Professional Documents
Culture Documents
2011
Laporan
Kelompok D1
Octovian C.P Rajagukguk Sudarman Regen L. Kahiking Giovanni Posumah Fenny Nelwan Pingkan Tampanguma Pingkan Koagow 080211070 080211084 080211049 080211027 080211072 080211061 090211068
KELOMPOK D1 1
2011
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan anugrah-Nya, sehingga Laporan praktikum Mekanika Tanah ini dapat selesai dengan baik. Laporan ini dibuat dengan maksud untuk melaporkan hasil-hasil yang diperoleh dari percobaan yang telah dilakukan baik di dalam laboratorium maupun di lapangan. Laporan Praktikum Mekanika Tanah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan kepada setiap Mahasiswa Teknik Sipil di Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado sebagai syarat yang wajib diikuti untuk menunjang nilai yang ada. Disadari bahwa laporan Praktikum Mekanika Tanah ini masih sangat jauh dari kata sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun bagi laporan ini sangatlah diharapkan. Sekian dan terima kasih.
Penulis
KELOMPOK D1 2
2011
DAFTAR ISI
i ii
1 3 5 7 10 13 16 20 23 28 33 37 39 42 46
PERCOBAAN IV BATAS CAIR TANAH PERCOBAAN V BATAS PLASTIS DAN INDEX PLASTIS
PERCOBAAN VI DISTRIBUSI UKURAN BUTIR TANAH PERCOBAAN VII PEMADATAN TANAH PERCOBAAN VIII CBR LABORATORIUM PERCOBAAN IX KONSOLIDASI PERCOBAAN X TRIAKSIAL
PERCOBAAN XI TEKAN BEBAS PERCOBAAN XII SONDIR PERCOBAAN XIII KADAR AIR PERCOBAAN XIV SAND CONE PERCOBAAN XV CONE PENETROMETER
KELOMPOK D1 3
2011
PERCOBAAN I QUARTERING
A. MAKSUD PERCOBAAN Untuk mendapatkan suatu campuran tanah homogen yang akan dijadikan sampel siap test. B. ALAT ALAT YANG DIGUNAKAN 1. Selembar terpal ukuran 1m x 1 m. 2. Dua batang besi dengan 0.5 sampai dengan 0.625 dan panjang 1 m 3. Sendok pengaduk dan pan. 4. Timbangan ketelitian 0.01 gr. 5. Kantong plastik. 6. Masker. 7. Alat tulis menulis / spidol water proof.
C. PERSIAPAN 1. Tanah yang akan di quartering adalah tanah yang diambil dari lapangan, dijemur sampai kondisi air dry , kemudian tanah di tumbuk dengan hammer karet agar butirannya saling lepas antara satu dengan lainnya tanpa merusak butiran tanahnya. Selanjutnya tanah diayak pada saringan no 4. 2. Tanah ditimbang untuk dijadikan sampel sebanyak 5 kg & dimasukkan kedalam kantong plastik. Jumlah tanah yang lolos saringan berjumlah 90 kg. 3. Semua alat dibersihkan & disiapkan pada tempatnya.
D. PROSEDUR PERCOBAAN 1. Pekerjaan Quartering dilakukan diatas permukaan datar. 2. Tanah ditimbang 10 Kg untuk di lakukan quartering pertama. 3. Tanah tadi diletakkan di atas platik lalu dicampur. Pencampuran tanah dilakukan oleh 2 orang, dimana keempat ujung plastik dipegang kemudian diangkat bergantian berurutan sesuai nomor 1, 2, 3, 4 yang searah jarum jam sampai tanahnya merata.
KELOMPOK D1 4
2011
4. Campuran tanah yang sudah merata di atas plastik di letakkan di atas besi yang saling tegak lurus supaya terpisah menjadi 4 bagian yang kira-kira sama banyak. Caranya : Besi yang paling atas ( I I ) diangkat dan ditarik sehingga tanah terpisah menjadi 2 bagian, kemudian angkat dan tarik besi yang di bawah ( II II ) sehingga tanah terpisah menjadi 4 bagian. I
II
II
I 5. Ambil tanah dari atas platik secara diagonal, misalnya 1 - 3 atau 2 - 4. Dan apabila pengambilan pertama tanah diambil pada bagian 1 - 3, maka pada tahap selanjutnya tanah harus diambil pada pada bagian 1 - 3 juga. 6. Tanah yang diambil tadi diletakkan pada wadah ember. 7. Ambil lagi tanah sebanyak 5 kg, tambah dan dicampur bersama tanah sisa yang ada di atas plastik. 8. Lakukan pekerjaan quartering seperti pada langakah 3 - 6 sampai tanah 90 kg habis. Tanah yang tersisa di bagian 2 - 4 dijadikan sampel siap test yang pertama, dimasukkan ke dalam kantong plastik transparan dan diberi label. 9. Untuk sampel kedua dan seterusnya dilakukan prosedur yang sama sampai mendapatkan 18 sampel siap test.
KELOMPOK D1 5
2011
PERCOBAAN II BORING
(D 4528 / D5092)
A. MAKSUD PERCOBAAN 1. Untuk mendapatkan gambaran dari profil tanah berdasarkan warna visual tanah. 2. Untuk menyelidiki dan mengetahui lapisan - lapisan tanah yang diteliti. 3. Pengambilan contoh tanah dan batuan pada kedalaman tertentu untuk penyelidikan laboratorium. 4. Untuk meyakinkan hasil pemeriksaan sondir.
B. ALAT YANG DIGUNAKAN 1. Kepala Bor 2. Alat pengambil contoh tanah 3. Minyak hidrolik dan lain lain 4. ATM / spidol water proof 5. Batang - batang bor sebagai penghantar sepanjang 1 meter
D. PELAKSANAAN : 1. Tentukan titik pengeboran. 2. Bersihkan lokasi dari rumput dan akar - akar pohon. 3. Mata bor dipasang pada batang drill, alat pemutar pada ujung lainnya. 4. Mata bor diputar searah dengan jarum jam, dengan sedikit tekanan ke dalam tanah. Putaran harus sesuai dengan putaran sekrup. 5. Setiap masuk 20 cm, dapat dilihat pada batang drill yang ditekan dan sesudahnya diberi ukuran, barulah mata bor diangkat. 6. Tiap kali pengambilan dengan mata bor, tanah yang masuk ke dalam mata bor dikeluarkan dan dicatat mengenai kedalaman, jenis tanah, sifat tanah, dan warnanya.
KELOMPOK D1 6
2011
E. KESIMPULAN Dari percobaan boring dapat diketahui bahwa jenis tanah adalah lempung bersifat kenyal dengan warna dominan adalah coklat.
