You are on page 1of 29

RANCANGAN MODIFIKASI PEMBUATAN BODY PROTOTIPE CHILDREN UTILITY ALL TERRAIN VEHICLE (ATV)

KARYA TULIS ILMIAH diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan beasiswa

disusun oleh:

Kiki Nuralam

: 1106089

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK MESIN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013

ABSTRAK Pesatnya perkembangan dunia otomoif tidak terlepas dari masyarakat sebagai konsumen dan lingkungan merupakan faktor penting yang turut berperan dalam kemajuan tersebut. Serta mengingat dunia otomotif sekarang tidak lagi sebatas kendaraan yang selama ini sering kita lihat atau pergunakan, tetapi sudah merambah pada bidang industri, pertanian, olahraga dan masih banyak yang lainnya. Bermacam-macam terobosan baru telah terjadi dalam dunia otomotif dengan semakin banyaknya variasi model juga benuk bahkan sampai ke aksesoris yang digunakan. Oleh karena itu maka kami berkeinginan untuk merancang bangun dan modifikasi sepeda motor mini ATV. Karena pada umumnya pabrikan kendaraan yang ada di Indonesia tidak membuat secara masal dari mini ATV ini, oleh sebab itu disini kami melihat peluang bisnis yang sangat terbuka dari segi ekonomi selain itu, perancangan ini juga bertujuan untuk memperkenalkan dunia otomotif kepada anak-anak usia dini dengan memfasilitasi kebutuhan mereka. Dalam karya tulis ilmiah ini kami membahas beberapa bagian yang terdiri dari: 1. Cara membuat bodi mini ATV, dengan menggunakan bahan fiberglass. 2. Cara pengecatan bodi mini ATV. 3. Serta cara membuat rangka bodi mini ATV itu sendiri. Hasil dari penelitian berbagai data yang telah kami kumpulkan, dapat kita tarik beberapa hal yang harus kita perhatikan antara lain: 1. Dalam pembuatan bodi dengan bahan dasar fiberglass terlebih dahulu kita harus membuat mal untuk master cetakan agar menghasilkan bodi yang bagus. 2. Estimasi jumlah bahan fiberglass yang diperlukan untuk membuat bodi mini ATV adalah 2 liter resin dan 50 cc katalis serta 2m matt 3. Estimasi jumlah bahan pengecatan yang diperlukan untuk proses pengecatan bodi mini ATV ditunjukan pada tabel dibawah ini.

KATA PENGANTAR Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat kemurahanNya karya tulis ilmiah ini dapat kami selesaikan. Dalam karya tulis ilmiah ini kami membahas Rancangan Modifikasi Dan Pembuatan Body Prototipe Children Utility All Terrain Vehicle (ATV). Karya tulis ilmiah ini dibuat dalam rangka menambah wawasan sekaligus melatih kreatifitas mahasiswa dalam bidang otomotif. Dalam proses penyusunan dan penyelesaian tentunya kami mendapatkan

bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih yang sebesarbesarya kepada yang terhormat: 1. Ibu Dewi Rani Gustiasari, S.S. 2. Rekan-rekan mahasiwa yang telah banyak memberikan masukan untuk karya tulis ilmiah ini. Demikian karya tulis ilmiah ini kami buat semoga bermanfaat bagi penulis pada khususnya serta bagi yang membaca pada umumnya, dan hanya kepada Tuhan Yang Maha Pemurah semoga semua amal baik mendapat balasan yang setimpal, Amin. Wassalamuaalaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bandung, 27 februari 2013

Penyusun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan dunia otomoif tidak terlepas dari masyarakat sebagai konsumen dan lingkungan merupakan faktor penting yang turut berperan dalam kemajuan tersebut. Pada umumnya pabrikan kendaraan, baik yang memproduksi kendaraan roda dua atau empat, didorong untuk melakukan inovasi-inovasi pada produk-produk mereka seiring tuntutan untuk memenuhi selera dan kebutuhan konsumen. Dunia otomotif tidak lagi sebatas kendaraan yang selama ini sering kita lihat atau pergunakan, tetapi sudah merambah pada bidang industri, pertanian, olahraga dan masih banyak yang lainnya. Bermacam-macam terobosan baru telah terjadi dalam dunia otomotif dengan semakin banyaknya variasi model juga benuk bahkan sampai ke aksesoris yang digunakan. Masyarakat sekarang semakin pintar dalam menyikapi perkembangan dunia otomotif. Ini dapat terlihat dari baiknya sambutan masyarakat terhadap pabrikan kendaraan yang mengeluarkan produk terbarunya. Berbagai kalangan kini sangat menyenangi dunia otomoif, dari mulai orang tua hingga anak-anak baik itu dalam bentuk miniatur sepeda motor dan mobil sampai pada permainan (Game) yang berbau otomotif. Kini dunia otomotif tidak hanya dapat dinikmati oleh para orang tua atau remaja, bahkan dunia otomoif kini sudah dapat dinikmati oleh anak-anak baik itu berupa mainan atau pun bentuk kendaraan yang kecil, sehingga memungkinkan anak-anak dapat mengendarainya. Ini tidak terlepas dari banyaknya berbagai jenis dan bentuk yang beredar dipasaran dari mulai sepeda motor mini chopper, mini dirt bike, mini car, dan mini ATV (all terrain vehicle). Setiap jenis motor tersebut tentunya memiliki peminat yang berbeda-beda sesuai dengan hobi yang mereka sukai. Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa fungsi dari sebuah kendaraan saat ini tidak hanya sebagai alat transfortasi saja, namun juga dapat menjadi suatu alat untuk menyalurkan hobi dan kretivitas.

