You are on page 1of 11

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Polusi merupakan masuknya makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain ke dalam

lingkungan yang menyebabkan berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam. Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global. Di Indonesia, kendaraan bermotor merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Menurut World Bank, dalam kurun waktu 6 tahun sejak 1995 hingga 2001 terdapat pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia sebesar hampir 100%. Sebagian besar kendaraan bermotor itu menghasilkan emisi gas buang yang buruk, baik akibat perawatan yang kurang memadai ataupun dari penggunaan bahan bakar dengan kualitas kurang baik (misal: kadar timbal/Pb yang tinggi) . World Bank juga menempatkan Jakarta menjadi salah satu kota dengan kadar polutan/partikulat tertinggi setelah Beijing, New Delhi dan Mexico City. Meningkatnya polusi udara akibat pertumbuhan kota serta penggunaan moda transportasi berbahan bakar minyak mengundang keprihatinan. Elemen masyarakat peduli terhadap persoalan lingkungan pun tak mau tinggal diam. Mereka mengingatkan para pengguna jalan dan pengunjung mal dengan mengusung Gerakan Anti Udara Kotor. Semarang menjadi salah satu dari 10 kota besar di Indonesia yang kondisi transportasi dan kualitas udaranya paling mengkhawatirkan. Hal tersebut akibat makin tidak idealnya perbandingan antara jumlah penduduk dengan jumlah kendaraan bermotor yang ada. Hasil penelitian Departemen Perhubungan hingga tahun 2005 menunjukkan, kesemrawutan transportasi dan polusi udara di Kota Semarang hanya kalah dengan Surabaya, Bandung, Bogor, dan Medan. Setelah Kota Semarang berturut- turut ditempati Yogyakarta, Denpasar, Makassar, Palembang, dan Malang.

Polusi udara yang terjadi sangat berpotensi menggangu kesehatan. Menurut perhitungan kasar dari World Bank tahun 1994 dengan mengambil contoh kasus kota Jakarta, jika konsentrasi partikulat (PM) dapat diturunkan sesuai standar WHO, diperkirakan akan terjadi penurunan tiap tahunnya: 1400 kasus kematian bayi prematur; 2000 kasus rawat di RS, 49.000 kunjungan ke gawat darurat; 600.000 serangan asma; 124.000 kasus bronchitis pada anak; 31 juta gejala penyakit saluran pernapasan serta peningkatan efisiensi 7.6 juta hari kerja yang hilang akibat penyakit saluran pernapasan, suatu jumlah yang sangat signifikan dari sudut pandang kesehatan masyarakat. Dari sisi ekonomi pembiayaan kesehatan (health cost) akibat polusi udara di Jakarta diperkirakan mencapai hampir 220 juta dolar pada tahun 1999. Dari uraian data diatas, penulis menyusun karya tulis dengan judul PENGARUH POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MANUSIA 1.2. Rumusan Masalah

Masalah yang dibahas dalam karya tulis ilmiah ini antara lain : 1) Apakah penyebab polusi udara ? 2) Apa dampak atau pengaruh polusi udara bagi kesehatan manusia ? 3) Bagaimana upaya untuk mengatasi polusi udara ?
1.3.

Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin diperoleh dari penulisan karya tulis ini yaitu : 1) Dapat mengetahui penyebab polusi udara 2) Mengetahui dampak atau pengaruh polusi udara bagi kesehatan manusia 3) Mengetahui upaya untuk mengatasi polusi udara 1.4. Definisi Istilah

BAB II PEMBAHASAN

2.1.

Penyebab Polusi Udara Pencemaran udara dibedakan menjadi pencemar primer dan pencemar sekunder.

Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. Karbon monoksida adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Atmosfer merupakan sebuah sistem yang kompleks, dinamik, dan rapuh. Belakangan ini pertumbuhan keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam konteks global dan hubungannya dengan pemanasan global, perubahan iklim dan deplesi ozon di stratosfer. Beberapa kegiatan manusia yang dapat menimbulkan polusi udara adalah transportasi, industri, pembangkit listrik, pembakaran (perapian, kompor,dsb) gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti CFC. Sumber alami seperti gunung berapi, rawa-rawa, kebakaran hutan. Sumber-sumber lain seperti kebocoran tangki, timbulan gas metana dari lahan uruk/tempat pembuangan akhir sampah dan uap pelarut organik. 2.1.1. Macam-macam polutan a) Senyawa belerang berasal dari pembakaran batu bara
b) Partikulat berasal dari pembakaran serat asbes, bijih besi, dan asbes yang hancur

biasanya berbentuk asap c) Karbondioksida berasal dari pembakaran bahan bakar dan hutan serta asap kendaraan bermotor.
d) Klorofuosokarbon (CFC) berasal dari kebocoran gas lemari pendingin, bahan pelarut

dan pengembang plastic busa.


