You are on page 1of 14

BAB II PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN BODY ALIGNMENT Susunan geometric bagian-bagian tubuh dalam hubungannya dengan bagian-bagian tubuh yang lain. Body alignmen baik akan meningkatkan keseimbangan yang optimal dan fungsi tubuh yang maksimal, baik dalam posisi berdiri, duduk, maupun tidur. Body aligment yang baik: keseimbangan pada persendian otot, tendon, ligamen. Postur tubuh seseorang adalah salah satu hal yang harus dikaji untuk melihat. - Status kesehatan - Fisikal fitness - Daya tarik seseorang.

Postur tubuh dapat menunjukkan: - perasaan hati - Harga diri - Kepribadian.

Prinsip-prinsip body alignment 1. Keseimbangan dapat dipertahankan jika line of gravity melewati dan base of support. 2. The base of support lebih luas dan pusat gravity lebih rendah kestabilan dan keseimbangan lebih besar. 3. Jika line gravity berada diluar pusat dari base of support, energi lebih banyak digunakan untuk mempertahankan keseimbangan. 4. The base of support yang luas dan bagian-bagian dari body alignment baik akan menghemat energi dan mencegah kelelahan otot. 5. Perubaan dalam posisi tubuh membantu mencegah ketidaknyamanan otot-otot. 6. Body alignment yang jelek dalam waktu yang lama dapat menimbulkan rasa nyeri kelelahan otot dan kontraktur. 7. Karena struktur enatomi individu berbeda maka intervensi keperawatan harus secara

individual dan sesuai dengan kebutuhan individu tersebut. 8. Memperkuat otot-otot yang lemah, membantu mencegah kekakuan otot dan ligament ketika body alignment jelek baik secara temporal maupun penggunaan yang kurang hati-hati.

Faktor yang mempengaruhi Body Alignmnet: 1. Status kesehatan 2. Nutrisi 3. Emosi 4. Faktor social 5. Gaya hidup (life style) 6. Perilaku dan nilai-nilai 7. Hidrasi pasien

Petunjuk Posisi Pasien di tempat tidur 1. Yakin bahwa kasur pas untuk pasien tidak terlalu keras/lembut dan dapat menyokong body curvature 2. Menjamin body alignment yang baik mencegah stress pada otot-otot dan persendian pasien. Dapat dicapai dengan menggunakan support devices pada daerah yang perlu disupport. 3. tidak semua pasien memerlukan support identik 4. Rencanakan jadwal yang sistematik untuk perubaan posisi selama 24 jam. 5. Memberikan support devices untuk daerah-daerah yang tertekan 6. yakin bahwa dasar dari temtat tidur bersih, kering dan licin. 7. Yakin bahwa bagian ekstremitas dapat bergerak bebas. 8. Yakin bahwa sikut, pinggul dan lutut sedikit fleksi untuk mempertahankan body alignment. 9. Support natural body curvature tubuh baik. 10. Hindari meletakan sala satu bagian tubu terutama dengan body prominincis, langsung pada bagian atas yang lainnya. 11. Mencegah penekanan yang berlebian pada permukaan poplitea untuk mencegah gangguan pada nervus dan pembuluh darah disekitar itu. 12. Menggunakan support devices untuk mempertahankan alignment. 13. Sebelum merubah posisi pasien kaji kemampuan pasien untuk bergerak dan minta bantuan

orang lain jika diperlukan. 14. Melakukan latihan ROM 15. Membuat jadwal perhari untuk latihan, ekstensi untuk mencegah fleksi. 16. Gunakan metoda yang sesuai untuk menggerakkan ekstremitas pasien. 17. Selalu memberikan informasi sebelum melakukan prosedur.

Body Alignment yang baik dapat: Meningkatkan fungsi tangan yang baik Mengurangi jumlah energi yang digunakan untuk mempertahankan keseimbangan. Mengurangi kelelahan Memperlyas ekspansi paru Meningkatkan sirkulasi renal dan fungsi gastrointestinal

Body alignment yang buruk dapat: Mengurangi penampilan individu dan mempengaruhi kesehatan yang dapat mengarah pada gangguan. Perawat merupakan role model yang penting dalam mengajarkan kebiasaan yang sehat/baik: postur tubuh yang baik.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Body Alignment 1. Gravity Gravity adalah atraksi timbale balik antara tubuh dan bumi. Pusat gravity: titik pusat seluruh massa dari suatu objek. The line of gravity: imaginary garis vertical melalui pusat gravity suatu objek. The base of support: fondasi dimana seseorang sedang istirahat. 2. Pontural reflek dan Apposing Muscles Group. Action dari otot postural yang terus menerus menyokong seseorang pada posisi tegak melawan gravity. Otot ekstensor: otot-otot anti gravity. Kontraksi otot-otot menyokong posisi tegak disebut postural tonus. Numorous postural/Righting reflek merangsang dan mempertahankan postural tonus adalah: a. Labyrithing sense b. Tonicneel-righting reflex.

c. Actual oroptic reflex d. Propoceptor or kinesthetic sense. e. Extensor or anti gravity (stretum) reflex f. Plantar reflex. 3. Perubahan postur 4. Struktur anatomy individu yang berbeda.

