You are on page 1of 17

2013

Makalah Seni Rupa India

Nama : 1. Risyuni 2. Nurmiati 3. Akmal Shoaling 4. Muh.Try Sandi Nagir 5. Reski Jaladara 6. Ahmad Rifqi Makkasau Kelompok :

Kelas : XII IPA 2 SMA NEGERI 3 SENGKANG 9/1/2013

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga atas rahmat dan hidayahnya kami dapat menyusun sebuah makalah yang bertemakan tentang Seni Rupa India meskipun bentuknya sangat jauh dari kesempurnaan, selanjutnya salawat dan salam kami kirimkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang sebagaimana telah mengangkat derajat manusia dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang. Dalam penulisan makalah, penulis memberikan sejumlah materi yang terkait dengan materi yang disusun secara langkah demi langkah, agar mudah dan cepat dipahami oleh pembaca. Dan penulis juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada para pembina terutama pembina seni atas bimbingannya selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Kami juga mengharapkan agar makalah ini dapat dijadikan pedoman apabila, pembaca melakukan hal yang berkaitan dengan makalah ini, karena apalah gunanya kami membuat makalah ini apabila tidak dimanfaatkan dengan baik. Sebagai manusia biasa tentu kami tidak dapat langsung menyempurnakan makalah ini dengan baik, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembina maupun pembaca.

Sengkang, Januari 2013

Kelompok

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................... DAFTAR ISI.......................................................................................... BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang...................................................................... B.Rumusan Masalah................................................................. C.Tujuan............................................................... .......................... BAB II PEMBAHASAN............................................................................ BAB III PENUTUP A.Kesimpulan...................................................................... ....... B.Saran................................................................................. ... DAFTAR PUSTAKA.................................................................... ........... 14 14 15 1 1 1 2 i ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Globalisasi dan modernisasi telah melanda dunia kita, banyak hal-hal baru bermunculan yang bahkan kita tidak mengetahui jika itu merupakan hal yang baik untuk kita atau tidak. Munculnya hal baru dan kebiasaan yang baru menjadikan kita lupa akan budaya dan sejarah dunia. Salah satu hal yang sering luput dari ingatan kita adalah sejarah dan perkembangan seni rupa, padahal kita menyadari bahwa kita hidup di dunia ini selalu berdampingan dengan rupa entah dimana dan kapan pun kita berada pasti kita membawa serta seni rupa walaupun hanya sedikit. Tuntutan dan pengaruh zaman global secara tidak sadar telah merubah arah dan sikap kita terhadap seni rupa sehingga perlu penyadaran kembali akan penting dan menariknya mengetahui dan mencermati sejarah dan seluk beluk dari seni rupa sehingga walaupun kita berada dalam tengah-tengah globalisasi kita tetap mengembangkan dan menggunakan seni rupa dalam kehidupan sehari-hari dengan menjaga kemurniaan keanekaragamannya. Untuk itulah dalam pembuatan makalah ini kami mengangkat sebuah pembahasan tentang seni yang berkaitan dengan seni rupa di India guna mengingatkan kembali hal hal yang menarik dan bersejarah yang patut kita ketahui. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana sejarah seni rupa di India ? 2. Apa saja seni arsitektur, seni patung, seni lukis yang terdapat di Turki ? C. Tujuan 1. Mengetahui sejarah seni rupa di India 2. Mengetahui seni arsitektur, seni patung, seni lukis yang terdapat di Turki

