You are on page 1of 22

MAKALAH EMBRIOLOGI HEWAN GASTRULA Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Embriologi Hewan Dosen pengampu Ibu

Endang

Disusun Oleh:
NURUL UMI JARIAH A 420 100 120

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb. Alhamdulillah segala puji syukur kami panjatkan Kehadirat Allah SWT karena dengan ramhat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah Gastrula dengan lancar dan baik. Makalah ini kami susun guna memenuhi tugas akhir mata kuliah Embriologi Hewan mengenai stadium gastrula. Dalam menyusun makalah ini, kami banyak mendapat petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada: 1. Allah SWT atas segala nikmat yang diberikan sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan lancar. 2. Ibu Endang selaku dosen pengampu mata kuliah Embriologi Hewan. Kami berharap makalah ini dapat berguna bagi semua pihak yang membutuhkan. Kami menyadari bahwa dalam menyusun laporan ini masih banyak kekurangan, terutama disebabkan oleh kemampuan kami dalam menyusun makalah yang masih sangat terbatas. Oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak kami harapkan guna kesempurnaan penyusunan makalah di masa mendatang. Akhirnya kami ucapkan terima kasih dan mohon maaf atas segala kekurangannya. Wassalamualaikum Wr. Wb.

Surakarta,

2013

Penulis

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Latar Belakang ...................................................................................... 1 BAB II : PEMBAHASAN................................................................................ 2 A. PENGERTIAN GASTRULA ............................................................... 2 B. HUBUNGAN GASTRULA DENGAN BADAN PRIMITIF ............. C. GERAK DALAM GASTRULASI ....................................................... D. GASTRULA PADA BEBERAPA HEWAN ....................................... 3 E. FASE FASE GASTRULA ................................................................. 6 F. GASTRULA PADA MANUSIA .......................................................... 6 BAB III : PENUTUP......................................................................................... 9 A. KESIMPULAN ...................................................................................... 9 DAFTAR FUSTAKA ........................................................................................ 10

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hampir semua mahluk hidup suatu generasi baru dimulai dari suatu telur yang telah difertilisasi (dibuahi), atau zigot yaitu suatu sel hasil penggabungan dari sel induk betina dan sel induk jantan, dimana masingmasing induk berperan dalam menentukan sifat-sifat individu baru yakni dalam hal ukuran, bentuk, perlengkapan fisiologis dan pola perilakunya. Pada proses perkembangan manusia melalui berbagai tahap yang dimulai dari gametogenesis pada masing-masing induk, dimana induk jantan mengalami spermatogenesis (proses pembentukan sperma), dan induk betina mengalami oogenesis (proses pembentukan ovum). Setelah terjadi fertilisasi (proses peleburan dua gamet sehingga terbentuk individu dengan sifat genetik yang berasal dari kedua induknya) maka akan terbentuk zigot. Zigot akan mulai membentuk suatu organisme yang multiseluler yang dilakukan dengan prosesproses pembelahan. Pembelahan awal yang terjadi disebut sebagai blastulasi, dimana sel yang merupakan hasil fertilisasi antara dua induk mengalami pembelahan menjadi 2, 4, 8, 16, 32, 64, 128, 256, dsb. Setelah beberapa kali mengalami pembelahan sinkron, embrio kemudian membentuk suatu bola yang disebut morulla. Setelah embrio menjalani tahap pembelahan dan pembentukan blastula, embrio akan masuk kedalam suatu tahapan yang paling kritis selama masa perkembangannya, yaitu stadium grastula. Grastulasi (proses pembentukan grastula) ditandai dengan perubahan susunan yang sangat besar dan sangat rapi dari sel-sel embrio. Grastulasi akan menghasilkan suatu embrio yang mempunyai tiga lapisan lembaga yaitu lapisan endoderm disebelah dalam, mesoderm disebelah tengah dan ektoderm disebelah luar. Dalam perkembangan selanjutnya, ketiga lapisan lembaga akan membentuk jaringan-jaringan khusus dan organ-organ tubuh, dimana proses ini disebut organogenesis. Organ pertama yang terbentuk adalah jantung.

