You are on page 1of 25

PENDAHULUAN (1) ALIRAN MANTAP MELALUI SISTEM SALURAN TERBUKA

HIDROLIKA Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Saluran Terbuka : Saluran dimana air mengalir dengan permukaan bebas Pada semua titik, tekanan pada permukaan air adalah sama. Pada saluran tertutup dengan permukaan bebas masih masuk ke dalam kategori saluran terbuka

PENDAHULUAN (2)
Analisis aliran saluran terbuka lebih sulit daripada aliran tertutup, karena mempunyai variabel aliran sangat tidak teratur baik terhadap ruang maupun waktu, dan bentuk dari sungai alam itu sendiri Metode empiris

Sketsa Saluran Terbuka

S0 =

z1 z 2 z = x x

Sw =

(z1 + y1 ) (z 2 + y 2 ) = (z + y )
x x

S=

V2 V2 z + y1 + 1 2 g z 2 + y 2 + 2 2 g hL 1 = L L

Klasifikasi Aliran (1)


Turbulent penuh: kecepatan aliran dan kekasaran permukaan relatif tinggi Turbulent: Re > 1,000 Laminar: Re < 500 Besaran Karakteristik dari saluran: radius hidraulik

Klasifikasi Aliran (2)


Aliran Seragam: Kedalaman (kedalaman normal), tampang basah, kecepatan dan debit pada setiap tampang aliran saluran adalah konstan Garis energi, garis air dan dasar saluran adalah parallel

Klasifikasi Aliran (3)


Aliran Tidak Seragam (aliran bervariasi) : Kedalaman (kedalaman normal), tampang basah, kecepatan dan debit pada setiap tampang aliran saluran adalah tidak konstan Perubahan dalam jarak dekat rapidly varied flow Perubahan pada jarak jauh gradually varied flow

FLOOD WAVE IN OPEN CHANNEL

Klasifikasi Aliran (4)


Aliran Steady: Variabel aliran (kedalaman dan kecepatan) pada suatu titik tidak akan berubah dengan berlangsungnya waktu Aliran Unsteady flow: Variabel aliran (kedalaman dan kecepatan) pada suatu titik tidak akan berubah dengan berlangsungnya waktu (gelombang air pada saluran terbuka

Klasifikasi Aliran (5)


Aliran Sub-critical (flowing): Gangguan pada suatu titik dapat merambat ke arah hulu, aliran hulu mempengaruhi kondisi hilir mempengaruhi aliran hulu A disturbance at a point can creep to the upstream direction; the downstream condition influence the upstream flow Aliran Super critical (sliding): Gangguan cukup besar sehingga tidak merambat ke arah hulu, kondisi aliran hulu mempengaruhi kondisi hilir

FROUDE NUMBER
Fr = V / (g.y)
V = Kecepatan aliran y = kedalaman aliran Fr < 1 or V < (g.y) Aliran sub-critical Fr = 1 or V = (g.y) Aliran critical Fr > 1 or V > (g.y) Aliran super critical

subcritical water at rest

critical

Aliran Seragam (1)


Asumsi: steady, satu dimensi, aliran turbulent kecepatan aliran tiap titik pada setiap tampang saluran adalah sama

supercritical

e.g. Aliran yang mengalir melalui saluran irigasi yang sangat panjang tanpa ada perubahan tampang saluran Dekat dengan bendung atau terjunan: tidak seragam

Aliran Seragam (2)


Tidak mungkin terjadi pada aliran yang mempunyai kecepata aliran tinggi atau kemiringan yang terjal Jika kecepatan berubah menjadi aliran kritis, aliran permukaan menjadi tidak stabil Jika kecepatan aliran melebihi 6 m/sec, udara akan masuk kedalam airan dan merubah aliran tersebut menjadi unsteady

PERSAMAAN CHEZY
V = C Rh S o
C = (/k) Koefisien Chezy. atau C = (8g/f) Koefisien Darcy-Weisbach. atau C = 28g log (14.8Rh/k)

PERSAMAAN EMPIRIS (1)


Persamaan Bazin: C = 87/{1+(B/Rh)} Koefisien kekasaran Bazin. Jenis Dinding Dinding sangt halus (semen) Dinding halus(papan, batu, bata) Dinding batu pecah Dinding tanah sangat teratur Saluran tanah dengan kodisi biasa Saluran tanah dengan dasar batu pecah dan tebing rumput

B
0.06 0.16 0.46 0.85 1.30 1.75

PERSAMAAN EMPIRIS (2)


Persamaan Ganguillet-Kutter

PERSAMAAN EMPIRIS (3a)


Persamaan Manning C = (1/n) Rh1/6
V (m / s) = 1 2 3 12 Rh S o n
2 1 1 ARh 3 S o 2 n

C=

23 + (0.00155 / I ) + (1 / n) 1 + {23 + (0.00155 / I )}(n / R )


n = Koefisien Manning.