BAB II PEMBAHASAN
India berasal dari nama salah satu sungai yang ada di jazirah ini yaitu sungai Sindu. Untuk mengetahui penduduk pertama yang mendiami jazirah India sampai saat ini belum dapat diketahui secara pasti. Akan tetapi bila dirujuk lebih awal ke sejarah turunnya manusia ke bumi, maka manusia pertama sebagai nenek moyang manusia, Siti Hawa diturunkan Allah disekitar jazirah India. Begitu juga bila melihat secara geografi maka India dahulunya diyakini bertautan dengan Indonesia dan benua Australia. Hanya saja setelah itu dipisahkan karena pergeseran-pergeseran lempeng bumi dan naiknya air pada masa glacial. Negeri ini telah memiliki taraf kemajuan kebudayaan semenjak 2.300 SM. Bukti kemajuan itu diketahui dari penyelidikan terhadap dua buah kota kuno yaitu Harappa dan Mohenjo-Daro. Dari hasil penyelidikan atas kemajuan kebudayaan India ini ditemukan seni bangunan, kemampuan menulis, gudang-gudang tempat menyimpan makanan, dan tepian tempat mandi. Kemajuan India dalam soal beragamapun juga telah lama sebelum nabi Isa a.s lahir. Dari jazirah ini pula lahir agama Brahmana dan Budha Gautama. Perkembangan sejarah India yang begitu panjang tentu meliputi sejarah kesenian mereka. Khusus tentang sejarah seni rupa India yang diketahui sekarang dan dikaji dimulai pada masa bangsa Arya menyerbu daerah ini sekitar 2.000 1.200 SM. Bangsa Arya ini mendesak penduduk yang telah mendiami India yakni bangsa Drawida. Sejarah perkembangan India selanjutnya dipengaruhi dan diwarnai dengan munculnya kerajaan-kerajaan besar di jazirah ini. Hubungannya dengan luar negeri dan agama juga memberi andil dalam mempengaruhi perkembangan budaya negeri ini. Agama yang dominan mempengaruhi sejarah India adalah Hindu, Budha dan Islam. India yang dimaksud dalam sejarah ini meliputi negara India, Pakistan, Banglades, dan Sri Langka. Tiga negara terahir (Pakistan, Banglades, dan Sri Langka) yang merupakan bahagian dari India sebelumnya kemudian berpisah menjadi negara merdeka.

1. Seni Arsitektur

Gambar : Taj Mahal

Arsitektur India. Taj Mahal di kenal sebagai contoh karya arsitektur muslim India. Selain itu, Taj Mahal dikenang sebagai lambang cinta abadi Kaisar Shan Jahan untuk istrinya Mumtaz Mahal. Taj Mahal merupakan simbol cinta dan hasarat. Taj Mahal dibangun Kaisar Mogul ke lima itu antara tahun 1631-1648 untuk mengenang, Arjuman Bano Begum, atau lebih dikenal sebagai Mumtaz Mahal. Awalnya, Shan Jahan hanya menyebut masjid itu hanya sebagai makam Mumtaz Mahal, namun akhirnya berkembang menjadi Taj Mahal. Taj Mahal jika diterjemahkan berarti "Istana Mahkota", sebuah perluasan dari nama Mumtaz Mahal yang berasal dari Persia.

Mumtaz Mahal meninggal di usia 39 tahun, ketika melahirkan anak ke-14 pada tahun 1631. Kematian Sang Permaisuri ini membuat Sang Raja begitu berduka. Sebelum meninggal, Mumtaz berpesan "ingin dibuatkan makam yang tak pernah disaksikan dunia sebelumnya untuk mengenangnya". Shah Jahan memerintahkan Ustaz Ahmad membentuk bangunan ini. Ustaz Ahmad mengumpulkan 20,000 orang pekerja yang terdiri daripada tukang batu, tukang emas, dan pengukir yang termasyhur dari seluruh dunia.Arsitek yang paling terampil, tatahan

pengrajin, ahli kaligrafi, pemahat batu dan tukang batu datang dari seluruh India dan daerah yang jauh seperti Persia dan Turki. Master tukang batu itu dari Baghdab, seorang ahli dalam membangun kubah ganda dari Persia, dan seorang spesialis tatahan dari Delhi.

Dengan bumbung, kubah dan menara yang diperbuat daripada marmar putih, serta seni mozek yang indah, Taj Mahal merupakan salah satu daripada Tujuh Benda Ajaib di dunia. Sebanyak 43 jenis batu permata, termasuknya berlian, jed, kristal, topaz dan nilam telah digunakan. Pembinaan Taj Mahal menelan masa selama 22 tahun. Bahan bangunan didatangkan dari seluruh India dan Asia Tengah dengan menggunakan 1000 gajah. Dan berdirilah kubah utama setinggi 57 meter.

