus sama dengan wilayah administratif (kecamatan/kota). Penentuannya dengan mempertimbangkan berbagai faktor, antara lain kondisi geografi, kualitas jalan dan sistem transportasi, kondisi sarana kesehatan, kesehatan penduduk, dan kegiatan bisnis/industri. Terdapat 3 model PDKM yang dapat dipilih yaitu Praktik Dokter Keluarga (PDK), Klinik Kesehatan Keluarga (KKK), dan Jejaring. Pelayanan di PDKM dapat dilaksanakan dengan baik bila diselenggarakan oleh suatu tim yang dapat terdiri dari dokter keluarga, perawat, bidan, apoteker/asisten apoteker, analis laboratorium, dokter gigi, perawat gigi, dan tenaga lain seperti psikolog, nutrisionist, kader PKK, kader posyandu, PLKB dll. Pengertian tim tidak berarti harus menjadi staf/pegawai PDKM, dapat saja tenaga kesehatan tersebut merupakan entitas terpisah yang kemudian saling mengikatkan diri dalam kerja sama dengan PDKM untuk menghindari tumpang tindih dalam pelayanan kesehatan di satu wilayah. Yang dimaksud pelayanan dokter keluarga menurut The American Academy of Family Physician adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai suatu unit, di mana tanggung jawab dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis kelamin, juga tidak oleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu saja. Praktek dokter keluarga mandiri (PDKM) akan menjadi komplemen puskesmas dengan peran sebagai ujung tombak upaya kesehatan perorangan dengan sasaran individu/keluarga yang berada dalam wilayah pelayanannya. Kata mandiri dalam PDKM menyiratkan pengertian self employed job atau dokter yang menjalankan profesinya di PDKM bekerja untuk dirinya sendiri, bukan PNS atau pegawai dari suatu institusi. Idealnya PDKM dapat menyediakan 21 jenis pelayanan dengan mutu dan standar yang sama pada setiap mitranya, yaitu 1. penilaian status kesehatan pribadi

16

2. program proaktif pengendalian penyakit/kondisi khusus 3. pendidikan kesehatan 4. imunisasi 5. pemeliharaan kesehatan bayi dan anak balita 6. pemeliharaan kesehatan anak usia sekolah 7. pemeliharaan kesehatan wanita dan kesehatan reproduksi 8. pemeliharaan kesehatan lansia 9. pemeriksaan ante dan postnatal 10. konsultasi dan pengobatan 11. peresepan obat 12. tindakan medis (tindakan bedah kecil, injeksi, resusitasi, dan persalinan normal) 13. konseling 14. penunjang diagnostik (laboratorium, elektrokardiografi, ultrasonografi, dll) 15. layanan kesehatan gigi dan mulut 16. rehabilitasi medik 17. kunjungan rumah 18. perawatan di rumah 19. kunjungan ke rumah sakit 20. layanan mendesak/gawat darurat 21. ambulans

c. apa itu praktik dokter keluarga berkelompok? Jawab : Pada klinik dokter keluarga berkelompok ini diterapkan suatu sistem manajernen yang sama. Dalam arti para dokter yang tergabung dalam klinik dokter keluarga tersebut secara bersama-sama membeli dan memakai alat-alat praktek yang sama. Untuk kemudian menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga yang dikelola oleh satu sistem manajemen keuangan, manajemen personalia serta manajemen sistem informasi yang sama pula. Jika bentuk praktek

17

berkelompok ini yang dipilih, akan diperoleh beberapa keuntungan sebagai berikut (Clark, 1971) : a) Pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan akan lebih bermutu Penyebab utamanya adalah karena pada klinik dokter keluarga yang dikelola secara kelompok, para dokter keluarga yang terlibat akan dapat saling tukar menukar pengalaman, pengetahuan dan keterampilan. Di samping itu, karena waktu praktek dapat diatur, para dokter mempunyai cukup waktu pula untuk menambah pengetahuan dan keterampilan. Kesemuannya ini, ditambah dengan adanya kerjasama tim (team work) disatu pihak, serta lancarnya hubungan dokter-pasien di pihak lain, menyebabkan pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan akan lebih bermutu. b) Pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan akan lebih terjangkau Penyebab utamanya adalah karena pada klinik dokter keluarga yang dikelola secara berkelompok, pembelian serta pemakaian pelbagai peralatan medis dan non medis dapat dilakukan bersama-sama (cost sharing). Lebih dari pada itu, karena pendapatan dikelola bersama, menyebabkan penghasilan dokter akan lebih terjamin. Keadaan yang seperti ini akan mengurangi kecenderungan