PENGKAJIAN Pengkajian body alignment meliputi inspeksi pasien pada saat berdiri, duduk atau tiduran. Perawat juga harus memeprtimbangkan factor perkembangan dan faktor lain yang mempengaruhi body alignment. Mereview catatan lesehatan pasien untuk menentukan masalah keperawatan dan medis baik yang lalu maupun yang sekarang.

Tujuan dari pengkajian Body Alignment adalah:1. Menentukan perubahan normal akibat dari tumbang 2. Mengidentifikasi postur tubuh yang jelek. 3. Mempelajari kebutuhan untuk mempertahankan postur tubu ang baik. 4. Mengidentifikasi kelemahan otot dan kerusakan motorik lainnya.

Kriteria mengkaji alignment pada saat berdiri: Perawat harus memangdang pasien dari enterior, lateral, dan posterior sehingga posisi yang tidak dialami/biasa atau kaku dapat dihindari.

Kriteria mengkaji alignment pada saat duduk Untuk mengkaji alignment pada saat duduk perawat memandang pasien dari arah lateral pada pasien orang dewasa alignment pada saat duduk kepala dan panggul sama dengan posisi berdiri.

PERENCANAAN Tujuan: 1. Mempertaankan body alignment yang baik

2. Pada individu yang mempunyai body alignment yang jelek: a. Memperbaiki body alignment pada tingkat yang optimal b. Mencegah kontraktur, memperluas ekspansi dada serta mencegah terjadinya komplikasi aibat body alignment yang jelek.

INTERVENSI Untuk masalah standing alignment: Jika kontraktur fleksi pada spina servikal: cegah kontraktur yang lebi lanjut lurangi kontraktur yang ada Jika tidak mengalami kontraktur: cegah jangan sampai terjadi ontraktur Kondosis Latihan mengempeskan perut Latihan menguatkan dan menyokong otot-otot tulang belakang yang menyokong spina lumbaris dan otot-otot abdomen

Latihan untuk meningkatkan body alignment yang baik: Berjalan Berenang

Intervensi Untuk masalah pada sitting alignment: Duduk dikursi Duduk dikursi roda mempengaruhi tulang belakang danDuduk disamping tempat tidur berhubungan dengan ukuran dan bentuk objek yangekstremitas atas digunakan

Tempat duduk dan sandaran kursi harus aps utuk individu tersebut: Tempat duduk tidak terlalu tinggi Tempat duduk tidak terlalu rendah Sandaran kursi tidak terlalu jauh

EVALUASI

Body alignment dapat dengan mudah diobservasi dengan cara: 1. berdiri didepan pasien untuk mengevaluasi frontal plane pada saat berdiri dan duduk. 2. berdiri secara lateral untuk memandang sagital plane. 3. Menanyakan kepada pasien apakah merasa nyaman dengan posisi yang diambil

DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Resiko cedera b.d standing alignment dan sitting alignment yang jelek 2. Ganguan mobilitas fisik b.d kontraktur 3. Nyeri b.d cedera fisik.

BODY ALIGNMENT
A. PRINSIP BODY ALIGNMENT Body alignment adalah susunan gneometris dari bagian-bagian tubuh yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainya. Body alignment yang baik akan membantu berfungsinya organ tubuh secara maksimal dan dapat tersuport dengan baik sebaliknya body alignment yang buruk akan menjauhkan seseorang dari penampilan yang menarik dan berpengaruh terhadap status kesehatan seseorang. B. GRAVITY (Keseimbangan) Keseimbangan adalah suatu equilibrium yang dipertahankan oleh adanya kekuatan yang saling berlawanan dan merupakan prinsip pertama yang harus diperhatikan dalam melakukan mekanika tubuh dengan benar yaitu memandang grafitasi sebagai sumbu dalam pergerakan tubuh. Seseorang dapat mempertahankan keseimbangan selama garis grafitasi (garis khayal vertical yang melalui pusat grafitasi) melalui pusat grafitasi (titik pusat dari seluruh massa tubuh) dan landasan (tempat berpijaknya suatu obyek). C. POSTURAL REFLEKSNES DAN OPPOSING MUSCLE GROUP Merupakan aksi dari otot postural (ekstensor) yang terus menerus menahan seseorang pada posisi tegak melawan grafitasi bumi. Jenis dari postural reflex : 1. Labryn sense