28 batu-batuan indah dari berbagai wilayah Asia digunakan. Seperti batu pasir merah dari Fatehpur Sikri, jasper dari Punjab, jade dan kristal dari Cina, batu pirus dari Tibet, lapis lazuli dan safir dari Srilanka, batubara dan batu kornelian dari Arab, dan berlian dari Panna. Lantainya pun terbuat dari pualam yang bercahaya dari Makrana, Rajasthan. Tak seperti makam Mughal lainnya, taman Taj Mahal berada di depan makam. Latar belakang Taj Mahal adalah langit, sehingga Taj Mahal terlihat begitu gemerlap dengan warna. Komposisi bentuk dan garisnya pun simetris sempurna.

Taj Mahal menggabungkan bentuk tradisi seni Persia dan seni Mughal awal. Inspirasi khusus datangnya dari Dinasti Timurid dan bangunan Mughal termasuk; Gur-e Amir (makam Timur, pengasas dinasti Mughal, di Samarkand),makam Humayun, Makam Itmad-Ud-Daulah (yang disebut sebagai Bayi Taj), dan Masjid Jama. Sementara bangunan Mughal awal biasanya dibangun dari batu pasir merah, Shah Jahan menganjurkan penggunaan marmar putih dihias dengan batu separa bernilai, dan bangunan di bawah naungannya mencapai tahap kehalusan baru.

2. Seni Patung India

Gambar : Patung Ganesha Perkembangan seni patung India kian terasa pada masa awal masehi. Pada masa ini orang India mulai bersentuhan dengan budaya luar yakni Yunani dan Romawi. Orangorang India belajar cara membuat patung dalam bentuk figur manusia yang lebih ditail pada bangsa Yunani/ Romawi yang telah dulu memvisualisasi dewanya dalam bentuk patung. Pengaruh patung Yunani/ Romawi itu terlihat pada patung-patung pada bagian utara-barat India. Selain sejarah panjang tentang seni patung India baik pada masa Mohenjo-daro maupun dalam masa pengaruh agama Hindu dan Budha yang perlu disimak tersendiri adalah tentang ganesa. Kisah mengenai Ganesa seringkali muncul dalam kitab-kitab Purana. Brown mengatakan, sementara kitab-kitab Purana tidak menyebutkan kapan tepatnya suatu peristiwa terjadi, penuturan kisah hidup Ganesa yang lebih detil ada dalam kitab yang muncul belakangan, sekitar th. 6001300. Yuvraj Krishan mengatakan bahwa mitos mengenai kelahiran Ganesa dan bagaimana ia memperoleh kepala gajah, ada dalam Purana yang digubah dari th. 600 dan seterusnya. Ia meneliti masalah dan mengungkapkan bahwa referensi tentang Ganesa yang terdapat dalam Purana-purana

