You are on page 1of 5

MODUL-5 RASIO PERTUMBUHAN

Tujuan Pembelajaran 1. Mahasiswa mampu menghitung rasio pertumbuhan 2. Mahasiswa mampu menganalisis rasio pertumbuhan, pemakaian system DuPont dan melakukan analisis secara komprehensif Rasio pertumbuhan (growth ratio) mengukur kemampuan perusahaan untuk mempertahankan posisi ekonominya dalam pertumbuhan perekonomian dan industri Rasio pertumbuhannya pada dasarnya dilakukan dengan membandingkan data keuangan secara historis (time series) Analisis terhadap data historis diperlukan untuk melihat trend yang mungkin timbul. Data historis perusahaan sebaiknya juga dibandingkan dengan data historis industri, sehingga diketahui apakah trend perusahaan bergerak relatif lebih baik terhadap trend industri. Contoh: Berdasarkan laporan keuangan perusahaan selama 3 (tiga) tahun buku, diperoleh data sebagai mana disajikan pada Tabel-1 dan Tabel-2 berikut. Tabel-1. Nilai Aset Lancar, Total Aset, Hutang Lancar, Total Hutang, Jumlah Saham Beredar, dan Harga Penutupan Akhir Tahun PT X

NERACA Tahu n 2007 2008 2009 2010 Asset Lancar 790,709,384,00 0 917,809,877,00 0 1,155,290,282, 000 1,678,688,468, 000 Total Asset 1,907,357,328, 000 2,211,213,226, 000 2,585,475,177, 000 3,295,717,307, 000 Hutang Lancar 652,436,849,00 0 796,222,878,00 0 1,073,083,394, 000 1,668,522,004, 000 Total Hutang 717,503,759,00 0 922,774,488,00 0 1,171,406,154, 000 1,670,597,684, 000 # 2,750,000,0 00 2,750,000,0 00 2,750,000,0 00 2,750,000,0 00 Pric e 1,53 0 500 800 1,30 0

11

Analisa Laporan Keuangan Ir. Augustina Kurniasih, ME.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Tabel-2. Penerimaan, HPP, Laba Kotor, dan EPS PT X Tahun 2007-2010


LAPORAN LABA RUGI Tahun 2007 2008 2009 2010 Revenue 527,358,558,000 648,573,117,000 662,062,576,000 773,528,772,000 HPP 292,430,407,000 333,066,072,000 306,350,593,000 352,823,880,000 Gross Profit 234,928,151,000 315,507,045,000 355,711,983,000 420,704,892,000 EPS 40.50 53.75 71.55 100.33

Berdasarkan data pada Tabel-1 dan Tabel-2 di atas dilakukan perhitungan rasio keuangan, sehingga diperoleh informasi sebagai mana disajikan pada Tabel-3 berikut berikut:

Tabel-3. Rasio Likuidtas, Solvabilitas, Aktivitas, Ptofitaiklitas, dan Rasio Pasar PT X Tahun 2007-2010 Tahun 2007 2008 2009 2010 Liquiditas 1.21 1.15 1.08 1.01 RATIO Solvabilitas Aktivitas 0.34 0.28 0.36 0.29 0.42 0.26 0.51 0.23 Profitabilitas 0.21 0.23 0.29 0.34 Pasar 37.78 9.30 11.18 12.96

Berdasarkan

rasio-rasio

di

atas,

dilakukan

perhitungan

untuk

mengetahui

pertumbuhan masing-masing rasio. Hasil perhitungan pertumbuhan tersebut disajikan pada Tabel-4 berikut ini: Tabel-4. Pertumbuhan Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Rasio Pasar PT X Tahun 2008-2010

Tahun Liquiditas Solvabilitas 2008 -0.049 0.053 2009 -0.066 0.153 2010 -0.065 0.220

Aktivitas Profitabilitas 0.061 0.091 -0.127 0.270 -0.083 0.183

Pasar -0.754 0.202 0.159

Selanjutnya, sebagai contoh dilakukan analisis terhadap rasio pertumbuhan likuiditas.