Q(m 3 / s) =

EMPIRICAL FORMULAS (3b)


Manning Coef.
Bahan Besi tuang di lapis Kaca Beton Bata dilapis Mortar Pasangan Batu disemen Saluran tanah bersih Saluran tanah Saluran tanah dengan dasar batu dan tebing rumput Saluran pada galian batu padas Koefisien Manning (n) 0.014 0.010 0.013 0.015 0.025 0.022 0.030 0.040 0.040

Variasi dari n
n = Rh 6
1

f 8g

n = 0.1129 f

Rh 6

Saluran terbuka dengan kekasaran penuh


1.486 Rh 6 n= 14.8 Rh 4 2 g log e
1

1.486(ln 10 )R 16 h e = 14.8 Rh exp 4 2g n

Hubungan n dengan kekasaran relatif

PERSAMAAN EMPIRIS (4)


Persamaan Strickler: ks = 1/n = 26(Rh/d35)1/6 d35 = diameter (m) yang berhubungan dengan 35% berat dari material dengan diameter yang lebih besar V = ks Rh2/3 I1/2

DISTRIBUSI KECEPATAN (1)


Tergantung dari: Bentuk saluran, kekasaran dinding, debit aliran Tidak mempunyai besaran yang sama pada setiap titik pada tampang saluran Dapat digambarkan sebagai kontur kecepatan aliran

PERSAMAAN EMPIRIS (2)


Mempunyai nilai minimum pada saat dekat dengan dinding batas (bag bawah dan samping), akan meningkat sesuai dengan jarak pada permukaan Mempunyai nilai maksimum pada saat berada di sekitar saluran slightly below the surface.

u u max gy o S

2.3 y log K yo
trapezoidal canal triangular canal

yo = kedalaman air pada saluran u = kecepatan aliran pada jarak a dan kedalaman y pada saluran K = konstanta Von Karman, mempunyai nilai 0.40 S = kemiringan saluran
1 u =V + K y gy o S 1 + 2.3 log y o

shallow canal

narrow canal

pipe natural canal

DISTRIBUSI KECEPATAN (3)


Sebab: Gesekan antara zat cair dengan saluran Saluran yang sangat lebar (lebar = 5-10 x tinggi): Distribusi kecepatan di sekitar tengah-tengah saluran adalah seragam selama tidak terpengaruh dari sisi saluran vertikal 2 dimensi

DISTRIBUSI KECEPATAN (4)


Pengukuran: Dengan current meter (propeller yang akan bergerak sesuai dengan aliran dan memberikan hubungan antara kecepatan dari pergerakan propeller dengan kecepatan aliran) Praktik: Kecepatan rata-rata diukur pada 0.6 atau 0.2 dan 0.8 dari kedalaman permukaan air; nilai nya diantara 0.8-0.95 dan kurang lebih 0.85

aliran lebar dan dangkal


A yb = =y P b

TAMPANG SALURAN EKONOMIS (1)


Debit (Q) maximum ketika hydraulic radius (Rh) maximum juga, ketika perimeter tampang basah (P) minimum tampang saluran ekonomis Note: A, n, dan i konstant

Rh =

Rh =

A by y = = P b + 2y 1+ 2y

TAMPANG SALURAN EKONOMIS (2)


Saluran Trapesium (m konstant): B + 2my = 2y (1+m2) T = 2y (1+m2) T = lebar permukaan R = y/2 Saluran trapesium: m = 1/3 = 60

TAMPANG SALURAN EKONOMIS (3)


Saluran Persegipanjang (batuan atau beton): = trapezoidal with m is 0 B = 2y R = y/2 Saluran lingkaran: Setengah lingkaran merupakan saluran yang paling efisien tetapi sulit untuk dibangun di lapangan R = D/4

Tampang Lingkaran Tidak Terisi Penuh


y = 0.5 D(1 cos ) = D sin 2
A=

( 2)