Oleh karena itu maka kami berkeinginan untuk merancang bangun dan modifikasi sepeda motor mini ATV. Karena pada umumnya pabrikan kendaraan yang ada di Indonesia tidak membuat secara masal dari mini ATV ini, oleh sebab itu disini kami melihat peluang bisnis yang sangat terbuka dari segi ekonomi selain itu, perancangan ini juga bertujuan untuk memperkenalkan dunia otomotif kepada anak-anak usia dini dengan memfasilitasi kebutuhan mereka. All Terrain Vehicle (ATV) atau kendaraan segala medan, juga merupakan bagian dari sepeda motor, meskipun pada umumnya ATV adalah kendaraan beroda empat, kendaraan ini masih menyerupai sepeda motor. ATV dibuat untuk mengatasi segala medan yang cukup sulit bila dilalui oleh sepeda motor lain pada umumnya, oleh karena itu ATV banyak dikembangkan dari yang berukuran besar hingga yang berukuran mini atau kecil dan sangat cocok untuk anak-anak bila dilihat bentuknya ATV mempunyai empat roda sehingga para orang tua tidak terlalu khawatir bila anaknya mengendarai ATV, karena dari tingkat keselamatan sangat baik dan sangat mudah untuk dikendarai oleh anak-anak, sedangkan dilihat dari kegunaanya ATV jenis ini masuk kedalam children utility. Body pada suatu kendaraan pada umumnya berfungsi untuk memberi bentuk pada kendaraan itu sendiri dan dapat memberikan perlindungan bagi pengendaranya. Body pada children utility ATV didesain agar dapat memenuhi tuntutan tersebut dengan mempertimbangkan beberapa aspek. Adapun aspek tersebut ditentukan oleh jenis dan kegunaan dari sepeda motor tersebut. Disamping itu faktor estetika atau keindahan hendaknya dipertimbangkan agar sepeda motor yang dirancang memiliki nilai ekonomi dan daya tarik bagi peminat sepeda motor tersebut. Penentuan material untuk body children utility ATV berpengaruh pada bobot kendaraan dan biaya produksi, sehingga faktor material juga turut dipertimbangkan dalam mendesain body kendaraan. Proses

pengerjaanpun akan berbeda tergantung dari material yang akan digunakan. Salah satu yang akan digunakan dalam pembuatan body children utility ATV disini adalah berbahan dasar fiberglass, dimana bahan ini cukup kuat juga sangat ekonomis. Hal ini sesuai dengan Gunadi (2008 : 336) yang mengemukakan bahwa:

Bahan non logam banyak digunakan sebagai bagian dari body kendaraan. Salah satu bahan non logam tersebut yaitu fiberglass. Fiberglass merupakan bahan paduan atau campuran beberapa bahan kimia (bahan komposit) yang bereaksi dan mengeras dalam waktu tertentu. Bahan ini menpunyai beberapa keuntungan dibandingkan bahan logam, diantaranya : lebih ringan, lebih mudah di bentuk, dan lebih murah. Fiberglass atau serat kaca telah dikenal orang sejak lama, dah bahkan peralatan-peralatan yang terbuat dari kaca mulai dibuat sejak awal abad ke 18. Mulai akhir tahun 1930-an fiberglass dikembangkan melalui proses filament berkelanjutan (continuous filament process) sehingga mempunyai sifat-sifat yang memenuhi syarat untuk bahan industry, seperti kekuatan nya tinggi, elastic, dan tahan terhadap temperature tinggi. Sehingga kami tertarik untuk membuat body childrent utility ATV dengan bahan dasar fiberglas. Body yang akan dibuat dengan fiberglass adalah tangki bahan bakar, fender depan dan fender belakang, sedangkan untuk pijakan kaki dibuat dengan menggunakan plat baja. Pengecatan pada body children utility ATV, adalah tahap akhir dari proses rancang bangun body children utility ATV, selain untuk memberikan keindahan juga dapat meberikan perlindungan bagi komponen body children utility ATV itu sendiri, untuk itu diperlukan perencanaan juga perhitungan yang baik agar pengecetan tidak terlalu memakan banyak biaya. Pembuatan body children utility ATV untuk tangki bahan bakar, fender depan dan belakang berbahan dasar fiberglass, sedangkan untuk pijakan kaki berbahan dasar plat baja. Hal ini membuat kami tertarik untuk melakukan penelitian terhadap dua bahan dasar yang berbeda tadi yaitu antara fiberglass dengan plat baja terhadap daya lekat cat. Apakah akan berpengaruh terhadap fungsi cat yaitu untuk proteksi suatu objek terhadap kerusakan dari elemen luar yang biasanya berupa korosi. Berdasarkan hal tersebut, maka kami mengambil judul karya tulis ilmiah yaitu Rancangan Modifikasi Dan Pembuatan Body Prototipe Children Utility All Terrain Vehicle (ATV).

B. Rumusan Masalah Dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini kami merumuskan beberapa masalah diantaranya: 1. Bagaimana cara pembentukan body berbahan dasar fiber? 2. Berapakah etimasi jumlah bahan fiber yang dibutuhkan untuk proses pembentukan pada body? 3. Berapakah etimasi jumlah cat, thiner, dempul dan hardener yang dibutuhkan untuk proses pengecatan pada body? C. Pembatasan Masalah Agar penulisan Karya Tulis Ilmiah ini lebih terarah dan pembahasannya tidak terlalu luas, maka kami membatasi permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut, yaitu: 1. Ketebalan fiber pada pembentukan body mini ATV adalah 0,3 mm. 2. Merk cat dan hardener yang digunakan dalam pembentukan body mini ATV adalah Nippe 2000. 3. Merk thiner yang digunakan dalam pembentukan body mini ATV adalah ND. 4. Merk dempul yang digunakan dalam pembentukan body mini ATV adalah Sanpolac. 5. Sistem pengecatan dalam pembentukan body mini ATV dengan sistem non oven. D. Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah: 1. Untuk mengetahui jumlah bahan fiber yang dibutuhkan dalam proses pembentukan pada body childern utility ATV. 2. Untuk mengetahui daya lekat cat antara fiber dengan plat baja. 3. Untuk mengetahui biaya proses pengecatan dalam pembentukan body childern utility ATV.

E. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN, yang berisi tentang latar belakang penulisan,alasan pemilihan judul, identifikasi masalah, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat pembuatan Karya Tulis Ilmiah, metode penulisan dan sistematika penulisan. BAB II KAJIAN PUSTAKA CHILDREN UTILITY ATV, yang berisikan tentang kajian umum mengenai sejarah ATV, jenis-jenis ATV dan tinjauan umum mengenai body children utility ATV. BAB III PROSEDUR DAN PENGERJAAN, yang berisikan tentang pembahasan metode dan prosedur dalam melakukan rancang bangun, modifikasi body prototipe mini ATV, dan prosedur pengujian daya lekat cat. BAB IV KESIMPULAN, yang berisikan pembahasan kesimpulan dan saran mengenai body prototipe children utility ATV.

BAB II ISI A. Tinjauan Umum All Terrain Vehicle (ATV) All Terrain Vehicle (ATV) berasal dari bahasa inggris yang berarti kendaraan di segala medan. ATV merupakan kendaraan beroda empat yang memiliki karakteristik seperti sepeda motor. Hal tersebut dapat dilihat dari performa mesin (kapasitas silinder, dimensi dan daya yang dikeluarkan). 1. Jenis-jenis All Terrain Vehicle (ATV) a. ATV dilihat dari engine ATV pada umumnya menggunakan engine yang serupa dengan sepeda motor, baik dari kapasitas silinder, tipe (2 langkah atau 4 langkah), dan dimensinya. Apabila dilihat dari engine yang digunakannya, ATV dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: small engine, middle engine, dan big engine. 1) Small Engine ATV small engine memiliki kapasitas mesin antara 50 cc 100 cc dan memiliki daya angkut total antara 25 kg 100 kg. ATV jenis ini biasanya digunakan anakanak bermain atau untuk digunakan di daerah pantai dan perumahan. Jadi ATV jenis ini orientasinya hanya digunakan untuk keperluan yang ringan atau untuk menghabiskan waktu senggang. 2) Middle Engine ATV jenis middle engine memiliki kapasitas mesin antara 110 cc 250 cc dan digunakan untuk sport atau balap, dapat juga digunakan sebagai kendaraan utility tingkat menengah. ATV jenis ini paling cocok untuk digunakan diberbagai keperluan. 3) Big Engine ATV jenis big engine memiliki kapasitas mesin antara 260 cc 1000 cc, karena memiliki daya engine yang besar ATV jenis ini memiliki kemampuan jelajah yang tinggi, sehingga banyak digunakan untuk medan yang berat atau biasa juga digunakan untuk mengangkut dan menarik barang.

b. ATV dilihat dari kegunaanya 1) Children Utility ATV Yaitu jenis ATV yang khusus dipergunakan anak-anak dengan kapasitas mesin yang relatif kecil antara 50 cc 80 cc. 2) Fun Utility ATV Yaitu jenis ATV yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dengan kapasitas mesin antara 90 cc 150 cc. 3) Sport Utility ATV Yaitu jenis ATV yang dipergunakan untuk keperluan olah raga, contohnya reli ATV dan faster in sircuit ATV (lomba cepat mengitari sirkuit khusus ATV dalam beberapa putaran). Kapasitas mesin antara 150 cc 400 cc tergantung ketentuan pada masing-masing lomba ATV. 4) Endurance Explorer Utility ATV Yaitu jenis ATV yang digunakan untuk pekerjaan yang berat, dimana ATV digunakan pada medan berat dengan kapasitas mesin yang besar antara 400 cc 1000 cc ATV jenis ini sangat cocok digunakan di daerah pegunungan atau di daerah gurun yang menuntut ketahanan dan daya jelajah yang baik. 2. Model ATV yang Dirancang Perancangan ATV dimulai ketika fenomena ATV melanda di negara-negara maju. Kendaraan ini sedang digemari oleh berbagai kalangan di negara-negara lain, sehingga banyak kegiatan yang melibatkan jenis kendaraan ATV baik sport ataupun sekedar berekreasi. Produsen sepeda motor terpancing untuk terus memproduksi dan berinovasi untuk menghasilkan ATV yang disukai oleh pasar. Populasi ATV ini semakin berkembang dengan pesat di negara-negara maju. Kondisi tersebut berbeda dengan di Indonesia, ATV sama sekali kureang popular. Hal ini pula yang menjadi alasan utama produsen kendaraan tidak berani memasarkan produk ATVnya apalagi memproduksi secara massal. Melihat fenomena tersebut, penulis merasa tertarik untuk mencoba merancang model ATV dan membuatnya. Meskipun dengan kemampuan yang terbatas penulis mencoba membuat sebuah model ATV yang menurut fungsinya termasuk