KELOMPOK D1 7
2011
A. MAKSUD PERCOBAAN Menentukan berat jenis suatu contoh tanah. Yaitu perbandingan antara berat butir butir dengan berat air destilasi di udara dengan volume yang sama dan pada temperatur tertentu. Biasanya 25 C.
B. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN 1. Flash, botol gelas dengan leher sempit dan dengan tutup (dari gelas) yang berlubang kapiler, dengan kapasitas 50 cc atau lebih. Dilengkapi garis kalibrasi. 2. Timbangan dengan akurasi 0.001 gram 3. Air destilasi bebas udara 4. Oven dengan suhu 105 - 110 C 5. Termometer 6. Cawan porselen dengan penuumbuk berkepala karet (pestel) untuk menghancurkan gumpalan tanah menjadi butir-butir tanpa merusak butir-butirnya sendiri. 7. Alat vacum atau kompor. 8. Tempat air 9. Es 10. Kain lap 11. Pipet dan gelas ukur air 12. Saringan #40 13. ATM / spidol water proof
C. BENDA UJI Contoh tanah yang lolos saringan #40 dengan berat sekitar 100 gram yang akan digunakan untuk pemeriksaan secara duplo (2 percobaan terpisah).
KELOMPOK D1 8
2011
E. PERHITUNGAN
Ws G . s X k k = Faktor kohesi AWs Wbw -Wbs
F. KESIMPULAN Berat jenis tanah yang diperoleh dari percobaan ini adalah 2,874 karena itu tanah ini dapat dikategorikan sbg tanah lempung organic.
KELOMPOK D1 9
2011
A. MAKSUD PERCOBAAN Jadikan sampel siap test. Menentukan batas cair tanah. Yaitu kadar tanah tersebut pada keadaan atas peralihan antara cair dan keadaan plastis. Tanah pada keadaan batas cair diperiksa dengan alat Casagrande, kedua bagian tanah yang terpisah oleh alur selebar 2,5 mm menutup sepanjang 1cm pada 25 pukulan.
B. ALAT YANG DIGUNAKAN 1. Alat batas cair Casagrande 2. Alat pemotong (grooving tool) 3. Cawan porselin (mortar) 4. Pastel (penumbuk/pengerus) berkepala karet atau dibungkus karet 5. Spatel 6. Saringan #40 7. Air destilasi dalam botol cuci (wash bottle) 8. Alat alat pecobaan kadar air 9. ATM / spidol water proof
C. BENDA UJI Contoh tanah yang perlu disediakan untuk pemeriksaan ini sebanyak 100 gram. Contoh tanah ini harus bebas atau telah dibereskan dari butir - butir yang lebih besar dari 0.525 mm (tertahan pada saringan #40). Untuk contoh yang memang tidak mengandung butir-butir kasar yang lebih besar dari 0.425 mm dapat langsung diperiksa tanpa persiapan lebih dahulu. Apabila contoh tanah mengandung butir-butir kasar, mula-mula dikeringkan dalam suhu udara (dengan alat pengering dengan suhu kurang dari 60 C) secukupnya sampai dapat disaring melalui saringan. Pecahkan gumpalan-gumpalan tanah dengan digerus dalam mortar dengan pastel dengan kepala terbungkus karet, sehingga butir-butir tidak rusak. Kemudian saring dengan saringan #40. bagian yang tertahan disingkirkan dan bagian yang lewat saringan digunakan sebagai benda uji.
KELOMPOK D1 10
2011
D. PERSIAPAN ALAT 1. Periksa alat Casagrande yang akan digunakan, bahwa alat dalam keadaan baik, baut baut tidak longgar, sumbu mangkok tidak sangat aus sehingga mangkok goyang, dan mangkok tidak terlalu aus pada bagian alurnya. Juga periksa alat pembarut pada ukuran - ukuran yang benar. 2. Periksa apabila pegangan diputar, mangkok akan terangkat 1 cm. Gunakan alat pembarut sebagai pengukur.
E. PELAKSANAAN 1. Taruhlah contoh tanah (100 gram) dalam mangkok porselen, campur rata dengan air destilasi sebanyak 1520 cc. Aduk, tekan-tekan dan tusuk-tusuk dengan spatel. Bila perlu tambahkan air secara bertahap, tambah sekitar 13 cc. Aduk, tahan dan tusuktusuk, tambah air lagi dan seterusnya, sehingga diperoleh adukan yang benar - benar merata. 2. Apabila adukan tanah telah merata, dan kebasahannya telah menghasilkan sekitar 1535 pukulan pada percobaan, taruhlah sebagian adukan tanah pada mangkok Casagrande. Gunakan spatel, sebar dan tekan dengan baik, sehingga tidak terperangkap gelembung udara dalam tanah. Ratakan permukaan dan buat mendatar dengan ujung terdepan rapat pada ujung terbawah mangkok. Sehingga tanah bagian terdalam akan terdapat 1 cm. 3. Dengan pemotong, buat alur lurus pada garis tengah mangkok searah sumbu alat, Potong tanah sebanyak 5 kali sampai mengenai alat casagrande sehingga tanah terpisah menjadi 2 bagian simetris. a. Gerakkan pemutar sehingga mangkok terangkat dan jatuh pada alasnya dengan kecepatan 2 putaran per detik, sampai kedua bagian bertemu sepanjang + 1 cm. Catat jumlah pukulan yang diperlukan 4. Pada percobaan pertama, pukulan diperlukan harus antara 15 35 x. Bila lebih berarti tanah kurang basah. Tambahkan sedikit air baru diaduk sampai merata. 5. Cuci mangkok Casagrande dengan air kemudian keringkan dengan kain kering. Kemudian ulangi pekerjaan seperti diatas
KELOMPOK D1 11
2011
F. PERHITUNGAN Setiap data hubungan antara kadar air tanah dan jumlah pukulan merupakan satu titik dalam grafik, dengan pukulan sebagai basis (skala log) dan kadar air sebagai ordinat (persen biasa). Tarik garis lurus penghubung terbaik dari titik - titik yang diperoleh. Batas cair tanah adalah kadar air yang diperoleh pada perpotongan garis penghubung tersebut dengan garis vertikal 25 pukulan. Batas cair dilaporkan sebagai bilangan bulat terdekat.
KELOMPOK D1 12
2011
A. MAKSUD PERCOBAAN Menentukan batas plastis suatu tanah. Yaitu kadar air minimum (dalam persen) bagi tanah tersebut yang masih dalam keadaan plastis. Tanah ada pada keadaan plastis apabila yang tanah digiling menjadi batang-batang berdiameter 3 mm mulai menjadi retak-retak. Index plastisitas suatu tanah adalah bilangan (dalam persen) yang merupakan selisih antara batas cair dan batas plastisnya.