Aliran Laminar pada Saluran Terbuka

1 D2 D2 ( sin cos ) = sin 2 4 4 2 P=D

Untuk aliran debit maksimal, the Manning formula menunjukkan bahwa

ARh 3 maksimum
Rh = A D sin cos = 1 P 4 D sin 2 = 4 2

3 g y0 q= S v 3

ENERGI SPESIFIK (1)


Hampir sama dengan aliran dalam pipa 3 energi: kinetik Tekanan Elevasi H = z + y + V2/2g

ENERGI KINETIK

V2/2g
= koefisien energi = 1.05-1.20

TEKANAN (1)
Saluran terbuka = udara terbuka p = 0 pada permukaan Kemiringan lurus : kedalaman aliran, y = p/ Kemiringan lengkung : 2 Convex
p

TEKANAN (2)

=y =y+

yv gr

Concave

yv 2 gr

v2/r = accelerasi sentrifugal dari berat air v = kecepatan titik r = radius dari kurva

ENERGI SPESIFIK (2)


Besaran energi pada tampang saluran dihitung pada dasar kemiringan saluran Energi spesifik = elevasi + tekanan
E = y + V2 2g

ENERGI SPESIFIK DAN KEDALAMAN ALTERNATIF PADA ALIRAN TAMPANG SEGI EMPAT

Untuk saluran segi empat besar, yang menujukkan nilai rata-rata dari aliran per unit lebar (q) yang dapat di tunjukkan dalam persamaan (q)

Es = y + V 2 / 2 g

1 q2 E = y+ 2g y 2

ENERGI SPESIFIK (3)


Hubungan antara Kedalaman dengan debit konstan, kedalaman yang bervariasi sesuai dengan kekasaran, tampang saluran, kemiringan dasar saluran, keadaan hulu dan hilir saluran
Depth
Potential energy Kinetic energy Specific energy

Doagaram energi spesifik untuk 3 konstanta pada saluran segi empat

Area, A

Depth

Sub-critical Super critical

Specific energy

ENERGI SPESIFIK (4)


Komponen lengkung energi spesifik: Garis Energi Potensial memotong ditengah-tengah koordinat axis dengan sudut 45 Lengkung energi Kinetic asimtotik pada kedua axis Kedalaman kritis, yc:kedalaman minimum Es Kecepatan kritis, Vc: kecepatan minimum Es Pada beberapa titik dalam Es nilai minimum dapat ditunjukkan dari nilai 2 kedalaman (atas dan bawah nilai kritis )

ENERGI SPESIFIK (5)


Kedalaman aliran > yo kemudian kecepatan aliran < Vc Aliran sub kritis (= flowing) Kedalaman aliran < yo ; kecepatan aliran > Vc Aliran super kritis (= sliding)

ENERGI SPESIFIK (6)


Parameter penting dalam saluran terbuka: Kedalaman aliran , D = A/T Potongan melintang saluran segi empat D = y
Minimum Es: kemudian: atau:

Persamaan persamaan dalam menentukan Vc

Vc = gy c =
V 2 q2 yc = c = g g
1 3

g yc

Q 2T =1 gA3 V2 =1 gD V =1 gD

Vc 1 = yc 2g 2
2

Ec = E min

V 3 = yc + c = yc 2g 2

yc =

2 2 Ec = E min 3 3

ANGKA FROUDE
Fr = V gD

Fr = angka Froude V =kecepatan aliran dalam air D =kedalaman aliran Fr = 1 aliran kritis Fr < 1 aliran sub-kritis (flowing) Fr > 1 aliran super kritis (sliding)

KONDISI KRITIS
Q2 = DA 3 g
Q 2 A3 = g B y = yc

KEDALAMAN KRITIS (1)


Saluran segiempat :
yc = 3 Vc = Q2 q2 3 = gB 2 g

Saluran trapezoidal
yc = 3 Q 2 ( B + 2myc ) g ( B + my c )

Q = gDc Ac

(trial and error)

KEDALAMAN KRITIS (2)


Untuk saluran terbuka pada seluruh tampang saluran: kedalaman aliran kritis akan selalu merupakan fungsi dari debit dan bukan merupakan fungsi dari perubahan kemiringan
2

DEBIT MASKSIMUM
Untuk Es konstan pada kedalaman kritis :

Qmax Tc =1 3 gAc D y c + c = Es 2

Depth

Sub-critical Constant Es Super critical

Discharge

KEMIRINGAN KRITIS DASAR SALURAN


Sc = gDc n 2 Rc
4 3

Saluran lebar (Rc = yc = Dc):