ke dalam ATV jenis Children Utility dengan engine berkapasitas 50 cc dan termasuk ke dalam ATV small engine. B. Tinjauan Umum Perancangan Bodi All Terrain Vehicle (ATV) 1. Pengertian Bodi pada suatu kendaraan pada umumnya berfungsi untuk memberi bentuk pada kendaraan itu sendiri dan dapat memberikan perlindungan bagi pengendaranya. Disamping itu faktor estetika atau keindahan hendaknya dipertimbangkan agar sepeda motor yang dirancang memiliki nilai ekonomi dan daya tarik bagi peminat sepeda motor tersebut. Bodi pada children utility ATV didesain agar dapat memenuhi tuntunan tersebut dengan mempertimbangkan beberapa aspek. Adapun aspek tersebut ditentukan oleh jenis dan kegunaan dari sepeda motor tersebut. Penetuan material untuk bodi children utility ATV berpengaruh pada bobot kendaraan dan biaya produksi, sehingga faktor material turut dipertimbangkan dalam mendesain bodi kendaraan. 2. Bahan Bodi Children Utility ATV a. Resin Resin adalah bahan kimia yang berbentuk cair, menyerupai minyak goreng, tetapi aga kental. Jenis resin bermacam-macam. Untuk bahan aksesoris fiberglass, umumnya menggunakan resin bening atau resin butek. Resin bening, biasanya digunakan untuk bentuk yang menonjolkan kebeningannya, seperti untuk aksesoris visor, kap lampu dll sebagai ganti mika, namun penggunaan resin bening yang ada dipasaran untuk pengganti mika, masih belum menghasilkan kualitas yang memuaskan. Sedangkan resin jenis butek lebih banyak digunakan untuk pembuatan aksesoris, disamping harganya murah, resin ini dapat dengan mudah dibeli di toko-toko kimia. Resin yang digunakan dalam pembentukan bodi ini adalah jenis resin sintetik. b. Katalis Cairan ini bisa dibilang pendamping setia resin, cairan ini biasanya berwarna bening dan berbau agak sengak. Cairan ini berfungsi untuk mempercepat proses pengerasan adonan fiber, semakin banyak katalis maka akan semakin cepat

adonan mengeras tetapi hasilnya kurang bagus. Cairan ini jika mengenai kulit akan terasa panas, seperti cairan air zuur. c. Kalsium Karbonat Bahan berbentuk bubuk putih yang menyerupai terigu ini berfungsi sebagai pengental adonan fiberglass utama (resin, katalis dll). Semakin banyak campuaran Kalsium Karbonat pada adonan, maka hasil fiberglass akan menjadi lebih tebal dan berat. Bahan ini dapat diganti dengan Talc, tetapi warna Talc agak lebih gelap. Tetapi saya belum menemukan perbedaan yang signifikan penggunaan Talc & Kalsium Karbonat. d. Met/Matt Met merupakan bahan serat kaca. Bahan ini berfungsi sebagai serat penguat dari adonan fiberglass ketika akan dicetak, agar hasilnya menjadi lebih kuat dan tidak mudah pecah. Bentuk Met bermacam-macam. Tetapi yang banyak dijumpai dipasaran adalah yang berbentuk seperti kain kasar. e. Roping/Matt Roping merupakan material pengikat sekaligus penguat fiber. Bentuknya juga anyaman seperti matt hanya lebih kasar. f. Fumed Silicia Berwujud bubuk halus seperti kapas, berguna sebagai campuran resin untuk membuat permukaan fiber lebih keras. g. PVA Mirip wax, bahan ini juga berfungsi sebagai antara mal dan adonan fiber untuk produksi massal, karena PVA lebih murah jika dibandingkan dengan wax. h. Pigmen Berbentuk kental atau pasta berfungsi untuk memberikan warna atau sebagai perwarna adonan fiber. i. Kobalt (Cobalt Blue) Kobalt adalah bahan kimia yang berbentuk cair, berwarna biru mirip tinta dan mempunyai aroma tidak sedap. Cairan ini digunakan untuk tambahan campuran adonan resin & katalis, agar adonan lebih merekat pada met dan mempercepat

pengerasan

adonan

fiber.

Terlalu

banyak

menambahkan

kobalt

dapat

mengakibatkan hasil fiber yang getas (rapuh). j. Wax (Mold Release) Bahan ini sepintas mirip mentega/keju ketika masih di dalam wadahnya. Berfungsi sebagai pelicin pada tahap pencetakan yang menggunakan mal/molding, agar antara molding dengan hasil cetakan tidak saling merekat, sehingga dengan mudah dapat dilepaskan.

BAB III METODE PENELITIAN Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penulisan dan perancangan Karya Tulis Ilmiah ini adalah metode analisis perancangan. Metode ini tahapan-tahapan sebagai berikut, yaitu: 1. Studi literatur, yaitu dengan menelaah, menggali dan mengkaji konsep dan formula yang berguna diantaranya: pemilihan model ATV, penentuan spesipikasi perancangan, pertimbangan nilai estetika, kenyamanan, optimasi dimensi, dan optimasi kekuatan rangka. 2. Studi lapangan, yaitu data dan informasi yang mendukung dalam perancangan childern utility ATV, dengan cara terjun langsung ke lapangan (bengkel-bengkel otomotif) dan wawancara langsung kepada narasumber yang berkompeten dalam bidang dunia ATV. Studi ini diperlukan dalam optimasi biaya dan optimasi komponen kendaraan (chasis, body, dan engine) yang akan diaplikasikan dalam perancangan childern utility ATV. 3. Studi eksperimen, yaitu suatu percobaan dalam mengaplikasikan hasil studi literatur, studi lapangan dan analisa perhitungan terhadap perancangan children utility ATV.