Perkebangan embrio manusia sangatlah kompleks dimana pada awalnya hanya satu sel kemudian berkembang menjadi individu yang terdiri dari miliaran sel. Oleh karena itu, perlu suatu pembelajaran khusus mengenai perkembangan manusia

BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN GASTRULA Pengertian umum mengenai gastrula diartikan sebagai tingkat perkembangan dalam tekanan yang berbeda, menurut Haechel (1874), gastrula sebagai bentuk tingkatan embrional yang telah memiliki dua lapis benih primer, proses yang terjadi dalam pembentukan gastrula disebut gastrulasi. Dalam antogeni pembentukan tubuh hewan, gastrula dipandang sebagai titik awal multiselluler dalam pembentukan tubuh hewan. Menurut Lankester (1875) dan Hurbrecth (1906), titik berat dalam proses gastrulasi adalah terjadinya perubahan dari 1 (satu) lapis blastoderm pada blastula menjadi 2 (dua) lapis pada gastrula. Lebih lanjut Lankester berpendapat bahwa, proses delaminasi dalam gastrula yang biasa disebut dengan blastoporus yang menghubungkan gastrocoel dengan luar gastrula. Dalam pandangan tentang terjadinya proses gastrulasi antara Haeckel dan Lankester ada sedikit perbedaan, perbedaan ini disebabkan hewan yang diamati berbeda. Haeckel mengamati Amphioxus sebagai kelompok hewan Chordata rendah, Haeckel lebih menekankan pada proses invaginasi dan proses ini lebih cocok untuk Amphioxus. Sedang Lankester melakukan pengamatan pada hewan Chordata tinggi, proses yang terjadi disebut delaminasi. Pengertian blatoporus pada Coelenterata mempunyai kesamaan (sinonim) dengan mulut primitif, sedang pengertian blastoporus pada hewan Vertebrata sebagai lubang di posterior. Menurut Keibel (1901), gastrulasi merupakan proses pemasukan daerah entodermal, mesodermal dan notochordal kedalam tubuh embrio. Sedang menurut Nelsen (1953), gastrulasi merupaka proses dinamis dimana daerah calon pembentuk organ pada blastula mengalami perubahan susunan dan organisasi sesuai dengan pola pembentukkan tubuh dari masing-masing species. Dari berbagai pengertian tentang gastrula, gastrulasi, namun inti pokok dalam mempelajari gastrula dengan suatu pengertian bahwa

gastrulasi merupakan sebuah proses perubahan dari blastula menuju ke gastrula yang memiliki gastrocoel atau archenteron dan lubang blastoporus. Akhir dari proses gastrulasi diakhiri dengan terbentuknya gastrocoel (archenteron) dan telah terbentuknya sumbu embrio dengan ditandai embrio mulai memanjang.

B. HUBUNGAN GASTRULA DENGAN BADAN PRIMITIF Tubuh primitif embrio Vertebrata umunya berbentuk silindris yang terbagi dalam tiga bagian, anterior sebagai kepala, bagian tengan sebagai badan dan bagian posterior sebagai ekor, bagian atas sebagai dorsum dan bagian bawah sebagai ventrum, sedang bagian kiri dan kanan memiliki sifat bilateral simetri atau bagian-bagian yang sama. Suatu penampang bagian tengah ditemukan adanya 5 bumbung yang berasal dari calon pembentuk organ tubuh, antara lain: Blastula 1 Epidermal Gastrula Lapisan ekstodermal Pola tubuh primitif Selubung epidermal,

letak paling luar 2 Neuroektodermal Neural neuralis) 3 Entodermal Archenteron (gastrocoel) plate (lamina Bumbung (canalis neuralis) Calon sistem pencernaan (primitif gut) 4 Sepasang mesodermal Bumbung dikanan dorsalis 5 Notochordal (calon dorsalis) Chorda dorsalis mesodermal Sepasang kiri bumbung neuralis