Sc =

gn 2 yc
1 3

Debit suatu saluran yang berbetuk segitiga samakaki dengan sudut 90o adalah 0,28 m3/s, n dari saluran tersebut adalah 0,011. Hitung kedalaman kritis dan kemiringan kritis

Aliran seragam pada saluran jika So < Sc aliran sub-kritis, mild slope Aliran seragam pada saluran jika So > Sc aliran super kritis, steep slope

ALIRAN TIDAK SERAGAM/VARIASI (1)


Pada ALIRAN SERAGAM: Kedalaman aliran air konstan selama saluran kedalaman normal Garis energi parallel dengan permukaan air dan dasara saluran Kecepatan konstan sepanjang saluran Profil muka air dapat dapat di tentukan dengan menghitung kedalaman aliran pada tampang sakuran

ALIRAN TIDAK SERAGAM/VARIASI (2)


pada ALIRAN TIDAK SERAGAM: Garis energi tidak paralel dengan permukaan air dan dasar saluran Kedalaman aliran dan kecepatan sepanjang saluran tidak konstan tampang saluran sepanjang saluran tidak konstan sungai, jaringan irigasi, bendung, dll

ANALISIS ALIRAN TIDAK SERAGAM


Obyek: Untuk mengetahui profil aliran air sepanjang saluran atau sungai Menghubungkan perencanaan jaringan sungai dengan pencegahan bencana banjir terutama untuk menentukan elevasi tanggul, lahan penggenangan (rib basin), elevasi jembatan, dll Aliran banjir = aliran unsteady

ANALISIS ALIRAN BANJIR


Asumsi : Aliran steady dengan hidrograf puncak banjir Lebih mudah untuk menganalisis dan dengan hasil yang lebih aman disebabkan oleh debit yang di lihat adalah debit puncak yang sebenarnya terjadi seketika, tetapi dalam analisis diasumsikan terjadi dalam waktu yang lama

TIPE DARI ALIRAN SERAGAM


Gradually varied flow Rapidly varied flow

ALIRAN BERUBAH BERATURAN


(GRADUALLY VARIED FLOW) Parameter hidraulik (kecepatan, penampang basah) yang akan berubah sesuai dengan kondisi saluran Contoh:
aliran sungai pada bendungaliran diperlambat Terjunan aliran dipercepat

ALIRAN BERUBAH CEPAT


(RAPIDLY VARIED FLOW)

ALIRAN TIDAK SERAGAM /VARIED FLOW (3)


Persamaan aliran seragam dan koefisien kekasaran dapat digunakan untuk menentukan kemiringan dari garis energi pada aliran tidak seragam pada suatu penampang saluran Tidak tepat benar tapi dapat digunakan dengan toleransi yang kecil

Parameter hidraulik (kecepatan,tampang basah saluran) berubah tiba-tiba dan perubahan yang berkelanjutan Contoh: saluran transisi, loncat air, terjunan, aliran melalui pelimpah dan pintu air, dll Kehilangan energi disebabkan oleh gesekan lebih kecil daripada disebakan oleh turbulen

LONCAT AIR (1)


Ketika aliran super kritis berubah menjadi aliran subkritis Aliran berubah cepat Contoh aliran pada bendung-kolam olak,
Super critical Sub-critical

LONCAT AIR (2)


Penurunan kecepatan tiba-tiba, V1 menjadi V2 Perubahan kedalaman y1 menjadi y2 turbulensi besar (potensi erosi), penurunan energi aliran dan kemudian mengalir tenang kedalaman besar dan kecepatan rendah
Energy line Depth

Specific energy

LONCAT AIR (3)


Parameter yang akan diperoleh: kedalaman awal (y1), kedalaman akhir (y2), panjang melompat hidrolik
y2 + y1 = 2q 2 gy1 y2 y2 1 2 = ( 1 + 8 Fr1 1) y1 2

LONCAT AIR (4)


Tidak ada rumus teoritis untuk menghitung panjang loncat air. Hal ini dapat diperoleh dengan eksperimen laboratorium Saluran segiempat : panjang melompat hidrolik = 5 sampai 7 x ketinggian loncat air L = 5-7 (y2-y1)

2 2 V V Es1 Es 2 = y1 + 1 y2 + 2 2g 2g q2 2 1 ( y2 y1 ) = ( y1 y2 ) + 2 2 2 gy1 y2

