You are on page 1of 28

Kopling ( Coupling )

A. Teori Pengenalan

Kopling menghubungkan dua batang poros atau elemen mesin yang berputar.

Menurut fungsinya, kopling di bagi dalam dua golongan atau dua tipe.

A.1. Kopling Tetap ( Coupling )

Suatu Elemen Mesin yg berfungsi sebagai penerus
putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang
digerakan secara pasti.( tanpa terjadi slip ) dimana
sumbu kedua poros tersebut terletak pada satu garis lurus atau dapat berbeda sumbunya
Atau dengan kata lain menghubungkan pada umumnya dua batang poros secara tetap,
arti tetap : Hubungan dapat di lepas hanya dengan membuka ikatan kopling atau
menggeser salah satu porosnya.

A.2. Kopling Tidak Tetap ( Clutch )

Suatu Elemenmesin yang menghubungkan poros yang di gerakan dan poros penggerak,
dengan putaran yang sama dalam meneruskan daya, serta dapat melepaskan hubungan
kedua tersebut baik dalam keadaan diam maupun berputar.

A.1. Kopling Tetap ( Coupling )

Macam macam kopling tetap

1. Kopling Kaku
Kopling ini tidak mengijinkan ketidak lurusan kedua sumbu poros
a. Kopling Bus
Pasak :
Bagian yg perlu di periksa pada kopling bus
Bus / Muff :
Rumah atau pelindung yang menghubungkan kedua poros.
b. Kopling Flens Kaku
Baut :
Bagian yg perlu di periksa pada kopling kaku adalah
baut.dimana jika ikatan antara kedua flens dilakukan dengan
baut baut pas. Meskipun dusahakan dengan ketelitian tinggi
distribusi tegangan geser pada semua baut tetap tidak dapat
dijamin seragam. Makin banyak jumlah baut terpasang makin
sulit untuk menjamin keseragaman tersebut.
Flens :
Pada Kopling di pergunakan sebagai penghubung turbin
dengan generator. Biasanya dipakai bahan baja tempa, baja cor,
di mana untuk menghindari keropos.
c. Kopling Flens Tempa

2. Kopling Luwes ( Fleksibel )
Kopling ini mengijinkan sedikit ketidak lurusan sumbu poros.
a. Kopling flens Luwes
b. Kopling Karet Ban
Pada kopling karet ban karena flens diikat dalam baut tanam
maka momen yg diteruskan dapat dianggap terbagi rata pada
semua baut
c. Kopling Karet Bintang
d. Kopling Gigi
e. Kopling Rantai

3. Kopling Universal
Kopling ini yang dipergunakan bila kedua poros akan membentuk
sudut yang cukup besar.
a. Kopling Universal hook
b. Kopling Universal kecepatan Tetap

4. Kopling Fluida
Suatu kopling yang meneruskan daya melalui fluida sebagai zat
perantara. Kopling ini disebut kopling fluida dimana antara kedua
poros tidak ada hubungan mekanis.
Dimana suatu impeller pompa dan suatu raner turbin dipasang saling
berhadapan dimana keduanya berada didalam ruangan yang berisi
minyak. Jika poros yang dihubungkan dengan impeller pompa di
putar, minyak yang mengalir dari impeller tersebut akan menggerakan
raner turbin yang dihubungkan dengan poros output.











Momen puntir yang diteruskan adalah berbanding lurus dengan
pangkat lima dari diameter luar kopling dan kuadrat dari putaran.
Dalam keadaan normal, putaran poros output adalah lebih rendah dari
pada putaran poros input. Perbedaan putaran ini disebut slip yang
besarnya antara 2% sampai 5% dari putaran poros input. Dalam
keadan slip efisien kopling mencapai harga maksimumnya.
Kopling ini biasanya banyak digunakan sebagai penerus daya pada
alat alat besar, lokomotip, baik yang digerakan oleh motor listrik
maupun digerakan oleh motor bakar.




B. Perencanaan Kopling Tetap ( Coupling )

B.1. Hal-hal Penting Dalam Perencanaan Kopling Tetap
Dalam perencanaan suatu kopling tetap yang perlu di perhatikan dan
dipertimbangkan adalah :
1. Pemasangan yang mudah dan cepat
2. Ringkas dan Ringan
3. Aman pada putaran tinggi ; getaran dan tumbukan kecil
4. Tidak ada atau sesedikit mungkin bagian yang menjorok /
menonjol
5. Dapat mencegah pembebanan lebih
6. Terdapat sedikit kemungkinan gerakan aksial pada poros sekiranya
terjadi pemuaian panas.



B.2. Contoh Soal Kopling Bus



Diketahui untuk muff Kopling dengan menggunakan penghubung dua poros
mempunyai daya 40 kW pada 350 rpm. Matrial untuk poros dan pasak
adalah baja Carbon yang mana Momen puntir dan tegangan gesek adalah 40
Mpa dan 80 Mpa. Untuk matrial Muff adalah besi cor dengan momen puntir
yang dijinkan diasumsikan adalah 15 Mpa. Rencanakanlah untuk Poros, Muff
dan Pasaknya.