B. ALAT YANG DIGUNAKAN 1. Cawan porselen 2. Pastel (penumbuk/pengerus) berkepala karet atau dibungkus karet 3. Spatel 4. Pelat kaca 5. Saringan #40 6. Batang kawat berdiameter 3 mm untuk ukuran pembanding 7. Alat-alat pemeriksaan kadar air 8. ATM / spidol water proof
C. BENDA UJI Contoh tanah sebanyak 10-20 gram yang sudah melewati saringan #40. Apabila contoh tanah mengandung butir-butir kasar, keringkan dahulu dalam suhu udara atau pengering dengan suhuu 60 C, sampai gumpalan - gumpalan mudah remuk untuk kemudian disaring. Pecahan gumpalan-gumpalan digerus dalam mortar dengan pastel. Bagian yang tertahan saringan #40 disingkirkan. Persiapan benda uji ini sama dengan pada penyiapan untuk pemeriksaan batas cair, sehingga memungkinkan kedua percobaan dapat dilakukan dalam waktu bersamaan.
KELOMPOK D1 13
2011
E. PERHITUNGAN 1. Batas Plastis adalah kadar air yang diperoleh pada pemeriksaan diatas yang dinyatakan dalam persen. Laporkan batas plastis tersebut berupa bilangan bulat terdekat 2. Hitung Index Plastisitas tanah, yaitu selisih dari batas cair dan batas plastisnya
IP LL PL
3. Jika salah satu dari batas cair atau batas plastis tidak dapat diperoleh, laporkan bahwa Index Plastisistasnya = Non Plastic (NP) 4. Jika tanahnya mengandung banyak pasir, kerjakan pemeriksaan batas plastis lebih dahulu dari pada batas cairnya. Jika batas plastisnya tidak dapat dilaksanakan, laporkan bahwa tanahnya NP 5. Jika ternyata batas plastis tanah sama dengan atau lebih besar dari batas cairnya, juga laporkan bahwa Index Plastisitasnya NP.
KELOMPOK D1 14
2011
KELOMPOK D1 15
2011
A. MAKSUD PERCOBAAN Menentukan distribusi ukuran butir butir dari tanah. Untuk tanah yang butirannya lebih besar dari 0.075 mm atau tertahan pada #200, pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan saringan-saringan, sedangkan untuk tanah dengan ukuran yang lebih kecil dari 0.075 mm atau melewati #200, pemeriksaan dilakukan dengan cara sedimentasi yang dapat menggunakan cara hidrometer atau dengan pipet
B. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN 1. Saringan. Untuk butir kasar diperlukan susunan saringan seperti berikut 75 mm 60 mm 37.5 mm 25 mm 19 mm 9.5 mm #. 4 3 2 1 1 4.75 mm
Untuk butir halus, yaitu yang lebih kecil dari 4.75 mm dan lebih besar dari 0.075 mm digunakan susunan saringan dengan nomor (standar ASTM).
KELOMPOK D1 16
2011
3. Timbangan a. Untuk menimbang butir butir yang lebih kecil dari 2 mm gunakan timbangan dengan ketelitian 0.01 gram b. Untuk menimbang tanah yang butirnya lebih besar dari 2 mm, digunakan timbangan sengan ketelitian 0.1 persen dari besar beban yang ditimbang 4. Cawan porselen (mortar) dan pestel 5. Alat pengaduk larutan tanah dalam air 6. Gelas silinder kapasitas 1000 cc dengna diameter 6.35 cm atau 2 . 7. Hidrometer untuk membaca berat jenis larutan. (untuk tipe ASTM 151 H atau 152 H) atau pipet untuk mengambil larutan pada kedalaman tertentu 8. Stop watch
C. PERSIAPAN BENDA UJI 1. Tanah yang dipakai adalah contoh tanah yang telah diquartering (2000 gr) 2. Tanah tersebut ditimbang, lalu catat berat tanah + cawan 3. Masukan dan keringkan dalam oven suhu 105 - 110 C 4. Cuci tanah kemudian masukkan lagi di oven sampai berat konstan 1 x 24 jam.
KELOMPOK D1 17
2011
1. Saringlah benda uji yang tertahan yang telah dicuci (hasil dari pekerjaan tersebut pada persiapan benda uji) dengan menggunakan satu susunan saringan (kering oven). Sebelumnya masing masing saringan ditimbang untuk memudahkan menimbang jumlah butiran yang tertahan 2. Timbang dan catat berat butiran yang tertahan pada tiap saringan. Periksa bahwa jumlah berat total sesudah saringan harus sama atau mendekati jumlah sebelum disaring.
E. KESIMPULAN Tanah yang di coba memiliki ukuran butiran paling banyak adalah 98,15% atau yang tertahan di saringan no 200 sedangkan yang paling sedikit adalah 44,12% . atau yang tertahan pada saringan pada no. 8
KELOMPOK D1 18
2011
A. MAKSUD PERCOBAAN Untuk menentukan hubungan antara kadar air dan kepadatan (berat volume kering) tanah apabila dipadatkan dengan tenaga pemadatan tertentu Cara pemadatan : Cara untuk pemadatan dipakai cara standart Dalam percobaan ini dilakukan pemadatan dengan menggunakan silinder pemadatan kecil dengan material lewat saringan No. 4
B. ALAT YANG DIGUNAKAN 1. Silinder pemadatan ini terdiri dari silinder-silinder utama, silinder sambungan yang dapat dilepaskan juga. Ukuran dan toleransi yang masih digunakan adalah sebagai berikut : Slinder kecil : o diameter 10.1 cm o tinggi 11.8 cm o volume 944.918 cm2 2. Penumbuk yang digunakan yaitu dilakukan dengan tangan (sesuai dengan penumbuk standar), dengan ukuran dan toleransi sebagai berikut : Penumbuk standart o diameter bidang jatuh 2 =- 0,005 o berat 10 -= 0,02 lb o tinggi jatuh 18 =- 1/16 3. Alat untuk mengeluarkan contoh tanah dari silinder (extruder) 4. Timbangan dengan kapasitas 1 kg dengan ketelitian 0,1 gram dan timbangan kapasitas 12 kg dengan ketelitian 5 gram 5. Pisau perta (straight edge) 6. Saringan # 4 7. Oven 8. Alat pencampur tanah (talam, sendok, dll)
KELOMPOK D1 19
2011
C. BENDA UJI 1. Jadikan sampel siap test. Bila contoh tanah yang diperiksa keadaannya basah, keringkan tanah tersebut diudara atau dengan alat pengering dilakukan secukupnya sampai gumpalan-gumpalan dapat mudah hancur. Hancurkan gumpalan menjadi butir-butiran dengan alat yang terbuat dari karet, sedemikian rupa sehingga butir butir tanah tidak rusak. 2. Butiran-butiran yang diperoleh disaring pada saringan No. 4. Butiran yang tertahan diatas saringan dibuang, yang lolos saringan akan digunakan sebagai benda uji (banyaknya 2 kg) 3. Campur tanah tersebut dengan air secukupnya secara merata sedemikian rupa sehingga benda uji yang kadar air tanah diperoleh kira-kira 6% dibawah kadar air optimum. 4. Seteleah dicampur merata dengan air, simpanlah tanah tersebut dalam tempat yang tertutup (dapat dimasukkan dalam kantong plastik), selang waktu sekurangkurangnya 24 jam sebelum melakukan pemadatan. 5. Benda uji ini dibuat 5 bagian yang beratnya masing-masing dicampur merata dengan air, sehingga kadar air yang diperoleh berbeda-beda masing 1 3 %. 6. Cara diremas dan di jatuhkan secara bebas dari ketinggian 1 m.
