You are on page 1of 4

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Diuretika adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih (diuresis) melalui kerja langsung terhadap ginjal. Obat-obat lainnya yang menstimulasi diuretik dengan mempengaruhi ginjal secara tak langsung tidak termasuk dalam definisi ini (Tjay dan Kirana, 2008). Walaupun kerjanya pada ginjal, diuretik bukan obat ginjal, artinya senyawa ini tidak dapat memperbaiki atau menyembuhkan penyakit ginjal, demikian juga pada pasien insufisiensi ginjal jika diperlukan dialisis, tidak akan dapat ditangguhkan dengan penggunaan senyawa ini (Mutschler, 1991) . Beberapa diuretika pada awal pengobatan justru memperkecil ekskresi zatzat penting urin dengan mengurangi laju filtrasi glomerulus sehingga akan memperburuk insufisiensi ginjal. Dengan demikian obat yang dapat digunakan secara terapetik hanyalah yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi gerakan air dan elektrolit dalam organisme. Pengaruh terhadap proses transport hanya seakan-akan saja khas terhadap ginjal. Karena konsentrasi diuretika pada saat melewati nefron meningkat dengan hebat, maka efeknya pada ginjal (efek diuretika) dibandingkan efek pada organ lain lebih dominan. Jika pada peningkatan ekskresi air terjadi juga peningkatan garam-garam, maka diuretika ini dinamakan saluretika atau natriuretika (diuretika dalam arti sempit) (Mutschler, 1991). Furosemida merupakan kelompok diuretika kuat yang telah teruji secara medis ilmiah sebagai diuretika kuat, furosemida merupakan obat yang paling sering digunakan di Indonesia, yaitu sekitar 60% dibandingkan dengan diuretika kuat yang lain. Hal ini terjadi karena mula kerja, waktu paruh dan waktu kerja relatif singkat sehingga efek diuretikanya cepat timbul dan sangat cocok digunakan untuk keadaan akut namun sangat disayangkan pemakaian furosemida dapat menimbulkan efek samping gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit,

terutama ion Natrium dan Kalium. Kedua ion ini banyak yang dieksresikan sehingga menimbulkan hiponatrinemia dan hipokalemia. Oleh karena efek samping obat furosemida yang berupa gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit maka digunakan tanaman obat. Diuretik yang berasal dari tumbuhan diharapkan akan lebih aman dibanding obat sintetik. Tanaman obat telah terbukti aman dikonsumsi karena sudah berabad-abad lamanya dikonsumsi oleh nenek moyang kita. Tidak pernah ditemukan sejarah satu generasi hilang gara-gara mengkonsumsi tanaman obat. Tanaman obat lebih murah karena bisa ditanam sendiri, dicari dikebun-kebun, dan harga yang sangat murah jika dibandingkan dengan obat kimia. Namun pengetahuan tentang khasiat keamanan obat alami ini kebanyakan hanya bersifat empiris dan belum diuji secara ilmiah. Oleh sebab itu perlu penelitian tentang obat tradisional untuuk mengetahui keseluruhan efek khasiat yang terkandung dalam tanaman obat tersebut. Salah satu tumbuhan yang secara empiris berkhasiat diuretik adalah tanaman alang-alang (Imperata cylindrica L), dimana bagian yang digunakan adalah

akarnya. Penelitian dilakukan dengan memberikan infusa akar alang-alang secara peroral pada hewan uji tikus putih.

1.2 Rumusan Masalah a. Bagaimana potensi aktivitas diuretik infusa akar alang-alang (Imperata cylindrica Linn) jika dibandingkan dengan Furosemid? b. Pada dosis berapa infusa akar alang-alang (Imperata cylindrica sebagai diuretik pada hewan uji tikus putih (Rattus norvegicus)? ) efektif

1.3 Kerangka Pemikiran Ginjal merupakan organ tubuh yang sangat berperan dalam upaya mempertahankan system keseimbangan dalam tubuh. Fungsi ginjal adalah mengatur keseimbangan air, pengaruh konsentrasi daram dalam darah dan

kelebihan garam. Bila fungsi ginjal sebagai alat penyaring dan pembersih darah terganggu, bisa berakibat kerusakan pada ginjal. Gangguan fungsi ginjal

diantaranya adalah gangguan volume urin. Salah satu cara untuk pengobatan gangguan tersebut yaitu dengan cara pengobatan dengan obat diuretik. Namun disadari adanya efek samping dari penggunaann obat dari bahan kimiawi, masyarakat cenderung memilih pengobatan secara tradisional yaitu menggunakan tumbuh-tumbuhan. Secara empiris akar alang-alang (Imperata cylindrica ) dapat berkhasiat sebagai diuretik yang disebabkan oleh bahan aktif yang

dikandungnnya. Salah satu bahan aktif yang diketahui dapat mendukung efek diuretik adalah manitol, glukosa dan sukrosa. Gangguan fungsi ginjal dapat mengakibatkan gangguan volume urin

Obat diuretik

Adanya efek samping yang merugikan

Cenderung memilih pengobatan tradisional

Secara empiris akar alangalang (Imperata cylindrica) berkhasiat sebagai diuretik

Memiliki aktivitas diuretik Gambar 1.1 Kerangka pemikiran

1.4 Hipotesis Penelitian Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah infusa akar alang-alang (Imperata cylindrica norvegicus). ) mempunyai efek diuretik pada tikus putih (Rattus

You might also like