Diketahui :
2
2
2
3
/ 15 15
/ 80 80
/ 40 40
350
10 40 40
mm N MPa
mm N MPa
mm N MPa
rpm N
W kW P
c
cs
s
= =
= =
= =
=
= =



1. Perencanaan Poros

Momen Puntir yang di alirkan oleh Poros,pasak dan Muff adalah :
mm N T
m N
N
P
T
=
=

=

=
3
3
10 1100
1100
350 . . 2
60 10 40
2
60



Untuk Momen Puntir Poros :
mm mm d
mm N
mm N
d
d mm N
d mm N mm N
d T
s
55 52 10 140
10 140
/ 86 , 7
10 1100
86 , 7 10 1100
/ 40
16
10 1100
16
3 3
3
2
3
3
3 3
3 2 3
3
= =
=

=
=
=
=



Untuk perencanaan Poros didapat : 55 mm

2. Perencanaan Muff

Untuk Diameter Luar Muff

mm mm mm mm mm d D 125 123 13 55 2 13 2 = + = + =

Untuk Panjang Muff

mm mm d L 195 5 , 192 55 5 , 3 . 5 , 3 = = = =

Untuk Momen Puntir muff, di bolehkan
c
meliputi Momen puntir muff
yg terbuat dari besi cor. Maka mempertimbangkan Lubang poros, Karena
itu untuk tegangan Puntir untuk Muff adalah :
2
3
3
3 3
4 4
3
4 4
/ 97 , 2
10 370
10 1100
. 10 370 10 1100
125
55 125
16
10 1100
16
mm N
mm
mm N
mm mm N
mm N
D
d D
T
c
c
c
c
=


=
=
(


=
(



Maka untuk Matrial Besi Cor untuk Muff dapat di pakai. Karena batas
yang dijinkan MPa
c
15 =

3. Perencanaan Pasak

Untuk mengetahui lebar pasak dapat di lihat pada tabel 13.1, untuk poros
dengan diameter 55 mm adalah , w = 18 mm







Untuk Tebal Pasak direncanakan , t = w = 18 mm
Maka untuk panjang dari pasak masing masing poros adalah :
mm
L
l 5 , 97
2
195
2
= = =
Untuk Momen puntir pasak adalah :
2
3
3
3 3
3
/ 8 , 22
10 2 , 48
10 1100
. 10 2 , 48 10 1100
2
55
18 5 , 97 10 1100
2
mm N
mm
mm N
mm mm N
mm N
d
w l T
s
s
s
s
=


=
=
=
=


Mempertimbangkan, Tegangan gesek sebuah pasak maka untuk momen
Puntir untuk Pasak adalah :

2
3
3
3 3
3
/ 6 , 45
10 1 , 24
10 1100
. 10 1 , 24 10 1100
2
55
2
18
5 , 97 10 1100
2 2
mm N
mm
mm N
mm mm N
mm N
d t
l T
cs
cs
cs
cs
=


=
=
=
=



Maka untuk Pasak dapat dipakai karena momen puntir yg direncanakan
adalah
2
/ 80 mm N
cs
=




B.3. Contoh Soal Kopling Flens Kaku



Direncanakan kopling flens terbuat
dari besi cor meneruskan Daya 15
kW untuk 900 r.p.m dari motor
elektrik ke sebuah compressor.
Untuk service factornya di
asumsikan adalah 1,35 . Untuk
masing masing Tegangan Yang
Diizinkan adalah :
Tekanan Geser untuk material
Poros, baut dan Pasak = 40
Mpa
Tekanan terhadap tumbukan
untuk baut dan Pasak = 80
Mpa
Tekanan Geser untuk Besi Cor
= 8 Mpa
Uraikan perhitungan untuk kopling Flens.



Diketahui :

2
2
2
3
/ 8 8
/ 80 80
/ 40 40
35 , 1 _ ; . . 900
10 15 15
mm N MPa
mm N MPa
mm N MPa
factor Service m p r N
W kW P
c
ck cb
k b s
= =
= = =
= = = =
= =
= =





1. Perencanaan Untuk Hub Kopling

Momen Puntir :
m N
N
P
T =


=

= 13 , 159
900 2
60 10 15
. . 2
60
3



Karena diketahui Service factor adalah 1,35, Maka untuk maksimum
Torsi yang di tranmisikan oleh poros adalah :

mm N m N T = = =
3
max
10 215 215 13 , 159 35 , 1


Untuk Diameter Poros :

mm mm d
d
d d d
s
35 1 , 30
10 4 , 27
86 , 7
10 215
. 86 , 7 40
16 16
10 215
3
3
3
3 3 3 3
=
=

=
= = =



Untuk Diameter Luar dan Panjang Hub :

mm mm d L
mm mm d D
5 , 52 35 5 , 1 . 5 , 1
70 35 2 . 2
= = =
= = =


Tegangan Geser Untuk matrial Hub :

MPa mm N
D
d D
c
c c c
4 , 3 / 4 , 3
63147
10 215
. 63147
70
35 70
16 16
10 215
2
3
4 4 4 4
3
= =

=
=
(


=
(



Untuk Matrial Hub dapat dipakai. Karena masih di bawah Tegangan
Geser yang dijinkan.