penyelenggara pelayanan yang berlebihan. Kesemuanya ini apabila berhasil dilaksanakan, pada gilirannya akan menghasilkan pelayanan dokter keluarga yang lebih terjangkau. Kesimpulannya, Pada bentuk ini sarana yang menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga adalah suatu klinik yang didirikan secara khusus yang disebut dengan nama klinik dokter keluarga (family clinic center). Klinik doga ini dapat digunakan sendiri (solo practice) atau bersama-sama dalam satu kelompok(group practice) biasanya 2 atau 3 orang doga.Dari kedua bentuk ini yang lebih dianjurkan adalah klinik doga bersama. Dalam arti para dokter yang tergabung dalam klinik tersebut secara bersama-sama membeli dan menggunakan alat-alat praktik bersama agar lebih bermutu dan lebih terjangkau.

d. apa perbedaan praktik dokter keluarga mandiri dan berkelompok? Jawab :

18

3 MODEL PRAKTIK DOKTER KELUARGA

NAMA Ciri-ciri entitas Cara pembayaran Penggajian Waktu pelayanan

PDKM

KKK

JEJARING

Campuran kapitasi & FFS Diatur sendiri 8-10 jam.hr.Tutup bila DK beralangan (cuti/dians/pendidiakan dll) Diatur kelompok 8-12 jam/hr Tetap buka meskipun 1 DK berhalangan Diatur jejaring 8-16 jam/hr Tetap buka meskipun >1 DK berhalangan

Lingkup layan

Komprehensif dg sarana pendkung terbatas

Komprehensif dg sarana pendkung lengkap

Komprehensif dg sarana pendkung ideal

Wilayah pelayanan Tg jwb mutu

Terbatas Ditanggung sendiri

Lebih luas Tanggunagn bersama, meski bukan pasien pribadinya

Bisa sangat luas Tanggunagn bersama, meski bukan pasien pribadinya

e. apa saja syarat-syarat seorang dokter umum bisa menjadi dokter keluarga? Jawab: Cara dan syarat-syarat seorang dokter umum bisa menjadi dokter keluarga Dokter praktik umum (DPU) yang telah memperoleh pendidikan tambahan dan menjalankan praktik dengan menerapkan pendekatan keluarga serta
19

kompetensinya diakui oleh Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga Indonesia (KDDKI), setelah setara dengan kompetensi dokter keluarga selanjutnya mendapat gelar profesi sebagai Dokter Keluarga (DK). Para DPU yang ingin diakui kompetensinya atau mendapat gelar professional DK dapat mengikuti program konversi PDKI. Para DK ini dalam sistem pelayanan kedokteran terpadu atau terstruktur menjalankan praktiknya di strata pertama. Mengikuti pelatihan dokter keluarga paket A,B,C,D yang diselenggarakan PDKI Mengikuti uji kompetensi oleh IDI melalui KDDKI Mendapatkan STR Melengkapi syarat-syarat lain Mendapatkan SIP

Paket A = Konsep Kedokteran Keluarga (Concepts of family medicine) 1. The central value of family medicine 2. Personal care, Continuing care and comprehensive care 3. Family as a unit of care 4. Emergency care, housecalls and home care 5. Palliative care Paket B = Manajemen Klinik Dokter Keluarga (Managing the practice) 1. Managing people and resource 2. Managing facilities and utilities 3. Managing information medical records, confidentiality, computerization 4. Managing finance including managed care 5. Managing quality Paket C(A) = Medical Technical Skills & Care In Spesific Situation Practice Skills 1. The consultation process 2. Communication skills 3. Counseling skills 4. Changing behavior 5. Disease management 6. Emergency care skills Paket C(B) = Medical Technical Skills & Care In Spesific SituationCommon symptoms

