You are on page 1of 11

Nama : Mutmainnah Latief Jurusan Reka : Kimia :V

Resume PAB Pramuka UNM


A. Materi Outdoor Kompas dan Sandi

Kompas adalah alat navigasi untuk menentukan arah berupa sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara akurat. Kompas memberikan rujukan arah tertentu, sehingga sangat membantu dalam bidang navigasi. fungsi kompas adalah menunjukkan arah, terutama bidang (bumi) yang datar. Adapun bagian-bagian dari kompas adalah:. 1. Dial 2. Visir 3. Kaca Pembesar 4. Jam Penunjuk 5. Tutup Dial : Permukaan diaman tertera angka/huruf seperti jam : Pembidik Sasaran : Untuk melihat sasaran dan angka pada Dial : Menunjukkan lokasi magnet bumi : Dengan 2 garis bersudut 450 dan dapat diputar-putar

6. Alat penggantung : Untuk tali/ dapat juga untuk menyangkutkan ibu jari tangan sewaktu melakukan pembidikan Sandi adalah sebuah kata dalam bahasa sansekerta yang kira-kira artinya adalah rahasia;menyembunyikan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata persandian yang berasal dari

kata dasar sandi adalah rahasia atau kode; definisi sinonimnya dalam bahasa Inggris cryptography, yang berarti pengetahuan, studi, atau seni tentang tulisan rahasia. Didalam ilmu kepramukaan kita mengenal Sandi Abjad, Sandi angka, Sandi Morse, Sandi jam, Sandi Kotak, dll. Berikut adalah macammacam Sandi dalam Pramuka: 1. Sandi Abjad A-Z Sandi Abjad/ Balik adalah sandi yang hurufnya dibaca dari arah belakang/terbalik. A Z N M B Y O L C X P K D W Q J E V R I F U S H G T T G H S U F I R V E J Q W D K P X C L O Y B M N Z A

2. Sandi Abjad A-N A N B O C P D Q E R F S G T H U I V J W K X L Y M Z

3. Sandi Angka Sandi Angka adalah sandi yang memakai kode angka. A 1 N 14 B 2 O 15 C 3 P 16 D 4 Q 17 E 5 R 18 F 6 S 19 G 7 T 20 H 8 U 21 I 9 V 22 J 10 W 23 K 11 X 24 L 12 Y 25 M 13 Z 26

4. Sandi Morse Sandi Morse adalah sandi yang memakai tanda titik dan strip. Sandi ini dipakai dengan alat Kepramukaan seperti peluit pramuka.
A=. B=... C=.. D=... E=. F=... G=. H=.... I=.. J=. K=. L=... M= N=. O= P=.. Q=. R=.. S=... T=U=..V=...W=.X=..Y=.Z=..

5. Sandi Kotak 1 Sandi Kotak adalah Sandi yang memakai huruf/ abjad yang disusun di dalam kotak.

B. Materi Indoor 1. PERJALANAN HIDUP PRAMUKA PENEGAK PANDEGA Oleh Kakak Ahkam Bestari Perjalanan hidup adalah Kehidupan yang dilalui sjak lahir hingga kembali ke sang pencipta. Perjalanan hidup jika dimaknai akan menjadi bagian-bagian yg tersusun yang memiliki histrori masing-masing. Perjalanan hidup itu milik kita, karena cerita ini tergantung dari pemiliknnya. Mau dibawa kemana dan apa cerita yang dituliska selama hidup. Hidup yang sebenarnya hidup ketika kita berani menghadapi tantangan. PENEGAK adalah anggota gerakan Pramuka yang sudah memasuki jenjang umur 16 sampai 20 tahun. Dalam Pramuka Penegak Ada beberapa tingkatan dalam Penegak yaitu Penegak bantara dan Penegak laksana penegak laksana ialah tingkatan tertinggi dalam Golongan Penegak. Pandega adalah golongan Pramuka setelah Penegak. Anggota Pramuka yang termasuk dalam golongan ini adalah yang berusia dari 21 tahun sampai dengan 25 tahun. Golongan yang ini disebut juga dengan Dewasa Muda. Kegiatannya sama saja dengan kegiatan Penegak, sehingga di kwartir ditangani oleh Dewan Kerja, yang lebih dikenal dengan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Apa yng kita lakukan ketika menjadi pramuka yang berumur penegak dan pandega? Yang berumur 16-20 sudah termasuk penegak. Apa yang dilakukan ketika menjadi tamu ambalan? Tahapannya adalah diizinkan menghadiri acara, upacara penerimaan calon penegak. Ketika menjadi tamu ambalan ada namanya masa orientasi. Pengenalan-pengenalan. Menjadi calon anggota pramuka UNM, sama ditempat lain. Memiliki fase-fase yg akan dilaui bersama. Kita juga

