You are on page 1of 45

PERAWATAN DAN PERBAIKAN PADA GATE VALVE

LAPORAN PRAKTEK KERJA

Dibuat untuk memeneuhi Salah Satu Syarat Kurikulum Pada Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang

Oleh :

Ahmad Hasanul Fikri 0610 3020 0099

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG TEKNIK MESIN 2012

LEMBAR PENGESAHAN PERAWATAN DAN PERBAIKAN PADA GATE VALVE

OLEH : AHMAD HASANUL FIKRI 0610 3020 0099

Disetujui dan disahkan sebagai laporan Kerja Praktek Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG

Palembang, Mengetahui Ketua Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya

Januari 2013

Disetujui Oleh Dosen Pembimbing Laporan Praktek Kerja Lapangan

Ir. Syafei M.T. NIP. 196601211993031002

Ahmad Junaidi S.T,M.T. NIP. 19660711199003100

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan bagi ALLAH S.W.T karena kasih dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan kerja praktik sekaligus menyusun laporan di PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG. Kerja Praktik merupakan mata kuliah wajib dalam kurikulum Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya. Tujuan dari Pelaksanaan kerja praktik adalah untuk mengenalkan mahasiswa terhadap aplikasi ilmu yang dipelajari di bangku kuliah pada dunia industri. Dalam melaksanakan kerja praktik dari persiapan hingga proses penyusunan laporan, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, berupa bimbingan, petunjuk, informasi maupun pelayanan. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Kedua orang tua penulis, yang selalu memberikan doa dan semangat kepada saya selama melakukan kerja praktik. 2. Bapak Ir. Safei, M.T selaku Kepala Jurusan Tenik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya. 3. Bapak Ahmad Junaidi, S.T, M.T selaku dosen pembimbing laporan kerja praktek. 4. Bapak M. Sofian selaku Pembimbing Kerja Praktik di Departemen Perbengkelan bagian Bengkel Mesin 5. Bapak M. Hatta Ansyori selaku breman valve. 6. Semua pihak yang telah membantu dan membimbing kami dalam melaksanakan kerja praktik yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

iii

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun kami harapkan. Kami juga berharap agar laporan Kerja Praktik ini dapat berguna dan bermanfaat bagi rekan-rekan pembaca serta rekan-rekan kami di lingkungan Politeknik khususnya di Jurusan Teknik Mesin.

Palembang,

Januari 2013

Penulis

iv

DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN.. KATA PENGANTAR.. DAFTAR ISI. DAFTAR GAMBAR BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. 1.2 Tujuan dan Manfaat dari Kerja Praktek... 1 2 i ii iii v viii

1.2.1 Tujuan.... 2 1.2.2 Manfaat. 1.3 Rumusan Masalah.... 1.4 Metode Pengumpulan Data. 2 2 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Valve..... 2.2 Bagian-Bagian Utama padaValve.......... A. Seat dan Disc.................. B. Stem dan Handwheel.............. C. Bonnet dan Packing........... .... 4 5 5 6 6

D Gland dan Gland Nut.................. 2.3 Klasifikasi Valve Berdasarkan Kegunaan / Fungsinya .... A. Valve Buka / Tutup (Start / Stop Valve) ...................... 1 Slinding Valve......................... a) Gate Valve....................... b) Piston Valve........................ 2. Rotating Valve........................ a) Plug Valve........................... b) Ball Valve........................ c) Butterfly Valve.................................... B. Valve Pengantur Banyaknya Aliran Fluida (Globe Valve) ... a) Angle Valve......................... b) Needle Valve........................ C. Valve Pencegah Aliran Balik / Check Valve........................ D. Relieve Valve dan Sefty Valve............................. 2.4 Teori Pemeliharaan...................................... A. Pengertian Umum Perawatan........................ B. Jenis-jenis Perawatan.........................

6 6 6 6 7 8 9 9 10 11 12 14 15 15 17 18 18 19

BAB III. PEMBAHASAN 3.1 Troubleshooting (Permasalahan pada Valve dan solusinya)............ A. Valve Leak.............. B. Kerusakan Fisik............... 22 22 22

vi

C. Pemberian Pelumasan................. 3.2 Pemeliharaan Gate Valve......................................................... 3.3 Perbaikan Pada Gate Valve.......................... A. Identifikasi Valve............. B. Tools dan Alat Consumable...... C. Langkah-Langkah Perbaikan Gate Valve Class 150~600........... 1) Pembongkaran Gate Valve. 2) Proses Perbaikan Pada Gate Valve. 3) Assembling (Proses Pemasangan Kembali) . D. Standart Pengujian Valve.. E. Jenis Pengujian Valve F. Prosedur Pengujian Tekanan (Pressure Test) .. G. Peralatan Pengujian Tekanan yang Digunakan.... H. Pengecetan

22 22 23 23 27 27 27 28 30 31 32 32 33 34

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan 4.2 Saran.. Daftar Pustaka Lampiran.... 35 35 36 37

vii

DAFTAR GAMBAR Halaman Gbr. 2.1 Bagian-bagian Valve..... Gbr. 2.2 Gate Valve.. Gbr. 2.3 Piston Valve....... Gbr. 2.4 Plug Valve............................. Gbr. 2.5 Ball Valve................................ 5 8 8 10 11

Gbr. 2.6 Butterfly Valve............................. 12 Gbr. 2.7 Globe Valve................................ Gbr. 2.8 Perbedaan Gate dan Globe Valve............... 13 14

Gbr. 2.9 Angle Valve.............................. 14 Gbr. 2.10 Needle Valve......................... Gbr. 2.11 Swing Check Valve.............................. Gbr. 2.12 Lift Check Valve............................... Gbr. 2.13 Ball Check Valve.......................... Gbr. 2.14 Relieve Safety Valve............................. Gbr. 3.1 Proses Pembongkaran Gate Valve................. 15 16 16 17 18 28

viii

Gbr. 3.2 Proses Lepping pada gate Valve.................... Gbr. 3.3 Mesin Lepping Otomatis dan Manual........ Gbr. 3.4 Proses Assembling..................................... Gbr. 3.5 Mesin Uji Tekan Dengan Media Fluida Cair.. Gbr. 3.6 Pengujian Tekanan dengan Fluida Cair Pada Gate Valve .