20

1. Fatigue 4. Dyspepsia 7. Sorethroat 10. Constipation 13. Skin rash 16. Giddiness

2. Weight loss 5. Breathlessness 8. Chest Pain 11. Vomiting 14. Backache 17. Headache

3. Fever 6. Cough 9. Diarrhoea 12. Abdominal pain 15. Joint pain 18. Insomnia

19. Persistenly crying baby 20. Red eye Paket C(C) = Medical Technical Skills & Care In Spesific Situation Spesific disorder 1. Cardiovascular and respiratory disorders 2. Gastrointestinal disorders 3. Renal and hematological disorders 4. Psychological disorders 5. Skin disorders 6. Bone & joint disorders 7. Nervous system, eye, and ENT disorders 8. Nutritional, metabolic, and endocrine disorders Paket D = Applied Medicine in the various age group 1. Child and adolescent helath 2. Womens health 3. Mens health 4. Health of working adult 5. Elders health 6. Public health

Program konversi adalah program sertifikasi I (awal) dokter layanan primer yang berminat menjadi dokter keluarga. Program konversi dimaksudkan agar dokter yang memiliki komitmen menjadi dokter layanan primer mengimplementasikan komitmen tersebut dengan meningkatkan dan menjaga kompetensi dan kinerja profesionalnya sehingga benar-benar

21

mampu dan mau menjadi dokter layanan primer yang mumpuni dan berkedudukan di lini terdepan pelayanan kesehatan di Indonesia. Program konversi adalah salah satu bentuk uji kompetensi melalui alat tilik diri (self assesment) yang berisi kuesioner tentang rekam jejak praktik dan kegiatan profesional dokter tersebut. Jadi, program konversi tidak dapat diikuti oleh dokter yang tidak praktik atau praktik kurang dari 5 tahun

3.a. Apa saja langkah awal pendirian klinik dokter keluarga? Jawab : Langkah awal Sangat menentukan Visi dan misi klinik Kaji kelayakan Profil konsumen Situasi lingkungan Sumber daya manusia Sumber dana Profesionalisme

Segi legal Perizinan Persyaratan Akreditasi Etika

Segi medis Cakupan pelayanan SDM Pasokan BHP (bahan habis pakai) Epidemiologi

22

Segi sarana Bangunan Telekomunikasi Listrik Sumber air bersih Transportasi Kondisi geografis Pengolah limbah

Segi sosial Latar belakang budaya Peta demografi Budaya Pekerjaan Pendidikan Distribusi usia

Segi finansial Perkirakan titik impas Bisnis berlandaskan profesionalisme Berkembang karena profesionalisme Menguntungan semua pihak Transparansi

Kesejawatan Kerjasama profesional Kebersamaan Saling menghormati, membantu, mengingatkan, dan mengontrol Transparansi

23

Sarana dan prasarana untuk mendirikan klinik dokter keluarga. Peralatan dan tenaga pelaksana yang dimaksud adalah : 1. Peralatan Peralatan yang dibutuhkan pada praktek dokter keluarga pada dasarnya tidak berbeda dengan peralatan berbagai pelayanan kedokteran lainnya. Jika pelayanan dokter keluarga tersebut dilaksanakan dalam bentuk klinik dokter keluarga, maka peralatan yang dibutuhkan secara umum dapat dibedakan atas dua macam : a. Peralatan medis Karena praktek dokter keluarga melayani beberapa tindakan spesialistis sederhana, maka pada praktek dokter keluarga perlu disediakan berbagai peralatan medis spesialistis yang dimaksud. Disamping, dibutuhkan pula berbagai peralatan pemeriksaan penunjang serta pertolongan gawat darurat. Di Amerika Serikat sebagaimana yang dikemukakan oleh Djati Pratignyo (1983), peralatan medis yang tersedia disuatu klinik dokter keluarrga cukup lengkap. Peralatan yang dimaksud telah mencakup pula laboratorium klinis, rontgen foto, EKG, minor surgery set, sigmoiskop, audiometer, otoskop, visual chart, tonometer dan ophtalmoskop. b. Peralatan non-medis The American Academy of General Practice (1960) menyebutkan peralatan non medis pelayanan dokter keluarga adalah suatu klinik yang memiliki

sekurangkurangnya sebuah ruang tunggu, ruang konsultasi, ruang periksa, ruang tindakan, ruang laboratorium, ruang rontgen (fakultatif), ruang administrasi, gudang serta kamar mandi, yang luas lantai seluruhnya minimal antara 150 s.d 200 meter persegi. Karena praktek dokter keluarga, seperti yang dikemukakan oleh Clark, (1971) sangat menganjurkan pelayanan dengan perjanjian

(appointment system), maka perlu pula disediakan alat komunikasi seperti telepon.