Organ sensor yang terdapat dalam organ telinga bagian dalam 2. Visual /optic reflek Sensasi visual membantu seseorang dalam mendapatkan kesadaran mengenai tata ruang dan hubungan antara satu subyek dengan lingkungannya. 3. Proprioceptor /kinestetik sense Ini sering disebut sebagai indera keenam . 4. Ekstensor atau anti grafitasi reflex Yang termasuk otot-otot ekstensor diantaranya otot-otot pada ekstremitas bawah,otot-otot abdomal,otot-otot adductor pada scapula dan otot-otot kaki bawah. 5. Plantar reflex Tekanan melawan telapak kaki oleh permukaan tanah akan menimbulkan reflex kontraksi otot-otot ekstensor dari otot-otot kaki bagian bawah. D. PERUBAHAN DALAM POSTUR Beberapa posisi tubuh dalam aktifitas tertentu bear ataupun salah, jika berlangsung lama akan menyebabkan kerusakan syaraf-syaraf superfasialis, kerusakan pembuluh darah serta kontraktur. E. PERUBAHAN INDIVIDUAL DALAM STRUKTUR ANATOMI Setiap orang mempunyai anatomi yang berbeda , ini akan membawa pengaruh pada postur tubuh seseorang , meskipun hanya sedikit.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BODY ALIGNMENT

1. 2. 3. 4. 5. 6. F. G. H. A.

Tumbuh kembang Kesehatan fisik Kesehatan mental Nutrisi Sikap dan nilai individu Emosi STRUKTUR ABNORMAL YANG MEMEPENGARUHI POSISI KONSEKUENSI POSISI TUBUH YANG KURANG BAIK PENGKAJIAN BODY ALIGNMENT PENGKAJIAN KEPERAWATAN Untuk melakukan pengkajian body alignment lakukan inspeksi terhadap pada pasien pada saat berdiri,duduk maupun berbaring. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkaji antara lain : 1. Posisi berdiri Lakukan inspeksi melalui sudut pandang secara : Anterior,Lateral dan posterior. Pasien dalam posisi berdiri dengan kepala tegak dan mata lurus kedepan serta bahu dan pinggul harus lurus dan sejajar, apabila posisi tidak sesuai dengan posisi berdiri yang benar maka dapat diidentifikasikan bahwa ada gangguan pada otot dan tulang pasien. 2. Posisi duduk Pada saat keadaan ini normalnya kepala dan dada akan akan memiliki keadaan yang sama pada saat posisi berdiri yaitu kepala pasien harus tegak lurus dengan leher dan verterba kolumna telapak kaki lurus berpijak pada lantai. Pasien yang dalam keadaan abnormal akan mengalami kelemahan otot atau pralis otot serta adanya sensasi (kerusakan saraf) 3. Posisi berbaring Letakan pasien pada posisi lateral semua bantal dan penyokong posisi dipindahkan dari tempat tidur, kemudian tubuh ditopang dengan kasur yang cukup dan vertebra harus lurus dengan alas yang ada . apabila dijumpai kelainan pada pasien, maka terdapat penurunan sensasi atau gangguan sirkulasi serta adanya kelemahan.

4. Cara berjalan Dikaji untuk mengetahui mobilitas dan kemungkinan resiko cedera akibat dari terjatuh, pasien diminta berjalan sepanjang 10 langkah kemudian perawat memperhatikan hal-hal berikut ini : a. Kepala tegak, pandangan lurus kedepan, punggung tegak. b. Tumit menyentuh tanah terlebih dahulu sebelum jari-jari kaki. c. Langkah lembut, terkoordinasi dan ritmik d. Mudah untuk memulai dan mengakhiri berjalan e. Jumlah langkah per menit (pace) 70-100 X per menit, kecuali pada orang tua mungkin 40 X per menit. B. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Nyeri yang berhubungan dengan posisi duduk, berdiri dan berbaring yang salah akibat pemakaian gips pada daerah ekstremitas 2. Gangguan mobilitas berhubungan dengan drop foot lutut akibat kontraktur 3. Resiko cedera berhubungan dengan gangguan keseimbangan yang disertai kelemahan otot C. PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN KEPERAWATAN 1. Pertahankan posisi tubuh yang tepat dengan pengaturan posisi yang tepat 2. Perbaiki postur tubuh pada tingkat optimal dengan melatih berdiri, duduk dan berbaring secara optimal. 3. Kurangi cedera akibat posisi tubuh yang tidak tepat dengan membantu pasien melakukan aktifitas sehari-hari 4. Kurangi beban otot dengan cara meletakan alat dekat dengan pasien dan bantu pasien pada saat melakukan kegiatan yang bersifat berat. 5. Cegah komplikasi akibat postur tubuh yang tidak tepat. D. EVALUASI KEPERAWATAN Evaluasi yang diharapkan dari hasil tindakan keperawatanuntuk mengatasi gangguan postur tubuh adalah tidak terjadi perubahan atau kesalahan dalam postur tubuh dan pasien mampu melaksanakan aktifitas dengan mudah serta tidak merasakan kelemahan.