akan mengetahui adat-adat yang ada dalam pramuka. Waktu yang dibutuhkan menjadi tamu ambalan itu 3 bulan (masa penyesuaian). Kegiatan-kegiatan yang dipramuka usahakan ikuti semua, dan nikmati semua kegiatan dengan ikhlas. Ketika melewati calon penegak, maka memasuki fase penegak bantara dan melakukan SKU (Syarat Kecakapan Umum). Fase penegak bantara ->laksana -> masa pelepasan calon pandega. Setelah memasuki umur 20 tahun, masuk ke dalam fase pandega. Maksimalkan apa yang kita sukai untuk kita kemangkan untuk mnjadi seorang yang mahir. Seorang calon penegak akan didampingi oleh pendamping kiri dan kanan. Ketika lepas dari masa penegak, akan memasuki calon pandega. Umur 20 tahun keatas, bisa mempersiapkan dirinya menjadi pandega. Pengalaman menjadi seorang penegak bantara: berlatih untuk berfikir kritis, bantara kegiatan apangan sudah kurang lebih banyak kegiatan yang pendalaman ilmu kepramukaan. Kita bisa menjadi seorang pandega yang penting dilalui dengan serius. Syarat2 pramuka penegak: a. Menjadi contoh yang baik dalam gugus depan, di rumah, di sekolah b. Memahami undang-undang c. Telah Menyelesaikan SKU tingkat penegak laksana d. Telah memiliki tanda kecakapan khusus e. Sedikit-sedikitnya sudah bisa tiga kali mengikuti pertemuan-pertemuan pramuka 2. Adat Racana Ronggong Dg. Romo dan Opu Dg. Risadju Oleh Kakak Lisman dan Sri Hardianti Hasbi Pemangku adat adalah penanggung jawab dan koordinator racana dalam tata adat racana dan petunjuk pelaksana dalam organisasi. Adat racana Ranggong Dg. Romo dirumuskan dan dilaksanakan sebagai pedoman kepada anggota racana. Racana UKM Pramuka UNM diberi nama Racana Ranggong Dg. Romo untuk Putera dan Racana Opu Dg. Risadju untuk Puteri. Racana UKM Pramuka dipimpin oleh seorang Putera dan seorang Puteri yang disebut Ketua Dewan Racana Putera dan Puteri. Dalam kepengurusan, Ketua Dewan Racana dibantu oleh Sekretaris, Bendahara, Pemangku Adat, dan Ketua Bidang. Racana Ranggong Dg. Romo dan Opu Dg. Risadju terdiri dari empat bidang dan satu Divisi yang masing-masing dibantu oleh anggota kelompok kerja. Nama Racana Ronggong Dg. Romo diambil dari nama pahlawan Nasional asal Takalar Sulawesi Selatan sedangkan nama Opu Dg. Risadju diambil dari nama pahlawan Nasional yang berasal dari Kerajaan Luwu. Adapun tugas pokok dan fungsi dari pemangku adat racana adalah bertanggungjawab terhadap pelaksanaan Adat Racana Ranggong Dg. Romo dan Opu Dg. Risadju; Memberikan saran, pertimbangan dan pengarahan terhadap kebijakan yang dikeluarkan oleh pengurus dewan; dan