2. Tenaga pelaksana Tenaga pelaksana yang dibutuhkan pada praktek dokter keluarga pada dasarnya tidaklah berbeda dengan tenaga pelaksana pelbagai pelayanan kedokteran lainnya. Tenaga pelaksana yang dimaksud secara umum dapat dibedakan atas tiga macam :

24

a. Tenaga medis Tenaga medis yang dimaksudkan disini ialah para dokter keluarga (family doctor/physician). Tergantung dari sarana pelayanan yang menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga serta beban kerja yang dihadapi, jumlah dokter keluarga yang dibutuhkan dapat berbeda. Secara umum dapat disebutkan, apabila sarana pelayanan tersebut adalah rumah sakit serta beban kerjanya lebih berat, maka jumlah dokter keluarga yang dibutuhkan akan lebih banyak. Sedangkan jika pelayanan dokter keluarga tersebut diselenggarakan oleh suatu klinik dokter keluarga, jumlah dokter yang dibutuhkan umumnya lebih sedikit. Klinik dokter keluarga memang dapat diselenggarakan hanya oleh satu orang dokter keluarga (solo practice) ataupun oleh sekelompok dokter keluarga (group practice). Telah disebutkan, dari kedua bentuk ini, yang dianjurkan adalah bentuk kedua, yakni yang diselenggarakan oleh satu kelompok dokter keluarga. b. Tenaga paramedis Untuk lancaranya pelayanan dokter keluarga, perlu mengikut sertakan tenaga paramedis. Disarankan tenaga paramedis tersebut seyogoyanya yang telah mendapatkan pendidikan dan latihan prinsip-prinsip pelayanan dokter keluarga, baik aspek medis dan ataupun aspek non medis. Jumlah tenaga paramedis yang diperlukan tergantung dari jumlah dokter keluarga yang menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga secara umum disebutkan untuk setiap satu orang dokter keluarga, diperlukan 2 sampai 3 tenaga paramedic terlatih. c. Tenaga non-medis Sama halnya dengan tenaga paramedis, untuk lancarnya pelayanan dokter keluarga, perlu pula mengikutsertakan tenaga non-medis. Pada umumnya ada dua katagori tenaga non-medis tersebut. Pertama, tenaga administrasi yang diperlukan untuk menangani masalahmasalah administrasi. Kedua, pekerja sosial (social worker) yang diperlukan untuk menangai program penyuluhan/nasehat kesehatan dan atau kunjungan rumah misalnya. Jumlah tenaga non medis yang diperlukan tergantung dari jumlah dokter keluarga, dibutuhkan sekurang-kurangnya satu orang tenaga administrasi serta satu orang pekerja sosial.

b. Bagaimana manajemen sarana dan prasarana di PDK yang baik ?

25

Jawab : Beberapa standar sarana dan prasarana minimum praktik dokter keluarga sebagai berikut (Soetono, dkk.). a.) Sarana Fisik 1. Berupa bangunan rumah atau bagian ari gedung di lokasi yang mudah dijangkau, terlihat bersih dan terawat, dengan papan nama yang jelas dan mudah dibaca. 2. Memiliki luas sekitar 55 m2 yang terdiri dari beberapa ruang terpisah atau tergabung sesuai dengan kondisi fisik bangunan. a. Ruang penerima pendaftaran (pendaftaran, rekam medik, kasir, obat) b. Ruang tunggu c. Ruang konsultasi/konseling dan pemeriksaan fisik d. Ruang tindakan medik atau pemeriksaan khusus e. Ruang administrasi f. Gudang dan pantry g. Toilet dan tempat cuci tangan dengan sabun, air mengalir dan pengering tangan 3. Keadaan setiap ruangan harus memenuhi syarat keamanan, kesehatan, dan kenyamanan. a. Bersih (sebaiknya dari bahan bangunan yang relatif mudah dibersihkan dan tahan lama) b. Terang (mempunyai sinar yang cukup, atau menggunakan lampu untuk pencahayaan bila sinar matahari tidak dapat masuk dengan baik) c. Ventilasi baik d. Lantai tidak licin e. Suhu nyaman (23-24 0C) f. Tidak berbau g. Tidak bising h. Bebas dari rokok atau asap rokok 4. Memiliki signage (papan nama) yang mudah dibaca

