You are on page 1of 11

HAND OUT BOOK COST ACCOUNTING PERTEMUAN I

Kegiatan usaha perusahaan manufaktur adalah mengolah bahan baku menjadi produk jadi dan kemudian menjualnya. Transaksi yang berhubungan dengan pengolahan bahan baku menjadi produk jadi seperti pemakaian bahan baku, pemakaian tenaga kerja, dan pemakaian biaya produksi lainnya merupakan sasaran (obyek) kegiatan Akuntansi Biaya. Oleh karena itu kegiatan akuntansi dalam perusahaan manufaktur pada dasarnya terdiri dari dua bidang kegiatan yaitu bidang kegiatan Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Biaya. Proses akuntansi biaya menghasilkan informasi mengenai harga pokok produk yang diperlukan untuk menentukan harga pokok produk yang dijual dan harga pokok persediaan produk jadi pada akhir periode. Dengan kata lain diperlukan untuk menentukan laba kotoryang diperoleh perusahaan dalam satu periode. PENGERTIAN BIAYA Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang telah terjadi atau yang diperkirakan akan terjadi yang diukur dengan satuan uang untuk mencapai tujuan tertentu. Contoh : Pembelian sebuah mesin seharga Rp 150.000.000,- dengan pembayaran tunai Rp 3.000.000,- dan sisanya kredit, maka pengorbanan sumber ekonomis yang dapat direalisasikan dalam bentuk pengurangan terhadap aktiva kas dan dalam bentuk penambahan terhadap kewajiban (hutang). Beban adalah biaya yang secara langsung atau tidak langsung telah dimanfaatkan dalam usaha untuk memperoleh penghasilan pada suatu periode. Atau sebagai biaya yang sudah tidak memberikan manfaat ekonomis pada kegiatan usaha periode berikutnya. Pengorbanan sumber ekonomis yang tidak mempunyai manfaat dalam kegiatan usaha perusahaan sehingga dalam laporan laba rugi tidak dapat dilaporkan sebagai beban usaha. Pengorbanan sumber ekonomis tersebut disebut Kerugian. Contoh : barang dagangan yang tidak laku dijual, bahan baku yang tidak dapat diolah karena rusak. Dalam laporan laba rugi kerugian ini harus dilaporkan sebagai beban (kerugian) di luar usaha. PENGGOLONGAN BIAYA 1. Penggolongan biaya atas dasar obyek pengeluaran Biaya digolongkan sesuai dengan obyek yang dibiayai misalnya : pengeluaran untuk bahan baku disebut biaya bahan baku, pengeluaran untuk lembur disebut biaya lembur. 2. Penggolongan biaya atas dasar fungsi pokok perusahaan Fungsi pokok dalam perusahaan yaitu ; fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum sehingga biaya digolongkan menjadi : Biaya Produksi : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik. Biaya Pemasaran : biaya promosi. Biaya komisi penjualan. Biaya Administrasi dan Umum : gaji direksi, gaji pegawai tetap, biaya perlengkapan kantor, biaya telepon. 3. Penggolongan biaya atas dasar hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai Dalam hubungannya dengan produk sebagai sesuatu yang dibiayai, biaya produksi dikelompokan menjadi dua yaitu : a. Biaya produksi langsung : biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung b. Biaya produksi tidak langsung : biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya produksi tidak langsung lainnya 4. Penggolongan biaya atas dasar hubungannya dengan volume kegiatan Berdasarkan hubungannya dengan perubahan volume kegiatan perusahaan, biaya digolongkan menjadi : a. Biaya tetap b. Biaya variabel c. Biaya semi variabel 5. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya Untuk tujuan perhitungan laba rugi dan penentuan harga pokok produk secara teliti, biaya digolongkan berdasarkan hubungannya dengan periode pembebanannya menjadi : a. Pengeluaran modal (Capital Expenditure) b. Pengeluaran pendapatan (Revenue Expenditure) PENGERTIAN DAN TUJUAN AKUNTANSI BIAYA Akuntansi Biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran dan penyajian laporan mengenai transaksi keuangan yang berhubungan dengan biaya pembuatan dan penjualan produk atau penyerahan jasa serta analisis dan penafsiran terhadap hasilnya. Dan tujuannya adalah menyediakan informasi biaya untuk kepentingan manajemen yaitu : 1. Menyediakan informasi harga pokok produk 2. Menyediakan informasi biaya untuk menyusun anggaran 3. Menyediakan informasi biaya untuk pengawasan (analisis penyimpangan) biaya 4. Menyediakan informasi biaya untuk pengambilan keputusan khusus METODE PENGUMPULAN BIAYA Dipandang dari sudut karakteristik produksinya, perusahaan manufaktur dapat dibedakan menjadi: a. Perusahaan yang proses produksinya berdasarkan pesanan b. Perusahaan yang proses produksinya secara terus menerus (menurut proses)

