You are on page 1of 14

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA POLA ISTIRAHAT DAN TIDUR Disusun oleh :

ANDI USMIANTI (7030011009) KEPERAWATAN A.1

S1 KEPERAWATAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat taufik dan hidayah-Nya, makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah pengetahuan bagi mahasiswa/i keperawatan maupun para pembaca untuk bidang Ilmu Pengetahuan. Makalah ini sendiri dibuat guna memenuhi salah satu tugas kuliah dari dosen mata kuliah Kompetensi Dasar Dalam Keperawatan dengan judul KEBUTUHAN DASAR MANUSIA POLA ISTIRAHAT DAN TIDUR. Dalam penulisan makalah ini penulis berusaha menyajikan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh para pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karenanya, penulis menerima kritik dan saran yang positif dan membangun dari rekan-rekan pembaca untuk penyempurnaan makalah ini. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Amin.

Makassar, 25 November 2012

Penulis

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Setiap orang membutuhkan istirahat dan tidur agar mempertahankan status, kesehatan pada tingkat yang optimal. Selain itu proses tidur dapat memperbaiki berbagai sel dalam tubuh. Pemenuh kebutuhan istirahat dan tidur terutama sangat penting bagi orang yang sedang sakit agar lebih cepat sembuh memperbaiki kerusakan pada sel. Apabila kebutuhan istirahat dan tidur tersebut cukup, maka jumlah energi yang di harapkan dapat memulihkan status kesehatan dan mempertahankan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari terpenuhi. Selain itu, orang yangmengalami kelelahan juga memerlukan istirahat dan tidur lebih dari biasanya. B. TUJUAN Setelah mempelajari dan membahas makalah ini maka di harapkan : 1. Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai konsep kebutuhan istirahat dan tidur. 2. Pembaca dapat melakukan tindakan keperawatan yang tepat sesuai dengan prosedur yang berlaku. 3. Pembaca dapat menambah kopetensi terkait dengan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur klien

BAB II LANDASAN TEORI


A. PENGERTIAN Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh semua orang. Dengan istirahat dan tidur yang cukup, tubuh akan berfungsi secara optimal. Istirahat dan tidur itu sendiri memiliki makna yang berbeda pada setiap individu. Secara umum, istirahat berarti suatu keadaan tenang relaks, tanpa tekanan emosional, dan bebas dari perasaan gelisah. Sedangkan tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikkan dengan aktivitas fisik yang minimal, tingkat kesadaran yang bervariasi, perubahan proses fisiologis tubuh, dan penurunan respon terhadap stimulus eksternal. Tidur merupakan seuatu keadaan tidak sadarkan diri yang relatif atau sering juga disebut suatu keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan (wolf , weitzel & fuerst,1984). Istirahat tidak berarti tanpa aktivitas, meskipun setiap orang sering berfikir tentang hal itu seperti duduk di kursi yang nyaman atau berbaring di tempat tidur. Ketika orang sedang istirahat mereka berada pada keadaan aktivitas mental dan fisik yang menyegarkan mereka kembali bergairah dan siap untuk menyelesaikan aktivitas (potter & perry,2005). B. FISIOLOGI TIDUR Tidur adalah proses fisiologis yang bersiklus yang bergantian dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan. Siklus tidur terjaga mempengaruhi dan mengatur fungsi fisiologis dan respons perilaku. 1. Kondisi Untuk Istirahat yang cukup Kenyamanan Fisik Eliminasi sumber-sumber yang mengiritasi fisik Kontrol sumber nyeri Pertahankan kesejahteraan kesejajaran anatomis yang tepat atau posisi yang sesuai Kontrol suhu ruangan Pindahkan distraksi lingkungan Sediakan ventilasi yang cukup 2. a. b. c. d. e. 3. a. Bebas Dari Kecemasan Buat keputusan sendiri Berpatisipasi didalam pelayanan kesehatan pribadi Mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan untuk memahami masalah dan implikasi kesehatan Praktikkan aktivitas yang mengistirahatkan secara teratur Mengetahui bahwa lingkungan aman Tidur Yang Cukup Memperoleh jumlah lama tidur yang dibutuhkan untuk merasa segar kembali

b. 1.

