You are on page 1of 30

Siklus Litik dalam virologi merupakan salah satu siklus reproduksi virus selain siklus lisogenik.

Siklus litik dan lisogenik merupakan siklus yang dapat berganti-ganti dan bukan sepenuhnya siklus yang terpisah antara keduanya. Siklus litik mempunyai tiga tahap yaitu Adsorbsi & Penetrasi, Replikasi dan Lisis Setiap siklus litik dalam prosesnya membutuhkan waktu dari 10-60 menit

[sunting] Tahapan Siklus


[sunting] Tahap Adsorbsi & Penetrasi
Tahap Adsorbsi yaitu penempelan virus pada inang. Virus mempunyai daerah reseptor spesifik untuk menempel pada inang yang spesifik pula. Setelah menempel, virus kemudian akan melubangi membran dari sel inang tersebut dengan melubanginya dengan enzim lisosom. Setelah berlubang virus akan menyuntikkan DNA virusnya kedalam sitoplasma sel inang.

[sunting] Tahap Replikasi


Setelah disuntikkan kedalam sel inang, DNA dari virus tersebut akan menonaktifkan DNA sel inangnya dan kemudian mengambil alih kerja sel tersebut, lalu menggunakan sel tersebut untuk memperoleh energi untuk proses reproduksi. DNA dari virus tersebut akan menjadikan sel tersebut sebuah "pabrik" virus, DNA tersebut mengarahkan virus untuk menghasilkan protein dan mereplikasi DNA virus untuk dimasukkan ke dalam virus baru yang sedang dibuat. Molekul-molekul protein tersebut kemudian diselubungi oleh kapsid, kapsid tersebut dibuat dari protein sel inang dan berfungsi untuk memberi bentuk tubuh virus.

[sunting] Tahap Lisis


Tahap lisis terjadi ketika virus-virus yang dibuat dalam sel telah matang. Ratusan virusvirus kemudian akan berkumpul pada membran sel dan menyuntikkan enzim lisosom yang menghancurkan membran sel dan menyediakan jalan keluar untuk virus-virus baru. Sel yang membrannya hancur itu akhirnya akan mati dan virus-virus yang bebas akan menginvasi sel-sel lain dan siklus akan berulang kembali.

Replikasi
Agar suatu virus dapat memperbanyak diri, virus tersebut harus menginfeksi sel hidup. Sel yang dapat diinfeksi oleh suatu virus terbatas hanya pada hewan tertentu dan tipe sel tertentu, yang memungkinkan virus tersebut berkembang biak. Virus harus membuat

protein dengan 3 set fungsi.- memastikan proses replikasi genomnya terjadi mengemas genom ke dalam partikel virus mengubah metabolisme sel yang terinfeksi sehingga sel tersebut memproduksi virus.

Gambar ini sebenarnya menunjukkan replikasi retrovirus, HIV-1. Langkah-langkah utamanya berlaku umum untuk semua virus walaupun detail persisnya dapat bervariasi untuk virus yang berbeda. Fase inisiasi:

Virus menempel pada membran sel (attachment) Virus masuk ke dalam sel (penetration) Selubung virus terbuka (uncoating)

Materi genetik virus dimasukkan ke dalam sel, seringkali disertai dengan kofaktor esensial protein virus. Fase replikasi:

Sintesis DNA

Sintesis RNA Sintesis protein

Ukuran genom, komposisi dan susunan virus sangat bervariasi (lihat klasifikasi Baltimore di atas). Untuk beberapa virus, enzim-enzim sel inang yang mereplikasi genom virus, dibantu oleh protein virus, misalnya pada parvovirus. Pada kebanyakan virus, berlaku sebaliknya, protein viruslah yang melakukan replikasi genom walaupun untuk aktivitas ini mereka menggunakan protein sel inangnya. Fase pelepasan (release):

Perakitan virus (assembly) Pendewasaan virus (maturation) Keluarnya virus dari sel (exit from cell)

Untuk semua virus, tahap ketiga dan terakhir ini dilakukan oleh protein virus, walaupun protein sel inang dan faktor-faktor lainnya mungkin masih melekat pada partikel virus. Rasio partikel/infektivitas picornavirus sangat rendah, yakni 0.1%, yaitu hanya 1 di antara 1000 partikel virus yang dapat menginfeksi. Suatu virus dapat cacat karena banyak fac=ktor tetapi hal ini menyulitkan penelitian mengenai replikasinya. Virus

Yang dibahas pada topik ini: Apa itu virus Bagaimana sifat-sifat virus Komponen virus Mekanisme replikasi pada virus Metoda pengembangbiakan virus Tipe-tipe biakan virus yang dipakai saat ini Peran virus sebagai teratogenic agent

Sekilas tentang HIV Mekanisme HIV merusak sistem imun

Apa itu virus?, bagaimana sifatnya? Virus adalah agent penyebab penyakit Bersifat obligat parasit pada inangnya Virus bukan merupakan suatu sel Menunjukkan sifat-sifat hidup bila berinteraksi dengan inangnya Virus hanya dapat mereplikasi diri bila sedang menginfeksi inangnya Ukurannya sangat kecil (jauh lebih kecil daripada bakteri Umumnya tidak dapat dibunuh dengan antibiotik Materi genetiknya berupa DNA atau RNA (tidak pernah keduanya) Komponen virus Komponen utama virus: Asam nukleat (materi genetik) Protein mantel yang disebut caspid Membran bilayer yang disebut Envelope Asam Nukleat Materi genetik dapat berupa DNA atau RNA Dapat berupa untai ganda (double stranded) atau untai tunggal (single stranded) Linier atau sirkular, kadang bersegmen Caspid Merupakan komponen pembungkus materi genetik Berfungsi sebagai pelindung materi genetik dan memberi bentuk pada virus Caspid juga berfungsi sebagai perantara melekatnya virus pada inangnya Terdiri atas satu atau lebih protein spesifik virus Envelope Merupakan struktur yang terdapat diluar caspid Terdiri dari mambran bilayer Struktur ini mudah rusak akibat temperatur tinggi, pH dibawah 6 atau diatas 8, perlakuan dengan pelarut lemak atau senyawa kimia Terdapat protein spesifik yang mampu berikatan dengan protein yang terdapat pada permukaan sel inangnya Catatan: Tidak semua virus punya envelope (gambar) Host range dan host specificity Host Range Jenis organisme yang dapat diinfeksi oleh suatu jenis virus