PERTEMUAN II
PENGHITUNGAN DAN PENCATATAN BIAYA PRODUKSI BIAYA BAHAN BAKU
Bahan baku adalah bahan yang membentuk suatu kesatuan yang tak terpisahkan dari produk jadi dan merupakan biaya utama dalam proses pembuatan produk. Biaya bahan baku yang terjadi dalam suatu periode sebagian melekat pada produk jadi (produk selesai) dan sebagian lagi melekat pada produk yang belum selesai, atau disebut Barang Dalam Proses Akhir. Harga pokok bahan baku yang dibeli terdiri atas : a. Harga Faktur b. Biaya Angkutan c. Biaya lain yang berhubungan dengan usaha untuk mendapatkannya , seperti : biaya asuransi,biaya gudang, dll. Metode penghitungan biaya baku : FIFO LIFO Rata-rata Tertimbang Pencatatan biaya bahan baku : * Pembelian bahan baku : Persediaan Bahan Baku Kas / Hutang * Penggunaan bahan baku dalam proses produksi : Barang Dalam Proses-Bahan Baku Persediaan Bahan Baku

XXX XXX -

XXX XXX

BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG Biaya tenaga kerja adalah jasa sumber daya manusia yang dinilai dalam satuan uang, yang dikorbankan dalam usaha untuk memperoleh pendapatan. Pencatatan biaya tenaga kerja langsung : * Gaji dan Upah Hutang gaji & upah * Barang dalam proses-Tenaga Kerja Gaji dan Upah

XXX XXX -

XXX XXX

BIAYA OVERHEAD PABRIK Biaya Overhead Pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, seperti : a. Biaya bahan penolong b. Biaya reparasi & pemeliharaan aktiva pabrik c. Biaya penyusutan aktiva pabrik d. Biaya asuransi Pencatatan biaya overhead pabrik : * BOP yang sesungguhnya Berbagai rekening yang dikredit * Barang dalam Proses-BOP BOP yang dibebankan * BOP yang dibebankan BOP yang sesungguhnya Pencatatan produk selesai (jadi) : * Persediaan Produk Jadi XXX BDP-BBB BDP-BTK BDP-BOP -

XXX XXX XXX -

XXX XXX XXX

XXX XXX XXX

PERTEMUAN III
SIKLUS AKUNTANSI BIAYA
Akuntansi biaya merupakan proses pencatatan hingga pelaporan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan pada periode tertentu. Oleh karena itu tujuan akuntansi biaya adalah menentukan harga pokok produksi. Proses pencatatan hingga pelaporan biaya ini merupakan siklus akuntansi biaya. Dimana siklus ini dipengaruhi oleh siklus kegiatan usaha perusahaan tersebut,seperti perusahaan dagang,jasa atau manufaktur. Dasar penjurnalan pada siklus akuntansi biaya : 1. Mencatat pembelian bahan baku Persediaan bahan baku xxx Kas (Hutang) xxx 2. Mencatat pemakaian bahan baku dalam produksi Barang dalam proses-BBB xxx Persediaan bahan baku xxx 3. Mencatat biaya gaji & upah Gaji & Upah xxx Hutang gaji & upah xxx 4. Mencatat biaya gaji & upah yang masuk dalam produksi Barang dalam proses-BTKL xxx Gaji & Upah xxx 5. Mencatat penggunaan biaya overhead pabrik (BOP) Biaya Overhead Pabrik xxx Persediaan bahan penolong xxx Biaya perlengkapan kantor xxx Biaya penyusutan xxx 6. Mencatat penggunaan Biaya overhead pabrik Barang dalam proses-BOP xxx BOP yang dibebankan xxx 7. Mencatat pemindahan BOP yang dibebankan ke BOP yang sesungguhnya BOP yang dibebankan xxx BOP yang sesungguhnya xxx 8. Mencatat produk selesai Persediaan produk selesai xxx Barang dalam proses-BBB xxx Barang dalam proses-BTKL xxx Barang dalam proses-BOP xxx 9. Mencatat produk dalam proses akhir Persediaan produk dalam proses akhir xxx Barang dalam proses-BBB xxx Barang dalam proses-BTKL xxx Barang dalam proses-BOP xxx 10. Mencatat Harga pokok produk selesai Harga pokok produk selesai xxx Persediaan produk selesai xxx