Ikuti kebiasaan higene yang baik sebelum tidur

Irama Sirkadian Irama sirkadian mempengaruhi pola fungsi biologis utama dan fungsi prilaku. Irama sirkadian termasuk siklus tidurbangun harian, dipengaruhi oleh cahaya dan suhu serta juga faktor-faktor eksternal seperti aktivitas sosial dan rutinitas pekerjaan. Beberapa orang dapat tertidur pada pukul 8 malam, sementara yang lain tidur pada tengah malam. 2. Pengaturan Tidur Tidur melibatkan suatu urutan keadaan fisiologis yang dipertahankan oleh integrasi tinggi aktivitas sistem saraf pusat yang berhubungan dcngan perubahan dalam sistem saraf periferal, endokrin, kardovaskular, pcrnapasan dan muskular. Kontrol dan pengaturan tidur tergantung pada hubungan antara dua mekanisme serebral yang mengaktivasi secara intermiten dan menekan pusat otak tertinggi untuk mengontrol tidur dan terjaga. Sistem Aktivasi Retikular (SAR) terdiri dari sel khusus yang mempertahankan kewaspadaan dan terjaga. SAR menerima stimulus sensori visual, auditori, nyeri, dan taktil. Tidur dapat dihasilkan dari pengeluaran serotonin dari sel tertentu dalam sistem tidur raphe pada pons dan otak depan bagian tengah. Daerah otak juga disebut daerah siakronisasi bulbar. seseorang tetap terjaga atau tcrtidur tergantung pada keseimbangan impuls yang diterima dari pusat yang lebih tinggi (misalnya pikiran), reseptor sensori perifer (misalnya stimulus bunyi atau cahaya) dan sistem limbik. 3. Tahapan Tidur EEC, EMG, dan EOG sinyal listrik mcnunjukkan pcrbedaan tingkat aktivitas yang berbeda dari olak, otot dan mata yang bcrhubungan dcngan tahap tidur yang bcrbcda (Sleep Research- Society, 1993). Tidur yang normal melibatkan dua fase: pergerakan mata yang tidak cepat (tidur nonrapid eye movement, NREM) dan pergerakan mata yang cepat (tidur rapid eye movement, REM). Selama NREM seorang yang tidur mengalami kcmajuan melalui empat tahapan selama siklus tidur 90 menit. Tidur REM merupakan Case pada akhir tiap siklus tidur 90 mcnit. Konsolidasi mcmori (Karni dkk, 1994) dan pemulihan psikologis terjadi pada waktu ini. Faktor yang berbeda dapat mcningkatkan atau mcng-ganggu tahapan siklus tidur yang berbeda. 4. Siklus Tidur Secara normal, pada orang dewasa, pola tidur rutin dimulai dengan periode sebelum tidur. Periode ini secara normal berakhir 10 hingga 30 mcnit. tetapi untuk seseorang yang memiliki kesulitan untuk tcrtidur, akan berlangsung satu jam atau Iebih. Ketika seseorang tertidur, biasanya melewati 4 sampai 6 siklus tidur penuh dan tiap siklus tidur terdiri 4 tahap.dari tidur NREM dan satu periode dari tidur REM Pola siklus biasanya berkembang dari tahap 1 menuju ke tahap 4 NREM diikuti kebalikan tahap 4 ke-3, lalu ke-2, diakhiri dengan periode dari tidur REM. Seseorang biasanya mencapai tidur REM sckilar 90 mcnit ke siklus tidur.