2. Perencanaan Untuk Key/ Pasak
Untuk matrial dari pasak untuk tegangan geser ( k =2k ) , karena
itu ukuran dari pasak dapat diambil dari tabel 13.1 untuk diameter
Shaft 35 mm


Maka Untuk Perencanaan pasak adalah :
mm L l pasak panjang
mm w t pasak tebal
mm w pasak lebar
5 , 52 , _
12 , _
12 ; _
= =
= =
=


Untuk Tegangan pada pasaknya dimana mempertimbangkan dari
gesekan dan tumbukan , Maka untuk maksimum Torsi yang di
tranmisikan oleh Pasak adalah :
MPa mm N
mm
mm N
mm mm N
mm N
d
w l T
s
k
k
k Maks
5 , 19 / 5 , 19
11025
10 1100
. 11025 10 1100
2
35
12 5 , 52 10 215
2
2
3
3
3
= =

=
=
=
=



Mempertimbangkan, Tegangan gesek sebuah pasak maka untuk
momen Puntir untuk Pasak adalah :
MPa mm N
mm
mm N
mm mm N
mm N
d t
l T
cs
cs
cs
cs
39 / 39
5 , 5512
10 215
. 5 , 5512 10 215
2
35
2
12
5 , 52 10 215
2 2
2
3
3
3
= =

=
=
=
=



3. Perencanaan Untuk Flange / Flens

Untuk Tebal dari flens adalah d 5 , 0
mm d t
f
5 , 17 35 5 , 0 5 , 0 = = =

Untuk Tegangan Gesek pada Flens dimana mempertimbangkan Flens
Kepada Pertemuan antara Hub dari Gesekan.
Maka untuk maksimum Torsi yang di tranmisikan adalah :
MPa mm N
mm
mm N
mm mm N
mm N
t
D
T
cs
c
c
f c mak
6 , 1 / 6 , 1
134713
10 215
. 134713 10 215
5 , 17
2
) 70 (
10 215
2
.
2
3
3
2
3
2
= =

=
=

=
=



Untuk Flens dapat dipakai. Karena masih di bawah Tegangan Geser
yang dijinkan.8 MPa

4. Perencanaan Untuk Bolt/ Baut

1
d = Nominal Diameter Baut.

Untuk Diameter Poros 35 mm, karena itu kita tentukan untuk Jumlah
dari Baut, n = 3

Maka untuk Lingkaran Jarak diameter baut adalah :
mm d D 105 35 3 . 3
1
= = =

Untuk Diameter Baut ,
Maka deketahui untuk maksimum Torsi yang di tranmisikan adalah :
mm d
mm
mm N
mm N
d
mm mm N
mm N d mm N
D
n d T
c
b mak
6 , 6
43 , 43
/ 5950
10 215
) (
. 4950 10 215
2
105
3 / 40 ) (
4
10 215
2
) (
4
1
2
3
2
1
3
2 2
1
3
1 2
1
=
=

=
=
=
=


Maka dapat kita asumsikan untuk standart baut yang kita pakai adalah
M8


Diameter Luar dari Flens :
mm d D 140 35 4 . 4
2
= = =






Untuk Tebal Kampuh kepala baut dari Flans adalah :
mm mm d t
p
10 75 , 8 35 25 , 0 . 25 , 0 = = =




B.4. Aplikasi Kopling Tetap































Contoh Soal Kopling Karet Ban dan Kopling Fluida dapat di pelajari pada
Buku Sularso Hal : 41 dan 52.


A.2. Kopling Tidak Tetap ( Clutch )

Macam macam Kopling Tidak Tetap

1. Kopling Cakar / Cakra
Kopling ini meneruskan momen dengan kontak positip ( tidak dengan
perantaraan gesekan ) sehingga tidak dapat slip. Kopling ini
mempunyai bentuk hamper serupa dengan kopling ekspansi. Hanya
pada kopling cakar bagian belah kopling yang berada pada poros
penggerak disambung tetap memakai pasak tirus, sedangkan bagian
belah yang lain dapat bergerak sepanjang pasak benap pada poros yg
digerakan. Biasanya pergeseran bagian kopling dilakukan dengan
sebatang garpu tongkat, dimana cakar-cakar diserongkan agar
memudahkan dalam melepaskan hubungan, akan tetapi koplin cakar
dengan bentuk ini hanya dapat memindahkan kopel searah.