Host range ini dapat luas atau sempit Contoh virus dengan host range sempit adalah Virus penyebab polio (hanya menyebabkan penyakit pada manusia) Contoh virus dengan host range luas: virus penyebab rabies Host specificity Jenis sel spesifik yang dapat diinfeksi oleh virus Contoh1 Virus Wart yang hanya menginfeksi sel kulit Contoh 2 Megalovirus dapat menginfeksi kelenjar ludah, saluran pencernaan, paru-paru, hati, dan organ lain Host specificity ditentukan oleh kemampuan virus menempel pada sel inangnya Juga ditentukan oleh adanya enzim pada sel iangnya yang diperlukan oleh virus untuk proses replikasinya Tahapan proses replikasi pada virus Ada 5 tahapan yang dilalui oleh virus secara umum dalam proses replikasinya: Adsorpsi Penetrasi Sintesa komponen virus Proses pematangan Pelepasan atau release Proses replikasi virus T4 (Bakteriophage Merupakan agent parasit obligate pada E. coli Materi genetiknya double stranded DNA Ditemukan pertama kali oleh Frederic Twort pada tahun 1915 Bagian-bagian tubuhnya terdiri dari Kepala, leher, dan ekor Adsorption virus T4 pada E. coli Mula-mula virus menempelkan bagian ekor pada permukaan sel inang (E. coli) Perlekatan ini terjadi pada reseptor spesifik pada permukaan sel inang Reseptor ini merupakan protein spesifik yang dikenal oleh protein virus untuk menempel Bagian virus yang mengenal protein sel inang disebut recognition factor Penetration virus T4 pada E. coli Virus melepas enzim lyzozime untuk melemahkan dinding sel bakteri Bagian ekor phaga akan menginjeksikan materi genetik DNA ke dalam sel host DNA masuk ke dalam sel host Komponen lain, seperti kepala, leher, dan sebagian bagian ekor tetap berada di luar sel host Sintesis virus T4 pada E. coli

DNA virus mengontrol sintesa dalam sel host DNA virus ditranskripsi dan protein kaspid virus dan enzyme lainnya mulai disintesa Beberapa enzyme yang dihasilkan berperan dalam replikasi DNA phaga Semua proses ini memakai energi yang dihasilkan oleh sel inang/host Pematangan virus T4 pada E. coli Bagian kepala diasembling dari protein kaspid Bagian DNA dibungkus oleh bagian kepala Bila bagian kepala sudah cukup membawa materi genetik virus, maka aktivitas enzim endonuklease akan memotong kelebihan DNA yang tidak ikut terbungkus Bagian lain, seperti bagian basal, leher, dan sheath mulai diasembling pada bagian kepala Bagian serat ekor akan ditambahkan pada tahap akhir dari proses pematangan ini. Release virus T4 dari sel E. coli Virus menghasilkan enzim yang dapat mengubah struktur membran sel bakteri Ini akan mempermudah virus untuk melewati membran Hal ini akan diikuti oleh aktivitas lyzozime phaga yang melisis dinding sel bakteri Virus keluar sel bakteri dan siap menginfeksi sel bakteri lain Jalur ini disebut dengan jalur litik Interval waktu yang dibutuhkan (burst time) berkisar antara 20-40 menit Jumlah virus baru (burst time): 50 -200 phaga Membiakkan virus yang berasal dari hewan Awalnya terjadi kesulitan dalam membiakkan virus, karena parasit obligate Kemudian ditemukan media telur ayam sebagai media yang dapat dipakai dalam membiakkan virus (Herpes virus, poxviruses, dan virus penyebab influenza Masalah yang sering muncul dengan metoda ini adalah kontaminasi oleh bakteri dan protein telur yang dapat mengganggu pertumbuhan virus Masalah tersebut dapat diatasi dengan: Aplikasi antibiotika Aplikasi enzim proteolitik Biakan ini merupakan biakan monolayer matrix Tipe-tipe kultur sel yang dipakai Kultur sel primer Strain-strain fibroblas yang diploid Continuous cell line Kultur sel Primer Kultur ini langsung diambil dari sel-sel hewan yang tidak disubkultur Biasanya diambil dari hewan muda/sel muda

Diambil dari sel otot dan sel epitelium Dapat dipakai untuk menumbuhkan beberapa jenis virus Strain-strain fibroblas yang diploid Merupakan kultur yang paling banyak dipakai secara in vitro Sel-sel fibroblas diambil dari jaringan bayi Sel-sel ini mempunyai kemampuan membelah dengan laju tinggi dan berulang Dapat dipakai untuk menumbuhkan berbagai jenis virus Banyak dipakai dalam produksi vaksin, karena bebas kontaminasi. Sel-sel dapat berpropagasi secara terus menerus tanpa batas Biasanya diambil dari sel-sel tumor/kanker Contoh yang paling terkenal: HeLa Line Diambil dari sel tumor seorang wanita penderita kanker cervic Dipelihara dari tahun 1951 sampai sekarang Kelemahan kultur ini mudah terkonta-minasi oleh kelompok Cell Line kontaminan Virus dan Teratogen Teratogen: zat atau agent yang dapat menyebabkan terjadinya cacat bayi dalam kandungan Beberapa jenis virus diketahui dapat berperan sebagai teratogen, dan dapat masuk ke dalam kandungan melalui placenta Tiga jenis virus yang diketahui sebagai teratogen CMV (Cito Megalo Viruses) Herpes Symplex tipe I dan II Rubella viruses Saat ini, ditemukan 1% kelahiran terinfeksi CMV, menyebabkan infeksi pada saraf dan kemunduran mental, beberapa korban juga mengalami kelainan fungsi hati dan pembesaran limfa. Infeksi virus herpes biasanya terjadi sesaat setelah bayi lahir Kerusakan yang ditimbulkan: Kerusakan permanen pada mata dan sistem saraf pusat Rubella Infeksi terjadi pada 3 bulan pertama usia kehamilan Dapat menyebabkan ketulian, kerusakan organ peraba, kemunduran mental, kelainan pada hati dan sistem peredaran

Virus
PENDAHULUAN Pada tahun 1889 Frederich Loeffer dan Frosch menemukan bukti bahwa penyebab penyakit kuku dan mulut pada hewan ternak adalah partikel penginfeksi yang berukuran

lebih kecil dibandingkan bakteri. Sejak itu diketahui bahwa virus merupakan bentuk pertengahan antara organisme hidup dan tidak hidup. Virus yang berada di luar tubuh inang mengalami penurunan proses metabolisme, hal inilah yang menyebabkan virus dikatakan partikel tidak hidup. Kehidupan virus sangat bergantung pada keberadaan sel inang, karena untuk bereproduksi dilakukan dengan cara menginfeksi sel inang. STRUKTUR Sebuah partikel virus dikenal dengan nama virion. bagian luar dari tubuh virus dibungkus oleh selubung protein yang dikenal dengan nama Kapsid. kapsid mengandung materi genetik berupa asam nukleat DNA atau RNA yang memiliki kemampuan membentuk kode-kode genetik untuk sintesis elemen-elemen tubuh virus. Struktur tubuh virus bakteriofage seperti terlihat pada gambar dibawah ini!

