You are on page 1of 10

Hukum dan HAM Dalam Islam

A. Hukum islam merupakan bagian dari agama Islam.


Hukum islam adalah hukum yang bersumber dan menjadi bagian dari agama islam. Dasar dan kerangka hukum islam ditetapkan oleh Allah. Hukum islam mengatur hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan dirinya sendiri, hubungan manusia dengan manusia yang lain serta hubungan manusia dengan lingkungannya. Hukum islam dikatakan sebagai bagian dari agama islam karena hukum islam ditetapkan oleh Allah melalui wahyu nya dalam Al Quran dan dijelaskan dalam sunah rasul. Dengan mengikuti sistematik iman, islam, dan ikhsan yang berasal dari hadis Nabi Muhammad SAW, kerangka dasar agama islam terdiri atas akidah, syariah, dan akhlak. 1. Akidah Akidah adalah iman, keyakinan yang menjadi pegangan hidup setiap pemeluk agama islam. Pembahasan tentang akidah dilakukan oleh ilmu tersendiri yang disebut ilmu kalam yakni ilmu yang membahas tentang akidah atau ilmu tauhid yang membahas tentang keesaan Allah. Akidah islam sebagaimana yang tercantum dalam Al quran dan Al Hadis yang memuat sunnah Nabi Muhammad perlu dirinci lebih lanjut oleh orang yang memenuhi syarat agar dapat dijadikan pegangan oleh umat islam.

2. Syariah Syariah adalah seperangkat norma ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan manusia lain, serta hubungan manusia dengan alam. Norma ilahi yang mengatur hubungan itu berupa kaidah ibadah dan kaidah muamalah. Kaidah ibadah adalah norma yang mengatur cara dan tata cara manusia berhubungan langsung dengan tuhan. Pembahasan mengenai kaidah ibadah antara lain thaharah, shalat, zakat, puasa, dan haji. Sedangkan kaidah muamalah adalah norma yang mengatur hubungan manusia dengan manusia lain serta hubungan manusia dengan alamnya. Pada kaidah muamalah hanya pokok-pokok nya saja ditentukan dalam Al quran dan sunnah Nabi

Muhammad, sedangkan perinciannya dapat diatur oleh akal manusia sesuai dengan kondisi tertentu. Sebagai contoh dapat dikemukakan misalnya mengenai larangan membunuh, merampok, dan mencuri sealain diatur dalam Al quran, larangan tersebut juga diatur dalam undang-undang.

3. Akhlak Akhlak berasal dari kata khuluk yang berart perangai, sikap, tingkah laku, watak, atau budi pekerti manusia terhadap penciptanya dan sesama manusia. Mengenai sikap terhadap Allah ilmu yang mempelajarinya disebut ilmu tasawuf. mengenai ilmu yang mempelajari tentang sikap manusia terhadap makhluk yang sesama manusia disebut ilmu akhlak. Sedangkan akhlak terhadap bukan manusia misalnya lingkungan dapat dilakukan dengan menyadari bahwa semua yang terdapat di langit dan di bumi beserta seluruh isinya adalah anugrah Allah kepada manusia yang harus dijaga kelestariannya.

B. Ruang Lingkup Hukum Islam Hukum islam tidak membedakan (dengan tajam) antara hukum perdata dengan hukum publik. Ini disebabkaan karena menurut sistem hukum islam pada hukum perdata terdapat segi-segi publik dan pada hukum publik ada segi perdatanya. Hukum perdata islam adalah: 1. Munakahat Yaitu mengatur tentang perkawinan, perceraian serta akibat-akibatnya. 2. Wirasah Yaitu yang mengatur segala masalah yang berhubungan dengan pewaris, ahli waris, harta peninggalan serta pembagian waarisan. 3. Muamalat Yaitu yang mengatur masalah kebendaan dan hak-hak atas benda, tata hubungan manusia dalam soal jual-beli, sewa-menyewa, pinjam-meminjam, dan sebagainya. Hukum publik islam adalah: 1. Jinayat

Yaitu yang memuat aturan-aturan mengenai perbuatan-perbuatan yang diancam dengan hukuman baik dalam jarimah hudud maupun dalam jarimah tazir.