D. PERSIAPAN PERALATAN 1. Bersihkan silinder pemadatan yang akan digunakan , kemudian ditimbang dan catat beratnya (W1). Gunakan timbangan dengan ketelitian 5 gram 2. Pasang klem plat alas dan silinder sambungan. Pada saat pelaksanaan penumbukan silinder harus diletakkan pada dasar yang kokoh (tidak boleh diatas tanah atau lantai yang dapat bergetar karena tenaga yang diperoleh akan berkurang). Bila perlu harus disediakan blok beton yang beratnya sekitar 91 gram.
KELOMPOK D1 20
2011
F. PEMADATAN 1. Sejumlah tanah lembab yang sudah disediakan dipadatkan dalam silinder dengan lapisan-lapisan yang sama tebal. Setiap lapis ditumbuk dengan jumlah tumbukan (56 kali, 25 kali, 10 kali) untuk masing-masing sampel yang berbeda. Tiap sampel 5 lapis 2. Lepaskan silinder sambungan (silinder bagian atas). Kemudian potonglah tanah dengan pisau baja sehingga tanah rata dengan permukaan silinder dan bila perlu lobang-lobang kecil yang terjadi ditambal sehingga permukaan menjadi halus. Lepaskan plat dasar kemudian timbanglah silinder bersama tanah dan catat beratnya (W2). 3. Keluarkan tanah tersebut, kemudian ambil contoh dari bagian atas dan bawah secukupnya untuk menjadi bahan uji pemeriksaan kadar air. 4. Pekerjaan yang sama dengan sampel tanah yang lainnya telah disediakan dengan penambahan kadar air yang berbeda.
G. PERHITUNGAN 1. Setiap pekerjaan pemadatan yang telah dikerjakan dihitung : kadar air tanah berat volume tanah
W2 W 1 gram / cm v
dimana : W1 W2 v = berat silinder kosong (gram) = berat silinder + tanah basah (gram) = volume silinder (cm3)
KELOMPOK D1 21
2011
H. KESIMPULAN Percobaan pemadatan yang dilakukan untuk 25 tumbukan memperoleh dry=1,25 dan W optimum=35,2 %.
KELOMPOK D1 22
2011
A. MAKSUD PERCOBAAN 1. Untuk menentukan nilai CBR (California Bearing Ratio) dari suatu tanah. 2. Nilai CBR adalah bilangan perbandingan (persen) antara tekanan yang diperlukan untuk menembus tanah dengan piston berpenampang bulat seluas 3 inch2 dengan kecepatan penetrasi 0,05 inch per menit terhadap tekanan yang diperlukan untuk menembus sesuatu bahan standart tertentu 3. Penentuan nilai CBR dapat dilakasanakan terhadap : contoh tanah tanpa direndam terlebih dahulu contoh tanah setelah direndam selama 4 hari Disamping itu nilai CBR dapat dilakukan terhadap ; Contoh tanah yang telah dipadatkan secara pemadatan standart Contoh tanah yang telah dipadatkan secara pemadatan berat / modified Contoh tanah yang telah dipadatkan dengan kepadatan tertentu Contoh tanah asli yang diambil dari lapangan
B. ALAT YANG DIGUNAKAN 1. Mesin penekan dengan kapasitas sekurang kurangnya 4.45 ton yang mempunyai kepala atau dasar yang dapat bergerak teratur dengan kecepatan 1.27 mm per menit (0.05 inch per menit). 2. Cincin beban dengan arloji pengukurnya 3. Silinder pemadatan CBR 4. Plat ganjal (spacer disk) 5. Penumbuk standart atau penumbuk berat 6. Pengukur pengembangan tanah, terdiri atas pelat berlubang-lubang dengan batang pengatur, tripod, dan arloji pengukur pengembangan 7. Plat - plat beban berlubang ditengah yang utuh atau belah, berat @ 5 lb atau 2.27 kg 8. Piston penetrasi penampang bulat luas 3 inch2, panjang sekurang-kurangnya 4 . 9. Macam-macam alat seperti talam, timbangan, oven, bak perendam, kertas filter dan sebagainya. Gelas ukuran air.
KELOMPOK D1 23
2011
D. PELAKSANAAN 1. Pemadatan tanah : Sebelum dilaksanakan pemadatan, periksa dan catat kadar air tanah Pasang dan klep alas pada silinder dan pasang juga silinder sambungnya. Taruhlah plat ganjal dalam silinder diatas plat ganjal. Padatkan tanah lembab yang sudah dipersiapkan dalam silinder pemadatan sehingga diperoleh kepadatan yang maksimal dengan kadar air optimum. Lepaskan silinder sambungan, potong dan ratakan tanah padat dengan permukaan silinder pemadatan. Lepaskan plat alas dan ambil plat ganjal, timbang dan catat berat silinder dan tanah didalamnya untuk menentukan berat volume tanah.