11

Analisa Laporan Keuangan Ir. Augustina Kurniasih, ME.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Berdasar Tabel.-4 diketahui bahwa likuiditas PT X mengalami pertumbuhan negatif, dari tahun ke tahun. Perusahaan perlu mewaspadai hal ini, agar tidak terjadi kondisi illikuid, dimana perusahaan tidak mampu melunasi kewajiban jangka pendeknya. Jika diamati kondisi di tahun terkhir (2010), rasio likuiditas benilai 1,01. Padahal di tahun 2007 bernilai 1,21. Kondisi likuiditas PT X tersebut dapat dibandingkan dengan keadaan industri. Data industri adalah sebagai mana disajikan pada Tabel-5 berikut: Tabel-5. Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Rasio Pasar Industri Tahun 2007-2010 Tahun 2007 2008 2009 2010 Liquiditas 8.332 2.805 2.784 2.629 Solvabilitas Aktivitas Profitabilitas 0.422 0.208 0.231 0.440 0.213 0.454 0.450 0.258 0.187 0.443 0.280 0.654 Pasar 43.240 -33.438 23.367 5.874

Analisi Rasio Komprehensif Rasio komprehensif adalah rasio yang menunjukkan kinerja keuangan secara menyeluruh. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah analisis menggunakan pendekatan DuPont. System DuPont DuPont sekaligus: ROA Profit Margin Perputaran Aktiva ROA = Profit margin x Perputaran aktiva ROA dipengaruhi oleh profit margin dan perputaran aktiva. Agar ROA naik, suatu perusahaan bisa memilih menaikkan profit margin dan mempertahankan perputaran aktiva, atau menaikkan perputaran aktiva dan mempertahankan profit margin, atau dengan cara menaikkan keduanya. mengembangkan analisis yang memisahkan profitabilitas dengan pemanfaatan aset (asset utilization). Analisis ini menghubungkan tiga macam rasio

11

Analisa Laporan Keuangan Ir. Augustina Kurniasih, ME.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Berdasarkan nilai rasio aktivitas dan profitabnil;iats PT X dapat dihitung ROA PT X paa tahun 2007-2010 sebagaimana disajikan pada Tabel-6.

Tabel-6. ROA PT X Tahun 2007-2010 Tahun 2007 2008 2009 2010 Aktivitas 0.28 0.29 0.26 0.23 Profitabilitas 0.21 0.23 0.29 0.34 ROA 0.0577 0.0668 0.0741 0.0804

Berdasarkan

Tabel-6

di

atas,

diketahui

bahwa

kemampuan

perusahaan

menghasilkan laba atas setiap rupiah investasi pada asetnya, terus meningkat dari tahun 2007 hingga 2010. Jika pada tahun 2007 tiap satu rupiah aset menghasilkan laba sebesar 0,05 rupiah, maka pada tahun 2010 tiap satu ruapih aset menghasilkan 0,08 rupiah laba. Peningkatan ROA PT X terutama disebabkan karena meningkatnya kemampuan perusahaan menghasilkan laba (net profit margin perusahaan). Aktivitas PT X sejak tahun 2008 terus menurun. Hal ini juga perlu mendapat perhatian manajemen. Adapun kondisi industri, dalam perhitungan DuPont diketahui datanya sebagai mana disajikan pada Tabel-7 berikut:

Tabel-7 ROA Industri Tahun 2007-2010 Tahun 2007 2008 2009 2010 Aktivitas 0.208 0.213 0.258 0.280 Profitabilitas 0.231 0.454 0.187 0.654 ROA 0.0482 0.0965 0.0481 0.1833

Kinerja industri pada tahun 2007-2010 secara komprehensif (menggunakan pendekatan DuPont) berfluktuasi. Di tahun 2007, ROA industri 4,82%, meningkat menjadi 9,65% di tahun 2008. Tahun 2009 ROA industri turun menjadi 4,81%. Namun di tahun 2010 ROA industri meningkat tajam menjandi 18,33%.

11

Analisa Laporan Keuangan Ir. Augustina Kurniasih, ME.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Memperhatikan data pada Tabel-6 dan Tabel-7 diketahui bahwa pada tahun 2007 dan 2009, kinerja perusahaan lebih baik daripada rata-rata industri. Untuk tahun tahun 2010, kinerja perusahaan relatif jauh di bawah kondisi industri. Manajemen perusahaan perlu melakukan tindakan perbaikan agar kemampuannya menghasilkan laba atas penggunaan asetnya dapat ditingkatkan, sebagaimana dapat dicapai oleh perusahaan-perusahaan sejenis.

11

Analisa Laporan Keuangan Ir. Augustina Kurniasih, ME.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

You might also like