26

a. Papan nama di luar gedung sesuai dengan peraturan yang berlaku (antara lain nama praktik dokter keluarga, nama dokter, nomor SPTP, waktu pelayanan) b. Di dalam gedung dipasang papan nama yang informatif dan mudah dibaca di tempat-tempat yang diperlukan. 5. Memiliki furnitur di setiap ruangan sesuai dengan kebutuhan Furnitur daru bahan yang kuat, ergonomis, dan mudah dibersihkan. b.) Peralatan medic

1. Peralatan untuk pemeriksaan fisik 2. Peralatan untuk tindak medik 3. Peralatan medik tambahan 4. Tas dokter keluarga untuk panggilan rumah atau peralatan di rumah 5. Persediaan obat yang minimum harus dimiliki sesuai dengan formularium obat pelayanan strata pertama 6. Peralatan resusitasi atau resusitation kit yang disimpan dalam satu tempat khusus dan mudah dijangkau 7. Peralatan laboratorium c.) Komputer dan Telekomunikasi

1. Komputer ditempatkan di ruang penerima (pendaftaran, rekam medik, kasir, dan obat), ruang konsultasi/pemeriksaan fisik dan ruang administrasi membentuk jaringan dengan kabel atau WIFI. Interkom atau pesawat telepon di pasang disetiap ruangan

c. Bagaimana manajemen system informasi yang baik di PDK ? Jawab : 1. Rekam Medik (medical record)

27

Berkas berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien Yang berhak mengisi rekam medis sebagai berikut. a. Dokter b. Dokter Gigi c. Petugas kesehatan lain yang diberi mandat, yang memberikan pelayanan langsung kepada pasien d. Pasal 46 ayat (1) UU Praktik Kedokteran: Dokter dan Dokter Gigi wajib membuat rekam medis dalam menjalankan praktek kedokteran e. Kepemilikan Rekam Medis f. Penyimpanan g. Kerahasiaan h. Sanksi: - Hukum (Pidana, Perdata) - Disiplin dan Etik Manfaat rekam medik sebagai berikut. a. Pengobatan Pasien b. Peningkatan Kualitas Pelayanan c. Pendidikan dan Penelitian d. Pembiayaan e. Statistik Kesehatan f. Pembuktian Masalah Hukum, Disiplin, dan Etik

Isi dari rekam medik minimal sebagai berikut. a. Identitas Pasien b. Pemeriksaan Fisik c. Diagnosis/Masalah d. Tindakan/Pengobatan e. Pelayanan Lain yang telah diberikan ke Pasien f. Informed Consent (pd pasien Rawat Inap)

28

g. Dibubuhi nama, tanggal, dan waktu h. Tidak boleh dihapus Problem Oriented Medical Records (POMR) lebih baik dari Source Oriented Medical Record (SOMR). POMR terdiri atas 4 komponen sebagai berikut. a. Master record Master Record mempunyai 4 kelompok data sebagai berikut. 1. Biodata (holistic care of the patient and his family) 2. Problem List 3. Report summaries - tabel catatan imunisasi dan kejadian (kumpulan info tentang rujukan, hospitalisasi dll) 4. Graphic space - family genogram atau tanda tanda-fisik b. The progress notes Komponen progress notes and source documents sebagai berikut. 1. Format 2 kolom: kolom 1; subjective, objective, and assessment data. Kolom kedua: The Plans 2. Format 4 kolom: Kolom Subjective, Objective, Asssesment and Plans data. c. The Flow charts Bermanfaat untuk contunuing care for chronic problems or structured consultation such as Medical check up. d. Source document 1. Laboratory 2. EGC 3. Radiology reports 4. Referral letters and replies

Bentuk rekam medik sebagai berikut. a. Kertas b. Elektronik (Digital)

29

2. Kerahasiaan (confidentiality) The persons allowed to view the MR must be limited to only 4 groups: CARE- Those providing direct care to the patient CONSENT- Those given the patients consent COMPULSION-Those empowered by legal statute CONCERN-Inpublic interest