A. Metode Analisis Metode yang digunakan dalam perancangan bodi mini ATV ini adalah menggunakan metode analisis perancangan. Menurut Santoso: (http:fportofolio.petra.ac.id/user files/Interior.doc) Metode analisis perancangan adalah sebuah konsep perancangan melalui pendekatan konseptual yang dibangun dengan cara memahami beberapa hal, meliputi: komponen pemahaman desain, skema perancangan analitis, pemetaan pola pikir desain, metode pendekatan desain, dan diakhiri dengan perumusan konsep desain. Dengan memahami hal-hal tersebut maka sebuah permasalahan desain yang kompleks dapat disederhanakan ke dalam klasifikasi yang jelas dan sistematis, sehingga proses penyusunan konsep perancangan yang tepat dapat dilakukan

dengan lebih mudah. Konsep yang tepat pada akhirnya akan mampu mengikat hasil perancangan menjadi sebuah desain yang terintegrasi secara utuh. B. Prosedur Perancangan 1. Proses Persiapan Proses persiapan merupakan tahap awal dalam merancang bodi pada children utility ATV. Tahap awal ini adalah menentukan kelengkapan bodi yang akan digunakan pada children utility ATV. Penentuan kelengkapan bodi dilakukan setelah melihat contoh pada children utility ATV sebenarnya yang terdapat pada media cetak, elektronik dan melakukan observasi langsung. Setelah melihat pada referensi yang ada, maka kelengkapan bodi yang akan digunakan meliputi tangki bahan bakar, fender depan, fender belakang, pijakan kaki dan tutup rantai. Tanki bahan bakar, pijakan kaki, tutup rantai, fender depan dan belakang mengambil dari model trial. Tahap selanjutnya adalah pembuatan gambar sketsa bodi yang terdiri dari sketsa tangki, sketsa fender dan pijakan kaki. Gambar sketsa awal tersebut dibuat secara manual menggunakan alat gambar yang kemudian diperhalus dengan bantuan software menjadikan gambar desain computer. Tahap selanjutnya adalah melakukan penyesuaian bentuk dan ukuran atau dimensi dari bodi yang akan digunakan pada children utility ATV dengan komponen kelengkapan yang ada pada motor ini. Setelah gambar desain selesai, tahap selanjutnya adalah pembuatan pembuatan master atau cetakan awal sebelum bodi children utility ATV dibuat. 2. Tahap Desain Prosedur perancangan children utility ATV ini memerlukan gambar sebagai suatu patokan dalam langkah-langkah pekerjaan. Menurut Takeshi Sato (1986 : 86). Gambar mempunyai tugas meneruskan maksud dari perancangan dengan tepat kepada orang-orang yang bersangkutan, kepada perencanaan proses, pembuatan, pemeriksaan dan perakitan. Gambar sketsa awal dibuat secara manual menggunakan alat gambar yang kemudian diperhalus dengan bantuan software menjadi gambar desain computer. Tahap selanjutnya adalah melakukan penyesuian bentuk dan ukuran atau dimensi

dari bodi yang akan digunakan pada children utility ATV dengan komponen kelengkapan yang ada pada motor ini. Gambar dalam perancangan ini menggunakan dua jenis gambar yaitu gambar tiga dimensi dan gambar kerja. Gambar tiga dimensi ini dan gambar kerja dalam perancangan ini digambar dengan menggunakan bantuan software SOLID WORK 2003. A. Gambar Tiga Dimensi Gambar tiga dimensi merupakan gambar perspektif dari benda yang akan dirancang bangun. Menurut Takeshi Sato ( 1986 : 61 ), gambar perspektif adalah gambar yang serupa dengan gambar benda yang dilihat dengan mata biasa. Ini merupakan gambar pandangan tunggal yang terbaik, tetapi secar

penggambarannya sangat sulit dan rumit dari pada cara-cara gambar yang lain. Gambar berikut ini merupakan gambar tiga dimensi dari desain bodi pada children utility ATV.

Gambar 3.1 Desain tiga dimensi bodi prototipe children utility ATV

Gambar 3.2 Desain tiga dimensi bodi prototipe children utility ATV B. Gambar Kerja Gambar kerja merupakan gambar dua dimensi yang telah diberikan ukuran, toleransi, dan keterangan lainnya. Menurut Juhana, O. dan Suratman, M (2000 : 311), mengemukakan bahwa gambar kerja apabila gambar tersebut dapat memberikan informasi atau petunjuk yang lengkap tentang apa yang harus dibuat atau dikerjakan oleh pengguna gambar. Selain sebagai panduan dalam proses pengerjaannya, gambar ini juga digunakan dalam melakukan estimasi jumlah bahan yang diperlukan, baik dalam proses pembentukan maupun proses pengecatan. ( lampiran). 3. Tahap Penenetuan Bahan Proses penentuan bahan dalam peracangan bodi prototipe children utility ATV diperlukan untuk menentukan proses pengerjaannya dan pemilihan cat yang tepat. Mengacu pada bab II, bahn yang biasa digunakan pada bodi kendaraan adalah bahan logam dan bahan non-logam. Pemilihan bahan untuk bodi prototipe children utility ATV ini mengacu pada pertimbangan bahn tersebut kuat, elastis dan murah harganya. Untuk itu bahan

bodi prototipe children utility ATV akan dibuat dari bahan fiberglass. Hal ini sesuai dengan Gunadi ( 2008 : 336 ) yang mengemukakan bahwa : Bahan non-logam banyak digunakan sebagai bagian dari bodi kendaraan. Salah satu bahan non logam tersebut yaitu fiberglass. Fiberglass merupakan bahn panduan atau campuran beberapa bahan kimia (bahan komposit) yang bereaksi dan mengeras dalam waktu tertentu. Bahan ini mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan bahan logam, diantaranya : lebih ringan, lebih mudah dibentuk, dan lebih murah. Fiberglass atau serat kaca telah dikenal orang sejak lama, dan bahan peralatan-peralatan yang terbuat dari kaca mulai dibuat sejak awal abad ke-18. Mulai akhir tahun 1930-an, fiberglass dikembangkan melalui proses filament berkelanjutan (continuous filament proces) sehingga mempunyai sifat-sifat yang memenuhi syarat untuk bahan industri, seperti kekuatannya tinggi, elastic, dan tahan terhadap temperatur tinggi. 4. Prosedur Pengerjaan A. Menghitung Estimasi Jumlah Bahan. Sebelum melakukan pembuatan bodi, terlebih dahulu dilakukan perhitungan estimasi jumlah bahan yangdiperlukan untuk pembuatan bodi. Estimasi jumlah bahan yang dibutuhkan dihitung berdasarkan luas permukaan dari gambar desain bodi yang dirancang. Sehingga muncul luas total permukaan bodi yang dirancang berdasarkan hasil perhitungan perbagian luas bodi children utility ATV. B. Proses Pengerjaan Pembentukan bodi children utility ATV dilakukan dengan menggunakan alatalat yang sederhana dan mudah untuk didapatkan. Desain dan gambar kerja yang jtelah dibuat sebelumnya dijadikan pegangan serta pedoman dalam pembentukan bodi childern utility ATV. Berikut merupakan langkah-langkah yang akan digunakan saat pembentukan bodi children utility ATV ini, yaitu : 1. Tahap persiapan A. Prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) bagi pekerja atau teknisi sangat diperlukan ketika sedang bekerja. Namun tidak hanya untuk subyek pekerja (manusia) saja, tetapi K3 juga penting untuk objek (material) yaitu benda-benda yang dikenai pekerjaan, alat-alat serta lingkungan tempat bekerja. Oleh karena itu sangat diperlukan kepudulian manusia sebagai personil yang bisa berperan aktif dalam mewujudkan keselamatan dan kesehatan kerja. Hal ini sesuai dengan