awal, seperti misalnya Bayupurana dan Brahmandapurana, adalah sisipan di kemudian hari yang dibuat dari abad ke7 sampai abad ke-10. Nama Ganesa pada mulanya adalah Ekadanta (satu gading), merujuk kepada gadingnya yang utuh hanya berjumlah satu, sedangkan yang lainnya patah. Beberapa citra menunjukkan ia sedang membawa patahan gadingnya. Hal penting di balik penampilan khusus ini dikandung dalam kitab Mudgalapurana, yang mengatakan bahwa nama penjelmaan Ganesa yang kedua adalah Ekadanta. Ganesa banyak dipuja saat acara kerohanian maupun kegiatan sehari-hari; khususnya saat mulai berniaga seperti misalnya membeli kendaraan atau memulai bisnis. K.N. Somayaji berkata, "jarang ada rumah (Hindu di India) yang tidak memiliki arca Ganapati. Ganapati, sebagai dewa yang termahsyur di India, dipuja oleh hampir seluruh kasta dan di seluruh penjuru negara". Pemujanya percaya bila Ganesa dibuat senang, ia akan memberi kesuksesan, kemakmuran dan perlindungan terhadap bencana. Ganesa bukan dewa bagi sekte tertentu, dan umat Hindu dari seluruh denominasi memanggil namanya saat memulai persembahyangan, memulai usaha yang penting, dan upacara keagamaan. Penari dan musisi, khususnya di India Selatan, memulai pertunjukkan seni seperti misalnya tari Bharatnatyam dengan terlebih dahulu memuja Ganesa. Mantra-mantra seperti misalnya Om Shri Ganeshya Namah (Om, hormat pada Hyang Ganesa yang mahsyur-mulia) Ganesa (Sanskerta; ganea ) adalah salah satu dewa terkenal dalam agama Hindu dan banyak dipuja oleh umat Hindu, yang memiliki gelar sebagai Dewa pengetahuan dan kecerdasan, Dewa pelindung, Dewa penolak bala/bencana dan Dewa kebijaksanaan. Lukisan dan patungnya banyak ditemukan di berbagai penjuru India; termasuk Nepal, Tibet dan Asia Tenggara. Dalam relief, patung dan lukisan, ia sering digambarkan berkepala gajah, berlengan empat dan berbadan gemuk. Ia dikenal pula dengan nama Ganapati, Winayaka dan Pilleyar. Dalam tradisi pewayangan, ia disebut Bhatara Gana, dan dianggap merupakan salah satu putera Bhatara Guru (Siwa). Berbagai sekte dalam agama Hindu memujanya tanpa mempedulikan golongan. Pemujaan terhadap Ganesa amat luas hingga menjalar ke umat Jaina, Buddha, dan diluar India.

Meskipun ia dikenal memiliki banyak atribut, kepalanya yang berbentuk gajah membuatnya mudah untuk dikenali. Ganesa mahsyur sebagai "Pengusir segala rintangan" dan lebih umum dikenal sebagai "Dewa saat memulai pekerjaan" dan "Dewa segala rintangan" (Wignesa, Wigneswara), "Pelindung seni dan ilmu pengetahuan", dan "Dewa kecerdasan dan kebijaksanaan". Ia dihormati saat memulai suatu upacara dan dipanggil sebagai pelindung/pemantau tulisan saat keperluan menulis dalam upacara Beberapa kitab mengandung anekdot mistis yang dihubungkan dengan kelahirannya dan menjelaskan ciri-cirinya yang tertentu. Ganesa diidentikkan dengan mantra Aum dalam agama Hindu (Simbol: juga dieja 'Om'). Istilah o(ng) kraswarpa (Aum adalah wujudnya), ketika diidentikkan dengan Ganesa, merujuk pada sebuah pemahaman bahwa ia menjelma sebagai bunyi yang utama. Kitab Ganapati Atharwashirsa memberi penjelasan mengenai hubungan ini. Swami Chinmayananda menerjemahkan pernyataan yang relevan berikut ini
(O Hyang Ganapati!) Engkaulah (Tritunggal) Brahma, Wisnu, dan Mahesa. Engkaulah Indra. Engakulah api (Agni) dan udara (Bayu). Engkaulah matahari (Surya) dan bulan (Candrama). Engkaulah Brahman. Engkaulah (tiga dunia) Bhuloka [bumi], Antariksa-loka [luar angkasa], dan Swargaloka [sorga]. Engkaulah Om. (Itu sebagai tanda, bahwa Engkaulah segala hal tersebut).

Beberapa pemuja melihat kesamaan antara lekukan tubuh Ganesa dalam penggambaran umum dengan bentuk simbol Aum dalam aksara Dewanagari dan Tamil. Menurut Kundalini yoga, Ganesa menempati cakra pertama, yang disebut muladhara. Mula berarti "asal, utama"; adhara berarti "dasar, pondasi". Cakra muladhara adalah hal penting yang merupakan manifestasi atau pelebaran pokok-pokok kekuatan ilahi yang terpendam. Hubungan Gansea dengan hal ini juga diterangkan dalam Ganapati Atharwashirsa. Ganesa muncul dalam wujud klasiknya sebagai dewa yang mudah dikenali dengan atribut-atribut yang tergambar dengan baik pada permulaan abad ke-4 sampai abad ke5. Shanti Lal Nagar mengatakan bahwa arca paling awal, yang diketahui sebagai wujud Ganesa ada dalam sebuah ceruk di kuil Siwa di Bhumra, yang ditafsir berasal dari zaman kerajaan Gupta. Pemujaan tersendiri terhadapnya muncul sekitar abad ke-10. Narain