Chorda mesoderm di kanan kiri Chorda dorsalis yang Chorda dorsalis batang,

Chorda- terletak di sumbu panjang berbentuk embrio di

antara terletak dibawah canalis neuralis diantara calon sistem pencernaan dan diantara kanan dan kiri mesoderm

mesoderm kanan kiri

C. GERAK DALAM GASTRULASI Gerakan yang terjadi dalam proses gastrulasi sering dinamakan gerakan morfogenesis, gerak morfogenesis merupakan gerak pergeseran tempat dari tempat satu ke tempat lain sehingga terbentuklah struktur gastrula, struktur gastrula. Struktur ini merupakan struktur baru yang akan membentuk tubuh hewan. Atas dasar lokasi gerakkan morfogenesis, dibedakan atas: Pertama, Epiboly yaitu semua gerakan yang terjadi dipermukaan gastrula, Kedua Emboly gerakan yang terjadi didalam gastrula. Dari pengertian bahasa epiboly dan emboly yang berarti terlempar, perbedaan yang mendasari adalah epiboly terlempar

dipermukaan, sedang emboly terlempar kedalam dengan jalan menyisip. Terjadinya gerakan dalam proses gastrulasi tidak lepas dari faktor fisik, kimia, fisiologi sampai saat ini faktor penyebab ini belum banyak diketahui secara pasti. Gerak morfogenesis dalam proses gastrulasi pada dasarnya dapat dibedakan atau dikelompok-kelompokkan menjadi: 1. Epiboly Merupakan gerakan yang terjadi pada permukaan gastrula. Gerak ini dapat dibedakan atas gerak menurut arah sumbu anterior posterior dan gerak menurut arah kiri dan kanan atau gerak ke samping. Termasuk kedalam gerak epiboly yaitu gerak perpindahan dan perluasan epidermal dan neuroektodermal. Pada gastrula yang pipih, gerak ke arah sumbu anterior-posterior dengan jelas dapat diketahui. Pada blastula yang bundar seperti pada Amphioxus dan katak, gerakan anterior posterior epidermal dan neuroektodermal menjadi gerakan keliling bola sehingga mengelilingi daerah lain yang berada dalam epidermal. Gerakan meluaske perifer pada gastrula disebut gerak divergensi. Perluasan blastoderm bagian perifer menyelubungi vitellus atau succus vitellinus.

2. Emboly Merupakan gerakan yang terjadi di dalam gastrula, gerakan ini meliputi proses pemasukan atau terpelanting masuk ke daerah notochordal, mesodermal, lamina prechordalis (praechordal plate) dan entodermal. Gerakan-gerakan emboly meliputi gerakan involusi dan convergensi, invaginasi, concrescence, proliferasi sel, poly invaginasi, inggresi, delaminasi dan ekstensi dan elongasi. a. Gerak involusi dan convergensi Sebagai gerakan perpindahan sel yang terpelanting masuk kedalam gastrula (involusi). Pada katak sel-sel bibir dorsalatau daerah notochordal yang semula dipermukaan dengan proses involusi masuk ke dalam. Pada gastrula ayam involusi terjadi pembentukan stiria primitiva. Sel-sel yang semula jauh dari bibir dorsal atau blastophorus mendekat ketepi bibir, gerakan mengumpul ini disebut convergensi. Begitu pula sel-sel yang semula jauh dari lateral stiria primitiva kemudian mendekat ke lamina mediana dari kanan ke kiri gerakan ini termasuk gerak convergensi. b. Invaginasi Suatu lapisan sel secara pasif tenggelam dan lapisan itu menjadi dasar dan dinding suatu rongga yang terjadi akibat penenggelaman lapisan tersebut. Sebagai contoh lapisan entodermal blastula pada Amphioxus yang tenggelam menjadi didinding gastrocoel atau lapisan tersebut mendesak blastocoel sendiri sehingga hilang. Invaginasi juga terjadi pada pembentukan primitive pit (fovea primitiva) pada gastrula ayam. c. Concrescence Sebagai gerakan sel-sel dari semua arah atau gerak simpang siur dengan arah berlawanan, gerak terjadi disekitar blastophorus. d. Proliferasi sel Adanya penambahan jumlah sel mengakibatkan desakan sel satu terhadap sel yang lain sehingga terjadi gerakan mendorong sel