Dengan tiap-tiap siklus yang berhasil, tahap 3 dan 4 memendek, dan memperpanjang periode REM. Tidur REM dapat berakhir sampai 60 mcnit selama akhir siklus tidur. Tidak semua orang mengalami kemajuan yang konsisten menuju ke tahap tidur yang biasa. C. FUNGSI TIDUR Tidur dipercaya mengkontribusi pemulihan fisiologi dan psiologis (Oswaid, 1984, Anch dkk, 1988). Menurut teori tidur adalah waktu perbaikan dan persiapan untuk periode terjaga berikutnya. Dealam tidur NREM, fungsi biologis menurun. tidur yang nyenyak bermanfaat dalam memelihara fungsi jantung. Tidur diperlukan untuk memperbaiki proses biologis secara rutin. Tidur REM penting untuk pemulihan kognitif. Selama tidur, otak menyaring informasi yang disimpan tentang aktivitas hari tersebut. Mimpi terjadi selama tidur NREM maupun REM, Mimpi REM dapat berkembang dalam isi sepanjang malam dari mimpi tentang kejadian terbaru sampai mimpi yang kreatif, dan seorang yang depresi dapat bermimpi tidak berdaya. Teori lain menyatakan bahwa mimpi menghapus fantasi tertentu atau memori yang nonesensial. D. TAHAPAN TIDUR EEG, EMG, dan EOG dapat mengidentifikasi perbedaan signal pada level otak, otot, dan aktivitas mata. Normalnya, tidur dibagi menjadi dua yaitu nonrapid eye movement (NREM) dan rapid eye movement (REM). Selama masa NREM seseorang terbagi menjadi empat tahapan dan memerlukan kira-kira 90 menit selama siklus tidur. Sedangkan tahapan REM adalah tahapan terakhir kira-kira 90 menit sebelum tidur berakhir. 1. Tahapan Tidur NREM a. NREM tahap I Tingkat transisi Merespons cahaya Berlangsung beberapa menit Mudah terbangun dengan rangsangan Aktifitas fisik, tanda fital, dan metabolisme menurun Bila terbangun terasa sedang bermimpi b. NREM tahap II Periode suara tidur Mulai relaksasi otot Berlangsung 10-20 menit Fungsi tubuh berlangsung lambat Dapat dibangunkan dengan mudah NREM TAHAP III Awal tahap dari keadaan tidur nynyak Sukit dibangunkan Relaksasi otot menyeluruh

c.

Tekanan darah menurun Berlansung 15-30 menit d. NREM TAHAP IV Tidur nyenyak Sulit untuk dibangunkan, butuh stimulus intensif Untuk restorasi dan istirahat, tonus otot menurun Sekresi lambung menurun Gerak bola mata cepat 2. Tahapan tidur REM a) Lebih sulit dibangunkan dibandingkan dengan tidur NREM b) Pada orang dewasa normal NREM yaitu 20-25% dari tidur malamnya c) Jika individu terbangun pada tidur REM, maka biasanya terjadi mimpi d) Tidur REM penting untuk keseimbangan mental, emosi juga berperan dalam belajar, memori dan adaptasi. 3. Karakteristik tidur REM a) Mata : cepat tertutup dan terbuka. b) Otot-otot : kejang otot kecil, otot besar imobilisasi. c) Pernapasan : tidak teratur, kadang dengan abnea. d) Nadi : cepat dan iriguler. e) Tekanan darah : meningkat atau fluktuasi. f) Sekresi gaster : meningkat. g) Metabolisme : meningkat, temperatur tubuh naik. h) Gelombang otak : EEG aktif. i) Siklus tidur : sulit dibangunkan. E. KEBUTUHAN DAN POLA TIDUR NORMAL Durasi dan kualitas tidur beragam diantara orang-orang dari semua kelompok usia. Seseorang mungkin merasa cukup beristirahat dengan 4 jan tidur, sementara yang lain membutuhkan 10 jam. 1. Neonatus Neonatus sampai usia 3 bulan rata-rata tidur sekitar 16 jam sehari. Bayi yang lahir dari ibu tanpa medikasi lahir dalam keadaan terjaga. Mata terbuka lebar dan mengisap kencang. Setelah sekitar satu jam bayi baru lahir menjadi diam dan kurang responsif terhadap stimulus internal dan eksternal. Periode tidur berakhir beberapa menit sampai 2 sampai 4 jam setelahnya ( Wong, 1995). Kemudian bayi terbangun lagi dan seringkali menjadi terlalu responsif terhadap stimulus. Stimulus lapar, nyeri, dingin atau yang lain seringkali menyebankan tangisan. Pada minggu pertama, bayi baru lahir tidur dengan konstan. Kira-kira 50% dari tidur ini adalah tidur REM, yang menstimulasi pusat otak tertinggi. Hal ini dianggap esensial bagi perkembangan karena neonatus tidak terjaga cukup lama untuk stimulasi eksternal yang bermakna. Tabel 42-1 menguraikan perilaku yang terlihat pada bayi baru lahir selama tidur dan terjaga. 2. Bayi