2. Ah-ahkam as-sulthaniyah Yaitu yang membicarakan persoalan yang berhubungan dengan kepala Negara, pemerintahan, baik pemerintah pusat maupun daerah, tentara, pajak, dan sebagainya. 3. Siyar Yaitu mengatur urusan perang dan damai, tata hubungan dengan pemeluk agama dan Negara lain 4. Mukhasamat Yaitu mengatur soal peradilan, kehakiman, dan hukum acara. C. Tujuan Hukum Islam Secara umum tujuan hukum islam adalah kebahagiaan hidup manusia didunia dan di akhirat kelak. Tujuan hukum islam dapat dilihat dari dua segi yakni: 1. Segi pembuat hukum islam yaitu Allah dan Rasul-Nya. Tujuan hukum islam adalah: a. Untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia yang bersifat primer, sekunder, dan tersier. Dalam hukum islam masing-masing disebut dengan istilah daruriyyat, hajjiyat, tahsiniyyat. b. Untuk ditaati dan dilaksanakan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. c. Supaya dapat ditaati dan dilaksanakan dengan baik dan benar. 2. Segi manusia yang menjadi pelaku dan pelaksanaan hukum islam. Tujuan hukum islam adalah untuk mencapai kehidupan yang bahagia dan sejahtera dengan cara melaksanakan sesuatu yang bermanfaat dan menjauhi perbuatan yang dapat menimbulkan dosa. Namun tujuan utama hukum islam adalah: 1. Pemeliharaan Agama Hal tersebut merupakan tujuan utama dalam hukum Islam sebab agama merupakan pedoman hidup manusia yang memiliki komponen akidah, sariah dan

akhlak maka hukum Islam wajib melindungi agama yang dianut seseorang dan menjamin kemerdekaan seseorang untuk beribadah menurut keyakinan agamanya. 2. Pemeliharaan Jiwa Hukum islam wajib memlihara hak manusia untuk hidup dan mempertahankan kehidupannya dan hukum islam melarang pembunuhan. 3. Pemeliharaan Akal Dengan mempergunakan akalnya menusia dapat berpikir tentang Allah, alam semesta dan dirinya sehingga manusia dapat mengembangkan IPTEK, oleh sebab itu hukum islam melarang meminum minuman yang memabukan atauKhamar (Q.S : almaidah ayat 90) dan menghukum setiap perbuatan yang merusak akal manusia. 4. Pemeliharaan Keturunan Agar kemurnian darah dapat dijaga dan kelangsungan keturunan dapat diteruskan maka pemeliharaan keturunan wajib dilaksanakan dan hal tersebut tercermin dalam hubungan darah menjadi syarat untuk dapat saling mewarisi (Q.S : an-nisa ayat 11) 5. Pemeliharaan Harta Harta merupakan pemberian Tuhan kepada manusia dengan tujuan agar dapat mempertahankan hidup dan kelangsungan hidupnya, oleh karena itu hukum islam melindungi manusia untuk memelihara harta.

D. Sumber Hukum Islam Sumber Hukum Islam ialah segala sesuatu yang dijadikan pedoman atau yang menjadi sumber syariat islam. Macam-macam sumber hukum islam adalah: 1. Al-quran Al-quran adalah sumber hukum islam pertama dan utama. Al-quran merupakan kitab suci yang memuat wahyu Allah Fungsi al-quran sebagai petunjuk bagi umat manusia, yang berupa:

(1) doktrin atau pengetahuan tentang struktur kenyataan dan posisi manusia di dalamnya, seperti: petunjuk moral dan hukum yang menjadi dasar syariat, metafisika tentang Tuhan dan kosmologi alam, dan penjelasan tentang sejarah dan eksistensi manusia. (2) ringkasan sejarah manusia baik para raja, orang-orang suci, nabi, dsb. (3) Ayat-ayat al-quran mempunyai kekuatan melindungi manusia sebab

bersumber dari firman Allah. Bahkan kehadiran fisik al-quran sendiri membawa berkah bagi manusia. Apabila seorang muslimah menghadapi kesulitan, ia membaca ayat-ayat al-quran tertentu untuk menenangkan dan menghibur hatinya.

2. Al-hadits Al-hadits ialah tingkah laku Nabi Muhammad SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, maupun ketetapannya. Al-hadits merupakan sumber hukum islam kedua setelah al-quran. Fungsi hadits ialah memperkuat dan menjelaskan hukum-hukum yang telah disebutkan dalam al-quran serta merupakan hukum-hukum baru yang belum ada dalam al-quran. Jenis-jenis hadist: 1. Hadist Qauliyah Yaitu hadist yang didasarkan atas segenap perkataan dan ucapan rasulllah SAW. 2. Hadist Filiyah Yaitu hadist yang didasarkan atas segenap perilaku dan perbuatan rasul. 3. Hadist Taqririyah Yaitu hadist yang didasarkan pada persetujuan rasul atas apa yang dilakukan oleh para sahabatnya. 3. Ijtihad Ijtihad dari aspek kebahasaannya berarti mengerjakan sesuatu dengan penuh kesungguhan. Dari aspek terminologi, Ijtihad ialah menggunakan seluruh