PERTEMUAN IV
METODE HARGA POKOK PESANAN
Karakteristik perusahaan yang menerapkan metode harga pokok pesanan: a. tujuan perusahaan berproduksi adalah untuk memenuhi pesanan b. dasar kegiatannya adalah pesanan pelanggan c. sifat kegiatannya terputus-putus tergantung pesanan yang diterima d. jenis barang yang dihasilkan heterogen e. pengumpulan biaya dilakukan setiap selesai satu pesanan f. perhitungan harga pokok perunit ; HPP perunit : Biaya untuk pesanan tertentu jumlah pesanan

Sistem pembebanan biaya : 1. biaya bahan baku dibebankan berdasarkan biaya yang sesungguhnya 2. biaya tenaga kerja langsung juga dibebankan berdasarkan biaya yang sesungguhnya 3. biaya overhead pabrik dibebankan atas dasar tarif, sebab biaya ini sebagian bisa dihitung setelah pesanan pesanan selesai dan sebagian lagi baru bisa dihitung setelah berakhirnya periode akuntansi seperti biaya penyusutan. Proses pengolahan : a. melalui satu tahap produksi b. melalui lebih dari satu tahap produksi

PERTEMUAN V
MENGHITUNG HARGA POKOK PESANAN
melalui satu tahap produksi Contoh soal ; PT. ANDIKA berproduksi atas dasar pesanan. Pada bulan Januari 2005 perusahaan menerima 3 pesanan yang diberi kode P1,P2 dan P3. Dengan jumlah pesanan masing-masing : P1 1.000 unit P2 1.500 unit P3 2.000 unit Berikut transaksi yang terjadi pada bulan Januari 2005 : a. Membeli bahan baku secara kredit sbb : Bahan baku X 5.000 unit @ Rp 5.000,Bahan baku Y 10.000 unit @ Rp.4.000,b. Pemakaian bahan baku untuk masing-masing pesanan adalah sbb : Pesanan Bahan baku X Bahan baku Y P1 2.000 unit 4.000 unit P2 1.500 unit 3.000 unit P3 1.000 unit 2.000 unit c. Gaji dan upah untuk masing-masing pesanan adalah sbb : Pesanan Gaji dan Upah P1 Rp 14.000.000,P2 Rp 12.000.000,P3 Rp 8.000.000,d. Biaya Overhead Pabrik untuk masing-masing pesanan dengan tarif 75 % dari biaya tenaga kerja langsung. e. Biaya Overhead Pabrik sesungguhnya adalah : P1 Rp 10.100.000,P2 Rp 9.200.000,P3 Rp 5.900.000,f. Pesanan P1 dan P2 sudah selesai dan diambil pemesannya sedangkan P3 belum selesai Diminta : 1. Jurnal yang diperlukan. 2. Harga pokok per unit untuk pesanan yang sudah jadi.

