You are on page 1of 3

Dewi nawang wulan Ceriata rakyat jawa tengah

Al-kisah di pinggir sebuah desa hiduplah seorang janda yang disebut Nyi Randa Tarud. Sebernya di tidak bernama demikian , sebagaimana kebiasaan masyarakat Jawa, karena dia tinggal di desa Tarud dan orang tau mananya maka dia disebut dengan mana desa dimana dia tinggal. Nyi Randa Tarud memepunyai seorang putra dipanggil pula dengan nama JAKA TARUD. Menurut Riwayatnya, Jaka Tarud bukanlah anak kandung anak itu. Dia seorang anak putra Bupati tuban yang bernama yang bernama dewi rasawulan. Jaka tarud diasuh oleh Nyi Randa Tarud sejak masih bayi, dan memang tak memepunyai seorang anak pun dari ketika suaminya masih ada hingga mininggal dunia. Setelah meningkat dewasa, Jaka Tarud telah tumbuh menjadi seorang pemuda tampan .ia gemar sekali berburu binatang dengan sumpitan. Hari itu seperti biasanya, pagi-pagi sekali Jaka Tarud sudah berjalan menyusuri hutan dimana dia sering berburu. Namun sampai setengah harian Jaka Tarud menjelajahi hutan , tak seekor pun buruan tampak. Ketika Jaka Tarud melepas lelah, rasa kecewa membuatnya letih . Tiba-tiba terdengar sayup-sayup beberapa wanita . Dengan raguragu Jaka Tarud beranjak berdiri dan melangkah mencari arah datangnya arah itu. Dan akhirnya jaka tarud tertegun melihat apa yang ada dihadapannya . keempat orang gadis tengah mandi disebuah telaga kecil yang terdapat ditengah-tengah hutan itu. Jaka Tarud keheranan melihat semua itu . semua gadis-gadis itu cantik . apakah peri penungguh hutan? Ataukah mereka Bidadari yang turun dari kayangan? Mungkin juga! pikiran Jaka Tarud. Pemuda itu terus memperhatikan gadis-gadisyang tengah asiknya mandi di air telaga. Tiba-tiba matanya melihat onggokan pakaian yang terletak ditepian telaga. Didalam benaknya timbul keinginan untuk menyembunyikan pakaian itu. Sebernaya Jaka Tarub sendiri tak tahu, punya maksud apa dirinya berbuat demikian? Pikiran nakal itu tiba-tiba muncul di otaknya. Dengan mengendap-endap dia mengambil salah satu dari onggokan pakaian itu. Adik-adik, hari hari segera gelap. Mari kita kembali ke kayangan ! kata salah satu gadis itu tak ada , sadar bahwa seperangkat pakaian mereka telah dicuri orang. Jaka Tarud yang mendengar ucapan mereka itu menjadi yakin dengan dugaannya, bahwa meraka itu adalah Bidadari. Para Bidadari itu segera berpakaian dan siap-siap akan kembali ke kayangan. Tapi salah seorang diantaranya yang merasa kehilanagan pakaiannya menjadi panik. hilang? Bagamana mungkin ? ayo kita cari! kata Bidadari yang lain. Dengan segera ketiga Bidadari itu ikut mencarikan pakaian yang hilang itu. Sementara Jaka Tarud memperhatikan kebingungan keempat putri cantik itu dari balik semak-semak. Hinga akhirnya. oh...... hari sudah sedemikian sore. Kita tak dapat tinggal lebih lama lagi di mayapada. Kita harus cepat-cepat kembali! kata salah satu bidadari itu. tapi...... bagamana dengan adiku? tanaya Nawang Wulan , bidadari yang telah kehilangan pakaiannya. kami tak dapat berbuat apapun, adik..... kau terpaksa kami tinggalkan. Tubuh ketiga bidadari itu melambung ke angkasa, meninggalkan seorang temannya yang ratap kebingungan . jerit dan rintihan Nawang Wulan tak dihiraukan olek tiga temannya yang harus melayang ke angkasa hingga lenyap di balik awan. Nawang wulan hanya bisa menangis menyesali nasidnya, dan kemudian muncullah Jaka Tarud. Mendekatinya. Betapa terkejutnya Nawang Wulan melihat kehadiran