3. Komputerisasi (computerization) Prinsip manajemen operasi penggunaan komputer sebagai berikut. a. Have a computer usage traning programme for all staff b. Have well writtent operatiuonal manuals fos staff to refer to c. Have a daliy back up procedure for data d. Have a system of password security e. Use a tried system f. Computerise with future mind (Disk capacity)

List proses dari rekam medik sebagai berikut. a. Clinic reception b. Consultation and dispensing of services c. Billing & financial management d. Inventory management e. Management reports f. Communication & content acquisition g. Adminsitration and other functions

4. Sistem Informasi dan Pemeliharaan Kesehatan Profil populasi sebagai berikut.

30

a. Gambaran demografi populasi binaan (sesuai kelompok umur dan jenis kelamin) b. Bermanfaat untuk perencanaan: - prioritas jenis layanan - prediksi kebutuhan bahan/peralatan medis pembuatan program intervensi/monitoring

d.apa saja syarat mutu klinik yang baik dalam PDKM? Jawab : Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien harus berpijak pada acuan dasar standar mutu pelayanan minimal kesehatan masyarakat (Kepmenkes RI No. 1457/Menkes/SKX/2003). Standar minimal pelayanan kesehatan yang dimaksud adalah pelayanan yang diberikan dalam bidang kesehatan kepada setiap orang secara optimal, bermutu, efisien dan merata tanpa memandang suku dan golongan. Optimal maksudnya terlaksananya pelayanan kesehatan dasar, bermutu dan efisien artinya terlaksananya pelayanan kesehatan yang profesional, tepat guna dan berjalan lancar sesuai dengan tuntutan masyarakat baik di tingkat rumah sakit maupun di tingkat puskesmas. Untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang optimal, bermutu, efisien dan merata, perlu adanya pembenahan-pembenahan baik yang menyangkut manajemen pelayanan, sarana-prasarana dan sumber daya manusia.

Pertama, manajemen pelayanan. Manajemen pelayanan yang

diterapkan harus transparan, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Dalam perencanaan bisa

menerapkan/mengakomodasi usulan-usulan dari bawah, sehingga bawahan merasa diperhatikan/dilibatkan (manajemen partisipatif). Pelayanan dalam

31

pengorganisasian harus sesuai dengan tugas dan fungsinya, seperti staf entry data tidak dibenarkan membuka rekening atas nama lembaga. Tugas ini sebenarnya dilaksanakan oleh bendahara atas persetujuan direktur utama. Dalam hal pelaksanaan pelayanan harus memberikan informasi yang optimal baik menyangkut pembiayaan dan catatan medik maupun langkah-langkah/tindakan yang akan diambil. Pengawasan harus

diefektifkan baik pengawasan intern/ekstern, sehingga penyimpangan yang terjadi dapat diketahui lebih dini. Kedua, sarana dan prasarana. Untuk memberikan pelayanan

kesehatan yang prima kepada masyarakat dibutuhkan sarana/prasarana atau alat untuk mendukung pelayanan. Banyak alat-alat medis yang tidak memadai dan tidak sesuai. Banyak rumah sakit daerah di kabupaten tidak memiliki alat medis yang cukup dan standar, sehingga banyak pasien yang membutuhkan pelayanan di kabupaten tidak terlayani. Perlu peningkatan biaya untuk pengadaan dan pemeliharaan sarana-prasarana. Ketiga, sumber daya manusia. Tenaga paramedis sudah memiliki

skill medis/keperawatan dan kemampuan akademik yang memadai. Namun, penugasan sumber daya yang belum optimal. Hal ini terlihat dari kenyataan yang ada bahwa dokter spesialis yang ditugaskan di rumah sakit sangat jarang ditemui pasien di kelas yang sebagian besar dihuni masyarakat kurang mampu. Ini terjadi kemungkinan karena dokter tersebut tidak bekerja fulltime dan tidak fokus dengan pekerjaannya di rumah sakit. Sudah selayaknya pemerintah menerapkan kebijakan tenaga medis yang berstatus PNS tidak diizinkan nyambi di rumah sakit swasta atau buka praktik swasta. Pemerintah hendaknya menengok negara tetangga seperti Singapura yang melarang dokter bekerja di rumah sakit lain/buka praktik sendiri. Hal ini bisa diterapkan dengan konsekuensi peningkatan gaji bagi dokter PNS.