peraturan mengenai syarat-syarat keselamatan kerja diatur dalam perundangan Republik Indonesia, yaitu UU No. 1 tahun 1987. Sedangkan standar K3 dalam proses rancang bangun bodi childern utility ATV ini disusun dengan melihat kondisi workshop otomotif, jenis pekerjaan yang dilakukan, dan alat-alat yang digunakan dalam pembentukan bodi childern utility ATV. Maka standar K3 dalam pekerjaan ini adalah : 1. Bersihkan terlebih dahulu tempat praktek sebelum memulai pekerjaan. 2. Memakai baju praktek angkatan 2011 yang berwarna biru. 3. Menggunakan sepatu kerja bengkel (safety shoes). 4. Menggunakan kaca mata las apabila mengelas. 5. Menggunakan kaca mata transparan ketika menggrinda. 6. Menggunakan masker hidung ketika melakukan pekerjaan pengecatan. 7. Bersihkan kembali setiap alat yang telah dipakai. 8. Apabila kondisi badan tidak fit atau tidak enak badan sebaiknya meminta ijin kepada ketua TA agar diberi pekerjaan yang ringan atau mungkin ijin untuk istirahat. 9. Apabila kita tidak bisa menggunakan alat kerja sebaiknya tanyakan kepada orang yang lebih kompeten. 10.Bersihkan kembali tempat kerja setelah selesai melakukan praktek. B. Persiapan Alat dan Bahan Sebelum kita melakukan praktek pembentukan fiberglass bodi childern utility ATV sebaiknya siapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan. Adapun alat dan bahan yang akan digunakan dalam melakukan proses pembentukan bodi adalah sebagai berikut : 1. Alat A. Wadah B. Pengaduk C. Kuas D. Gunting E. Gerinda

F. Bor tangan G. Kain lap H. Spatula I. Dll 2. Bahan A. Resin B. Katalis C. Mirror glaze D. Matt E. Kertas duplek F. Lem jenis super glue G. Dempul dan hardener H. Ampelas dengan kehalusan 600 dan 1000 2. Tahap Pembentukan Fiberglass Dalam tahap ini dilakukan beberapa proses yang harus dilalui sebelum bodi childern utility ATV yang terbuat dari bahan fiberglass ini dipasang pada rangka childern utility ATV. Sebelum proses pembentukan terlebih dahulu kita membuat desain menggunakan software solidwork 2003 yang kemudian di frint. Proses ini dapat kita klasifikasikan menjadi tiga bagian besar, yaitu : (a) Membuat master cetakan; (b) Menyetak atau membuat fiberglass; (c) Finishing atau tahap akhir. A. Membuat master cetakan Membuat master cetakan merupakan langkah awal dalam pembuatan fiberglass. Untuk membuat cetakan dalam pembentukan bodi childern utility ATV ini menggunakan kertas duplek dan lem sebagai perekatnya. Adapun pembuatan master cetakan fiberglass adalah sebagai berikut : 1. Siapkan kertas duplek beserta lem. 2. Tempelkan mal desain tangki, fender depan, fender belakang dan tutup rantai diatas kertas duplek yang sudah di frint berdasarkan desainyang telah dibuat sebelumnya. 3. Guntinglah kertas duplek tersebut per bagian sesuai mal tadi.

4. Langkah selanjutnya adalah menggabungkan setiap guntingan kertas duplek tersebut dengan bagian yang lainnya sesuai dengan gambar kerja atau desain bodi yang telah ditentukan. 5. Setelah per bagian tadi digabungkan berdasarkan gambar kerja, maka rekatkan menggunakan lem super glue sehingga terlihat bentuk daripada bodi childern utility ATV. 6. Ulangi langkah di atas untuk setiap mal yang lainnya. B. Menyetak atau membuat fiberglass Dalam tahap ini kita akan membuat bodi childern utility ATV yang sudah ada cetakannya. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 1. Siapkan master cetakan yang sudah dibuat terlebih dahulu tadi. 2. Siapkan wadah sebagai tempat adonan fiberglass berupa bekas kaleng oli ataupun mangkuk yang berukuran sedang. 3. Olesi atau lumuri master cetakan dengan mirror glaze ini dimaksudkan agar fiberglass yang sudah kering biar nantinya tidak lengket dengan master cetakan juga agar hasil fiberglass lebih halus. 4. Siapkan resin kira-kira 2 liter lengkap dengan katalisnya. 5. Siapkan matt atau serat fiberglass 6. Siapkan pengaduk dan kuas 7. Siapkan gunting 8. Berdasarkan Gunadi (2008 : 342) bahwa penggunaan katalis sesuai dengan perbandingan 1:40. Oleh karena itu bila resinnya 2 liter, maka katalisnya 50 cc 9. Campuran resin dengan katalis sesuai perbandingan tadi, karena perbandingan campuran tadi menentukan hasil fiberglass nantinya. 10.Adukahlah campuran resin dengan katalis hingga rata. 11.Guntinglah matt sesuai bentuk mal yang telah ada, kemudian tempelkan diatas master cetakan. 12.Langkah selanjutnya lumuri master cetakan tangki dengan adonan fiberglass hingga merata menggunakan kuas.