29 30 31 33 34

ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Perawatan mencakup semua kegiatan yang merawat fasilitas dan peralatan untuk bekerja baik hingga sistem dapat melakukan kerjanya sebagaimana yang diinginkan. Perawatan juga dapat disebut sebagai sistem manajemen aset yang menjaga kondisi peralatan atau mesin dalam kondisi kerja optimal. Definisi dari perawatan adalah mencoba menghilangkan penyebabpenyebab suatu kerusakan yang ada pada peralatan. Sedangkan definisi dari perbaikan adalah memperbaiki penyebab suatu kerusakan yang ada peralatan. Mengapa ada kebutuhan untuk suatu bagian perawatan dan perbaikan? Perawatan dan perbaikan diperlukan dikarenakan dalam suatu proses produksi perlunya kesinambungan kerja, dimana bila suatu perusahaan bergerak dibidang jasa produksi maka perusahaan itu harus menjaga produknya. Untuk menjaga mutu produk ini nantinya terkait dengan kemampuan dari peralatan pendukung di perusahaan, dari hal ini maka dibutuhkan bagian perawatan dan perbaikan. Mengapa di butuhkan perawatan dan perbaikan pada valve? Pada seuatu perusahaan besar yang bergerak di bidang industri tak jarang banyak terlihat berbagai macam valve pada setiap instalasi perpipaannya. Karena valve paling banyak diandalkan untuk mengatur besar kecilnya flow, rendah tingginya level, maupun rendah tingginya suhu dan tekanan. Oleh karena itu, perawatan dan perbaikan pada valve itu sendiri sangat dibutuhkan. sehingga aliran fluida pada instalasi tersebut dapat mengalir dengan lancar agar tidak mempengaruhi terhadap hasil produksi perusahaan itu sendiri.

1.2 Tujuan dan Manfaat dari Perawatann dan Perbaikan 1.2.1 Tujuan Dengan mengikuti dan melaksanakan kerja praktik, maka mahasiswa dapat membandingkan disiplin ilmu yang diperoleh dibangku kuliah dengan kenyataan di lapangan serta meningkatkan keahlian dibidang masing-masing. Adapun tujuan dari perawatan dan perbaikan adalah: a. Memperpanjang masa pakai peralatan b. Menjamin kesiapan peralatan kerja c. Menjamin keselamatan kerja d. Menjamin kesiapan alat bila sewaktu-waktu diperlukan e. Kemampuan produksi f. Menjaga kualitas g. Biaya diperendah untuk memperoleh keuntungan 1.2.2 Manfaat Manfaat yang apat diambil dari perawatan dan perbaikan adalah: a. Mencegah terjadinya kerusakan yang lebih besar dan berat, b. Mempertahankan agar peralatan/mesin selalu dalam keadaan baik setiap saat dan dalam kondisi apapun, c. Untuk memperkecil kerusakan yang akan terjadi dan meringankan beban kerja dari suatu pekerjaan, d. Mengelola biaya anggaran perawatan yang tersedia (dipergunakan sesuai kebutuhan yang direncanakan). 1.3 Rumusan Masalah Pada saat melakukan kerja praktek di PT. PUSRI penulis diberi kesempatan pada bagian departemen perbengkelan. Dimana penulis banyak menemukan / menemui beberapa jenis valve yang banyak mengalami kerusakan sehingga di perlukanlah proses perawatan dan perbaikan. Untuk itu, penulis

membahas bagaimana Perawatan dan Perbaikan Gate Valve. Dimana kasus yang sering terjadi kerusakan di lapangan adalah sering terjadinya kerusakan pada gate valve tersebut. Itu sebabnya perlu di lakukan perawatan dan perbaikan. Seperti, Built Up, Machining, Lapping atau Mengganti dengan yang baru bila di perlukan. 1.4 Metode Pengumpulan Data Adapun metode yang digunakan untuk pengumpulan data ini yaitu : 1. Metode Library Research Dalam metode ini penulis mendapatkan data dari literatur dan buku. 2. Metode Konsultasi Dalam metode ini penulis mendapatkan bimbingan dari bapak

pembimbing, penerapan dari teori yang diberikan dosen di bangku kuliah dan juga konsultasi antar teman mahasiswa. 3. Metode Studi Lapangan Dalam metode ini penulis mendapatkan data dengan terjun langsung ke lapangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Valve VALVE atau juga disebut katup adalah sebuah alat untuk mengatur aliran suatu fluida dengan menutup, membuka atau menghambat sebagian dari jalannya aliran. Contoh yang mudah adalah keran air. Valve atau biasa juga disebut dengan kerangan, sangat berperan penting dalam sistem pipa di suatu pabrik, cargo pump dan lain-lain guna menjaga kestabilan proses operasional, valve bertugas mengatur aliran (fluida) dalam suatu proses pembongkaran dan pemuatan cargo. Secara tidak langsung, maka valve dapat diandalkan untuk mengatur besar kecil nya flow, rendah tingginya level, rendah tingginya temperatur ataupun tekanan Ketika valve telah dipasang dalam suatu rangkaian pipa. Pada saat valve di buka, fluida mulai mengalir, dan ketika valve ditutup maka fluida pun berhenti mengalir. Valve seperti ini bertugas untuk menutup penuh (fully closed) ataupun membuka penuh (fully opened) suatu aliran. Karena tugasnya hanya untuk membuka atau menutup maka valve sejenis ini dinamakan dengan ON/OFF valves atau Isolation valve. Selain untuk membuka dan menutup atau fully opened dan fully closed, ada juga valve yang berfungsi untuk mengatur (regulate) aliran (fluida). Valve sejenis ini sering disebut sebagai Throttling valve. Ada juga valve yang tugas nya mengatur agar aliran berjalan ke satu arah saja ataupun agar tidak terjadi reversed flow atau backflow. valve seperti ini disebut check valve atau one way valve.

Beberapa valve ada juga yang dirancang untuk melepaskan (release) kelebihan pressure untuk menjaga keamanan alat ataupun operator. Valve yang berfungsi untuk melepaskan kelebihan pressure ini sering disebut

sebagai pressure relieve valve ataupun pressure safety valve (kedua jenis valve ini mempunyai fungsi yang sama tetapi prinsip kerjanya berbeda). 2.2 Bagian-bagian Utama Pada Valve Pada dasarnya, valve mempunyai bagian-bagian dasar yang sama. Seperti terlihat pada gambar dibawah ini. Bagian-bagian utama valve adalah: body, seat, disc, bonnet, gland, packing, stem dan handwheel.