Jawab : 1. Jurnal dan perhitungannya a. Mencatat pembelian bahan baku Persediaan bahan baku Rp 65.000.000,Hutang Dagang Rp 65.000.000,Perhitungannya : Bahan baku X = 5.000 x Rp 5.000,= Rp 25.000.000,Bahan baku Y = 10.000 x Rp 4.000,= Rp 40.000.000,Rp 65.000.000,b. Mencatat pemakaian bahan baku BDP-BBB Rp 58.500.000,Persediaan bahan baku Rp 58.500.000,PESANAN BAHAN BAKU X BAHAN Kebthn Hrg Jml Kebthn P1 2.000 5.000 10.000 4.000 P2 1.500 7.500 3.000 P3 1.000 5.000 2.000 22.500 Mencatat biaya gaji & upah Gaji & Upah Rp 34.000.000,Hutang Gaji & Upah Perhitungan : P1 = Rp 14.000.000,P2 = Rp 12.000.000,P3 = Rp 8.000.000,Rp 34.000.000,Mencatat pemakaian Gaji & Upah BDP-BTKL Rp 34.000.000,Gaji & Upah Mencatat BOP yang dibebankan BDP-BOP Rp 25.500.000,BOP yang dibebankan Perhitungan : P1 = 75% x Rp 14.000.000,- = Rp 10.500.000,P2 = 75% x Rp 12.000.000,- = Rp 9.000.000,P3 = 75% x Rp 8.000.000,- = Rp 6.000.000,Rp 25.500.000,Mencatat BOP sesungguhnya BOP sesungguhnya Rp 25.200.000,Berbagai rekening yang dikredit Perhitungan : P1 = Rp 10.100.000,P2 = Rp 9.200.000,P3 = Rp 5.900.000,Rp 25.200.000,Mencatat Produk selesai Persediaan Produk selesai Rp 91.000.000,BDP-BBB BDP-BTKL BDP-BBB Perhitungan : Biaya PS-P1 PS-P2 Total PS BBB Rp 26.000.000,- Rp 19.500.000,- Rp 45.500.000,BTKL Rp 14.000.000,- Rp 12.000.000,- Rp 26.000.000,BOP Rp 10.500.000,- Rp 9.000.000,- Rp 19.500.000,Rp 50.500.000,- Rp 40.500.000,- Rp 91.000.000,Mencatat Produk dalam Proses akhir Persediaan Produk dalam proses Rp 27.000.000,BDP-BBB BDP-BTKL BDP-BBB BAKU Y Hrg Jml 4.000 16.000 12.000 8.000 36.000 Rp 34.000.000,TOTAL 26.000 19.500 13.000 58.500

c.

d. e.

Rp 34.000.000,Rp 25.500.000,-

f.

Rp 25.200.000,-

g.

Rp 45.500.000,Rp 26.000.000,Rp 19.500.000,PDP-P3 Rp 13.000.000,Rp 8.000.000,Rp 6.000.000,Rp 27.000.000,Rp 13.000.000,Rp 8.000.000,Rp 6.000.000,-

h.

i.

Mencatat harga pokok produk yang diserahkan Harga pokok produksi Rp 27.000.000,Persediaan Produk selesai -

Rp 27.000.000,-

2.

Harga pokok per unit : HPP per unit P1 = Rp 50.500.000,- : 1.000 = Rp 50.500,HPP per unit P2 = Rp 40.500.000,- : 1.500 = Rp 27.000,-

PERTEMUAN VI
SISA BAHAN
Setelah produk selesai dikerjakan, ada kemungkinan tersisa bahan baku. Sebagai contoh perusahaan menerima pesanan sebanyak 25 buah lemari kantor. Untuk membuat lemari tersebut membutuhkan bahan baku kayu. Setelah pesanan selesai dikerjakan, kemungkinan masih ada potongan-potongan kayu yang tidak mungkin digunakan untuk membuat lemari, tetapi mungkin bisa dimanfaatkan untuk membuat sebagian meja, kursi atau dijual. Bahan baku yang masih tersisa dan masih bisa dimanfaatkan atau dijual tersebut merupakan sisa bahan. 1. Sisa bahan laku dijual Sisa bahan yang laku dijual akan menimbulkan masalah perlakuan terhadap hasil penjualan sisa bahan tersebut. Ada dua kemungkinan : a. hasil penjualan sisa bahan tersebut diperlakukan sebagai pengurang BOP sesungguhnya, dengan jurnal : Kas xxx BOP sesungguhnya xxx b. hasil penjualan sisa bahan tersebut diperlakukan sebagai pengurang biaya bahan baku, dengan jurnal : Kas xxx BDP-BBB xxx 2. Sisa bahan tidak laku dijual Apabila sisa bahan tidak laku dijual, maka kemungkinan ada tambahan biaya untuk memusnahkan sisa bahan tersebut. Bila tidak memerlukan biaya dalam memusnahkan sisa bahan, maka tidak ada kegiatan akuntansi. Perlakuan terhadap biaya yang timbul jika ada : a. Bila sisa bahan tersebut dapat ditelusuri ; BDP-BBB (Pesanan ) xxx Kas xxx b. Bila tidak bis adiketahui asal sisa bahan tersebut ; BOP sesungguhnya xxx Kas xxx