REPRODUKSI Virus menyerang sel inang dengan cara menyuntikkan materi genetiknya ke dalam sel inang. Sel yang terinfeksi memproduksi protein virus dan materi genetiknya lebih banyak dibandingkan protein tubuhnya sendiri. Ada beberapa tahap dari siklus hidup virus. Tahap pertama disebut adsorbsi, ditandai dengan melekatnya virus pada dinding sel iangnya. Tahap kedua disebut penetrasi, materi genetik virus disuntukkan kedalam sel inangnya. Tahap ke tiga sintesis, merupakan tahap melipatgandakan komponenkomponen tubuh virus. Tahap ke empat maturasi atau perakitan, berupa penyusunan tubuh-virus menjadi satu kesatuan yang utuh. tahap terakhir adalah lisis. Partikel virus yang baru terbentuk memecah sel inang, dan siap menginfeksi sel inang berikutnya. mekanisme reproduksi virus seperti di atas disebut daur litik.

Beberapa jenis virus bisa dalam keadaan dorman di dalam tubuh sel inangnya sampai jangka waktu tertentu, tidak menyebabkan kerusakan, dan menjadi bagian dari sel inang. Fase reproduksi sel seperti di atas disebut daur lisogenik. tapi jika ada penstimulus keadaan dorman tersebut, maka virus akan aktif, dan kembali melakukan daur litik dengan cara sintesis atau penggandaan materi genetik, merakit komponen-komponen tubuh virus, menghancurkan sel inang dan siap menginfeksi sel inang berikutnya.

Virus menyebabkan penyakit pada sel eukariot. Beberapa penyakit pada manusia yang disebabkan virus diantaranya cacar, influensa, herpes, polio, ebola, demam, dan AIDS. bahkan beberapa jenis kanker disebabkan oleh virus Di sisi lain, karena virus memiliki kemampuan mentransfer materi genetik dari satu species ke species lain, makavirus banyak dimanfaatkan para ahli untuk kegiatan rekayasa genetika. Virus dapat bergabung dengan beberapa materi genetik dari sel inangnya, kemudian bereplikasi, selanjutnya mentransfer informasi genetik ke sel inang berikutnya. peristiwa tersebut dikenal dengan istilah transduksi

Catatan lain dari virus


Menurut para ahli biologi, virus merupakan organisme peralihan antara makhluk hidup dan benda mati. Dikatakan peralihan karena virus mempunyai ciri-ciri makhluk hidup, misalnya mempunyai DNA (asam deoksiribonukleat) dan dapat berkembang biak pada sel hidup. Memiliki ciri-ciri benda mati seperti tidak memiliki protoplasma dan dapat

dikristalkan. Para penemu virus antara lain D. Iwanoski (1892) pada tanaman tembakau, dilanjutkan M. Beijerinck (1898), Loffern dan Frooch (1897) menemukan dan memisahkan virus penyebab penyakit mulut dan kaki (food and mouth diseases), Reed (1900) berhasil menemukan virus penyebab kuning (yellow fever), Twort dan Herelle (1917) penemu Bakteriofage, Wendell M. Stanley (1935) berhasil mengkristalkan virus mosaik pada tembakau. Pengetahuan tentang virus terus berkembang sampai lahir ilmu cabang biologi yang mempelajari virus disebut virology. 1. Ciri-ciri Virus Berukuran ultra mikroskopis Parasit sejati/parasit obligat Berbentuk oval, bulat, batang, huruf T, kumparan Kapsid tersusun dari protein yang berisi DNA saja atau RNA Dapat dikristalkan Aktivitasnya harus di sel makhluk hidup 2. Struktur Virus Untuk mengetahui struktur virus secara umum kita gunakan bakteriofage (virus T), strukturnya terdiri dari: a. Kepala Kepala virus berisi DNA dan bagian luarnya diselubungi kapsid. Satu unit protein yang menyusun kapsid disebut kapsomer. b. Kapsid Kapsid adalah selubung yang berupa protein. Kapsid terdiri atas kapsomer. Kapsid juga dapat terdiri atas protein monomer yang yang terdiri dari rantai polipeptida. Fungsi kapsid untuk memberi bentuk virus sekaligus sebagai pelindung virus dari kondisi lingkungan yang merugikan virus. c. Isi tubuh Bagian isi tersusun atas asam inti, yakni DNA saja atau RNA saja. Bagian isi disebut sebagai virion. DNA atau RNA merupakan materi genetik yang berisi kode-kode pembawa sifat virus. Berdasarkan isi yang dikandungnya, virus dapat dibedakan menjadi virus DNA (virus T, virus cacar) dan virus RNA (virus influenza, HIV, H5N1). Selain itu di dalam isi virus terdapat beberapa enzim. d. Ekor Ekor virus merupakan alat untuk menempel pada inangnya. Ekor virus terdiri atas tubus bersumbat yang dilengkapi benang atau serabut. Virus yang menginfeksi sel eukariotik tidak mempunyai ekor. 3. Reproduksi Virus Cara reproduksi virus dikenal sebagai proliferasi yang terdiri dari: a. Daur litik (litic cycle)

1. Fase Adsorbsi (fase penempelan) Ditandai dengan melekatnya ekor virus pada sel bakteri. Setelah menempel virus mengeluarkan enzim lisoenzim (enzim penghancur) sehingga terbentuk lubang pada dinding bakteri untuk memasukkan asam inti virus. 2. Fase Injeksi (memasukkan asam inti) Setelah terbentuk lubang pada sel bakteri maka virus akan memasukkan asam inti (DNA) ke dalam tubuh sel bakteri. Jadi kapsid virus tetap berada di luar sel bakteri dan berfungsi lagi. 3. Fase Sintesis (pembentukan) DNA virus akan mempengaruhi DNA bakteri untuk mereplikasi bagian-bagian virus, sehingga terbentuklah bagian-bagian virus. Di dalam sel bakteri yang tidak berdaya itu disintesis virus dan protein yang dijadikan sebagai kapsid virus, dalam kendali DNA virus. 4. Fase Asemblin (perakitan) Bagian-bagian virus yang telah terbentuk, oleh bakteri akan dirakit menjadi virus sempurna. Jumlah virus yang terbentuk sekitar 100-200 buah dalam satu daur litik. 5. Fase Litik (pemecahan sel inang) Ketika perakitan selesai, maka virus akan menghancurkan dinding sel bakteri dengan enzim lisoenzim, akhirnya virus akan mencari inang baru. b. Daur lisogenik (lisogenic cycle) 1. Fase Penggabungan Dalam menyisip ke DNA bakteri DNA virus harus memutus DNA bakteri, kemudian DNA virus menyisip di antara benang DNA bakteri yang terputus tersebut. Dengan kata lain, di dalam DNA bakteri terkandung materi genetik virus. 2. Fase Pembelahan Setelah menyisip DNA virus tidak aktif disebut profag. Kemudian DNA bakteri mereplikasi untuk melakukan pembelahan. 3. Fase Sintesis DNA virus melakukan sintesis untuk membentuk bagian-bagian viirus 4. Fase Perakitan Setelah virus membentuk bagian-bagian virus, dan kemudian DNA masuk ke dalam akan membentuk virus baru 5. Fase Litik Setelah perakitan selesai terjadilah lisis sel bakteri. Virus yang terlepas dari inang akan mencari inang baru