Pada umumnya bayi mengalami pola tidur malam hari pada usia 3 bulan. Bayi tertidur beberapa kali pada siang hari tetapi biasanya tidur rata-rata 8 sampai 10 jam pada malam hari. Sekitar 30 % dari waktu tidur dihabiskan dalam siklus REM. Bangun biasanya terjadi pada pagi hari. Meskipun tidak umum untuk bayi yang terjaga selama malam hari. jika bangun sela malam hari rutin, masalahnya pada diet karena lapar sering kali membangunkan anak. Bayi yang minum ASI biasanya tidur dalam jangka lebih pendek, dengan lebih sering terbangun, dari pada bayi yang minum susu botol ( wong, 1995). Bayi yang lebih besar tidur lebih lama dari pada bayi yang lebih kecil karena kapasitas lambungnya lebih besar. Seorang bayi antara usia 1 bulan dan 1 tahun tidur rata-rata 14 jam sehari. 3. Todler Pada usia 2 tahun, anak anak biasanya tidur sepanjang malam dan tidur siang setiap hari. Total tidur rata-rata 12 jam sehari. Tidur siang dapat hilang pada usia 3 tahun. Hal yang umum bagi todler terbangun pada malam hari. Persentase tidur REM menurun. Selama periode ini todler tidak ingin tidur pada malam hari. Ketidak inginan ini dapat berhubungan dengan kebutuhan untuk otonomi, atau takut perpisahan. 4. Prasekolah Rata-rata anak usia prasekolah sekitar 12 jam semalam (sekitar 20% adalah REM). Pada usia 5 tahun, anak prasekolah jarang tidur siang. Kecuali pada kebudayaan yaitu siesta adalah kebiasaan. Orang tua paling berhasil untuk membawa tidur dengan membina ritual yang konsisten yang mencakup aktivitas waktu tenang sebelum waktu tidur. Biasanya para ahli tidak merekomendasikan seorang anak diperbolehkan tidur dengan orang tua. 5. Anak Usia Sekolah Jumlah tidur yang diperlukan pada usia sekolah bersifat individual dikarenakan status aktivitas dan tingkat kesehatan yang bervariasi. Dan biasanya tidak membutuhkan tidur siang. Pada usia 6 tahun akan tidur malam rata-rata 11 sampai 12 jam, sementara anak usia 11 tahun tidur sekitar 9 sampai 10 jam ( Wong, 1995 ). 6. Remaja Remaja memperoleh sekitar 7 am untuk tidur setiap malam ( Carskadon, 1990). Pada saat kebutuhan tidur yang aktual meningkat, remaja umumnya mengalami sejumlah perubahan yang sering kali mengurangi waktu tidur. Biasanya orang tua tidak lagi terlibat dalam penataan waktu tidur yang spesifik. Tuntuan sekolah, kegiatan setelah sekolah, dan pekerjaan paruh waktu menekan waktu yang tersedia untuk tidur. Remaja pergi tidur lebih larut dan bangun lebih cepat pada waktu sekolah menengah atas. Harapan sosial yang umum adalah remaja membutuhkan tidur yang sedikit daripad praremaja. Akan tetapi, data laboraturium menunukan bahwa remaja mempunyai kebutuhan fisiologis untuk tidur lebih banyak bila dibandingkan dengan praremaja ( Carskadon, 1990). 7. Dewasa Muda Kebanyakan dewasa muda tidur malam hari rata-rata 6 sampai 8 jam, tetapi hal ini bervariasi. Dewasa muda jarang sekali tidur siang. Kurang lebih 20% waktu tidur yang dihabiskan adalah waktu tidur REM, yang tetap konsisten sepanang hidup. 8. Dewasa Tengah Selama masa dewa tengah total waktu yang digunakan untuk tidur malam hari mulai menurun. Jumlah tidur tahap 4 mualai menurun, suatu penurunan yang berlanjut dengan bertambahnya usia. Gangguan tidur seringkali mulai didiagnosa diantara orang-orang pada