satu terhadap kelompok sel lain. Bila tempat terbatas, maka terjadi lipatan. Profiferasi pada blastula Amphioxus menyebabkan proses gastrulasi, sedang pada katak proses ini tidak memberikan pengaruh. e. Poly invaginasi Sebagai gerakan kelompok sel yang masuk ke dalam blastocoel untuk membentuk hypoblas pada blastula burung, Reptilia dan Mamalia. f. Inggresi Sebagai gerakan terpisahnya sel atau kelompok sel dari suatu lapisan dan melakukan migrasi ke dalam blastocoel atau kedalam coelom. Gerakan semacam ini disebut inggresi. Contoh gerakan ini pada stria primitiva burung, reptilia dan mamalia. Mesoderm menyusup dan bergerak diantara epiblast dan hipoblast. Dalam pemakaian istilah inggresi sinonim dengan poly invaginasi. g. Delaminasi Gerakan terpisahnya sel dari kelompoknya atau terpisahnya sel dari sel tetangga membentuk bangunan yang jelas. Sebagai contoh: terpisahnya chorda dorsalis dengan mesoderm juga terpisahnya entoderm membentuk bangunan batang chorda dorsalis. h. Divergensi Sebagai bentuk gerakan meluas dari kelompok sel-sel, kejadian ini mesodermal setelah involusi kemudian menyebar atau meluas dibawah epidermal. Contoh pada blastoderm lateral dari blastula pipih pada blastula ayam. Divergensi dapat terjadi pada epiboly maupun pada emboly. i. Ekstensi dan elongasi Ekstensi sebagai gerakan meluas, sedang elongasi memanjang. Calon-calon pembentuk organ setelah berada di bawah lapisan epidermal. Gerakan ini sebagai tanda khas akhir dari stadium gastrula atau akhir dari proses gastrulasi. Embrio mulai tumbuh memanjang

chorda

dorsalis

mempunyai

potensi

otonom

untuk

tumbuh

memanjang.

D. GASTRULA PADA BEBERAPA HEWAN 1. Gastrulasi pada Amphioxus Gerakan epiboli pada Amphioxus berlangsung pada seluruh bakal ectoderm yaitu di sepanjang anterior-posterior tubuh. Proses epiboli ini berlangsung mengiringi proses membesar dan

melonjongnya embrio. Beberapa gerakan yang terjadi antara lain : a. Invaginasi terjadi pada daerah hypoblast yaitu di bagian median daerah yang berbatasan dengan sabit dorsal yaitu kearah blastocoel sampai bertemu dengan epiblast. Hypoblast mengalami

perpanjangan menurut poros embrio akibat adanya pertambahan jumlah sel. Daerah terjadinya invaginasi disebut juga blastopore yang memiliki 3 bibir yaitu bibir dorsal, ventral dan lateral. b. Involusi berlangsung pada bakal notochord dari sabit dorsal yang sesuai dengan gerakan hypoblast kearah anterior, sehingga notochord akan terletak didorso-median tepatnya persis di bawah ectoderm. c. Ekstensi berlangsung pada seluruh daerah bakal pembentuk alat sehingga keseluruhan embrio memanjang dan membesar. d. Konvergensi di daerah bakal mesoderm kearah dorso-median blastopore tepatnya di daerah bibir lateral. Pada akhirnya mesoderm akan berada di kedua sisi bakal notochord.yang terletak di bibir dorsal 2. Amphibi (Katak) Epiboli berlangsung pada ektoderem serentak dengan

terjadinya berbagai proses emboli, sehingga ektoderem selalu menyelimuti seluruh embrio. Sementara itu bakal ektoderem saraf meluas ke batas pada daerah dorso media embrio, sepanjang poros

