Professional Documents
Culture Documents
STANDAR KOMPETENSI:
Mendeskripsikan Penggolongan Obat
KOMPETENSI DASAR: 1. Menjelaskan Golongan Obat Bebas dan Golongan Obat Bebas Terbatas 2. Menjelaskan Golongan Obat Keras 3. Menjelaskan Golongan Obat Psikotropika 4. Menjelaskan Golongan Obat Narkotika
Kesehatan
Pendahuluan
Peredaran obat > 5000 jenis
Penggolongan obat
Penggolongan Obat
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 917/Menkes/Per/X/1999
Penggolongan obat: obat bebas, obat bebas terbatas, obat wajib apotek, obat keras, psikotropika dan narkotika
Kesehatan
Cartoons.wmf
Kesehatan
Kesehatan
Tanda Peringatan
P No. 1 : Awas ! Obat Keras Bacalah aturan memakainya P No. 2 : Awas ! Obat Keras Hanya untuk kumur jangan ditelan P No. 3 : Awas ! Obat Keras Hanya untuk bagian luar dari badan P No. 4 : Awas ! Obat Keras Hanya untuk dibakar P No. 5 : Awas ! Obat Keras Tidak boleh ditelan P No. 6 : Awas ! Obat Keras Obat wasir, jangan ditelan
Kesehatan
Penandaan
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 2380/A/SK/VI/83 tanda khusus untuk obat bebas terbatas Tanda Obat Bebas Terbatas: Lingkaran berwarna biru dengan garis tepi berwarna hitam
Obat Keras
Obat keras atau obat daftar G
Menurut bahasa Belanda G singkatan dari Gevaarlijk artinya berbahaya Jadi maksudnya obat dalam golongan ini berbahaya jika pemakaiannya tidak berdasarkan resep dokter
Kesehatan
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI, Obat Keras ditetapkan sebagi berikut: Bungkus luar obat oleh pabrik/pembuat disebutkan bahwa hanya boleh diserahkan dengan resep dokter Semua obat parenteral baik suntikan atau cara pemakaian lain dengan jalan merobek rangkaian asli dari jaringan.
Kesehatan
Semua obat baru, kecuali dinyatakan secara tertulis oleh Departemen Kesehatan obat baru itu tidak membahayakan kesehatan manusia Semua obat dalam daftar obat keras: obat itu sendiri dalam substansi dan semua sediaan yang mengandung obat itu, terkecuali apabila di belakang nama obat
Kesehatan
Penandaan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 02396/A/SK/VIII/1986: tanda khusus Obat Keras daftar G Lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi berwarna hitam dengan huruf K yang menyentuh garis tepi, seperti gambar berikut:
Gambar 8. Logo Golongan Obat Keras
Kesehatan
RI No. 347/Menkes/SK/VII/1990
meningkatkan kemampuan masyarakat mengatasi masalah kesehatan diri/pengobatan sendiri secara tepat, aman dan rasional
peningkatan peran apoteker di apotek dalam pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi serta pelayanan obat kepada masyarakat
Pertimbangan ketiga
Kesehatan
Obat Wajib Apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker di apotek tanpa resep dokter
Kesehatan
Obat yang dapat diserahkan tanpa resep harus memenuhi kriteria: Tidak dikontra indikasikan untuk wanita hamil, anak di bawah umur 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan resiko pada kelanjutan penyakit
Kesehatan
Penggunaannya tidak memerlukan cara dan alat khusus yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dipertanggung jawabkan untuk pengobatan sendiri
Kesehatan
Memberikan informasi: dosis aturan pakai, kontra indikasi, efek samping, dll yang perlu diperhatikan pasien
Kesehatan
Obat kontrasepsi: Linestrenol Obat saluran cerna: Antasid dan Sedativ/ Spasmodik Obat mulut dan tenggorokan: Hexetidine
Kesehatan
Kesehatan
Peredaran gelap narkotika adalah setiap kegiatan/serangkaian kegiatan yang dilakukan secara tanpa hak dan melawan hukum yang ditetapkan sebagai tindak pidana narkotika Pecandu adalah orang yang menggunakan atau menyalahgunakan narkotika dan dalam keadaan ketergantungan pada narkotika, baik secara fisik maupun psikis
Kesehatan
Ketergantungan narkotika adalah gejala dorongan untuk menggunakan narkotika secara terusmenerus, toleransi dan gejala putus narkotika apabila penggunaan dihentikan
Kesehatan
Penyalahguna adalah orang yang menggunakan narkotika tanpa sepengetahuan dan pengawasan dokter
Rehabilitasi medis adalah suatu proses kegiatan pengobatan secara terpadu untuk membebaskan pecandu dari ketergantungan narkotika
Kesehatan
Penggolongan Narkotika
Berdasarkan UU RI No. 22 Th 1997, narkotika dibagi atas 3 golongan : Golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Kesehatan
Contohnya terdiri dari 26 macam antara lain : Tanaman Papaver somniferum L dan semua bagian-bagiannya termasuk buah dan jeraminya, kecuali bijinya
Opium mentah, yaitu getah yang membeku sendiri, diperoleh dari buah tanaman Papaver somniferum
Kesehatan
Jicing, sisa-sisa candu setelah dihisap, tanpa memperhatikan apakah candu itu dicampur dengan daun atau bahan lain
Jicingko, hasil yang diperoleh dari pengolahan jicing.