Gambar 2.1 Bagian-bagian Valve (Sumber: http://www.noltime.com/jenis-jenis-valve-atau-kerangan-diataskapaltanker.html)

A. Seat dan Disc Seat adalah bagian pada valve yang mantap/diam. Disc adalah bagian yang bergerak, bertugas sebagai pengontrol aliran. Disc akan bergerak keatas sehingga memberikan ruang lebih banyak agar fluida dapat

mengalir, bergerak kebawah jika akan menutup dan menekan seat dengan rapat. Banyak valve yang berbeda namanya karena perbedaan disc dan seat ini. Seperti Ball Valve, Plug Valve, Needle Valve. B. Stem dan Handwheel Jika kita telusuri bagian valve dari bawah keatas setelah seat, disc lalu stem dan handwheel yang semuanya tergabung jadi satu. Stem berbentuk batang yang sebagian berulir sebagian tidak. Handwheel digunakan oleh operator untuk memutar stem, sehingga dapat menggerakkan disc keatas dan kebawah. Khusus saat pengoperasian Handwheel, jika diputar searah jarum jam maka valve akan menutup, sebaliknya jika diputar berlawanan jarum jam maka valve akan membuka. Namun, ketika hendak menutup valve, hendaknya jangan memaksa putaran handwell terlalu keras dan kencang, karena akan menyebabkan kerusakan pada disc dan seat hingga masa pakai valve menjadi lebih cepat. C. Bonnet dan Packing Bonnet memberikan ruangan bagi disc untuk bergerak keatas saat valve dalam posisi membuka. Sedangkan packing, berfungsi sebagai material isolasi agar tak ada kebocoran fluida melalui stem. D. Gland dan Gland Nut Berfungsi untuk mengencangkan posisi packing terhadap stem. Jika ada kebocoran fluida melalui bagian ini maka dapat diantisipasi dengan mengencangkan Gland Nut. Jika tidak bisa juga, maka valve kemungkinan besar harus diganti. 2.3 Klasifikasi Valve Berdasarkan Kegunaan / Fungsinya A. Valve Buka / Tutup (Start / Stop Valve) Valve buka tutup juga dapat dibedakan berdasarkan pergerakan dan jenis katupnya, valve ini dapat di kelompokkan menjadi: 1. Slinding valve (valve yang mempunyai katup yang berbentuk datar dan memotong aliran). Slinding valve digunakan untuk membuka

dan menutup aliran dan pengatur debit dengan akurasi yang rendah. Contoh valve jenis ini adalah: a) Gate Valve Gate valve mudah dikenali karena mempunyai body dan stem yang panjang. Kegunaan utama dari gate valve adalah hanya untuk menutup dan membuka aliran (fully closed & fully opened position), on/off control dan isolation equipment. Gate valve tidak bisa digunakan untuk mengatur besar kecilnya aliran (regulate atau trotthling). Karena akan merusak posisi disc nya dan mengakibatkan valve bisa passing pada saat valve ditutup (passing = aliran tetap akan lewat, walaupun valve sudah menutup), disc tidak menekan seat dengan baik yang diakibatkan karena posisi disc sudah berubah (tidak rata lagi). Pada saat Gate valve terbuka sebagian (misal 50% opening), maka aliran fluida akan sebagian lewat dibawah disc yang menyebabkan turbulensi (aliran fluida yang bergejolak) pada aliran tersebut, turbulensi ini akan menyebabkan 2 hal: i. Disc mengayun (swing) terhadap posisi seat, sehingga lama kelamaan posisi disc akan berubah terhadap seat sehingga apabila valve menutup maka disc tidak akan berada pada posisi yang tepat, sehingga bisa menyebabkan passing. ii. Akan terjadi pengikisan (erosion) pada badan disc.

Gambar 2.2 Gate Valve (Sumber: http://www.noltime.com/jenis-jenis-valve-atau-kerangan-diataskapaltanker.html)

b) Piston Valve Piston Valve adalah valve yang bekerja dengan cara begeser (translasi) menggunakan tekanan fluida untuk membuka dan menutup katupnya. Adapun proses kerjanya adalah: i. ii. Mula-mula air suplai tertutup Kemudian air suplai dibuka dan fluida menekan piston hingga piston bergeser hingga membentur valve seat, dilantutkan dengan mengalirkan fluida dari celah piston menuju accumulator tank. Langkah berikutnya adalah langkah balik yaitu: fluida dari accumulator tank menekan piston kembali dan membuang fluida melewati barrel. Dan fluida di belakang piston di buang melewati celah.

iii.

Gambar 2.3 Piston Valve (Sumber: http://www.noltime.com/jenis-jenis-valve-atau-kerangan-diataskapaltanker.html)

2. Rotating Valve adalah valve yang membutuhkan putaran untuk membuka dan menutup penuh dab arah sisi muka katub sejajar dengan arah aliran. Karena konstruksi katup valve ini sangat kuat, maka valve jenis ini biassa digunakan untuk fluida yang mengandung partikel padat. Contoh dari valve jenis ini adalah: a) Plug Valve Seperti ball valve, tetapi bagian dalamnya bukan berbentuk bola, melainkan silinder. Karena tidak ada ruangan kosong di dalam badan valve, maka cocok untuk fluida yang berat atau mengandung unsur padat seperti lumpur. Secara umum, kegunaan dari plug valve adalah untuk fully open dan fully close (isolation dan on/off control). Bagian - bagian utama plug valve sama saja dengan gate valve ataupun globe valve. Yaitu body, stem, packing bolt, seal, plug. Seal sama fungsinya dengan packing, packing bolt sama fungsinya dengan gland nut atau gland, sedangkan plug sama fungsinya dengan disc tapi bentuknya berbeda. Plug ini digunakan untuk mengontrol (membuka dan menutup) aliran pada plug valve, plug mempunyai celah atau lubang tempat aliran lewat. Saat handle diputar menuju open position maka plug akan berputar secara rotasi terhadap seat dan bagian yang bercelah akan melewatkan aliran. Namun pada saat handle diputar pada close position maka plug akan berputar secara rotasi terhadap seat dan bagian yang tak bercelah akan menahan aliran, sehingga aliran pun akan berhenti.

10

Gambar 2.4 Plug Valve (Sumber: http://www.noltime.com/jenis-jenis-valve-atau-kerangan-diataskapaltanker.html)

Plug harus rapat dengan body, agar tidak terjadi kebocoran ( leaking) atau passing. Antara plug dan body akan terjadi gesekan (friction), maka untuk menimalkan efek gesekan tersebut, pada daerah sentuhan plug dan body diberikan pelumas. Karena itu ada tipe plug valve yang mempunyai tempat pengisian pelumas diatas stem, ada juga yang sudah diberikan pelumas dari pabrik pembuatnya, ada juga yang yang tidak membutuhkan pelumas namun pada daerah sentuhan sudah dilapisi material teflon, jenis ini dinamakan self lubricating. b) Ball valve Secara sederhana, Ball valve sama saja dengan plug valve, tetapi bentuk disc nya berbeda. Dinamakan Ball valve karena bentuk disc nya ini bulat seperti bola, dan bentuk body nya silinder.