e.bagaimana cara menjamin dan mempertahankan mutu klinik? Jawab :

32

Bentuk Program Menjaga Mutu dapat dibedakan atas tiga jenis : 1) Program Menjaga Mutu Prospektif (Prospective Quality Assurance) Adalah program menjaga mutu yang diselenggarakan sebelum pelayanan kesehatan. Pada bentuk ini perhatian utama lebih ditunjukkan pada standar masukan dan standar lingkungan yaitu pemantauan dan penilaian terhadap tenaga pelaksana, dana, sarana, di samping terhadap kebijakan, organisasi, dan manajemen institusi kesehatan. Prinsip pokok program menjaga mutu prospektif sering dimanfaatkan dan tercantum dalam banyak peraturan perundang-undangan, di antaranya : Standardisasi (Standardization),perizinan (Licensure), Sertifikasi (Certification), akreditasi (Accreditation). 2) Program menjaga mutu konkuren (Concurent quality assurance) Yang dimaksud dengan Program menjaga mutu konkuren adalah yang diselenggarakan bersamaan dengan pelayanan kesehatan. Pada bentuk ini perhatian utama lebih ditujukan pada standar proses, yakni memantau dan menilai tindakan medis, keperawatan dan non medis yang dilakukan. 3) Program Menjaga Mutu Restrospektif (Retrospective Quality Assurance) Yang dimaksud dengan program menjaga mutu restrospektif adalah yang diselenggarakan setelah pelayanan kesehatan. Pada bentuk ini perhatian utama lebih ditujukan pada standar keluaran, yakni memantau dan menilai penampilan pelayanan kesehatan, maka obyek yang dipantau dan dinilai bersifat tidak langsung, dapat berupa hasil kerja pelaksana pelayanan .atau berupa pandangan pemakai jasa kesehatan. Contoh program menjaga mutu retrospektif adalah : Record review, tissue review, survei klien dan lain-lain.

Cara menjamin mutu ialah dengan asuransi. Asuransi adalah suatu cara atu alatpemindahan resiko apabila pada waktu akan dating diderita kerugian- kerugian akibat resiko yang dihadapi maka kerugian tersebut akan dialihkan kepada pihak lain. Asuransi dapat diartikan sebagai upaya mengalihkan tanggung jawab resiko yang mungkin dihadapi kepada pihak lain dengan membayar premi. Walaupun tidak diharapkan dalam kehidupannya, manusia sering dihadapkan pada suatu resiko. Untuk itumereka selalu berusaha mengurangi atau bahkan menghindari sama sekali dari resiko yang mungkin menimpanya (Wijono,2000).

33

f.bagaimana manajemen SDM dan sumber daya lainnya dalam PDKM? Jawab : Menjadi seorang manajer Dokter sering adalah sbg manajer praktik Managing adalah melakukan pekerjaan melalui usaha orang lain. Managing adalah menghasilkan output dari input dan proses. Input 3 Msmapower, money and materials, Proses adalah operational work, development work, and organizational work. Out put di klinik dpt dibagi 2 komponen yg saling berhubungan-technical care , and patient satisfaction. Basic functions of a manager: Planning- Proses penentuan tujuan dan formulasi langkah2 yg akan diperlukan Organizing- Proses mendapatkan kegiatan-kegiatan, mengatur material untuk memenuhi tujuan organisasi. Termasuk menyusun kerja, authoority untuk bertindak dan departementisasi. Leading- Proses mempengaruhi staff u mencapai tujuan. Trampil menjadi leader efektif adalah: komunikasi dan skill feed back; motivasi staff dan penggunaan leadership style yg tepat untuk situasi spesifik yg cocok. Control-setting standar, comparing performance againtd standards and correcting deviations. Ruang Lingkup dalam manajemen sumber daya manusia sebagai berikut (Gan, dkk., 2004). Entry ----------------------------------------------------- - Motivasi - People handling - Structure - Leadership Exit