2. Kopling Plat / Gesek




Kopling ini meneruskan momen dengan perantara gesekan. Dengan
demikian pembebanan yang berlebihan pada poros penggerak pada
waktu dihubungkan dapat dihindari. Selain itu karena dapat terjadi
slip, maka kopling ini sekaligus berfungsi sebagai pembatas momen.
Kopling ini jarang terjadi kejutan yang berarti. Letak kedua poros
harus pada satu garis lurus agar terdapat hubungan yang baik dan
tidak cepat aus atau rusak. Menurut jumlah platnya, kopling ini dapat
dibagi atas kopling plat tunggal dan kopling plat banyak.
Menurut cara pelayanannya dapat dibagi atas cara manual, cara
hidroulik dan cara magnetik.



Ada empat tahapan pokok gerakan kopling Plat antara lain :
a. Tahap 1 :
Menghubungkan : Bidang gesek-gesek kopling di dorong dan
ditekan satu dengan yang lainnya, poros digerakan berputardari
kecepatan yang sama dengan poros yang menggerakan.

b. Tahap 2 :
Telah Dihubungkan : Kedua bidang gesek telah menjadi satu
kopling berfungsi poros yang digerakan dan yang menggerakan
berputar dengan kecepatan yang sama.
c. Tahap 3 :
Melepaskan : Bidang gesek-gesek dipisahkan satu dengan yang
lainya, poros yang digerakan memperlambat kecepatan
berputarnya lalu berhenti.
d. Tahap 4 :
Telah Dilepaskan : Kedua bidang gesek telah meregang, poros yang
digerakan sudah tak bergerak, kopling gesek sudah tak berfungsi
lagi. Poros yang menggerakan dapat berlangsung berputar atau
juga berhenti.

Ditinjau dari pokok gerakan kopling plat, maka yang harus
diperhatikan sewaktu mendisainnya ialah bentuk dan luas bidang
geseknya, bahan untuk bagian bidang gesek dan cara menghubungkan
kedua bidang gesek.
Bahan bidang gesek dilihat dari segi fungsi bidang gesek harus dapat
memenuhi beberapa syarat :
a. Mempunyai koefisien gesek yang besar, akan tetapi cukup keras
tidak mudah cacat dan tahan terhadap aus.
b. Kuat dan tahan panas.
c. Mempunyai koefisien hantar kalor yang tinggi, agar panas yang
timbul oleh gesekan dapat disalurkan.

3. Kopling Kerucut
Kopling ini menggunakan bidang gesek yang berbentuk bidang
kerucut. Dimana kontruksinya sederhana dan mempunyai keuntungan
dimana dengan gaya aksial yang kecil dapat ditranmisikan momen
yang besar.
Kopling macam ini dulu banyak dipakai, tetapi sekarang tidak lagi
karena daya yang diteruskan tidak seragam. Walaupun demikian
dalam keadaan dimana bentuk plat tidak dikehendaki dan
kemungkinan terkena minyak, kopling kerucut sering legih
menguntungkan.











4. Kopling Friwil
Kopling ini hanya dapat meneruskan momen dalam satu arah putaran,
sehingga putaran yang berlawanan arahnya akan dicegah atau tidak
diteruskan. Cara kerjanya dapat berdasarkan efek biji dari bola atau
rol.
Bola-bola atau rol-rol dipasang dalam ruangan yang bentuknya
sedemikian rupa sehingga jika poros penggerak. Bagian dalam
berputar searah jarum jam, maka gesekan yang timbul akan
menyebabkan rol atau bola terjepit diantara poros penggerak dan
cincin luar bersama poros yang digerakan akan berputar meneruskan
daya.
Jika poros penggerak berputar berlawanan arah jarum jam, atau jika
poros yang digerakan berputar lebih cepat dari pada poros yang
berputar lebih cepat cepat dari poros penggerak, maka bola atau rol
akan lepas dari jepitan hingga tidak terjadi penerusan momen lagi.
Kopling ini sangat banyak digunakan dalam otomatisasi mekanis.
Suatu bentuk lain dari kopling semacam ini, menggunakan bentuk
cam/nok sebagai pengganti bola dan rol dan disebut kopling cam.








C. Perencanaan Tetap (Clutch )

C.1. Kopling Cakar

Jika daya yang akan diteruskan adalah P ( kW ), dan putaran adalah
1
n
(rpm ) serta factor koreksi
c
f dan bahan poros dipilih, maka diameter
poros dapat dihitung. Sebuah alur pasak untuk menggeserkan cakar
tentu harus disediakan.









Lambang-lambang untuk kopling cakar.

Untuk Diameter poros
s
d ( mm ) dapat ditentukan :
10 2 . 1
1
+ =
s
d D (mm)
25 2
2
+ =
s
d D ( mm )
8 5 . 0 + =
s
d h ( mm )
Dimana :
1
D = Diameter Dalam
2
D = Diameter Luar
h = Tinggi

Momen Puntir yang diteruskan ;
1
5
/ 10 74 . 9 n P f T
c
= ( kg.mm )

Gaya tangensial :
4 / ) (
2 1
D D r
m
+ =
m t
r T F / =
Dimana :
t
F = Gaya tangensial ( kg )
m
r = jari jari rata-rata ( mm )
Jika luas akar dari cakar adalah dari ( )
2
1
2
2
4
D D |