e) Nitrogen oksida berasal dari proses pembakaran dan pembentukan asap kabut fito

kimia.
f) Hydrogen karbon berasal mesin mobil dan penyedot udara.Pengoksida berasal dari

nitrogen oksida dan hidrokarbon dari mobil, contoh pengoksida adalah pereaksi asetit nitrat.

2.1.2. Komponen penyebab polusi udara

a) Karbon Dioksida (CO2) Karbon dioksida berasal dari pembakaran sempurna hidrokarbon di dalamnya termasuk minyak bumi dan gas alam. Sebagai contoh pembakaran oktana yang merupakan salah satu komponen bensin dengan reaksi sebagai 16 CO2 (g) + 18 H2O (g). Sebenarnya berikut :2 C8H18 (l) + 25 O2 (g) gas karbon dioksida tidak berbahaya bagi manusia. Namun, kenaikan kadar CO2 di udara telah mengakibatkan peningkatan suhu di permukaan bumi. Fenomena inilah yang disebut efek rumah kaca (green house effect). Efek rumah kaca adalah suatu peristiwa di alam dimana sinar matahari dapat menembus atap kaca, tetapi sinar infra merah yang dipantulkan tidak bisa menembusnya. Sinar matahari yang tidak bisa keluar itu tetap terperangkap di dalam rumah kaca dan mengakibatkan suhu di dalam rumah kaca meningkat. Seperti itu pula karbon dioksida di udara. Ia dapat dilewati sinar ultraungu dan sinar tampak, tetapi menahan sinar inframerah yang dipantulkan dari bumi. Akibatnya suhu dipermukaan bumi naik jika kadar CO2 di udara naik. Kenaikan suhu global dapat mencairkan sungkup es di kutub. Akibat selanjutnya adalah kenaikan permukaan laut sehingga dapat membanjiri kota-kota pantai di seluruh dunia termasuk kota kita tercinta. b) Karbon Monoksida (CO) Gas karbon monoksida berasal dari pembakaran tak sempurna bahan bakar dalam kendaraan bermotor. Gas buang hasil pembakaran bensin dari kendaraan bermotor mengandung 10.000 sampai 40.000 ppm CO. Gas ini tidak berwarna dan tidak berbau, oleh karena itu, kehadirannya tidak segera diketahui. Gas itu bersifat racun, dapat menimbulkan rasa sakit pada mata, saluran pernafasan, dan paru-paru. Bila masuk ke dalam darah melalui pernafasan, CO bereaksi dengan hemoglobin dalam darah membentukCOHb (karboksihemoglobin) dengan reaksi sebagai berikut : CO + Hb COHb. Seperti kita ketahui, hemoglobin ini seharusnya bereaksi dengan oksigen menjadi O2Hb (oksihemoglobin) dan membawa oksigen yang diperlukan ke sel-sel jaringan tubuh dengan reaksi sebagai berikut : O2 O2Hb. Ikatan CO dengan Hb lebih kuat dibanding O2 dengan Hb + Hb sehingga menghalangi fungsi vital Hb untuk membawa oksigen bagi tubuh, yang berakibat tubuh
4

kekurangan oksigen sehingga menimbulkan rasa sakit kepala dan gangguan pernafasan bahkan kematian.
c) Oksida Belerang (SO2 dan SO3)