2. Pelaksanaan penetrasi : Contoh tanah yang dipadatkan dalam silinder dipasang pada mesin penetrasi. Kerjakan pembebanan mesin sehingga piston mempunyai kecepatan penetrasi sebesar 0.64 mm, 1.27 mm, 1.91 mm, 2.95 mm, 3.18 mm, 4.45 mm, 5.08 mm, 10.16 mm, 12.7 mm. Keluarkan benda uji dari silinder kemudian periksa kadar air
E. PERHITUNGAN 1. Grafik penetrasi dan tekanan penetrasi. Gambar grafik hubungan antara penetrasi (absis) dan tekanan penetrasi (ordinat). 2. Rumus rumus yang digunakan Beban (lbs) = (pembacaan arloji) x 5.7871.. (lbs)
KELOMPOK D1 24
2011
KESIMPULAN Dari percobaan yang telah kami lakukan , maka nilai CBR Kering yang didapat untuk penetrasi 2,45mm (0,1 *) sebesar 34,878 % dan nilai CBR untuk penetrasi 4,08 mm (0,2 *) sebesar 32,2738%. Sedangkan nilai CBR Rendam yang didapat untuk penetrasi 2,45mm (0,1 *) sebesar 3,047 % dan nilai CBR untuk penetrasi 4,08 mm (0,2 *) sebesar 2,829%.
KELOMPOK D1 25
2011
PERCOBAAN IX KONSOLIDASI
(D 5333)
A. MAKSUD PERCOBAAN Untuk mengetahui kecepatan konsolidasi dan besarnya penurunan tanah apabila tanah diberi beban, keadaan tanah samping tertahan dan diberi drainase pada arah vertikal.
B. ALAT YANG DIGUNAKAN 1. Konsolidometer yang terdiri dari : Tempat tanah Batu pori atas dan bawah Arloji pengukuran perubahan tebal tanah 2. Perlengkapan pembebanan 3. Alat potong dan bubut tanah 4. Stop watch 5. Perlengkapan untuk pemeriksaan kadar air dan perlengkapan umum lainnya 6. Grease 7. ATM
C. PELAKSANAAN 1. Persiapan benda uji : Apabila tanah cukup lunak, masukkan tanah dalam cincin cetak dengan menekan cincin kedalam tanah yang telah didorong tabung contoh secukupnya atau doronglah contoh masuk ke cincin cetak. Cincin cetak dapat sekaligus merupakan tempat contoh tanah/ benda uji dalam konsolidometer. Apabila contoh tanah agak keras, contoh tanah dapat dipotong dan dibubut sehingga ukurannya sesuai dengan cincin tempat benda uji. Masukkan tanah dalam cincin konsolidometer dan potonglah rata atas bawah dengan cincin. Permukaan benda uji harus halus, bila perlu tambal lubang lubang yang ada. Pelaksanaan tersebut harus dilaksanakan secara hati hati dan dikerjakan dengan cepat agar kadar air tanah tidak terkurang karena penguapan, dan hindarkan gangguan sehingga dapat terjadi perubahan kepadatan tanah.
KELOMPOK D1 26
2011
KELOMPOK D1 27
2011
Cv
Cc
e e1 e2 log t log(T 2 ) T1
KELOMPOK D1 28
2011
H1-H2 H2
W d G.d
Hs
dimana :
Wd G A d H H1 H2
= berat benda uji setelah dikeringkan = berat jenis butir tanah = Luas penampang benda uji =2H = 2 (H1-H2) = tebal pada awal beban = tebal pada akhir beban
E. PEMBUATAN GRAFIK a. Plot koordinat-koordinat pada grafik konsolidasi berdasarkan hasil percobaan sesuai dengan besarnya pembebanan dan urutan waktu yang telah ditentukan sebelumnya. b. Hubungkan koordinat-koordinat sehingga diperoleh grafik konsolidasi yang melengkung terbuka. c. Tarik garis lurus menyinggung koordinat yang diperoleh pada 9.6 detik, 21.6 detik, 38.4 detik, dan 1 menit (minimal 2 titik yang bisa dilalui oleh garis tersebut, sehingga diperoleh jarak pada absis waktu). d. Tarik garis lurus yang besar absis waktunya sebesar 1.15 dari absis waktu di atas. e. Perpotongan pada garis diatas dengan lengkung konsolidasi diplot arah vertikal sehingga diperoleh t90, yang merupakan lamanya kecepatan konsolidasi yang dicapai. F. KESIMPULAN Dari percobaan konsolidasi di atas maka di dapat nilai Cc sebesar 0,118.
KELOMPOK D1 29
2011
PERCOBAAN X TRIAKSIAL PADA KONDISI UNCONSOLIDATED UNDRAINED TANPA PEMBACAAN TEKANAN PORI
(D 4767 / D 2664 / D 5311)
A. MAKSUD PERCOBAAN Untuk menentukan parameter geser tanah dengan alat Triaksial pada kondisi Unconsolidated Undrained tanpa pembacaan tekanan pori.
B. ALAT YANG DIGUNAKAN 1. Sel triaksial dengan dinding transparan pada perlengkapannya. 2. Alat untuk memberikan tekanan yang konstan pada cairan dalam sel dengan ketelitian 0.1 atau 0.005 kg/cm. 3. Alat kompresi untuk menekan benda uji secara axial sengan kecepatan yang dapat diukur antara 0.5 0.75 mm/menit. Untuk Drained harus lebih lambat. 4. Arloji untuk mengukur pemendekan benda uji. 5. Membran karet yang sesuai dengan ukuran benda uji, alat perenggang membran dan gelang karet pengikat. 6. Cetakan tanah. 7. Alat pemeriksa kadar air tanah.
C. BENDA UJI 1. Benda uji yang perlu dipersiapkan sekurang-kurangnya 3 buah. Berupa silinder tanah dengan perbandingan tinggi-diameter ; 2 : 1 dan 3 : 1. Diameter minimum 3.30 cm. 2. Apabila diameter benda uji 7.1 cm, butir tanah terbesar yang diijinkan ada dalam benda uji adalah 1/10 kali diameter pada benda uji, sedangkan bila diameter benda uji lebih dari 7,10 cm, butir tanah terbesar yang diijinkan adalah 1/6 kali diameter benda uji.
KELOMPOK D1 30
2011
D. PELAKSANAAN 1. Persiapan benda uji Bila contoh tanah yang diperiksa adalah contoh tanah asli dari tabung yang sesuai dengan benda uji yang diinginkan, maka keluarkan contoh tanah dari tabung, dorong dengan alat pengeluar contoh tanah. Potong benda uji bagian atas dan bawahnya, kemudian keluarkan dari tabung cetak belah. Bila contoh tanah asli ukurannya lebih besar dari benda uji yang diinginkan, bentuk/potong sehingga diperoleh ukuran yang diinginkan. Bila contoh tanah padat buatan, maka dapat berupa : o Contoh tanah yang rusak dapat dibentuk kembali dengan memasukan dalam kantong plastik. Hindarkan tambahnya udara dalam pori tanah. Kemudian bentuk kembali dan padatkan dalam cetakan. o Contoh tanah padat buatan dapat diperoleh dengan memadatkan contoh tanah dengan menumbuk tanah pada silinder pemadatan kemudian didorong keluar denan alat pengeluar contoh tanah. o Bila dikehendaki, contoh tanah dapat dijemur sebelum percobaan. Ukur dengan teliti dan catat ukuran diameter, tinggi dari benda uji. Juga timbanglah benda uji untuk menghitung berat volume benda uji.