anterior posterior berbentuk perisai , disebut keping neural atau keping saraf. Invaginasi hipoblas dicelah yang terbentuk pada awal proses. Setelah itu terletak di dorsal, disebut bibit dorsal blastopore. Bibir ventral terletak di sebelah berlawanan. Blastopore sendiri berbentuk bundar , ditutupi sebagian besar oleh yolk plug. Bakal pre-chorda menyertai invaginasi di daerah dorso median bibir dorsal, bergerak ke arah bakal anterior embrio. Diikuti oleh bakal notochord yang bergerak ke posterior ke arah bibir dorsal dengan lalu berinvaginasi di daerah dorso media mengikutkan pre-chorda. Notochord akan terletak di dorsal median persis di bawah bakal ektoderem saraf. Bakal mesoderm yang terletak dikedua sisi bakal notochord berkonvergensi ke bibir basal dorsal lalu berimvolusi ke celah antara ektoderm dan endoderm di kedua sisi embrio dan juga ke daerah ventral. 3. Aves (Ayam) Menurut Hansen (1879) gastrulasi ayan hampir sama dengan gastrulasi reptilia, hal ini disebabkan bentuk blastula sama. Tanda khas gastrula ayam adalah adanya pembentukan stria primitiva. Stria primitiva mulai terbentuk setelah 8 jam pengeraman. Pengecatan dengan haematoxilin, stria primitiva tampak jelas. Pada pengeraman 13 jam stria primitiva sebagai alur di linea mediaan yang terdiri atas alur primitiva (primitiv groove) dan disebelah kanan kirinya terdapat peninggian berjumlah sepasang disebut plica primitiva (primitiv fold). Dalam pengeraman 19 jam terjadi perkembangan baru, disebelah anterior stria primitiv terjadi invaginasi yang disebut fovea primitiva (primitiv pit) disebelah anterior primitiv pit terdapat suatu centrum dari massa mesodermal yang aktif berproliferasi sehingga daerah ini meninggi yang disebut dengan nodus hansen.

Spratt (1946), mengikuti gerakan morfogenesis pada proses gastrulasi ayam memberi tanda dengan partikel carbon, setelah diikuti perjalanan partikel carbon tersebut teryata bergerak ke arah posterio median. Convergensi mesodermal terjadi disebelah posterior lamina prechordalis, kemudian dilanjutkan involusi. Mesodermal bagian kanan masuk dan menyebar ke bagian kanan, sebaliknya bagian kiri juga menyebar ke bagian kiri. Dalam proses ini melibatkan 3 proses: convergensi, involusi dan devergensi. Mula-mula terjadi penebalan di daerah bakal median embrio di cauda. Penebalan itu disebut primitif streak(lempeng awal). Primitif streak memiliki bagian-bagian: 1. Primitif groove, berupa benda 2. Primitif fold, berupa lekukan ( disebut juga primitif ridge) 3. Primifif pit, lubang dibagian anterior 4. Primitif knot atau Hensens node, dianterior primitiv pit Primitif streak mula-mula terbentuk didaerah posterior area pelucida, tumbuh dari sel-sel epiblas yang bergerak ke arah median di posterior, lalu sel sel dalam primitiv streak itu memperbanyak diri. Hampir separuh daerah posterior area pelucida yang terdiri dari bakar pre-chorda, notochord dan mesoderm, berkonvergensi ke primitif streak lalu berinvolusi antara hipoblas dan epiblas. Daerah Hensens node tempat invaginasi bakal pre-corda dan notochord. Bagian lain primitif streak di posterior Hensens node sebagai gerbang lewat sel mesoderm. Bakal mesoderm yang terletak diseparuh posterior epiblas daerah area pelucida berpindah ke posterior, berkonvergensi dari kedua sisi ke garis median. Dari primitiv streak sel-sel epiblas bakal mesoderm itu berinvolusi, bergerak ke antara epiblas dan hipoblas. Ini menyebar ke lateral dan anterior, di kedua sisi garis median, berdivergensi membentuk lapisan mesoderm yang luas. Sementara itu, sel-sel ecoderm saraf berkonvergensi ke median lalu berepiboli sejak