rentang usia ini bahkan ketika gejala dari ngangguan yang telah ada untuk beberapa tahun, insomnia terutama lazim terjadi, mungkin disebabkan oleh perubahan dan stres usia menengah. Gangguan tidur dapat disebabkan oleh kecemasan. Depresi atau penyakit fisik ringan tertentu. Wanita yang mengalami gejala menopause dapat mengalami insomnia. Anggota kelompok ini dapat tergantung pada obat tidur. 9. Lansia Jumlah tidur total tidak berubah sesuai pertambahan usia. Akan tetapi, kualitas tidur kelihatan menjadi berubah pada kebanyakan lansia ( Bliwise, 1993). Episode tidur REM cenderung memendek. Terdapat penurunan yang progresif pada tahap tidur NREM 3 dan 4, beberapa lansia hampir tidak memiliki tahap 4, atau tidur yang dalam. Seorang lansia terbangun lebih sering dimalam hari dan membutuhkan banyak waktu untuk jatuh tertidur. Keragaman dalam perilaku tidur lansia adalah umum. Keluhan tentang kesulitan tidur waktu malam seringkali terjadi antara lansaia. Seringkali akibat keberadaan penyakit kronik yang lain. Perubahan pola tidur pada lansia disebabkan perubahan SSP yang mempengaruhi pengaturan tidur. Kerusakan sensorik, umum dengan penuaan, dapat mengurangi sensivitas terhadap waktu yang mempertahankan irama sirkadian. F. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIDUR 1. Penyakit Seseorang yang mengalami sakit memrlukan waku tidur lebih banyak dari normal. Namaun demikian , keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau tidak dapat tidur. Misalnya pada pasien dengan gagguan pernapasan seperti asma, bronkitis, penyakit kardiosvaskular,dan pnyakit persarafan. 2. Lingkungan Pasien yang biasanya tidur dalam lingkungan tenang dan nyaman, kemudian terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka akan menghambat tidurnya. 3. Motivasi Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan untuk tetap bangun dan waspada menahan kantuk. 4. Kelelahan Kelelahan dapat memperpendek periode pertama dari tahap REM. 5. Kecemasan Pada keadaan cemas seorang mungkin meningkatkan saraf simpatis sehingga mengganggu tidurnya. 6. Alkohol Alkohol menekan REM secara normal,seseorang yang tahan minum alkohol dapat mengakibatkan insomania dan lekasa marah. 7. Obat-obatan Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidut antara lain: a) Diuretik : menyebabkan insomnia b) Antidepresan : menyupresi REM c) Kafein : meningkatkan saraf simpais d) Beta-bloker : menimbulkan insomnia e) Narkotika : menyupresi REM