11

Gambar 2.5 Ball Valve (Sumber: http://www.noltime.com/jenis-jenis-valve-atau-kerangan-diataskapaltanker.html)

Ball valve digunakan juga sebagai on/off valve, fully opened atau fully closed valve, dan handal untuk aliran fluida yang mengandung partikel-partkel solid (slurry). Sama seperti plug valve, ball valve juga membuka dan menutup dengan cara rotasi pada disc sehingga dapat membuka dan menutup lebih cepat. Ball valve juga mempunyai handle yang sama dengan plug valve, dimana pada posisi valve fully open maka handle akan searah dengan aliran atau pipa, namun jika posisi valve fully close maka posisi handle tidak searah dengan aliran atau pipa, melainkan akan membentuk sudut 90 derajat dengan aliran atau pipa. c) Butterfly Valve Butterfly valve digunakan untuk mengontrol

(trhottling/regulatevalve) aliran fluida yang bertekanan rendah. Bagian-bagian utama pada valve ini sama saja dengan valve-valve yang diatas, yaitu body, disc, seat, dan handle. Disc nya berbentuk piringan yang tipis. Seat nya, melingkar mengikuti bentuk disc. Handle nya berbeda dengan tipe plug valve dan ball valve, karena mempunyai lever yang harus kita tekan apabila ingin membuka dan menutup valve dan kita

12

lepaskan apabila telah sampai ke posisi yang kita inginkan. Lever inilah yang akan membantu disc untuk mengunci rapat.

Gambar 2.6 Butterfly Valve (Sumber: http://www.noltime.com/jenis-jenis-valve-atau-kerangan-diataskapaltanker.html)

Dibagian bawah handle dan lever terdapat skala (scale) yang digunakan untuk pembacaan posisi valve opening atau valve closing. Butterfly valve juga membuka dan menutup dengan cara rotasi pada disc sehingga dapat membuka dan menutup lebih cepat. Dan mempunyai handle yang sama dengan plug valve, dimana pada posisi valve fully open maka handle akan searah dengan aliran atau pipa, namun jika posisi valve fully close maka posisi handle tidak searah dengan aliran atau pipa, melainkan akan membentuk sudut 90 derajat dengan aliran atau pipa.

B. Valve Pengatur Banyaknya Aliran Fluida (Globe Valve) Globe valve merupakan salah satu jenis valve yang dirancang untuk mengatur besar kecilnya aliran fluida (regulate atau trotthling). Pada dasarnya bagian utama dari Globe valve ini sama saja dengan Gate valve. Yaitu terdiri dari body, seat, disc, bonnet, stem, packing dan gland.

13

Globe valve dengan gate valve bentuknya hampir sama, tetapi ada ciri-ciri tertentu yang dapat di jadikan acuan untuk membedakan antara keduanya, yaitu: 1. Pada bagian dalam valve, disc dan seat nya berbeda. Perbedaan disc dan seat ini menyebabkan terjadi profil (pola) aliran yang berbeda. Bentuk dari disc dan seat inilah yang menyebabkan globe valve dapat diandalkan sebagai throttling valve. Aliran fluida saat melewati globe valve akan mengalami sedikit hambatan sehingga akan terjadi pressure drop yang lebih besar dari gate valve, pertama aliran akan mengenai seat lalu membelok keatas melewati dan mengenai seluruh bagian disc, lalu aliran akan dibelokkan lagi ke arah yang sama. Seperti yang terlihat dibawah ini:

Gambar 2.7 Globe Valve (Sumber: http://www.noltime.com/jenis-jenis-valve-atau-kerangan-diataskapaltanker.html)

2. Pada bagian luar, body dari globe valve terlihat lebih menggelembung. Seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini:

14

Gambar 2.8 Perbedaan Gate dan Globe Valve (Sumber: http://www.noltime.com/jenis-jenis-valve-atau-kerangan-diataskapaltanker.html)

Khusus untuk globe valve yang menangani fluida steam, maka biasanya valve akan dilengkapi dengan back seat yang terletak berhadapan dengan seat. Back seat ini berperan sebagai pelapis pelindung bagian atas globe valve mencegah steam untuk menerobos masuk. Beberapa contoh valve tetapi masih termasuk dalam jenis Globe valve: a) Angle valve Termasuk jenis globe valve, digunakan untuk mengubah aliran sebesar 90 derajat. Valve ini bisa digunakan juga sebagai pengganti elbow. Contoh gambar Angle valve:

Gambar 2.9 Angle Valve (Sumber: http://www.noltime.com/jenis-jenis-valve-atau-kerangan-diataskapaltanker.html)

15

b) Needle valve Termasuk jenis globe valve, digunakan untuk mengatur secara lebih akurat aliran yang pressure rendah. Bentuk disc nya panjang dan kecil seperti paku. Contoh gambar Needle valve:

Gambar 2.10 Needle Valve (Sumber: http://www.noltime.com/jenis-jenis-valve-atau-kerangan-diataskapaltanker.html)

C. Valve Pencegah Aliran Balik / Chack Valve Check valve digunakan untuk membuat aliran fluida hanya mengalir kesatu arah saja atau agar tidak terjadi reversed flow/back flow. Bentuk check valve sama saja dengan gate valve tapi valve ini tidak mempunyai handwell/handle maupun stem. Secara umum ada 3 macam check valve yang cara kerjanya sama saja namun aplikasi nya terhadap material fluida yang berbeda. yaitu: Swing check valve, Lift check valve, dan Ball check valve. Swing check valve, penggunaan untuk fluida gas ataupun liquid yang tidak mengandung partikel padat (solid)

16

Gambar 2. 11 Swing Check Valve (Sumber: http://www.noltime.com/jenis-jenis-valve-atau-kerangan-diataskapaltanker.html)

Lift check valve, penggunaan untuk fluida steam, gas, maupun liquid yang mempunyai flow yang tinggi

Gambar 2.12 Lift Check Valve (Sumber: http://www.noltime.com/jenis-jenis-valve-atau-kerangan-diataskapaltanker.html)

Ball

check

valve,

penggunaan

untuk

fluida

liquid

yang

mengandung partikel padatan.