Hensens node ke anterior sepamjamg garis median membentuk keping neural (neural plate). Ketika primitif streak bergerak terus ke anterior ia mendekati bakal pre-chorda notochord. Prechorda dan notochord berinvaginasi membentuk primitif pit. Sel-sel pre-chorda, diiringi sel-sel notochord dari sabit notochord, sejak dari primitif pit berkonvergensi ke primitif groove, berinvolusi lalu berextensi ke depan sepanjang garis median antara garis median dengan endoderm saraf. Pada primitiv pit terjadi invaginasi, begitu pula lamina prechordalis dibagian batas posterior dengan primitiv pit juga mengalami invaginasi, kemudian semua bagian lamina prechordalis mengalami involusi menyusup dibawah epiblast bergerak ke anterior. Notochordal mengikuti involusi lamina prechordalis dan bergerak ke anterior dibelakang lamina prechordalis, involusi kedua calon itu menghasilkan masa mesodermal disebelah anterior primitiv pit yang aktif berproliferasi disebut Nodus Hansen. Dari nodus hansen ke anterior akan menjadi embrio, sedang primitiv pit ke posterior termasuk stria primitiva akan mendesak lebih ke posterior dan akhirnya menghilang. Primitif streak yang lengkap terbentuk ketika embrio berumur 18 jam eram. Area pellucida dari bentuk bundar akhirnya jadi lonjong. Proses epiboli berlangsung bagi ektoderm, sampai melingkup ke daerah yolk. Ektoderm saraf pun memanjang ke anterior, jadi berbentuk pita disebut keping neura. Grastulasi selesai seitar 22 jam eram. Pada saat itu seluruh daerah bakal pembentuk alat sudah tersusun di daerah masing-masing. Primitif streak sebanding dengan perkembangan daerah bakal pembentuk alat, mengalami penyusutan secara berangsur dan bergerak ke arah cauda embrio. Sisanya membentuk bagian caudal. Struktur embrio ayam pada akhir gastrula dari anterior ke posterior sebagai berikut:

1. Di daerah permukaan Head fold (lipat kepala) Head process (penebalan kepala) Lamina neuralis (terlihat masih sempit) Nodus hansen Primitiv pit (fovea primitiva) Stria primitiva

2. Di daerah sebelah dalam Lamina prechordalis Chorda dorsalis Massa mesoderm nodus hansen Mesoderm somit dan mesoderm lateral Entodermal Gastrocoel

4.

Mamalia (Babi) Bagian inner mass cell blastocyts mamalia memiliki dua bentuk yang tertutup oleh trophoblast sebagai lapisan Rauber dan tidak tertutup oleh trophoblast. Blastocyst kera dan manusia memiliki lapisan Rauber, sedang blastocyst kelinci, kucing dan babi tidak memiliki lapisan Raube. Adanya perbedaan ini, gastrulasi pada kedua kelompok tersebut juga berbeda salah satu aspek pada gastrulasi mamalia adalah pembentukan rongga amnion. Pembentukan rongga amnion diawali pembentukan celah diantara trophoblast denganinner mass cell, kedalam celah tersebut inner mass cell mensekresikan suatu substansi cair sehingga rongga makin membesar. Cara menentukan rongga demikian disebut cavitatio atau archicamnion. Di dasar rongga, amnion terdapat embrionic shiedl yang kelak berkembang menjadi tubuh embrio. Aspek kedua dalam gastrulasi mamalia adalah

terbentuknya stria primitiva, perkembangannya serupa pada ayam baik pada blastula, maupun struktur akhir gastrula. Proses gastrulasi berawal dari pembentukan primitive streak yang berasal dari kovergensi epiblast. Sel-sel di epiblast