kemampuan untuk menetapkan hukum syariat dengan berdasarkan Al Quran dan Hadist. Orang yang melakukan ijtihad disebut Mujtahid. Dasar hukum ijtihad adalah hadist Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Tarmizi dan Abu Dawud. Bentuk-bentuk ijtihad: 1. Ijma Ialah kebulatan pendapat semua ahli ijtihad pada suatu masa atas suatu masalah yang berkaitan dengan syariat. 2. Qiyas Ialah menetapkan hukum atas suatu perbuatan yang belum ada ketentuannya berdasarkan sesuatu yang sudah ada ketentuan hukumnya dengan

memperhatikan kesamaan antara kedua hal itu. 3. Istishab Ialah melanjutkan berlakunya hukum yang telah ada dan yang telah ditetapkan karena adanya suatu dalil sampai ada dalil lain yang mengubah kedudukan hukum tersebut. 4. Mashlabah Mursalah Ialah kemaslahatan atau kebaikan yang tidak disinggung-singgung syara untuk mengerjakan atau menunggalkannya, sedangkan apabila dilakukan akan membawa kemanfaatan terhindar dari keburukan. 5. Ishtishan Ialah cara untuk mengambil keputusan yang tepat menurut suatu keadaan. 6. Urf atau adat istiadat Ialah kebiasaan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang baik dalam kata-kata atau perbuatan. 7. Istidal Ialah menarik kesimpulan dari dua hal yang berlainan.

E. Kontribusi Umat Islam dalam Rumusan dan Penegakan Hukum Islam

Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang penduduknya sangat beragam dari segi etnik, budaya dan agama. Mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Hukum agama datang ke Indonesia bersamaan dengan hadirnya agama. Oleh karena itu sebagai mayoritas beragama Islam, maka hukum Islam merupakan salah satu sistem yang berlaku di tengah-tengah masyarakat Indonesia. (A.Qodri Azizy. 2004 : 138) Ada beberapa peraturan baik berupa undang-undang peraturan pemerintah, keputusan presiden yang didalamnya berisi tentang hukum Islam, diataranya adalah : 1. Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan. Banyak pasal dalam undangundang ini berasal dari hukum Islam. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 1977 tentang perwakafan dan tanah milik. 3. Instruksi presiden No 13 tahun 1980 tentang perjanjian bagi hasil. 4. Undang-undang No 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama merupakan salah satu perundang-undangan pelaksanaan dari undang-undang No 14 tahun 1970 tentang pokokpokok kekuasaan hakim. 5. Instruksi Presiden No 1 tahun 1991 tentang Komplikasi Hukum Islam (KHI). KHI berisi tentang himpunan hukum Islam yang berkenaan dengan perkawinan, waris dan wakaf. 6. Undang-undang No 7 tahun 1992 dan peraturan pemerintah No 70 dan 72 tentang Bagibagi hasil. 7. Undang-undang No 38 tahun 1999 tentang penyelenggaran ibadah haji. Dengan demikian kontribusi umat islam dalam perumusan dan penegakan hukum sangat besar. Ada pun upaya yang harus dilakukan untuk penegakan hukum dalam praktek bermasyarakat dan bernegara yaitu melalui proses kultural dan dakwah. Apabila islam telah menjadikan suatu kebijakan sebagai kultur dalam masyarakat, maka sebagai konsekuensinya hukum harus ditegakkan. F. Fungsi Hukum Islam dalam Kehidupan Bermasyarakat. Berbicara masalah hukum Islam tentu saja akan mencakup semua aspek kehidupan di dalam masyarakat. Hukum Islam tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan,

tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri, dengan sesama manusia, dan dengan makhluk lainnya. Peranan utama fungsi hukum Islam dalam kehidupan bermasyarakat adalah : 1. Fungsi ibadah yaitu fungsi hukum Islam dalam beribadah kepada Allah dan fungsi ini adalah fungsi yang utama. 2. Fungsi Amar ma`ruf nahi munkar yaitu di dalam hukum Islam terdapat hukum yang mengatur kehidupan manusia. 3. Fungsi Zawazir yaitu adanya sangsi yang diberikan kepada pelaku apabila melakukan perbuatan pidana misalnya mencuri atau berzina yang telah ditetapkan sangsinya. 4. Fungsi tanzim wal islah al-Ummah yaitu fungsi untuk mengatur kehidupan di dalam masyarakat misalnya dalam masalah muamalah (Ibrahim Hosen, G. HAM Menurut Ajaran Islam 1996 : 90)