Kesehatan
Tanaman koka seperti Erythroxylon coca, semua tanaman dari genus Erythroxylon dari keluarga Erythroxylaceae termasuk buah dan bijinya Daun koka, yang belum/sudah dikeringkan /dalam bentuk serbuk dari semua tanaman genus Erythroxylon dari keluarga Erythroxylaceae yang menghasilkan kokain secara langsung atau melalui perubahan kimia:
Kesehatan
Kokain mentah, semua hasil-hasil yang diperoleh dari daun koka yang dapat diolah secara langsung untuk mendapatkan kokaina (metil ester-I-bensoil ekgonina) Tanaman ganja (Cannabis indica), semua tanaman genus cannabis dan semua bagian tanaman termasuk biji, buah jerami, hasil olahan tanaman ganja/bagian tanaman ganja termasuk damar ganja dan zat-zat khasiatnya:
Kesehatan
Tetrahydrocannabinol, dan semua isomer serta semua bentuk stereo kimianya Delta 9 tetrahidrocannabinol dan semua bentuk stereo kimianya Asetorfina Etorfina Heroina Tiofentanil
Kesehatan
Golongan II adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan
Kesehatan
Contoh terdiri dari 87 macam, antara lain: Morfina Opium Dihidromorfina Petidina Tebaina
Kesehatan
Golongan III adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan
Kesehatan
Contoh antara lain terdiri dari : Asetildihidrokodeina Dekstropropoksifena Dihidrokodeina Etilmorfina Kodeina Nikodikodina Nikokodina Norkodeina Polkodina
Kesehatan
Penandaan
Berdasarkan peraturan yang terdapat dalam Ordonansi Obat Bius yaitu Palang Medali Merah Seperti gambar berikut:
Kesehatan
Tujuan Pengaturan Psikitropika: Menjamin ketersediaan psikotropika guna kepentingan pelayanan kesehatan dan ilmu pengetahuan Mencegah terjadinya penyalahgunaan psikotropika Memberantas peredaran gelap psikotropika
Kesehatan
Penggolongan Psikotropika
Menurut UU RI No. 5 tahun 1997, dibagi menjadi 4 golongan: Golongan I adalah psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan
Kesehatan
Psikotropika golongan I terdiri dari 26 macam, antara lain: Lisergida (LSD) MDMA (Metilen Dioksi Meth Amfetamin) Meskalina Psilosibina Katinona
Kesehatan
Golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan
Kesehatan
Psikotropika golongan II terdiri dari 14 macam, antara lain: Amfetamina Metakualon Sekobarbital Metamfetamin Fenmetrazin.
Kesehatan
Golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan Psikotropika
Kesehatan
Psikotropika golongan III terdiri dari 9 macam, antara lain: Amobarbital Flunitrazepam Pentobarbital Siklobarbital Katina
Kesehatan
Golongan IV adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan
Kesehatan
Psikotropika golongan IV terdiri dari 60 macam, antara lain: Allobarbital, Barbital, Fenobarbital Bromazepan, Diazepam, Flurazepam, Nitrazepam Klordiazepoksida Klobazam Fencamfamina Meprobamat Triazolam
Kesehatan
Penandaan
Berdasarkan UU RI No. 5 tahun 1997
Obat Psikotropika termasuk Abat Keras yang pengaturannya ada di bawah Ordonansi Obat Keras, seperti gambar berikut:
Kesehatan
Psikotropika Narkotika Persamaan Sama-sama bekerja secara selektif pada susunan syaraf pusat Perbedaan Psikoaktif Adiksi/ketergantungan Efek utama Terhadap aktifitas Penurunan/perubahan mental dan perilaku kesadaran Hilangnya rasa, mengurangi nyeri Terapi Gangguan psikiatrik Analgesik, antitusif.antispasmodik, premedikasi anaestesi
Kesehatan