2. Pemasangan benda uji Taruh benda uji diatas tutup atas specimen cap, kemudian letakan tutup atas diatas benda uji. Pada percobaan UU gunakan tutup yang tidak berlubang. Gunakan perenggang membran (di vakum), selubungkan membran pada benda uji. Matikan pipa vakum, kemudian selubungkan membran pada benda uji dan ikat membran pada tutup atas maupun bawah dengan gelang karet pengikat. Untuk menjamin rapat air dapat dioleskan pelumas perekat (silicon grease) pada tepi tutup benda uji. Pasanglah benda uji yang sudah dibungkus membran pada tumpuan pada dasar sel triaksial. Aturlah agar kedudukannya benar-benar simetris. Pasang dinding sel triaksial dan tutup atasnya, dengan mula-mula piston beban dibuat bebas terhadap benda uji, aturlah arloji. Ukur beban pada pembacaan nol.
KELOMPOK D1 31
2011
regangan/pemendekan benda uji pada pembacaan nol. Selanjutnya atur arloji tekanan pori pada pembacaan nol, jika ada gelembung-gelembung udara yang harus dikeluarkan.
3. Pembebanan Jalankan mesin beban dengan keceepatan 0.5-2 persen/menit. Baca dan catat pembacaan arloji ukur cincin beban dan tekanan air pori dan arloji ukur pemendekan benda uji pada kedudukan kedudukan pemendekan : 0.1; 0.2; 0.3; 0.4; 0.5 % (jika tanah belum pecah) dapat dibaca setiap 2 %. Lanjutkan sampai pemendekan 15 % (meski tanah sudah pecah), atau pemendekan 20 %. Pembacaan yang lebih perlu dilakukan pada saat tanah mendekati pecah. Selama pembebanan selalu amati manometer tekanan sel dan aturlah agar tekanan hampir konstan terkecuali bila memang digunakan alat dengan tekanan konstan. Setelah selesai pembacaan, hentikan mesin beban, keluarkan air dalam sel, kemudian buka sel dan keluarkan benda uji. Bukalah membran karet dan buat sketsa bentuk pecahnya tanah. Timbang dan catat berat benda uji. Laksanakan pemeriksaan kadar air.
4. Kerjakan dengan cara yang sama benda uji kedua dan ketiga dengan tekanan sel yang berbeda besarnya. E. PERHITUNGAN Hitung regangan axial tanah, untuk setiap beban yang dibaca, yaitu :
L Lo
dimana :
KELOMPOK D1 32
2011
Ao 1
3 1
P A
dimana :
P A
Gambar grafik hubungan antara tegangan deviator dan regangan sebagai absis. Cari dari grafik tegangan deviator maksimum atau regangan 20%, mana yang lebih dulu terjadi pada pemeriksaan.
Hitung tegangan utama major dan minor pada saat pecah yaitu : Tegangan utama major = 1=tekanan sel Tegangan utama minor = 3=tekanan deviator + sel Gambarkan lingkaran Mohr dari tegangan pada saat pecah pada salib sumbu dengan tegangan geser sebagai ordinat dan tegangan normal sebagai absis. Buat setengah lingkaran dengan pusat terletak pada sumbu tegangan normal dan absis sama dengan jari
(1 3) dan jari 2
1 3 . Gambarkan lingkaran Mohr dengan cara yang sama bagi benda uji lainnya yang 2
telah diperiksa. KESIMPULAN: Grafik lingkaran Mohr hasil percobaan triaxal menunjukan bahwa lingkaran Mohr pada tanah ke-2 lebih besar dari lingkaran mohr pada tanah ke-3. Tanah ke-2 memiliki tegangan yang lebih tinggi dari tanah ke-3, tegangan (Q) berpengaruh pada nilai tegangan deviator () yang menyebabkan grafik lingkaran mohr tanah ke-2 lebih besar dari tanah ke-3.
KELOMPOK D1 33
2011
A. MAKSUD PERCOBAAN Untuk menentukan kuat tekan bebas tanah kohesif. Pemeriksaan kuat tekan bebas dapat dilakukan pada tanah asli contoh tanah padat buatan kuat tekan bebas (qu) adalah axial (kg/cm2) yang diperlukan untuk menekan suatu silinder tanah sampai pecah atau besarnya tekanan yang memberikan perpendekan tanah sebesar 20 %, apabila sampai dengan perpendekan 20 % tersebut tidak pecah.
B. ALAT YANG DIGUNAKAN 1. Alat/mesin penekan tanah 2. Alat pengatur contoh tanah dari tabung contoh 3. Pengatur regangan 4. Tabung cetak belah 5. Timbangan dengan ketelitian 0,10 gram 6. Stop watch 7. Alat bubut tanah 8. Alat-alat pemeriksa kadar air, pengukur diameter dan tinggi 9. ATM
C. BENDA UJI Benda uji berupa tanah kohesif berbentuk silinder harus antara 2-3 kali diameter. Diameter minimum benda uji 3,30 cm. Apabila benda uji 7,1 cm, butir tanah terbesar dijinkan 1/6 kali diameter.
D. PELAKSANAAN 1. Persiapan benda uji : Bila contoh tanah yang diperiksa adalah contoh tanah asli dari tabung yang sesuai dengan benda uji yang diinginkan, maka keluarkan contoh tanah dari tabung, dorong dengan alat pengeluar contoh tanah. Potong benda uji bagian atas dan bawahnya, kemudian keluarkan dari tabung cetak belah.