( y2 y1 )3 4 y1 y2

KECEPATAN GELOMBANG

1 y + y 2 g ( y + y ) gy c = g ( y + y ) y

ALIRAN SEKITAR SALURAN

Transisi
V22 V12 hk = k t 2 g 29

y = y 2 y1 =

V 2B gr

Hydraulic of Culverts

CONTOH SOAL
1. Sebuah saluran persegi panjang 4 m lebar mengalir air dengan debit 18 m3/det pada kedalaman 0,7 m sebelum melompat hidrolik. Cari kedalaman air kritis dan kedalaman air di bagian hilir. 2. Sebuah saluran persegi panjang 4 m lebar debit aliran 18 m3/det. Kemiringan tidur adalah 0,0035 dan koefisien Manning = 0,01. loncat air terjadi pada kedalaman normal. Cari kedalaman aliran, jenis air setelah terjadi loncatan air , panjang loncatan air dan kehilangan energi dari loncat air

29,2n 2 L V 2 k = k + e Rh 4 / 3 + 1 . 2 g

ALIRAN BERUBAH BERTAHAP


(GRADUALLY VARIED FLOW)

ALIRAN BERUBAH BERTAHAP


(GRADUALLY VARIED FLOW)
z1 + y1 + V1 V = z2 + y2 + 2 + h f 2g 2g
2 2
2 2

V2 H = z + y + 2g

V V z1 + 1 = z 2 + 2 + (S S 0 )x 2g 2g

nV S = R 23 h

V2 V2 y1 + 1 2 g y 2 + 2 2 g = E1 E 2 x = S S0 S S0

ALIRAN BERUBAH BERTAHAP (GRADUALLY VARIED FLOW) (2)


biasanya 1,05-1,40 dan dihitung berdasarkan pada distribusi kecepatan vertikal tetapi juga sering dianggap sebagai 1,00 Kemiringan garis energi n 2Q 2 n 2V 2 If = 4 Manning: or I f = 2 4 A Rh 3 Rh 3 Chezy:

PROFIL ALIRAN PERMUKAAN BERUBAH BERTAHAP (GRADUALLY VARIED FLOW) (SALURAN SEGI EMPAT)
dH dz dy 1 d V 2 = + + dx dx dx 2 g dx

( )

S S S S S0 S dy = = 0 2 = 0 2 dx 1 q 2 V 1 F 1 gy gy 3

If =

V C 2 Rh

or I f =

Q P C 2 A3

nq S = 1.486 y 5 3

nq S0 = 1.486 y 5 3 0

GRADUALLY VARIED FLOW (3)


I I dy = o 2f QT dx 1 3 gA

If:

dy = 0 permukaan air sejajar dengan saluran dx dy > 0 kedalaman air meningkat sepanjang arah dx aliran di saluran dy < 0 kedalaman air menurun sepanjang arah aliran dx di saluran

Flow counditions in culvert with submerged entrance

KLASIFIKASI PROFIL MUKA AIR (1)


lebar saluran segi empat dangkal dengan debit konstan::

dy 1 (y n / y ) 3 = Io dx 1 ( y c / y )3 Provil muka air berubah, tergantung pada Io dan apakah yn / y dan yc / y lebih besar atau kurang dari satu. Io bisa negatif, nol, atau positif. Kemiringan negatif kemiringan = merugikan (A) elevasi dasar saluran meningkat sepanjang arah aliran Nol kemiringan kemiringan saluran bawah adalah horisontal (H) Kemiringan positif bisa ringan (M), kritis (C), atau curam (S)

Io

KLASIFIKASI PROFIL MUKA AIR (2)


yn > yc flowing yn = yc critical yn < yc steep Menurut permukaan air pada kedalaman kritis dan normal angka berikutnya diperoleh. Angka Setiap dibagi menjadi tiga area yang dibatasi oleh saluran , dan garis kritis serta kedalaman normal. Khususnya indeks dari 1, 2, dan 3 Index 1 kemiringan positif (backwater) Index 2 kemiringan negatif (drawdown)

Kurva MILD (M)


Io < Ic and yn > yc 3 tipe:
M1 (y > yn > yc) M2 (yn > y > yc) M3 (yn > yc > y)

Kurva STEEP (S)


Io > Ic and yn < yc 3 tipe:
S1 (y > yc > yn) S2 (yc > y > yn) S3 (yc > yn > y)

CRITICAL (C) CURVE


Io = Ic and yn = yc Dua tipe:
C1 C3

Kurva HORIZONTAL (H)