Melakukan kontrol terhadap perilaku anggota sehari-hari di Racana , dapat diminta untuk mengadakan sidang dan menjatuhkan sanksi bila ada anggota yang melakukan pelanggaran. 3. Sejarah Pramuka/ Gugus Depan UNM Oleh kakak Andi Bakri Makkau Dulu, sebelum ada yang namanya PRAMUKA, di Indonesia mengenal yang namanya GERAKAN KEPANDUAN. Lalu, sekitar tahun 1961 barulah namanya berubah menjadi PRAMUKA, Praja Muda Karana. Empat bulan setelah Proklamasi Kemerdekaan, tanggal 28 Desember 1945 di Solo berdiri Pandu Rakyat Indonesia, sebagai satu-satunya organisasi kepanduan di wilayah Negera Republik Indonesia. Tetapi setelah parpol dan ormas lahir maka banyak pandu dan kepanduan yang bernaung dibawahnya. Sehingga sampai dengan tahun 1959 tercatat 100 organisasi pandu. Upaya untuk mempersatukan pemuda-pemuda tersebut hanya berhasil terbentuknya IPINDO ( Ikatan Pandu Indonesia ) tanggal 12 September 1951, POPPINDO ( Perhimpunan Organisasi Pandu Putri Indonesia ) yang terbentuk tahun 1954 dan PKPI ( Persatuan Kepanduan Putri Indonesia ). Tahun 1951 IPINDO menyelenggarakan Jamnas I di Pasar Minggu Jakarta. Adanya perpecahan organisasi pemuda tersebut menimbulkan kekhawatiran masyarakat akan terjadinya perselisihan dikalangan generasi muda, maka ke tiga federasi diatas melebur menjadi satu menjadiPERKINDO ( Persatuan Kepanduan Indonesia ), tetapi hanya 60 organisasi pandu saja yang bergabung dari 100 organisasi yang ada. Di dalam faederasi tersebut sebagian 60 organisasi anggota Perkindo terutama yang sebagai Underbow Orsospol atau ormas tetap berhadap-hadapan berlawanan satu dengan yang lain, sehingga tetap terasa lemahnya gerakan kepanduan Indonesia. Kelamahan ini ingin dimanfaatkan oleh pihak komunis sebagai alasan untuk memaksan gerakan kepanduan di Indonesia menjadi gerakan pioneer muda seperti di negara-negara komunis. Atas dasar kekhawatiran tersebut MPRS mengeluarkan Surat Keputusan Nomor : IX/MPRS/1959 antara lain menetapkan agar organisasi kepanduan di Indonesia diperhatikan. Berdasarkan Surat Keputusan tersebut tanggal 9 Maret 1961 Bung Karno berpidato di Istana Merdeka meminta agar kepanduan di Indonesia dibebaskan dari paham Baden Powellisme dan untuk itu perlu dibentuk organisasi baru dengan nama PRAMUKA (Praja Muda Karana) untuk tugas tersebut dengan Kepres RI Nomor 121 tahun 1961 dibentuk Panitia Pembentukan Pramuka yang terdiri dari Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Dr. A. Azis Saleh, Prof. Dr.Priyono, Ahmadi kemudian ditambah dengan Mulyadi Joyomartono. Masyarakat awam banyak tidak mengetahui pada saaat pembentukannya telah terjadi Perebutan antara kelompok S osialis di bawah pimpinan Prof. Dr.Priyono dengan kelompok Pancasila dibawah pimpinan Sri Sultan Hamengkubuwono IX, yang akhirnya dimenangkan oleh kelompok Pancasila dengan