4. Klasifikasi Virus Menurut klasifikasi Bergey, virus termasuk ke dalam divisio Protophyta, kelas Mikrotatobiotes dan ordo Virales (Virus). Pada tahun 1976 ICTV (International Commite on Taxonomy of Virus) mempublikasikan bahwa virus diklasifikasikan struktur dan komposisi tubuh, yakni berdasarkan kandungan asam. Pada dasarnya virus dibedakan atas dua golongan yaitu virus DNA dan virus RNA. a. Virus DNA mempunyai beberapa famili: 1. Famili Parvoviridae seperti genus Parvovirus 2. Famili Papovaviridae seperti genus Aviadenovirus 3. Famili Adenoviridae seperti genus Mastadenovirus 4. Famili Herpesviridae seperti genus Herpesvirus 5. Famili Iridoviridae seperti genus Iridovirus 6. Famili Poxviridae seperti genus Orthopoxvirus b. Virus RNA mempunyai beberapa famili: 1. Famili Picornaviridae seperti genus Enterivirus 2. Famili Reoviridae seperti genus Reovirus 3. Famili Togaviridae seperti genus Alphavirus 4. Famili Paramyvoviridae seperti genus Pneumovirus 5. Famili Orthomyxoviridae seperti genus Influensavirus 6. Famili Retroviridae seperti genus Leukovirus 7. Famili Rhabdoviridae seperti genus Lyssavirus 8. Famili Arenaviridae seperti genus Arenavirus 5. Peran Virus dalam Kehidupan Manusia a. Virus yang menguntungkan, berfungsi untuk: 1. Membuat antitoksin 2. Melemahkan bakteri 3. Memproduksi vaksin 4. Menyerang patogen b. Virus yang merugikan, penyakit-penyakit yang disebabkan virus antara lain: 1. Pada Tumbuh-tumbuhan Mozaik pada daun tembakau Tobacco Mozaic Virus Mozaik pada kentang Potato Mozaic Virus 2. Mozaik pada tomat Tomato Aucuba Mozaic Virus Kerusakan floem pada jeruk Citrus Vein Phloem Degeneration 3. Pada Hewan Tetelo pada Unggas New Castle Disease Virus Cacar pada sapi Vicinia Virus Lidah biru pada biri-biri Orbivirus Tumor kelenjar susu monyet Monkey Mammary Tumor Virus 4. Pada Manusia Influensa Influenzavirus AIDS Retrovirus SARS Coronavirus Flu burung Avianvirus

6. Pertahanan Diri Terhadap Serangan Virus Kemampuan virus untuk menyebabkan penyakit disebut virulensi. Virulensi virus ditentukan oleh: a. keberadaan dan aktivitas reseptor pada permukaan inang yang memudahkan virus untuk melekat b. kemampuan virus menginfeksi sel c. kecepatan replikasi virus dalam sel inang d. kemampuan sel inang dalam menahan serangan virus Sebagian besar virus masuk ke tubuh manusia melalui mulut dan hidung, kulit yang luka. Jika ada virus yang masuk, sel tubuh akan mempertahankan dengan menghasilkan sel fagosit, antibodi, dan interferon (protein khas) Daur reproduksi virus ada dua macam, yaitu daur litik dan daur lisogenik. Daur litik dicirikan dengan tahap lisis yaitu tahap pecahnya sel inang. Sedangkan pada daur lisogenik tidak terjadi tahap lisis. Dari daur lisogenik, virus bisa memasuki daur litik. Daur Litik * Adsoprsi, pada tahap ini virus melekat pada dinding sel inang. * Penetrasi, pada tahap ini virus memasukkan materi genetiknya ke dalam tubuh sel inang. * Replikasi, pada tahap ini materi genetik sel bereplikasi mengikuti materi genetik virus. * Sintesis, pada tahap ini materi genetik sel membentuk bagian-bagian tubuh virus. * Perakitan, pada tahap ini bagian-bagian tubuh virus tersusun membentuk tubuh virus yang utuh. * Lisis, pada tahap ini tubuh-tubuh virus yang baru memecah dinding sel inang dan keluar. Daur Lisogenik * Adsorpsi dan penetrasi sama seperti pada daur litik. * Profage/penyisipan, pada tahap ini virus menyisipkan materi genetiknya ke dalam materi genetik sel inang. * Pembelahan sel, pada tahap ini sel inang membelah diri seperti biasa. Bedanya materi genetik sel inang sudah tersisipi materi genetik virus. * Pemisahan, pada daur lisogenik, sewaktu-waktu materi genetik virus yang telah tersisipi bisa lepas dari materi genetik sel inang. Misalnya jika terkena radiasi pada sel inang. Jika materi genetik virus terpisah dari materi genetik sel inang, virus kemudian memasuki daur litik yaitu tahap replikasi.

Pengertian Virus Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis.

Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.

TMV (Wikipedia) Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel). Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus influenza dan HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya virus mosaik tembakau/TMV) (Virus;Wikipedia). Sejarah Virus (Wikipedia) Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit mosaik yang menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman tersebut memiliki bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang ilmuwan Jerman, menemukan bahwa penyakit tersebut dapat menular ketika tanaman yang ia teliti menjadi sakit setelah disemprot dengan getah tanaman yang sakit. Karena tidak berhasil menemukan mikroba di getah tanaman tersebut, Mayer menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil dari biasanya dan tidak dapat dilihat dengan mikroskop. Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun tembakau yang sudah disaring dengan penyaring bakteri masih dapat menimbulkan penyakit mosaik. Ivanowsky lalu menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri penyebab penyakit tersebut berbentuk sangat kecil sehingga masih dapat melewati saringan, atau bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang dapat menembus saringan. Kemungkinan

kedua ini dibuang pada tahun 1897 setelah Martinus Beijerinck dari Belanda menemukan bahwa agen infeksi di dalam getah yang sudah disaring tersebut dapat bereproduksi karena kemampuannya menimbulkan penyakit tidak berkurang setelah beberapa kali ditransfer antartanaman. Patogen mosaik tembakau disimpulkan sebagai bukan bakteri, melainkan merupakan contagium vivum fluidum, yaitu sejenis cairan hidup pembawa penyakit. Setelah itu, pada tahun 1898, Loeffler dan Frosch melaporkan bahwa penyebab penyakit mulut dan kaki sapi dapat melewati filter yang tidak dapat dilewati bakteri. Namun demikian, mereka menyimpulkan bahwa patogennya adalah bakteri yang sangat kecil. Pendapat Beijerinck baru terbukti pada tahun 1935, setelah Wendell Meredith Stanley dari Amerika Serikat berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit mosaik yang kini dikenal sebagai virus mosaik tembakau. Virus ini juga merupakan virus yang pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada tahun 1939 oleh ilmuwan Jerman G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska (Wikipedia). Struktur Tubuh Virus Secara ringkas struktur tubuh virus