\
|
, maka tegangan
geser yg timbul pada akar cakar adalah :
( )
2
1
2
2
/
8
D D F
t
|

\
|
=




Dimana :
= Tegangan geser ( kg/mm
2
)
t
F = Gaya tangensial ( kg )

Momen lentur yang bekerja pada cakar adalah h n F
t
) / ( , dimana n
adalah jumlah cakar

Alas dari penampang cakar segi empat adalah ( ) 2 /
2
1
2
2
D D , jika
tingginya adalah [ ( ) ] ) / ( 4 /
2
1
2
2
n D D ,

Untuk momen tahanan lentur adalah :
( ) ( )
2
2 1 1 2
4 2 6
1
(

+
=
n
D D D D
Z



Besarnya tegangan Lentur adalah :
nZ
h F
t
b
= ( kg/mm
2
)

Tegangan geser maksimum adalah :
( ) 2 / 4
2 2
+ =
b Maks


Jika harga ini lebih kecil dari tegangan geser yg dizinkan, maka dapat
diterima, tetapi jika lebih besar, maka D
1
, D
2
, h harus disesuaikan.
Dan dalam menghubungkan dan melepaskan kopling harus dilakukan
dalam keadaan berhenti.

Contoh Soal :

Sebuah kopling cakar untuk putaran dua arah akan dihubungkan
dengan sebuah poros baja liat untuk meneruskan daya sebesar 1,5 kW
pada 120 rpm, tentukan diameter luar, diameter dalam dan tinggi
cakar denagan mengambil cakar 3 buah .

Penyelesaian :
1. Daya Yang akan di transmisikan dan Putaran Poros.
P = 1,5 kW, n1 = 120 rpm

2. Matrial.
Dengan menganggap kadar karbon poros baja liat sebesar 0,20 % .
2
/ 40 mm kg
B
= .
Ambil misal ;
2
2 1
/ 67 , 2
5 , 2 6
40
) _ _ ( 5 , 2 ; 6
mm kg
pasak alur Dengan Sf Sf
a
=

=
= =



3. Factor Koreksi :
1 =
c
f
Daya Rencana
kW P 5 , 1 5 , 1 1 = =
Momen rencana :
) . ( 12175 )
120
5 , 1
( 10 874 , 9 ) ( 10 74 , 9
5 5
mm kg
N
P
T = = =
4. Faktor Koreksi Momen Puntir : 5 , 2 =
t
K
Faktor Lenturan 1 =
b
C
Diameter Poros

mm mm d
T C K d
s
b t
a
s
40 7 , 38 12175 1 5 , 2
67 , 12
, 5
1 , 5
3 / 1
3 / 1
=
(

\
|
=
(
(


|
|

\
|
=


5. Dengan Menganggap kadar karbon baja liat sebagai bahan cakra
besar 0,25%
Kekuatan tarik :
5 ; , 10 ), / ( 45
2 1
2
= = = Sf Sf mm kg
B

Tegangan Geser Yang dijinkan :
) / ( 9 , 0
) 5 10 (
45
2
mm kg
a
=

=
6. Diameter Dalam cakra :
) ( 58 10 40 2 , 1 10 2 . 1
1
mm d D
s
= + = + =
Diameter Luar Cakra :
) ( 105 25 40 2 25 2
2
mm d D
s
= + = + =
Tinggi Cakra :
) ( 28 8 40 5 , 0 8 5 . 0 mm d h
s
= + = + =
7. jari jari rata-rata
) ( 41
4
) 105 58 (
4 / ) (
2 1
mm D D r
m
=
+
= + =
8. Gaya Tangential
) ( 297
) ( 41
) . ( 12175
/ kg
mm
mm kg
r T F
m t
= = =
9. Tegangan Geser Cakar

( )
) / ( 099 , 0
) 58 105 (
297 8
/
8
2
2 2
2
1
2
2
mm kg
D D F
t
=

\
|
=
|

\
|
=


10. Tegangan Lentur

( ) ( )
) ( 7141
3 4
105 58 (
2
) 58 105 (
6
1
4 2 6
1
3
2
2
2 1 1 2
mm Z
n
D D D D
Z
=
(

=
(

+
=


) / ( 388 , 0
7141 3
28 297
2
mm kg
nZ
h F
t
b
=

= =

11. Tegangan Geser Maksimum

( )
) / ( 218 , 0
2
099 , 0 4 388 , 0
2 / 4
2
2 2
2 2
mm kg
Maks
b Maks
=
+
=
+ =




12. Untuk Perencanaan Kopling Cakra :

) ( 28
) ( 105
) ( 58
) ( 40
2
1
mm h
mm D
mm D
mm d
s
=
=
=
=

bahan cakra : baja Liat ( C = 0,25% )


C.2. Kopling Plat





Besarnya gaya yg menimbulkan tekanan pada kopling gesek adalah :

( )P D D F
2
1
2
2
4
=



Dimana :
1
D = diameter dalam
2
D = Diameter luar bidang gesek
P = tekanan rata rata pada bidang gesek ( kg/mm
2
)


Besarnya Momen Gesek adalah :

4
2 1
D D
F T
+
=

Dimana :
= Koefisien gesek













Untuk Kopling Plat yg sederhana, sebanyak mungkin segi yg penting
harus diperhatikan agar kopling dapat bekerja dengan aman dan
halus, karena kopling adalah suatu bagian yang sangat penting.