13.Lumuri pula master cetakan yang lainnya yaitu fender depan, fender belakang, dan tutup rantai dengan adonan tadi. 14.Setelah semua terlumuri, maka tunggu hingga mengering. 15.Jika fiberglass yang telah di cetak pada master tadi sudah kering, maka ulangi langkah-langkah di atas tadi untuk mendapatkan lapisan fiberglass dengan ketebalan 0,3 mm. 16.Pelepasan fiberglass dari master cetakan apabila adonan tersebut sudah kering dan mengeras C. Finishing atau tahap akhir langkah ini sangat diperlukan karena disamping untuk merapikan bagianbagian yang tertentu juga untuk menghaluskan permukaan yang masih kasar. Adapun langkah finishing adalah sebagi berikut : 1. Siapkan fiberglass yang sudah dibuat sebelumnyabaik ituh tangki, fender depan, fender belakang dan tutup rantai. 2. Kemudian gerinda bagian tepi dari fiberglass agar rapih, jika diperlukan gerinda pula yang bagiannya runcing hingga membentuk radius. 3. Siapkan dempul dan hardiner, kemudian campurkan kedua bahan tersebut hingga membentuk pasta. 4. Kemudian dempul yang bagiannya masih kasar atau berlubang. 5. Setelah itu ampelaslah bagian tersebut hingga rata dan halus 6. Ulangi langkah pengempalasanagar benar benar halussebelum ketahap selamjutnya. 3. Tahap pemeriksaan dan pembersihan Pada tahap ini kita akan melakukan pemeriksaan dan pembersihan bodi fiberglass. A. adapun langkah langkah dalam tahap ini adalah sebagai berikut: periksalah bagian tangki, karena tangki bahan bakar jangan sampai terjadi bocor. Bila ini terjadi maka harusncepat ditambal menggunakan dempul. B. periksa bila terjadi keretakanatau pecah untuk setiap bagian dari bodi fiberglass.

C. prosedur pengijian Pada prosedur inih kita akan melakukan pengujian terhadap daya lekat cat yang akan dilaksanakan dib alai besar bahan dan barang teknik ( B4T ) yang beralamat di jl. Sakangkuriang no. 14 bandung. Pada proses ini kita hanya akan membuat barang sampel dari dua buah bahan yanga berbeda yaitu bahan plat baja dengan bahan fiberglass dengan masing masing berukuran 10cm x 10 cm. adapun alat alat dan bahan yang harus disediakan aalah sebagai berikut : 1. Alat A. Scrub, sejenis silet/pisau atau perangkat pemotongan yang memiliki tepi siku antara 15 dan 30 drajat yang akan membuat baik potongan tunggal atau beberapa potongan sekaligus. Sangat penting bila pemotongan tepi dalam kondisi baik. B. Tape (plaster) transparan khusus. C. Sikat plastic iasa. D. Kaca pembesar. E. Pedoman pemotongan, jika pemotongan dilakukan manual (sebagai lawan dari alat mekanik) baja atau laogam keras lainnya sejajar untuk memastikan ppotongan lurus. F. Penerangan, sumber cahaya sangat membantu dalam menentukan apakah pemotongan telah dibuat melalui film. 2. Bahan A. 3 buah plat baja karbon rendah, tebal 1 mm dengan ukuran : 10 cm x 10 cm B. 3 buah plat fiber, tebal 3 mm dengan ukuran : 10cm x 10 cm C. Cat top coat merk nippe 2000 D. Thimer dengan perbandingan 1:2 E. Ampelas F. Lap pembersih 3. Proses pengijian

A. Jika diperlukan atau saat yang telah ditentukan, subjek specimen untuk tes pendahuluan sebelum dilakukan uji tape. Setelah pengiringan atau pengujian, pilih area bebas dari noda dan ketidak kesempurnaan permukaan kecil. B. Tempatkan panel pada landasan yang kokoh dan diterangi, membuat potongan pararel sebagi berikut; 1. Untuk lapisan yang memiliki ketebalan film kering sampai dengan yang teermasuk 2,0 mils (50 mm) jarak pemotongan terpisah 1mm dan buat sebelas pemotogan kecuali sudah disepakati. 2. Utuk lapisan yang memiliki ketebalan film kering antara 2,0 mils (50mm) dan 5mils (125mm), jarak pemotongan terpisah 2mm dan membuat pemotongan. Untik film yang lebih tebal dari 5 mils menggunakan metode pengujian metode A. 3. Membuat semua pemotongan in. panjang (20mm). gores melalui film ke sibstrat dalam satu gerakan mantap dengan hanya menggunakan tekanan yang memadai pada alat gores untuk menggores sampai ujung substrat. Ketika membuat pemotongan tunggal berturut-turut dengan bantuan panduan., tempatkan panduan di daerah yang belum tergores. C. Setela membuat yang diperlukan, sikat ringan panel dengan lembut untuk menghapus setiap serpih terpisah atau pita pelapis. D. Periksa ujung penggores dan jika perlu, hapus setiap tempat datar ataw kaaawat tepi oleh dimakankan pada unggas ringan di atas batu minyak halus. Membuat tambaan jumlah berpusat pada pemotongan asli. E. Sikat daerah seperti sebelumnya dan periksa sayatan untuk refleksi cahaya dari substrat. Jika logam in I belum membuat grid di lokasi lain yang berbeda. F. Tempatkan tape di panel pada pusat hasil penggoresan. Untuk memastikan kontak yang baik dengan tape dengan menggosoknya secara lembut. pemotongan pada 90drajat dan