mengikhtisarkan kontroversi antara pemuja Ganesa dan pandangan akademis terhadap perkembangan Ganesa sebagai berikut : Apa yang selama ini tak terduga adalah kemunculan Ganesa yang agak dramatis menurut pandangan sejarah. Pelopornya tak jelas. Keterbukaan dan ketenarannya yang luas, yang melampaui batas mahzab dan teritorial, sungguh menakjubkan. Di satu sisi ada kepercayaan bagi umat yang ortodoks terhadap asal-usul Ganesa dari zaman Weda dan dalam Purana terdapat penjelasan yang membingungkan, namun merupakan mitologi yang cukup menarik. Di sisi lain terdapat keraguan mengenai adanya gagasan dan arca tentang dewa ini sebelum abad keempat sampai kelima Masehi. Buku yang ditulis Thapan tentang perkembangan Ganesa mengandung sebuah bab tentang spekulasi mengenai peran kepala gajah pada zaman awal di India, namun berkesimpulan bahwa, "meski pada abad ke-2 Masehi ada perwujudan yaksa berkepala gajah, itu tidak bisa dianggap menggambarkan Ganapati-Winayaka. Tidak ada bukti mengenai dewa yang disebut memiliki wujud gajah atau berkepala gajah pada permulaan zaman ini. Hubungan dagang dan budaya telah memperluas pengaruh India di Asia Barat dan Tenggara. Ganesa adalah salah satu dari banyaknya dewa-dewi Hindu yang menjamah negeri asing. Ganesa khususnya disembah oleh para pedagang yang pergi ke luar India untuk malakukan hubungan dagang. Periode sekitar abad ke-10 sampai seterusnya ditandai oleh perkembangan jaringan-jaringan baru terhadap hal pertukaran, pembentukan serikat dagang, dan bangkitnya sirkulasi keuangan. Selama masa ini Ganesa menjadi dewa utama yang dikaitkan dengan para pedagang. Tulisan paling awal yang mengandung seruan kepada Ganesa sebelum memanggil dewa-dewi lainnya dikaitkan dengan komunitas rombongan pedagang. Umat Hindu bermigrasi ke nusantara dan membawa budaya mereka termasuk Ganesa. Sehingga arca-arca Ganesa ditemukan di sepanjang wilayah nusantara dalam jumlah yang banyak. Wujud Ganesa didapati dalam kesenian Hindu di Jawa, Bali, dan Kalimantan yang menunjukkan pengaruh regional yang spesifik. Penyebaran budaya Hindu secara perlahan-lahan ke Asia Tenggara telah membuat wujud Ganesa