Contoh Soal :

Rencanakan Sebuah kopling plat tunggal untuk meneruskan daya
sebesar 7,5 kW pada 100 rpm. Anggaplah besarnya perbandingan
diameter 8 , 0 /
2 1
= D D Koefisien Gesekan 2 , 0 = dan tekanan
permukaan yang dizinkan pada bidang gesek 02 , 0 =
a
p kg/mm
2
.

Penyelesaiannya :
1. P = 7,5 kW, n
1
= 100 rpm
2. Daya motor Nominal sebesar 7,5 kW, 0 . 1 =
c
f
3. Daya rencana :
kW P f P
c d
5 , 7 5 . 7 1 = = =

4. Momen Puntir Poros :
1
5
/ 10 74 . 9 n P f T
c
=
73050 100 / 5 , 7 10 74 . 9
5
= = T kg.mm

5. Gaya Tekanan Kopling
( )
a c
p D D D f F =
2
2
2
2 1
2
) / (
4


( )
2
2
2
2
2 2
00565 , 0 02 . 0 8 . 0 1
4
D D F = =



6. Gaya Tangensial
4 / ) / (
2 2 1
D f D D r
c m
+ =
2 2
45 , 0 4 / ) 1 8 , 0 ( D D r
m
= + =

7. Besar Momen Gesek :
4
2 1
D D
F T
+
=
3
2
6
2
2
2
10 5 , 508 45 , 0 00565 , 0 2 , 0 D D D T

= =

8. Diameter Luar bidang Gesek:
Kopling Poros
T T =
3
2
6
10 5 , 508 73050 D

=
mm mm D 530 73 , 523
10 5 , 508
73050
3
6
2
=



9. Maka Didapat :
Diameter Luar Bidang gesek Kopling mm D 530
2
=
Diameter Dalam Kopling, mm D 424 530 8 , 0
1
= =

Dalam perhitungan diatas hanya yang dihitung besar momennya saja.

Dalam prakteknya karena percepatan turut menentukan, maka
perhitungan seperti contoh diatas tidak cukup. Adapun cara
perhitungan yang lebih lengkap adalah :
1. Mula mula ditentukan cara pelayanan pada mesin yang akan
dipakai seperti manual atau otomatik, langsung atau jarak jauh,
serta pelayanan seperti mahual hidrolik, numatik atau magnetik
2. Tentukan macam kopling menurut besarnya momen yang akan
diteruskan plat tunggal atau banyak
3. Pertimbangkan macam dan karakteristik momen dari penggerak
mula.
4. Untuk jumlah penghubungan kurang dari 20 kali/menit, semua
macam dapat dipakai, tetapi untuk lebih dari 20 kali/menit,
kopling basah tidak cocok.
5. Jika lingkungan kerja tidak baik, pakailah kopling basah, dan jika
pemakaian kopling kering tidak dapat dihindari, pasanglah kopling
tersebut didalam kotak yang tertutup rapat dan kedap.
6. Untuk penempatan yang menyulitkan pemeriksaan dan
pemeliharaan, lebih cocok jika dipakai cara pelayanan hidrolik,
numatik atau elektro magnetik.
7. Jika diingini umur yang panjang, pemakaian kopling basah sangat
sesuai.


Dari Petunjuk diatas, maka perhitungan dapat dikelompokan menjadi
5 rumus :
1. Momen Puntir
2. Kerja Penghubung
3. Jangka Waktu Kerja
4. Perhitungan Panas
5. Umur Plat Gesek

1. Momen Puntir

i). Momen yang dihitung dari daya penggerak mula.

Maka Momen Puntir pada poros kopling adalah :

1
974
n
P f
T
c
=
Dimana :
T = Momen Puntir ( kg.m )
P = Daya penggerak ( kW )
c
f = Faktor Koreksi
1
n = Putaran Poros Kopling ( rpm )

Jika P adalah daya nominal motor,
c
f = 1 dapat dipandang cukup
karena sudah mencakup beberapa tambahan.

ii). Momen yang dihitung dari Beban.