STRUKTUR ABNORMAL YANG MEMPENGARUHI POSTUR TUBUH A. SKOLIOSISA

adalah suatu keadaan kelainan pada tulang belakang B. KHIPOSIS Adalah suatu keadaan kelainan pada tulang belakang dimana terjadi fleksi yang berlebihan pada tulang lumbal.

C. LORDoSIS

Adalah kelainan pada tulang belakang dimana hyperekstensi dari tulang lumbal.

TINDAKAN KEPERAWATAN DALAM MEMBANTU PASIEN BERDIRI, DUDUK, MENGATUR POSISI FOWLER, DORSAL RECUMBENT, POSISI PRONASI, LATERAL DAN SIMS 1. Pasien berdiri 2. Duduk 3. Posisi fowler Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan setinggi 15-45. Posisi dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernafasan pasien.

4. Posisi dorsal recumbent Adalah dimana posisi kepala dan bahu pasien sedikit mengalami elevasi diatas bantal, kedua lengan berada di samping sisi tubuh, posisi kaki datar diatas tempat tidur.

5. Posisi pronasi Adalah dimana posisi pasien berbaring diatas abnomen dengan kepala menoleh kesalah satu sisi. Kedua lengan fleksi disamping kepala. Posisi ini memiliki beberapa keuntungan diantaranya : Memberikan ekstensi penuh pada persendian pinggul dan lutut. Mencegah terjadinya fleksi kontraktur dari pinggul dan sendi. Membantu drainase dari mulut. 6. Posisi lateral (side lying) Yaitu seorang tidur diatas salah satu sisi tubuh, dengan membentuk fleksi pada pinggul dan lutut bagian atas dan meletakkannya lebih depan dari bagian tubuh yang lain. Posisi ini sangat baik untuk istirahat dan tidur serta membantu menghilangkan tekanan-tekanan pada sacrum dan tumit. Bagi pasien yang mengalami kelumpuhan pada salah satu sisi bagian tubuh akan merasa nyaman pada posisi ini dengan berbaring pada sisi yang normal.

7. Sim (semi pronasi) Adalah posisi dimana tubuh miring kekiri atau kekanan. Posisi ini dilakukan untuk member kenyamanan dan memberikan obat per anus (supositoria).

1. 2.

3. 4. 5.

BODY MEKANIK Body mekanik adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan digunakannya tubuh dan bagian-bagianya secara effisien , aman dan terkoordinasi untuk memindahkan suatu obyek dan melakukan pekerjaan sehari-hari. Dalam hal ini difokuskan pada penggunaan body mekanik oleh perawat pada saat mengatur posisi pasien diatas bed , memindahkan pasien diantara bed,kursi roda dan brankat. KONSEP-KONSEP DALAM MEMINDAH BENDA Friksi Kekuatan yang melawan pergerakan suatu obyek pada suatu permukaan Inertia Kecendrungan suatu benda untuk tetap diam pada saat diam dan untuk tetap bergerak pada saat ia bergerak. Fulcrum Titik ungkit,dimana pengungkit bergerak. Lever (pengungkit) Digunakan untuk memudahkan pada saat mengangkat benda. Force (kekuatan) Energy yang dibutuhkan untuk melakukan suatu pergerakan.

PRINSIP-PRINSIP BODY MEKANIK

1. Mengangkat Karena mengangkat benda termasuk gerakan yang melawan gravitasi , perawat harus menggunakan kelompok otot mayor dari otot paha dan

lututlengan atas dan bawah, abdomen dan pelvis unjtuk mencegah terjadinya strainpada tubuh bagian belakang. 2. Menarik dan mendorong 3. Pivoting Pivoting adalah suatu tehnik dimana tubuh melakukan gerakan memutar bukan hanya pada tubuh bagian atas , akan tetapi disertai pula dengan perputaran dari kekaki kearah obyek yang dituju. KONSEKUENSI BODY MEKANIK YANG BURUK Jatuh Cidera belakang Harber (1985), memberikan daftar penyebab cidera belakang yang paling sering terjadi pada perawat yang bekerja di rumah sakit yaitu : Mengangkat pasien ke atas tempat tidur (48%) Membantu pasien turun dari tempat tidur (30%) Memindahkan bed (27%) Mengangkat pasien keatas brankat(22%)

1. 2.

a. b. c. d.

You might also like