dikeluarkanya Kepres RI nomor : 238 tahun 1961 tanggal 20 Mei 1961 tentang pembentukan Pramuka bukan Pioneer muda yang diperjuangkan kelompok sosialis / komunis. Kepres RI tersebut ditandatangani oleh Ir. H. Djuanda selaku Pjs. Presiden , karena saat itu Bung Karno sedang berada di luar negeri. Berdasarkan Kepres RI Tentang pembentukan Gerakan Pramuka tersebut Sri Sultan Hamengkubuwono IX beserta anggota panitia lain menyusun personalia Kwarnas, dimana Sri Sultan Hamengkubuwono IX sebagai Ketua Kwarnas Pertama (dijuluki Bapak Pramuka Indonesia) dan Dr. A. Azis Saleh sebagai Sekjend Kwarnas Pertama Gerakan Pramuka , yang kemudian dilantik oleh Presiden RI pada tanggal 14 Agustus 1961 ditandai dengan penyerahan / peanugrahan Panji Gerakan Pramuka ( Semacam Bendera ) dengan logo TUNAS KELAPA. Mulai saat itu tanggal 14 Agustus ditetapkan sebagai Hari Pramuka dan Bung Karno selaku Presiden RI sebagai Pramuka tertinggi (Sekarang : Presiden RI sebagai Pramuka Utama). Sejak itu dibentuk Kwarda Gerakan Pramuka di Provinsi-provinsi Indonesia termasuk Provinsi Sulawesi Selatan. Dikeluarkannya KEPRES No. 238/61 Tentang Gerakan Pramuka merupakan satu wujud dukungan pemerintah terhadap organisasi kepanduan se Indonesia. Olehnya itu, diadakanlah kerja sama dengan Kwarnas Gerakan Pramuka dan melakukan satu pertemuan dengan seluruh Perguruan Tinggi pada tanggal 5-10 April 1978 di Universitas Padjdjaran Bandung yang membahas tentang pembentukan organisasi kepramukaan berpangkalan di Perguruan Tinggi. Pertemuan ini menghasilkan keputusan bersama Dikti dan Kwarnas tentang pedoman pelaksanaan pramuka yang berpangkalan di Perguruan tinggi. Pada delegasi UNM, (saat itu IKIP Ujung Pandang) yang diwakili oleh Kak Jamal Abdul Nasser dan Kak Erna Rahman, ketika kembali dari Bandung langsung mengadakan pertemuan dengan pimpinan Institut di lingkungan IKIP Ujung Pandang yang dihadiri oleh Rektor dan Dekan dari beberapa Fakultas. Pertemuan itu menghasilkan keputusan untuk membentuk Gugusdepan yang berpangkalan di IKIP Ujung Pandang kemudian berhasil mengumpulkan mahasisiwa sebanyak 20 orang. Tepat pada tanggal 1 Mei 1978 di kampus IKIP Gunung Sari Baru resmi berdiri dengan Nomor Gudep 355-356 dengan nama Racana Ranggong Dg. Romo dan Opu Dg. Risadju. Setelah peralihan IKIP Ujung Pandang ke UNM serta dalam rentang perubahan nomor gudep berubah menjadi 10-071 10-072. 4. Kiasan Dasar Gerakan PRAMUKA Oleh Kakak Marzuki dan kakak Lina Kiasan dasar adalah gambaran atau kedaan yang mengkiaskan atau melatarbelakangi suatu kegiatan melalui dasar-dasar pemikiran mendalam. Tujuan kiasan dasar adalah sebagai latar

belakang kegiatan pramuka untuk memberikan pengalaman dan ilmu yang mendalam. Kegiatan Kepramukaan yang dibungkus dengan Kiasan Dasar akan membangkitkan jiwa kejuangan dan cinta tanah air yang membekas di hati peserta didik. Dalam pelaksanaannya, Kiasan Dasar terpadu dengan Prinsip Dasar Kepramukaan, Metode Kepramukaan, Kode Kehormatan Pramuka, dan Motto Gerakan Pramuka. Golongan Siaga merupakan wadah pembinaan bagi anak berusia 7 10 tahun, merupakan kiasan dari masa menyiagakan masyarakat dalam menghadapi pemerintah kolonial Belanda untuk merintis kemerdekaan yang ditandai dengan Kebangkitan Nasional 20 Mei 1908. Siaga juga memiliki maksud bersegera untuk memulai dengan pembangunan yang membutuhkanbantuan kesadaran yang tinggi dan penataan yang baik. Oleh sebab itu, golongan ini memiliki tiga tingkatan yaitu : Siaga Mula, Siaga Bantu, dan Siaga Tata. Golongan selanjutnya, yaitu Penggalang yang anggotanya anak berusia 11 15 tahun, diambil dari masa untuk menggalang persatuan dan kesatuan pemuda yang ditandai dengan Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Tingkatan yang ada pun sejalan dengan sejarah perjuangan bangsa untuk mencari ramuan atau bahan-bahan kemudian dirakit atau disusun dan akhirnya dapat diterapkan dalam pembangunan bangsa dan negara. Itulah sebabnya golongan ini memiliki tiga tingkatan, yaitu : Penggalang Ramu, Penggalang Rakit, dan Penggalang Terap. Seperti halnya Golongan Siaga dan Penggalang, kelanjutan dari dua golongan tersebut adalah golongan Penegak (beranggotakan remaja berusia 16 20 tahun) memiliki kiasan dalam menegakan negara Kesatuan Republik Indonesia dengan Proklamasi, 17 Agustus 1945. Diperlukannya bantara-bantara atau kader pembangunan yang kuat, baik, terampil dan mermoral yang sanggup melaksanakan pembangunan menjadikan Golongan Penegak ini memiliki dua tingkatan yaitu: Penegak Bantara dan Penegak Laksana. Pendidikan Gerakan Kepanduan adalah pendidikan yang berkelanjutan, tidak bisa berhenti sampai titik tertentu, seperti halnya perjuangan Bangsa Indonesia yang terus-menerus. Bangsa Indonesia tidak pernah puas terhadap kemerdekaan yang telah diraih karena esensi dari kemerdekaan itu adalah awal dari perjuangan untuk membangun bangsa. Masa ini disebut masa memandegani atau mengelola pembangunan dan mengisinya yang selanjutnya dikiaskan dalam Golongan Pandega (beranggotakan pemuda berusia 21 25 tahun). Buah dari semua jenjang pendidikan Gerakan Pramuka ini diharapkan dapat melahirkan manusia Indonesia yang dapat membina bangsa dan negara serta dapat menjadi pemimpin yang bisa diandalkan.