Secara Umum:Hak asasi manusia adalah hak-hak yang telah dipunyai seseorang sejak ia dalam kandungan dan merupakan pemberian dari Tuhan. Hak asasi dalam Islam berbeda dengan hak asasi menurut pengertian yang umum dikenal. Sebab seluruh hak wajib diperhatikan oleh negara dan individu. Hak asasi dalam Islam berbeda dengan hak asasi menurut pengertian yang umum dikenal. Sebab seluruh hak merupakan kewajiban bagi negara maupun individu yang tidak boleh diabaikan. Hak asasi manusia dalam islam tertuang secara jelas untuk kepentingan manusia lewat syariah islam yang diturunkan melalui sebuah wahyu. Menurut syariah, manusia adalah makhluk yang bebas yang mempunyai tugas dan tanggung jawab, dan karenanya ia juga mempunyai hak dan kebebasan. Dasarnya adalah keadilan yang ditegakkan atas dasar persamaan dan egaliter, tanpa pandang bulu. Artinya, tugas yang diemaban tidak akan terwujud tanpa adanya kebebasan, sementara kebebasan secara ekstensial tidak terwujud tanpa adanya tanggung jawab sendiri. Islam berbeda dengan sistem lain dalam hal bahwa hak-hak manusia sebagai hamba Allah tidak boleh diserahkan dan bergantung kepada penguasa dan undang-undangnya. Tetapi semua harus mengacu pada hukum Allah.

Deklarasi HAM Islam Sedunia itu terdiri dari macam hak asasi manusia yang harus ditegakkan, yakni mencakup : A. HAK-HAK ALAMIAH 1. Hak hidup Allah menjamin kehidupan, diantaranya dengan melarang pembunuhan dan meng- qishas pembunuh (lihat QS. Al-maidah: 32, QS. Al-baqarah: 179)

2. Hak kebebasan beragama dan kebebasan pribadi Kerukunan hidup beragama bagi golongan minoritas diatur oleh prinsip umum ayat "Tidak ada paksaan dalam beragama." (QS. Al-baqarah: 256). Jaminan hak-hak pribadi dalam sejarah umat manusia adalah dijelaskan Al-Quran: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya... dst." (QS. An-nur: 27-28)

B. HAK HIDUP 1. Hak Pemilikan Islam menjamin hak pemilikan yang sah dan mengharamkan penggunaan cara apapun untuk mendapatkan harta orang lain yang bukan haknya, sebagaimana firman Allah: "Dan janganlah sebagian kamu memakan harta benda orang lain itu dengan jalan berbuat dosa padahal kamu mengetahuinya." (QS. Al-baqarah: 188). Oleh karena itulah Islam melarang riba dan setiap upaya yang merugikan hajat manusia. Islam juga melarang penipuan dalam perniagaan.

2. Hak berkeluarga Allah menjadikan perkawinan sebagai sarana mendapatkan ketentraman. Bahkan Allah memerintahkan para wali mengawinkan orang-orang yang bujangan di bawah perwaliannya (QS. An-nur: 32). Pada tingkat negara dan keluarga menjadi kepemimpinan pada kepala keluarga yaitu kaum laki-laki. Inilah yang dimaksudkan sebagai kelebihan laki-laki atas wanita (QS. An-nisa: 34). Tetapi dalam hak dan kewajiban masing-masing memiliki beban yang sama. "Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan

kewajibannya menurut cara yang maruf, akan tetapi para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan dari istrinya." (QS. Al-baqarah: 228)

3. Hak keamanan Diantara jaminan keamanan adalah hak mendapat suaka politik. Ketika ada warga tertindas yang mencari suaka ke negeri yang masuk wilayah Darul Islam. Dan masyarakat muslim wajib memberi suaka dan jaminan keamanan kepada mereka bila mereka meminta. Firman Allah: "Dan jika seorang dari kaum musyrikin minta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ke tempat yang aman baginya." (QS. At-taubah: 6).

4. Hak saling membela dan mendukung Kesempurnaan iman diantaranya ditunjukkan dengan menyampaikan hak kepada pemiliknya sebaik mungkin, dan saling tolong-menolong dalam membela hak dan mencegah kedzaliman. Bahkan rasul melarang sikap mendiamkan sesama muslim, memutus hubungan relasi dan saling berpaling muka. Sabda nabi saw: "Hak muslim terhadap muslim ada lima: menjawab salam, menjenguk yang sakit, mengantar ke kubur, memenuhi undangan dan mendoakan bila bersin." (HR. Bukhari).

You might also like