memperbanyak diri dengan cepat sehingga terjadilah penebalan yang kemudian membentuk Hensens node. Primitive streak kemudian memanjang dengan terus menumbuhkan sel-sel baru. Dari anterior Hensens node sel-sel ectoderm saraf berkonvergensi ke garis median kemudian berepiboli ke arah anterior membentuk keping neural. Di posterior Hensens node melakukan invaginasi sehingga terbentuklah primitive pit. Sel-sel bakal pre-chorda dan notochord berinvolusi dan berdelaminasi serta berextensi dari primitive pit ke arah anterior sepanjang garis median tepat di bawah keping saraf. Sehingga preschorda yang awalnya terletak di posterior akhirnya terletak di anterior notochord. Pre-chorda merupakan bahan daerah caput ( kepala) embrio yang pertumbuhannya diatur oleh host organizer bagian depan notochord. Bagian belakang notochord disebut trunk organizer yang akan mengatur petumbuhan daerah badan ( truncus). Hypoblast akan menjadi endoderm seperti halnya pada ayam dan akan bertemu dengan bagian posterior Hensens node.Sel-sel bakal mesoderm membentuk semacam sayap dengan berdelaminasi

keanterior yaitu di antara hypoblast dan epiblast di sepanjang kedua sisi notochord. Pada sel-sel mesoderm, sebagian berpindah keposterior dan sebagian kearah lateral sehingga terbentuk 2 daerah mesoderm yaitu : a. Mesoderm embrional b. Mesoderm extra-embrional. Mesoderm embryonal akan menumbuhkan mesoderm embrio sedangkan mesoderm extra-embrional akan menumbuhkan dan membina selaput embrio, amnion, kantong yolk, allantois, chorion. Pada manusia jaringan mesoderm extra-embrional. Tumbuh dari

tropoblast yang merupakan lapisan kedua dari lapisan tropoblast tersebut. Dengan kata lain tidak terbentuk dari primitive streak sperti pada babi. Jaringan extra-embrionik ini menyelaputi tropoblast sebelah dalam dan kantung-kantung selaput embrio sebelah luar. Primitive streak dapat pula disamakan dengan blastopore yang tertutup. Sedangkan Hensens node dapat pula diibaratkan dengan bibir dorsal blastopore yang menumbuhkan pre-chorda dan notochord. Dan bibir ventral dan lateral yang menumbuhkan endoderm dan mesoderm dapat diibaratkan sebagai badan primitive streak yang ada di belakang Hensens node. E. FASE GASTRULA Saat blastula terus mengalami pembelahan dan pertambahan jumlah sel, kutub animal akan berusaha membungkus kutub vegetal dengan bergerak dan melakukan invaginasi, yang sering disebut sebagai proses gastrulasi. Gastrulasi ini berlangsung dengan urutan kronologis sebagai berikut: 1. Pembentukan blastopore (saluran invaginasi) 2. Pembentukan lapisan ektoderm, mesoderm, dan endoderm. 3. Selanjutnya sel bermigrasi dan berkohesi dengan bantuan senyawa cadherin dan integrin F. GASTRULA PADA MANUSIA Setelah embrio menjalani tahap pembelahan dan tahap blastula, embrio akan masuk kedalam tahapan yang paling kritis selama tahap perkembangannya, yaitu stadium grastula. Grastulasi ditandai dengan terjadinya perubahan susunan yang sangat besar serta sangat rapi dari selsel didalam embrio. Salah satu perubahan utama dalam yang terjadi selama masa grastulasi adalah bahwa sel-sel memperoleh dan mencapai suatu kemampuan untuk melakukan gerakan morfogentik, sehingga terjadi reorganisasi seluruh atau sebagian didaerah kecil didialam embrio. Gastrulasi adalah proses perkembangan embrio, di mana sel bakal organ

yang telah terbentuk pada stadium blastula mengalami perkembangan lebih lanjut. Proses perkembangan sel bakal organ ada dua, yaitu epiboli dan emboli. Epiboli adalah proses pertumbuhan sel yang bergerak ke arah depan, belakang, dan ke samping dari sumbu embrio dan akan membentuk epidermal, sedangkan emboli adalah proses pertumbuhan sel yang bergerak ke arah dalam terutama di ujung sumbu embrio. Stadium gastrula ini merupakan proses pembentukan ketiga daun kecambah yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm. Pada proses gastrula ini terjadi perpindahan ektoderm, mesoderm, endoderm, dan notochord menuju tempat yang definitif. Pada periode ini erat hubungannya dengan proses pembentukan susunan syaraf. Gastrulasi berakhir pada saat kuning telur telah tertutupi oleh lapisan sel. Beberapa jaringan mesoderm yang berada di sepanjang kedua sisi notochord disusun menjadi segmen segmen yang disebut somit yaitu ruas yang terdapat pada embrio.