dimodifikasi di Burma, Kamboja, dan Thailand. Di Vietnam agama Hindu dan Buddha dijalankan dengan berdampingan, dan pengaruh timbal balik bisa dilihat dalam penggambaran Ganesa di wilayah itu. Di Thailand, Kamboja dan di Vietnam, Ganesa terutama dianggap sebagai penyingkir segala rintangan. Bahkan kini oleh umat Buddha di Thailand, Ganesa dihormati sebagai penyingkir segala rintangan, atau dewa keberhasilan. Sebelum kedatangan Islam, Afghanistan memiliki ikatan budaya yang erat dengan India, dan pemujaan terhadap dewa-dewi Hindu maupun Buddha sama-sama dijalankan. Beberapa contoh arca dari abad ke-5 sampai abad ke-7 telah bertahan, mencerminkan bahwa pemujaan Ganesa adalah hal yang populer di wilayah itu. Ganesa muncul dalam agama Buddha Mahayana, tidak hanya dalam wujud dewa Vinyaka dalam agama Buddha, namun juga sebagai wujud raksasa dengan nama yang sama. Citranya muncul dalam arca-arca agama Buddha selama akhir masa kerajaan Gupta. Sebagai dewa Vinyaka dalam agama Buddha, ia seringkali digambarkan sedang menari. Wujud ini, disebut Ntta Ganapati, dan termahsyur di wilayah India Utara, kemudian diadopsi di Nepal, lalu di Tibet. Di Nepal, wujud Ganesa secara Hindu, dikenal sebagai Heramba, sangat terkenal; ia memiliki lima kepala dan menunggangi singa. Penggambaran Ganesa di Tibet menunjukkan pandangan yang bertentangan terhadapnya. Ganapati versi Tibet adalah tshogs bdag. Dalam versi Tibet, Ganesa digambarkan sedang diinjak oleh kaki Mahkla, yaitu dewa bangsa Tibet yang terkenal. Penggambaran lain menampilkan wujudnya sebagai pemusnah segala rintangan, kadangkala dalam wujud sedang menari. Ganesa muncul di Cina dan Jepang dalam wujud yang menampilkan karakter wilayah yang berbeda. Di Cina Utara, ada patung batu dari zaman awal yang dikenal sebagai Ganesa, disertai tulisan yang berangka tahun 531. Di Jepang, pemujaan terhadap Ganesa pertama kali disebutkan pada tahun 806. Sastra agama Jaina (Jainisme) tidak menyebutkan adanya pemujaan terhadap Ganesa. Namun, Ganesa dipuja oleh banyak umat Jaina, muncul sebagai pengambil alih fungsi Kubera. Hubungan Jaina dengan komunitas perdagangan mendukung gagasan bahwa Jainisme mengambil tradisi pemujaan Ganesa sebagai akibat dari hubungan perdagangan. Patung Ganesa tertua versi Jaina ditaksir berasal dari abad ke-9. Sebuah

kitab Jaina dari abad ke-15 memaparkan prosedur untuk memasang citra Ganapati. Citra Ganesa muncul dalam kuil Jaina di Rajasthan dan Gujarat.

3. Seni Lukis India


Sejarah dan perkembangan seni lukis India tidak sedahsat perkembangan seni patung dan arsitekturnya. Data tentang seni lukis India amat terbatas terutama datadata seni lukis masa-masa dinasti yang berkuasa di India. Namun seni lukis India tentulah tetap ada sebagaimana ditemukannya lukisan yang terdapat di gua Ayanta. Seni lukis zaman Ayanta ini merupakan seni lukis yang dianggap menemukan tingkat kemajuan yang tinggi waktu itu. Ada dua tahap perkembangan seni lukis masa ini yakni pertama abad 2 AD dan tahap kedua pada abad ke 5 AD di bawah naungan Vakatakas yang memerintah di Deccan. Karya-karya lukis dibuat dari filosofi yang dalam, yang anggun dan agung. Bila dilihat dari teknik seni lukis moderen maka lukisan sudah sangat maju. Hal ini dapat dilihat sudah adanya pemahaman perspektif yang dapat dilihat pada bagian tiang-tiang.

Gambar : Lukisan Visvantara Jataka, gua 17 abad 5, Ayanta

Objek gambaran adalah adegan dari kehidupan Budha dan Jatakas, cerita orang melahiran. Lukisan ini membawa kita ke keindahan besar dengan sangat halus terhadap makna hidup dan berbagai tahapan realita. Pencari kebenaran yang dilukis pada dinding goa Ayanta, merupakan penggambaran kehidupan roh yang meliputi seluruh dunia.

Lukisan-lukisan di goa Ayanta menjadi sumber inspirasi lukisan-lukisan Budha di seluruh Asia. Disamping itu ditemukan lukisan abad 6 pada hindu Badami dari gua-gua di Karnataka. Lukisan-lukisan terdapat pada semua dinding dan langit-langit goa yang ditutup dengan mural. Lukisan pada abad ke 7 juga dijumpai di Yang Pallava Raja sekarang Tamil Nadu. Tema-tema lukisan memberi ekspresi bergairah dan kemuliaan yang berkaitan dengan Siva. Dalam lukisan di candi Panamalai dan Kailashanatar di Kancheepuram abad ke 10 lukisan-lukisan dengan tema yang sama menjadi simbol kemegahan kaum bangsawan raja-raja Chola.