Senyawa-senyawa belerang yang bertindak sebagai zat pencemar yang berbahaya adalah gas-gasa SO2 dan SO3. Gas SO2 di atmosfer sebagian besar berasal dari hasil pembakaran minyak bumi dan batubara yang mengandung belerang, di samping ada juga yang berasal dari hasil oksidasi bijih-bijih sulfida di industri. Udara yang mengadung SO2 dalam kadar cukup tinggi dapat menyebabkan radang paru-paru dan tenggorokan pada manusia serta khlorosis (kepucatan) pada daun-daun. Oksidasi SO2 akan menyebabkan terbentuknya SO3. SO3 bila bereaksi dengan uap air akan menyebabkan hujan asam (acid rain). pH air hujan yang mengandung oksida belerang akan turun menjadi 3 4. Akibatnya timbul korosi logam-logam, kerusakan bangunan yang terbuat dari batu pualam dan memudarnya cat-cat pada lukisan. SO2 apabila terisap oleh pernafasan akan bereaksi dengan air dalam saluran pernafasan dan membentuk asam sulfit yang akan merusak jaringan dan menimbulkan rasa sakit. Apabila SO3 yang terisap, maka yang terbentuk adalah asam sulfat, dan asam ini lebih berbahaya. d) Oksida Nitrogen (NO dan NO2) Dalam beberapa dasawarsa terakhir, jumlah kendaraan bermotor yang meningkat telah menimbulkan sejenis pencemaran udara yang tidak pernah dialami oleh peradaban sebelumnya. Pencemaran ini ditimbulkan oleh oksida nitrogen. Sumber utama oksida nitrogen adalah pembakaran bahan bakar dalam industri dan kendaraan bermotor. Nitrogen dan oksigen tidak bereaksi pada suhu rendah, tetapi pada suhu tinggi, kedua gas itu 2 NO (g). Dimungkinkan bereaksi sebagai berikut : N2 (g) + O2 (g) Sekitar 10% dari gas NO yang dihasilkan, teroksidasi lebih lanjut membentuk NO2.Campuran NO dan NO2 sebagai pencemar udara biasa ditandai dengan lambang NOx. NOx di udara tidak beracun secara langsung pada manusia, tetapi NOx ini bereaksi dengan bahan-bahan pencemar lain dan menimbulkan fenomena asbut (asapkabut) atau smoke dalam bahasa Inggris. Asbut ini mengakibatkan mata perih, nafas sesak dan tanaman layu. Asbut adalah campuran rumit yang terdiri dari
5

berbagai gas dan partikel-partikel zat cair dan zat padat. Asbut dihasilkan dari serentetan reaksi fotokimia (yaitu reaksi kimia di bawah pengaruh sinar matahari NO (g) dan O (g) (energi sinar matahari). NO2 (g) + Motor bakar, juga menghasilkan hidrokarbon yang tidak terbakar akibat reaksi pembakaran di dalam motor kurang sempurna. Hidrokarbon ini dapat bereaksi dengan atom oksigen yang dihasilkan dari dekomposisi fotokimia NO2. Reaksi ini menghasilkan radikal hidrokarbon bebas yang sangat reaktif. Radikal ini bereaksi dengan NO dan menghasilkan NO2 lagi, dan serentetan reaksi berulang lagi dan menghasilkan ozon. Radikal bebas itu juga bereaksi dengan O2 dan N2 dan menghasilkan senyawa yang disebut peroksiasilnitrat (PAN). PAN juga memberi efek asbut dan menimbulkan rasa perih di mata e) Pencemar Butiran Di antara pencemar butiran, yang paling mencolok adalah asap dan butir-butir karbon sisa pembakaran. Bahan pencemar itu dapat berasal dari pembangkit listrik, industri dan kendaraan bermotor. Pencemar butiran dapat mengganggu pernafasan, daya pandang dan mempengaruhi cuaca. f) Pencemaran Timbal di udara Timbal (Pb) merupakan pencemar udara yang berasal dari gas buangan kendaraan bermotor. Untuk menghasilkan pembakaran yang baik dan meningkatkan efisiensi motor bakar, bensin diberi zat tambahan, yaitu Pb(C2H5)4 atau Tetra Etil Timbal (TEL). Setelah mengalami pembakaran di dalam motor, timbal dilepas ke udara dalam bentuk oksida timbal. Timbal merupakan racun keras yang bila menumpuk di dalam tubuh akan menimbulkan kerusakan permanen pada otak, darah dan organ tubuh lainnya. Penurunan kualitas udara akibat pencemaran udara merupakan masalah serius kotakota besar di Indonesia. Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia mengalami kerugian ekonomi hingga 424,3 juta dollar AS tahun 1990 dan meningkat menjadi 634 juta dollar AS tahun 2000 akibat pencemaran udara. (Kompas Cyber Media edisi Rabu 14 Agustus 2002). Hasil-hasil pembakaran dari kendaraan bermoror, pabrik-pabrik dan pemanasan atau kegiatan masak-masak di rumah merupakan sumber terbesar dari pada pencemaran udara
6