5. Surat Keputusan Kwartir Nasional No. 080 A Tahun 1988 Oleh kakak Muhlis Abdullah Surat keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka nomor 080 TAHUN 1988 mengatur tentang pola dan mekanisme pembinaan pramuka penegak dan pandega. Adapun Isi dari surat keputusan ini adalah: KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 080 TAHUN 1988 TENTANG POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA BAB I PENDAHULUAN 1. Umum a. Gerakan Pramuka merupakan satu-satunya organisasi yang diperkenankan dan ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, dengan menggunakan prinsip dasar metodik kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan perkembangan, keadaan dan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara. b. Gerakan Pramuka bertujuan membentuk manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur, yang sehat jasmani dan rohaninya, serta menjadi warga negara Republik Indonesia, yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia sehingga menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. c. Untuk mencapai tujuan itu, Gerakan Pramuka menghimpun anak-anak dan pemuda dalam satuan Pramuka, sesuai dengan golongan usia dan jenis kelaminnya diantaranya Satuan Pramuka Penegak untuk mereka yang yang berusia 16 s.d. 20 tahun, dan Satuan Pramuka Pandega untuk mereka yang berusia 21 s.d. 25 tahun. d. Satuan Pramuka tersebut merupakan bagian dari Gugusdepan Pramuka, yang menjadi wadah pembinaan pribadi para Pramuka, dengan pimpinan, pembinaan dan tanggung jawab anggota dewasa. e. Untuk membina keterampilan serta pengembangan bakat dan darma baktinya kepada masyarakat, dibentuklah Stuan Karya Pramuka. f. Untuk melaksanakan pembinaan di Gugusdepan dan Satuan Karya tersebut, diperlukan Pola Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega beserta mekanismenya. g. Petunjuk penyelenggaraan ini diterbitkan dengan maksud untuk : 1) menjabarkan Pola umum Gerakan Pramuka yang berkaitan dengan pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega. 2) meningkatkan mutu dan hasil pembinaanPramuka Penegak dan Pandega.

3) menyesuaikan pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega dengan situasi dan kondisi setempat. 4) memantapkan pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega. h. Petunjuk Penyelenggaraan ini diterbitkan dengan tujuan untuk penertiban dan keseragaman pelaksanaan pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega di setiap jajaran kwartir dan satuan Pramuka. 2. Dasar Petunjuk penyelenggaraan ini didasarkan pada : a. Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 238 tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka, juncto Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 46 tahun 1984 tentang Anggaran Dasar Gerakan Pramuka b. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka nomor 194 tahun 1984 tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka c. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka nomor 063 tahun 1987 tentang Penyempurnaan Pola Umum Gerakan Pramuka. 3. Ruang Lingkup dan Tata Urut Petunjuk penyelenggaraan ini meliputi hal-hal yang berkaitan dengan Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega, dengan tata urut sebagai berikut : a. Pendahuluan b. Landasan, Arah, Tujuan Pembinaan dan Kebijaksanaan Operasional 6. Dinamika Kelompok Oleh kakak Arfan Dinamika memiliki arti tenaga/kekuatan yang selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap setiap keadaan keadaan. Sedangkan kelompok merupakan kumpulan orang-orang yang merupakan kesatuan sosial yang mengadakan interaksi yang intensif dan mempunyai tujuan bersama. Dengan demikian dinamika kelompok merupakan sebuah konsep yang menggambarkan proses kelompok yang selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang selalu berubah-ubah. Selain itu dinamika kelompok dapat juga diartikan sebagai suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu, memiliki hubungan psikologi secara jelas antara anggota satu dengan yang lain yang dapat berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama.
Foming Storming Norming Performing