Grastulasi pada manusia terjadi pada blastokista yang terdiri atas tropoblast dan masa sel dalam yang merupakan bakal tumbuh embrio. Pemisahan pertama dari sel-sel pada masa sel dalam adalah untuk

pembentukan hipoblast, yang membatasi rongga blastula dan yang akan mejadi endoderm kantung yolk. Sisa dari masa sel dalam yang terletak diatas hipoblast terbentu suatu keping, yang disebut keping embrio. Epiblast memisahkan diri, dengan membentuk suatu rongga yang disebut amnion, dari epiblast yang mengandung semua bahan untuk pembentukan tubuhnya, jadi identik dengan epiblast pada burung.Sambil epiblast mengalami grastulasi. Sel-sel ekstra embrio mulai membentuk jaringan khusus agar embrio dapat hidup dalam uterus induk. Sel-sel tropoblast membentuk suatu populasi sel dan membentuk sinsistropoblast.

Sinsitropoblast memasuki permukaan uterus sehingg uterus tertanam dalam uterus. Uterus sebaliknya membentuk banyak pembuluh darah yang berhubungan dengan sinsitropoblast. Tidak lama sesudah ini, mesoderm meluas keluar embrio. Pembuluh ini merupakan pembuluh darah dari tali puasat dan berda pada tangkai penyokong. Jaringan tropoblast dengan mesoderm yang

mengandung pembuluh darah dari tali pusat berada pada tangki penyokong. Jaringan tropoblast dengan mesoderm yang mengandung pembuluh darah disebut korion dengan dinding uterus membetuk plasenta. Korion dapat berlekatan sekali dengan jaringan maternal, tetapi masih dapat berdekatan sekali atau dapat berdekatan sangat erat sehingga kedua jaringan tidak dapat dipisahkan tanpa merusak jaringan induk manpun fetus

Gasrulasi embrio Manusia.Massa sel-sel dalam berhadapan dengan balstocoel pada pembentukan embryonic knob

BAB II PENUTUP A. KESIMPULAN Gastrulasi merupakan sebuah proses perubahan dari blastula menuju gastrula yang memiliki gastrocoel atau archenteron dan lubang blastoporus. Akhir dari proses gastrulasi diakhiri dengan terbentuknya gastrocoel dan telah terbentuknya sumbu embrio dengan ditandai embrio mulai memanjang. Pada stadium gastrulasi terdapat gerak yang dinamakan gerak morfogenesis, yang merupakan gerak pergeseran tempat dari tempat satu ke tempat lain sehingga terbentuknya struktur gastrula, struktur ini merupakan tubuh hewan. Gerak morfogenesis dibedakan menjadi dua berdasarkan lokasi yaitu Epiboly dan Emboly. Stadium gastrulasi terjadi pada berbagai hewan. Gerakan epiboli pada Amphioxus berlangsung pada seluruh bakal ectoderm yaitu di sepanjang anterior-posterior tubuh. sedangkan pada katak Epiboli berlangsung pada ektoderem serentak dengan terjadinya berbagai proses emboli, sehingga ektoderem selalu menyelimuti seluruh embrio. . Tanda khas gastrula ayam adalah adanya pembentukan stria primitiva. Stria primitiva mulai terbentuk setelah 8 jam pengeraman. Aspek pada gastrulasi mamalia adalah pembentukan rongga amnion. Setelah selesai proses gastrulasi, daerah-daerah yang dulu disangka sebagai calon pembentuk organ pada blastula sekarang menjadi terorganisir disepanjang tumbuh embrio.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.news-medical.net/health/Formation-of-Gastrula(Indonesian).aspx/29/01/2012 http://www.scribd.com/29/01/2012 http://www.biologihamzanwadiselong.blogspot.com/29/01/2012

You might also like