8. Nutrisi Makanan yang banyak mengandung L-Triptofan yang merupakan asam amino dari protein yang dicerna seperti keju,susu,daging dan ikan tuna dapat mampercepat terjadinya ptoses. G. GANGGUAN TIDUR a) Insomnia Pengertian insomnia mencakup banyak hal. Insomnia dapat berupa kesulitan untuk tidur ataukesulitan untuk tetap tidur, bahkan seseoranng yang terbangun dari tidur tapi merasa belumcukup tidur dapat di sebut mengalami insomnia (japardi 2002). Jadi insomnia merupakan ketidak mampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur baik secara kualitas maupun kuantitas. Insomnia bukan berarti seseorang tidak dapat tidur/kurang tidur karena orang yang menderita insomniasering dapat tidur lebih lama dari yang mereka pikirkan, tetapi kualitasnya berkurang.Jenis insomnia yaitu : 1. Insomnia insial adalah ketidakmampuan seseorang untuk dapat memulai tidur 2. Insomnia intermiten adalah ketidakmampuan seseorang untuk dapat mempertahankan tidur atau keadaan sering terjaga dari tidur. 3. Insomnia terminal adalah bangun secara dini dan tidak dapat tidur lagi. Beberapa factor yang menyebabkan seseorang mengalami insomnia yaitu rasa nyeri, kecemasan,ketakutan, tekanan jiwa kondisi, dan kondisi yang tidak menunjang untuk tidur. b) Somnambulisme Merupakan gangguan tingkah laku yang sangat kompleks mencakup adanya otomatis dan semipurposeful aksi motorik, seperti membuka pintu, duduk di tempat tidur, menabrak kursi,berjalan kaki dan berbicara. Termasuk tingkah laku berjalan dalam beberapa menit dankembali tidur (Japardi 2002). Lebih banyak terjadi pada anak-anak, penderita mempunyai resikoterjadinya cidera. c) Enuresis Enuresis adalah kencing yang tidak di sengaja (mengompol) terjadi pada anak-anak, remaja dan paling banyak pada laki-laki, penyebab secara pasti belum jelas, namun ada bebrapa faktor yangmenyebabkan Enuresis seperti gangguan pada bladder, stres, dan toilet training yang kaku. d) Narkolepsi Merupakan suatu kondisi yang di cirikan oleh keinginan yang tak terkendali untuk tidur, dapat dikatakan pula bahwa Narkolepsi serangan mengantuk yang mendadak sehingga ia dapat tertidur pada setiap saat di mana serangn mengantuk tersebut datang. Penyebabnya secara pasti belum jelas, tetapi di duga terjadi akibat kerusakan genetika sistem saraf pusat di mana periode REM tidak dapat di kendalikan. Serangan narkolepsi dapat menimbulkan bahaya bila terjadi pada waktu mengendarai kendaraan, pekerja yang bekerja pada alat-alat yang berputar-putar atau berada di tepi jurang. e) Night Terrors Adalah mimpi buruk, umumnya terjadi pada anak usia 6 tahun atau lebih, setelah tidur beberapa jam, anak tersebut langsung terjaga dan berteriak, pucat dan ketakutan.

f) Mendengkur Disebabkan oleh adanya rintangan terhadap pengaliran udara di hidung dan mulut. Amandelyang membengkak dan Adenoid dapat menjadi faktor yang turut menyebabkan mendengkur.Pangkal lidah yang menyumbat saluran nafas pada lansia. Otot-otot dibagian belakang mulut mengendur lalu bergetar bila dilewati udara pernafasan. H. PROSES KEPERAWATAN 1. Pengkajian Tidur adalah pengalaman subjektif. Hanya klien yang dapat melaporkan apakah tidurnya cukup dan nyenyak atau tidak. Apabila klien meras puas dengan kuantitas dan kualitas tidur yang dialaminya, hal tersebut dapat dianggap normal. Pengkajian Tidur Kebanyakan individu dapat memberi perkiraan yang akurat dan beralasan tentang pola tidur mereka, terutama jika terjadi suatu perubahan. Salah satu metode yang singkat dan efektif untuk mengkaji kualitas tidur adalah dengan menggunakan sekala analog visual ( Closs, 1988). 2. Diagnosa Gangguan pola tidur sulit tertidur yang berhubungan dengan : Kebisingan lingkungan Nyeri artritis Gangguan pola tidur sering terbangun yang berhubungan dengan : Kekawatiran kehilangan pekerjaan Ketergantungan terhadap obat-obatb barbiturat Resiko cedera yang berhubungan dengan : Serangan berjalan dalam tidur Koping keluaraga tidak efektif ; ketidak mampuan yang berhubungan dengan : Pemahaman pasanagan tentahng narkolepsi Gangguan harga diri yang berhubungan dengan : Terjadinya mengompol Perubahan proses berpikir yang berhubungan dengan : Deprivasi tidur Gangguan pertukaran gas selama tidur yang berhubungan dengan : Perubahan suplai oksigen Pola napas tidak efekti yang berhubungan dengan Obstruksi trakeobronikal 3. Intervensi Anjurkan agar kafein dan alkohol dihilangkan dari diet klien dimalam hari. Minta klien mengikuti ritual tidur naik ke tempat tidur pada jam yang sama setiap malam, meminum segelas susu. Tentukan waktu sebelum klien pergi tidur untu latihan relaksasi yang tenang, mandi, atau latihan relaksasi progresif. Kendalikan sumber-sumber kebisingan dilingkungan dan pastikan bahwa kamar tidur sudah digelapkan dan memiliki ventilasi yang baik.