Maka Momen Beban dapat dinyatakan adalah :
. . 6120
974
1
1
n
FV
T =
Dimana :
1
T = Momen Beban ( kg.m )
F = Beban ( kg )
V = Kecepatan Beban ( m/min )
1
n = Putaran Poros Kopling ( rpm )
= Efisiensi mekanis


Jika Beban berat sudah bekerja sejak permulaan dan harganya tidak
diketahui, maka momen T puntir yang dihitung dari daya motor
nominal dapat dipakai secara efektip. Jika momen start adalah
1 i
T (kg.m), maka : T T
i

1

Momen maksimum pada kecepatan penuh dapat dianggap
12
T (kg.m).
Persamaan Gerak dari seluruh benda yang berputar adalah Momen
dari luar maka :
a
o f
t g
GD
J T


|
|

\
|
=
4
2

Dimana :
T = Momen Dari luar ( kg.m)
J = Momen Inersia (kg.m.s
2
)
= Kecepatan sudut ( rad/s )
f
= Kecepatan sudut awal ( rad/s)
o
= Kecepatan sudut akhir ( rad/s)
a
t = Jangka waktu penghubungan ( s )
GD
2
= Gaya terhadap poros kopling ( kg.m
2
)
g = 9.8 ( m/s
2
)

Jika momen Percepatan yang di perlukan untuk mencapai jangka
waktu perhubungan yang direncanakan
e
t , adalah
a
T , maka karena
momen luar
1 i a
T T T =

( )
e e
i a
t
n n GD
t
n n GD
T T
. 375
1
60
2
60
2
8 , 9 4
2 1
2
2 1
2
1

=
|

\
|

=


1
2
. 375
.
i
e
r
a
T
t
n GD
T + =



Bila GD
2
dan momen beban adalah kecil pada penghubungan, dan
momen beban berat dikenakan setelah terjadi hubungan, serta jika
momen beban maksimum
12
T dimana :

12 1
1
2
2
1
. 375
.
T T
t
n GD
T
i
e
a
< + =

Maka kopling tersebut dapat dianggap bekerja dengan momen
gesekan statis. Dalam keadaan demikian. Pilihlah kopling dengan
so
T
sebagai kapasitas momen gesekan statis dalam daerah berikut :
f T T
so
.
12
>

Bila momen beban berat dikenakan dari permulaan, maka pilihlah
kopling dengan
do
T sebagai kapasitas momen gesekan dinamis dalam
daerah berikut :
f T T
do
.
12
>

Untuk Kopling Elektromagnetik plat tunggal kering momen gesekan
statis di berikan dalam tabel 3.2 dan momen gesekan dinamisnya
dalam tabel 3.3.










Tabel 3.2. Momen puntir gesek statis untuk kopling elektromagnit plat
tunggal kering












Tabel 3.3. Faktor keamanan untuk memilih kopling tak tetap.


2. Kerja Penghubung

Setelah pemilihan kapasitas momen, perlu di bahas panas gesekan atau
kerja penghubung oleh slip pada waktu berlangsung proses
penghubungan.

i). Pada waktu percepatan.

Untuk Kerja penghubung adalah :
ae
r do ae
do ae do
t
n T t n n
T t T E
1 . 19 2 60
2
60
2
2
2 1 2 1
=
|

\
|
=

=


Dimana :
T
do
= Kapasitas Momen gesek dinamis (kg.m)
ae
t = Kerja jangka waktu penghubung yg sesungguhnya (s)
1
= Kecepatan sudut ( rad/s)
2
= Kecepatan sudut ( rad/s)

Karena
a
T menjadi
do
T maka :
( )
( )
1
2
2 1
1
2
375
.
60 6 , 19
.
i do
r
i do
ae
T T
n GD
n n
T T
GD
t

=

=



Maka kedua persamaan tersebut :
1
2
2
.
7160
.
i do
do
T T
T n GD
E

= ( kg.m/hb )

Bila dalam keadaan diam, maka
1
n n
r
=

ii). Jika sisi beban berputar berlawanan dengan arah putaran poros
penggerak.

Persamaan gerak dari benda yang berputar :
( )
( )
1
2
2
1
0
.
. 4 t g
GD
T T
i do

= +
( )
( )
2
1
2
1
0
.
. 4 t g
GD
T T
i do

=


Maka :
( )
1
2
2
1
375
.
i do
T T
n GD
t
+
=
( )
1
1
2
2
375
.
i do
T T
n GD
t
+
=

Besarnya sudut yang ditempuh adalah :
( ) ( ) ( )
2 1 1 1 1 2
. 2 / . 2 / t t t + +

Maka kerja penghubung :
( )
(

+
+
+
=
1
2
1
1
2 2 1
2
7160
i do i do
do
T T
n
T T
n n n T
E

Jika kerja penghubung yang diizinkan adalah
a
E (kg.m/hb) maka
haruslah :
a
E E

3. Jangka Waktu Kerja

Pada permulaan perhitungan, momen percepatan yang di perlukan
untuk memenuhi waktu penghubungan yang direncanakan dicari
dulu. Dan momen puntir serta nomor kopling ditentukan.
Rumus yang di peroleh dapat di susun sebagai berikut :

i). Pada percepatan.

( )
1
2
375
.
i do
r
ae
T T
n GD
t

=

ii). Bila sisi beban yang berlawanan dengan arah putaran poros
penggerak.

|
|

\
|

+
+
=
1
1 2
2
1 375
i do do
ae
T T
n
Ti T
n GD
t

Waktu yang di ambil sejak dari permulaan pelayanan sehingga
tercapai hubungan adalah waktu perhubungan yang sesungguhnya
ae
t
ditambah waktu
o
t diambil sejak operator pelayanan sampai saat gaya
bekerja pada badan kopling. Besarnya waktu adalah penting walaupun
harganya tidak tetap.