Bacteriofage (BP.Blogspot.com) 1. Kepala, berisi ADN atau ARN dengan bagian luar diselubungi kapsid 2. Pada beberapa Virus, dibagian luar kapsid masih terdapat selubung dari lipid dan karbohidrat yang disebut sampul (Envelope). keberadaan sampul ini ada kaitannya dengan keganasan virus. 3. Isi tubuh, tersusun atas materi genetik atau molekul pembawa sifat keturunan terdiri atas ADN atau ARN 4. Ekor, Sebagai alat untuk menempelkan diri ke sel hospes (inangnya). Ekor virus berupa tabung bersumbat yang dilengkapi benang/serabut. (Ganeca Exact)

Struktur Tubuh Virus Lebih Detail Virus merupakan organisme subselular yang karena ukurannya sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Ukurannya lebih kecil daripada bakteri sehingga virus tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri. Virus terkecil berdiameter hanya 20 nm (lebih kecil daripada ribosom), sedangkan virus terbesar sekalipun sukar dilihat dengan mikroskop cahaya. Asam nukleat genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA. Genom virus dapat terdiri dari DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal. Selain itu, asam nukleat genom virus dapat berbentuk linear tunggal atau sirkuler. Jumlah gen virus bervariasi dari empat untuk yang terkecil sampai dengan beberapa ratus untuk yang terbesar. Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal. Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan pelindung. Protein yang menjadi lapisan pelindung tersebut disebut kapsid. Bergantung pada tipe virusnya, kapsid bisa berbentuk bulat (sferik), heliks, polihedral, atau bentuk yang lebih kompleks dan terdiri atas protein yang disandikan oleh genom virus. Kapsid terbentuk dari banyak subunit protein yang disebut kapsomer. Bakteriofag terdiri dari kepala polihedral berisi asam nukleat dan ekor untuk menginfeksi inang. Untuk virus berbentuk heliks, protein kapsid (biasanya disebut protein nukleokapsid) terikat langsung dengan genom virus. Misalnya, pada virus campak, setiap protein nukleokapsid terhubung dengan enam basa RNA membentuk heliks sepanjang sekitar 1,3 mikrometer. Komposisi kompleks protein dan asam nukleat ini disebut nukleokapsid. Pada virus campak, nukleokapsid ini diselubungi oleh lapisan lipid yang didapatkan dari sel inang, dan glikoprotein yang disandikan oleh virus melekat pada selubung lipid tersebut. Bagian-bagian ini berfungsi dalam pengikatan pada dan pemasukan ke sel inang pada awal infeksi. Virus cacar air memiliki selubung virus. Kapsid virus sferik menyelubungi genom virus secara keseluruhan dan tidak terlalu berikatan dengan asam nukleat seperti virus heliks. Struktur ini bisa bervariasi dari ukuran 20 nanometer hingga 400 nanometer dan terdiri atas protein virus yang tersusun dalam bentuk simetri ikosahedral. Jumlah protein yang dibutuhkan untuk membentuk kapsid virus sferik ditentukan dengan koefisien T, yaitu sekitar 60t protein. Sebagai contoh, virus hepatitis B memiliki angka T=4, butuh 240 protein untuk membentuk kapsid. Seperti virus bentuk heliks, kapsid sebagian jenis virus sferik dapat diselubungi lapisan lipid, namun biasanya protein kapsid sendiri langsung terlibat dalam penginfeksian sel. Seperti yang telah dijelaskan pada virus campak, beberapa jenis virus memiliki unsur tambahan yang membantunya menginfeksi inang. Virus pada hewan memiliki selubung virus, yaitu membran menyelubungi kapsid. Selubung ini mengandung fosfolipid dan protein dari sel inang, tetapi juga mengandung protein dan glikoprotein yang berasal dari

virus. Selain protein selubung dan protein kapsid, virus juga membawa beberapa molekul enzim di dalam kapsidnya. Ada pula beberapa jenis bakteriofag yang memiliki ekor protein yang melekat pada kepala kapsid. Serabut-serabut ekor tersebut digunakan oleh fag untuk menempel pada suatu bakteri. Partikel lengkap virus disebut virion. Virion berfungsi sebagai alat transportasi gen, sedangkan komponen selubung dan kapsid bertanggung jawab dalam mekanisme penginfeksian sel inang (Wikipedia).

Reproduksi Virus
Reproduksi virus secera general terbagi menjadi 2 yaitu litik dan lisogenik proses-proses pada siklus litik: pertama, virus akan mengadakan adsorpsi atau attachment yang ditandai dengan menempelnya virus pada dinding sel,kemudian pada virus tertentu (bakteriofage), melakukan penetrasi yaitu dengan cara melubangi membran sel dengan menggunakan [enzim], setelah itu virus akan memulai mereplikasi materi genetik dan selubung protein, kemudian virus akan memanfaatkan organel-organel sel, kemudian sel mengalami lisis Siklus Litik/Lisis:

Daur Lisis (3 BP.Blogspot.com) Waktu relatif singkat Menonaktifkan bakteri Berproduksi dengan bebas tanpa terikat pada kromosom bakteri

Proses-proses pada siklus lisogenik: Reduksi dari siklus litik ke profag( dimana materi genetiak virus dan sel inang bergabung), bakteri mengalami pembelan binner, dan [profage] keluar dari kromosom bakteri. siklus lisogenik Waktu relatif lama

Mengkombinasikan materi genetic bakteri dengn virus Terikat pada kromosom bakteri

Daur Lisogenik (2BP.Blogspot.com)

Klasifikasi virus
Virus dapat diklasifikasi menurut kandungan jenis asam nukleatnya. Pada virus RNA, dapat berunting tunggal (umpamanya pikornavirus yang menyebabkan polio dan influenza) atau berunting ganda (misalnya revirus penyebab diare); demikian pula virus Dna (misalnya berunting tunggal ada fase 174 dan parvorirus berunting ganda pada adenovirus, herpesvirus dan pokvirus). Virus RNA terdiri atas tiga jenis utama: virus RNA berunting positif (+), yang genomnya bertindak sebagai mRNA dalam sel inang dan bertindak sebagai cetakan untuk intermediat RNA unting minus (-); virus RNA berunting negatif (-) yang tidak dapat secara langsung bertindak sebagai mRNA, tetapi sebagai cetakan untuk sintesis mRNA melalui virion transkriptase; dan retrovirus, yang berunting + dan dapat bertindak sebagai mRNA, tetapi pada waktu infeksi segera bertindak sebagai cetakan sintesis DNA berunting ganda (segera berintegrasi ke dalam kromosom inang ) melalui suatu transkriptase balik yang terkandung atau tersandi. Setiap virus imunodefisiensi manusia (HIV) merupakan bagian dari subkelompok lentivirus dari kelompok retrovirus RNA. Virus ini merupakan penyebab AIDS pada manusia, menginfeksi setiap sel yang mengekspresikan tanda permukaan sel CD4, seperti pembentuk T-sel yang matang (Wikipedia)

