You are on page 1of 4

RUMUSAN KESATUAN SILA-SILA PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM FILSAFAT

1.1 Pengertian Filsafat Secara etimologis istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani philein yang artinya cinta dan sophos yang artinya hikmah atau kebijaksanaan atau wisdom. Jadi secara harfiah istilah filsafat mengandung makna cinta kebijaksanaan. Keseluruhan arti filsafat dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu: Filsafat sebagai produk yang mencakup pengertian 1. Filsafat sebagai jenis ilmu pengetahuan,ilmu,konsep,pemikiran-pemikiran dari para filsuf pada zaman dahulu yang lazimnya merupakan suatu aliran atau sistem filsafat tertentu 2. Filsafat sebagai suatu jenis problema yang dihadapi oleh manusia sebagai hasil dari aktivitas berfilsafat. Filsafat sebagai suatu proses, yang dalam hal ini filsafat diartikan dalam bentuk suatu akftivitas berfilsafat,dalam proses pemecahan suatu permasalahan dengan menggunakan suatu cara dan metode tertentu yang sesuai dengan objeknya. Adapun cabang-cabang filsafat yang pokok adalah sebagai berikut: Metafisika,membahas tentang hal-hal yang bereksistensi di balik fisis. Epistemologi,yang berkaitan dengan persoalan hakikat pengetahuan. Metodologi,yang berkaitan dengan persoalan hakikat metode dalam ilmu pengetahuan Logika,yang berkaitan dengan persoalan filsafat berfikir. Etika,berkaitan dengan moralitas,tingkah laku manusia. Estetika,berkaitan dengan persoalan hakikat keindahan. 1.2 Rumusan Kesatuan Sila-Sila Pancasila sebagai Suatu Sistem Pancasila yang terdiri atas 5 sila pada hakikatnya merupakan suatu system filsafat. Pengertian system adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling berkerja sama untuk suatu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh. System lazimnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1.Suatu kesatuan bagian-bagian

2.Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri 3.Saling berhubungan dan saling ketergantungan 4.Keseluruhanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu (tujuan sistem). 5.Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks (Shore and Voich, 1974) Pancasila yang terdiri atas bagian-bagian yaitu sila-sila pancasila setiap sila pada hakikatnya merupakan suatu asas sendiri. Fungsi sendiri-sendiri namun secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang sistematis. 1.Susunan Kesatuan Sila-sila Pancasila yang bersifat Organis 2.Susunan Pancasila yang bersifat Hierarkhis dan berbentuk Piramidal 3.Rumusan Hubungan Kesatuan Sila-sila Pancasila yang saling mengisi dan Saling mengkualifikasi. 4.Kesatuan Sila-sila Pancasila sebagai suatu system filsafat. 1.Dasar Antropologis Sila-sila Pancasila Dasar ontologis pancasila pada hakikatnya adalah manusia yang memiliki hakikat mutlak monopluralis, oleh karena itu hakikat dasar ini juga disebut sebagai dasar Antropologis. Filsafat Pancasila bahwa hakikatnya dasar Antropologis sila-sila Pancasila adalah manusia. Manusia sebagai pendukung pokok pancasila secara ontologism memiliki hal-hal yang mutlak, yaitu terdiri atas susunan kodrat raga dan jiwa jasmani dan rohani. Sifat Kodrat manusia adalah sebagai makhluk individu dan makhluk social serta kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk tuhan yang maha esa.

2.Dasar Epistemologis Sila-sila Pancasila Terdapat tiga persoalan yang mendasar dalam epistemology yaitu : pertama tentang sumber pengetahuan manusia, kedua tentang teori kebenaran pengetahuan manusia, ketiga tentang watak pengetahuan manusia (Soekarno, 2006).

3.Dasar Aksiologis Sila-sila Pancasila Sila-sila sebagai suatu system filsafat juga memiliki satu kesatuan dasar aksiologinya sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila pada hakikatnya juga merupakan suatu kesatuan. 1.3 Isi Inti Sila-Sila Pancasila Nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila adalah sebagai berikut: Ketuhanan Yang Maha Esa Dalam sila ini terkandung nilai bahwa negara yang didirikan adalah sebagai pengejawantahan tujuan manusia sebagai Makhluk Tuhan yang Maha Esa Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Dalam sila kemanusiaan terkandung nilai-nilai bahwa negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk beradab Persatuan Indonesia Dalam sila Persatuna Indonesia terkandung nilai bahwa negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk social. Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Nilai filosofis yang terkandung di dalamnya adalah bahwa hakikat negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia Nilai keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bersama(kehidupan sosial).

DAFTAR PUSTAKA

Shore and Voich.1974.Sukarno and the Struggle for Indonesian Independence. London: CornellUniversity, Soekarno. 2006. Filsafat Pancasila Menurut Bung Karno. Yogyakarta: Media Pressindo.

You might also like