PERTEMUAN VII
PRODUK RUSAK
Produk rusak adalah produk yang tidak memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan dan secara ekonomis tidak bisa diperbaiki. Produk rusak ini ada kemungkinan bisa diperbaiki tetapi secara ekonomis tidak menguntungkan, sebab biaya perbaikannya lebih besar dibandingkan dengan harga jualnya setelah diperbaiki. Produk rusak ini bisa disebabkan oleh kegiatan normal, artinya setiap pengerjaan produksi selalu ada produk rusak atau karena kelalaian pekerja. Produk rusak ini ada kemungkinan laku dijual dan ada juga yang tidak laku dijual. Oleh karena itu perlakuan terhadap produk rusak ini ada dua : produk rusak tidak laku dijual Jika produk rusak tidak laku dijual, maka akan diperlakukan sbb : a. timbul sebagai akibat sulitnya pengerjaan, maka HPP rusak akan dibebankan pada HPP selesai. SehinggaHPP produk selesai akan lebih besar. Contoh : Perusahaan menerima pesanan 50 unit produk, diperkirakan HPP per unit Rp 1.000.000,Karena sulitnya pengerjaan maka perusahaan akan membuat 60 unit, dimana 10 unit merupakan produk rusak yang tidak laku dijual. Dengan demikian HPP per unit produk menjadi Rp 1.200.000,HPP selesai 50@Rp 1.000.000,= Rp 50.000.000,HPP rusak 10@Rp 1.000.000,= Rp 10.000.000,HPP produk 50@Rp 1.200.000,= Rp 60.000.000,b. timbul sebagai akibat kegiatan normal, bila produk rusak sebagai akibat kegiatan normal maka HPP rusak akan dibebankan sebagai BOP sesungguhnya. c. Timbul sebagai kesalahan, apabila produk rusak merupakan kesalahan dari karyawan maka diperlakukan sebagai kerugian dan dimasukan sebagai rugi produk rusak. Jika perbandingan biaya produksi ; BBB,BTKL,BOP ; 5:3:2 maka pencatatannya:

1.

2.

Rugi produk rusak Rp 10.000.000,BDP-BBB Rp 5.000.000,BDP-BTKL Rp 3.000.000,BDP-BOP Rp 2.000.000,Produk rusak laku dijual Perlakuan terhadap produk rusak yang laku dijual tergantung pada penyebabnya : a. timbul sebagai akibat sulitnya pengerjaan, produk rusak karena sulitnya pengerjaan produksi, hasil penjualannya diperlakukan sebagai pengurang biaya produksi. Dari contoh diatas jika produk rusak tersebut laku terjual Rp 2.000.000,- maka jurnal : Kas Rp 2.000.000,BDP-BBB Rp 1.000.000,BDP-BTKL Rp 600.000,BDP-BOP Rp 400.000,b. timbul sebagai akibat kegiatan normal, bila produk rusak karena kegiatan normal maka hasil penjualan akan diperlakukan sebagai pengurang BOP sesungguhnya. Dari contoh diatas maka jurnalnya : HPP rusak Rp 10.000.000,Penjualan Rp 2.000.000,BOP sesungguhnya Rp 8.000.000,Kas Rp 2.000.000,BOP sesungguhnya Rp 8.000.000,BDP-BBB Rp 5.000.000,BDP-BTKL Rp 3.000.000,BDP-BOP Rp 2.000.000,c. timbul sebagai akibat kesalahan pengerjaan, maka hasil penjualannya diperlakukan sebagai pengurang rugi produk rusak. HPP rusak Rp 10.000.000,Penjualan Rp 2.000.000,BOP sesungguhnya Rp 8.000.000,Kas Rp 2.000.000,Rugi produk rusak Rp 8.000.000,BDP-BBB Rp 5.000.000,BDP-BTKL Rp 3.000.000,BDP-BOP Rp 2.000.000,-