Contoh-contoh virus
1. HIV (Human Immunodeficiency Virus) Termasuk salah satu retrovirus yang secara khusus menyerang sel darah putih (sel T). Retrovirus adalah virus ARN hewan yang mempunyai tahap ADN. Virus tersebut mempunyai suatu enzim, yaitu enzim transkriptase balik yang mengubah rantai tunggal ARN (sebagai cetakan) menjadi rantai ganda kopian ADN (cADN). Selanjutnya, cADN bergabung dengan ADN inang mengikuti replikasi ADN inang. Pada saat ADN inang mengalami replikasi, secara langsung ADN virus ikut mengalami replikasi.

2. Virus Herpes Virus herpes merupakan virus ADN dengan rantai ganda yang kemudian disalin menjadi mARN. 3. Virus Infuenza Siklus replikasi virus influenza hampir same dengan siklus replikasi virus herpes. Hanya saja, pada virus influenza materi genetiknya berupa rantai tunggal ARN yang kemudian mengalami replikasi menjadi mARN. 4. Paramyxovirus Paramyxovirus adalah semacam virus ARN yang selanjutnya mengalami replikasi menjadi mARN. Paramyxovirus merupakan penyebab penyakit campak dan gondong.

Peranan Virus dalam Kehidupan


Beberapa virus ada yang dapat dimanfaatkan dalam rekombinasi genetika. Melalui terapi gen, gen jahat (penyebab infeksi) yang terdapat dalam virus diubah menjadi gen baik (penyembuh). Baru-baru ini David Sanders, seorang profesor biologi pada Purdues School of Science telah menemukan cara pemanfaatan virus dalam dunia kesehatan. Dalam temuannva yang dipublikasikan dalam Jurnal Virology, Edisi 15 Desember 2002, David Sanders berhasil menjinakkan cangkang luar virus Ebola sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pembawa gen kepada sel yang sakit (paru-paru). Meskipun demikian, kebanyakan virus bersifat merugikan terhadap kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan. Virus sangat dikenal sebagai penyebab penyakit infeksi pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Sejauh ini tidak ada makhluk hidup yang tahan terhadap virus. Tiap virus secara khusus menyerang sel-sel tertentu dari inangnya. Virus yang menyebabkan selesma menyerang saluran pernapasan, virus campak menginfeksi kulit, virus hepatitis menginfeksi hati, dan virus rabies menyerang sel-sel saraf. Begitu juga yang terjadi pada penyakit AIDS (acquired immune deficiency syndrome), yaitu suatu penyakit yang mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh penderita penyakit tersebut disebabkan oleh virus HIV yang secara khusus menyerang sel darah putih. Tabel berikut ini memuat beberapa macam penyakit yang disebabkan oleh virus. Selain manusia, virus juga menyebabkan kesengsaraan bagi hewan dan tumbuhan. Tidak sedikit pula kerugian yang diderita peternak atau petani akibat ternaknya yang sakit atau hasil panennya yang berkurang (Wikipedia).

Penyakit hewan akibat virus


Penyakit tetelo, yakni jenis penyakit yang menyerang bangsa unggas, terutama ayam. Penyebabnya adalah new castle disease virus (NCDV). Penyakit kuku dan mulut, yakni jenis penyakit yang menyerang ternak sapi dan kerbau. Penyakit kanker pada ayam oleh rous sarcoma virus (RSV). Penyakit rabies, yakni jenis penyakit yang menyerang anjing, kucing, dan monyet. Penyebabnya adalah virus rabies (Wikipedia)

Penyakit tumbuhan akibat virus

Penyakit mosaik, yakni jenis penyakit yang menyerang tanaman tembakau. Penyebabnya adalah tobacco mosaic virus (TMV) Penyakit tungro, yakni jenis penyakit yang menyerang tanaman padi. Penyebabnya adalah virus Tungro. Penyakit degenerasi pembuluh tapis pada jeruk. Penyebabnya adalah virus citrus vein phloem degeneration (CVPD) (Wikipedia).

Penyakit manusia akibat virus


Contoh paling umum dari penyakit yang disebabkan oleh virus adalah pilek (yang bisa saja disebabkan oleh satu atau beberapa virus sekaligus), cacar, AIDS (yang disebabkan virus HIV), dan demam herpes (yang disebabkan virus herpes simpleks). Kanker leher rahim juga diduga disebabkan sebagian oleh papilomavirus (yang menyebabkan papiloma, atau kutil), yang memperlihatkan contoh kasus pada manusia yang memperlihatkan hubungan antara kanker dan agen-agen infektan. Juga ada beberapa kontroversi mengenai apakah virus borna, yang sebelumnya diduga sebagai penyebab penyakit saraf pada kuda, juga bertanggung jawab kepada penyakit psikiatris pada manusia. Potensi virus untuk menyebabkan wabah pada manusia menimbulkan kekhawatiran penggunaan virus sebagai senjata biologis. Kecurigaan meningkat seiring dengan ditemukannya cara penciptaan varian virus baru di laboratorium. Kekhawatiran juga terjadi terhadap penyebaran kembali virus sejenis cacar, yang telah menyebabkan wabah terbesar dalam sejarah manusia, dan mampu menyebabkan kepunahan suatu bangsa. Beberapa suku bangsa Indian telah punah akibat wabah, terutama penyakit cacar, yang dibawa oleh kolonis Eropa. Meskipun sebenarnya diragukan dalam jumlah pastinya, diyakini kematian telah terjadi dalam jumlah besar. Penyakit ini secara tidak langsung telah membantu dominasi bangsa Eropa di dunia baru Amerika. Salah satu virus yang dianggap paling berbahaya adalah filovirus. Grup Filovirus terdiri atas Marburg, pertama kali ditemukan tahun 1967 di Marburg, Jerman, dan ebola. Filovirus adalah virus berbentuk panjang seperti cacing, yang dalam jumlah besar tampak seperti sepiring mi. Pada April 2005, virus Marburg menarik perhatian pers dengan terjadinya penyebaran di Angola. Sejak Oktober 2004 hingga 2005, kejadian ini menjadi epidemi terburuk di dalam kehidupan manusia (Wikipedia)