Gambar : Raja Rajaraja Chola dan Guru Karuvurar Briha deeswara di Candi Tamil Nadu

Ada juga lukisan dari akhir abad ke 9 (Jaina) di gua-gua di Ellora. Para pelukis di sini melanjutkan tradisi lama, tetapi dengan kontribusi dari mereka sendiri. Selain naturalisme dan ide-ide dari warisan Ayanta, angka dan huruf dilukis dengan penggayaaan atau distilirisasi. Corak ini adalah perubahan signifikan yang kemudian tercermin dalam lukisan dan kaligrafi di Indonesia.

Di Kasmir masih kawasan India terdapat corak baru perkembangan lukisan waktu itu. Selain temanya yang tidak saja pengambaran para dewa melainkan juga dewi. Lukisan-lukisan itu sama di berbagai tempat lain yakni terdapat didinding goa. Berbagai tema lukisan jumpai pada masa ini, seperti tentang manusia, kesunyian, dan kebesaran.

Gambar : Lukisan Ramayana

Ini adalah sebuah contoh yang langka dari tradisi kuno mural India berbeda dengan miniatur yang dibuat pada dinding dengan tema-tema lukisan kisah Ramayana. Seni lukis India terutama lukisan didinding yang terdapat di goa, candi, dan kuil juga dapat ditemui di daerah Punjab. Mural dari Punjab mungkin menjadi tahap akhir lukisan dinding di India. Pada lukisan-lukisan terdapat wajah khas dari Punjab. Tema-tema dan caranya yang sangat berakar pada budaya lokal. Ada rasa sepi yang bermartabat, yang terbaik yang muncul dalam lukisan ini.. Lukisan mural ditemukan tersembunyi jauh di candi di tengah-tengah pasar yang sibuk di Amritsar, di kuil di desa seperti Kishankot, Qila Mubarak, dan Qila Androon dalam benteng Patiala. Lukisan-lukisan India terutama yang bertemakan kisah Ramayana banyak mempengaruhi seni lukis Bali corak tradisi. Selain tema lukisan beberapa teknik dan pewarnaan juga banyak dipengaruhi lukisan India. Seni lukis dinding, seni relief

Indonesia juga mendapat pengaruh dari mural India. Sebagaimana diketahui sampai saat ini di Bali masih banyak penganut agama Hindu dan juga beberapa tempat di Jawa. Dari fakta ini maka pantas kesenian India mempengaruhi berbagai kesenian di Indonesia terutama di daerah tersebut.

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Seni rupa memiliki fungsi guna atau pakai, artinya selain sebagai benda yang bernilai seni juga sebagai benda yang indah dan dapat digunakan untuk kepentingan manusia. Seni rupa daerah setempat digunakan untuk tujuan melestarikan nilai-nilai tradisi dan adat dalam proses serta teknik berkarya seni rupa daerah setempat sebagai aset atau kekayaan budaya nasional yang memiliki nilai tinggi. Seni rupa yang terdapat di daerah India ini bangunan-bangunannya yang terbilang unik sehingga dianggap patut untuk dinikmati oleh para wisatawan yang menyukai sesuatu yang berbeda dari lainnya. Seni rupa India dapat kita lihat dari seni arsitektur, seni patung, seni lukis, dan lain-lain. B. SARAN Penanaman pengetahuan mengenai seni semoga dapat memberikan motivasi bagi kita, khususnya generasi muda agar lebih mencintai dan melestarikan hasil karya terdahulu yang tidak bisa dianggap biasa saja. Selain itu kita juga bisa termotivasi untuk berkarya agar nilai nilai tradisi dan adat kita tidak hilang ditelan bumi. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan kesalahan, maka dari itu kami meminta maaf jika ada sesuatu yang mengganjal menurut anda. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat menambah wawasan kita.

You might also like