PERTEMUAN VIII
PRODUK CACAT
Produk cacat adalah produk yang tidak memenuhi standar mutu yang telah ditentukan tetapi secara ekonomis masih bisa diperbaiki. Artinya biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki produk cacat lebih rendah dibandingkan dengan harga jualnya. Permasalahan pada produk cacat adalah menyangkut biaya tambahan untuk memperbaiki produk cacat tersebut. Perlakuan tambahan biaya pada produk cacat juga tergantung pada penyebab terjadinya, apakah produk cacat disebabkan oleh sulitnya pengerjaan, kegiatan normal atau karena kesalahan.

PERTEMUAN IX
AKUNTANSI BIAYA OVERHEAD PABRIK Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi produk selesai. Elemen biaya produksi tersebut terdiri dari 3 jenis biaya yaitu :biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik (BOP). Biaya overhead pabrik adalah semua biaya yang terjadi dipabrik selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Dengan demikian yang termasuk biaya sebagai biaya overhead pabrik adalah biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung,biaya pemeliharaan,biaya servis dan suku cadang,biaya penyusutan, biaya asuransi dan biaya lainnya yang dikeluarkan di pabrik. Pembebanan BOP berdasarkan tarif , alasannya: 1. jika pembebanan BOP atas dasar BOP yang sesungguhnya sering mengakibatkan HPP per unit berubah-ubah sehingga menyulitkan dalam pengendaliannya. Berubah-ubahnya HPP per unit disebabkan oleh : ada BOP yang bersifat tetap seperti biaya penyusutan yang jumlahnya tidak berubah dalam satu satuan waktu. Adanya perubahan tingkat efisiensi produksi. Adanya BOP yang dikeluarkan secara sporadik Adanya BOP yang terjadinya secara teratur pada waktu-waktu tertentu seperti pembayaran pajak, asuransi, dll.

2.

Harga pokok pesanan dihitung untuk masing-masing pesanan setelah produk selesai dikerjakan.sedangkan BOP sesungguhnya baru bisa dihitung pada akhir periode, sehingga akan kesulitan dalam menghitung HPP per unit pesanan tertentu karena harus menunggu BOP yang dihitung diakhir periode. Anggaran Biaya Overhead Pabrik Taksiran satuan produk yang dihasilkan PERTEMUAN X

Tarif BOP per unit :

DEPARTEMENTASI BOP Seringkali dalam sebuah perusahaan tidak hanya mempunyai departemen produksi saja tetapi juga mempunyai departemen pembantu. Masing-masing departemen produksi akan mengeluarkan BOP sedangkan departemen pembantu akan mengeluarkan biaya departemen masing-masing. Biaya yang dikeluarkan departemen pembantu ini akan dibebankan pada departemen produksi sebagai BOP. Alokasi biaya departemen pembantu ke departemen produksi Dengan adanya alokasi biaya dari departemen pembantu ke departemen produksi maka anggaran BOP departemen produksi harus memperhitungkan biaya tambahan tersebut. Alokasinya dengan cara : 1. metode alokasi langsung biaya yang dikeluarkan departemen pembantu langsung dialokasikan pada departemen produksi yang menikmatinya sesuai dengan porsi yang dimanfaatkan oleh departemen produksi dan antar departemen pembantu tidak terjadi saling transfer jasa. 2. metode alokasi bertahap metode alokasi bertahap digunakan jika antar departemen pembantu terjadi saling transfer jasa. Maksudnya biaya yang dikeluarkan oleh departemen pembantu selain dinikmati oleh produksi juga dinikmati oleh departemen pembantu. 3. metode aljabar bOP departemen pembantu setelah alokasi bsa dicari dengan rumus : X = ao + bo Y Y = a1 + b1 X