4. Perhitungan Panas

Kerja penghubung pada kopling akan menimbulkan panas karena
gesekan sehingga temperatur kopling akan naik. Temperatur
permukaan gesek biasanya nain menjadi 200 ( C
o
) dalam sesaat. Tetapi
untuk seluruh kopling umumnya dijaga agar suhunya tidak lebih
tinggi dari 80 ( C
o
).
Jika Kerja penghubungan untuk satu kali pelayanan direncanakan
lebih kecil dari pada kerja penghubungan yang dizinkan, pada
dasarnya pemeriksaan temperatur tidak diperlukan lagi.

5. Umur Plat Gesek

Umur plat gesek kopling kering adalah lebih rendah dari pada kurang
lebih sepersepuluh umur kopling.Karena laju keausan plat gesek
tergantung dari
1. bahan geseknya
2. tekanan kontak
3. kecepatan keliling,
4. temperatur

Sangat sukar untuk menentekan umur secara teliti, sekalipun dapat
diperoleh rumus :
w E
L
N
mL
.
3
=
Dimana :
E = Kerja penghubung untuk satu kali hubungan ( kg.m/hb )
w = Laju keausan permukaan bidang gesek ( cm
2
/kg.m) Tabel 3.4
L
3
= Volume keausan yang dizinkan dari plat gesek ( cm
3
)












Contoh Soal :

Sebuah mesin yang memberikan beban penuh sejak awal digerakan oleh
sebuah motor dengan gaya nominal sebesar P = 1 ( PS ) dengan putaran poros
motor n
m
=1450 rpm dan putaran poros kopling sebesar 600 rpm, Dimisalkan
efek roda gaya terhadap poros kopling GD
2
=3,0 kg-m
2
.Dan frekwensi
penghubung N = 6 hb/min. Pilihlah sebuah kopling plat tunggal kering yang
cocok untuk poros. Taksirlah umur plat geseknya. Jika kopling dianggap
kerja 6 jam sehari.

Jawab :

1. P = 1,0 PS = 0,735 kW , n
m
= 1450 rpm , n
1
= 600 rpm
2. factor koreksi 1 =
c
f
3. Daya Rencana :
375 . 0 735 . 0 1 = = = P f P
c d
kW

4. Momen poros motor & Poros Kopling :
494 , 0
1450
735 , 0
974 974
1
= = =
m
c
n
P f
T ( kg.m )
19 , 1
600
735 , 0
974 974
1
2
= = =
n
P f
T
c
( kg.m )

5. Momen beban saat awal & momen beban setelah awal :
2 2 1
) . ( 19 , 1
i i
T m kg T T = = =

6. GD
2
poros kopling & Putaran relatip
) . ( 0 , 3
2 2
m kg GD =
rpm n
t
600 0 600 = =

7. Waktu penghubungan & factor keamanan Kopling
7 , 1 ), ( 3 , 0 = = f s t
e


8. Momen Start :
) . ( 19 , 17 19 , 1
3 , 0 375
600 3
. 375
.
1
1
2
m kg T
t
n GD
T
i
e
a
= +

= + =
) . ( 2 , 29 7 , 1 19 , 17 m kg f T
a
= =

9. Kopling plat tunggal kering dengan pelayanan elektro magnitik
# 40, ) . ( 2 , 29 ) . ( 32 m kg m kg T
do
> =

10. Kerja penghubung yang diizinkan :
#40 , 6 (hb/min)=360 (hb/h), E
a
= 200 (kg.m )


11. Kerja Penghubung :
) . ( 7 , 156
19 , 1 32
32
7160
600 3
.
7160
.
1
2
2
m kg
T T
T n GD
E
i do
do
=

=

12. Keputusan :
Baik
E
E
a
, 1 784 , 0 200 / 7 , 156 < = =

13. Waktu penghubungan sesungguhnya :
( ) ( )
) ( 156 , 0
19 , 1 32 375
600 3
375
.
1
2
s
T T
n GD
t
i do
r
ae
=

=

14. Keputusan :
baik s s ), ( 3 , 0 ) ( 156 , 0 <

15. Bahan gesek volume yang dizinkan :
) ( 91
3 3
cm L = Jika dammar cetak dipilih sebagai bahan gesek
7
10 8

= w

16. Umur dalam jumlah penghubungan
) ( 726000 10 26 , 7
10 8 7 , 156
91
.
5
7
3
hb
w E
L
N
mL
= =

= =



17. umur dalam jumlah hari & tahun :
) / ( 2160 6 60 6 hari hb =

18. Dengan 300 hari tiap tahun, 2160 X 300 = 648000 (hb)
tahun tahun N
mD
1 ) ( 12 , 1 648000 / 726000 = =

19. Maka kopling yang dipakai kopling plat tunggal kering elektro magnit
no 40.plat gesek dan harus diganti tiap tahun.

You might also like