yang disebabkan oleh kegiatan-kegiatan manusia. Dari sekian banyak zat-zat yang dikeluarkan dengan cara ini kedalam atmosfer telah diketahui lebih dari 100 yang merupakn kontaminan. Benda-benda padat termasuk yang termasuk kedalamnya lebih dari 20 diantaranya adalah unsure logam. Bagian dari senyawa organik jauh lebih besar lagi dan meliputi banyak sekali senyawa hidrokarbon alifatik dan juga fonol, asam serta basa-basa dan banyak senyawa lainnya. Oleh reaksi yang terjadi antara kontaminasi tadi di udara, termasuk reaksi fotokimia, maka senyawa baru akan menambahkan keragaman senyawa pencemaran. Polusi udara biasanya diakibatkan oleh buangan emisi atau bahan pencemar yang diakibatkan oleh proses produksi seperti buangan pabrik, kendaraan bermotor, dan rumah tangga. 2.2. Pengaruh Polusi Udara Terhadap Kesehatan Manusia Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui system pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh. Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik. Studi ADB memperkirakan dampak pencemaran udara di Jakarta yang berkaitan dengan kematian prematur, perawatan rumah sakit, berkurangnya hari kerja efektif, dan ISPA pada tahun 1998 senilai dengan 1,8 trilyun rupiah dan akan meningkat menjadi 4,3 trilyun rupiah di tahun 2015. Analisis peneliti selama 12 tahun, menyimpulkan bahwa pengaruh jangka pendek dari meningkatnya polusi, yaitu meningkatkan gejala asma dan kemampuan fungsi paru-paru. Analisis didasarkan dari perolehan data yang dihimpun National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) dan Inner-City Asthma Study (ICAS) menguji 861 anak anak berusia 5-12 tahun dan mengalami asma. Berikut ini beberapa mekanisme biologis bagaimana polutan udara mencetuskan gejala penyakit:
a) Timbulnya reaksi radang/inflamasi pada paru, misalnya akibat PM atau

ozon.Terbentuknya radikal bebas/stres oksidatif, misalnya PAH (Polyaromatic Hydrocarbons) b) Modifikasi ikatan kovalen terhadap protein penting intraselular seperti enzimenzim yang bekerja dalam tubuh.
7

c) Komponen biologis yang menginduksi inflamasi/peradangan dan gangguan system imunitas tubuh, misalnya golongan glukan dan endotoksin
d) Stimulasi sistem saraf otonom dan nosioreseptor yang mengatur kerja jantung

dansaluran napas.
e) Efek adjuvant (tidak secara langsung mengaktifkan sistem imun) terhadap

system imunitas tubuh, misalnya logam golongan transisi dan DEP/Diesel Exhaust Particulate.
f) Efek procoagulant yang dapat menggangu sirkulasi darah dan memudahkan

penyebaran polutan ke seluruh tubuh, misalnya ultrafine PM. 2.3. Cara Mengatasi Polusi Udara Cara Mengatasi Polusi Udara dengan tanaman. Beberapa tanaman memiliki kemampuan secara drastis untuk mengurangi tingkat polusi dalam ruangan, demikian menurut penelitian baru yang dilakukan oleh Universitas Georgia. Para peneliti menunjukkan bahwa jenis tanaman tertentu dapat secara efektif mengurangi kontaminasi yang dibawa udara, termasuk senyawa organik berbahaya yang mudah menguap (Volatile Organic Compound/VOC). Peneliti menyarankan untuk segera menggunakan tanaman di lingkungan rumah dan kantor untuk tujuan tersebut. Dari 28 tanaman yang diuji, para peneliti mengidentifikasi lima ornamen super, yaitu tanaman-tanaman yang memiliki tingkat pengurangan kontaminasi tertinggi, sebuah proses yang dinamakan sebagai phytoremediation. Tanaman-tanaman tersebut diantaranya adalah daun Selandang Darah (Hemigraphis Alternataa), Daun Ivi (Hedera Helix), beragam tanaman Hoya (Hoya cornosa), Asparaga (Asparagus Densiflorus) dan tanaman Palida (Tradescantia pallida) diletakkan di gelas, container kedap gas, dan terekspos ke VOC yang berasal dari alat-alat rumah tangga, termasuk benzene, toluene, octane, alpha-pinene dan TCE. Penelitian ini dibiayai oleh Stasiun Penelitian Agrikultural UGA, dan dipublikasikan pada bulan Agustus 2009 dalam majalah Hort Science. Tidak semua VOC adalah racun, dan tanaman juga mengeluarkan VOC, meski sebagian tidaklah berbahaya, atau setidaknya berada dalam ambang batas normal. Tetapi Kays mengatakan bahwa kurangnya informasi mengenai tingkat racun bahan kimia dan metode yang berkemampuan untuk mengukur kualitas udara dalam ruangan mempersulit untuk menilai keberadaan dan tingkat keamanan. 50 juta bahan kimia organik dan non organik telah didaftarkan dalam sistem CAS, sebuah sistem yang mengidentifikasi substansi kimia sejak tahun 1957.
8