PERTEMUAN XI
METODE HARGA POKOK PROSES
Pada perusahaan yang bersifat manufaktur, metode harga pokok proses adalah cara penentuan harga pokok yang membebankan biaya-biaya produksi selama periode tertentu pada proses atau kegiatan produksi dan membagikannya secara merata pada produk yang dihasilkan dalam satu periode yang bersangkutan. Karakteristik metode harga pokok proses : 1. produksi bertujuan untuk memenuhi persediaan produk selesai untuk dijual 2. dasar kegiatannya adalah anggaran yang telah ditentukan sebelumnya 3. kegiatan produksinya bersifat terus-menerus 4. produk yang dihasilkan biasanya bersifat homogen dan biasanya merupakan produk standar 5. biaya dikumpulkan setiap satuan waktu, misalnya bulanan, tri wulan, atau tahunan 6. total biaya maupun biaya per unit dihitung setiap akhir periode Sistem pembebanan biaya : 1. semua elemen biaya produksi dibebankan berdasarkan biaya yang sesungguhnya 2. elemen BOP dibebankan berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka sedangkan biaya lainnya dibebankan berdasarkan biaya yang sesungguhnya 3. semua elemen biaya dibebankan tarif yang ditentukan dimuka biasanya sistem pembebanan biaya ini digunakan sebagai perencanaan dan pengambilan keputusan misalnya untuk perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai harga jual Penggolongan proses produksi : 1. proses produksi yang menghasilkan satu macam barang : a. pengolahan produk melalui satu tahapan pengolahan b. pengolahan produk melalui beberapa tahapan pengolahan 2. proses produksi yang menghasilkan beberapa macam barang : a. pengolahan produk melalui satu tahapan pengolahan b. pengolahan produk melalui beberapa tahapan pengolahan

PERTEMUAN XII Elemen laporan harga pokok produksi


Setiap akhir periode biaya produksi akan dikumpulkan dan kemudian disajikan dalam laporan yang disebut Laporan harga pokok produksi. Dalam laporan harga pokok produksi terdiri dari tiga bagian yaitu : 1. laporan produksi menyajikan beberapa informasi mengenai jumlah produk yang diproses, baik yang berasal dari produk dalam proses awal, produk yang baru masuk dalam proses atau yang berasal dari departemen sebelumnya. Selain itu untuk mencatat informasi mengenai produk selesai yang dikirim ke departemen lainnya untuk diproses lebih lanjut atau produk selesai yang ditransfer ke gudang. Juga mencatat informasi mengenai produk yang hilang dalam pengolahan, produk rusak maupun produk cacat dalam pengolahan. 2. biaya yang dibebankan menyajikan informasi : a. jumlah biaya yang dibebankan, yang meliputi harga pokok atas produk dalam proses awal, biaya periode yang bersangkuatan, harga pokok dari departemen sebelmnya, maupun tambahan biaya untuk mengolah produk pada departemen yang bersangkutan b. tingkat produksi ekivalen atau unit ekuivalen proses yang disetarakan dengan unit produk selesai, dengan rumus : Unit ekuivalen = Produk jadi + (Produk dalam proses x %tingk. Penyelesaian) c. besarnya harga pokok produksi per unit, baik masing-masing elemen biaya produksi maupun secara total 3. perhitungan harga pokok menyajikan informasi mengenai berapa besarnya biaya yang diserap dalam produk selesai dan produk dalam proses akhir periode.