KELOMPOK D1 34
2011
5. Pembebanan : Tempatkan benda uji pada alat tekan berdiri vertikal dan sentris pada plat alat dasar. Atur alat tekan, sehingga pelat atas menyentuh benda uji. Atur arloji ukur pada cincin beban dan arloji pengukur regangan pada pembacaan nol. Kerjakan alat pembebanan dengan kecepatan 0.5 2 % terhadap tinggi benda uji/menit. Kecepatan ini diperkirakan sedemikian, sehingga pecahnya benda uji tidak melampaui 10 menit. Catat pembacaan arloji pengukur beban dan arloji pengukur regangan setiap 30 detik. Hentikan pembebanan apabila tampak beban yang bekerja telah mengalami penurunan. Jika benda yang bekerja tidak pernah turun, kerjakan pembebanan sampai regangan/pemendekan benda uji mencapai 20 % dari tinggi benda uji. Periksa kadar air tanah benda uji. Buatlah sketsa dan catatlah perubahan benda uji, bila dapat ukurlah sudut kemiringan bidang pecahnya benda uji. Pelaksanaan pemeriksaan ini
KELOMPOK D1 35
2011
dimana :
L = pemendekan tinggi benda uji (cm) L0 = tinggi benda uji semula (cm)
2. Hitung luas rata-rata penampang benda uji dengan koreksi akibat pemendekan.
A
dimana :
A0 1 R
3. Hitung tekanan axial yang bekerja pada benda uji setiap pembebanan.
s P (kg / cm2 ) A
dimana :
arloji
4. Gambarkan grafik antara regangan (absis) dan tekanan yang bekerja (ordinat). Tentukan harga maksimum axial yang terjadi dari grafik tersebut. Tentukan harga maksimum axial yang terjadi dari grafik tersebut. Tekanan maksimum ini dilaporkan sebagai kuat tekan bebas tanah yang diperiksa = qu. bila benda uji tidak mengalami pecah, kuat tekan bebas adalah tekanan pada regangan 20 %.
5. Catat dan cantumkan dalam laporan hal-hal sebagai berikut : a. benda uji berupa contoh asli atau padat batuan. b. jenis tanah secara visual. c. ukuran diameter dan tinggi benda uji. d. kepadatan (berat volume kering), kadar air, derajat kekenyalan benda uji mula-mula.
KELOMPOK D1 36
2011
KESIMPULAN Dari percobaan tekan bebas di atas maka di dapat nilai qu ( kuat tekan bebas ) untuk sampel tidak terganggu = 0,8773 kg/cm2 , Cu = 0,43865 kg/cm2 dan sudut kemiringan pecahnya tanah = 30o. Sedangkan untuk sampel terganggu = 1,2750kg/cm2 , Cu = 0,6375kg/cm2 dan sudut kemiringan pecahnya tanah = 90o.
KELOMPOK D1 37
2011
B. ALAT YANG DIGUNAKAN 1. Alat sondir ringan 2 ton. 2. Seperangkat pipa sondir lengkap dengan batang dalam, sesuai dengan kebutuhan serta panjang masing-masing 1 meter. 3. Manometer, pembacaan sampai 350 kg/cm2. 4. Konus dan bikonus. 5. Kunci-kunci pipa, alat-alat pembersih, oli, minyak hidrolik (kastrolik SAE 10).
C. PELAKSANAAN 1. Kita tentukan titik dimana akan dilaksanakan penyondiran dan jarak kurang lebih 0,5 meter sekeliling titik dipasang kedua ujung jangkar untuk mengikat besi ambang (angker 4 buah). 2. Alat sondir dipasang di atas titik yang akan disondir dan diusahakan letak sumbu ditengah-tengah vertikal diatas titik tersebut. 3. Dua pasang besi ambang penahan dipasang pada jangkar dengan sekrup. 4. Kedua manometer 50 kg dipasang pada pipa. Kamar instalasi diteliti apakah sudah berisi penuh dengan minyak kastrolik dan udara didalamnya dikeluarkan secara perlahan-lahan. a. caranya pluyer ditarik pada pemegangnya dan ditekan dulu keatas, agar udara didalam kamar dibuang.
KELOMPOK D1 38
2011
KELOMPOK D1 39
2011
HL (JH HK)
dimana :
A B
E. KESIMPULAN Tanah yang dilakukan percobaan sondir adalah tanah timbunan. Hal ini dapat dilihat dari data penyondiran, bahwa hambatan konus dan jumlah hambatan yang memenuhi syarat berada pada kedalaman 5 m.
KELOMPOK D1 40
2011
A. MAKSUD PERCOBAAN Untuk memeriksa kadar air dari suatu cotoh tanah. Kadar air tanah adalah perbandingan antara berat air yang dikandung tanah dan berat kering tanah dalam persen.
B. ALAT-ALAT YANG DIPERLUKAN 1. Oven dengan suhu yang dapat diatur konstan pada 105 110 C. 2. Timbangan yang mempunyai ketelitian sekurang-kurangnya : 0,01 gram, untuk berat kurang dari 100 gram 0,10 gram untuk berat antara 100 gram 1000 gram 1 gram, untuk berat lebih dari 1000 gram/.
3. Desikator. 4. Cawan timbangan tertutup dari gelas atau logam tahan karat.
C. BENDA UJI Contoh tanah (basah) yang dipergunakan yang lolos saringan #.4 dengan berat minimum 50 100 gram.
D. PELAKSANAAN 1. Semua cawan yang akan digunakan, dibersihkan dan kemudian cawan ditimbang dan dicatat. 2. Cawan diisi dengan tanah masing-masing cawan A dan B ditimbang berat cawan dan tanah (W2). 3. Masukkan tanah yang telah ditimbang tadi ke dalam oven selama 24 jam. 4. Setelah 24 jam dikeluarkan dari oven dan didinginkan, kemudian ditimbang berat cawan + tanah kering (W3). Hitung kadar airnya. KESIMPULAN Dari percobaan kadar air di atas maka di dapat kadar air rata-rata = 14,8137 %.
KELOMPOK D1 41
2011
A. MAKSUD PERCOBAAN Untuk mengetahui/menentukan kepadatan dari suatu tempat pada lapisan atau perkerasan yang telah dipadatkan. Alat ini digunakan untuk menguraikan secara terbatas, pada tanah yang mengandung butir kasar, yang lebih kecil dari 5 cm.
B. ALAT ALAT YANG DIGUNAKAN 1. Botol transparan untuk pasir. 2. Corong kerucut ukuran 16.51 cm. 3. Plat dasar/landas ukuran 30.48 x 30.48 cm, berlobang ditengah ukuran 16.51 cm. 4. Timbang kapasitas 10 kg dengan ketelitian 1 kg dan kapasitas 500 gram dengan ketelitian 0.1 kg. 5. Pasir bersih, keras, kering dan bisa mengalir bebas (pasir ottawa). 6. Container, cawan. 7. Oven. 8. Kantong plastik.
C. PELAKSANAAN Pelaksanaan dibagi dalam 2 tahap, yaitu : 1. Persiapan di laboratorium Menentukan berat isi kering pasir dalam gram/cm3 a. Isi botol transparan dengan pasir secukupnya. b. Timbang kontainer (=W1). c. Pasang corong pada botol transparan. d. Balikan botol dan letakan diatas kontainer, sehingga corong kontak dengan bagian atas kontainer. e. Buka kran pelan-pelan hingga pasir dalam botol mengalir mengisi container.