Jaka Tarud . tapi akhirnya denga paksa menceritakan apa yang sudah terjadi, yang sebenarnya sudah tak perlu lagi bagi Jaka Tarud. Karena semuanya telah sudah disaksikan oleh pemuda itu. oh, sungguh malang nasipmu...... aku bermakud menolongmu, kalau kau mau menerimanya, kata Jaka Tarud. Rasanya tak ada jalan lain bagi Nawang Wulan, selain menerima uluran tangan pemuda itu. Maka akhirnya Dewi Nawang Wulan mengikuti Jaka Tarud untuk tinggal di rumah Nyi Janda Tarud. Hari-hari berlalu Jaka Tarud pada akhirnya memperistri dewi Nawang Wulan. Dan tidak sampai berjalan satu tahun Dewi Nawang Wulan melahirkan seorang bayi perempuan yang diberi nama Nawasih. Jaka Tarud Dewi Nawang Wulan hidup dengan bahagia. Tetapi pada suatu hari terjadi peristiwa yang merupakan sebuah permulaan malapetaka. kakang Jaka, aku sedang menanak nasi tolong kau jaga . Nawangsih buang air, aku akan membersikannya ke sungai . dan jangan kau buka tutup kukusan itu ! kata Nawang Wulan berpesan kepada suaminya, yang kemudian melangkah menuju sungai. Sepeninggalan istrinya. Jaka Tarud sedikit terheran dengan pesan itu. Rasa herannya menjadi rasa ingin tahu. Perlahan-lahan dibuka kukusan itu. Alakah terkejutnya Jaka Tarud ketika mengetahui isi dalam kukusan itu, ternya serangkai padi. Jaka Tarud terus dilipti rasa keheranan. Selama ini padi dilumbungnya memang seperti tak berkurang. Mungkin itu sebuanh ilmu yang dibawa istrinya dari kayangan . menanak serangkai padi, cukup dimakan untuk satu keluarga. Pikir jaka tarud Setelah kembali dari sungai, Dewi Nawang Wulan tahu bahwa suaminya telah membuka tutup kukusan itu, ia menjadi terkejut dan marah. Ia menyesal atas kelancangan suaminya, yang telah melanggar pesannya untuk tidak membuka tutup kukusan itu hingga kesaktiannya musnah. sekarang aku harus bekerja keras......! aku harus menumbuk padi ! untuk itu kau harus membuatkan aku peralatan guna menumbuk padi...... kata Dewi Nawang Wulan harus menumbuk padi dengan lesu. Sejak saat itu, Dewi Nawang Wulan harus menumbuk apdi dan menampinya. Jaka Tarud menyesal karena kelancangnya itu istrinya harus bekerja keras. Karena setiap hari harus ditumbuknya, maka padi dalam lumbung biasanya tidak habis dimakan dalam masa sekian belas panen, kini tentu saja cepat menjadi susut. Dan pada suatu hari ketika, ketika Dewi Nawang Wulan mengambil padi dalam lumbung, pandangannya menatap sebuah benda. Benda itu diambilnya dan alangkah terkejutnya ketika ketika ia ketahui benda itu. oh, pakaian ! ini pakaianku yang hilang ketika aku mandi di telaga dalam rimba itu dulu ..... apa kakang jaka yang mengambilnya ? tapi ia pura-pura tak tahu? Dewi Nawang Wulan segera mengenakan pakaian itu. Yang memang pas di tubuhnya. Sementara itu Jaka Tarud tengah terheran-heran, kenapa istrinya demikian lama berada di lumbung padi. Dan lebih heran lagi ketika Dewi Nawang Wulan muncul dengan wujud yang lain. Wujud seorang Bidadari!. kakang Jaka... aku mohon pamit akan kembali ke kayangan !kata Dewi Nawang Wulan tiba-tiba. Jaka Tarud menatap istrinya dengan pandangan kosong. Ia menyadiri apa yang telah terjadi. dewi ..... tunggu dulu ! memang aku salah .... tapi kuminta maafmu! Lagi pula kau harus akan anak kita! kau telah menipuku sekian lama , kakang! Apa kira kakang akan dapat dapat berbuat demikian selamanya ? aku memang tak sampai hati meninggalkan Nawangsi. Tapi...

aku terpaksa,Dewi Nawang Wulan menunduk lesu. namun demikian, aku akan tetap mejalankan kewajibanku, kakang.... anak itu masi belum lepas menyusii padaku, maka setiap malam aku akan datang . kau buatkan dangau dekat pondok kita ini dan taruhlah Nawangsih disana, setia malam aku tak boleh mendekati dangau itu! oh, Nawang Wulan ! apa hal ini tak dapat dibicarakan dengan baik-baik ? Jaka Tarud mencoba menahan istrinya. Dewi Nawang Wulan hanya mengelengkan kepalanya, Ia mengambil Nawangsih yang dalam gendongan Jaka Tarud. Dicium anak itu. Berurai air mata. tidak, kakang..... kodratku adalah sebagai bidadari dan aku harus kembali pada kayangan. Dengan hati teriris jaka tarud menyaksikan istrinya terbang ke angkasa. Dewi Nawang Wulan membalikan tangannya sampai hilang dibalik awan. Setelah kejian itu, Jaka Tarud segera memenuhi permintaan istrinya untuk mendirikan dangau dekat pondoknya. Dan sejenak itu setiap malam dia melihat Dewi Nawang Wulan datang menyusui anaknya dan bercengkerama sampai anak itu tertidur. Demikianlah kisah jaka tarud dan Dewi Nawang Wulan. Ada versi lain dari kisah ini menceritakan bahwa Dewi Nawang Wulan tidak diterima menetap di kayangan sebagai seorang Bidadari, karena sudah menikah dengan manusia dan melahirkan bayi manusia. Dia kemudiann disuruh pergi dan supaya menempati lautan sebelah selatan tanah jawa.Dewi Nawang Wulan menjelma jadi Nyai Roro Kidul. Sampai saat in, kesaktian Nyai Roro Kidul sebagai ratu penguasa lautan salatan masih dipercayai orang. Dan Dewi Nawangsih setelah dewas akhirnya menikah dengan seorang berwarna lembut peteng atau bondan kejawan putra Raja Brawijaya darii Majapahit.

You might also like