17

Gambar 2.13 Ball Check Valve (Sumber: http://www.noltime.com/jenis-jenis-valve-atau-kerangan-diataskapaltanker.html)

D. Relieve Valve dan Safety Valve (Valve Pengaman) Kedua valve ini digunakan untuk melepaskan (release) tekanan (pressure) pada suatu sistem agar tidak membahayakan alat (equipment), personnel yang sedang bekerja, dan untuk kepentingan proses itu sendiri. Antara kedua valve ini terdapat penggunaan istilah yang seringkali tertukar satu sama lain. Kadang Relieve valve dianggap Safety valve dan kadang juga Safety valve dianggap Relieve valve. Namun, sebenarnya perbedaan mendasarnya adalah cara kerjanya itu sendiri, Relieve valve akan membuka perlahan-lahan apabila terjadi kelebihan (excess) pressure dan akan menutup kembali apabila pressure telah kembali normal. Relieve valve lebih cocok diaplikasikan ke fluida liquid. Sedang Safety valve, akan membuka secara sangat cepat langsung 60% opening apabila terjadi excess pressure. Dan akan menutup kembali hanya apabila pressure telah berada dibawah pressure normal (set point). Safety valve sangat cocok diaplikasikan ke fluida gas.

18

Gambar 2.14 Relieve dan Sefty Valve (Sumber: http://www.noltime.com/jenis-jenis-valve-atau-kerangan-diataskapaltanker.html) 2.4

Teori Pemeliharaan A. Pengertian Umum Perawatan Perawatan adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mempertahankan kondisi peralatan agar tetap dalam kondisi baik, dengan demikian diharapkan menghasilkan suatu output sesuai dengan standart yang ditetapkan. Menurut Dhillon (1985), Perawatan adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang, atau memperbaiki suatu kondisi yang bisa diterima. Sedangkan menurut British Standard Institute (BS 3811,1974). Perawatan adalah kombinasi dari beberapa tindakan yang ditujukan untuk mempertahankan kinerja fasilitas atau mesin. Dari definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa perawatan mempunyai kaitan yang erat dengan tindakan pencegahan dan

pembaharuan. Dalam perawatan, tindakan-tindakan yang dapat dilakukan antara lain : 1) Pemeriksaan, yaitu tindakan yang ditujukan terhadap sistem untuk mengetahui apakah sistem masih berada dalam keadaan yang memenuhi persyaratan yang diinginkan. 2) Penggantian Komponen, yaitu tindakan penggantian komponen sistem yang sudah tidak berfungsi dimana tindakan penggantian

19

komponen sistem dilakukan dapat bersifat terencana dan tidak terencana. 3) Repair dan overhaul, yaitu melakukan pemeriksaan secara cermat serta melakukan perbaikan dimana dilakukan set-up ulang. 4) Penggantian sistem, yaitu tindakan yang diambil apabila tindakantindakan yang lain sudah tidak memungkinkan lagi.

B. Jenis-jenis Perawatan Aktivitas pemeliharaan suatu fasilitas atau mesin produksi yang dilakukan dapat dibedakan menjadi dua yaitu : 1) Perawatan Tidak Terencana (Unplanned Maintenance) Merupakan perawatan yang tidak direncanakan terlebih dahulu, disebabkan peralatan dan fasilitas produksi tidak memiliki rencana serta jadwal perawatan. Kegiatan perawatan ini disebut juga perawatan darurat (breakdown maintenance atau emergency maintenance) yang didefinisikan sebagai perawatan yang perlu dilaksanakan tindakan untuk mencegah akibat yang fatal seperti : kerusakan besar pada peralatan, hilangnya produksi dan keselamatan kerja. 2) Perawatan Terencana (Planned Maintenance) Merupakan kegiatan perawatan yang mengacu pada rencana yang telah disusun dan dilaksanakan serta didokumentasikan. Perawatan ini terbagi 2 yaitu : a) Perawatan Pencegahan (Preventive) Kegiatan pemeliharaan dan perawatan untuk mencegah

timbulnya kerusakan-kerusakan tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang menyebabkan fasilitas produksi

20

mengalami kerusakan pada waktu proses produksi dan mencegah menurunnya fungsi peralatan dan fasilitas. Perawatan ini dibagi 2 yaitu : Perawatan rutin, yaitu kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara rutin setiap hari yaitu dengan pembersihan peralatan, pelumasan, pengecekan oli,

pengecekan bahan bakar. Perawatan periodik, yaitu kegiatan pemeliharaan yang dilakukan secara periodik atau jangka waktu tertentu seperti memeriksa komponen-komponen peralatan. 3) Perawatan Perbaikan (Corrective Maintenance) Kegiatan perawatan yang sudah direncanakan berupa penggantian komponen yang sudah tidak berfungsi. Perawatan perbaikan dapat berupa perbaikan yang tidak ditemukan pada saat pemeriksaan seperti penggantian komponen secara serentak juga overhaul (perbaikan menyeluruh) terencana. 4) Prosedur dalam pelaksanaan perawatan Dalam setiap kegiatan tidak dapat terlepas dari prosedur atau langkah-langkah untuk melakukan kegiatan tersebut. Langkahlangkah yang harus dilakukan dalam kegiatan perawatan antara lain : a) Inspeksi, kegiatan ini meliputi kegiatan pemeriksaan secara berkala untuk semua peralatan yang dimiliki sesuai dengan rencana beserta kegiatan pengecekkan terhadap peralatan yang mengalami kerusakan dan membuat laporan dari hasil pengecekkan tersebut. Adapun maksud dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui kondisi peralatan yang dimiliki perusahaan, karena peralatan dalam kondisi baik akan memperlancar proses produksi. Laporan-laporan inspeksi berguna bagi bagian perawatan untuk mengadakan perbaikan yang tepat pada

21

sasaran, selain itu berguna bagi pengambil keputusan untuk memutuskan antara mengganti atau memperbaiki mesin atau peralatan yang rusak. b) Kegiatan Teknik, kegiatan ini meliputi kegiatan percobaan peralatan baru, dan pengembangan peralatan atau komponen peralatan yang baru diganti, serta melakukan penelitian terhadap kemungkinan pengembangannya. Dalam kegiatan ini diperlukan kemampuan untuk melakukan perubahan maupun perbaikan bagi kemajuan peralatan pabrik tersebut. c) Kegiatan Produksi, merupakan kegiatan perawatan yang sebenarnya, yaitu memperbaiki mesin dan peralatan.