KELOMPOK D1 42
2011
Menentukan berat pasir dalam corong. a. Isi botol dengan pasir secukupnya, kemudian pasang corong pada mulut botol, dan timbang beratnya (=W3). b. Letakan botol terbalik diatas plat landas sedemikian rupa sehingga corong kontak dengan lubang. c. Buka keran corong perlahan-lahan sehingga pasir memenuhi corong. d. Setelah corong penuh dengan pasir, aliran pasir akan terhenti. Kran ditutup dan botol diangkat. e. Timbang botol, corong dan sisa pasir dalam botol (=W4). f. Hitung berat pasir dalam corong (=W3-W4). 2. Persiapan di lapangan Menentukan volume lubang pemeriksaan. a. Isi botol dengan pasir secukupnya, kemudian ditimbang beratnya bersama dengan corong. b. Gali tanah dengan kedalaman maksimum 12 cm. Kemudian ratakan bagian atas tanah yang akan diperiksa. c. Letakan plat landas diatasnya, tepat diatas lubang dan usahakan dinding dasar dari lubang tersebut serata mungkin. d. Seluruh tanah dari hasil galian tersebut dimasukan ke dalam kantong plastik, kemudian ditimbang. Didapat berat isi tanah dan kadar air dari tanah tersebut. e. Letakan botol beserta corong terbalik di atas pelat landas sehingga pasir memenuhi lubang dan corong. Setelah penuh, angkat dan timbang botol, corong, dan sisa pasir.
KELOMPOK D1 43
2011
D. PERHITUNGAN 1. Hitung pasir yang akan keluar = berat (botol + pasir mula-mula) berat (botol + pasir sisa) 2. Hitung berat pasir dalam lubang = berat pasir yang akan keluar berat pasir dalam corong 3. Volume lubang pemeriksaan
berat pasir dalam lubang (cm 3 ) berat isi kering pasir
catatan : digunakan pasir ottawa karena pasir ini memiliki butir-butir yang seragam atau homogen sewaktu mengisi kontainer dengan pasir, jangan sampai ada getaran, sebab akan mempengaruhi kepadatan dari pasir untuk mencari ketelitian, maka percobaan ini perlu dilakukan 3 kali
KESIMPULAN Dari percobaan sand cone di atas, maka berat isi tanah kering = 0,637. Dan derajat kepadatan max untuk 100% = 38,6.
KELOMPOK D1 44
2011
A. MAKSUD PERCOBAAN Untuk menentukan CBR di tempat pada kedalaman tertentu, tapi untuk mendesain perkerasan jalan CBR ini tidak dipergunakan karena hasil yang didapat terlalu besar.
B. ALAT YANG DIPERGUNAKAN 1. Pegangan 2. Propinring. 3. Arloji pembacaan (dial). 4. Dua batang yang dapat disambung satu sama lainya. 5. Dua macam konus dengan luas 0,2 inch2 dan 0,5 inch2. 6. Perlengkapan lainnya : cangkul untuk mengeruk tanah sendok tembok untuk meratakan tanah, dll.
D, PELAKSANAAN 1. Gali lubang sampai tanah dasar kemudian ratakan. 2. Periksa alat cone penetrometer (sambungan-sambungan batang, arloji menunjukan angka nol). 3. Ujung konus cone penetrometer ditempatkan di tanah dasar tadi, cone berposisi vertikal dan tangan simetris pada pegangan. 4. Tekan cone ke bawah dengan gerakan konstan kira-kira 25 cm/det. 5. Arloji dibaca ketika cone (konus) masuk ke tanah, seperti apa yang telah ditentukan (dalam percobaan ini batang telah ada garis kalibrasi untuk setiap pembacaan).
KELOMPOK D1 45
2011
E. PERHITUNGAN Diambil dari hasil percobaan, terlampir bersama formulir. Hasil dari titik pemeriksaan Pembacaan pada kedalaman nol, Titik ke 1 = . Titik ke 2 = . Titik ke 3 = . Jumlah = .
Kemudian dirata-ratakan hasilnya, sesudah itu dicari nilai ekuivalen nilai CBR dengan menggunakan grafik 1, maka didapat nilai CBR =.. %, demikian untuk seterusnya. Cara menentukan nilai CBR. Nilai penentuan CBR tanah dasar diperoleh dengan dasar menentukan tebal perkerasan diatasnya. Oleh karena kedalaman tanah itu berlainan, maka nilai CBR berlainan pula. Maka untuk itu dipakai cara sebagai berikut : Misalkan : kita mengambil dari hasil pembacaan kedalaman : H = 2,5 cm (data terlampir) H = 2,5 cm, hasilnya dirata-ratakan Nilai CBRnya Tebal teoritis didapat Tebal lapisan penutup (Tt - H) Jadi CBR yang diperlukan = . , =. % = . cm = . cm = . cm
Demikian untuk selanjutnya (H = 5 cm, dll) Setelah diketahui seluruhnya (CBR yang diperlukan) maka untuk menentukan CBR nya diambil niali CB yang terkecil dan dari hasil praktikum di lapangan didapat CBR = .%
F. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN 1. Waktu mengangkat alat (cone), tangan harus berada dibawah propinring. 2. Setiap akan memulai atau sesudah pemeriksaan, konus dan batang cone harus dibersihkan.
KELOMPOK D1 46
2011
dengan adanya tanah tersebut diatas maka disarankan agar setiap penetrasi harus mencapai kedalaman 45 cm, sedang jarum pembacaan 250 (maksimum). Seandainya jarum pembacaan mencapai angka 250 sedang kedalaman belum 45 cm maka lubang tersebut harus digali lagi untuk mengetahui dengan pasti di bawah tanah lapisan padat tidak terdapat lapisan lunak. Tetapi sebaliknya di jalan raya yang sudah lama mempuyai tanah dasar bagian atas lebih pada dibandingkan tanah dasar bagian dalam, hal ini disebabkan oleh : pengaruh lalu lintas. pengaruh stabilisasi tanah mekanis dengan masuknya pasir yang halus dari sub base.
KESIMPULAN Dari percobaan Cone Penetrometer diatas didapat CBR terkecil = 10,50 %.
KELOMPOK D1 47
2011
KELOMPOK D1 48
2011
KELOMPOK D1 49
2011
KELOMPOK D1 50
2011
KELOMPOK D1 51
2011
Kadar Air
KELOMPOK D1 52
2011
KELOMPOK D1 53
2011
KELOMPOK D1 54
2011
KELOMPOK D1 55
2011
KELOMPOK D1 56
2011
KELOMPOK D1 57
2011
KELOMPOK D1 58
2011
KELOMPOK D1 59
2011
KELOMPOK D1 60