PERTEMUAN XIII PROSEDUR AKUNTANSI METODE HARGA POKOK PROSES


Prosedur akuntansi untuk pengumpulan biaya produksi dengan menggunakan metode harga pokok proses adalah sebagai berikut : a. rekening barang dalam proses, untuk mencatat semua elemen biaya yang masuk proses produksi didebitkan sebesar biaya sesungguhnya dan mengkreditkan masing-masing jenis biaya. BDP-BBB xxx BDP-BTKL xxx BDP-BOP xxx Persediaan Bahan xxx Biaya gaji & upah xxx Biaya Overhead Pabrik xxx b. mencatat harga pokok produk selesai Persediaan produk selesai xxx BDP-BBB xxx BDP-BTKL xxx BDP-BOP xxx c. apabila ada produk yang belum selesai Persediaan produk selesai xxx BDP-BBB xxx BDP-BTKL xxx BDP-BOP xxx

PERTEMUAN XIV CONTOH KASUS


PT. AYUNDA menghasilkan satu jenis barang yang diolah melalui satu departemen,mempunyai data produksi dan biaya produksi selama bulan Mei 2007 sebagai berikut : A. Selama bulan Mei 2007 perusahaan membeli bahan sebesar Rp 10.000.000,- dan yang dimasukan dalam produksi sebesar Rp 9.000.000,B. Gaji yang dibayarkan untuk karyawan pabrik sebesar Rp 6.175.000,C. BOP yang dikeluarkan selama bulan Mei 2007 sebesar Rp 6.650.000,-. D. Produk yang diproses selama bulan Mei 2007 sebanyak 10.000 unit. Produk jadi dan dikirim ke gudang 8.000 unit dan 2.000 unit produk masih dalam proses dengan tingkat penyelesaian 100% biaya bahan dan 75% biaya konversi (biaya konversi adalah biaya tenaga kerja dan BOP). Dari data tersebut diminta untuk membuat : 1. Laporan Harga Pokok Produksi Bulan Mei 2007 2. Jurnal selama bulan Mei 2007-02-27 Penyelesaian : PT. AYUNDA LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI Bulan mei 2007 LAPORAN PRODUKSI Produk masuk dalam proses 10.000 unit Produk selesai & dikirim ke gudang 8.000 unit Produk dalam proses akhir Ting. Peny. BB 100% BK 75% 2.000 unit 10.000 unit BIAYA YANG DIBEBANKAN Elemen biaya Unit ekuivalen Total Biaya Biaya/unit BBB = 8.000 + (2.000 x 100%) = 10.000 Rp 9.000.000,- Rp 900,BTKL = 8.000 + (2.000 x 75%) = 9.500 Rp 6.175.000,- Rp 650,BOP = 8.000 + (2.000 x 75%) = 9.500 Rp 6.650.000,- Rp 700,Rp 21.825.000,- Rp 2.250,Perhitungan harga pokok : Produk jadi & dikirim ke gudang = 8.000x Rp 2.250,Rp 18.000.000,Produk dlm proses akhir (2.000) : BBB = 2.000 x 100% x Rp 900,= Rp 1.800.000,BTKL = 2.000 x 75% x Rp 650,= Rp 975.000,BOP = 2.000 x 75% x Rp 700,= Rp 1.050.000,Rp 3.825.000,Jumlah yang dibebankan Rp 21.825.000,Jurnal untuk mencatat kegiatan diatas : a. Mencatat pembelian bahan baku Persediaan bahan Rp 10.000.000,Kas/Hutang Dagang Rp 10.000.000,b. Mencatat biaya gaji & upah Biaya gaji & upah Rp 6.175.000,Hutang gaji & upah Rp 6.175.000,c. Mencatat BOP BOP Rp 6.650.000,Berbagai rekening Rp 6.650.000,d. Mencatat pembebanan biaya produksi BDP-BBB Rp 9.000.000,BDP-BTKL Rp 6.175.000,BDP-BOP Rp 6.650.000,e. Mencatat produk jadi Persediaan produk jadi Rp 18.000.000,BDP-BBB Rp 7.200.000,BDP-BTKL Rp 5.200.000,BDP-BOP Rp 5.600.000,Perhitungan : BBB = 8.000 x Rp 900,= Rp 7.200.000,BTKL = 8.000 x Rp 650,= Rp 5.200.000,BOP = 8.000 x Rp 700,= Rp 5.600.000,f. mencatat produk dalam proses akhir persediaan produk dalam proses Rp 3.825.000,BDP-BBB Rp 1.800.000,BDP-BTKL Rp 975.000,BDP-BOP Rp 1.050.000,-

You might also like