Io = 0 and yn = Tiga tipe:
H2 (= M2) H3 (= M3)

Hampir sama dengan M tapi bentuk saluran berupa horizontal

Kurva ADVERSE (A)


Io < 0, yn is not real Dua tipe:
A2 ( H2) A3 ( H3)

PERHITUNGAN PROFIL MUKA AIR


Kedalaman air di sepanjang saluran dapat dihitung dengan menyelesaikan persamaan diferensial untuk aliran secara bertahap bervariasi. (gradually varied flow.) Perhitungan dimulai pada bagian di mana hubungan antara tingkat air (kedalaman) dan debit dikenal bagian kontrol (titik).
critical section reservoir height reservoir
mild slope

steep

slope

critical section

reservoir

critical section

depth measured from the mild channel

horizontal bottom

mild slop e

reservoir

NUMERICAL INTEGRATION (1)


1. 2. 3.

NUMERICAL INTEGRATION (2)


Tentukan nilai dari fi dari persamaan, yang didasarkan pada nilai yi Pertama, asumsi kan fi+1 = fi Cari nilai yi+1 dari persamaan di atas dengan menggunakan nilai fi+1 diperoleh pada langkah ke 2 atau nilai fi+1 yang diperoleh pada langkah ke 4 Tentukan nilai yang baru dari yi+1 dengan menggunakan fi+1 dengan menghitung nilai yi+1 pada langkah ke 3

y i +1

f +f = y i + i i +1 x i 2

then

A 2R f = Q 2T 1 3 gA

Io

n 2Q 2
4 3

4.

NUMERICAL INTEGRATION (3)


5. Jika nilai yi+1 yang diperoleh pada langkah ke 3 dan 4 masih mempunyai nilai yang jauh, maka ulangi langkah ke 3 dan ke 4 6. Setelah diperoleh nilai yang benar dari yi+1, mencari nilai dari yi+2 dimana bagian nya berjarak x dari yi+1 7. Ulani langkah tersebut sampai menemukan angka sesuai dengan y

Contoh
Sebuah saluran segi empat dengan debit aliran 3 m3/dt/m q = 2,5. kemiringan dasar saluran So = 0,001 dan n = 0,025. Cari profil permukaan air terjadi karena bendung. Kedalaman air sedikit di atas hulu bendung adalah 2,5 m. Gunakan integrasi numerik.

DIRECT STEP METHOD (1)

DIRECT STEP METHOD (2)

x =

E s 2 E s1 I0 If

Latihan Soal
1. Sebuah saluran segi empat 4 m dan lebar 2 m dalam, debit 6 m3/det. Tentukan kemiringan dasar saluran jika koefisien Manning adalah 0,02. 2. Air mengalir melalui pipa bulat diameter 3,0 m. Jika kemiringan dasar saluran adalah 0,0025, berapakah debit yang terjadi bila kedalaman aliran adalah 1,0 m. Koefisien Manning adalah 0,015.

SOAL
3. A rectangular channel of 5 m bottom width flows 20 m3/sec at 2.0 m normal depth. Manning coefficient, n = 0.025. Find the bed slope, critical depth, Froude number, and flow type. 4. A hydraulic jump occurs at 1.0 m initial depth in a rectangular channel of 3.0 m wide. If the next depth, y2 = 2.0 m, find the energy loss and flow discharge.

Latihan Soal Profil Muka Air


1. Sebuah saluran segi empat lebar 2,5 lebar m3/sec/m, kemiringan dasar saluran 0,001 dengan titik tertentu pada 2,75 m. Cari kedalaman air pada setiap interval jarak 200 m dari titik itu ke arah hulu. Gunakan metode integrasi numerik. Manning coef. = 0,015 2. Sebuah saluran trapesium dengan lebar 6,0 m tidur dan kemiringan 1:1 debit 9 debit m3/det. Keimiringan dasar saluran 0,0005 dan coef Manning. = 0,025. Kedalaman air pada titik paling hilir adalah 2,75 m. Cari profil muka air di hulu. Gunakan metode integrasi numerik.

EXERCISE-WATER LEVEL PROFILE


3. Sebuah saluran dengan kemiringan dasar saluran 0,001 dan koefisien Manning 0,025, mempunyai debit sebesar 4.0 m3/sec/m. Jika kedalaman air di hilir adalah 6 m, cari profil muka air di hulu. Gunakan metode langkah langsung

You might also like