Melaksanakan kegiatan yang disarankan dalam kegiatan inspeksi dan teknik. Adapun maksud dari kegiatan ini adalah agar kegiatan proses produksi dapat berjalan dengan lancar kembali, diperlukan suatu usaha perbaikan segera jika terdapat kerusakan pada peralatan. d) Pekerjaan Administrasi, merupakan kegiatan yang meliputi pencatatan biaya pengeluaran untuk kegiatan perawatan, kebutuhan komponen, laporan kegiatan yang telah dikerjakan, waktu inspeksi dan perbaikan, lamanya perbaikan dilakukan dan jumlah komponen yang tersedia dibagian perawatan. Jadi dalam kegiatan pencatatan ini termasuk penyusunan perencanaan dan jadwal yaitu rencana waktu suatu mesin harus diperiksa, diservis dan direparasi. e) Perawatan Bangunan, merupakan kegiatan untuk menjaga agar bangunan tetap terpelihara.

BAB III PEMBAHASAN

3.1. Troubleshooting (Permasalahan pada Gate Valve dan solusinya) Adapun hal-hal yang sering jadi masalah pada gate valve adalah sebagai berikut: A. Valve leak (Bocor/Kendor) Jika valve tidak bekerja dengan baik maka kemungkinan besar terjadi leak. Bagian yang paling sering terjadi leak adalah pada packing gland. Hal ini bisa diatasi dengan mengencangkan Gland nut. Setelah itu maka periksa kembali putaran handwell, karena setelah mengencangkan gland nut maka akan terjadi gesekan antara packing dengan stem yang menyebabkan handwell susah di gerakkan. Kebocoran juga biasa terjadi didaerah sambungan body dan bonnet, daerah body, dan disekitar flange. B. Kerusakan Fisik Valve yang tidak bekerja dengan baik kemungkinan juga disebabkan karena adanya kerusakan fisik pada valve itu sendiri, oleh karena itu pemeriksaan fisik sangat penting untuk dilakukan lebih dahulu sebelum adanya perlakuan yang lebih jauh. C. Pemberian Pelumas Pemberian pelumas pada valve terutama pada stem, sangat penting untuk menjaga ketahanan valve. 3.2. Pemeliharaan Gate Valve Untuk menjaga agar valve dapat dipakai dalam jangka waktu yang lama maka perlu dilakukan pemeliharan/perawatan terhadap alat tersebut. Untuk bahan material:

22

23

1. Kuningan : Valve dengan jenis bahan ini tidak boleh digunakan untuk temperatur diatas 450 F, apabila digunakan pada temperatur yang melebihi dari yang tersebut diatas maka valve tersebut akan mengalami kerusakan; 2. Besi : Valve dengan jenis bahan ini juga tidak boleh digunakan untuk temperatur yang lebih besar dari 450 F; 3. Stainless Stell (besi putih) : Valve dengan jenis bahan ini digunakan untuk temperatur rendah dan aliran korosif valve ini tidak boleh digunakan dalam temperatur yang tinggi 4. Stell baja : Valve jenis ini digunakan untuk temperatur yang tinggi dan tekanan yang tinggi (mempunyai kelebihan dibandingkan dengan jenis bahan yang lain dalam hal penggunaan temperatur). Jadi untuk bahan material tersebut diatas, agar valve dapat berfungsi dengan baik maka harus disesuaikan dengan temperatur. Pemeliharaan yang lain yang dapat dilakukan terhadap valve adalah dengan menggunakan minyak pelumas. Minyak pelumas sangat dibutuhkan dalam perawatan valve yaitu pada bagian screw. Dalam jangka waktu yang telah ditentukan minyak pelumas ini perlu diberikan pada bagianbagian screw. Hal ini ditujukan untuk memperlancar proses pemutaran pada valve.

3.3. Perbaikan Pada Gate Valve Dalam suatu perbaikan valve, terdapat langkah-langkah tersendiri dalam setiap jenis valve tersebut. Berikut ini adalah cara perbaikan gate valve class 150 ~ 600: A. Identifikasi Valve Setiap kita akan memulai melakukan perbaikan/pekerjaan, kita perlu menidentifikasi untuk mengetahui indikasi /permasalahan dan identitas valve tersebut dan untuk menentukan langkah perbaikan.

24

No Kerusakan Analisa 1 Leak pada stem dan 1. Baut kendor akibat baut packing getaran yang terjadi pada saat pengoprasian. 2. Terjadi keretakan pada baut akibat terjadinya korosi. 2 Valve tidak menutup Terjadinya goresan pada dengan benar disc akibat gesakan dan tekanan pada aliran fluida. 3 Packing Packing adalah komponen pada valve yang paling jarang terjadi kerusakan, apabila terjadi kerusakan faktor utamanya karena telah melewati batas usia pakai. 4 Seat Sering terjadinya kesulitan untuk mengeluarkan seat dari body ketika melakukan perawatan dan perbaikan.

Perbaikan Kencankan Packing.

baut

Ganti dengan baut packing yang baru. Lapping disc dengan campuran minyak dan lapping compound. Ganti dengan packing yang baru.

Poros

Untuk mengeluarkan seat, tergantung kontruksi bodynya. Kebanyakan gate valve menyediakan space untuk akses top-entry. Seat yang terpasang ke body dengan ulir dapat dilepaskan dengan tool biasa. Untuk gate valve yang tidak memiliki akses top-entry. Perlu alat khusus dari manufacturer. Terdapat goresan, Permukaan galling atau scooring poros akibat kesalahan dalam katupsupaya

25

memutar handwheel dan karena faktor tekanan aliran fluida pada packing.

diperiksa dari kerusakan seperti goresan, galling atau scooring, karena kerusakan tersebut dapat mempengaruhi kemampuan packing dalam menyekat aliran. Kerusakan rinfan dapat diperbaiki dengan pemolesan menggunakan bahan absrasive yang halus. Poros yang mempunyai kerusakan / goresan yang dalam perlu diganti dengan yang baru. Setelah semua komponen dibersihkan, periksa sisi komponen yang menerima beban tekanan tinggi. Jika terjadi oksidasi ringan, periksa apakah oksidasi sampai merusak batas ketebalan minimum dari komponen. Jika melampaui batas, ganti komponen tersebut. Bagian yang sering

26

Ada kerusakan yang Valve dalam kondisi tidak diketahui baik, akan tetapi dalam penyebabnya. pengoprasiannya selalu menhasilkan hasil yang tidak maksimal.

terkena fluida atau bersentuhan dengan udara luar harus dicat ulang. Pembongkaran harus dilaksanakan dengan hati-hati agar ulir pada poros katup tidak merusak sisi dalam dari packing. Bongkar Valve dan ganti pada bagian valve yang mengalami kerusakan.