Tahap pembentukan rasa kelompok

Tahap Pancaroba

Tahap pembentukan norma

Tahap berprestasi

7. Prinsip Dasar Kepramukaan dan Kode Kehormatan Kepramukaan Oleh kakak Rais Prinsip Dasar Kepramukaan (1) Prinsip Dasar Kepramukaan adalah: a. Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. b. Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya. c. Peduli terhadap diri pribadi. d. Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka. (2) Prinsip dasar kepramukaan sebagai norma hidup sebagai anggota Gerakan Pramuka, ditanamkan dan ditumbuhkembangkan kepada setiap peserta didik melalui proses penghayatan oleh dan untuk diri pribadi dengan bantuan para Pembina, sehingga pelaksanaan dan pengalamannya dapat dilakukan dengan inisiatif sendiri, penuh kesadaran, kemandirian, kepedulian, tanggungjawab serta keterikatan moral, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat. (3) Pada hakekatnya anggota Gerakan Pramuka wajib menerima Prisip Dasar Kepramukaan, dalam arti: a. Menaati perintah Tuhan Yang Maha Esa dan menjauhi laranganNya serta beribadah sesuai tata cara dari agama yang dipeluknya. b. Memiliki kewajiban untuk menjaga dan melestarikan lingkungan sosial, memperkokoh persatuan, serta menerima kebinekaan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. c. Memerlukan lingkungan hidup yang bersih dan sehat agar dapat menunjang dan memberikan kenyamanan dan kesejahteraan hidup dan karenanya setiap anggota Gerakan Pramuka wajib peduli terhadap lingkungan hidup dengan cara menjaga, memelihara dan menciptakan kondisi yang lebih baik. d. Mengakui bahwa manusia tidak hidup sendiri, melainkan hidup bersama berdasarkan prinsip peri-kemanusiaan yang adil dan beradab dengan makhluk lain ciptaan Tuhan, khususnya dengan sesama manusia. e. Memahami prinsip diri pribadi untuk dikembangkan dengan cerdas guna kepentingan masa depan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Metode kepramukaan adalah suatu cara memberikan pendidikan watak kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan. Pendidikan kepramukaan merupakan proses belajar mandiri yang progresif bagi kaum muda untuk mengembangkan diri pribadi seutuhnya, meliputi aspek mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik, baik bagi individu maupun sebagai anggota

masyarakat maka dibutuhkan suatu Metoda /ketentuan khusus yang kita sebut Metoda Kepramukaan. Metode Kepramukaan pada hakekatnya tidak dapat dilepaskan dari Prinsip Dasar Kepramukaan yang keterkaitanya keduanya terletak pada pelaksanaan Kode Kehormatan Pramuka. PDK (Prinsip Dasar Kepramukaan) dan MK (Metode Kepramukaan ) harus dilaksanakan secara terpadu, keduanya harus berjalan seimbang dan saling melengkapi. Setiap unsur pada Metode Kepramukaan merupakan subsistem tersendiri yang memiliki fungsi pendidikan spesifik, yang secara bersama-sama dan keseluruhan saling memperkuat dan menunjang tercapainya tujuan pendidikan kepramukaan. Metode kepramukaan merupakan salah cara belajar interaktif progresif melalui: a. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka. b. Belajar sambil melakukan. c. Sistem beregu. d. Kegiatan yang menantang dan menarik serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani anggota muda. e. Kegiatan di alam terbuka. f. Kemitraan dengan anggota dewasa dalam setiap kegiatan. g. Sistem tanda kecakapan. h. Sistem satuan terpisah untuk putra dan untuk putri. i. Kiasan dasar.

You might also like