Kays(thn hal) mengatakan bahwa dengan hanya menempatkan tanaman dalam ruangan memiliki kemungkinan untuk memperbaiki kualitas udara dalam ruangan secara signifikan, tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk membantu para ilmuwan menyempurnakan konsep tersebut. Berikut ini merupakan beberapa cara mengatasi pencemaran udara.
a) Menanam dan merawat tumbuhan di sekitar lingkungan kita. Berapa pun luas

area kosong di rumah atau di tempat kerja kita, tanamilah dengan tumbuhan. Hal ini berguna untuk menyejukkan dan mengurangi jumlah polusi udara di sekitar kita. Jika lahan kosong benar-benar tidak ada, Anda bisa memelihara tanaman dalam pot dan meletakkannya atau bisa juga menggantungnya di teras atau beranda rumah.
b) Gunakan kendaraan bermotor Anda, mobil ataupun motor, seefisian mungkin.

Jika Anda memiliki 2 mobil, satu untuk Anda dan satu lagi milik pasangan Anda, kenapa tidak menggunakan satu saja? Anda bisa mengantar jemput pasangan sambil berangkat dan pulang kantor bukan?
c) Gunakan transportasi umum. Jika tidak perlu sekali, simpan kendaraan pribadi

Anda di rumah dan gunakan transportasi umum yang ada. Ini akan membantu mengurangi jumlah kendaraan yang membuang polusinya setiap hari ke angkasa.
d) Ikutlah komunitas bersepeda. Alat transportasi yang ramah lingkungan seperti

sepeda akan sangat membantu untuk mengurangi polusi udara di kota, terlebih dengan bersepeda Anda juga sehat karena aktivitas ini bagus untuk jantung.
e) Gunakan kendaraan yang ramah lingkungan seperti becak, sepeda, dokar atau

delman. Jika menggunakan mobil atau motor, sebaiknya selalu lakukan pengecekan supaya mesin kendaraan bagus dan mengurangi polusi udara dengan memastikan emisi pembuangan di kendaraan Anda baik.
f) Gunakan bahan bakar yang ramah lingkungan. g) Lakukan gerakan menanam pohon dengan baik di lingkungan pinggir jalan

yang berkoordinasi dengan dinas tata kota atau Anda bisa melakukan sebuah acara khusus untuk mewujudkan gerakan cinta kepada lingkungan dan stop polusi udara.

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa :


a) Polusi udara disebabkan karena Karbon Dioksida (CO2), Karbon Monoksida

(CO), Oksida Belerang (SO2 dan SO3), Oksida Nitrogen (NO dan NO2), Pencemar Butiran, Pencemaran Timbal di udara.
b)

Dampak polusi udara bagi kesehatan yaitu dapat menyyebabkan berbagai penyakit khususnya pada organ pernapasan. Cara mengatasi polusi udara diantaranya yaitu dengan cara penghijauan dengan tanaman dan tidak membuang sampah sembarangan.

c)

3.2. Saran

10

DAFTAR PUSTAKA http://pakarbisnisonline.blogspot.com/2010/01/cara-mengatasi-polusi-udara-dengan.html http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_udara http://thewordiswhite.wordpress.com/2009/03/30/dampak-polusi-udara-terhadap-kesehatan/ http://www.scribd.com/doc/22536905/POLUSI-UDARA http://hitamputihkita.wordpress.com/pencerahan-2/ http://www.anneahira.com/cara-mengatasi-pencemaran-udara.htm

11

You might also like