Pada dasarnya setiap komponen pada gate valve yang mengalami perawatan atau perbaikan harus memenuhi standart valve itu sendiri. Dalam hal ini standart yang digunakan untuk standart perbaikan atau pergantian komponen pada valve itu adalah standart American Petroleum Institute (API). Yang diantaranya adalah: API Std.600 API Std.602 API Std.603 Ketiga standart di atas adalah standart yang menentukan jenis komponen, jenis ulir dan bahan yang diperlukan dalam pembuatan gate valve.

Adapun tahap proses rekondisi yang penulis lakukan adalah: 1. Pemeriksaan / pengukuran, 2. Tentukan indikasi awal kerusakan dari valve,

27

3. Liat manual book / gambar cross section dari gate valve yang akan di perbaiki. 4. Bongkar / lepaskan bagian-bagian dari gate valve dengan melihat panduan gambar cross section / manual book dari valve tersebut. Atau minta bimbingan dari para pakar yang telah paham betul tentang valve ini. 5. Lakuan pemeriksaan secara visualuntuk pemeriksaan bagianbagian gate valve yang akan di perbaiki. 6. Bila ada indikasi kerusakan pada bagian-bagian / internal part valve, minta pemeriksaan oleh bagian inspeksi untuk

memastikan langkah perbaikan. 7. Lakukan pengukuran dan pengecekan terhadap bagian / internal part yang rusak sebagai data untuk proses perbaikan.

B.

Tools dan Alat Consumable Sebelum melakukan pekerjaan / perbaikan kita terlebih dahulu

menyiapkan tools dan alat consumable yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut, antara lain: Kunci pas ring, kunsi pipa, inpact/snapper, palu, obeng, tang, minyak karat, sikat kawat, sand paper, amril/coumpond dan alat pendukung lainnya. C. Langkah-langkah perbaikan pada Gate valve 1) Pembongkaran Gate Valve Adapun proses pembongkarannya sebagai berikut: a) Lepaskan Stud Bold pengikat dengan Bonnet / Yoke b) Pisahkan body dengan Bonnet / Yoke c) Lepaskan nut pengikat gland packing d) Lepaskan stem dari bonnet, dorong dengan cara memutar Hand Wheel sampai lepas dari Stem nut sampai keluar e) Lepaskan Gland, Gland ring dan Packing dari Bonnet f) Pisahkan stem dengan Disc / Wedge

28

g) Bersihkan Part part yang sudah di lepas.

Gambar 3.1 Proses Pembongkaran Gate Valve (Sumber: Data Pribadi Penulis saat kerja praktek di lokasi)

2) Proses Perbaikan pada Gate Valve Proses perbaikan ini dilakukan pada disc/wedge dan set ring. Setelah dibersihkan periksa kerusakan. Seperti, goresan, galling, atau scooring karena kerusakan tersebut dapat mempengaruhi kemampuan untuk packing dalam menyekat aliran. Kerusakan ringan seperti goresan dapat diperbaiki dengan pemolesan menggunakan bahan abrasive yang halus (Lapping). Apabila kerusakan tidak bisa diperbaiki dengan proses lapping maka dapat dilakukan built up atau dengan penambahan material yang sama pada disc dan seat melalui pengelasan. Untuk menagatasi kerusakan pada gasaket, packing, bushing steam pada valve, maka dilakukan penggantian material yang baru. a) Proses Lapping Lapping adalah proses penambahan abrasive pada permukaan seat dan katup, kemudian seat dan katup diputar-putar sampai keduanya bersentuhan penuh. Setiap seat dan disc dari relief valve maupun block valve, pada umumnya harus dilakukan proses lapping.

29

Cara melepping: disc dan seat pada gate valve yang telah di check terdapat goresan atau permukaan nya tidak rata maka diperlukan alat / mesin lapping untuk menghilangkan goresan tersebut. Selanjutnya siapkan palte dari cast iron sesuai dengan besar kecilnnya disc dan seat pada gate valve tersebut. Kemudian siapkan compound grid F (100) untuk tahap pertama dan lanjutkan kembali dengan compound dengan grid berikutnya hingga goresan pada disc dan seat hilang atau halus dan rata, sehingga dapat di simpulkan proses lapping tersebut telah selesai, sehingga ketika di lakukan test maka hasilnya baik (tidak mengalami kebocoran).

Gambar 3.2 Proses lapping pada gate valve

(Sumber: Data Pribadi Penulis saat kerja praktek di lokasi)

Proses lappingini terbagi menjadi dua, yaitu: Proses Lapping manual (menggunakan tangan) Proses Lapping automatis (menggunakan mesin)

30

Gambar 3.3 Mesin Lapping Otomatis (kiri) dan Lapping Manual (kanan) (Sumber: Data Pribadi Penulis saat kerja praktek di lokasi)

b) Proses Built Up (Proses Penambahan Daging) Proses bulid up atau disebut juga proses penambahan daging adalah proses yang dilakukan dengan cara menambahkan material pada seat dan disc yang merupakan bagian utama dari komponen gate valve. Proses ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan proses pengelasan dan dengan proses spraygun (alat penembak material). Proses ini juga melalui proses lapping, karena setelah melakukan proses built up tahap selanjutnya adalah dengan meratakan kembali material dengan proses lapping agar seat dan disc dapat mencapai ukuran semula.

3) Assembling (Proses Pemasangan Kembali) Adapun Proses Assembling pada gate valve adalah sebagai berikut: a) Masukkan poros pada rumah cangkang kemudian tempelkan katup pada poros dengan mengunci pada poros dengan mengunci pada ulir yang terdapat pada poros dan katup,

31

b) Masukkanlah katup dengan penutup rumah katup dimana cara pemasukan disesuaikan dengan alat yang terdapat didalam rumah katup dan pemasangan penutup sudah terpasang pada penutup rumah katup, c) Pada Pemasangannya poros sudah menyangkut sehingga apabila sewaktu pembukaan poros tetap yang bergerak adalah katup yang terdapat pada rumah katup, d) Pasanglah gland flange pada poros untuk menetapkan posisi poros supaya tetap dengan penguncian sehingga poros tetap dimana pada gland flens sudah terdapat paking karet, e) Pasanglah bushing kedua pada poros, f) Pasanglah roda penggerak dengan menggunakan kunci ring/pas

Gambar 3.4 Proses Assembling (Sumber: Data Pribadi Penulis saat kerja praktek di lokasi)

D.