G. Tarik ujung tape dengan cepat (tidak tersentak) dari panel yang telah di gores tadi. H. Periksa wilayah grid untuk menghilangkan lapisan dari substrata tau dari lapisan sebelumnya menggunakan kaca pembesar diterangi caaya. Laju adhesi sesuai dengan sekala berikut diilustrasikan pada table 3.1 Tabel 3.1 Klasifikasi hasil pengujian daya lekat Classification Surface of cross cut area from which flaking has occurred (example for six paralled cuts) 5B None (tepi-tepi gpresan benar benar mulus, tidak ada kuadrat kisi terpisah) 4B Serpih kecil lapisan ini terpisah di persimpangan; kurang dari 5% wilayah terpengaruh. 3B Serpih kecil lapisan ini terpisah di sepanjang pinggiran dan di persimpangan pemotongan. Adalah pegaruhi adalah 5 sampai 15% dari kisi. 2B Coating telah dipipihkan sepanjang tepi dan bagian bagian terkecil. Kawasan terpengaruh adalah 15 sampai 30% dari krisi. 1B Coating telah dipipihkan sepanjang tepi pemotongan pita besar dan seluruh kotak telah terlepas. Bagian 0B Greather than 65% (Pengelupasan dan detasemen lebih buruk dari kelas 1) (Sumber: ATSM, 1991 : 513) 4. Hasil Pengujian Berdasarkan tujuan penelitian yaitu utuk mengetahui daya lekat cat antara fiberglass dengan plat baja. Data yang diperlukan untuk menganalisa kekuata daya lekat cat seperti yang terliat pada table 3.2 dibawah ini.

Table 3.2 Hasil Pengujian URAIAN PENGUJIAN Cat dilapiskan di Cat dilapiskan di METODE UJI atas permukaan atas permukaan fiber 3B (terkelupas 10%) ASTM D < 3359

plat logam 1. Daya Lekat / 3B Cross Cut tape (terkelupas Test <10%)

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAM Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal yaitu sebagai berikut 4. Dalam pembuatan bodi dengan bahan dasar fiberglass terlebih dahulu kita harus membuat mal untuk master cetakan agar menghasilkan bodi yang bagus. 5. Estimasi jumlah bahan fiberglass yang diperlukan untuk membuat bodi mini ATV adalah 2 liter resin dan 50 cc katalis serta 2m matt 6. Estimasi jumlah bahan pengecatan yang diperlukan untuk proses pengecatan bodi mini ATV ditunjukan pada tabel dibawah ini. Tabel 4.1 Estimasi jumlah bahan-bahan pengecatan Nama bahan Dempul Cat primer coat Estimasi pemakaian 40ml 40 ml Cat Cat Thinner Hardener cat

surfacer top coat 40 ml 320 ml

80 ml

Perbandingan pemakaian

1:2

1:2

1:4

1/4

Total

2,27 kg

40 ml

40 ml

40 ml

320 ml

80 ml

7. Pengecatan baik itu di plat baja maupun pada fiberglass daya lekatnya sama.

B.SARAN Setelah melakukan proses rancangan bangun dan penulisan laporan tugas akhir ini. Penulisan beberapa saran yang di tunjukan kepada rekan-rekan mahasiswa jurusan pendidikan teknik mesin khususnya prodi otomotif. Adapun saran-saran dari penulis adalah sebagai berikut : 1. Dalam pembuatan bodi mini ATV berbahan fiberglass harus memperhatikan perbandingan antara resin dengan katalis agar bodi yang dihasilkan memiliki elastisitas yang baik 2. Untuk mendapatkan hasil yang terbaik hendak kita terlebih dahulu gunakan cat dasar sebelum melakukan pengecatan warna atau cat top coat.

DAFTAR PUSTAKA
Gunadi.(2008). Teknik Bodi Otomotif Jilid 3. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Departemen Pendidikan Nasional. Juhana,O. Dan Suratman, M. (2000). Menggambar Teknik Mesin dengan Standar ISO. Bandung: Pustaka Grafika Riza,T. (2008).Rancang Bangun Bodi Pada Prototipe Sepedah Motor Model Mini Chopper . Tugas Akhir S1 Pada Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: tidak diterbitkan. Sato,G. Takeshi dan Hartono,N.Sugiarto. (1986). Menggambar Mesin Menurut Standar ISO. Jakarta: Prodya Paramita. Setiawan,A (2007). Sohor Jadi Modifikator Motor. Jakarta: PT Gramedia Pustaka utama. Team B&P PT. Toyota Astra Motor.(______) Toyota Service Training Pedoman Pelatihan Pengecatan (Step 1 vol. 1-7). Jakarta: PT. Toyota Astra Motor. Team B&P PT. Toyota Astra Motor.(______) Toyota Service Training Pedoman Pelatihan Pengecatan (Step 2 vol. 1-4). Jakarta: PT. Toyota Astra Motor. Tim UPI. (2005). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Tim UPI. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Tn.(1991). Annual Book Of ASTM Standars. American Society For Testing And Materials . Tidak diterbitkan Tn.(2008). All Terrain Vehicle ATV. [Online]. Tersedia: http://www.rctrucks.org/atv.htm. [30 april 2009] Tn. (2007). BMS ATV 50cc. [Online]. Tersedia: http://www.thegoodzonline.com/store/index.php?main_page=product_info&pr o duct _id=60. [30 april 2009] Untung Halim.S. (______). Modul Teknologi Pengecatan. Bandung: tidak diterbitkan.

You might also like