- Recuitment - Selection - Induction Training

- Staff development a. Delegation b. Appraisal c. Courses

34

- Personal effectiveness - Change management

- Separation - Promotion

Perekrutan, seleksi, dan penugasan: Tingkat dan jenis pendidikan Wawancara Rekomendasi Kontrak kerja yang jelas Rincian tugas dan wewenang Mekanisme kontrol, Doctor as Manager Analisis dan deskripsi pekerjaan yang akan diselengarakan Deskripsikan orang yang tepat untuk pekerjaan itu Penugasan Rincian pekerjaan Sesederhana mungkin Jangan berlebihan Yakinkan tidak tumpang-tindih Jangan kacaukan pekerjaan Hindari diskriminasi Nama pekerjaan Posisi dalam tata kerja Tujuan utama pekerjaan ybs. Tugas dan kewajiban utama Cara mengambil keputusan dan mencari bantuan Lingkungan kerja yang akan dihadapi Penilaian Perjelas tujuan Buat daftar tilik untuk nilai diri Tentukan batas waktu

Perekrutan

35

Tentukan target yang hendak dicapai

Peningkatan Kemampuan & Pengembangan Staf Manfaat untuk klinik: Mengurangi masa penyesuaian Meningkatan kinerja Mengurangi supervisi Mengurangi pergantian pekerjaan karena puas Memperoleh orang yang tepat untuk pekerjaan yang sesuai Manfaat untuk karyawan: Merasa yakin dan aman dalam bekerja Meningkatkan kemungkinan kenaikan pangkat dan atau gaji Meningkakan kepuasan bekerja Meningkatkan kemungkinan penularan keterampilan

Peningkatan Kemampuan & Pengembangan Staf: Bentuk: Kursus, pelatihan, pendidikan formal, dll Bentuk Lain: Selia Bestari (peer review) diantara sesama staf (medis dan nonmedis) Pengaturan: Bisa dibuat perjanjian tersendiri Proses: berdasarkan permintaan karyawan atau kebutuhan KDK

Untuk tenaga medis PKB (pendidikan kedokteran berkelanjutan): Seminar, Simposium, Lokakarya, dll Peer Review: Pembahasan kasus secara EBM Kursus singkat untuk satu ketrampilan tertentu: (ATLS, ACLS, EKG, Kepemimpinan, dll) Pendidikan formal (S2 Aktuaria, S2 Kesehatan Kerja, dll)

Untuk paramedis Kursus keperawatan

36

Peer Review: Diskusi kelompok membahas satu masalah (rutin) Kursus Manajemen pengelolaan keperawatan di klinik (asuhan keperawatan,dll) Pendidikan formal seperti Akademi Keperawatan, Akademi Kebidanan, dll

Untuk tenaga non-medis Kursus penggunaan alat tertentu Kursus Manajemen laboratorium, Pemeriksaan Kesehatan Berkala, dll Pendidikan Formal seperti Akademi Penata Rontgen, dll Kursus perpajakan, dll .

g.bagaimana cara membuat rancangan klinik dengan cara analisis SWOT? Jawab : Daniel Start dan Ingie Hovland Analisis SWOT adalah instrument perencanaaan strategis yang klasik. Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan ekternal dan ancaman, instrument ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong para perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh mereka.

4.a. Bagaimana cara menerapkan nilai-nilai islam dalam praktek dokter kelurga? Jawab : 1. Mengobati dengan Ichsan dan tidak bertentangan dengan al Quran dan Sunnah Nabi, 2. Tidak menggunakan obat obatan yang haram atau tercampur bahan haram 3. Pengobatan tidak mencacatkan tubuh, kecuali sangat darurat dan keselamatan nyawa,

37

4. Pengobatan tidak berbau takhayul, khurafat dan bidah, 5. Dilakukan oleh ahlinya, 6. Thabib Tidak iri hati, takabur, 7. Thabib berpakaian rapih dan bersih, sebaiknya putih, 8. Lembaga pelayanan kedokteran rapih, besih dan Indah, 9. Tidak menggunakan lambang lambang pemujaan pada dewa atau agama lain

b. apa saja nilai-nilai islam yang diperlukan dalam PDKM? Jawab :

38

BAB III KESIMPULAN

Dokter bintang membuka praktek dokter keluarga mandiri dengan melaksanakan prinsip dasar pelayanan dokter keluarga untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dalam komunitas tertentu di wilayah puskesmas kabupaten serasan.

39

You might also like