Standart Pengujian Valve Pengujian pada valve dapat merefer ke suatu standart teknik

internasional maupun standart dari manufaktur valve. Salah satu standart teknik yang dapat digunakan sebagai referensi melakukan pengujian valve adalah API (the American Petroleum Institute) 598 yang merupakan inspeksi,

32

pengujian dan persyaratan test tekanan (pressure test) pada gate valve, globe valve, plug valve, ball balve, check valve dan butterfly valve dengan seat resilient (soft),nonmetal (misalnya keramik) dan metal.

E.

Jenis Pengujian Valve Menurut API 598 jenis test / pengujian yang dilakukan pada valve

adalah sebagai berikut: I. II. III. IV. V. VI. Pengetesan Shell Pengetesan Backseat Pengetesan Closure Tekanan Rendah Pengetesan Closure Tekanan Tinggi Pengujian Visual Pada Pengecoran Pengetesan Shell Dengan Pneumatic Tekanan Tinggi* (*) = Pengujian ini dilakukan bila dispesifikasikan dalam order pembelian dan dilakukan setelah pengujian hidrostatik shell karena pertimbangan safety. Tekanan untuk pengujian pneumatic pada shell adalah 110% dari maksimum tekanan yang diijinkan 1000 F (380 C) atau sesuai yang dispesifikasikan.

F.

Prosedur Pengujian Tekanan (Pressure Test) Dalam melakukan pengujian tekanan ada beberapa hal umum yang

perlu diperhatikan diantaranya adalah: Untuk valve dengan desain yang memungkinkan dalam kondisi emergency dapat melakukan injeksi sealent ke area seat, pengujian dilakukan dalam kondisi sistem injeksi kosong dan tidak sedang digunakan, kecuali untuk jenis lubricated plug valve. Bila fluida test menggunakan cairan maka valve harus dikondisikan dulu agar bebas dari udara yang terperangkap. Pada saat pengujian, harus dijamin bahwa untuk menutup valve tidak dilakukan dengan gaya (force) besar yang berlebihan atau

33

tidak melampaui bocoran dilakukan setelah benar-benar siap dan dalam kondisi tekanan penuh sesuai yang dispesifikasikan.

Gambar 3.5 Mesin Uji Tekan dengan Media Fluida Cair (Sumber: Data Pribadi Penulis saat kerja praktek di lokasi)

G.

Peralatan Pengujian Tekanan yang Digunakan Peralatan pengujian tekanan meliputi: Pneumatic yang meliputi kompresor, test bench dan peralatan ukurnya, Peralatan pengujian hidrostatik yang meliputi pompa, test bench dan peralatan ukurnya, dan Alat kerja yang meliputi wrench dan tool kit

Tabel Test Valve Class 150 ~ 600 Class 150 Test Press PSI Shell Back Seat Seat Leak Seat Leak 450 315 317 60-100 bar 31 22 22 4-7 PSI 1125 815 815 60-100 Bar 78 57 57 4-7 PSI 2225 1630 1630 60-100 bar 154 113 113 4-7 Test Udara Test Air Class 300 Class 600 Test Medium

34

Gambar 3.6 Pengujian Tekanan dengan Fluida Cair pada Gate Valve (Sumber: Data Pribadi Penulis saat kerja praktek di lokasi)

H.

Pengecetan Setelah Gate Valve tesebut dinyatakan baik / bagus, keringkan bekas air

test valve, lakukan pengecetan (gunakan cat dasar / many) untuk mencegah timbulnya karat pada valve.

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

a. Proses Built up pada perawatan dan perbaikan gate valve sangatlah dibutuhkan pada bagian pada gate valve yang telah mengalami kerusakan, sehingga kerusakan pada gate valve tidak mengalami kerusakan yang lebih parah; b. Proses machining (proses permesinan) dalam perbaikan gate valve sangat penting karena pada dasarnya tidak dapat melakukan proses perbaikan tanpa menggunakan proses permesinan; c. Proses Lapping dilakukan untuk menghilangkan goresan pada seat dan wadge yang disebabkan gesakan pada keduanya karena adanya tekanan dari aliran fluida, ketika pengoprasian gate valve terjadi di lapangan; d. Pengantian komponen-komponen yang telah rusak dan tidak dapat digunakan kembali adalah jalan pilihan terakhir pada proses perawatan dan perbaikan gate valve. Hal ini dibutuhkan agar dalam proses pengoprasian di lapangan dapat berkerja secara maksimal. e. Pada prinsipnya perbaikan/perawatan gate valve ini tidak begitu sulit, karena konstrusi yang begitu sederhana yang perlu diperhatikan adalah prosedur penggunaanya; B. Saran a. Diharapkan dalam overhaul (bongkar-pasang) Gate Valve ini lakukan pembongkaran dan pemasangan sesuai dengan prosedur; b. Jangan lakukan pembongkaran / pemasangan dengan cara paksa sehingga dapat merusak perelatan tersebut; c. Diharapkan kepada pihak lembaga agar menyediakan bahan praktek yang lebih lengkap.

35

DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.engineeringtoolbox.com/api-valve-standards-d_378.html di unduh pada tanggal 25-11-2012 2. http://fuelpumps.tpub.com/TM-10-3835-219-24P/css/TM-10-3835-21924P_45.htm di unduh pada tanggal 25-11-2012 3. http://ucak-ucakenginer.blogspot.com/2011/12/valve-dan-perbaikannaya.html di unduh pada tanggal 25-11-2012 4. http://www.scribd.com/doc/112771524/Gate-Valve di unduh pada tanggal 25-11-2012 5. http://zetra.praktek.blogspot.com/2012/04/praktek.klerja.lapangan.html di unduh pada tanggal 25-11-2012 6. http://obby1909.blogspot.com/2009/10/macam-macam-valve.html di unduh pada tanggal 25-11-2012 7. http://syae007.wordpress.com/2010/01/16/apa-itu-standard-code/ di unduh pada tanggal 01-12-2012 8. Arsip PT.PUSRI, PERBAIKAN GATE VALVE CLASS 150~600 Penerbit PT.PUSRI: Palembang. 9. Arifin Fatahul, 2012 MENEJEMEN BANGKEL PERAWATAN DAN PERBAIKAN Penerbit Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Sriwijaya.

36

You might also like