4.

Implementasi Pengetahuan tentang tanda-tanda serta gejala-gejala susah tidur dan ketidaktenangan dalam tidur menjadi dasara bagi perawat untuk menilai istirahat serta tidur. Perawat lalu beralih kemerencanakan car-cara perawatan sekiranya akan dapat membantu orang yang bersangkutan mengatasi kesulitan tidurnya. Ia memilih langkah-langkah yang diperkirakannya akakn paling dapat diterima oleh penderita. Tindakan kenyamanan untuk meningkatkan tidur : Melakukan tindakan hygiene bagi klien yang tirah baring Menganurka klien untuk memakai pakaian malam yang longgar Singkirkan atau ganti adanya iritan pada kulit klien seperti balutan yang lembab atau selang drainase Posisikan dan topang bagian tubuh yang menggantung untuk melindungin titik tekan dan membantu relaksasi otot. Berikan topi dan kaus kaki untuk klien lansia atau klien yang cenderung kedinginan Anjurkan klien untuk berkemih sebelum tidur Berikan analgesik atau sedatif sekitar 30 menit sebelum tidur Berikan masase tepat sesaat sebelum klien pergi tidur 5. Evaluasi Diantara masalah-masalah yang paling banyak dikemukakan oleh penderita, yang paling menonjol adalah yang menyangkut meringankan rasa sakit dan usaha-usaha untuk dapat tidur dengan mudah. Meskipun penggunaan terapi obat tertentu kadang-kadang tak dapat diletakkan, pemakaian obat-obat tidaklah meniadakan kebutuhan akan pelayanan perawatan yang bermutu tinggi, termaksud langkah-langkah perawatan untuk menambah rasa nyaman serta tidur. Banyaknya obat-obatan yang dijual secara bebas . makanya banyak diantara terbukti tidak membawa manfaat yang lain lagi berbahaya. Menggunkannya tanpa pertimbangan dapat memperlambat pelayanan kedokteran yang sebenarnya diperlukan oleh si penderita. Bersikap hati-hati serta pertimbangan yang matang sangat diperlukan dalam mempergunakan banyak produk-produk ini dan para perawat hendaknya memberikan bantuan kepada penderita. Tindakan Evaluatif Observasi klien 30-60 menit setelah tidur Minta klien melaporkan keberhasilan tertidur dan tetap tidur Minta klien menjelaskan perilaku terjaga saat ditempat kerja atau dirumah pada siang hari. Observasi ekspresi dan perilaku nonverbal pada saat klien terjaga.

BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang di butuhkan semua orang. Setiap individumempunyai kebutuhan istirahat dan tidur yang berbeda. Dengan pola istirahat dan tidur yang baik, benar, dan teratur akan memberikan efek yang baik terhadap kesehatan, yaitu efek fisiologis terhadap sistem syaraf yang di perkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan diantara susunan saraf, serta berefek terhadap struktur tubuh dengan memulihkankesegaran dan fungsi organ tubuh. B. SARAN Setiap individu harus menjaga kecukupan kebutuhan istirahat dan tidurnya sesuai kebutuhannya.Dengan kondisi jiwa dan fisik yang sehat maka dapat melakukan berbagai kegiatan dengan baik.Perawat perlu berupaya membantu pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur klien sesuai dengandengan prosedur yang benar sehingga perawat harus mempunyai, kopetensi yang baik terkaitdengan kebutuhan istirahat dan tidur sehingga pelayanan terhadap klien dapat berjalan dengan baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/62074283/Askep-Kebutuhan-Istirahat-Dan-Tidur, Tawoto dan Wartona. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan,Jakarta: Salemba Madika. Petter & perry, (2005), Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Jakarta, EGC Wolf, Weittel & Fuerst, (1984), Dasar-Dasar Ilmu Keperawatan, Jakarta, PT Gunung Agung Santosa, Budi, (2005-2006), Panduan Diagnose Keperawatan, Prima Medika

You might also like