Diagnosis di laboratorium
Deteksi, isolasi, hingga analisis suatu virus biasanya melewati proses yang sulit dan mahal. Karena itu, penelitian penyakit akibat virus membutuhkan fasilitas besar dan mahal, termasuk juga peralatan yang mahal dan tenaga ahli dari berbagai bidang, misalnya teknisi, ahli biologi molekular, dan ahli virus. Biasanya proses ini dilakukan oleh lembaga kenegaraan atau dilakukan secara kerjasama dengan bangsa lain melalui lembaga dunia seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Pencegahan dan pengobatan


Karena biasanya memanipulasi mekanisme sel induknya untuk bereproduksi, virus sangat sulit untuk dibunuh. Metode pengobatan sejauh ini yang dianggap paling efektif adalah vaksinasi, untuk merangsang kekebalan alami tubuh terhadap proses infeksi, dan obatobatan yang mengatasi gejala akibat infeksi virus. Penyembuhan penyakit akibat infeksi virus biasanya disalah-antisipasikan dengan penggunaan antibiotik, yang sama sekali tidak mempunyai pengaruh terhadap kehidupan virus. Efek samping penggunaan antibiotik adalah resistansi bakteri terhadap antibiotik. Karena itulah diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan apakah suatu penyakit disebabkan oleh bakteri atau virus (Wikipedia).

Beranda Bioanimation Biodiscovery Biologi Online Biopedia Buku Tamu Glossary Jurnal Software Tentang Blog

Virus
2009 September 7 tags: adsorbsi, bakteriofage, Beijerink, capsid, Daur hidup, DNA, Ivanowsky, lisis, lisogenik, litik, Meyer, parasit obligat, Pembelahan, Penetrasi, Penggabungan, Perakitan, Replikasi, tembakau, TMV, virus, Wendell Stanley by wbio

Bacteriphage (Sumber: mcat45.com) Virus merupakan metaorganisme, yaitu oraganisme peralihan antara benda hidup dan benda mati. Virus dikatakan benda hidup karena dapat mengandakan diri atau memperbanyak diri ketika di dalam suatu sel inang. Kemampuan menggandakan diri (replikasi) di dalam sel inang ini disebabkan virus memiliki materi genetik, yaitu DNA atau RNA. Semua virus adalah parasit obligat intraseluler. Artinya, virus hanya mampu hidup di dalam sel atau jaringan makhluk hidup lain. Ketika suatu virus berada di luar sel, virus hanyalah sebatas materi yang tidak berdaya yang tidak dapat melakukan fungsi kehidupan. Selain itu virus juga dapat dikristalkan.

Adolf Meyer (Sumber: dihancollege.blogspot.com) Virus pertama kali ditemukan pada tahun 1882 oleh A. Meyer. Penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut adalah adanya bintik-bintik kekungan pada daun tembakau. Dia melakukan percobaan sederhana berupa ekstraksi tanaman tembakau yang sakit dan mengambil getah dari ekstrak tersebut untuk disemprotkan ke daun tembakau yang sehat. Hasil percobaan menunjukkan bahwa daun tembakau yang semula sehat menjadi sakit (memiliki bintik-bintik kuning di seluruh permukaan daun). Artinya ada sesuatu yang

dipindahkan dari tembakau yang sakit ke tembakau yang sehat yang merupakan agen penyakit dari binti-bintik kekuningan pada daun tembakau.

Penyakit Bintik-bintik Kuning Daun Tembakau (Sumber:www.en.cigarclan.com) Selanjutnya di tahun 1892, Dimitri Ivanowsky (rusia) melanjutkan percobaan Mewyer dengan cara menyaring getah tanaman tembakau yang sakit dengan penyaring bakteri. Hasil saringan tersebut dioleskan pada tanaman tembakau yang sehat. Ternyata tanaman tembakau yang sehat berubah menjadi sakit. Artinya penyakit bintik-bintik kekuningan masih dapat berpindah ke tanaman tembakau yang sehat walaupun sudah disaring dengan penyaring bakteri. Hasil ini juga menunjukkan bahwa agen penyakit tersebut bukanlah bakteri, tetapi sesuatu oragnisme lain yang ukurannya lebih kecil dari bakteri. Tahun 1897, M. Beijerink menemukan fakta bahwa organism penyerang tembakau memiliki sifat dapat bereproduksi pada tanaman yang ditumpanginya (tumbuhan inang), tidak dapat dibiakkan pada medium pertumbuhan bakteri dan tidak mati oleh alkhol. Penemuan ini memperkuat bahwa organisme penyebab penyakit bintikbintik kekuningan pada tembakau bukanlah bakteri. Wendell Stanley seorang kelahiran Amerika (1935) berhasil mengkristalkan makhluk yang menyerang tanaman tembakau dan selanjutnya dinamakan TMV (Tobaco Mosaic Virus).

Tobacco Mozaic Virus (sumber: www.britannica.com)

Virus berbeda dengan organism kecil lainya, termasuk dengan bakteri. Virus memiliki ciri-ciri khusus seperti : (1) tidak dapat dilihat atau diamati dengan mikroskop cahaya; (2) merupakan organism aseluler, artinya tidak memiliki struktur internal seluler; (3) memiliki asam nukleat berupa DNA atau RNA; (4) tidak mampu menggandakan diri tanpa menumpangi sel inang yang tepat; dan (5) tidak mampu melakukan metabolism.

Struktur virus
Pada umumnya virus memiliki asam nukleat yang dilindungi oleh lapisan protein yang disebut capsid. Gabungan struktur asam nukleeat dengan capsid dinamakan nucleocapsid. Virus memiliki ukuran lebih kecil dari bakteri (2-20 milimikron). Virus yang sering dikenal adalah virus yang menyerang bakteri (disebut bakteriofage) yang memilki struktur virus bentuk T. virus bakterofage memiliki struktur kepala dan ekor. Virus ini memiliki asam nukleat berupa DNA yang diketahui mengandung lebih dari 100 gen yang tersimpan dalam struktur kepala virus (capsid isohedral).

Struktur Bakteriofage (Sumber: answers.com)

Perkembangbiakan virus
Virus selama hidupnya di dalam organisme inang mengalami dua macam daur hidup, yaitu daur litik dan daur lisogenik. Daur hidup litik terdiri dari fase adsorbsi (penempelan), fase infeksi (penetrasi), fase replikasi (sintesis), fase perakitan dan fase lisis (pembebasan virus baru). Sedangkan daur hidup lisogenik terdiri dari fase adsorbsi (penempelan), fase infeksi (penetrasi), fase pengabungan dan fase pembelahan.

Daur Hidup Virus (Sumber: www.coryvannote.com)

Fase Adsorbsi
Virus (bakteriofage) dalam fase ini mulai melekatkan diri dengan organisme inang (bakteri Escherichia coli) pada bagian permukaan sel bakteri. Alat yang digunakan oleh virus untuk melakukan perlekatan adalah serabut ekor yang ada di bagian dekat struktur ekor. Virus harus mengenali reseptor virus pada permukaan sel bakteri sebelem melakuan perlekatan.

Fase Infeksi (Penetrasi)


Fase infeksi merupakan fase yang melibatkan pemasukan materi genetik virus (asam nukleat) ke dalam sel organisme inang. Asam nukleat (molekul DNA atau RNA) dimasukkan ke dalam sel dan akan melakukan tugasnya sebagai blue print kehidupan virus. Setelah asam nukleat masuk ke dalam sitoplasma sel, tahap selanjutnya ditentukan apakah masuk ke dalam siklus litik atau siklus lisogenik. Apabila virus masuk ke dalam siklus litik maka tahapan selanjutnya berturut-turut adalah replikasi, perakitan dan lisis sel bakteri. Tetapi jika virus masuk ke dalam siklus lisogenik maka tahapan selanjutnya adalah pengabungan kedua macam asam nukleat (miliki virus dan milik sel inang), dan fase pembelahan. Fase Replikasi (sintesis)

Molekul DNA Virus dalam fase ini memulai fungsinya sebagai materi genetik, yaitu mensintesis protein yang berhubungan dengan struktur dan enzim virus. Struktur virus pada fase ini mulai dibentuk, seperti struktur capsid, ekor dan serabut ekor.

Fase Perakitan
Struktur tubuh virus setelah disintesis mulai dirakit menjadi struktur virus yang utuh sebagai virus-virus baru. Setiap virus hasil perakitan memiliki struktur lengkap seperti virus pada umunya (memiliki capsid, ekor dan serabut ekor).

Fase lisis
Virus-virus baru yang telah matang dan telah sempurna bentuk dan strukturnya akan keluar dari sel inang. Proses keluarnya virus-virus baru dengan cara merusak struktur sel (lisis) sehingga sel innag pecah dan virus-virus dapat keluar dari sel. virus-virus yang baru ini siap untuk menginfeksi sel inang lain. Fase Penggabungan Fase penggabungan dapat dialami oleh virus ketika memasuki siklus hidup lisogenik. Setelah asam nukleat virus berhasil dimasukkan ke dalam oragnisme inang, selanjutnya asama nuklaet tersebut bergabung dengan DNA Kromosom organisme inang, dalam hal ini DNA Kromosom bakteri. Penggabungan materi genetik ini bertujuan untuk menitipkan DNA atau RNA virus ke DNA Kromosom untuk selanjutnya ikut digandakan saat proses pembelahan sel. DNA Kromosom bakteri adalah DNA yang memiliki informasi genetik bakteri termasuk salah satunya adalah informasi perintah untuk melakukan pembelahan sel. Fase pembelahan Virus pada fase ini akan memanfaatkan proses pembelahan sel bakteri untuk penggandaan materi genetiknya yang sudah bergabung dengan DNA Kromosom. Jika satu sel bakteri membelah menjadi dua bakteri (saat pembelahan biner), maka akan didapat dua sel bakteri yang masing-masing di dalamnya terdapat DNA virus. Begitu juga seterusnya, dari dua sel bakteri tersebut akan tersu mengalami pembelahan dan jumlah DNA virus yang dihasilkan adalah sebanding dengan jumlah sel bakteri hasil pembelahan. Jika jumlah DNA virus yang dibutuhkan sudah cukup, DNA virus akan memisahkan kembali dan virus akan masuk ke daur litik melalui fase sintesis (replikasi).

Daur Litik (Sumber :coryvannote.com)

Daur Lisogenik (Sumber: coryvannote.com)

Jenis/Macam Daur Infeksi Virus (Litik & Lisogenik) + Contoh Virus Pada Hewan Dan Tumbuhan
Mon, 22/12/2008 - 12:52am andrian deri Virus merupakan mahluk peralihan antara benda mati dan benda hidup. Disebut benda mati karena dapat dikristalkan dan tidak mempunyai protoplasma atau aseluler dan di alam bebas virus mengalami dormansi atau istirahat dan akan terbawa oleh angin dan ketika menemukan tempat yang cocok maka virus itu akan aktif dan jika tempat itu tidak cocok maka virus akan terlempar dan terbawa oleh angin lagi. Virus juga bersifat virulen dan hanya mampu hidup pada organisme yang hidup. Virus hanya memiliki DNA atau RNA saja.Disebut benda hidup karena mempunyai DNA/RNA dan dapat bereproduksi. Ukuran virus lebih kecil dari bakteri yakni sekitar 200-300 milimikron. Bentuk virus ada yang poligonal, bulat, T dll. Contoh virus berbentuk T adalah bakteriofag atu sering disebut fag saja. Virus ini menyerang bakteri epidemik misalnya e.coli. Virus bereproduksi dengan menginfeksi organisme lain dengan memasukan DNA atau RNAnya saja. Ada 2 daur yang terjadi pada virus ketika menginfeksi organisme lain(e.coli): 1.Daur litik Disebut daur litik karena ketika pada fase pembebasan membran plasma bakteri akan lisis/pecah, berikut fase-fase pada daur ini: a.Fase adsorpsi Fase ini adalah fase melekatnya virus pada membran plasma bakteri b.Fase penetrasi/injeksi Fase ini adalah fase virus merusak membran plasma bakteri dengan enzim lisozim yang dipunyanya.Kemudian setelah membran tersebut terhidrolisis/rusak barulah virus memasukan DNA/RNAnya kedalam tubuh inang. c.Fase sintesis Fase dimana terjadinya membentukan DNA/RNA baru virus oleh DNA dan RNA bakteri d.Fase replikasi Fase ini fase dimana terjadinya pembentukan selubung protein/kapsid. e.Fase Perakitan Fase ini terjadi perakitan fag-fag baru f.Fase pembebasan Setelah sejumlah fag-fag baru terbentuk kemudian membran plasma bakteri pecah dan virus-virus tersebut keluar kemudian berpencar dan menginfeksi organisme lainya. 2.Daur lisogenik Pada daur ini membran plasma tidak mengalami lisis,tetapi setelah daur ini selesai dilanjutkan lagi ke daur litik.Daur ini terdapat beberapa fase yakni: a.Fase Adsorpsi

Pada fase ini terjadi pelekatan virus pada membran plasma bakteri. b.Fase Penetrasi/injeksi Fase pemasukan DNA/RNA virus pada bakteri. c.Fase Penggabungan Pada fase ini DNA/RNA virus bergabung dengan DNA dan RNA bakteri d.Fase Replikasi Pada fase ini terjadi pembentukan kapsid/selubung protein virus. Setelah fase replikasi diatas berarti daur lisogenik telah selesai kemudian dilanjutkan ke fase-fase yang terdapat pada daur litik seperti: e.Fase Perakitan Kemudian pada fase ini terjadi perakitan fag-fag baru yang sudah sempurna f.Fase pembebasan Fase ini adalah fase lisisnya membran bakteri dan keluarnya fag-fag baru yang telah terbentuk ke udara.

You might also like